Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH FIQH LUGHAH

ANTONIMI (Al-Thadhad)

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Fiqh al-Lughah

Dosen Pengampu:

Umi Kulsum, M.A.

Kelompok 7

BSA 7B

Disusun oleh:

Lala Musliha 11180210000179

Nur Ipat Itmawati 11180210000145

Calvin Zainul Assyiqin 11180210000121

BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2021
1
A. Pendahuluan
1. Latar belakang

Menurut Mukhtar Umar, bahasa adalah apa yang berkaitan dengan lidah
manusia. Definisi bahasa yang lebih luas sebagai “yang membawa makna”, “segala
sesuatu yang memiliki makna yang berguna”, atau “segala sesuatu yang
menyampaikan makna dari satu pikiran manusia ke pikiran manusia lainnya”. 1

Bahasa sebagai bagian dari fenomena sosial dipengaruhi oleh berbagai kondisi
yang dialami manusia sepanjang hidupnya. Manusia tidak akan mampu
menghentikan perkembangan bahasanya atau membuatnya pada satu kondisi,
karena penuturnya pun tidak dapat dibuat demikian. Karena itu, sebuah bahasa tak
terkecuali bahasa Arab juga tidak akan lepas dari pengaruh bahasa lain. Dalam
kaitannya dengan makna, sering kali kita menemukan adanya hubungan atau relasi
kemaknaan antara satu bahasa dengan bahasa yang lain. Relasi tersebut dapat
memberikan gambaran hubungan makna dan kesejajaran seperti antonim.2

Seringkali dalam percakapan sehari-hari mendapatkan percakapan yang


bersinggungan atau berlawanan antarkata serta maknanya. Kata-kata yang
berlawanan inilah yang disebut dengan antonim. Dalam antonim ada banyak jenis
antonim menurut tingkatan-tingkatannya yang dipaparkan oleh para linguis dalam
pembahasan yang akan datang.

2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian antonimi dalam kajian bahasa Arab?
2. Bagaimana pendapat para linguis tentang antonimi?
3. Apa saja sebab-sebab terjadinya antonimi?

B. Pembahasan
1. Pengertian Antonimi
Kata antonim berasal dari bahasa Yunani Kuno yakni dari kata onoma-nama
dan anti = melawan.3 Menurut Kridalaksan, antonimi adalah laksem yang
berpasangan secara antonimi.4 Antonim sering didefinisikan sebagai ungkapan

1 Ahmad Mukhtar Umar, Asasu Ilmi Lughah, (Kairo: Ulumul Kutub, 1419 H – 1998 M), hal. 35
2 Aminuddin, Semantik: Pengantar Studi Tentang Makna. (Bandung: Sinar Baru Algensindo) 2003
3 Abdul Chaer, Pengantar semantik bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 88
4 Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001), hal. 15

2
(biasanya berupa kata, tetapi dapat pula berupa frasa atau kalimat) yang maknanya
dianggap kebalikan dari ungkapan yang lain.
Misalnya, kata ‘panjang’ berantonim dengan kata ‘pendek’. Secara sederhana dapat
dikatakan antonim adalah kata yang maknanya berlawanan.5

Dalam bahasa Arab antonim disebut dengan al-Thadad. Secara bahasa asal kata
al-Thadad adalah ‫ ضد‬,‫ يضد‬,‫ ضد‬yang artinya adalah menolak, berlawanan, atau
kontradiksi.6 Para Ahli lingus Arab mendefinisikan bahwasannya al-Thadad
merupakan suatu kata yang menunjukkan pada dua makna yang berlawanan, seperti

pada kata ‫ مولى‬yang bermakna sayyid atau ‘abd, atau kata quru’ ‫ قرء‬yang bermakna

suci atau haidh. Adapun Dr. Amil Badi’ Ya’kub mendefinisikan antonimi dengan
menggunakan satu kata atau dua pengertian yang berlawanan.

2. Antonim Menurut Para Pakar Linguis


1. Menurut Fromkin dan dan Radman dalam Moh. Matsna adalah terdapat tiga
jenis antonim yaitu
a. Complementary: antonim seakan-akan dunia terbelah menjadi dua.

Contoh: ‘kematian’ ( ‫ ) املوت‬berlawanan dengan ‘kehidupan’ (‫) احلياة‬


b. Gradable: antonim bertingkat

Contoh: ‘Besar’ ( ‫ ) كبري‬berlawanan dengan ‘kecil’ ( ‫) صغري‬


c. Relation apposoties: antonim timbal balik

Contoh: ‘Suami’ ( ‫ ) زوج‬berlawanan dengan ‘Istri’ ( ‫) زوجة‬

Sedangkan Moelino menambahkan satu jenis antonim yaitu antonim yang


berhubungan dengan gerak dan arah. 7 Berikut contoh antonim dalam bahasa

Arab: ‘Atas’ ( ‫ ) فوق‬berlawanan dengan ‘Bawah’ ( ‫) حتت‬

5 Mansoer Pateda, Semantik Leksikal, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hal. 207
6 M. Mufid, “Antonim dalam Al-Qur’an dalam Perspektif Ali Al-Khuli (Kajian Semantik dalam surat
Luqman),” An-Nas, vol 2, no 1, 2017, Diakses
7 Mohammad Matsna, Kajian Semantik Arab Klasik Dan Kontemporer, (Jakarta: Kencana, 2016), hal. 33

3
2. Menurut Saeed dan Kholison menyatakan bahwa terdapat lima jenis antonim,
yaitu:
a. Antonim Sederhana yaitu hubungan antara pasangan kata-kata yang positif
dan negatif, biasanya disebut sebagai pasangan komplementar atau
pasangan binary.

Contoh : ‘kematian’ ( ‫ ) املوت‬berlawanan dengan ‘kehidupan’ (‫) احلياة‬,


‘hitam’ berlawanan dengan ‘putih’
b. Antonim Bertingkat yaitu hubungan antara oposisi yang jika salah satunya
positif, maka yang lainnya tidak harus negatif

Contoh : ‘Panas’ ( ‫ ) احلر‬berlawanan dengan ‘Dingin’ ( ‫) البارد‬


c. Antonim Kebalikan ( reverse ) yaitu relasi yang menunjukkan Gerakan arah
yang berlawanan
Contoh : ‘Dorong’ (Push) berlawanan dengan ‘Tarik’ (pull)
d. Antonim Konversi (convers) yaitu hubungan antara dua entitas dari sudut
pandang yang berganti
Contoh : ‘Pekerja’ (employer) berlawanan dengan ‘Pemberi kerja’ ( employer)
e. Antonim Taksonomi ( taxonomic ) yaitu hubungan antara kata-kata dalam
sistem klasifikasi

Contoh : ‘Merah’ ( ‫ ) أمحر‬berlawanan dengan ‘Biru’ ( ‫ ) أزرق‬8


3. Menurut Muhammad Ali al-Khuli antonim terbagi menjadi Sembilan jenis9 ,
yaitu:

a. ‫تضاد حاد‬ / Antonim Binari : antonim jenis ini menutup adanya

kemungkinan oposisi lain secara mutlak.

Contoh : ‘Hidup’ ‫ حي‬berlawanan dengan kata ‘mati’ ‫ميت‬

8 Mohammad Kholison, Semantik Bahasa Arab Tinjauan Historis, Teoritik dan Aplikatif, (Sidoarjo: Lisan
Arabi, 2016), hal. 233
9 Mohammad Kholison, Semantik Bahasa Arab Tinjauan Historis, Teoritik dan Aplikatif, (Sidoarjo: Lisan

Arabi, 2016), hal. 233-242

4
b. ‫ تضاد عكس‬/ conversense, adalah antonim yang sifatnya saling melengkapi
antara satu kata dengan kata yang lain.

Contoh : ‘Membeli’ ‫اشترى‬ berlawanan dengan ‘Menjual’ ‫باع‬, ‘Wanita

yang sudah melahirkan’ ‫ والدة‬berlawanan dengan ‘Anak yang dilahirkan

‫مولود‬
c. ‫ تضاد متدرج‬/ Graded antonymy, adalah antonim berupa pasangan kata yang
saling berposisi akan tetapi masih bergradasi, jenjang, atau tingkatan.
Antonim ini berupa nama satuan, ukuran, dll.

Contoh : ‘Mudah’ ‫ سهل‬berlawanan dengan ‘sulit’ ‫ صعب‬, tetapi antonim


ini masih memiliki tingkatannya lagi yaitu ‘ sangat mudah’ berlawanan
dengan ‘agak mudah’.

d. ‫ تضاد عمودي‬/ vertical antonymy, yaitu pasangan kata yang menunjukkan


dua arah yang vertikal (menyamping) tidak lurus.

Contoh : ‘Utara’ ‫ مشال‬berlawanan dengan ‘Timur’ ‫شرق‬

e. ‫تضاد امتدادي‬ / extensional antonymy, adalah jika pasangan katanya

menunjukkan dua arah yang bersifat ekstensional (garis lurus).

Contoh : ‘Utara’ ‫ شمال‬berlawanan dengan ‘Selatan’ ‫جنوب‬, ‘Depan’ ‫امام‬

berlawanan dengan ‘Belakang’ ‫ ورء‬.

f. ‫ تضاد جزئي‬/ Antonim bagian, adalah kata yang saling berlawanannya

merupakan bagian dari katanya.

Contoh : ‘Buku’ ‫ كتاب‬berlawanan dengan ‘Sampul’ ‫ غالق‬10

10M. Mufid, “Antonim dalam Al-Qur’an dalam Perspektif Ali Al-Khuli (Kajian Semantik dalam surat
Luqman),” An-Nas, vol 2, no 1, 2017, Diakses, hal. 124

5
g. ‫تضاد دائري‬ / cyclic antonymy, adalah kata yang memiliki hubungan

putaran.
Contoh : lawan kata dari hari ‘senin’ adalah ‘selasa’ dan lawan dari ‘musim
kemarau’ adalah ‘musim hujan’.

h. ‫تضاد الرتيب‬ / rank antonymy, adalah jika antonimnya berengking untuk

memahaminya lihat kata berikut: ‫ مشير‬jendral besar, ‫ فريق اول‬jendral, ‫فريق‬

letnan jendral, ‫ لواء‬mayor. Dari beberapa kata diatas menunjukkan lawan


kata akan masih dalam tataran kepangkatan militer. Karena masih dalam
satu tataran, maka antonim ini dinamakan rank antonymy.

i. ‫تضاد انتساب‬ / affinity antonymy, adalah kata yang berantonimnya

merupakan kelompok dari jenis yang sama.

Contoh : ‘Pisang’ ‫ موز‬berlawanan dengan ‘Apel’ ‫ تفاح‬11


3. Penyebab Terjadinya Antonim

Menurut Dr. Amil Badi’ Ya’kub ada beberapa penyebab terjadinya antonim,
diantaranya sebagai berikut:

1. Konotasi kata dalam asal penempatannya pada makna umum dimana dua kata
itu berlawanan. Dan sebagian dari mereka mungkin mengabaikan makna yang
menyeluruh ini dengan mingira kata itu semacam kontradiksi.
Contoh: kata ‫( السدفة‬Penutup) yang berarti ‫( الظلمة‬gelap) dan ‫( الضوء‬Terang)
karena asal penutup adalah persembunyian. Jadi, seolah-olah siang ketika
cahaya itu datang dan ketika malam seolah-olah cahaya itu bersembunyi.
2. Transisi kata dari makna aslinya ke makna kiasan lain. Kata itu mungkin bisa
ditempatkan di beberapa orang untuk arti sebenarnya.
Contoh: kata “melihat” untuk orang buta, hitam untuk putih, dan lain
sebagainya.

11M. Mufid, “Antonim dalam Al-Qur’an dalam Perspektif Ali Al-Khuli (Kajian Semantik dalam surat
Luqman),” An-Nas, vol 2, no 1, 2017, Diakses, hal.125

6
3. Mereka bersepakat jika dua kalimat itu berasal dari bentuk shorof yang sama.

Dan dari itu misalnya kalimat (ّ‫)جمتث‬, yang mempunyai arti “yang mencabut

sesuatu” dan yang “dicabut”. Dan aslinya isim fail dari (ّ‫جَتِثث( )اجتث‬
ْ ‫) ُم‬, dan isim

maful (‫)مُجْتَثَث‬, maka mereka di bentuk dari dua kalimat yang menjadi satu: isim

fail dan isim maful, yang digabungkan. Dan seperti kalimat (‫ )املُخْتار‬yang artinya

“yang memilih” atau “yang telah dipilih” dan (‫ )املبتاع‬bisa diartikan “penjual”

dan “yang menjual” dsb.


4. Ada perbedaan pendapat dalam Bahasa arab dalam penggunaan lafaz-lafaz.

Seperti lafaz (َ‫ )وَثَب‬yang dipakai didalam qabilah Khimiar yang berarti

“menolak” tapi menurut qabilah Mudhor berarti “melompat”, dan sama seperti

lafaz (‫ )طفر‬yang menurut qabalah tamim berarti “kegelapan”, dan menurut

qabalah qiys yang berarti “cahaya yang redup”. Dan seperti lafaz (‫ )سجد‬yang

artinya “meletakan jidat diatas tanah” menurut qabilah thi’.12

C. Penutup
1. Kesimpulan

Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat disimpulkan bahwasannya antonim


dalam bahasa Arab disebut dengan al-Thadad. Al-Thadad ini didefinisikan sebagai
suatu kata yang menunjukkan dua makna yang berlawanan.

Dalam jenis-jenis antonim yang berasal dari para linguis diantaranya Fromkin
dan dan Radman menyatakan ada tiga antonim, yaitu: Complementary, Gradable,
dan Relation apposoties. Lain halnya dengan Saeed dan Kholison menyebutkan ada
lima antonim yaitu: Antonim sederhana, antonim bertingkat, antonim kebalikan,
antonim konversi, dan antonim taksonomi. Lalu ada Muhammad Ali al-Khuli yang

12 Amil Ba’di Yakub, Fiqh Al-Lughah Al-Arabiyah Wa Khashashiha,(Bairut: Daar Al-Ilmi, 1982), Hal. 183-184

7
menyatakan bahwa ada Sembilan jenis antonim, yaitu: ‫حاد‬ ‫ تضاد‬/ Antonim Binari,

‫ تضاد عكس‬/ conversense, ‫ تضاد متدرج‬/ Graded antonymy, ‫ تضاد عمودي‬/ vertical

antonymy, ‫تضاد امتدادي‬ / extensional antonymy, ‫ تضاد جزئي‬/ Antonim bagian,

‫ تضاد دائري‬/ cyclic antonymy, ‫تضاد الرتيب‬ / rank antonymy, dan ‫انتساب‬ ‫ تضاد‬/
affinity antonymy.

8
DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 2003. Semantik: Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung: Sinar Baru
Algensindo

Ba’di Yakub, Amil. 1982. Fiqh Al-Lughah Al-Arabiyah Wa Khashashiha. Bairut:


Daar Al-Ilmi

Chaer, Abdul. 2002. Pengantar semantik bahasa Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta.

Kholison, Mohammad. 2016. Semantik Bahasa Arab Tinjauan Historis, Teoritik dan
Aplikatif, Sidoarjo: Lisan Arabi.

Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik,. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.


Matsna, Mohammad. 2016. Kajian Semantik Arab Klasik Dan Kontemporer, (Jakarta:
Kencana.

Mufid, M. “Antonim dalam Al-Qur’an dalam Perspektif Ali Al-Khuli (Kajian Semantik
dalam surat Luqman),” An-Nas, vol 2, no 1, 2017

https://www.academia.edu/44705270/Jenis_Jenis_dan_Penyebab_Terjadinya_Antonim_Al_T
adhad_

Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta.

Umar, Ahmad Mukhtar. Asasu Ilmi Lughah, Kairo: Ulumul Kutub, 1419 H – 1998 M.

Anda mungkin juga menyukai