Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul
Kalimat membangun yakni motivasi merupakan acuan dalam diri individu walaupun
berkelompok tetaplah individu peserta didik itu sendiri untuk melakukan sesuatu guna
memenuhi minat yang dibutuhkan. Menurut Munandar, motivasi adalah proses dimana
kebutuhan dapat mendorong seorang individu untuk melakukan berbagai kegiatan yang
menuju kearah tujuan tertentu.
Motivasi yang ada di dalam diri peserta didik disebut motivasi intrinsik karena
tujuannya merujuk kearah perasaan dari dalam yang sangat efektif, kompeten, dan individu
memegang kendali terhadap nasib dirinya sendiri. Individu yang termotivasi dari dalam
dirinya, dan melakukan aktivitas demi aktivitas itu sendiri, dimana dari kegiatan tersebut ia
akan memperoleh hasil kepuasan tersendiri.
Teknik Premack Principle dalam bimbingan dan konseling dapat digunakan dan
diharapkan lebih efektif dalam mengatasi permasalahan peserta didik. Teknik ini tentang
perilaku dengan probabilitas lebih tinggi dapat bertindak sebagai reinforcer bagi perilaku
dengan probabilitas lebih rendah. Dengan kata lain, individu akan termotivasi untuk
melaksanakan tugas yang tidak diinginkan jika tugas diikuti oleh tugas yang diinginkan
Premack sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, orang tua melarang
anaknya bermain gadget sampai ia menyelesaikan tugas yang diberikan oleh gurunya. Dalam
penelitian ini penulis akan lebih banyak menggunakan Teknik Premack Principle, Premack
Principle seperti yang dideskripsikan diatas, adalah tipe yang ingin diajarkan kepada kliennya
supaya bisa digunakannya. Jika individu menggunakan Premack Principle, mereka lebih
mungkin semakin termotivasi untuk mencapai tujuan.
Alasan memilih judul penelitian “Pengaruh Konseling Kelompok dengan Teknik
Premack Principle Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VII di
SMP Negeri 4 Bandar Lampung” karena peneliti ingin meningkatkan perihal motivasi
belajar peserta didik yang rendah sehingga peserta didik bisa mempunyai motivasi diri yang
tinggi dan optimal sehingga mereka mempunyai dorongan yang positif dari dalam diri mereka
untuk meraih suatu tujuan atau sesuatu hal yang lebih ingin dicapai tujuannya, dan di SMP
Negeri 4 Bandar Lampung pemberian motivasi dalam belajar pada peserta didik ini masih
tergolong rendah maka dari itu penulis memilih judul seperti ini. Menuntut ilmu adalah
kegiatan yang bertahap dan merupakan unsur yang paling penting untuk penyelenggaraan
semua jenis dalam jenjang pendidikan.

B. Latar Belakang Masalah


Dalam dunia pendidikan lebih tepatnya adalah kegiatan belajar, kelangsungan dan
keberhasilan proses belajar mengajar tidak hanya dipengaruhi oleh faktor intelektual saja,
melainkan faktor non-intelektual juga bisa berperan penting untuk menentukan hasil belajar,
salah satunya kemampuan semua peserta didik dalam memotivasi dirinya sendiri.
Peserta didik ada yang mempunyai motivasi diri yang tinggi saat proses belajarnya
akan lebih bersungguh-sungguh hingga mampu memahami apa yang mereka pelajari,
sehingga memperoleh hasil belajar dengan nilai yang tinggi dan memuaskan. Motivasi sangat
dibutuhkan dan dikembangkan oleh setiap peserta didik, karena motivasi ini adalah daya
mobilitas psikis yang menumbuhkan hal positif yang ada dalam diri seseorang, lebih

25
26
menjamin kelangsungan diri positif dalam mencapai satu tujuan yang dituju. Motivasi
berperan penting untuk memberikan stimulan, semangat dan rasa senang didalam diri
seseorang, sehingga peserta didik memiliki motivasi yang sangat tinggi hingga mempunyai
banyak energi yang banyak untuk lebih siap melaksanakan kegiatan belajar dan hal positif
lainnya.
Menurut Ali Imron ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi motivasi pada proses
pembelajaran yang positif, yaitu salah satunya kondisi psikis para peserta didik. Hal ini bisa
terlihat jika seseorang kondisi psikisnya tidak bagus contohnya sedang stres atau gangguan
emosional lainnya maka motivasi diri yang akan ditimbulkan juga akan menurun tetapi
sebaliknya jika kondisi psikologis seseorang dalam keadaan bagus, gembira, atau
menyenangkan maka kecenderungan motivasi diri yang ditimbulkan juga akan tinggi dan
baik. Penulis menemukan masih ada peserta didik kelas VII yang masih memiliki motivasi
belajar yang rendah. Berikut ini tabel permasalahan motivasi belajar yang rendah yang ada
pada diri peserta didik, diperoleh kelas VII:
Tabel 1.
Indikator Motivasi Belajar yang Tampak pada Peserta Didik
Kelas VII D di SMP Negeri 4 Bandar Lampung
Nama Inisial Jumlah
No 1 2 3 4 5 Kategori
Peserta Didik Indikator
1 A  1 Rendah
2 ATZ   2 Sedang
3 ANQ   2 Sedang
4 AM  1 Rendah
5 ADS  1 Rendah
6 MLP  1 Rendah
7 MFP  1 Rendah
8 NCH  1 Rendah
9 RSAF  1 Rendah
10 SAP   2 Sedang
Sumber: data dokumentasi Guru BK di SMP Negeri 4 Bandar Lampung tanggal 5 Oktober 2020

Keterangan Indikator:
1. Adanya rasa rajin dalam mengikuti PBM di kelas
2. Adanya usaha dalam menghadapi kesulitan belajar
3. Adanya semangat dalam mengikuti proses belajar mengajar
4. Adanya keinginan untuk berprestasi
5. Adanya dorongan pada diri sendiri untuk menyelesaikan tugas/ PR

Kegagalan yang pernah dialami peserta didik juga bisa mempengaruhi keyakinan
irasionalnya, para peserta didik menganggap bahwa dirinya bodoh dan kesalahan tersebut
tidak bisa diperbaiki sehingga memperlihatkan peserta didik kurang mempunyai kemauan
untuk berhasil. Perasaan tersebut bisa mempengaruhi semangat peserta didik untuk mengikuti
proses pembelajaran, seperti membenci gurunya atau mata pelajarannya sehingga hasil belajar
juga tidak akan optimal dan efektif.
Hasil data yang diperoleh melalui wawancara yang dilakukan penulis dengan Guru BK
Bapak Zainal Abidin di SMP Negeri 4 Bandar Lampung, mereka memiliki masalah motivasi
belajar yang masih rendah. Beliau mengatakan bahwa mereka kurang memiliki dorongan
27
semangat dan kegiatan yang positif pada diri mereka dikarenakan ada beberapa pikiran atau
persepsi negatif pada diri pribadi sendiri maupun orang lain. Persepsi negatif tersebut karena
ada perasaan tidak mampu dalam mengerjakan sesuatu hal maupun saat mengikuti proses
pembelajaran. Lingkungan sekitar seperti teman- teman, pendidik bahkan orang tua yang
tidak mendukung dan ikut menyalahkan atas ketidakmampuan tersebut akan membuat
keyakinan irasionalnya lebih parah, sehingga menyebabkan peserta didik tersebut
beranggapan negatif terhadap diri sendiri. Peserta didik yang mengalami masalah kurangnya
motivasi diri di SMP Negeri 4 Bandar Lampung, terlihat kurang berminat untuk berhasil atau
berprestasi.
Sebagian peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang perlu ditingkatkan
kembali dikarenakan beberapa faktor yakni faktor lingkungan yang tidak kondusif yaitu latar
belakang keluarga mereka yang broken home, ataupun dari keluarga yang kurang mampu,
sehingga peserta didik merasa tidak mendapatkan dukungan dari keluarga baik secara fasilitas
financial maupun secara lahir batin yang tidak memadai, hal tersebut bisa mempengaruhi
motivasi belajar peserta didik menjadi rendah. Dan juga peserta didik merasa tidak
mendapatkan penghargaan kepada diri mereka misalnya, dalam bentuk pujian atau hadiah
yang semestinya dapat dijadikan sebagai penguat untuk motivasi belajar mereka. Faktor lain
yang meyebabkan kurangnya motivasi belajar pada peserta didik adalah anggapan negatif
tentang dirinya yang berasal dari diri sendiri maupun dari orang lain.
Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan cara yang tepat untuk mengatasinya
salah satunya yaitu dengan upaya memberikan bantuan kepada peserta didik agar mampu
menyesuaikan diri secara baik dapat diwujudkan dengan kontribusi layanan bimbingan dan
konseling. Pada dasarnya tujuan umum pelayanan bimbingan dan konseling itu sendiri sejalan
dengan tujuan pendidikan karena bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari
sistem pendidikan.
Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara
perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam
bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan
pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku. Bimbingan dan konseling bukanlah
kegiatan pembelajaran dalam konteks adegan mengajar yang layaknya dilakukan guru sebagai
pembelajaran bidang studi, melainkan layanan ahli dalam konteks memandirikan peserta
didik. Pada umumnya sekolah memberikan bantuan kepada peserta didik dalam menghadapi
masalah yang berhubungan dengan perbedaan individu dengan pola pemikiran, sikap dan
perilaku yang berbeda-beda secara individual dengan kontribusi layanan bimbingan dan
konseling yang ada di sekolah. Berbagai masalah individu yang berbeda terutama dalam hal
motivasi belajar yang harus ditangani melalui layanan bimbingan dan konseling dalam rangka
pemenuhan kebutuhan dalam belajar.
Kegiatan belajar itu sendiri merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan
di sekolah, bimbingan dan konseling di sekolah sering kali dihadapkan pada persoalan-
persoalan mengenai kurangnya motivasi peserta didik terutama dalam hal belajar. Untuk itu
diperlukan tenaga pendidik yang kompeten dibidang bimbingan dan konseling untuk
membina peserta didik agar lebih memiliki motivasi yang positif. Bimbingan dan Konseling
berperan itu sangat penting terutama dalam mengembangkan motivasi belajar yang ada pada
peserta didik, bagaimana bimbingan dan konseling itu sendiri dapat membangun manusia
seutuhnya dari berbagai aspek potensi yang ada pada dalam peserta didik. Dengan adanya
bimbingan dan konseling maka seluruh aspek potensi yang ada pada dalam diri peserta didik
28
dapat dikembangkan, baik itu aspek akademik, pribadi, sosial, kematangan intelektual dan
sistem nilai. Dengan kata lain, tugas pendidik salah satu diantaranya adalah membimbing agar
peserta didik dapat mengembangkan segala potensinya dengan baik melalui motivasi yang
positif.
Dalam bimbingan dan konseling dapat digunakan dan diharapkan lebih efektif dalam
mengatasi permasalahan peserta didik. Dalam kehidupan sehari-hari kita semua memiliki
kebiasaan baik dan yang kurang baik. Sebagai manusia kita perlu bersyukur akan nikmat yang
kita capai selama ini dan Jangan kita mudah putus asa dalam melakukan sesuatu kebaikan
kerana Allah SWT mengizinkan kita mengubah kehidupan jika kita tetap berusaha.
Sebagaimana diingatkan oleh Allah SWT lewat firman-Nya, Al-Qur’an yang berbunyi:
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka
mengubah diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada
pelindung bagi mereka selain Dia (Q.S. Ar-Ra’d: 11).

Dari dalil seperti yang diatas adalah (Q.S. Ar-Rad’: 11) deskripsikan bahwa “Imam
Ibnu Katsir membicarakan potongan ayat tersebut dengan sebuah hadits qudsi yang marfu”,
“Rasul bersabda: Allah berfirman: Demi kemuliaan-Ku, kebesaran-Ku dan ketinggian-Ku di
atas Arsy, tidaklah suatu negeri dan penghuninya berada dalam kemaksiatan kepada-Ku yang
Aku benci, kemudian mereka berupaya mengubah keadaan tersebut menjadi ketaatan kepada-
Ku yang Aku cinta, melainkan Aku akan mengubah bagi mereka siksa-Ku yang mereka benci
menjadi rahmat-Ku yang mereka sukai”. (Dari penuturan Ali bin Abi Thalib k.w.,
sebagaimana diriwayatkan dari al-Hafizh Muhammad bin Utsman.).
Maka, tidak ada alasan untuk kita berputus asa sekecil pun. Kita harus senantiasa
penuh harapan dan memiliki ambisi, sembari berusaha mengubah keadaan kita agar menjadi
lebih baik lagi. Maka, peneliti menggunakan dalil seperti itu agar peserta didik yang memiliki
motivasi yang rendah pada dirinya tidak berputus asa dan akan terus berkembang untuk
mendapatkan motivasi yang baik di dalam hidupnya. Model Primack Principle menentukan
bahwa nilai yang sesorang tempatkan pada suatu kegiatan dapat diukur dengan jumlah waktu
yang dihabiskan untuk terlibat dalam suatu kegiatan dan itu menyatakan bahwa nilai
penguatan suatu kegiatan relatif terhadap nilai kegiatan lain dalam repertoar orang tersebut.
Dengan mengutip pendapat Sadirman, Riduwan (2006 : 200) mengatakan bahwa motivasi
belajar adalah keseluruhan daya penggerak didalam diri peserta didik yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberi arah pada
kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Lebih lanjut Riduwan (2006 : 210) mengatakan
motivasi merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul dari dalam diri siswa untuk
memberikan kesiapan agar tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Sedangkan belajar
merupakan proses yang dilakukan siswa untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang
lebih baik dan sebelumnya sebagai hasil pengalaman siswa dalam berinteraksi dengan
lingkungannya. Motivasi belajar siswa meliputi beberapa dimensi: (a.) Ketekunan dalam
belajar, (b.) Ulet dalam menghadapi kesulitan, (c.) Minat dan ketajaman perhatian dalam
belajar, (d.) Berprestasi dalam belajar, (e.) Mandiri dalam belajar. Berdasarkan uraian latar
belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh
Konseling Kelompok dengan Teknik Premack Principle Untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Peserta Didik Kelas VII di SMP Negeri 4 Bandar Lampung” karena kedua
variable tersebut memiki keterkaitan yang kedepannya bisa berguna.
29

C. Identifikasi dan Batasan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan seperti diatas, permasalahan pada
penelitian ini bisa diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Selalu berfikir negatif terhadap diri sendiri, menimbulkan rasa insecure dalam belajar.
2. Tidak ada pemikiran untuk dorongan semangat belajar dan kebutuhan ilmu yang pada diri
peserta didik.
3. Kurangnya dukungan motivasi dari orang terdekat dan lingkungan.
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut sebelumnya, maka penulis mengatasi
semakin luasnya masalah agar permasalahan yang akan dibahas tidak meluas, pembatasan
masalah dalam penelitian ini yaitu “Pengaruh Konseling Kelompok dengan Teknik Premack
Principle Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VII di SMP Negeri 4
Bandar Lampung”.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pernyataan sebelumnya perihal isu pada penelitian ini adalah “Apakah
penggunaan layanan konseling kelompok dengan teknik Premack Principle berpengaruh
untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik Kelas VII di SMP Negeri 4 Bandar
Lampung?”
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah sebelumnya, maka dapat diperoleh tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konseling kelompok dengan teknik Premack
Principle untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas VII di SMP N 4 Bandar
Lampung.

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
Manfaat Teoritis pada penelitian ini diharapkan bisa berperan untuk perkembangan
ilmu dalam bidang bimbingan dan konseling, juga bisa menambah pengetahuan tentang teknik
yang dapat digunakan untuk mengembangkan motivasi diri pada peserta didik. Manfaatnya:
1. Bagi Peserta Didik
Dapat dijadikan sebagai media untuk mempengaruhi motivasi diri peserta didik
sehingga dalam proses pengembangan motivasi diri akan lebih bersungguh-sungguh dan
mendapatkan hasil yang memuaskan.
2. Bagi Pendidik BK
Dapat menambah informasi serta sebagai acuan dalam pemberian layanan
bimbingan dan konseling tentang menumbuhkan motivasi diri peserta didik melalui teknik
Premack Principle.
3. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengalaman dan keterampilan dalam mengembangkan motivasi
belajar pada peserta didik.

G. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan


Berdasarkan telaah pustaka dan kajian penulis, sebelum penulis melaksanakan
penelitian ini, ditemukan penelitian yang relevan dengan penelitian penulis yaitu:
30
1. Berdasarkan penelitian miftakhul jannah 2017, Penelitian ini dilatar belakangi oleh
pentingnya aspek mental Pada cabang olahraga panahan, aspek mental sangat menentukan
hasil pertandingan salah satunya yaitu konsentrasi Seorang atlet panahan yang memiliki
konsentrasi yang tinggi akan dapat menembakkan anak panah tepat pada sasaran dan
memperoleh poin yang tinggi sehingga prestasinya juga akan meningkat. Penelitian ini
bertujuan untuk menguji apakah ada pengaruh self talk positif terhadap konsentrasi pada
atlet panahan Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif eksperimen dengan
desain pretest-posttest control group design Subjek penelitian ini berjumlah empat
belasatlet PPLP Panahan Jawa Timur yang dibagi menjadi dua kelompok yakni kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Perlakuan berupa self talk positif hanya diberikan
kepada kelompok eksperimen, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan
apapun. Data diperoleh dengan melakukan pretest dan posttest pada kedua kelompok
menggunakan Grid Concentration Exercise Penelitian ini menggunakan analisis data uji
peringkat bertanda wilcoxon Hasil analisis data uji peringkat bertanda wilcoxon
menunjukkan terdapat perbedaan skor konsentrasi antara sesudah dan sebelum perlakuan
self talk positif pada kelompok eksperimen (Sig.= 0,018, p< 0,05). Peningkatan konsentrasi
pada atlet PPLP Panahan Jawa Timur juga dapat dilihat dari nilai gain score pada kedua
kelompok, nilai gain score pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan
nilai gain score pada kelompok kontrol (7,71> 1,57), artinya premack principle
berpengaruh terhadap konsentrasi pada atlet panahan Hasil analisis tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis “ada pengaruh premack principle terhadap konsentrasi pada atlet panahan
tidak ditolak.
2. Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Uswatun Saidah mahasiwi IAIN Raden Intan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Bimbingan dan Konseling. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan one group pretest-postest.
Subjek dalam penelitian ini sebanyak 15 peserta didik kelas V SDN 1 Waydadi Bandar
Lampung. Hasil penelitian ini menggunakan positive reinforcement dapat meningkatkan
motivasi belajar di sekolah pada siswa kelas V, hal ini ditunjukan oleh dari skor pretest
250 dan skor postest 411 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 161. Hasil analisis
data pada uji tarf signifikan 0=:0,05 (5%) diperoleh Pvalue = 0,001 Pvalue <0,05 maka H0
ditolak Ha diterima, artinya reinforcement positive dapat meningkatkan disiplin belajar
disekolah pada peserta didik kelas V.
3. Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Annisa Ayu mahasiwi UIN Raden Intan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Bimbingan dan Konseling. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan one group pretest-postest.
Subjek dalam penelitian ini sebanyak 27 peserta didik kelas VIII SMP N 3 Bandar
Lampung. Hasil penelitian ini menggunakan premack principle dapat meningkatkan
motivasi belajar di sekolah pada siswa kelas VIII, hal ini ditunjukan oleh dari skor pretest
38,6 dan skor postest 39,3 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 66,3. Hasil analisis
data pada uji tarf signifikan 0=:0,05 (5%) diperoleh Pvalue = jadi 0,027 > 0,05 maka H0
ditolak Ha diterima, artinya premack principle dapat meningkatkan disiplin belajar
disekolah pada peserta didik kelas VIII.

H. Sistematika Penulisan
Sistematika pembahasan adalah penjelasan sementara dari sisi skripsi, yakni suatu
gambaran tentang isi skripsi secara keseluruhan dan dari sistematika itulah bisa diartikan
31
bahwa satu arahan bagi pembaca untuk menelaahnya. Secara berurutan dalam sistematika ini
adalah sebagai berikut :
Pada Bab I merupakan, bab yang terdiri dari penegasan judul, latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian penelitian terdahulu, dan sistematika
pembahasan.
Pada Bab II menjelaskan, tentang tinjauan pustaka. Pada tinjauan pustaka ini berisikan
tentang kajian teori yang berisikan pemaparan tentang teori-teori bimbingan dan konseling
yang berhubungan dengan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling kepada peserta
didik selama masa pandemic.
Pada Bab III menjelaskan, tentang metode penelitian yang peneliti gunakan selama
melaksanakan proses penelitiann dalam bab ini berisi keterangan mengenai waktu dan tempat
penelitian, pendekatan dan jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti, populasi dan sampel
instrument penelitian, uji validitas dan releabilitas data serta metode analisis dan interprestasi
data dalam penelitian.
Pada Bab IV Hasil penelitian dan Pembahasan, pada bab ini penulis menguraikan data-
data yang telah diperoleh dari hasil penelitian literatur (membaca dan menelaah literatur) yang
kemudian diedit, diklasifikasikan, diverifikasikan, dan dianalisis untuk menjawab rumusan
masalah yang telah ditetapkan.
Pada Bab V Menjelaskan tentang penutup, pada bab ini merupakan bab terakhir yang
berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan pada bab ini bukan merupakan ringkasan dari
penelitian yang dilakukan melainkan jawaban singkat atas rumusan masalah yang telah
ditetapkan. Saran pada bab ini merupakan usulan atau anjuran kepada pihak-pihak terkait atau
pihak yang memiliki kewenangan lebih terhadap tema yang diteliti. Demi kebaikan
masyarakat, dan usulan atau anjuran untuk penelitian berikutnya di masa-masa mendatang.
Pada bagian akhir terdapat sumber-sumber referensi yang dipakai oleh penulis dalam
Menyusun skripsi ini, yang terdiri dari beberapa jurnal Nasional dan Internasional, juga buku-
buku yang terkait tentang Bimbingan dan Konseling.
32
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2021/2022 yaitu
antara bulan Juni 2021 sampai dengan bulan Juli 2021.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di SMP N 4 Bandar Lampung yang berlokasi di Jalan
HOS. Cokroaminoto No. 94 Enggal Bandar Lampung. Lokasi tersebut dipilih karena
memiliki semua aspek pendukung agar penelitian dapat berjalan dengan baik.

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian


1. Pendekatan Penelitian
Pada suatu penelitian ini diperlukan metode yang tepat dalam suatu penelitian yang
akan dilakukan, metode penelitian ini membicarakan bagaimana secara berurutan
penelitian ini dilakukan, yaitu dengan alat apa dan prosedur bagaimana suatu penelitian ini
dilakukan. Metode penelitian juga bisa diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan
data yang benar dengan tujuan yang dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu
pengetahuan tertentu sehingga pada saat gilirannya bisa digunakan untuk memahami,
memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.
Dalam penelitian ini, penulis juga menggunakan metode kuantitatif. Metode
kuantitatif ini diartikan sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif atau statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
telah ditetapkan. (pendapat ahli) .
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis kuantitatif deskriptif, yaitu penelitian
yang mengumpulkan informasi ekstensif tentang peristiwa itu sendiri atau keadaan
variabel. Riduan mengungkapkan “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan
untuk memecahakan masalah dengan mendeskripsikan hasil penelitian”.
Peneliti memakai jenis penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana untuk
meningkatkan motivasi belajar pada peserta didik kelas VII di SMP N 4 Bandar Lampung.

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengumpulan Data


1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari:obyek atau
subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang dapat ditetapkan oleh penulis
untuk dipelajari dan kemudian dapat ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi ini bukan hanya
orang, tetapi bisa juga obyek atau benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan hanya
sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang bisa dipelajari, tapi juga meliputi
seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang bersangkutan.
Populasi yang dipakai dalam penelitian ini ialah peserta didik kelas VII D sebagai sumber
subjek penelitian berdasarkan dari hasil wawancara, dan rekomendasi guru serta observasi
di SMP Negeri 4 Bandar Lampung. Terdapat ( 26 ) peserta didik yang terpilih.
33

Tabel 2
Populasi Penelitian
Kelas Jumlah Peserta Didik
Laki-laki 13 orang
Perempuan 13 orang
Total 26 orang
Sumber:Data Dokumentasi, SMP Negeri 4 Bandar Lampung Tahun 2020

2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari semua jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
beberapa populasi tersebut. Bila populasi ini besar, dan penulis tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan waktu, tenaga, dan dana,
maka peneliti bisa menggunakan sampel yang diambil dari beberapa populasi itu. Apa saja
yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan pada populasi.
Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul mewakili (representatif).
Sampel dalam peneliti ini merupakan peserta didik kelas VII D SMP Negeri 4
Bandar Lampung yang dianggap memiliki dorongan motivasi belajar yang rendah. Sampel
penelitian ini merupakan peserta didik yang bisa dianggap memiliki motivasi diri rendah
yakni kelas VII D di SMP Negeri 4 Bandar Lampung dengan jumlah 4 orang peserta didik.
Tabel 3
Sampel Penelitian
Kelas Jumlah Peserta Didik
Laki-laki 4 orang
Perempuan 6 orang
Total 10 orang
Sumber:Data Dokumentasi, SMP Negeri 4 Bandar Lampung

3. Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan bentuk teknik dalam pengambilan sampel. Agar dapat
menentukan sampel, peneliti akan menggunakan teknik sampling dalam penelitian ini, jadi
terdapat berbagai macam teknik yang digunakan. Dalam penelitian ini, penulis mengambil
sampel secara acak tanpa memperhatikan strata tingkatan apapun yang ada didalam
populasi, yakni dengan cara random sampling.
Adapun kriteria pemilihan sampel, yaitu:
a. Peserta didik kelas VII SMP Negeri 4 Bandar Lampung.
b. Peserta didik Bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
c. Peserta didik yang teridentifikasi dan dikatagorikan kedalam motivasi rendah.

Sampel yang Sampel yang


Homogen Homogen
34
Diambil Secara Random

Gambar 2.
Teknik Simple Random Sampling

4. Teknik Pengumpulan Data


Dalam Pengumpulan data setiap penelitian merupakan hal yang wajib dalam
memperoleh segala informasi yang diperoleh dalam mengungkap permasalahan yang
diperlukan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu,
sebagai berikut:
a. Metode Observasi
Observasi merupakan sebuah teknik dalam pengumpulan data yang memiliki
ciri-ciri yang spesifik jika dibedakan dengan teknik yang lain. Observasi dalam teknik
pengumpulan data ini digunakan jika, penelitian ini memungkinkan tepat dengan
prilaku manusia, proses kerja, gejala alam dari responden yang diamati tidak terlalu
banyak.
Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang dibutuhkan dengan
melakukan pengamatan kepada obyek tertentu pada saat penelitian. Obyek yang diamati
yaitu peserta didik SMP Negeri 4 Bandar Lampung, hal seperti ini dilakukan untuk
memperoleh data yang obyektif.
b. Wawancara
Wawancara ialah sebagai teknik dalam pengumpulan datadengan cara
memberikanpertanyaan dan dijawab secara lisan yang digunakan secara sistematis
dalampencapaian tujuan penelitian.
Penelitian ini dilakukan secara tidak terstruktur oleh pertanyaan tertulis supaya
bisa berlangsung luwes dengan lebih terbuka. Maka digunakannya metode wawancara
ini, yang bentuk komunikasinya verbal diantara penulis dengan pendidik bimbingan dan
konseling, dengan kata lain berupa percakapan agar mendapatkan informasi tentang
motivasi belajar peserta didik di SMP Negeri 4 Bandar Lampung.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode pencarian data mengenai hal variabel berupa
dokumen-dokumen yang dapat digunakan dalam pemberian keterangan atau bukti yang
berkaitan dengan proses pengumpulan dan pengelolaan dokumen secara sistematis juga
menyebarluaskan kepada pengguna informasi tersebut. Jika tanpa adanya dokumentasi,
data tersebut tidak akan menjadi sebuah dokumen yang real (nyata). Menurut para ahli,
dokumentasi ialah proses yang dilakukan secara sistematis mulai dari pengumpulan
hingga pengelolahan data yang dapat menghasilkan kumpulan-kumpulan dokumen.

d. Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data yang bisa dilakukan dengan cara
memberi beberapa pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket atau
kuesioner dipakai untuk menyebut metode maupun instrument. Menurut dari pendapat
terkemuka, maka Pemberian angket bisa digunakan untuk mendapatkan data dan bisa
diberikan kepada peserta didik kelas VII D supaya dapat melihat perkembangan
motivasi belajar pada peserta didik kelas VII D di SMP Negeri 4 Bandar Lampung
sebelum dan sesudah diberikan treatment. Instrumen ini terdiri dari 15 pertanyaan juga
35
memiliki lima alternative jawaban dengan masing-masing skor yang berbeda. Angket
yang disebarkan dan disusun secara opsi jawaban mulai dengan Sangat Sesuai (SS),
Sesuai (S), Cukup Sesuai (CS), Kurang Sesuai (KS), hingga Tidak Sesuai (TS).

D. Definisi Operasional Variabel


Tabel 4
Definisi Operasional
Skala
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur
Ukur
Teknik Premack Pinciple Adalah
Variabel tipe dalam Positif Reinforcement
bebas (X) yang memberikan penguatan
adalah dengan melakukan suatu Observasi,
- -
Teknik kegiatan yang sangat wawancara
Premack menyenangkan, setelah
Principle Melakukan kegiatan yang
Kurang menyenangkan
Motivasi merupakan suatu tipe
Peserta didik
yang dapat menjadi aktif dan
Variabel Dapat
Fungsinya ini tidak perlu lagi
Terikat (Y1) Kuisioner mengembangkan
dirangsang dari Faktor eksternal Interval
Motivasi ( angket ) rasa Percaya Diri
Dari faktor internal diri individu
belajar Dalam
sudah terdapat dorongan untuk
belajar
melakukan sesuatu

Semua penelitian ini memakai variabel yang lebih jelas sehingga menjadikan
gambaran data dan informasi yang mana saja yang bisa diperlukan dalampemecahkan
masalah tersebut. Variabel penelitian ini merupakan gejala yang menjadi objek penelitian,
variabel yang dipergunakan dalam penelitian ialah variabel bebas dan variabel terikat.
1. Variabel bebas merupakan variabel yang dapat dipengaruhi atau dapat menjadikan
penyebab perubahan atau adanya variabel terikat. Variabel bebas didalam penelitian ini
yakni Teknik Premack Principle variabel (X).
2. Variabel terikat merupakan variabel yang dapat dipengaruhi atau dapat menjadi akibat
adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Meningkatkan Motivasi
Belajar pada peserta didik variabel ( Y).
Dalam Penelitian ini ada dua variabel yaitu Teknik Premack Principle dan Motivasi
belajar . Secara Skematis digambarkan sebagai berikut :

Meningkatkan Motivasi
Teknik Premack Principle Belajar Peserta Didik
(X) (Y)

Gambar 3
Hubungan Antara Variabel

Keterangan :
36
X : Teknik Premack Principle
Y : Motivasi Belajar
Disini sebagai seorang penulis ingin melihat hasil konseling kelompok dengan teknik
Primack Principle agar dapat membantu dalam pengembangan didalam diri individu yang
bersangkutan yakni motivasi belajar peserta didik, jadi ada yang mempengaruhi Variabel
Bebas (X) yaitu teknik Primack Principle dan mempengaruhi variabel terikat (Y) yakni
motivasi belajar.

E. Instrumen Penelitian
Penelitian ini memakai Pre-Experimental Design yaitu one group Pre-test dan post-
test design, dengan diberikannya treatment dan juga dibandingkan keadaannya dengan
sebelumnya diberikan treatment. Menurut Sugiyono pada model one group (pre-test)-(post-
test) yaitu dengan cara melakukan satu kali pengukuran diawal (pre-test), sebelum adanya
perlakuan (treatment) dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi (post-test).
Hasil dari kedua pengukuran tersebut dibandingkan untuk menguji apakah treatment
yang diberikan bisa mengembangkan motivasi belajar peserta didik. Design One Group Pre-
test dan Post-test digambarkan sebagai berikut:

O1XO2

Gambar 4
Pola One Grup Pretest-Posttest Design

Keterangan :
O1 : Perlakuan awal yaitu pengukuran awal motivasi belajar peserta didik kelas VII di SMP
Negeri 4 Bandar Lampung sebelum diberikan perlakuan dengan menggunakan teknik
Premack Principle akan diberikan pre-test.
X : Perlakuan menggunakan teknik Premack Principle pada peserta didik kelas VII SMP
Negeri 4 Bandar Lampung.
O2 : Perlakuan akhir post-test untuk mengukur akhir motivasi belajar peserta didik kelas VII
setelah diberikan perlakuan dengan teknik Premack Principle.
Alasan mengapa penulis menggunakan desain penelitian ini supaya bisa untuk
mengukur peningkatan motivasi belajar peserta didik sebelum diberikannya teknik Premack
Principle ini melalui (pre-test), dan pengukuran yang kedua untuk mengembangkan motivasi
belajar peserta didik setelah digunakan teknik Premack Principle melalui (post-test).
Jenis Instrumen Penelitian ini adalah:
Angket
Angket merupakan bentuk dari pernyataan serta pertanyaan secara tertulis berupa data
factual atau pendapat yang berkaitan dengan diri responden itu sendiri, yang dianggap sebagai
suatu fakta atau kebenaran yang diketahui dan perlu dijawab oleh responden

Tabel 5
37
Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar

Nomor Jumlah
Variabel Sub Variabel Indikator
Item Item
Motivasi 1. Ketekunan dalam belajar Mengikuti proses belajar
1,2,3 3
Belajar mengajar di dalam kelas
2.Ulet dalam menghadapi Usaha dalam
kesulitan menghadapi Kesulitan 4,5,6 3
belajar
3. Minat dan ketajaman Semangat dalam
perhatian dalam belajar mengikuti proses belajar 7,8,9 3
mengajar
4. Berprestasi dalam Keinginan untuk
10,11,12 3
belajar berprestasi
5. Mandiri dalam belajar Penyelesaian tugas/ PR 13,14,15 3
Jumlah Pertanyaan 15
Tabel 6
Kriteria Pemberian Skor Instrument Motivasi Belajar
Bentuk Item SS S CS KS TS
Positif 5 4 3 2 1
Negative 1 2 3 4 5

Ada dua tipe pertanyaan, yakni bentuk pertanyaan bersifat positif untuk mengukur
skala positif, dan bentuk pertanyaan bersifat negatif untuk mengukur skala negatif. Pertanyaan
positif diberi skor 5, 4, 3, 2, dan 1; sedangkan bentuk pertanyaan negatif diberi skor 1, 2, 3, 4,
dan 5.
Subyek pada penelitian ini diperoleh dari berdasarkan kriteria yaitu total skor nilai
dibagi 5 kriteria, dengan menggunakan rumus :

NT−NR
I=
Keterangan : K
I = Interval
NT = Nilai Tertinggi
NR = Nilai Terendah
K = Kriteria
Menurut dari pendapat tersebut, maka interval kriteria dapat ditentukan dengan cara
sebagai berikut :
Nilai tertinggi : 5 x 15 = 75
Nilai terendah : 1 x 15 = 15
Rentang : 75 – 15 = 60
Jarak interval : 60 : 5 = 12

Tabel 7
Kriteria Motivasi Belajar
Interval Kriteria
63 – 75 Sangat Tinggi
50 – 62 Tinggi
38
38 – 49 Cukup Tinggi
26 – 37 Rendah
15 –26 Sangat Rendah

Tabel 8
Deskripsi Kriteria Motivasi Belajar
Interval Kriteria Deskripsi
Peserta didik yang masuk dalam kategori tinggi motivasinya
Sangat ditunjukan dengan:
63 -75
Tinggi (a) Memiliki semangat belajar yang tinggi
(b) Rajin mencari informasi
Peserta didik yang masuk dalam kategori sedang
ditunjukan dengan :
50 – 62 Tinggi
(a) Rajin belajar diterapkan
(b) Membuat Rencana lebih baik
Peserta didik yang masuk dalam kategori cukup tinggi
Cukup ditunjukan dengan:
38 – 49
Tinggi (a) Menempatkan belajar diwaktu yang kurang tepat
(b) Tetap bisa fokus dalam pembelajaran
Peserta didik yang masuk dalam kategori rendah ditunjukan dengan:
26 – 37 Rendah (a) Selalu merasa malas dalam belajar
(b) Kesulitan dalam menangkap informasi
Peserta didik yang masuk dalam kategori sangat rendah ditunjukan
Sangat dengan:
15 -26
Rendah (a) selalu tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
(b) tidak ada rasa ingin tahu dalam hal belajar

F. Uji Validitas dan Reliabilitas Data


Instrumen yang tepat harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.
Maka dari itu, angket harus diuji kevalidasiaanya dan kereliabilitasnya terlebih dahulu
sebelum digunakan.
1. Uji Validitas
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrument. Sebuah instrumen bisa dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan. Suatu intrumen bisa dikatakan valid jika ia mempunyai
validitas tinggi, dan sebaliknya ia akan dikatakan kurang valid bila validitasnya rendah.
Adapun juga rumus yang dapat dipakai untuk validitas angket tiap instrument
memakai rumus korelasi product moment yaitu sebagai berikut :

r x y=               nΣxy – (Σx) (Σy)                   


        √{nΣx² – (Σx)²} {nΣy2 – (Σy)2}

Keterangan :
rxy : Koefisien Korelasi antara skor item dan skor total
n : Banyaknya Pasangan data X dan Y
Σx : Jumlah skor butir
Σy : Jumlah skor total
Σx2 :Jumlah kuadrat butir
Σy2 : Jumlah kuadrat total
39
Σxy : Jumlah respoden

2. Uji Reliabilitas
Instrumen yang telah diuji validitasnya kemudian diuji reliabilitasnya. Reliabilitas
menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Pengujian
reliabilitias dengan program SPSS for windows reliase 21. Rumus Reliabilitas Spearman
Brown adalah :

Keterangan :
r1 : Reliabel
rb : Data valid
Adapun untuk mempermudah responden dalam menjawab suatu pertanyaan dalam
angket, peneliti menggunakan bentuk jawaban skala Likert. Skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena
sosial.

G. Uji Prasarat Analisis


Berdasarkan analisis data dari hasil penulisan ini dilakukan melewati dua tahap utama
yakni pengolahan data dan analisis data :
1. Teknik Pengolahan Data
a. Editing
Merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan untuk pengisian formulir
atau kuisioner. Apakah semua pernyataan sudah terisi apakah jawaban atau tulisan
masing-masing pernyataan cukup jelas atau terbaca, apakah jawaban pernyataan
konsisten dengan jawaban seperti yang lainnya:
b. Coding (pengkodean)
Setelah melakukan editing, selanjutnya dilakukan pengkodean atau coding yaitu
merubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.
c. Data Entry (pemasukan data)
Yaitu jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk kode
(angka atau huruf) dimasukkan kedalam program SPSS for windows release 21.
d. Cleaning data (pembersihan data)
Apabila semua data dari setiap sumber atau responden selesai dimasukan perlu
dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan kode dan
ketidaklengkapan kemudian dilakukan pembetulan atau pengoreksian.
2. Metode Analisis Data
Teknik analisis data merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengolah
data penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan dalam data yang diperoleh. Oleh
karena itu, setelah data terkumpul harus segera dilakukan analisis, karena apabila data
tersebut tidak dianalisis maka data tersebut tidak dapat digunakan untuk menjawab
permasalahan yang sudah dirumuskan.
Dalam penelitian kuantitaif, teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu
diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah
40
dirumuskan dalam proposal. Teknik analisis data menggunakan metode statistik yang
sudah tersedia. Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan skor motivasi belajar sebelum
dan sesudah pemberian layanan konseling kelompok dengan teknik Premack Principle.
Teknik analisi data yang digunakan adalah uji wilcoxon karena data dalam penelitian ini
berdistribusi tidak normal.
Rumus wilcoxon :

Keterangan :
N : Jumlah data
T : Jumlah rangking nilai selisih yang negative atau positive

H. Uji Hipotesis
Hipotesis ialah suatu jawaban sementara terhadap rumusan masalah pada penelitian. 1
Sedangkan Sudjana mengatakan bahwa hipotesis merupakan asumsi atau dugaan mengenai
suatu hal yang dibuat untuk memberitahukan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan
pengecekan.2 Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini ialah:
H0 : Penggunaan Layanan Konseling Kelompok Dengan Teknik Premact Principle Tidak
Berpengaruh Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VII di SMP
Negeri 4 Bandar Lampung.
Ha : Penggunaan Layanan Konseling Kelompok Dengan Teknik Premact Principle
Berpengaruh Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VII di SMP
Negeri 4 Bandar Lampung.
Untuk menguji hipotesis ini peneliti juga menggunakan uji statistik dengan uji Z
dengan ketentuan jika hasil Z/F hitung ≥ Z/F tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima. Tetapi
jika Z/F hitung ≤ Z/F tabel maka H0 yang diterima.

1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Alfabeta,
Bandung, 2012, h. 95
2
Sadjana, Metode Statistik (Bandung : Tarsito, 2005) h. 219
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Penelitiaan ini dilakukan bertujuan untuk mengembangkan motivasi belajar pada
peserta didik di SMP Negeri 4 Bandar Lampung, motivasi belajar yang rendah dapat
berpengaruh pada proses belajar dan dapat menghambat proses perkembangan belajarnya.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 4 Bandar Lampung tahun pelajaran 2020/2021
pada tanggal 5/27/2021 sampai tanggal 6/27/2021, sesuai dengan jadwal yang telah
disepakati dengan sasaran penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan 4 kali pertemuan.
Penelitian dilaksanakan sesuai dengan prosedur Kesehatan dalam pandemik Covid-19. Hasil
penelitian didapatkan melalui penyebaran angket kuesioner agar dapat memperoleh data
tentang Pengaruh Konseling Kelompok dengan Teknik Premack Principle Untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VII di SMP N 4 Bandar Lampung.
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII D SMP Negeri 4 Bandar
Lampung jumlah keseluruhannya ada 26 peserta didik dan kemudian diambil 4 peserta didik
untuk dijadikan sampel penelitian. Dalam mengambil sampel penelitian berdasarkan secara
acak, melihat hasi pre-test peserta didik, wawancara dengan guru BK dan peserta didik.
Berdasarkan pada tujuan penelitian, maka hasil penelitian yang dapat dilaporkan yaitu tentang
gambaran motivasi yang rendah pada peserta didik sesudah diberi layanan konseling
kelompok dengan Teknik Premack Principle dan apakah konseling kelompok dengan teknik
Premack Principle bisa mengembangkan motivasi belajar peserta didik.
1. Hasil Angket Pre-test dan Post-test Motivasi Belajar Pada Peserta Didik
Berdasarkan hasil penyebaran angket kuesioner penelitian motivasi belajar pada 26
peserta didik kelas VII D SMP Negeri 4 Bandar Lampung tahun pelajaran 2020/2021,
didapatkan persentase profil motivasi belajar yang selanjutnya dikategorikan dalam lima
kategori sebagaimana terdapat pada table sebagai berikut:
Tabel 9
Hasil Pre-test Motivasi Belajar peserta didik Kelas VII D
SMP Negeri 4 Bandar Lampung
No Konseli Pre-Test Kategori
1 Konseli A 27 Rendah
2 Konseli ATZ 30 Rendah
3 Konseli ANQ 33 Rendah
4 Konseli AM 36 Rendah
5 Konseli ADS 27 Rendah
6 Konseli MLP 29 Rendah
7 Konseli MFP 35 Rendah
8 Konseli NCH 29 Rendah
9 Konseli RSAF 32 Rendah
10 Konseli SAP 27 Rendah
Mean/Rata-rata
N= 10 ∑= 305
30,5
Berdasarkan tabel diatas diketahui data Pre-test bahwa ada peserta didik yang di
berikan layanan konseling kelompok yang memiliki kategori motivasi belajar rendah
dengan rata-rata skor 30,5 kemudian penulis memberikan layanan konseling kelompok
dengan teknik premack principle untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas
VII D SMP Negeri 4 Bandar Lampung.
35
Tabel 10
Hasil Post-test Motivasi Belajar peserta didik Kelas VII D
SMP Negeri 4 Bandar Lampung
No Konseli Post-Test Kategori
1 Konseli A 50 Tinggi
2 Konseli ATZ 53 Tinggi
3 Konseli ANQ 52 Tinggi
4 Konseli AM 50 Tinggi
5 Konseli ADS 50 Tinggi
6 Konseli MLP 50 Tinggi
7 Konseli MFP 51 Tinggi
8 Konseli NCH 54 Tinggi
9 Konseli RSAF 56 Tinggi
10 Konseli SAP 66 Sangat Tinggi
Mean/Rata-rata
N= 10 ∑= 586
58,6

Berdasarkan tabel diatas bisa dilihat bahwa ada perubahan yang signifikan dari
hasil pre-test setelah diberikan layanan konseling kelompok menggunakan teknik Premack
Principle untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4
Bandar Lampung yang memiliki kategori motivasi belajar Tinggi dan sangat Tinggi
dengan rata-rata skor 58.6 Terdapat perbedaan antara pre-test dan post-test dilakukan
dapat dilihat melalui grafik yang sudah peneliti buat sebagai berikut:
Gambar 5
Grafik Umum hasil Pre-test dan Post-test Motivasi Belajar Peserta didik
Kelas VII D SMP Negeri 4 Bandar Lampung

Pre-test Post-test

70

60

50

40

30

20

10

0
A ATZ ANQ AM ADS MLP MFP NCH RSAF SAP

Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa peserta didik kelas VII D SMP Negeri 4
Bandar Lampung tahun pelajaran 2020/2021 sebagian besar masih tergolong rendah.
Sehingga setelah diberikan pre-test penulis memberikan layanan konseling kelompok
dengan teknik Premack Principle kepada peserta didik. Tujuan diadakannya konseling
kelompok dengan teknik Premack Principle kepada peserta didik agar peserta didik dapat
meningkatkan motivasi belajar yang dimilikinya dari yang negatif menjadi positif sehingga
peserta didik akan memiliki motivasi belajar yang tinggi.
36
2. Peranan Teknik Premack Principle Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta
Didik Kelas VII di SMP Negeri 4 Bandar Lampung
Pelaksanaan kegiatan layanan konseling kelompok dengan Teknik Premack
Principle untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik dilaksanakan selama 4 kali
pertemuan dalam seminggu. Sebelum memulai sesi konseling dengan menggunakan
pendekatan layanan konseling kelompok dengan Teknik Premack Principle, penulis
Bersama peserta didik melakukan komitmen untuk melaksanakan pertemuan-pertemuan
konseling, dan kontrak juga dilaksanakan dalam rangka membangun rapport dengan
seluruh peserta didik yang menjadi subjek penelitian.

B. Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian diawali dengan profil motivasi belajar dilanjutkan dengan
menganalisa program yang tepat. Adapun pembahasan upaya meningkatkan motivasi belajar
peserta didik menggunakan teknin premack principle.
Kontrak/ komitmen dimulai dengan mengumpulkan para peserta didik yang termasuk
pada kategori tanggung jawab belajar tinggi, sedang dan rendah. Konselor (Peneliti)
mengemukakan deskripsi program konseling yang meliputi: tujuan konseling, proses
konseling dan sasaran konseling. Adapun deskripsi poses pelaksanaan kegiatan intervensi
melalui Teknik Premack Principle untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas
VII D di SMP N 4 Bandar Lampung, yaitu sebagai berikut:
1. Pembahasan Profil Umum Motivasi Belajar Peserta Didik di SMP Negeri 4 Bandar
Lampung
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan menunjukan bahwa motivasi
belajar peserta didik kelas VII SMP Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2020/ 2021
masih banyak peserta didik yang memiliki tingkat motivasi belajar rendah sehingga jika
dibiarkan akan menghambat proses belajar dan mengajar baik bagi peserta didik itu sendiri,
maupun orang-orang disekitarnya (guru, peserta didik, orang tua peserta didik). Motivasi
belajar diharapkan bisa membentuk atau melatih pola pebelajaran pada peserta didik,
sebagai alat untuk penyesuaian diri yang baik.
2. Pengaruh Konseling Kelompok dengan Teknik Premack Principle untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik
Berdasarkan hasil data yang telah dianalisis, terlihat bahwa adanya peningkatan
pada motivasi belajar peserta didik di SMP Negeri 4 Bandar Lampung. Ini dapat dilihat
dari hasil post-test peserta didik setelah diberikannya layanan konseling kelompok dengan
teknik premack principle nilai yang diperoleh lebih tinggi dibandigkan dengan sebelum
diberikan layanan konseling kelompok dengan teknik premack principle. Selain itu
dilakukan uji hipotesis menggunakan Uji Wilcoxon dan diperoleh Zhitung = 0,027
selanjutnya dibandingkan dengan Ztabel = 0,05 jadi Zhitung < Ztabel ( 0,027 < 0,05 )
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang
signifikan antara motivasi belajar peserta didik dari sebelum dan setelah diberikan
perlakuan berupa layanan konseling premack principle kepada peserta didik yang menjadi
sampel penelitian. Dengan demikian terdapat perubahan motivasi belajar peserta didik,
yang semula rendah menjadi tinggi setelah diberikan layanan konseling premack principle.
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 4 Bandar Lampung, setelah mendapatkan
informasi dari guru BK dan buku catatan kasus peserta didik, serta diperkuat dengan hasil
penyebaran angket motivasi belajar peserta didik, diperoleh peserta didik yang tidak
37
termotivasi dalam belajar. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan layanan konseling
kelompok dengan premack principle. Layanan konseling kelompok adalah jenis konseling
yang memanfaatkan dinamika kelompok berciri proses antar pribadi yang dinamis,
berfokus pada kesadaran pikiran dan tingkah laku yang melibatkan fungsi-fungsi terapi,
menyediakan bantuan konseling secara bersama pada 4 orang konseli normal mengelola
masalah-masalah penyesuaian dan keprihatinan perkembangan, pemecahan bersama
berbagai bidang masalah sosiopsikologis individu dalam kelompok.3
Premack principle merupakan teknik yang menekankan pada perubahan
perilakunya. Perilaku dengan probabilitas lebih tinggi dapat bertindak sebagai reinforcer
positif bagi perilaku dengan probabilitas yang lebih rendah. Dengan kata lain, individu itu
sendiri akan termotivasi untuk melaksanakan tugas yang tidak diinginkan jika tugas diikuti
oleh tugas yang diinginkan.4 Untuk menggunakan prinsip Premack, yang pertama
dilakukan adalah mengases kegiatan yang lebih disukai klien. Berdasarkan asessmen ini,
kegiatan yang disukai dapat dipilih untuk memeperkuat perilaku target.
Setelah diberikan treatment anggota kelompok bisa memahami dan mengerti
dengan tindakan yang dilakukan untuk terus bisa meningkatkan motivasi belajar. Terdapat
Empat indikator peserta didik yaitu : (1) Ketekunan dalam belajar (2) Ulet dalam
menghadapi kesulitan (3) Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar (4) Berprestasi
dalam belajar (5) Mandiri dalam belajar. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan
bahwa layanan konseling kelompok dengan premack principle efektif dalam meningkatkan
kedisiplinan peserta didik di SMP Negeri 3 Bandar Lampung.
Pelaksanaan layanan konseling kelompok dengan teknik Premack Principle yang
dilaksanakan berjumlah 10 peserta didik SMP Negeri 4 Bandar Lampung. Kegiatan
dilakukan pada saat New Normal Covid-19 kegiatan ini dilakukan di ruang kelas sesuai
dengan ketentuan menjaga protokol kesehatan, maka pada saat dilakukannya penelitian ini
para siswa dan siswi melakukan jaga jarak, serta dibataskannya jumlah siswa untuk
menghindari kerumunan sehingga hanya 10 peserta didik saja yang mengikuti penelitian
ini. Rencana tahapan pelaksanaan kegiatan layanan konseling kelompok dengan teknik
Premack Principle adalah sebagai berikut :
a. Tahap Pertama (Pembentukan)
Pada tahapan ini penulis membentuk suatu kelompok koseling, diawali dengan
tahap pengenalan pelibatan diri, atau proses menyesuaikan diri, peneliti ini selaku
koordinir kelompok konseling berupaya menumbuhkan sikap kebersamaan serta
solidaritas dalam kelompok. Penulis melakukan sesi konseling pertama dengan
menjelaskan kegiatan layanan konseling kelompok yang akan dilakuan. Tujuan dari
tahap ini supaya anggota kelompok dapat memahami dari pengertian apa itu konseling
kelompok. Langkah-langkah pelaksanaan layanan konseling kelompok yang pertama
menjelaskan asas-asa kegiatan konseling kelompok juga mengadakan kegiatan
pengakraban.
b. Tahap Kedua (Peralihan)
Kemudian tahap peralihan ini bertujuan untuk menjadikan jembatan untuk
penghubung tahap dalam pembentukan menuju tahap kegiatan. Setelah terbentuknya
suasana yang nyaman, pemimpin kelompok Kembali menanyai kesiapan anggota
kelompok untuk melanjutkan kegiatan selanjutnya.

3
Andi Mappiare AT, Pengantar Konseling dan Psikoterapi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,2011,
h.164
4
Bradley, 40 teknik yang harus diketahui setiap konselor, (Yogyakarta : Pustaka Belajar,2017), Hal.381
38
c. Tahap Ketiga (Kegiatan)
Pada tahap ini pemimpin kelompok mempersilahkan anggota kelompok untuk
mengungkapkan permasalahannya masing-masing tentang perilaku meningkatkan
motivasi belajar sebagai berikut:
1.) A : Tidak senang belajar ketika di rumah
2.) ATZ : Tidak aktif ketika guru mengajukan tanya jawab seputar pelajaran
3.) ANQ : Tidak paham jika belajar secara berkelompok
4.) AM : Tidak senang mencatat materi yang diberikan oleh guru
5.) ADS : Tidak senang mencatat materi yang diberikan oleh guru
6.) MLP : Kurang rajin dalam mengikuti proses belajar yang diberikan guru
7.) MFP : Tidak mudah memahami pelajaran yang diberikan oleh guru
8.) NCH : Tidak semangat untuk menyelesaikan pelajaran yang sulit
9.) RSAF : Kurang tekun dalam belajar
10.) SAP : Kurang rajin dalam mengikuti proses belajar yang diberikan guru
d. Tahap Keempat
Pada tahap ini pemimpin kelompok memberikan pengarahan pada kelompok
yaitu dengan menggunakan layanan konseling kelompok dengan teknik Premack
Principle, kelompok ini berjumlah 10 peserta didik
e. Tahap Kelima
Pada tahap ini peneliti mengamati dalam setiap penelitian dimana akan terjadi
perubahan yang telah disepakati sebelumnya antara peserta didik dan konselor
f. Tahap Keenam (Pengakhiran)
Pada tahap ini adalah tahap terakhir yaitu Posttest, Pada tahap ini peserta didik
diajak kembali untuk mengisi angket Questioner meningkatkan motivasi belajar. Pada
pelaksanaan Posttest yang dilakukan peserta didik bisa dikatakan lancar dengan rata-
rata mampu memberikan informasi tentang kedisiplinan pada dirinya. Kegiatan ini
selesai pada waktu yang telah ditentukan.
Adapun deskripsi pelaksanaan kegiatan intervensi melalui teknik premack
principle untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas VII D SMP Negeri 4
Bandar Lampung, yaitu sebagai berikut:
1) Pertemuan ke-1
Hari/Tanggal : Kamis/ 27 Mei 2021
Waktu : 09.00-10.00 WIB
Tempat : Ruang Kelas VII D
Pada pertemuan pertama, penulis melakukan tahapan awal yakni salam
perkenalan antara peserta didik dan pemimpin proses konseling. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada seluruh peserta didik atas kesediaannya untuk
menjadi responden, dimana dimasa sekarang ini, cukup sulit untuk melakukan
pertemuan dikarenakan pandemik Covid-19 dimana peserta didik diwajibkan untuk
memakai masker, mencuci tangan sebelum memasuki kelas dan juga menjaga jarak,
peneliti juga menyediakan masker untuk adik adik peserta didik dimana maskernya
perlu untuk diganti. Sebelumnya untuk melakukan pre-test dan post test ini di bagi
bagi untuk beberapa hari kedepan sesuai dengan waktu penelitian yang ditentukan
yang tertera disurat penelitian. Selama pertemuan pertama ini, saya sebagai penulis
salaku peneliti juga memperkenalkan diri dan juga menjelaskan garis besar hal apa
saja yang akan dilakukan untuk hari berikutnya. Lalu anak- anak sudah dipersilahkan
ke rumah nya masing-masing.
39
2) Pertemuan ke-2
Hari/Tanggal : Senin/ 31 Mei 2021
Waktu : 09.00-10.00 WIB
Tempat : Ruang kelas VII D
Pada pertemuan kedua, peserta didik di koordinir untuk duduk secara
berjauhan untuk menjaga jarak dan peneliti menjelaskan apa itu angket, dan
bagaimana cara mengerjakannya, peserta didik dihimbau untuk mengisi dengan
sejujur nya. Peneliti membagikan soal pre-test kepada peserta didik agar segera diisi.
Peneliti terkadang melihat satu-satu peserta yang mengerjakan angket tersebut.
Setelah mengisi angket, peneliti memberikan arahan untuk kegiatan apa dihari
berikutnya kepada peserta didik.
3) Pertemuan ke-3
Hari/Tanggal : Senin/ 7 Juni 2021
Waktu : 09.00-10.00 WIB
Tempat : Ruang Kelas VII D
Pada pertemuan ketiga peniliti melakukan melakukan konseling kelompok
kepada peserta didik jumlah anggotanya 10, dan pemimpin proses konseling 1 yaitu
peneliti. Proses konseling kelompok tetap dibawah pengawasan Guru BK di SMP
Negeri 4 Bandar Lampung. Sebelum melakukan konseling kelompok, peneliti
memberikan arahan juga pengertian apa itu konseling kelompok? yaitu proses
pemberian bantuan melalui wawancara seperti kita yang sedang akan kita lakukan
seperti ini, yang dipimpin oleh konselor (peneliti), dan memberi tahu asas konseling
kelompok yaitu asas kerahasiaan, asas kesukarelaan, asas keterbukaan, asas kegiatan,
asas kenormatifan, asas kekinian. Jadi kedepannya dapat diterapkan untuk
menyelesaikan masalah dalam kelompok.
4) Pertemuan ke-4
Hari/Tanggal : Selasa/ 8 Juni 2021
Waktu : 09.00-10.00 WIB
Tempat : Ruang Kelas VII D
Pada pertemuan keempat dilanjutkan dengan melakukan post test dimana
peserta didik dinilai Kembali apa yang kemarin diterapkan ketika dilakukan
konseling kelompok dan dievaluasikan kembali dipost-test. Peneliti membagi soal ke
setiap peserta didik lalu peserta didik mengisi dengan soal yang sama, apakah
mengalami peningkatan atau tidak, maka dari itu dilakukan post-test.

C. Analisis Hasil Penelitian


Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengaruh konseling kelompok
dengan teknik premack principle untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas VII
di SMP Negeri 4 Bandar Lampung tahun ajaran 2020/2021:
Ho : Pengunaan konseling kelompok dengan teknik premack principle tidak berpengaruh
untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas VII di SMP Negeri 4 Bandar
Lampung tahun ajaran 2020/2021
Ha : Penggunaan konseling kelompok dengan teknik premack principle berpengaruh untuk
meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas VII di SMP Negeri 4 Bandar
Lampung tahun ajaran 2020/2021
40
Ho :µ1 = µ0
Ha :µ2 = µ0
Keterangan :
µ1 : Sebelum diberikan layanan konseling kelompok dengan teknik Premack Principle
µ2 : Setelah diberikan layanan konseling kelompok dengan teknik Premack Principle
Pengujian Hipotesis ini menggunakan Teknik Wilcoxon Signed Rabks Test. Uji ini
dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari perlakuan yang peneliti berikan.
Berikut ini hasil uji yang telah dilakukan :
Tabel 11
Uji Teknik Wilcoxon
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
a
Negative Ranks 0 .00 .00
b
Positive Ranks 10 5.50 55.00
post test - pre test c
Ties 0
Total 10
a. post test < pre test
b. post test > pre test
c. post test = pre test

Dari tabel diatas, dijelaskan bahwa data hasil uji Wilcoxon Signed Ranks terdapat
perubahan nilai sebelum dan sesudah diberikannya treatment. Positive Ranks dengan nilai N
10 artinya seluruh sampel tersebut mengalami peningkatan hasil nilai dari pretest ke postest.
Mean Ranks atau rata-rata peningkatan sebesar 5,50 dan Sum of Ranks atau jumlah rangking
positif nya sebesar 55,00 serta nilai Ties adalah 0 berarti tidak ada kesamaan nilai pretest dan
postest.
Test Statisticsa
post test - pre test
Z -2.810b
Asymp. Sig. (2-tailed) .010
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.

Berdasarkan tabel test statistik dari uji Wilcoxon Signed Rank didapatkan nilai Asymp
Sig. (2tailed) sebesar 0,010, nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 maka bisa diartikan bahwa ada
pebedaan hasil belajar yang signifikan untuk pre test dan post test ( Hipotesis diterima).
Sehingga berpengaruh untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas VII di SMP
Negeri 4 Bandar Lampung.
Frequencies
Statistics
post test
Valid 10
N
Missing 0
Mean 53.20
Median 51.50
Mode 50
41
Berdasarkan deskriptif statistik dari uji Wilcoxon Signed Ranks dengan jumlah N 10
pretest diperoleh hasil mean ( 53,20 ) median ( 51,50 ) mode (50) dari perlakuan pretest dan
postest dalam statistik mengalami peningkatan.
Tabel 12
Gambaran Hasil Pre-Test, Post-Test Dan Gain Score Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas
VII D SMP Negeri 4 Bandar Lampung
No Peserta Didik Pre-test Post-test Gain Score
1 27 50 32
2 30 53 33
3 33 52 28
4 36 50 22
5 27 50 32
6 29 50 30
7 35 51 25
8 29 54 35
9 32 56 35
10 27 66 53
Mean/Rata-rata 30,5 53,2 32,5

Berdasarkan hasil perhitungan pre-test didapatkan hasil rata-rata skor motivasi belajar
pada peserta didik kelas VII D SMP Negeri 4 Bandar Lampung dengan nilai 30,5 dan setelah
diberikan layanan konseling kelompok dengan teknik premack principle menjadi 53,2 dengan
gain score 32,5. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat terlihat bahwa layanan konseling
kelompok dengan teknik premack principle berpengaruh dalam mengembangkan motivasi
belajar pada peserta didik. maka bisa disimpulkan bahwa peserta didik yang memiliki
motivasi belajar rendah bisa dikembangkan dengan menggunakan layanan konseling
kelompok dengan teknik premack principle. Hasil pre-test, post-test, dan gain score motivasi
belajar dapat dilihat dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Gambar 6
Grafik Hasil Pre-Test, Post-Test Dan Gain Score Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VII
D SMP Negeri Bandar Lampung
60

50

40

30

20

10

0
Pre-test Post-test Gain Score

Hasil

Berdasarkan gambar grafik diatas hasil pre-test, post-test, dan gain score peserta didik
kelas VII D SMP Negeri 4 Bandar Lampung terlihat peningkatan yang signifikan setelah
diberikan layanan konseling kelompok dengan teknik premack principle dibandingkan
sebelumnya pada penelitian layanan konseling kelompok dengan teknik premack principle.
D. Keterbatasan Penelitian
42
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan diantaranya, dalam keadaan New
Normal pada saat pandemi Covid-19 ini seluruh kegiatan dibatasi jumlah siswa yang hadir,
Sebagian dari peserta didik terpilih dalam rangka penelitian ini, sebagian peseerta didik
dikoordinir oleh guru BK agar terciptanya penelitian yang kondusif, juga penggunaan alat
pengumpulan data berupa angket (kuesioner) memang efektif, tetapi tidak menjamin peserta
didik yang memperoleh skor tinggi memiliki motivasi belajar tinggi, skor sedang meminliki
motivasi belajar sedang dan skor rendah memiliki motivasi belajar yang rendah, karena ada
kemungkinan peserta didik menjawab pernyataan tidak sesuai dengan apa yang mereka
rasakan Oleh karena itu ada baiknya selain menggunakan angket sebagai alat pengumpul data,
peneliti juga melakukan observasi terhadap pihak-pihak yang terkait sehingga data yang
diperoleh bisa akurat.
Kaitannya dengan proses penelitian ini, selama pelaksanaan layanan konseling
kelompok berlangsung peserta didik awalnya masih terlihat kaku dan ragu-ragu dalam
mengemukakan pendapatnya, meskipun sebelumnya mereka sudah mendapat penjelasan
mengenai bimbingan konseling secara kelompok. Selain itu intensitas pertemuan antara
peneliti dengan peserta didik hanya pada saat pemberian layanan konseling saja maka peneliti
kurang dapat memantau perkembangan peserta didik untuk meningkatkan motivasi belajar.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa teknik premack principle
berpengaruh dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas VII di SMP Negeri 4
Bandar Lampung. Dari hasil perhitungan skor rata-rata pretest motivasi belajar para siswa
diperoleh hasil 30,5 setelah mengikuti konseling kelompok dengan teknik premack principle
mengalami peningkatan menjadi 58,6. Dari hasil uji non parametrik wilcoxon menggunakan
SPSS versi 21 didapatkan hasil Asymp. Sig. (2-tailed) angka probabilitas 0,010, jadi 0,010 <
0,05 maka Ho ditolak Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa layanan
konseling kelompok dengan teknik premack principle berpengaruh untuk meningkatkan
motivasi belajar peserta didik di SMP Negeri 4 Bandar Lampung tahun ajaran 2020/2021.

B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil kesimpulan yang didapat dari penelitian penulis memiliki beberapa
rekomendasi kepada pihak yaitu:
1) Peserta didik perlu meningkatkan kembali motivasi belajar yang sudah dibentuk sehingga
tujuan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tercapai.
2) Guru bimbingan dan konseling agar bisa memprogramkan dan melaksanakan konseling
kelompok dengan teknik premack principle untuk meningkatkan motivasi belajar peserta
didik.
3) Pihak dari sekolah perlu merancang program secara lebih optimal dan membantu peserta
didik serta mengontrol dalam proses perkembangan perilaku untuk mengikatkan motivasi
belajar melalui program layanan bimbingan dan konseling.
Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini bisa bermanfaat terhadap dunia
pendidikan terutama pada pendidikan yang ada di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan
Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung
juga di tempat penulis melakukan penelitian di SMP Negeri 4 Bandar Lampung. Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai