Tunagrahita adalah seorang individu yang kemampuan intelektualnya dan
kognitifnya itu berada di bawah rata-rata dibandingkan anak pada umumnya. Kondisi ini dapat terjadi pada bayi setelah dilahirkan, sejak bayi berada di dalam kandungan atau selama proses persalinan. Perilaku tunagrahita yang kadang kadang aneh, tidak lazim dan tidak cocok dengan situasi lingkungan sering kali menjadi bahan tertawaan dan olok-olok orang yang berada didekat mereka. Perilaku aneh dan tidak lazim itu sebetulnya merupakan manifestasi dari kesulitan mereka di dalam menilai situasi akibat dari rendahnya tingkat kecerdasan.
KLASIFIKASI ANAK TUNAGRAHITA
Seorang dokter dalam mengklasifikasikan anak tunagrahita didasarkan pada tipe kelainan fisiknya, seperti tipe mongoloid, macrocephalon, kretinisme, dan lain-lain. Seorang pekerja sosial dalam mengklasifikasikan anak tunagrahita didasarkan pada derajat kemampuan penyesuaian diri atau ketidak ketergantungan kepada orang lain. Seorang psikolog dalam mengklasifikasi anak tunagrahita mengarah kepada aspek indeks mental intelegensinya, indikasinya dapat dilihat pada angka tes kecerdasan, seperti IQ 0-25 dikategorikan idiot, IQ 25-50 dikategorikan imbecil, dan IQ 50-75 kategori debil atau moron. Seorang pedagog mengkelompokkan anak tunagrahita dalam 3 kelompok yaitu : (1) Mampu didik, (2) Mampu latih, (3) Mampu rawat. KARAKTERISTIK DAN PERMASALAHAN ANAK TUNA GRAHITA Dalam karakteristik ini ada beberapa bagian yaitu : 1. Karakteristik anak tunagrahita yang ringan Anak Tunagrahita ringan banyak yang lancar berbicara tetapi kurang perbendaharaan kata-katanya. Tetapi dalam tunagrahita ringan ini Sebagian dari mereka dapat mencapai umur kecerdasan setinggi itu. 2. Karakteristik Anak tunagrahita sedang Anak tunagrahita sedang hampir tidak bisa mempelajarinya pelajaran- pelajaran akademik. Perkembangan bahasanya lebih terbatas dari pada anak tunagrahita ringan. Mereka hampir selalu bergantung pada perlindungan orang lain, tetapi dapat membedakan bahaya dan yang bukan bahaya. Seorang tunagrahita sedang masih bisa beradaptasi di lingkungannya. 3. Karakteristik Anak Tunagrahita Berat dan Sangat Berat Anak tunagrahita berat dan sangat berat sepanjang hidupnya akan selalu tergantung pada pertolongan dan bantuan orang lain. Mereka tidak dapat memelihara diri sendiri tetapi mereka harus di bantu. Kecerdasan seorang anak tunagrahita berat dan sangat berat hanya dapat berkembang paling tinggi seperti anak normal yang berumur 3 atau 4 tahun. DAMPAK KETUNAGRAHITA Anak yang memiliki kemampuan kecerdasan dibawah rata-rata normal atau tunagrahita menunjukkan kecenderungan rendah pada fungsi umum kecerdasannya, sehingga banyak hal menjadi persepsi orang normal dianggap wajar terjadi akibat dari suatu proses tertentu, namun tidak demikian halnya menurut pers yang mempunyai pepsi anak yang mempunyai kecerdasan sangat rendah. Dalam berbagai studi diketahui bahwa ketidakmampuan anak tunagrahita meraih prestasi yang lebih baik dan sejajar dengan anak normal, karena kesetiaan ingatan anak tunagrahita sangat lemah dibanding dengan anak normal. Seorang anak tunagrahita jika dihadapkan pada persoalan yang membutuhkan proses pemanggilan kembali pengalaman atau peristiwa yang lalu sering kali mengalami kesulitan.
Terapi yang cocok untuk tunagrhita agar dapat beradaptasi di lingkungannya
yaitu terapi sensori integrasi. Terapi sensori integrasi bertujuan untuk menimbulkan, meningkatkan, atau memperbaiki tingkat kemandirian seseorang yang mengalami gangguan fisik maupun mental.