Anda di halaman 1dari 10

10/31/2021

Kompetensi umum
• Mengajarkan pembelajaran operasi bilangan bulat dan cara
penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari
TUTORIAL 3
• Mengajarkan perpangkatan, penarikan akar, dan sistem
BILANGAN BULAT, PERPANGKATAN DAN BILANGAN bilangan romawi, dengan berbagai penggunaan dan
ROMAWI permasalahannya
Suci Nurhandayani, M.Pd

Kompetensi khusus
• Menganalisis kesalahan konsep yang biasa dilakukan guru atau • Bilangan bulat
siswa dalam memahami konsep bilangan bulat dan konsep KB 1 : bilangan bulat dan lambangnya serta pembelajarannya di SD
operasi pada bilangan bulat, konsep perpangkatan dan KB 2 : bilangan cacah, operasi serta teknik penyelesaiannya dan
penarikan akar, bilangan dan lambang bilangan romawi. pembelajaran di SD
• Menjelaskan konsep bilangan bulat dan operasi bilangan bulat, • Perpangkatan dan bilangan romawi
perpangkatan dan penarikan akar pada bilangan bulat, bilangan KB 1 : perpangkatan/penarikan akar bilangan bulat dan sistem bilangan
dan lambang bilangan romawi kepada siswa SD dengan romawi
menggunakan pendekatan dan media/ alat peraga yang sesuai KB 2 : bilangan romawi

PETA KONSEP modul 4


Peta konsep modul 3
Perpangkatan/penarikan Sistem bilangan
Bilangan bulat
akar bilangan bulat Romawi
Mengenal bilangan bulat

Mengenal Perpangkatan Mengenal bilangan Romawi


Mengurutkan dan
membandingkan

Sifat-sifat Perpangkatan Lambang Bilangan Romawi


Lawan bilangan bulat

Penerapan Penarikan Akar Aturan Cara Penulisan


Bilangan Romawi
Operasi hitung
Kesalahan Konsep dalam
Perpangkatan dan Penarikan Mengubah bilangan desimal ke
Aturan pembulatan Akar dalam bilangan Romawi dan
sebaliknya
Analisis kesalahan konsep
Penerapan Bilangan Bulat Pemakaian bilangan Romawi pada
Dalam Masalah Sehari-hari kehidupan sehari-hari

1
10/31/2021

Pengertian bilangan bulat


Dalam mempelajari matematika belum cukup jika kita hanya Bilangan bulat diciptakan dengan cara berikut, untuk setiap bilangan cacah
sekedar memahami bilangan cacah saja. misal 2 kita berikan 2 simbol baru yaitu +2 dan -2
Bilangan cacah memiliki kekurangan, contoh tidak ada bilangan Simbol yang diawali dengan tanda plus kecil terletak sedikit ke atas
mewakili bilangan positif, +2 mewakili positif 2, sedang -2 mewakili negatif
cacah yang membuat kalimat 7 + x – 5 atau 6 + y = 0 menjadi 2 dengan simbol bilangan yang diawali dengan tanda minus kecil ditempat
pernyataan yang benar. sedikit.
Bilangan cacah tidak tertutup terhadap pengurangan, karena 3 – Perlu diperhatikan bahwa bilangan nol adalah bukan bilangan positif dan
7 – x tidak mempunyai jawaban bilangan cacah bukan bilangan negatif, sehingga dalam menulis simbol bilangan nol tidak
perlu membubuhkan tanda plus atau minus

Definisi
Untuk setiap bilangan cacah n ada bilangan negatif n misal untuk (1) Himpunan {-1,-2,-3,...} disebut himpunan bilangan bulat
bilangan cacah 1 ada -1, 2 ada -2, 3 ada -3 dst . negatif
dengan demikian untuk masing-masing bilangan cacah positif yaitu (2) Gabungan himpunan semua bilangan cacah dan himpunan
1,2,3... Berturut turut ada bilangan negatif sebagai pasangannya yang semua bilangan bulat negatif yaitu himpunan (-3,-2,-
disebut bilangan negatif 1,0,1,2,3,...) disebut himpunan bilangan bulat
Bilangan cacah maupun bilangan bulat negatif disebut bilangan bulat. (3) Bilangan cacah yang bukan nol, yaitu bilangan asli disebut juga
Gabungan dari himpunan semua bilangan cacah dan himpunan bilangan bulat positif
semua bilangan bulat negatif disebut himpunan semua bilangan bulat

Lawan bilangan bulat


Dengan kata lain himpunan semua bilangan bulat terdiri atas : • Perlu diperhatikan bahwa lawan suatu bilangan bulat positif
1. bilangan bulat positif atau bilangan asli, yaitu 1,2,3... adalah bilangan bulat negatif dan lawan suatu bilangan bulat
2. Bilangan bulat nol negatif adalah bilangan bulat positif
3. Bilangan bulat negatif • Sekarang perhatikan bilangan bulat 1 dan -1 pada garis bilangan
bahwa kedua titik yang menyatakan bilangan bulat ini berjarak
Secara intuitif dapat dikaji bahwa 1 + -1 = -1 + 1 = 0 dst, dalam hal sama dari titik yang menyatakan bilangan nol, tetapi terletak
ini dapat dikatakan bahwa -1 merupakan “lawan” atau invers pada pihak yang berlawanan dari nol. Hal ini juga berlaku untuk
penjumlahan dari 1 2 dan -2, 3 dan -3 dst dimana setiap pasangan bilangan bulat
Secara umum n adalah lawan dari –n, untuk setiap bilangan cacah dan lawannya

2
10/31/2021

• Pada bilangan bulat juga dikenal adanya relasi sama dengan dan • Pada relasi urutan bilangan bulat dapat didefinisikan dengan
relasi urutan menggunakan urutan letak titik-titik pada garis bilangan berikut :
• Relasi sama dengan berlaku a. Jika a dan b bilangan bulat berlainan dan titik-titik yang mewakili a
terletak disebelah kanan dari titik yang mewakili b, maka dikatakan
a. Sifat reflektif yaitu a = a, b = b bahwa b kurang dari a atau a lebih dari b “ b<a,a>b”
b. Sifat simetris yaitu a = b, b = a b. Jika a dan b masing-masing sebarang bilangan bulat maka a<b jika dan
c. Sifat transitif, yaitu a = b, b = c maka a = c hanya jika ada sebuah bilangan bulat positif c sehingga a +b = c
c. Jika a dan b masing-masing sebarang bilangan bulat, maka a >b jika
dan hanya jika b<a

Operasi hitung bilangan bulat


• Dengan mengamati garis bilangan, dapat dipahami bahwa • Penjumlahan
setiap bilangan bulat positif atau asli lebih besar dari nol Contoh
• Setiap bilangan bulat negatif lebih kecil dari nol 3+(-5)
-5
Pembelajaran pengenalan bilangan bulat, cara membaca dan
3
menulis lambang bilangan bulat dan lawan bilangan bulat
sebaiknya selalu dimulai dengan lingkungan sehari-hari seperti -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3
“Maju-mundur, untung-rugi, naik-turun,simpan-pinjam, kanan-
kiri dst”

Aturan pembulatan
• Pengurangan • Semua angka bukan nol adalah angka penting
3 – (-2) • Angka nol yang terletak diantara angka bukan nol adalah angka penting
• Untuk bilangan desimal yang lebih kecil dari satu, angka nol dikiri dan
-2
kanan tanda koma bukan angka penting, tapi disebut angka orde
3
• Angka nol pada deretan akhir sebuah bilangan yang sama dan lebih
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 besar dari 10 (>10) termasuk angka penting kecuali jika angka sebelum
5
nol digaris bawah, dalam hal ini angka penting berakhir pada angka yang
digaris bawah
Perkalian
pembagian

3
10/31/2021

Penerapan bilangan bulat dalam masalah


Aturan pembulatan angka sehari-hari
• Jika < 5 dihilangkan • Penerapan bilangan bulat pada masalah keseharian dipandang perlu untuk
memperlihatkan Bagaimana proses pembelajaran matematika yang menarik,
• Jika > 5 dibulatkan kedepan menantang, dan menimbulkan kreativitas para siswa. Salah satunya soal-soal dalam
• Jika = 5, jika didepannya angka ganjil dibulatkan dan jika di bentuk cerita adalah satu kegiatan pembelajaran matematika yang paling
memungkinkan mencapai tuntutan dan harapan kurikulum tersebut.
depannya angka genap dihilangkan • Secara garis besarnya kegiatan pembelajarannya dapat diurutkan ke dalam empat
kegiatan pokok berturut-turut, yaitu :
• Mengerti persoalan
• Merencanakan penyelesaian
• Melakukan penyelesaian
• Memeriksa kembali

Analisis kesalahan konsep pembelajaran operasi


Perpangkatan/penarikan akar
hitung
• Penerapan tanda negatif dan operasi hitung pengurangan • Perpangkatan adalah operasi matematika untuk perkalian berulang
suatu bilangan sebanyak pangkatnya. Pangkat suatu bilangan adalah
• Kesalahan dalam penerapan pada garis bilangan dimana
angka yang ditulis lebih kecil dan terletak agak ke atas. Berdasarkan
konsepnya jika kekanan positif dan kekiri negatif semantik penulisan huruf disebut dengan superscript, contoh : 22, 32,
• Kesalahan prosedural ( langkah-langkah dalam menyelesaikan 42, dan lainnya.
soal-soal yang berkaitan dengan operasi hitung campuran ) • Sebelum melakukan pembelajaran perpangkatan, terlebih dahulu
mengingatkan konsep operasi penjumlahan dan perkalian baik pada
bilangan cacah maupun pada bilangan bulat. Contohnya : Toni memiliki
dua keranjang, masing-masing keranjang berisi 5 buah. Berapa buah
yang dimiliki oleh Toni? bahwa banyaknya buah yang dimiliki oleh Toni
yaitu 2 × 5 = 5 + 5 = 10 buah.

• Perkalian berulang artinya perkalian yang dilakukan secara • 2 disebut bilangan pokok atau bilangan yang dipangkatkan
berulang-ulang dengan faktor-faktor yang sam. Contohnya • 5 disebut pangkat atau eksponen.
terdapat 5 faktor yang sama yaitu bilangan 2. Perkalian • Dapat disimpulkan bahwa jika suatu perkalian berulang
berulang juga dapat disajikan dalam bentuk bilangan mempunyai b faktor dan faktornya sama yaitu a maka bentuk
perpangkatan, yaitu : 2 × 2 × 2 × 2 × 2 = 25 perkaliannya dapat ditulis sebagai berikut.
• 2^5 dibaca “ dua dipangkatkan Lima” atau disingkat “ dua • a × a × a ×... × a = ab
pangkat lima “
• Bentuk perpangkatan juga banyak digunakan untuk menyingkat
cara menulis bilangan bilangan yang besar

4
10/31/2021

SIFAT-SIFAT PERPANGKATAN

A. Sifat perkalian bilangan • Bentuk a2 × a3 = a5 adalah salah satu sifat dari perpangkatan dan an-
Perkalian perpangkatan dengan bilangan pokok yang sama dapat nasr bukti kebenarannya dengan bantuan perpangkatan. Penulisan
diturunkan dengan cara menuliskan perkaliannya secara lengkap. bilangan bilangan berpangkat dengan bilangan pokok yang sama
Contohnya : diperoleh dengan menjumlahkan eksponen eksponennya.
a2 × a3 = ( a×a) × ( a×a×a)
----------- 2 faktor 3 faktor
= a×a×a×a×a
5 faktor
= a5

Sifat pembagian bilangan berpangkat Sifat distributif perpangkatan terhadap perkalian


Pembagian bilangan berpangkat dengan bilangan pokok yang sama Sifat distributif adalah aturan di dalam matematika yang
diperoleh dengan cara mengurangkan eksponen pembagi dari eksponen
membantu menyederhanakan persamaan dengan tanda kurang.
bilangan yang dibagi, yaitu : a^m : a^n = a^m-n
Dengan sifat distributif bisa mengalikan suku di luar kurung
Contohnya : 35 : 33
dengan yang di dalam kurung. Sifat distributif juga bisa untuk
= (3×3×3×3×3) : (3×3×3)
menyederhanakan persamaan yang mengandung pecahan
= (3×3) (3×3×3) : (3×3×3)
= (3×3) × 1
= 32

Contoh dari sifat distributif dasar, yaitu : Sifat distributif perpangkatan terhadap pembagian
2 (x – 3) = 10 Seperti halnya sifat distributif perpangkatan terhadap perkalian
2 (x) – (2)(3) = 10 sifat yang keempat ini dapat dibuktikan dengan bantuan definisi
2x -6 = 10 perpangkatan. Yaitu :
Contoh distributif perpangkatan : (a×b)5 = a5 × b5 (a:b)5 = (a:b) x (a:b) x (a:b) x(a:b) x(a:b)
(axb)5 = (axb) × (axb) × (axb) × (axb) ×(axb)
---------- { Sebanyak 5 faktor}
------------ { Sebanyak 5 faktor }
= (axaxaxaxa) : (bxbxbxbxb)
= (axaxaxaxa) (bxbxbxbxb)
= a5 x b5 = a5 : a5

5
10/31/2021

Sifat perkalian eksponen eksponen Sifat eksponen negatif


Perhatikan bentuk (52) 3 yang dapat kita tulis secara lengkap Dalam rumus (sifat b) a^m : b^n = a^m-n
seperti berikut ini. Jika rumus ini diberlakukan pula untuk m < n maka kita peroleh
(52)3 = (52) × (52) × (52) = 52+2+2 = 53×2 = 56 sebuah bilangan berpangkat dengan eksponen negatif seperti
Jadi bila sebuah bilangan berpangkat dipangkatkan lagi dengan berikut :
pangkat lain maka eksponen eksponennya dikalikan. a4 : a7 = a4-7 = a3

Kesalahan Konsep dalam Perpangkatan dan


Penarikan Akar
Negatif tidak menunjukkan bahwa bilangan a ^-n negatif • Masih ada siswa yang belum memahami konsep perpangkatan,
melainkan sebuah perpangkatan dari sebuah bilangan yang telah diantaranya siswa masih melakukan perkalian antara bilangan
dibagi oleh sebuah bilangan berpangkat yang eksponen nya lebih pokok dengan pangkatnya (eksponennya), misal : 2^3 = 2 x 3,
besar. 3^3 = 3 x 3 dan sebagainya. Namun, untuk perpangkatan
kuadrat mereka memberikan jawaban yang benar, misalnya 2^2
= 2 x 2, 3^2 = 3 x 3 dan sebagainya.

• Dalam melakukan perkalian bilangan berpangkat dengan • Masih pula terjadi kekeliruan dalam menentukan hasil sebuah
bilangan pokok yang sama sering pula terjadi dilakukan dengan bilangan berpangkat yang pangkatnya lebih besar sehingga
mengalikan pangkatnya, misalnya : 2^3 x 2^2 = 2 ^3x2 menghasilkan bilangan negative, walaupun prosesnya sudah
• Kesalahan yang paling terjadi, yaitu pada pembagian bilangan benar, misalnya: 2^3 : 2^5 = 2^3-5 = 2^-2 = -4
berpangkat oleh bilangan pokok yang sama dilakukan dengan • Ada pula penarikan akar yang masih terjadi kesalahan konsep,
cara membagi pangkatnya, bukan dengan cara mengurangkan yaitu “Akar pangkat m dari a pangkat n adalah sama dengan a
pangkat yang dibagi oleh pangkat pembagi, misalnya: 2^6 : 2^2 pangkat n dibagi m” sehingga memberikan hasil perhitungan
= 2^6:2. yang benar namun dalam proses perhitungannya masih ada
yang membuat kekeliru.

6
10/31/2021

Bilangan romawi
• Terjadinya kesalahan pada penarikan akar kuadratnya. Karena A. MENGENAL BILANGAN ROMAWI
masih beranggapan bahwa akar pangkat dua dari sebuah Angka Romawi atau juga disebut sebagai Bilangan Romawi merupakan sistem
bilangan positif mempunyai dua kemungkinan nilai yaitu nilai penomoran yang berasal dari Romawi kuno. Sistem penomoran ini menggunakan huruf
Latin untuk melambangkan angka numerik. Angka Romawi ini pun juga masih
positif dan nilai negatif digunakan sampai sekarang. Sistem yang kita pakai sehari-hari dinamakan sistem angka
Hindu-Arab dengan menggunakan basis (bilangan dasar 10). Karena sistem ini
menggunakan basis 10 maka disebut juga sistem desimal. Sebelum mengadopsi sistem
bilangan Hindu Arab orang menggunakan penyimbolan dengan tangan yang ditemukan
oleh bangsa Romawi. Tepatnya digunakan pada periode warisan bangsa Etruscan.
Penomoran bangsa Romawi didasarkan pada sistem biquinary.

. ATURAN CARA PENULISAN ANGKA ROMAWI


1. Sistem Pengulangan
Dalam melakukan pengulangan tersebut, tidak semua angka Romawi dapat ditulis ulang, pengulangan dilakukan itu dibatasi
paling banyak adalah tiga kali. Adapun angka Romawi yang dapat diulang antara lain I, X, C, dan M. Sedangkan Angka Romawi
yang tidak dapat diulang antara lain V, L, dan D. Lambang bilangan yang sama hanya bisa ditulis secara berurutan maksimal tiga
kali saja.
Contoh :
• 3 = III , angka romawi III = 3, I adalah simbol untuk angka 1. Simbol I diulang sebanyak tiga kali, artinya 3 x 1 = 3
• 30 = XXX, angka romawi XXX = 30, X adalah simbol untuk angka 10. Simbol X diulang sebanyak tiga kali, artinya 3 x
10 = 30
• 4 Tidak bisa ditulis IIII (karena berurutan lebih dari tiga kali) tetapi angka 4 dalam bilangan romawi ditulis IV.
• 40 Tidak bisa ditulis dengan XXXX (karena berurutan lebih dari tiga kali) tetapi 40 ditulis XL.
• I =1
• II = 2
• III = 3
• IV = 4

Sistem Pengurangan • Sistem Penjumlahan


Jika angka romawi yang bernilai sama atau lebih kecil ditulis dibelakang angka yang lebih besar, ini artinya sistem
Jika angka romawi yang lebih kecil ditulis didepan angka yang lebih besar, ini artinya sistem penjumlahan. Bilangan romawi hanya bisa ditambah dengan bilangan satu level dibawahnya, puluhan hanya bisa
pengurangan. Pengurangan hanya dapat dilakukan satu kali. I hanya dapat dikurangi dari V dan X, X ditambah oleh satuan, ratusan hanya bisa ditambah oleh puluhan, ribuan hanya bisa ditambah ratusan.
hanya dapat dikurangkan dari L dan C, C hanya dapat dikurangkan dari D dan M. (hanya ada 6 kasus). Penjumlahan hanya dapat dilakukan maksimal tiga kali.
Contoh : • Contoh :
• IV artinya 5 – 1 = 4, karena I=1 dan V =5, Dan letak I berada didepan bilangan yang lebih besar • VI artinya 5 + 1 = 6 (dari kiri ke kanan nilainya turun atau nilai paling tinggi di sebelah kiri dijumlahkan)
berarti pengurangan. (nilai kiri ke kanan nilainya naik atau yang paling tinggi di sebelah kanan, • VII artinya 5 + 2 = 7
jadinya dikurangkan) • VIII artinya 5 + 3 = 8
• IX artinya 10 – 1 = 9 • XI artinya 10 + 1 = 11
• XV = 10 + 5 = 15
• XL artinya 50 – 10 = 40
• LX = 50 + 10 = 60
• XC artinya 100 – 10 = 90
• CD artinya 500 – 100 = 400

7
10/31/2021

Sistem Gabungan Untuk menuliskan sebuah bilangan yang besar digunakan


Sistem ini adalah gabungan antara sistem pengurangan dan simbol garis ( “ “) di atas simbol yang bersangkutan
penjumlahan. Contoh :
Contoh : • V artinya 5 x 1000 = 5000
• XIV = 10 + (5 – 1) = 14 • V artinya 5 x 1000 x 1000 = 5.000.000
• LIX = 50 + (10-1) = 59 • M artinya 1000 x 1000 x 1000 = 1.000.000.000
• CXLIV = 100 + (50 – 10) + (5 – 1) = 100 + 40 + 4 = 144 • V artinya 5 x 1000 x 1000 x 1000 = 5.000.000.000

MENGUBAH BILANGAN DESIMAL KE DALAM BILANGAN • 4000 = ..


ROMAWI DAN SEBALIKNYA 1.) Apakah 4000 = M M M M?
1. Mengubah bilangan desimal menjadi bilangan romawi 2.) 4000 = 4 x 1000.
• 6=… 3.) Bagaimanakah cara penulisan yang menggunakan
1.) Apakah 6 = I I I I I I ? perkalian dengan 1000?
2.) Apakah pada sistem Romawi di bolehkan menulis lebih dari 3 4.) 4000 = 4 x 1000 = IV.
lambang bilangan secara berurutan ?
3.) 6 = 5 + 1 = VI, sebab dari kiri ke kanan nilainya turun berarti
harus dijumlahkan

• 24 = … • 499 = … • 323 = … Mengubah bilangan romawi


1.) 499 = 400 + 90 + 9
1.) 24 = 20 + 4 2.) Bagaimana penulisan bilangan 400, 90, dan 1.) 323 = 300 + 20 + 3 menjadi bilangan desimal
2.) Bagaimanakah cara penulisan 9? = (3 x 100) + (2 x 10) + (3 x 1) • XVIII=…
3.) Mengapa 400 = 500 – 100, 90 = 100 – 10, dan
20 dan bagaimana penulisan 4? 9 = 10 – 1? 2.) Apakah dalam sistem Romawi = 10 + 5 + 3
3.) 20 = XX dan 4 = IV (ingat C hanya bisa dikurangkan dari D atau M, dibolehkan menulis tiga lambang atau = 18
X hanya bisa dikurangkan dari L dan C, sedangkan I kurang secara berurutan? • CDXCI=…
4.) 24 = 20 + 4 = XXIV. hanya bisa dikurangkan dari V dan X)
3.) 323 = C C C X X I I I = (500 – 100) + (100 – 10) + 1
4.) 499 = 400 + 90 + 9
= (500 – 100) + (100 – 10) + (10 – 1) = 400 + 90 + 1
= C D X C I X. = 491

8
10/31/2021

• M M M D C C L X I I I = (3 x 1000) + • MMCMLXXXVII=… PEMAKAIAN BILANGAN ROMAWI 3. Penamaan sebuah jalan, misalnya : Jalan
(500 + 200) + (50 + 10) + 3 PADA KEHIDUPAN SEHARI-HARI Mars Selatan XVI
= (2000 +
4. Pada spanduk-spanduk yang direntangkan
= 3000 + (1000 – 100) + (50 + 30) + (5 + 2) ) x 1. Pada penulisan buku termasuk penulisan
karya ilmiah angka romawi masih di jalan-jalan besar/pada tempat-tempat
700 + 60 + 3 1000 x 1000 pengumuman, misalnya : Dirgahayu HUT
dipergunakan, misalnya: Bab I.
= 3763 = (2000 + Pendahuluan, Bab II Landasan Teori dan RI ke-LXI, Amankan TAP MPR XXI.
• I X D C X L I V = (10 – 1) x 1000 + 900 + 80 + 7) x 1000 x 1000 sebagainya. 5. Angka romawi kadang-kadang
(500 + 100) + (50 – 10) + (5 – 1) = 2. Penamaan suatu sekolah, suatu kelas, atau dipergunakan dalam alat pengukur waktu,
suatu semester, sering pula digunakan misalnya : jam gadang di kota Padang,
= 9000 + 600 + 40 + 2.987.000.000 produk-produk jam tangan/jam dinding
angka romawi, misalnya : SMP Negeri
4 IX, Kelas V, Kelas IIB, Semester II, tertentu.
= 9644 Semester III dan sebagainya

Diskusi/tanya jawab TANYA/JAWAB


Bagaimana cara menyelesaikan • Kelebihan dan kekurangan bilangan romawi ?
• 3x4+5x4:2+3 • Kesalahan konsep apa saja yang sering terjadi pada operasi
• 12 + 4 : 4 x 8 – 4 hitung bilangan bulat ?
• 11 x 12 + 12 x 13 – 13 x 14 + 14 x 15 • CXLVII = 147
3
CMXCIX artinya • 79.507 = 433
3
jelaskan dan perbaiki kesalahan dalam penyederhanaan ini • 658503 =873
𝑑−5 = (-d) x (-d) x (-d) x (-d) x (-d)
= (−𝑑)5

Jawaban/umpan balik
• CMXCIX artinya (1000 – 100 ) + (100 – 10) + (10 – 1) = 900 + 90 + 9 = 999 • 11 x 12 = 132, 12 x 13 = 156, -13 x 14 = - 182, 14 x 15 = 210
• 3x4+5x4:2+3
3 x 4 = 12
132 +156 – 182 + 210 = 316
5 x 4 : 2 = 10 • Kesalahan dalam penyederhanaan bentuk di atas adalah salah
12 + 10 + 3 = 25 menerapkan dari definisi bilangan berpangkat 𝑎𝑛 dan sifat
• 12 + 4 : 4 x 8 – 4 1
bilangan berpangkat negatif 𝑑 −5 = 5
4:4=1 𝑑
1x8=8
12 + 8 – 4 = 16

9
10/31/2021

Miskonsepsi Mahasiswa Pada Konsep Operasi


bilangan Bulat
Prinsip penggunaan garis bilangan pada operasi bilangan bulat yang tidak 4. Tidak memperhatikan jenis bilangan penambah dan pengurang untuk menentukan
konsisten. arah anak panah.
5. Tidak memperhatikan bilangan pengali dan pembagi untuk menentukan arah anak
1. Selalu berpedoman bahwa hasil penjumlahan dan pengurangan
panah.
dengan garis bilangan terletak pada ujung anak panah.
6. Tidak memperhatikan arah maju mundur anak panah sebagai jenis bilangan hasil
2. Hanya terpaku pada langkah anak panah yang ke kanan yang berarti bagi yaitu (+) maupun (-).
bilangan (+) dan ke kiri yang berarti bilangan (-). 7. Terbalik dalam langkah anak panah, a x b sebagai b skala dan bukan sebagai a
3. Tidak menggunakan langkah maju mundur sebagai prinsip operasi. skala.
Langkah maju berarti operasi penjumlahan dan langkah mundur yang 8. Tidak memperhatikan bahwa hasil bagi dari bentu a : b adalah banyaknya langkah
berarti operasi pengurangan sebanyak b skala menuju a.

• Konsep yang salah tentang operasi bilangan bulat • Kelebihan dan kekurangan sistem bilangan romawi
a. Kurang memahami definisi bilangan bulat. Kelebihan :
b. Ketidakpahaman tentang asal muasal bilangan bilangan bulat. 1. Sistem urutan angka dengan cara mengulang angka romawi
• Penafsiran bentuk a + (-b) dan a – (-b) dan a x b tersebut, hanya tinggal dikurangi atau ditambah
a. Bentuk a + (-b) dianggap sebagai a – b 2. Melatih daya pikir dengan cepat
b. Bentuk a – (-b) dianggap sebagai bentuk a + b. 3. Setiap angka tertentu memiliki lambang tersendiri
c. Bentuk a x b dianggap sebagai a + a + a+ … sebanyak b kali. 4. Menggunakan basis 10
Seharusnya b + b + b + … sebanyak a kali.

• Kekurangannya
1. Tidak ada angka nol
2. Terlalu panjang untuk menyebutkan bilangan tertentu
3. Terbatas untuk bilangan kecil
4. Tidak mengenal nilai tempat
5. Tidak dapat melakukan perhitungan pecahan atau bilangan MATH IS REALLY EASY IF YOU WANT TO LEARN
negatif ABOUT MATH

10

Anda mungkin juga menyukai