Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

OPOSISI

Dosen Pengampu:

Ners. Romy suwahyu ,M.kep

Disusun oleh :

Dwi Alifiyah (2231020016)

Ghofar Fatur Rachman (2231020026)

STUDI AGAMA AGAMA


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS RADEN INTAN LAMPUNG
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
nya, saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “OPOSISI“ dengan
tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Hadits. selain
itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang Hadits bagi para
pembaca dan juga bagi saya.

Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ners. Romy suwahyu


,M.kep selaku dosen mata kuliah Ilmu Mantiq. Saya menyadari makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 04 November 2023

Penulis

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. II


DAFTAR ISI........................................................................................................... III
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... IV
1) Latar Belakang ............................................................................................ IV
B. Rumusan Masalah....................................................................................... IV
C. Tujuan Pembahasan..................................................................................... IV
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................1
A. Definisi Oposisi ..............................................................................................1
B. Macam-macam Oposisi......................................................................................1
C. Macam-macam hubungan logika .......................................................................5
BAB III PENUTUP..................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................8

III
BAB I
PENDAHULUAN
1) Latar Belakang
Logika adalah cabang dari ilmu filsafat yang mempelajari asas-asas
dan aturan-aturan penalaran agar dapat dihasilkan pengetahuan atau
kebenaran. Logika adalah ilmu yang mempelajari metode dan hukum-
hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dan
penalaran yang salah. Logika lahir dari pemikiran-pemikiran Yunani yaitu
Aristoteles.
Dalam logika ini kita akan mempelajari bab tentang oposisi yang
dalam logika diartikan dengan pertentangan antara dua pernyataan atas
dasar pengolahan masalah yang sama. Yang mana hubungan di dalamnya
terkandung benar dan salah terhadap dua pernyataan yang diperbandingkan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Oposii ?
2. Apa saja macam-macam Oposisi?
3. Apa saja macam-macam hubungan logika?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetehui Pengertian Oposisi.
2. Untuk Mengetahui hubungan logika dengan Oposisi.

IV
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Oposisi

Oposisi adalah pertentangan antara dua pernyataan atas dasar


pengolahan term yang sama. Hubungan di dalamnya terkandung benar atau
salah terhadap dua pernyataan yang diperbandingkan. Adapun dua
pernyataan yang diperbandingkan atau dihubungkan itu dapat juga
keduanya berbentuk pernyataan yang terdiri dari satu term, dan dapat juga
keduanya berbentuk pernyataan yang terdiri dari dua term sebagai subyek
dan predikat. Adanya pernyataan ini oposisi dibedakan menjadi dua yaitu,
oposisi satu term (oposisi sederhana) dan oposisi dua term (oposisi
kompleks).

B. Macam-macam Oposisi
Oposisi dibedakan menjadi 2 macam yaitu oposisi satu term dan
oposisi dua term.
1. Oposisi sederhana
Oposisi yang hubungan logis antara dua pernyataan tunggal atas
dasar term yang sama. Tetapi perbedaan dalam kualitas dan
kuantitas. Term satusatunya disini yang merupakan predikat.
Contoh: semuanya adalah korupsi.
Ada sebagian yang tidak korupsi.
Kata korupsi sebagai predikat yang tidak mempunyai term sebagai
subyek yang saling dihubungkan secara logis dengan bentuk pernyataan
yang berbeda. Namun, berbeda kualitas dan kuantitas. oposisi sederhana
dibedakan menjadi empat macam, yaitu: Oposisi kontraris, oposisi sub
kontraris, oposisi kontradiktoris, dan oposisi subalternasi.

1
a) Oposisi Kontraris
Oposisi kontraris yaitu pertentangan antara dua penyataan
universal atas dasar satu term yang sama. Tetapi berbeda
kualitasnya.
Hukumnya:
➢ Bila pernyataan yang satu benar, yang lain pasti salah.
➢ Bila pernyataan yang satu salah, maka yang lain dapat
juga benar dan dapat juga salah.
Contoh : semuanya adalah korupsi
Semuanya tidak ada yang korupsi
b) Oposisi sub kontraris
Oposisi yang hubungan anara dua proposisi khusus yang
subjek dan predikatnya sama tetapi kualitasnya berbeda.
Hukumnya :
➢ Bila pernyataan yang satu salah maka yang lain dapat
diakui benar.
➢ Bila pernyataan yang satu benar maka yang lain dapat
benar dan dapat juga salah.
Comtoh : sebagian adalah sarjana
Hukum Sebagian bukan sarjana Hukum
c) Oposisi kontraditoris
Oposisi dimana yang satu menyangkal apa yang diakui oleh
orang lain. Atau ciri dari oposisi ini ialah tidak mungkin
keduanya benar atau keduanya salah.
Contoh : : Semua manusia terpelajar
Beberapa manusia tidak terpelajar
d) Oposisi subaltenasi
Oposisi yang hubungannya terdapat antara dua proposisi
yang subyek dan predikatnya sama, tetapi kuantitasnya
berbeda. Subaltenasi ini mempunyai tiga ciri:
➢ Bisa benar dan lainnya salah

2
➢ Bisa sama-sama benar
➢ Bisa sama-sama salah
Contoh: Semua adalah pemberontak
Ada sebagian yang memeberontak
2. Oposisi kompleks
Oposisi yang hubungan logis antara dua pernyataan atas dasar dua
term yang sama sebagai subyek dan predikat, tetapi berbeda dalam
kuantitas atau kualitasnya atau berbeda kedua-duanya.
Contoh: Semua peserta bimbingan tes di Malang ingin masuk
Perguruan Tinggi
Ada peserta bimbingan tes di Malang yang tidak ingin masuk
Perguruan Tinggi Negeri
Oposisi kompleks dibagi menjadi tiga menjadi tiga macam,
yaitu: Oposisi parallel, oposisi kontradiktoris, oposisi eksklusif.
1) Oposisi Paralel
Hubungan antara dua pernyataan particular dengan
dua term yang sama tapi berbeda dalam kualitasnya. Di
dalam pertentangan dua pernyataan particular ini, objek dari
kedua pernyataan itu adalah satu himpunan yang dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu yang satu dengan predikat
positif dan yang lain dengan predikat negatif. Oleh karena
itu pernyataan yang satu mengandalkan adanya pernyataan
yang lain.
Hukumnya : kebenaran bagi yang satu berarti
kebenaran bagi yang lain, demikian juga kesalahan bagi
yang satu berarti kesalahan yang lain.
Contoh: ada sebgaian pejabat pemerintah Ada
sebagian pejabat pemerintah yang tidak korupsi.
2) Oposisi kontraditoris
pertentangan antara dua pernyataan kategoris dengan term
yang sama. Namun, berbeda kuantitas dan kualitasnya.

3
Oposisi ini sama dengan oposisi kontraditoris dalam oposisi
sederhana. Hukumnya: Benar bagi yang satu berarti salah
bagi yang lain. Demikian sebaliknya.
Contoh : Semua Bangsa Indonesia berketuhanan Yang Maha
Esa Ada Bangsa Indonesia yang tidak berketuhanan Yang
Maha Esa
3) Oposisi eksklusif
pertentangan antara dua pernyatan universal kategoris yang
kualitasnya berbeda, atas pertentangan dua pernyataan yang
kualitas sama tapi berbeda kuantitas.
Hukumnya: kebenaran bagi yang satu berarti kesalahan bagi
yang lain. Namun, kedua-duanya dapat juga salah.
Contohnya : Semua jaksa adalah sarjana Hukum
Sebagian jaksa adalah sarjana Hukum
Dalam oposisi kompleks tedapat juga negasi kontradiksi dan
penyimpulan implikasi.
Negasi kontradiksi
Negasi kontradiksi adalah dua pernyataan yang kontradiksi nya jika
salah satu diingkari akan mewujudkan suatu persamaan arti. Negasi
kontardiksi yakni penyimpulan langsung dengan jalan menegasikan suatu
pernyataan yang berbeda kualitasnya.
Contoh: Setiap warga Negara mempunyai kedudukan sama dalam bidang
hukum dan pemerintahan.
Penyimpulan implikasi
Penyimpulan implikasi adalah keseluruhan yang mempunyai sifat
tertentu maka bagian dari keseluruhan itu juga mempunyai sifat tersebut dan
jika mengingkari maka bagiannya pun mengingkari.
Contoh: Jika “semua peserta ujian matematika dapat nilai baik “maka”,
sebagian dari peserta ujian matematika dapat nilai bagus”.
Perlu diingat, penyimpulan ini bukan untuk dipertentangkan
sebagaimana oposisi eksklusif tetapi bagian dari simpulan keseluruhan.

4
C. Macam-macam hubungan logika
a. Hubungan Independen (tak bertautan)
Hubungan independen adalah dua pernyataan mempunyai hunungan
independen yang di mana keduanya menunjukkan permasalahan
yang terpisah.
Contoh: Kuda sumbawa kuat-kuat
Pohon asam berakar tunggang.
Hubungan independen mempunyai hukum: benar salahnya
pernyataan pertama tidak dapat dipakai menentukan benar salahnya
pernyataan yang lain
b. Hubungan Ekuivalen (persamaan)
Hubungan ekuivalen adalah dua pernyataan yang mempunyai
hubungan ekuivalen yang di mana keduanya mempunyai makna
yang sama.
Contoh: Sebagian cendekiawan menjadi menteri.
Sebagian cendekiawan bukan tak menjadi Menteri.
Hubungan ekuivalen mempunyai hukum: benar salahnya pernyataan
yang satu menentukan benar salahnya pernyataan yang lain.
Maksudnya jika pernyataan yang satu benar maka benar juga
pernyataan yang lain dan pernyataan yang satu salah maka yang lain
mengikuti juga.
c. Hubungan Kontradiktori (persamaan)
Hubungan kontradiktori terdapat antara dua proporsisi kuantitas dan
kualitasnya, misalnya: semua manusia hitam, beberapa manusia
tidak hitam.
Hukumnya: jika yang satu salah maka yang lain harus benar, dan
jika yang satu benar maka yang lain harus salah, tidak mungkin
benar keduanya atau salah keduanya.
d. Hubungan kontrari (perlawanan)

5
Hubungan kontrari adalah dua pernyataan yang mempunyai
hubungan kontrari yang mana term subjek dan predikat kedua
pernyataan itu sama, kuantitasnya sama-sama universal tetap
berbeda dalam kualitas.
Contoh : Semua politikus curang.
Semua politikus tidak curang.
Hukumnya: jika salah satu pernyataan harus salah dan bisa salah
keduanya.
e. Hubungan sub-kontrari (setengah perlawanan)
Sub-kontrari adalah dua pernyataan yang mempunyai hubungan
kontari yang di mana term subjek dan predikat pernyataan itu sama,
kuantitasnya sama-sama particular berbeda dalam kualitas.
Contoh : Sebagian pedagang kikir.
Sebagian pedagang tidak kikir.
Hukumnya: salah satu pernyataan harus benar dan bisa benar
keduanya.
f. Hubungan implikasi (mencakup)
Hubungan implikasi adalah dua pernyataan yang mempunyai
hubungan implikasi yang di mana term subjek dan predikat
pernyataan itu sama dalam kualitas tetapi berbeda dalam kuantitas.
Contoh : Semua mahasiswa komplek setia budi rajin
Sebagian mahasiswa komplek setia budi rajin.
Hukumnya: bisa benar keduanya, salah keduanya atau satu benar
satu salah.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Oposisi adalah pertentangan antara dua pernyataan atas dasar
pengolahan term yang sama. Pertentangan disini diartikan juga dengan
hubungan logis, yaitu hubungan yang di dalamnya terkandung adanya suatu
penilaian benar atau salah terhadap dua pernyataan yang diperbandingkan.
oposisi memiliki dua macam yaitu, oposisi sederhana dan kompleks.
Oposisi sederhana dibedakan menjadi empat macam, yaitu: Oposisi
kontraris, oposisi sub kontraris, oposisi kontradiktoris, dan oposisi
subalternasi. Sedangkan oposisi kompleks memiliki tiga mcam yaitu,
oposisi pararel, oposisi kontraditoris, oposisi eksklusif, negasi kontradiksi,
dan penyimpulan implikasi. Logika sendiri mempunyai macam-macam
hubungan yaitu, hubungan independent, hubungan ekuivalen, hubungan
kontardiktoro, hubungan kontrari, hubungan sub-kontrari, dan hubungan
implikasi.
B. Saran
Dalam makalah ini tentunya ada banyak sekali koreksi dari para
pembaca, karena kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna.
Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca yang dengan itu semua kami harapkan makalah ini akan
menjadi lebih baik lagi.

7
DAFTAR PUSTAKA

Burhan, M. P. ( 2010). Pengantar Logika Tradisional. Bandung: banicipta.

Molan, B. (2014). Logika (Ilmu dan Seni Berpikir Kritis),. Jakarta: Pt Indeks.

Mundiri, H. (2009). Logika. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Noor, M. B. (1996). Logika Praktis. Yogyakarta: Liberty.

Sommer, M. (1986). Logika . Bandung: Alumni.

Anda mungkin juga menyukai