ANTONIMI (Al-Thadhad)
Dosen Pengampu:
Kelompok 7
BSA 7B
Disusun oleh:
JAKARTA
2021
1
A. Pendahuluan
1. Latar belakang
Menurut Mukhtar Umar, bahasa adalah apa yang berkaitan dengan lidah
manusia. Definisi bahasa yang lebih luas sebagai “yang membawa makna”, “segala
sesuatu yang memiliki makna yang berguna”, atau “segala sesuatu yang
menyampaikan makna dari satu pikiran manusia ke pikiran manusia lainnya”. 1
Bahasa sebagai bagian dari fenomena sosial dipengaruhi oleh berbagai kondisi
yang dialami manusia sepanjang hidupnya. Manusia tidak akan mampu
menghentikan perkembangan bahasanya atau membuatnya pada satu kondisi,
karena penuturnya pun tidak dapat dibuat demikian. Karena itu, sebuah bahasa tak
terkecuali bahasa Arab juga tidak akan lepas dari pengaruh bahasa lain. Dalam
kaitannya dengan makna, sering kali kita menemukan adanya hubungan atau relasi
kemaknaan antara satu bahasa dengan bahasa yang lain. Relasi tersebut dapat
memberikan gambaran hubungan makna dan kesejajaran seperti antonim.2
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian antonimi dalam kajian bahasa Arab?
2. Bagaimana pendapat para linguis tentang antonimi?
3. Apa saja sebab-sebab terjadinya antonimi?
B. Pembahasan
1. Pengertian Antonimi
Kata antonim berasal dari bahasa Yunani Kuno yakni dari kata onoma-nama
dan anti = melawan.3 Menurut Kridalaksan, antonimi adalah laksem yang
berpasangan secara antonimi.4 Antonim sering didefinisikan sebagai ungkapan
1 Ahmad Mukhtar Umar, Asasu Ilmi Lughah, (Kairo: Ulumul Kutub, 1419 H – 1998 M), hal. 35
2 Aminuddin, Semantik: Pengantar Studi Tentang Makna. (Bandung: Sinar Baru Algensindo) 2003
3 Abdul Chaer, Pengantar semantik bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 88
4 Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001), hal. 15
2
(biasanya berupa kata, tetapi dapat pula berupa frasa atau kalimat) yang maknanya
dianggap kebalikan dari ungkapan yang lain.
Misalnya, kata ‘panjang’ berantonim dengan kata ‘pendek’. Secara sederhana dapat
dikatakan antonim adalah kata yang maknanya berlawanan.5
Dalam bahasa Arab antonim disebut dengan al-Thadad. Secara bahasa asal kata
al-Thadad adalah ضد, يضد, ضدyang artinya adalah menolak, berlawanan, atau
kontradiksi.6 Para Ahli lingus Arab mendefinisikan bahwasannya al-Thadad
merupakan suatu kata yang menunjukkan pada dua makna yang berlawanan, seperti
pada kata مولىyang bermakna sayyid atau ‘abd, atau kata quru’ قرءyang bermakna
suci atau haidh. Adapun Dr. Amil Badi’ Ya’kub mendefinisikan antonimi dengan
menggunakan satu kata atau dua pengertian yang berlawanan.
5 Mansoer Pateda, Semantik Leksikal, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hal. 207
6 M. Mufid, “Antonim dalam Al-Qur’an dalam Perspektif Ali Al-Khuli (Kajian Semantik dalam surat
Luqman),” An-Nas, vol 2, no 1, 2017, Diakses
7 Mohammad Matsna, Kajian Semantik Arab Klasik Dan Kontemporer, (Jakarta: Kencana, 2016), hal. 33
3
2. Menurut Saeed dan Kholison menyatakan bahwa terdapat lima jenis antonim,
yaitu:
a. Antonim Sederhana yaitu hubungan antara pasangan kata-kata yang positif
dan negatif, biasanya disebut sebagai pasangan komplementar atau
pasangan binary.
8 Mohammad Kholison, Semantik Bahasa Arab Tinjauan Historis, Teoritik dan Aplikatif, (Sidoarjo: Lisan
Arabi, 2016), hal. 233
9 Mohammad Kholison, Semantik Bahasa Arab Tinjauan Historis, Teoritik dan Aplikatif, (Sidoarjo: Lisan
4
b. تضاد عكس/ conversense, adalah antonim yang sifatnya saling melengkapi
antara satu kata dengan kata yang lain.
مولود
c. تضاد متدرج/ Graded antonymy, adalah antonim berupa pasangan kata yang
saling berposisi akan tetapi masih bergradasi, jenjang, atau tingkatan.
Antonim ini berupa nama satuan, ukuran, dll.
10M. Mufid, “Antonim dalam Al-Qur’an dalam Perspektif Ali Al-Khuli (Kajian Semantik dalam surat
Luqman),” An-Nas, vol 2, no 1, 2017, Diakses, hal. 124
5
g. تضاد دائري / cyclic antonymy, adalah kata yang memiliki hubungan
putaran.
Contoh : lawan kata dari hari ‘senin’ adalah ‘selasa’ dan lawan dari ‘musim
kemarau’ adalah ‘musim hujan’.
Menurut Dr. Amil Badi’ Ya’kub ada beberapa penyebab terjadinya antonim,
diantaranya sebagai berikut:
1. Konotasi kata dalam asal penempatannya pada makna umum dimana dua kata
itu berlawanan. Dan sebagian dari mereka mungkin mengabaikan makna yang
menyeluruh ini dengan mingira kata itu semacam kontradiksi.
Contoh: kata ( السدفةPenutup) yang berarti ( الظلمةgelap) dan ( الضوءTerang)
karena asal penutup adalah persembunyian. Jadi, seolah-olah siang ketika
cahaya itu datang dan ketika malam seolah-olah cahaya itu bersembunyi.
2. Transisi kata dari makna aslinya ke makna kiasan lain. Kata itu mungkin bisa
ditempatkan di beberapa orang untuk arti sebenarnya.
Contoh: kata “melihat” untuk orang buta, hitam untuk putih, dan lain
sebagainya.
11M. Mufid, “Antonim dalam Al-Qur’an dalam Perspektif Ali Al-Khuli (Kajian Semantik dalam surat
Luqman),” An-Nas, vol 2, no 1, 2017, Diakses, hal.125
6
3. Mereka bersepakat jika dua kalimat itu berasal dari bentuk shorof yang sama.
Dan dari itu misalnya kalimat (ّ)جمتث, yang mempunyai arti “yang mencabut
sesuatu” dan yang “dicabut”. Dan aslinya isim fail dari (ّجَتِثث( )اجتث
ْ ) ُم, dan isim
maful ()مُجْتَثَث, maka mereka di bentuk dari dua kalimat yang menjadi satu: isim
fail dan isim maful, yang digabungkan. Dan seperti kalimat ( )املُخْتارyang artinya
“yang memilih” atau “yang telah dipilih” dan ( )املبتاعbisa diartikan “penjual”
Seperti lafaz (َ )وَثَبyang dipakai didalam qabilah Khimiar yang berarti
“menolak” tapi menurut qabilah Mudhor berarti “melompat”, dan sama seperti
qabalah qiys yang berarti “cahaya yang redup”. Dan seperti lafaz ( )سجدyang
C. Penutup
1. Kesimpulan
Dalam jenis-jenis antonim yang berasal dari para linguis diantaranya Fromkin
dan dan Radman menyatakan ada tiga antonim, yaitu: Complementary, Gradable,
dan Relation apposoties. Lain halnya dengan Saeed dan Kholison menyebutkan ada
lima antonim yaitu: Antonim sederhana, antonim bertingkat, antonim kebalikan,
antonim konversi, dan antonim taksonomi. Lalu ada Muhammad Ali al-Khuli yang
12 Amil Ba’di Yakub, Fiqh Al-Lughah Al-Arabiyah Wa Khashashiha,(Bairut: Daar Al-Ilmi, 1982), Hal. 183-184
7
menyatakan bahwa ada Sembilan jenis antonim, yaitu: حاد تضاد/ Antonim Binari,
تضاد عكس/ conversense, تضاد متدرج/ Graded antonymy, تضاد عمودي/ vertical
تضاد دائري/ cyclic antonymy, تضاد الرتيب / rank antonymy, dan انتساب تضاد/
affinity antonymy.
8
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. 2003. Semantik: Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung: Sinar Baru
Algensindo
Chaer, Abdul. 2002. Pengantar semantik bahasa Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta.
Kholison, Mohammad. 2016. Semantik Bahasa Arab Tinjauan Historis, Teoritik dan
Aplikatif, Sidoarjo: Lisan Arabi.
Mufid, M. “Antonim dalam Al-Qur’an dalam Perspektif Ali Al-Khuli (Kajian Semantik
dalam surat Luqman),” An-Nas, vol 2, no 1, 2017
https://www.academia.edu/44705270/Jenis_Jenis_dan_Penyebab_Terjadinya_Antonim_Al_T
adhad_
Umar, Ahmad Mukhtar. Asasu Ilmi Lughah, Kairo: Ulumul Kutub, 1419 H – 1998 M.