Anda di halaman 1dari 1

a) Oposisi Mutlak

Oposisi mutlak merupakan pertentangan makna secara mutlak. Umpamanya antara


katamenang dan kalah, siang dan malam.

b) Oposisi Kutub

Oposisi kutub merupakan pertentangan makna yang tidak bersifat mutlak, tetapi bersifat gradasi.
Artinya terdapat tingkat-tingkat makna pada kata-kata tersebut. Kata-kata yang beroposisi kutub ini
umumnya adalah kata-kata dari kelas adjektif, seperti besar dan kecil, dalamdan dangkal,
manis dan pahit, panas dan dingin, layu dan segar, mahal dan murah, tebal dantipis, dan
sebagainya.

c) Oposisi Hubungan

Makna kata-kata yang beroposisi hubungan (relasional) ini bersifat saling melengkapi. Artinya,
kehadiran kata yang satu karena ada kata yang lain yang menjadi oposisinya, Tanpa kehadiran
keduanya maka oposisi ini tidak ada. Kata-kata yang beroposisi hubungan ini bisa berupa kata kerja
dan kata benda, seperti kata laki-laki dan perempuan, timur dan barat, bos dan karyawan,
kanan dan kiri, depan dan belakang, pertanyaan dan jawaban, mencari dan menemukan,
gurudan peserta didik, penjual dan pembeli, dokter dan pasien, adik dan kakak,
penuduh dantertuduh, pendakwa dan terdakwa, dan sebagainya.

d) Oposisi Hierarkial

Makna kata-kata yang beroposisi hierarkial ini menyatakan suatu deret jenjang atau tingkatan. Oleh
karena itu, kata-kata yang berupa nama satuan ukuran (berat, panjang, dan isi), nama satuan
hitungan dan penanggalan, nama jenjang kepangkatan, dan sebagainya. Umpamanya,
kata gram dan kilogram, mililiter dan liter, tahun dan abad, wakil dan ketua,puluhan dan ratusan.

e) Oposisi Majemuk

Oposisi majemuk merupakan kata-kata yang beroposisi terhadap lebih dari sebuah kata.
Misalnya, keluarga yang berantonim degan teman, sahabat, kenalan, musuh. Contoh lain
adalahbekerja yang berantonim dengan istirahat, cuti, menganggur, dan tidur. Tidak setiap kata
bahasa Indonesia memiliki antonim atau oposisi.

Anda mungkin juga menyukai