Anda di halaman 1dari 18

1

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Gastroenteritis
2.1.1 Definisi
Isitilah gastroenteritis atau diare adalah buang air besar dengan frekuensi
yang tidak normal (meningkat) dan konsistensi tinja yang lebih lembek atau
cair Gastroenteritis adalah buang air besar dengan fases berbentuk cair atau
setengah cair, dengan demikian kandunngan air pada feses lebih banyak dari
biasanya Gastroenteritis didefinisikan sebagai peningkatan frekuensi, volume,
dan kandungan fluida dari tinja. Propulsi yang cepat dari isi usus melalui
hasil usus kecil diare dan dapat menyebabkan defisit volume cairan serius.
Penyebab umum adalah infeksi, sindrom malabsorpsi, obat, alergi, dan
penyakit sistemik
Gastroenteritis adalah suatu keadaan dimana tinja menjadi lunak hingga
cair dan terjadi berulang-ulang (lebih dari 3x dalam sehari). Gastroenteritis
dapat terjadi pada siapa saja, baik dewasa maupun anak- anak, namun bayi
dan anak-anak lebih mudah terkena diare. Perkembangan sistem pencernaan
pada bayi dan anak-anak belum sempurna sehingga lebih mudah terserang
virus penyebab gastroenteritis
Gastroenteritis merupakan gejala yang terjadi karena kelainan yang
melibatkan fungsi pencernaan, penyerapan dan sekresi.
Gastroenteritisdisebabkan oleh transportasi air dan elektrolit yang abnormal
dalam usus. Di seluruh dunia terdapat kurang lebih 500 juta anak yang
menderita gastroenteritis setiap tahunnya, dari 20% dari seluruh kematian
pada anak yang hidup di negara berkembang berhubungan dengan
gastroenteritis serta dehidrasi
2.1.2 Klasifikasi
Jenis-jenis gastroenteritisMenurut Suratun & Lusianah jenis-jenis diare :
1. Gastroenteritis akutadalah gastroenteritis yang serangannya tiba-tiba
dan berlangsung kurang dari 14 hari. Gastroenteritis akut
diklasifikasikan :
a. Gastroenteritis non inflamasi, gastroenteritis ini disebabkan oleh
2

enterotoksin dan menyebabkan gastroenteritis cair dengan


volume yang besar tanpa lendir dan darah. Keluhan abdomen
jarang atau bahkan tidak sama sekali.
b. Gastroenteritisinflamasi, gastroenteritis ini disebabkan invasi
bakteri dan pengeluaran sitotoksin di kolon. Gejala klinis di
tandai dengan mulas sampai nyeri seperti kolik, mual, muntah,
demam, tenesmus, gejala dan tanda dehidrasi. Secara
makroskopis terdapat lendir dan darah pada pemeriksaan feses
rutin, dan secara mikroskopis terdapat sel leukosit
polimorfonuklear.
2. Gastroenteritis kronik yaitu gastroenteritis yang berlangsung selama
lebih dari 14 hari. Mekanisme terjadinya gastroenteritis yang akut
maupun yang kronik dapat dibagi menjadi gastroenteritis sekresi,
gastroenteritis osmotrik, gastroenteritis eksudatif, dan gangguan
motilitas.
a. Gastroenteritis sekresi, gastroenteritis dengan volume feses
banyak biasanya disebabkan oleh gangguan transport elektrolit
akibat peningkatan produksi dan sekresi air dan elektrolit namun
kemampuan absorbsi mukosa ke usus ke dalam lumen usus
menurun. Penyebabnya adalah toksin bakteri (seperti toksin
kolera), pengaruh garam empedu, asam lemak rantai pendek, dan
hormon intestinal.
b. Gastroenteritis osmotic, terjadi bila terdapat partikel yang tidak
dapat diabsorbsi sehingga osmolaritas lumen meningkat dan air
tertarik dari plasma ke lumen usus sehingga terjadilah
gastroenteritis.
c. Gastroenteritis eksudatif, inflamassi akan mengakibatkan
kerusakan mukosa baik usus halus maupun usus besar. Inflamasi
dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau non infeksi
atau akibat radiasi.
d. Kelompok lain adalah akibat gangguan motilitas yang
mengakibatkan waktu transit makanan/minuman di usus menjadi
3

lebih cepat. Pada kondisi tirotoksin, sindroma usus iritabel atau


diabetes melitus bisa muncul gastroenteritis ini.
2.1.3 Etiologi
Menurut Warman gastroenteritis disebabkan oleh:
1) Faktor infeksi
Jenis-jenis infeksi virus dan bakteri sebagai berikut :
a. Infeksi virus
1) Rotavirus
a) penyebab tersering gastroenteritis akut pada bayi,
sering
didahului atau disertai dengan muntah.
b) timbul sepanjang tahun, tetapi biasanya pada
musim dingin.
c) dapat di temukan demam atau muntah.
d) didapatkan penurunan HCC.
2) Enterovirus
Biasanya tmbul pada musim panas.
3) Adenovirus
a) Timbul sepanjang tahun.
b) Menyebabkan gejalan pada saluran
pencernaan/pernapasan
4) Norwalk
a) Epidemic.
b) Dapat sembuh sendiri dalam 24-48 jam.
b. Infeksi bakteri
1) Shingella
a) Semusim, puncaknya pada bulan Juli-September.
b) Insiden paling tinggi pada umur 1-5 tahun.
c) Dapat dihubungkan dengan kejang demam.
d) Muntah yang tidak menonjol.
e) Sel polos dalam feses.
2) Salmonella
4

a) Semua umur tetapi lebih tinggi dibawah umur 1


tahun.
b) Menembus dinding usus, feses berdarh, mukoid.
c) Mungkin ada peningkatan temperature.
d) Muntah tidak menonjol.
e) el polos dalam feses.
f) Masa inkubasi 6-40 jam, lamanya 2-5 hari.
g) Organisme dapat ditemukan pada feses selama
berbulan- bulan.
3) Escherichia coli
a) Baik yang menembus mukosa (feses berdarah)
atau yang menghasilkan entenoksin.
b) Pasien (biasanya bayi) dapat terlihat sangat sakit.
4) Campylobacter
a) Sifatnya invasis (feses yang berdarah dan
bercampur mukus) pada bayi dapat menyebabkan
diare berdarah tanpa manifestasi klinik lain.
b) Kram abdomen yang hebat.
c) Muntah/dehidrasi jarang terjadi.
5) Yersinia enterecolitica
a) Feses mukosa.
b) Sering didapatkan sel polos pada feses.
c) Mungkin ada nyeri abdomen yang berat.
d) Diare selama 1-2 minggu.
e) Sering menyerupai ependicitis.
2) Faktor makanan
Makanan yang menyebabkan gastroenteritis adalah makanan
yang tercemar, basi, beracun, terlalu banyak lemak, mentah
(sayuran), dan kurang matang. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Astuti, dkk perilaku ibu masih banyak yang
merugikan kesehatan salah satunya kurang memperhatikan
kebersihan makanan seperti pengelolaan makanan terhadap
5

fasilitas pencucian, penyimpanan makanan, penyimpanan


bahan mentah dan perlindungan bahan makanan terhadap
debu.
3) Faktor lingkungan
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Agus, dkk
gastroenteritis dapat disebabkan dari faktor lingkungan
diantaranya adalah kurang air bersih dengan sanitasi yang
jelek penyakit mudah menular, penggunaan sarana air yang
sudah tercemar, pembuangan tinja dan tidak mencuci tangan
dengan bersih setelah buang air besar,
kondisi lingkungan sekitar yang kotor dan tidak
terjaga kebersihannya.
2.1.4 Manifestasi klinis
Menurut sodikinn gejala-gejala yang ditunjukan
penderita gastroenteritis antara lain :
1. Anak cengeng dan gelisah.
2. Suhu badan meningkat.
3. Nafsu makan berkurang atau hilang.
4. Feses cair, mungkin mengandung darah atau lendir.
5. Buang air besar menjadi kehijauan, karena tercampur
empedu.
6. Muntah.
7. Bila keadaan semakin berat akan terjadi dehidrasi dengan
gejala- gejala :
a. Berat badan turun.
b. Pada bayi ubun-ubun besar cekung.
c. Tonus otot dan turgor kulit berkurang.
d. Mukosa mulut dan bibir kering.
e. Nadi cepat dan lemah.
2.1.5 Patofisiologi
Menurut Hidayat bahwa proses terjadinya gastroenteritis
dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan factor diantaranya
6

pertama factor infeksi, proses ini dapat diawali adanya


mikroorganisme (kuman) yang masuk kedalam saluran
pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak
sel mukosa usus yang dapat menurunkan daerah permukaan
usus. Selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus yang akhirnya
mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam absorbs cairan dan
elektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin bakteri akan
menyebabkan system transport aktif dalam usus sehingga sel
mukosa mengalami iritasi yang kemudian sekresi cairan dan
elektrolit akan meningkat. Kedua, faktor malabsorbsi merupakan
kegagalan yang dalam melakukan absorbsi yang mengakibatkan
tekanan osmotic meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit kerongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus
sehingga terjadilah gastroenteritis. Ketiga, factor makanan, ini
dapat terjadi apabila toksik yang ada tidak mampu diserap dengan
baik. Sehingga terjadi peningkatan peristaltic usus yang
mengakibatkan penurunan kesempatan untuk menyerap
makananan yang kemudian menyebabkan gastroenteritis.
Keempat, factor psikologi dapat mempengaruhi terjadinya
penyerapan makanan yang dapat mengakibatkan gastroenteritis.
1.1.7 Komplikasi
Menurut komplikasi yang terjadi akibat gastroenteritis:
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat).
2. Rejatan hipovolemik akibat menurunnya volume darah dan
apabila penurunan volume darah mencapai 15-25% BB maka
akan menyebabkan penurunan tekanan darah.
3. Hypokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot,
lemah, bradikardi, perubahan elektrokardiogram).
4. Hipoglikemia.
5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan
defisensi enzim lactase.
6. Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik.
7

7. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan gastroenteritis


jika lama atau kronik).
1.1.8 Penatalaksanaan
Menurut kemenkes RI 2011 prinsip tatalaksana
gastroenteritis pada balita adalah Lintas Gastroenteritis (Lima
Langkah Tuntaskan Gastroenteritis), yang di dukung oleh Ikatan
Dokter Anak Indonesia dengan rekomendasi WHO. Rehidrasi
bukan satu-satunya cara untuk mengatasi gastroenteritis tetapi
memperbaiki kondisi usus serta mempercepat
penyembuhan/menghentikan gastroenteritisdan mencegah anak
kekurangan gizi akibat gastroenteritis juga menjadi cara untuk
mengobati gastroenteritis. Adapun program lintas gastroenteritis
yaitu : Rehidrasi menggunakan oralit osmolalitas rendah, zinc
diberikan selama 10 hari berturut-turut, teruskan pemberian
minum dan makanan, antibiotic selektif, nasihat kepada orang
tua/pengasuh.
1. Rehidrasi oral
Gastroenteritis cair membutuhkan penggantian cairan dan
elektrolit tanpa melihat etiologinya. Tujuan terapi rehidrasi
untuk mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit secara
cepat (terapi rehidrasi) kemudian mengganti kekurangan
cairan yang hilang sampai diarenya berhenti (terapi rumatan).
Keuntungan dari rehidrasi oral di Rumah Sakit pada
gastroenteritis akut dapat menghemat cairan intravena.
Penggunaan cairan oral (oralit) yang diberikan mulai di
rumah mempunyai keuntungan, diantaranya gastroenteritis
dapat dicegah secara dini dan kunjungan ke pelayanan
kesehatan akan berkurang. Keuntungan ditemukanya cairan
oral glukosa elektrolit (ORS) yang sederhana, efektif, dan
murah. Cairan ORS dapat diberikan secara menyeluruh
terhadap penyakit gastroenteritis
2. Pemberian Zinc
8

Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam


tubuh, zinc dapat menghambat enzim INOS (Inducible Nitric
Oxide synthase), dimana eksresi enzim ini meningkat selama
gastroenteritis dan mengakibatkan hipersekresi epitel usus.
Zinc juga berperan dalam epitelisasi dinding usus yang
mengalami kerusakan morfologi dan fungsi selama kejadian
gastroenteritis Pemberian zinc selama gastroenteritis terbukti
mampu mengurangi lama dan tingkat keparahan
gastroenteritis, mengurangi frekuensi buang air besar,
mengurangi tinja, serta menurunkan kekambuhan kejadian
gastroenteritis pada 3 bulan berikutnya, berdasarkan bukti ini
semua anak gastroenteritis harus diberi zinc segera saat anak
mengalami gastroenteritis, dosis pemberian zinc pada balita :
a. Umur < 6 bulan : ½ tablet (10 mg) per hari selama 10
hari.
b. Umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari selama 10
hari.
Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun gastroenteritis
sudah berhenti, cara pemberian tablet zinc : Larutkan tablet
dalam 1 sendok makan air matang atau ASI, sesudah larut
berikan pada anak gastroenteritis
3. Pemberian dietetic dan meneruskan ASI
Makanan harus di teruskan bahkan ditingkatkan selama
gastroenteritis untuk menghindarkan efek buruk pada status
gizi, agar pemberian diet pada anak dengan gastroenteritis
akut dapat memenuhi tujuannya, serta memperhatikan faktor
yang mempengaruhi gizi anak, maka di perlukan persyaratan
diet sebagai berikut yakni pasien segera diberikan makanan
oral setelah rehidrasi yakni 24 jam pertama, makanan cukup
energy dan protein, makanan tidak merangsang, makanan
diberikan bertahap mulai dengan yang mudah dicerna,
makanan diberikan dalam porsi kecil dengan frekuensi sering
9

Pemberian ASI diutamakan pada bayi, pemberian cairan dan


elektrolit sesuai kebutuhan, pemberian vitamin dan mineral
dalam jumlah yang cukup, beri makanan yang mengandung
protein yang akan membantu dalam menyerap air dalam
tubuh anak, makanan yang mengandung protein seperti apel,
kentang, pisang, dan wortel. Ibu dapat mengolahnya menjadi
sayur dengan tambahan bahan- bahan yang lain yang disukai
anak untuk membantu meningkatkan nafsu makan
4. Medikmentosa
Antibiotik dan antiparasit tidak boleh digunakan secara rutin,
tidak ada manfaatnya untuk kebanyakan kasus, termasuk
gastroenteritis berat dengan panas, kecuali pada :
a. Disentri, bila tidak berespon pikirkan kemungkinan
amoebiasis.
b. Suspek kolera dengan dehidrasi berat.
c. Gastroenteritis persisten.
d. Obat-obatan anti gastroenteritis meliputi antimotilitas
(missal loperamid, difenoksilat, opium), adsorben (missal
norit, kaolin, attapulgit). Anti muntah termasuk
prometazin dan klorpromazin, tidak satu pun obat-obatan
ini terbukti mempunyai efek yang nyata untuk
gastroenteritis akut dan beberapa mempunyai efek yang
membahayakan, obat-obatan ini tidak boleh diberikan
pada anak < 5 tahun.
5. Nasehat kepada orang tua/pengasuh
Menurut ibu atau pengasuh yang berhubungan erat dengan
balita harus diberi nasehat tentang :
a. Cara memberikan cairan dan obat dirumah.
b. Kapan harus membawa kembali balita ke petugas
kesehatan bila : Gastroenteritis labih sering, muntah
berulang, sangat haus, makan/minum sedikit, timbul
demam, tinja berdarah.
10

1.1.9 Pemeriksaan penunjang


Menurut Padila pemeriksaan diagnostik :
1. Pemeriksaan tinja Diperiksa dalam hal volume, warna dan
konsistensinya serta diteliti adanya mukus darah dan leukosit.
Pada umumnya leukosit tidak dapat ditemukan jika
gastroenteritis berhubungan dengan penyakit usus halus.
Tetapi ditemukan pada penderita salmonella, E. Coli,
Enterovirus dan Shigelosis. Terdapatnya mukus yang
berlebihan dalam tinja menunjukkan kemungkinan adanya
peradangan kolon. pH tinja yang rendah menunjukkan adanya
malabsorbsi HA, jika kadar glukosa tinja rendah/ Ph kurang
dari 5,5 makan penyebab diare bersifat tidak menular.
2. Pemeriksaan darah Pemeriksaan analis gas darah, elektrolit,
ureuum, kreatinin dan berat jenis plasma. Penurunan pH
darah disebabkan karena terjadi penurunan bikarbonat
sehingga frekuensi nafas agak cepat. Elektrolit terutama kadar
natrium, kalium, kalsium, dan fosfor.
3. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan.
1.2 Konsep Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Gastroenteritis
Proses keperawatan memiliki karakteristik unityang
memungkinkan respons terhadap perubahan status kesehatan klien.
Karakteristik ini meliputi sifat proses keperawatan yang siklis dan
dinamis, berpusat pada klien, berfokus pada penyelesaian masalah dan
pembuatan keputusan, gaya interpersonal dan kolaborasi, dapat
diterapkan secara universal, dan penggunaan berfikir kritis (Kozier,dkk
2011).
1.2.7 Pengkajian
a. Identitas anak/biodata
Meliputi nama inisial, umur, jenis kelamin, tanggal lahir,
tempat lahir, suku bangsa, nama orang tua, pekerjaan orang
tua, dan penghasilan. Pada pasien gastroenteritis akut,
11

sebagian besar adalah anak yang berumur dibawah dua tahun


Susilaningrum
b. keluhan utama
Buang air besar (BAB) lebih dari 3 kali sehari, BAB <4 kali
dan cair (gastroenteritis tanpa dehidrasi), BAB 4-10 kali dan
cair (dehidrasi berat). Apabila gastroenteritis berlangsung 14
hari atau lebih adalah gastroenteritis persisten
c. Riwayat kesehatan Sekarang Menurut (Susilaningrum,dkk
2013)
1) Mula-mula bayi/anak menjadi cengeng,gelisah, suhu
badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau
tidak ada dan kemungkinan timbul gastroenteritis.
2) Tinja makin cair, mungkin disertai lendir atau lendir
dan darah.
Warna tinja merubah menjadi kehijauan karena
tercampur empedu.
3) Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering
defekasi dan sifatnya makin lama makin asam.
4) Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah
gastroenteritis.
5) Apabila pasien telah banyak kehilangan cairan dan
elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak.
6) Diuresis : terjadi oliguri (kurang 1ml/kg/BB/jam) bila
terjadi dehidrasi. Urine normal pada diare tanpa dehidrasi.
Urine sedikit gelap ada dehidrasi ringan atau sedang.
Tidak ada urine dalam waktu 6 jam (dehidrasi berat).
d. Riwayat kesehatan keluarga
Meliputi penyakit yang pernah/ masih di derita ataupun
penyakit keturunan keluarga serta genogram, kultur dan
kepercayaan keluarga, perilaku keluarga yang dapat
mempengaruhi kesehatan dan persepsi keluarga terhadap
pasien
12

e. Riwayat Kesehatan
Menurut (Susilaningrum)
1. Riwayat alergi terhadap makanan atau obat-obatan
(antibiotic) karena factor ini merupakan salah satu
kemungkinan penyakit gastroenteritis.
2. Riwayat penyakit yang sering terjadi pada anak berusia
dibawah 2 tahun biasanya adalah batuk, panas, pilek,
dan kajang yang
terjadi sebelum, selama, atau sesudah gastroenteritis.
Informasi ini diperlukan untuk melihat tanda atau gejala
infeksi lain yang menyebabkan gastroenteritis seperti
OMA, tonsillitis, faringitis, bronkopneumonia, dan
ensafalitis.
f. Riwayat nutrisi
Menurut riwayat pemberian makanan sebelum sakit
gastroenteritis meliputi :
1. Pemberian ASI penuh pada anak sangat mengurangi
resiko gastroenteritis dan infeksi yang serius.
2. Pemberian susu formula, apakah dibuat menggunakan air
masak dan diberikan dengan botol atau dot, karena botol
yang tidak tidak bersih akan mudah menimbulkan
pencemaran.
3. Perasaan haus, anak yang gastroenteritis tanpa dehidrasi
tidak merasa haus (minum biasa). Pada dehidrasi ringan
atau sedang anak merasa haus ingin minum banyak,
sedangkan pada dehidrasi berat, anak malas minum atau
tidak bisa minum.
4. Diawali dengan mual, muntah, anoreksia, menyebabkan
penurunan berat badan pasien.
g. Riwayat obstetric dan ginekologi
Adakah riwayat kehamilan/persalinan/abortus sebelumnya,
berapa jumlah anak hidup. Ada/tidaknya masalah-masalah
13

pada kehamilan/persalinan sebelumnya seperti prematuritas,


cacat bawaan, kematian janin, perdarahan atau sebagainya.
Penolong persalinan terdahulu, cara persalinan,
penyembuhan luka persalinan,
keadaan bayi saat saat baru lahir, berat badan lahir. Riwayat
menarche, siklus haid, ada/tidak nyeri haid atau gangguan
haid lainnya, riwayat penyakit kandungan lainnya, riwayat
kontrasepsi, lama pemakaian, ada masalah/tidak
h. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan menjadi bahan
pertimbangan yang penting karena setiap individu
mempunyai ciri-ciri struktur dan fungsi yang berbeda,
sehingga pendekatan pengkajian fisik dan tindakan harus
disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan. Dalam
perkembangan meliputi personal social, motoric halus,
motoric kasar dan kemampuan bahasa. Sedangkan dalam
pertumbuhan meliputi berat badan, panjang badan, lingkar
lengan atas, lingkar dada, lingkar perut dan gigi Riwayat
imunisasi
Riwayat imunisasi terutama campak, karena gastroenteritis
lebih sering terjadi atau berakibat pada anak-anak dengan
campak atau yang baru menderita campak dalam 4 minggu
terakhir, sebagai akibat dari penurunan kekebalan pada
pasien
i. Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi
abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman
j. Pola hygiene, kebiasaan mandi setiap harinya,
k. Aktivitas, akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah
dan adanya nyeri akibat distensi abdomen
l. Pemeriksaan fisik
Menurut Susilaningrum
1) Keadaan umum
14

a) Baik, sadar (tanpa dehidrasi).


b) Gelisah, rewel (dehdrasi ringan atau sedang).
c) Lesu, lunglai, atau tidak sadar (dehidrasi berat).
2) Berat badan anak yang gastroenteritis dengan dehidrasi
biasanya mengalami penurunan berat
3) Kulit
Untuk mengetahui kulit, dapat dilakukan pemeriksaan
turgor yaitu dengan cara mencubit daerah perut
menggunakan kedua ujung ibu jari (bukan dengan kedua
kuku). Apabila turgor kembali cepat (kurang dari 2 detik)
berarti gastroenteritis tersebut
tanpa dehidrasi. Apabila turgor kembali dengan lambat
(cubitan kembali dalam waktu 2 detik) ini berarti
mengalami dehidrasi ringan atau sedang. Apabila turgor
kembali sangat lambat (cubitan kembali lebih dari 2 detik)
berarti ini termasuk dengan dehidrasi berat.
4) Kepala
Anak berusia dibawah 2 tahun yang mengalami dehidrasi,
ubun- ubunnya biasanya cekung.
5) Mata
Anak yang gastroenteritis tanpa dehidrasi bentuk kelopak
matanya normal, apabila mengalami dehidrasi ringan atau
sedang kelopak mata cekung atau cowong, sedangkan
apabila mengalami dehidrasi berat, kelopak matanya
sangat cekung.
6) Mulut dan lidah
a) Mulut dan lidah basah (tanpa dehidrasi).
b) Mulut dan lidah kering (dehidrasi ringan atau sedang).
c) Mulut dan lidah sangat kering (dehidrasi berat).
7) Abdomen kemungkinan mengalami distensi, kram, dan
bising usus yang meningkat.
8) Anus, apakah ada iritasi pada kulitnya.
15

a. Pemeriksaan psikologis, keadaan umum tampak


lemah, kesadaran composmetis sampai koma, suhu
tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah, pernafasan agak
cepat
b. Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang
Pada anak gastroenteritis akan mengalami gangguan
karena anak dehidrasi berat badan menurun
c. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium penting, artinya dalam
menegakkan diagnose (kausal) yang tepat, sehingga
dapat memberikan terapi yang tepat, pemeriksaan
yang perlu dilakukan pada anak yang mengalami
gastroenteritis, yaitu:
1) Pemeriksaan tinja, baik secara makroskopi maupun
mikroskopi dengan kultur.
2) Test malabsorbsi yang meliputi karbohidrat (pH,
Clini, test). Lemak dan kultur urine.
Adapun data dan klasifikasi gastroenteritis yang
dimaksud adalah :
2.2.2 Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi
untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap implementasi
dimulai setelah rencana intervensi disusun dan ditujukan pada
nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang
diharapkan. Oleh karena itu rencana intervensi yang spesifik
dilaksanakan untuk memodifikasi factor-faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan
2.2.3 Evaluasi keperawatan
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi
proses keperawatan yang menandakan keberhasilan dari
diagnosis keperawatan, rencana intervensi dan implementasinya.
Tahap evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor
16

“kealpaan” yang terjadi selama tahap pengkajian, analisis,


perencanaan, dan implementasi. Meskipun tahap evaluasi
diletakkan pada akhir proses keperawatan tetapi tahap ini
merupakan bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan.
Pengumpulan data perlu direvisi untuk menentukan kecukupan
data yang telah dikumpulkan dan kesesuaian perilaku yang di
observasi. Diagnosis juga perlu dievaluasi dalam hal keakuratan
dan kelengkapannya. Evaluasi juga diperlukan pada tahap
intervensi untuk menentukan apakah tujuan intervensi tersebut
dapat dicapai secara efektif
2.3 Konsep Anak
Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang
perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja.
Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang
dimulai dari bayi (0-1 tahun), usia bermain/toddler (1-1,5 tahun), pra
sekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (5-11 tahun), hingga remaja (11-
18 tahun). Rentang ini berada antara anak satu dengan yang lain
mengingat perubahan pertumbuhan dan perkembangan yaitu rentang
cepat dan lambat. Dalam proses perkembangan
anak memiliki fisik, kognitif, konsep diri, pola koping dan
perilaku sosial

1.3.1 Pengertian tumbuh kembang


Menurut Tumbuh kembang merupakan manifestasi yang
kompleks dari peubahan morfologi, biokimia, dan fisiologi
yang terjadi sejak konsepsi sampai maturitas/dewasa. Banyak
orang menggunakan istilah “tumbuh” dan “kembang” secara
sendiri-sendiri atau bahkan ditukar-tukar. Istilah tumbuh
kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya
berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu
pertumbuhan dan perkembangan. Sementara itu, pengertian
mengenai pertumbuhan dan perkembangan per definisi
17

sebagai berikut :
1. Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat
kuantitatif, yaitu bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi
pada tingkat sel, organ, maupun individu. Anak tidak
hanya bertambah besar secara fisik, melainkan juga
ukuran dan struktur organ- organ tubuh dan otak
2. Perkembangan (development) adalah perubahan yang
bersifat kuantitatif dan kualitatif. Perkembangan adalah
bertambahnya kemampuan (skill) struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks, dalam pola yang teratur dan
dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematangan/maturitas. Perkembangan menyangkut proses
diferensiasi sel tubuh, jaringan tubuh, organ,
dan system organ yang berkembang sedemikian rupa
sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.
18

sumber
https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/87061
http://repository.stikespantiwaluya.ac.id/144/
http://eprints.umpo.ac.id/6143/
http://journal.wima.ac.id/index.php/NERS/article/view/1568
http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/2529/
http://studentjournal.umpo.ac.id/index.php/HSJ/article/view/666

Anda mungkin juga menyukai