Anda di halaman 1dari 20

SLIDE 1

AKSI NYATA

PROFIL PELAJAR PANCASILA

SUNARDI,S.Pd

SLIDE 2

Profil Pelajar Pancasila

Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku
sesuai nilai-nilai Pancasila”.

SLIDE 3

6 DIMENSI PROFIL PELAJAR PANCASILA

SLIDE 4

Beriman, Bertakwa Kepada tuham yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia

Pelajar Indonesia yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Pelajar Pancasila
memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut. Dalam
kehidupan sehari-hari.

Elemen Kunci Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Dan Berakhlak Mulia

1. Akhlak Beragama
2. Akhlak Probadi
3. Akhlak Kepada Manusia
4. Akhlak Kepada Alam
5. Akhlak bernegara

SLIDE 5

Berkebinekaan Global

Pelajar Indonesia mempertahankan kebudayaan luhur, lokalitas, dan identitasnya, dan


tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain. Perilaku pelajar
Pancasila ini menumbuhkan rasa saling menghargai dan memungkinkan terbentuknya
budaya baru yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa.
Elemen kunci berkebinekaan global adalah mengenal dan menghargai budaya,
kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi
dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.

SLIDE 6

3. Gotong royong
Pelajar Indonesia memiliki kemampuan gotong royong, yaitu kemampuan pelajar Pancasila
untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang
dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan.

Elemen kunci gotong royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.

SLIDE 7

4. Mandiri
Pelajar Indonesia adalah pelajar mandiri, yaitu pelajar Pancasila yang bertanggung jawab atas
proses dan hasil belajarnya.

Elemen kunci mandiri adalah kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi dan regulasi diri.

SLIDE 8

5. Bernalar Kritis
Pelajar yang bernalar kritis adalah pelajar Pancasila yang mampu secara objektif memproses
informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi,
menganalisis informasi, mengevaluasi, dan menyimpulkannya.

Elemen kunci bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan,
menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan
mengambil keputusan

SLIDE 9

6. Kreatif
Pelajar yang kreatif adalah pelajar Pancasila yang mampu memodifikasi dan menghasilkan
sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak.
Elemen kunci kreatif adalah menghasilkan gagasan yang orisinal dan menghasilkan karya serta
tindakan yang orisinal.

AKSI NYATA TOPIK 4

SLIDE 1

AKSI NYATA MERUMUSKAN PEMAHAMAN BERMAKNA (MEANINGFULL LEARNING)

SDN TEGALWANGI

SLIDE 2

 1. Apa itu pembelajaran bermakna?

Pembelajaran bermakna adalah pembelajaran yang menyenangkan yang akan memiliki


keunggulan dalam meraup segenap informasi secara utuh sehingga konsekuensi akhir
meningkatkan kemampuan peserta didik. Pembelajaran bermakna merupakan suatu proses
dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif
seseorang. Pembelajaran bermakna ditandai oleh terjadinya hubungan antara aspek-aspek,
konsep-konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen-komponen yang relevan di
dalam struktur kognitif peserta didik.

SLIDE 3

2. Cara Menerapkan pembelajaran Bermakna

Berdasar pengalaman emperis, tidak mudah untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi
peserta didik. Pendidik sering mengalami kendala berkaitan dengan masalah pengelolaan pembelajaran.

Namun demikian, bukan mustahil hal itu dapat diwujudkan. Syaratnya, pendidik selalu melakukan
analisa terhadap proses dan hasil belajar yang dicapai. Dengan landasan ini pendidik akan dapat
menarik kesimpulan, mengapa pembelajaran tidak bermakna. Dengan demikian pendidik dapat
memikirkan bagaimana strategi pembelajaran agar bermakna.

Analisis terhadap kegiatan pembelajaran mutlak dilakukan oleh setiap pendidik. Analisis dilakukan
terhadap proses pembelajaran maupun hasil belajar yang diperoleh peserta didik. Analisis ini tidak selalu
dilakukan dalam bentuk kegiatan penilaian. Agar prinsip belajar bermakna bagi peserta didik dapat
diwujudkan, paling tidak ada 5 rancangan pembelajaran bermakna yang perlu diterapkan:

SLIDE 4

1.Sikap dan gaya mengajar


Sikap pendidik sangat berpengaruh terhadap suasana pembelajaran di ruang kelas. Pendidik hendaknya
menunjukkan sikap yang demokratis dan simpati.

Dua sikap ini dirasakan berpengaruh besar terhadap suasana belajar. Boleh jadi sikap demokratis dan
simpati akan menjadi senjata ampuh bagi pendidik untuk menarik perhatian peserta didik untuk
mengikuti pelajaran.

SLIDE 5

2.Penyampaian materi pelajaran

Dalam belajar, sesungguhnya peserta didik membutuhkan kepastian akan kebenaran materi pelajaran
yang mereka terima. Oleh sebab itu pendidik perlu menguasai materi dengan baik dan disampaikan
dengan lancar, tidak tersendat-sendat.

SLIDE 6

3.Penggunaan strategi dan metode mengajar

Barangkali tidak satupun metode mengajar yang dianggap paling baik. Dalam hal ini dibutuhkan strategi
untuk menentukan dan memilih metode mengajar yang sesuai dengan kondisi terkini di ruang kelas.

Sesuai dengan daya tangkap peserta didik, relevansi materi dan didukung oleh sarana belajar yang
tersedia.

SLIDE 7

4.Penggunaan media belajar

Media belajar adalah semua alat bantu yang digunakan untuk mempermudah pendidik dalam
menyampaikan materi pelajaran.

Jika tidak memiliki media belajar yang memadai, paling tidak pendidik membuat charta atau gambar
sederhana di papan tulis untuk menjelaskan materi pelajaran.

SLIDE 8

5.Pengaitan materi dan pengetahuan peserta didik


Materi pelajaran yang disampaikan perlu dikaitkan dengan pengetahuan dan pengalaman peserta didik
sehari-hari. Jika materi pelajaran dirasa jauh dengan pengetahuan dan pengalaman peserta didik,
pendidik perlu memodifikasi materi pelajaran menjadi bentuk sederhana. Membuat contoh-contoh
sederhana sesuai dengan kehidupan sosial dan lingkungan alam peserta didik.

SLIDE 9

KESIMPULAN

Pembelajaran bermakna adalah pembelajaran yang menyenangkan yang akan memiliki keunggulan
dalam meraup segenap informasi secara utuh sehingga konsekuensi akhir meningkatkan kemampuan
peserta didik

https://blog.kejarcita.id/7-cara-menerapkan-pembelajaran-bermakna-melalui-dongeng/

AKSI NYATA TOPIK 5

ASSESMEN SD/PAKET A

MELAKUKAN ASSESMEN DIAGNOSTIK

SLIDE 1

asesmen diagnostik merupakan penilaian yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan


peserta didik dalam menguasai materi atau kompetensi tertentu serta penyebabnya. Hasil asesmen
diagnostik dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan tindak lanjut berupa perlakuan (intervensi)
yang tepat dan sesuai dengan kelemahan peserta didik.

SLIDE 2

Tujuan dilakukan asesmen diagnosis adalah untuk memetakan kemampuan semua siswa di kelas secara
cepat, mengetahui siswa yang sudah paham, agak paham, dan siapa saja yang belum paham. Dengan
demikian guru dapat menyesuaikan materi pembelajaran dengan kemampuan siswa.

SLIDE 3

Asesmen diagnostik terbagi menjadi 2 yaitu asesmen diagnostik non-kognitif dan asesmen diagnosis
kognitif.

SLIDE 4
Asesmen Diagnosis Kognitif merupakan asesmen diagnosis yang bisa dilaksanakan secara rutin, untuk
awal ketika guru akan mulai memperkenalkan sebuah topik pembelajaran baru, di akhir ketika guru
sudah selesai menjelaskan dan membahas sebuah topik tertentu, dan waktu yang lainnya selama
semester (di setiap dua minggu/ bulan/ triwulan/ semester).

Kemampuan dan keterampilan siswa di dalam sebuah kelas berbeda-beda. Ada yang lebih cepat paham
dalam topik tertentu, akan tetapi ada juga yang membutuhkan waktu lebih lama untuk memahami topik
tersebut. Seorang siswa yang cepat paham dalam satu topik, belum tentu cepat paham dalam topik
lainnya.

SLIDE 5

asesmen diagnosis non kognitif lebih menekankan pada kesejahteran psikologis dan emosi peserta didik.

Asesmen non kognitif dilakukan untuk menilai aktivitas peserta didik selama belajar di rumah dengan
tetap memperhatikan kondisi keluarganya.

Terkait persiapan dan pelaksanaan asesmen diagnosis non kognitif, keterampilan guru untuk bertanya
dan membuat pertanyaan dapat membantu guru mendapatkan informasi yang komprehensif dan cukup
mendalam.

https://www.amongguru.com/perbedaan-asesmen-diagnosis-kognitif-dan-non-kognitif-pjj-masa-
pandemi/

SLIDE 6

Langkah-Langkah Asesmen Diagnostik

Baik asesmen non kognitif dan kognitif memiliki tiga tahapan pelaksanaan yang sama yaitu: persiapan,
pelaksanaan, dan tindak lanjut. Meskipun demikian, tetap ada hal yang membedakan mengingat tujuan
yang ingin dicapai juga berbeda. Berikut ini langkah-langkah melaksanakan pembelajaran non kognitif
dan kognitif.

SLIDE 7
ASESMEN NON KOGNITIF

a. Persiapan

1. Guru Pintar harus menyiapkan alat bantu berupa gambar ekspresi emosi.

2. Guru Pintar membuat daftar pertanyaan kunci, seperti:

• Apa saja kegiatan yang kamu lakukan selama belajar dari rumah?

• Adakah hal yang paling menyenangkan dan tidak menyenangkan yang kamu alami selama
belajar dari rumah?

• Apakah harapan kamu?

SLIDE 8

b. Pelaksanaan

1. Guru Pintar memberikan gambar emosi kepada siswa.

2. Guru Pintar meminta siswa untuk mengekspresikan  perasaannya selama belajar di rumah
melalui cerita secara lisan, tulisan, atau gambar

SLIDE 9

c. Tindak Lanjut

1. Mengidentifikasi siswa dengan ekspresi emosi negatif , kemudian mengajaknya untuk


berdiskusi secara personal.

2. Menentukan tindak lanjut atau treatment untuk membantu siswa, dan mengkomunikasikan


dengan siswa serta orang tua bila diperlukan.

3. Mengulangi pelaksanaan asesmen non kognitif di awal pembelajaran.

Pelaksanaan asesmen non kognitif dapat dilakukan dengan cara tanya jawab. Yang harus Guru
Pintar ingat dalam melakukan tanya jawab adalah: memastikan pertanyaan jelas dan mudah
dipahami oleh siswa, menyertakan acuan atau stimulus informasi yang dapat membantu siswa
menemukan jawabannya, dan memberikan waktu berpikir kepada siswa sebelum menjawab
pertanyaan.

SLIDE 10

Asesmen Kognitif
a. Persiapan

1. Membuat jadwal pelaksanaan asesmen.

2. Mengidentifikasi materi asesmen berdasarkan penyederhanaan kompetensi dasar yang


disediakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

3. Menyusun pertanyaan sederhana dengan formula sebagai berikut:

• 2 soal sesuai kelasnya, dengan materi yang akan dipelajari.

• 6 soal dengan topik satu kelas di bawah, untuk semester 1 dan 2

• 2 soal dengan topik dua kelas di bawah, untuk semester 2

SLIDE 11

b. Pelaksanaan

Memberikan pertanyaan-pertanyaan asesmen yang telah disusun kepada semua siswa di kelas,
baik secara tatap muka ataupun Belajar dari Rumah

SLIDE 12

c. Tindak Lanjut

1. Mengolah hasil asesmen yang telah diberikan.

2. Membagi siswa berdasarkan nilai ke dalam 3 kategori yaitu, “Paham utuh”, “Paham sebagian”, dan
“Tidak paham.”

3. Hitung rata-rata kelas.


Jika siswa mendapatkan nilai rata-rata kelas, maka mereka akan mengikuti pembelajaran sesuai fasenya.
Siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata akan mengikuti pembelajaran khusus atau pendampingan
pada kompetensi yang belum terpenuhi. Sedangkan siswa dengan nilai di atas rata-rata akan mengikuti
pembelajaran dengan pengayaan.

4. Mengulang proses yang sama di setiap awal pembelajaran untuk melakukan adaptasi materi
pembelajaran sesuai tingkat kemampuan siswa.

5. Melakukan penilaian pembelajaran topik yang sudah diajarkan sebelum memulai topik pembelajaran
baru. Hal ini penting untuk menyesuaikan pembelajaran yang sesuai dengan rata-rata kemampuan
siswa.

SLIDE 13

KESIMPULAN

Ternyata tidak sulit ya melakukan asesmen diagnostik. Yang Guru Pintar butuhkan hanyalah komitmen
untuk memberikan pembelajaran terbaik untuk siswa dan memastikan semua siswa memiliki
pengalaman belajar yang bermakna.

TOPIK 6

AKSI NYATA TOPIK 6 PENYESUAIAN PEMBELAJARAN DENGAN


KEBUTUHAN DAN KARAKTERISTIK MURID.

SLIDE 1

PENYESUAIAN PEMBELAJARAN DENGAN KEBUTUHAN DAN KARAKTERISTIK MURID SD MEMBUAT


LINGKUNGAN FISIK KAYA TEKS DI KELAS

SLIDE 2

A. PENGERTIAN LINGKUNGAN KAYA TEKS


Lingkungan kaya teks merupakan bagian penting dalam pengembangan budaya literasi di
sekolah. Lingkungan kaya teks dimaknai sebagai lingkungan di mana anak-anak berinteraksi
dengan berbagai bentuk bahan cetak, termasuk tanda-tanda, sudut belajar yang berlabel, cerita
dinding, displai kata, mural berlabel, papan buletin, grafik dan diagram, puisi, serta berbagai
bahan cetak lain (Kadlic and Lesiak, 2003).

SLIDE 3

B. FUNGSI LINGKUNGAN KAYA TEKS

Lingkungan kaya teks di sekolah diperlukan untuk:

 Menyediakan teks cetak yang digunakan untuk berbagai tujuan


 Membantu siswa mengembangkan pengetahuan tentang bagaimana huruf, kata, kalimat, dan
teks berfungsi
 Mendorong interaksi antara guru dan siswa dengan cara menciptakan lingkungan kaya teks
bersama-sama

SLIDE 4

C. STRATEGI UNTUK MEMBANGUN LINGKUNGAN KAYA FISIK DAN RUANG BACA DI KELAS

SLIDE 5

1. Bagan-Bagan Pendukung Literasi

Sebuah kelas yang kaya teks perlu memajang berbagai jenis teks di kelas yang dapat
digunakan sebagai bagian kehidupan sehari-hari. Ruang kelas yang kaya teks memiliki ciri
visual yang menonjol. Bagan kaya teks digunakan sebagai media pembelajaran dan
memfasilitasi siswa untuk terlibat dalam pembelajaran literasi.

SLIDE 6

2. Bagan Fungsional untuk Komunikasi Kelas

Tanda atau label yang berfungsi untuk mengkomunikasikan informasi adalah sumber bahan
kaya teks yang penting untuk bahan bacaan. Bagan fungsional sebagai sarana komunikasi
kegiatan sehari-hari di kelas meliputi:

1. Jadwal harian
2. Daftar piket kelas
3. Peraturan kelas
4. Pesan pagi
5. Bagan kehadiran siswa
SLIDE 7

3. Bahan Kaya Teks yang Dibuat Bersama oleh Guru dan Siswa

Salah satu cara untuk menjadikan bahan kaya teks sebagai bagian dari lingkungan kelas
yang literat adalah dengan memajang karya yang dibuat bersama oleh guru dan siswa. Bahan
seperti ini penting untuk menjadi sebuah contoh atau model pembelajaran. Bahan teks hasil
kerja bersama dapat juga ditinjau secara berkala untuk dikembangkan menjadi teks baru atau
rujukan karya siswa mandiri.

Bahan yang bisa dibuat bersama yang ditampilkan meliputi:

1. Pengatur grafis yang digunakan oleh guru dan siswa untuk menyusun struktur cerita
2. Karya yang dibuat selama kegiatan menulis interaktif
3. Kegiatan menceritakan kembali oleh siswa dan dicatat oleh guru
4. Tanggapan tertulis siswa atas pertanyaan guru tentang sebuah cerita
5. Sebuah cerita yang dibuat oleh siswa, tetapi dicatat oleh guru

SLIDE 8

4. Pajangan Tulisan Siswa

Tidak kalah pentingnya dari pajangan karya bersama adalah karya mandiri siswa. Siswa
dapat termotivasi untuk menulis lebih banyak ketika mereka melihat bahwa kontribusi
mereka dihargai dan ditampilkan untuk dilihat semua orang. Prinsipnya, tulisan siswa
haruslah diterbitkan dan ditampilkan, tidak hanya dinilai dan disimpan.

Jenis karya siswa yang dapat dipajang adalah:

1. Cerita yang ditulis oleh siswa


2. Tanggapan siswa yang tertulis untuk pertanyaan terbuka tentang cerita yang mereka
baca
3. Tulisan mandiri yang menggabungkan konsep dari mata pelajaran lain (sains, ilmu
sosial, matematika)
4. Lembar kerja atau tugas kelas dalam bentuk menulis

SLIDE 9

5. Dinding Kata
Dinding kata adalah media yang kuat pengaruhnya dalam pembelajaran literasi karena
membantu siswa menulis beberapa kata dengan cepat dan mudah saat membuat teks. Dalam
pelajaran bahasa Inggris, banyak kata yang ditempel di dinding dapat berfungsi sebagai akar
kata. Guru dapat sering menggunakan dinding kata untuk mengajarkan pola ejaan.
Memperhatikan fitur dalam kata-kata adalah keterampilan penting yang mendukung
pembelajaran literasi.

Contoh :

1. Sajak
2. Kosa kata penting untuk area konten tertentu
3. Kata baru yang ditemukan dalam cerita yang baru dibaca di kelas

SLIDE 10

6. Sudut Baca Kelas

Fungsi sudut baca adalah untuk mendukung agar siswa menjadi literat. Mereka harus
diberikan banyak bahan teks dan kesempatan untuk mengeksplorasi dan bereksperimen
dengan buku. Bila sekolah ingin agar siswa mendapat akses langsung pada teks sastra dan
non sastra, sudut baca harus dikelola dengan baik. Berbagai studi telah membuktikan bahwa
bahwa sudut baca yang dirancang dengan baik dapat secara signifikan meningkatkan jumlah
siswa yang terlibat dalam kegiatan bernapaskan sastra selama waktu rehat. Semakin banyak
anak yang memiliki akses ke buku, semakin banyak mereka membaca dan akan menjadi
pembaca yang lebih baik. Di bagian sudut baca ini akan disampaikan panduan untuk:

1. Menciptakan ruang yang nyaman dan tenang


2. Mengatur sudut baca
3. Menggunakan bahan-bahan lokal
4. Menyortir buku
5. Memasukkan berbagai jenis teks
6. Mempromosikan kemandirian

https://www.smpn4kra.sch.id/2021/08/strategi-penguatan-literasi-di-sekolah.html#:~:text=Lingkungan
%20kaya%20teks%20di%20sekolah%20diperlukan%20untuk%3A,lingkungan%20kaya%20teks
%20bersama%2Dsama

TOPIK 7
AKSI NYATA TOPIK 7 PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR
PANCASILA SD“MERANCANG/MEMODIFIKASI MODUL PROJEK”

SLIDE 1

A. Konsep Modul Ajar 

Ada beberapa pengertian tentang modul ajar yang perlu kita ketahui diantaranya:  

a. Modul ajar adalah sejumlah alat atau sarana media, metode, petunjuk, dan pedoman
yang dirancang secara sistematis dan menarik.

b. Modul ajar merupakan implementasi dari Alur Tujuan Pembelajaran yang dikembangkan
dari Capaian Pembelajaran dengan Profil Pelajar Pancasila sebagai sasaran.

c. Modul ajar disusun sesuai dengan fase atau tahap perkembangan peserta didik,
mempertimbangkan apa yang akan dipelajari dengan tujuan pembelajaran, dan berbasis
perkembangan jangka panjang.

d. Guru perlu memahami konsep mengenai modul ajar agar proses pembelajaran lebih
menarik dan bermakna.

Dari konsep modul ajar yang dijelaskan di atas dapat disederhanakan bahwa modul ajar
adalah perangkat ajar yang harus disusun guru secara sistematis dengan komponen-
komponen tertentu untuk digunakan dalam melaksanakan pembelajaran.

SLIDE 2

B.Prinsip-prinsip Penyusunan  Modul Ajar

Penyusunan Modul ajar memperhitungkan:

 Karakteristik, kompetensi dan minat peserta didik di setiap fase.


 Perbedaan tingkat pemahaman, dan variasi jarak (gap) antar tingkat kompetensi
yang bisa terjadi di setiap fase.
 Melihat dari sudut pandang pelajar, bahwa setiap peserta didik itu unik.
 Bahwa belajar harus berimbang antara intelektual, sosial, dan personal dan semua
hal tersebut adalah penting dan saling berhubungan. 
 Tingkat kematangan setiap peserta didik tergantung dari tahap perkembangan yang
dilalui oleh seorang peserta didik, dan merupakan dampak dari pengalaman
sebelumnya.
 Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Modul Ajar
 Guru dalam satuan pendidikan diberi kebebasan untuk mengembangkan modul ajar
sesuai dengan konteks lingkungan dan kebutuhan belajar peserta didik.
 Modul ajar dilengkapi dengan komponen yang menjadi dasar dalam proses
penyusunan.
 Komponen modul ajar bisa ditambahkan sesuai dengan mata pelajaran dan
kebutuhan.

SLIDE 3

B. Kriteria Penyusunan Modul Ajar

Sebelum menyusun modul ajar guru perlu memperhatikan 4 kriteria modul ajar sehingga dalam
penyusunannya memenuhi standar atau  ketentuan modul ajar yang baik. Adapun empat kriteria
itu adalah sebagai berikut: 

1. Esensial 

Pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran melalui pengalaman belajar dan lintas disiplin

2. Menarik, Bermakna, dan Menantang

Menumbuhkan minat untuk belajar dan melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses
belajar, berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya, tidak
terlalu kompleks, namun juga tidak terlalu mudah untuk tahap usianya

3. Relevan dan konseptual 

Berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya, dan sesuai
dengan konteks di waktu dan tempat peserta didik berada

4. Berkesinambungan

Keterkaitan alur kegiatan pembelajaran sesuai dengan fase belajar peserta didik.

SLIDE 4

D.  Prosedur Pengembangan Modul Ajar 

1. Menganalisis kondisi dan kebutuhan peserta didik, guru, serta satuan pendidikan.

2. Melakukan asesmen diagnostik terhadap kondisi dan kebutuhan peserta

3. Mengidentifikasi dan menentukan dimensi Profil Pelajar Pancasila yang akan dicapai
4. Memilih TP dari ATP berdasarkan CP yang akan dikembangkan menjadi modul ajar.

5. Merencanakan jenis, teknik dan instrumen

asesmen.

6. Evaluasi dan Pengembangan Modul

7. Modul siap digunakan

8. Mengelaborasi kegiatan pembelajaran sesuai dengan komponen esensial.

9. Guru dapat menentukan komponen-komponen yang esensial sesuai dengan kebutuhan


pembelajaran.

10. Menyusun modul ajar berdasarkan komponen komponen yang ditentukan.

SLIDE 5

E. Komponen Modul Ajar 

Komponen modul ajar terdiri dari 17 komponen, dimana komponen 1 sampai 6 adalah
informasi umum, komponen nomor 7 sampai nomor 13 adalah bagian refleksi dan
komponen nomor 14 sampai 17 adalah komponen lampiran. Adapun susunannya adalah
sebagai berikut: 

1. Identitas sekolah

2. Kompetensi awal

3. Profil Pelajar Pancasila

4. Sarana dan Prasarana

5. Target peserta didik

6. Model yang digunakan

7. Tujuan Pembelajaran

8. Pemahaman Permakna

9. Pertanyaan Pemantik

10. Kegiatan Pembelajaran


11. Asesmen

12. Pengayaan Dan Remedial

13. Refleksi Peserta Didik Dan Guru.

14. Lembar Kerja Peserta Didik

15. Bahan bacan guru dan peserta didik

16. Glosarium

17. Daftar Pustaka 

Penjelasannya 17 komponen modul ajar adalah sebagai berikut:  

1. Identitas

a) Nama penyusun, institusi, dan tahun disusunnya modul ajar. 

b) Jenjang sekolah (SD/SMP/SMA)

c) Kelas

d)  Alokasi waktu 

2. Kompetensi Awal 

Kompetensi awal adalah pengetahuan dan/atau keterampilan yang perlu dimiliki siswa
sebelum mempelajari topik tertentu. Kompetensi awal merupakan ukuran seberapa dalam
modul ajar dirancang.

3. Profil Pelajar Pancasila 

Merupakan tujuan akhir dari suatu kegiatan pembelajaran yang berkaitan erat dengan
pembentukan karakter peserta didik. Profil Pelajar Pancasila (PPP) dapat tercermin dalam
konten dan/atau metode pembelajaran. Di dalam modul pembelajaran, Profil Pelajar
Pancasila tidak perlu mencantumkan seluruhnya, namun dapat memilih Profil Pelajar
Pancasila yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran dalam modul ajar satu atau
beberapa dimensi profil pelajar Pancasila.

4. Sarana dan Prasarana 

Merupakan fasilitas dan bahan yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan pembelajaran.
Sarana merujuk pada alat dan bahan yang digunakan, sementara prasarana di dalamnya
termasuk materi dan sumber bahan ajar lain yang relevan yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran.

Ketersediaan materi disarankan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik baik dengan


keterbatasan atau kelebihan. Teknologi, termasuk sarana dan prasarana yang penting
untuk diperhatikan, dan juga  dimanfaatkan agar pembelajaran lebih dalam dan bermakna.

Baca juga: Implementasi Pembelajaran Berdifrensiasi Di Kelas  

5. Target Peserta Didik 

Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami
materi ajar.

Peserta didik dengan kesulitan belajar: memiliki gaya belajar yang terbatas hanya satu
gaya misalnya dengan audio. Memiliki kesulitan

dengan bahasa dan pemahaman materi ajar, kurang percaya diri, kesulitan berkonsentrasi
jangka panjang, dsb.

Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami dengan cepat, mampu
mencapai keterampilan berfikir aras tinggi (HOTS), dan memiliki keterampilan memimpin.

6. Model Pembelajaran Dalam Modul 

Merupakan model atau kerangka pembelajaran yang memberikan gambaran sistematis


pelaksanaan pembelajaran. Model pembelajaran dapat berupa model pembelajaran tatap
muka, pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (PJJ Daring), pembelajaran jarak jauh luar
jaringan (PJJ Luring), dan blended learning.

7. Tujuan Pembelajaran Dalam Modul 

Tujuan pembelajaran harus mencerminkan hal-hal penting dari pembelajaran dan harus
bisa diuji dengan berbagai bentuk asesmen sebagai bentuk dari unjuk pemahaman. Tujuan
pembelajaran menentukan kegiatan belajar, sumber daya yang digunakan, kesesuaian
dengan keberagaman murid, dan metode asesmen yang digunakan.

8. Pemahaman Bermana 

Pemahaman bermakna adalah informasi tentang manfaat yang akan peserta didik peroleh
setelah mengikuti proses pembelajaran. Manfaat tersebut nantinya dapat peserta didik
terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh :

• Manusia berorganisasi untuk memecahkan masalah dan mencapai suatu tujuan.

• Makhluk hidup beradaptasi dengan perubahan habitat.


9. Pertanyaan Pemantik 

Pertanyaan pemantik adalah pertanyaan untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan
kemampuan berpikir kritis dalam diri peserta didik. Pertanyaan  pemantik memandu siswa
untuk memperoleh pemahaman bermakna sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Contoh Pembelajaran dalam menulis cerpen: 

Apa yang membuat sebuah cerpen menarik untuk dibaca?

Jika kamu diminta untuk membuat akhir cerita yang berbeda, apa yang akan kamu
usulkan?

10. Kegiatan Pembelajaran

Urutan kegiatan pembelajaran inti dalam bentuk langkah-langkah kegiatan pembelajaran


yang dituangkan secara konkret, disertakan opsi/ pembelajaran alternatif dan langkah untuk
menyesuaikan dengan kebutuhan belajar siswa.

Langkah kegiatan pembelajaran ditulis secara berurutan sesuai dengan durasi waktu yang
direncanakan, meliputi tiga tahap, yakni pendahuluan, inti, dan penutup berbasis metode
pembelajaran aktif.

11. Asesmen 

Ada tiga jenis asesmen yang harus dijelaskan guru dalam modul ajar yaitu : 

Asesmen sebelum pembelajaran (diagnostik).

Asesmen selama proses pembelajaran (Formatif)

Asesmen akhir pembelajaran (sumatif) 

12. Pengayaan dan Remidial 

Pengayaan adalah kegiatan pembelajaran yang diberikan pada peserta didik dengan
capaian tinggi agar mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal.

Remedial diberikan kepada peserta didik yang membutuhkan bimbingan untuk memahami
materi atau pembelajaran mengulang. Saat merancang kegiatan pengayaan, perlu
diperhatikan mengenai diferensiasi contohnya lembar belajar/kegiatan yang berbeda
dengan kelas.

13. Refleksi 
Refleksi peserta didik dan guru, dicantumkan dalam modul ajar  berupa instrumen ,
pertanyaan, angket, kuisioner agar siswa dan guru dapat mencermati/merenungkan
kembali kegiatan yang dilakukan 

Lampiran

14. Lembar Kerja Siswa 

Lembar kerja siswa ini ditujukan untuk peserta didik (bukan guru) dan dapat diperbanyak
sesuai kebutuhan untuk diberikan kepada peserta didik termasuk peserta non-reguler

15. Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik 

Bahan bacaan guru dan peserta didik igunakan sebagai pemantik sebelum kegiatan dimulai
atau untuk memperdalam pemahaman materi pada saat atau akhir kegiatan pembelajaran.

16. Glosarium 

Glosarium merupakan kumpulan istilah-istilah dalam suatu bidang secara alfabetikal yang
dilengkapi dengan definisi dan artinya. Glosarium diperlukan untuk kata atau istilah yang
memerlukan penjelasan lebih mendalam

17. Daftar Pustaka 

Daftar pustaka adalah sumber-sumber referensi yang digunakan dalam pengembangan


modul ajar. Referensi yang dimaksud adalah semua sumber belajar (buku siswa, buku
referensi, majalah, koran, situs internet, lingkungan sekitar, narasumber, dsb.).

Demikianlah komponen  modul ajar yang perlu disusun guru. Walaupun demikian
komponen modul ajar tersebut terbuka untuk dikurangi atau ditambah sesuai kebutuhan
disatuan pendidikan masing-masing.  

SLIDE 6

A. PENGERTIAN KESEPAKATAN KELAS

Kesepakatan kelas berisi beberapa aturan untuk membantu guru dan murid bekerja bersama
membentuk kegiatan belajar mengajar yang efektif. Kesepakatan kelas tidak hanya berisi harapan
guru terhadap murid, tapi juga harapan murid terhadap guru serta harapan guru dan murid terhadap
proses pembelajaran yang berlangsung.

B. TUJUAN KESEPAKATAN KELAS


Adapun tujuan dilaksanakan kesepakatan kelas ini adalah :

 Menciptakan pembelajaran yang berpusat pada murid


 Memunculkan keterlibatan murid dalam menentukan kelas yang diimpikan sehingga
murid lebih bertanggung jawab akan keputusan yang mereka buat bersama-sama
 Menumbuhkan komunikasi efektif antara murid dan guru

C. LANGKAH-LANGKAH KESEPAKATAN KELAS

Adapun langkah-langkah yang guru lakukan dalam menyusun kesepakatan kelas adalah :

 Tanya pendapat murid : Langkah pertama untuk pembuatan kesepakatan kelas adalah bertanya
kepada murid tentang bentuk kelas impian mereka.

 Ambil kesimpulan dari ide murid

 Ubah ide menjadi kesepakatan kelas

 Menulis kesepakatan kelas dalam bentuk poster

 Murid dan guru menandatangi kesepakatan kelas bersama sebagai persetujuan bahwa
kesepakatan kelas telah disepakati bersama.

 Kesepakatan kelas dipajang di tempat yang mudah dilihat

 Merefleksi kesepakatan kelas

Anda mungkin juga menyukai