Anda di halaman 1dari 2

NAMA : STEFANUS TARIGAN

NIM : 6202121013
KELAS : PKO III F 2020

Tunagrahita adalah seorang individu yang kemampuan intelektualnya dan


kognitifnya itu berada di bawah rata-rata dibandingkan anak pada umumnya.
Kondisi ini dapat terjadi pada bayi setelah dilahirkan, sejak bayi berada di dalam
kandungan atau selama proses persalinan. Perilaku tunagrahita yang kadang
kadang aneh, tidak lazim dan tidak cocok dengan situasi lingkungan sering kali
menjadi bahan tertawaan dan olok-olok orang yang berada didekat mereka.
Perilaku aneh dan tidak lazim itu sebetulnya merupakan manifestasi dari kesulitan
mereka di dalam menilai situasi akibat dari rendahnya tingkat kecerdasan.

KLASIFIKASI ANAK TUNAGRAHITA


 Seorang dokter dalam mengklasifikasikan anak tunagrahita didasarkan pada
tipe kelainan fisiknya, seperti tipe mongoloid, macrocephalon, kretinisme,
dan lain-lain.
 Seorang pekerja sosial dalam mengklasifikasikan anak tunagrahita
didasarkan pada derajat kemampuan penyesuaian diri atau ketidak
ketergantungan kepada orang lain.
 Seorang psikolog dalam mengklasifikasi anak tunagrahita mengarah kepada
aspek indeks mental intelegensinya, indikasinya dapat dilihat pada angka tes
kecerdasan, seperti IQ 0-25 dikategorikan idiot, IQ 25-50 dikategorikan
imbecil, dan IQ 50-75 kategori debil atau moron.
 Seorang pedagog mengkelompokkan anak tunagrahita dalam 3 kelompok
yaitu : (1) Mampu didik, (2) Mampu latih, (3) Mampu rawat.
KARAKTERISTIK DAN PERMASALAHAN ANAK TUNA GRAHITA
Dalam karakteristik ini ada beberapa bagian yaitu :
1. Karakteristik anak tunagrahita yang ringan
Anak Tunagrahita ringan banyak yang lancar berbicara tetapi kurang
perbendaharaan kata-katanya. Tetapi dalam tunagrahita ringan ini Sebagian dari
mereka dapat mencapai umur kecerdasan setinggi itu.
2. Karakteristik Anak tunagrahita sedang
Anak tunagrahita sedang hampir tidak bisa mempelajarinya pelajaran-
pelajaran akademik. Perkembangan bahasanya lebih terbatas dari pada anak
tunagrahita ringan. Mereka hampir selalu bergantung pada perlindungan orang
lain, tetapi dapat membedakan bahaya dan yang bukan bahaya. Seorang
tunagrahita sedang masih bisa beradaptasi di lingkungannya.
3. Karakteristik Anak Tunagrahita Berat dan Sangat Berat
Anak tunagrahita berat dan sangat berat sepanjang hidupnya akan selalu
tergantung pada pertolongan dan bantuan orang lain. Mereka tidak dapat
memelihara diri sendiri tetapi mereka harus di bantu. Kecerdasan seorang anak
tunagrahita berat dan sangat berat hanya dapat berkembang paling tinggi seperti
anak normal yang berumur 3 atau 4 tahun.
DAMPAK KETUNAGRAHITA
Anak yang memiliki kemampuan kecerdasan dibawah rata-rata normal atau
tunagrahita menunjukkan kecenderungan rendah pada fungsi umum
kecerdasannya, sehingga banyak hal menjadi persepsi orang normal dianggap
wajar terjadi akibat dari suatu proses tertentu, namun tidak demikian halnya
menurut pers yang mempunyai pepsi anak yang mempunyai kecerdasan sangat
rendah.
Dalam berbagai studi diketahui bahwa ketidakmampuan anak tunagrahita
meraih prestasi yang lebih baik dan sejajar dengan anak normal, karena kesetiaan
ingatan anak tunagrahita sangat lemah dibanding dengan anak normal. Seorang
anak tunagrahita jika dihadapkan pada persoalan yang membutuhkan proses
pemanggilan kembali pengalaman atau peristiwa yang lalu sering kali mengalami
kesulitan.

Terapi yang cocok untuk tunagrhita agar dapat beradaptasi di lingkungannya


yaitu terapi sensori integrasi. Terapi sensori integrasi bertujuan untuk
menimbulkan, meningkatkan, atau memperbaiki tingkat kemandirian
seseorang yang mengalami gangguan fisik maupun mental.

Anda mungkin juga menyukai