DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. AL ZHIRA SYAHFANA PUTRI 2013363001
2. EUGINA GOK ASI TRI BR NAIBORHU 2013363005
3. GRACIA ANGELICA L SIMATUPANG 2013363009
4. LATIFAH HANUM 2013363013
5. MUHAMMAD RIZKI FADILLAH 2013363017
6. SAFRIYANI SIREGAR 2013363022
7. VIOLA AULIA 2013363025
8. ATIKA NOFIA SIHOMBING 2013363032
9. WULAN DARI 2013363033
Rekam medis dalam pelaksanaannya tidak lepas dari media sebagai tempat menyimpan
atau menuliskan hasil sebagai bukti dan dokumen pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada pasien, seperti tertuang dalam PERMENKES 269/PER/III/2008 tentang Rekam
Medis dalam Pasal 1 ayat (1) Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan
dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, paengobatan, tindakan dan pelayanan lain
yang telah diberikan kepada pasien. Selanjutnya pada Pasal 1 ayat (6) yang dimaksud
dengan catatan adalah tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi tentang segala
tindakan yang dilakukan kepada pasien dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan. Selain
itu, pada Pasal 1 ayat (7) dijelaskan bahwa dokumen adalah catatan dokter, dokter gigi,
dan/atau tenaga kesehatan tertentu, laporan hasil pemeriksaan penunjang, catatan observasi
dan pengobatan harian dan semua rekaman, baik berupa foto radiologi, gambar pencitraan
(imaging), dan rekam elektronik. Pada pasal 2 ayat (1) dijelaskan bahwa Rekam Medis harus
dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas atau secara elektronik. Pasal 5 ayat (1) setiap dokter
atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran, wajib membuat rekam medis.
Pasal 5 ayat (2) rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibuat dibuat
segera dan dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan, Pasal 5 ayat (3) pembuatan rekam
medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan melalui pencatatan dan
pendokumentasian hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien, Pasal 5 ayat (4) setiap pencatatan ke dalam rekam medis harus
dibubuhi nama, waktu dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu
yang memberikan pelayanan kesehatan secara langsung, Pasal 5 ayat (5) dalam hal terjadi
kesalahan dalam melakukan pencatatan pada rekam medis dapat dilakukan pembetulan, Pasal
5 ayat (6) pembetulan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) hanya dapat dilakukan dengan
cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan dan dibubuhi paraf dokter,
dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang bersangkutan.
Hanya formulir yang disetujui oleh komite rekam medis yang boleh dimasukkan
dalam rekam medis.
Hal yang harus diperhatikan dalam merancang folder atau sampul rekam medis yaitu:
Semua rekam medis seharusnya disimpan dalam folder rekam medis. Folder
sebaiknya terbuat dari kertas yang lebih tebal misalnya kertas manila.
Folder rekam medis sebaiknya disimpan " on their spine " , pada bagian lidah
folder yaitu bagian dari folder yang memiliki bagian yang lebih menonjol ke arah
luar dibandingkan bagian yang lain sehingga nomor rekam medis jelas terlihat
oleh petugas filing.
Setiap sarana pelayanan kesehatan seharusnya menganggarkan pembelian
perlengkapan rekam medis setiap tahun.
Selain itu pada setiap folder rekam medis seharusnya tercantum: nama pasien;
nomor rekam medis; dan tahun kunjungan terakhir.
a. Kelemahan dan kelebihan Rekam Kesehatan Barbasis Kertas
Media kertas merupakan media yang umum digunakan untuk mencatat hasil
pelayanan kesehatan di sarana pelayanan kesehatan karena dinilai lebih praktis dalam hal
pengisian. Namun rekam kesehatan memiliki kelemahan yaitu :
1. Dengan menggunakan kertas maka komunikasi antar pemberi pelayanan kesehatan
akan memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan menggunakan
elektronik.
2. Rekam kesehatan kertas sulit mempunyai data yang mutakhir karena rekam kesehatan
yang aktif dimiliki pasien yang sering berpindah dari satu fasilitas ke fasilitas lain.
Sedangkan tenaga kesehatan tidak mempunyai banyak waktu.
3. Sifat kertas yang mudah robek, rentan terhadap minyak, mudah terbakar serta mudah
lusuh akan menyulitkan petugas.
a. Pengertian DRM berbasis komputer menurut National Alliance for Health Information
Technology
1. Electronic Medical Record (EMR): An electronic record of health-related information
on an individual that can be created, gathered, managed, and consulted by authorized
clinicians and staff within one health care organization. Catatan elektronik tentang
informasi yang berkaitan dengan kesehatan pada individu yang dibuat, dikumpulkan,
dikelola, dan dikonsultasikan oleh dokter dan staf yang berwenang dalam satu
organisasi perawatan kesehatan.
2. Electronic Health Record (EHR): An electronic record of health-related information
on an individual that conforms to nationally recognized interoperability standards and
that can be created, managed, and consulted by authorized clinicians and staff across
more than one health care organization. Catatan elektronik tentang informasi yang
berkaitan dengan kesehatan pada individu yang sesuai dengan standar interoperabilitas
yang dapat dikenali secara nasional dan dapat dibuat, dikelola, dan dikonsultasikan
oleh dokter dan staf yang berwenang di lebih dari satu organisasi perawatan kesehatan.
3. Personal Health Record (PHR): An electronic record of health-related information on
an individual that conforms to nationally recognized interoperability standards and
that can be drawn from multiple sources while being managed, shared,and controlled
by the individual. Catatan elektronik tentang informasi terkait kesehatan pada individu
yang sesuai dengan standar interoperabilitas yang diakui secara nasional dan dapat
diambil dari berbagai sumber saat dikelola, dibagi, dan dikendalikan oleh individu.
Rekam medis harus dibuat secara lengkap tertulis dan jelas atau secara elektronik.
- Membutuhkan investasi awal yang lebih besar daripada rekam medik kertas untuk
pengadaan perangkat keras, lunak, dan biaya penunjang.
- Waktu yang harus disediakan oleh key person dan perawat dalam mempelajari
sistem dan merancang ulang alur kerja memerlukan waktu yang lama.
- Konversi Rekam medik kertas ke rekam medik elektronik memerlukan waktu,
sumber daya, tekad dan kepemimpinan.
- Resiko kegagalan pada sistem computer .
- Problem dalam pemasukan data oleh petugas kesehatan.
KESIMPULAN:
Komponen Rekam Medis Berbasis Kertas. Secara umum komponen rekam medis terdiri
dari : formulir rekam medis, clip atau fastener, pembatas dan folder rekam medis.
Rekam Medik Elektronik (EMR) adalah versi dari rekam medis kertas yang dibuat
menjadi elektronik, yang memindahkan catatan-catatan atau formulir yang tadinya ditulis
diatas kertas kedalam bentuk elektronik. Rekam Medik Elektronik tidak disertai dengan
peringatan (warning), kewaspadaan (alertness) serta tidak memiliki system penunjang
keputusan (Decision Suport System (DSS).
Rekam Medik Berbasis Web adalah Sistem informasi rekam medis yang dibangun
dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan didukung basis data MySQL.
REFERENSI
https://spada.uimedan.ac.id/mod/page/view.php?id=76564
https://spada.uimedan.ac.id/mod/page/view.php?id=76568
https://spada.uimedan.ac.id/mod/page/view.php?id=76571
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Manajemen-
Informasi-Kesehatan-III_SC.pdf
https://www.google.com/url?sa=i&url=http%3A%2F%2Fachsan.staff.gunadarma.ac.id
%2FDownloads%2Ffiles%2F77303%2Fpaper1%2B%2BPembuatan%2BWebsite
%2BRekam%2BMedis.pdf&psig=AOvVaw26HPc-
CofgbfHtoCmEcGox&ust=1632366139056000&source=images&cd=vfe&ved=0CHcQr4kD
ahcKEwjYwo_2h5PzAhUAAAAAHQAAAAAQDQ
https://www.google.com/url?sa=i&url=http%3A%2F%2Fojs.udb.ac.id%2Findex.php
%2Finfokes%2Farticle%2Fdownload%2F1033%2F885%2F&psig=AOvVaw26HPc-
CofgbfHtoCmEcGox&ust=1632366139056000&source=images&cd=vfe&ved=0CLgBEK-
JA2oXChMI2MKP9oeT8wIVAAAAAB0AAAAAEA0
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fslideplayer.info%2Fslide
%2F14184107%2F&psig=AOvVaw0S63kIc4Zh4StOGN3taaaz&ust=1632366562076000&s
ource=images&cd=vfe&ved=2ahUKEwjhj_C5zZHzAhW9I7cAHXvTCGYQr4kDegUIARD
AAQ
DAFTAR PUSTAKA
Kepmenkes 844 tahun 2006 tentang kodefikasi data
Moody, L.E, et.al. 2004. Electronic health records documentation in nursing: Nurses,
perception, attitues, and preferences. Journal Computer, Informatics, Nursing. Vol 22, No.6,
337-344, Lippincott Williams & Wilkins, Inc.
Permenkes No. 1171 Tahun 2011 – SIRS.
Permenkes 269 tahun 2008 pasal 13 ayat (1) huruf b tentang pemanfaatan rekam medis
Potter dan Perry. 2009. Fundamental of Nursing 7th Edition. Missouri: St. Louis.
Sabarguna, Boys. 2005. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Bandung: Amanah
Siarif TJ. Diktat kuliah rekam medis elektronik pada program studi magister hokum
kesehatan UNIKA Soegijapranata Semarang. Bandung, 2010
Thede, L, 2008. Electronic Personal Health Records: Nursing’s Role. OJIN: The Online
Journal of Issues in Nursing Vo. 14 No. 1
Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) pasal 5, 6, 11 dan 16
Undang Undang praktik kedokteran no 29 tahun 2004 pasal 46 UU dan 47 UU
Undang Undang 23 tahun 2006 tentang administrasi kependudukan.
Undang Undang 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi public.