AKSI NYATA
SUNARDI,S.Pd
SLIDE 2
Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku
sesuai nilai-nilai Pancasila”.
SLIDE 3
SLIDE 4
Beriman, Bertakwa Kepada tuham yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia
Pelajar Indonesia yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Pelajar Pancasila
memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut. Dalam
kehidupan sehari-hari.
Elemen Kunci Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Dan Berakhlak Mulia
1. Akhlak Beragama
2. Akhlak Probadi
3. Akhlak Kepada Manusia
4. Akhlak Kepada Alam
5. Akhlak bernegara
SLIDE 5
Berkebinekaan Global
SLIDE 6
3. Gotong royong
Pelajar Indonesia memiliki kemampuan gotong royong, yaitu kemampuan pelajar Pancasila
untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang
dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan.
SLIDE 7
4. Mandiri
Pelajar Indonesia adalah pelajar mandiri, yaitu pelajar Pancasila yang bertanggung jawab atas
proses dan hasil belajarnya.
Elemen kunci mandiri adalah kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi dan regulasi diri.
SLIDE 8
5. Bernalar Kritis
Pelajar yang bernalar kritis adalah pelajar Pancasila yang mampu secara objektif memproses
informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi,
menganalisis informasi, mengevaluasi, dan menyimpulkannya.
Elemen kunci bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan,
menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan
mengambil keputusan
SLIDE 9
6. Kreatif
Pelajar yang kreatif adalah pelajar Pancasila yang mampu memodifikasi dan menghasilkan
sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak.
Elemen kunci kreatif adalah menghasilkan gagasan yang orisinal dan menghasilkan karya serta
tindakan yang orisinal.
SLIDE 1
SDN TEGALWANGI
SLIDE 2
SLIDE 3
Berdasar pengalaman emperis, tidak mudah untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi
peserta didik. Pendidik sering mengalami kendala berkaitan dengan masalah pengelolaan pembelajaran.
Namun demikian, bukan mustahil hal itu dapat diwujudkan. Syaratnya, pendidik selalu melakukan
analisa terhadap proses dan hasil belajar yang dicapai. Dengan landasan ini pendidik akan dapat
menarik kesimpulan, mengapa pembelajaran tidak bermakna. Dengan demikian pendidik dapat
memikirkan bagaimana strategi pembelajaran agar bermakna.
Analisis terhadap kegiatan pembelajaran mutlak dilakukan oleh setiap pendidik. Analisis dilakukan
terhadap proses pembelajaran maupun hasil belajar yang diperoleh peserta didik. Analisis ini tidak selalu
dilakukan dalam bentuk kegiatan penilaian. Agar prinsip belajar bermakna bagi peserta didik dapat
diwujudkan, paling tidak ada 5 rancangan pembelajaran bermakna yang perlu diterapkan:
SLIDE 4
Dua sikap ini dirasakan berpengaruh besar terhadap suasana belajar. Boleh jadi sikap demokratis dan
simpati akan menjadi senjata ampuh bagi pendidik untuk menarik perhatian peserta didik untuk
mengikuti pelajaran.
SLIDE 5
Dalam belajar, sesungguhnya peserta didik membutuhkan kepastian akan kebenaran materi pelajaran
yang mereka terima. Oleh sebab itu pendidik perlu menguasai materi dengan baik dan disampaikan
dengan lancar, tidak tersendat-sendat.
SLIDE 6
Barangkali tidak satupun metode mengajar yang dianggap paling baik. Dalam hal ini dibutuhkan strategi
untuk menentukan dan memilih metode mengajar yang sesuai dengan kondisi terkini di ruang kelas.
Sesuai dengan daya tangkap peserta didik, relevansi materi dan didukung oleh sarana belajar yang
tersedia.
SLIDE 7
Media belajar adalah semua alat bantu yang digunakan untuk mempermudah pendidik dalam
menyampaikan materi pelajaran.
Jika tidak memiliki media belajar yang memadai, paling tidak pendidik membuat charta atau gambar
sederhana di papan tulis untuk menjelaskan materi pelajaran.
SLIDE 8
SLIDE 9
KESIMPULAN
Pembelajaran bermakna adalah pembelajaran yang menyenangkan yang akan memiliki keunggulan
dalam meraup segenap informasi secara utuh sehingga konsekuensi akhir meningkatkan kemampuan
peserta didik
https://blog.kejarcita.id/7-cara-menerapkan-pembelajaran-bermakna-melalui-dongeng/
ASSESMEN SD/PAKET A
SLIDE 1
SLIDE 2
Tujuan dilakukan asesmen diagnosis adalah untuk memetakan kemampuan semua siswa di kelas secara
cepat, mengetahui siswa yang sudah paham, agak paham, dan siapa saja yang belum paham. Dengan
demikian guru dapat menyesuaikan materi pembelajaran dengan kemampuan siswa.
SLIDE 3
Asesmen diagnostik terbagi menjadi 2 yaitu asesmen diagnostik non-kognitif dan asesmen diagnosis
kognitif.
SLIDE 4
Asesmen Diagnosis Kognitif merupakan asesmen diagnosis yang bisa dilaksanakan secara rutin, untuk
awal ketika guru akan mulai memperkenalkan sebuah topik pembelajaran baru, di akhir ketika guru
sudah selesai menjelaskan dan membahas sebuah topik tertentu, dan waktu yang lainnya selama
semester (di setiap dua minggu/ bulan/ triwulan/ semester).
Kemampuan dan keterampilan siswa di dalam sebuah kelas berbeda-beda. Ada yang lebih cepat paham
dalam topik tertentu, akan tetapi ada juga yang membutuhkan waktu lebih lama untuk memahami topik
tersebut. Seorang siswa yang cepat paham dalam satu topik, belum tentu cepat paham dalam topik
lainnya.
SLIDE 5
asesmen diagnosis non kognitif lebih menekankan pada kesejahteran psikologis dan emosi peserta didik.
Asesmen non kognitif dilakukan untuk menilai aktivitas peserta didik selama belajar di rumah dengan
tetap memperhatikan kondisi keluarganya.
Terkait persiapan dan pelaksanaan asesmen diagnosis non kognitif, keterampilan guru untuk bertanya
dan membuat pertanyaan dapat membantu guru mendapatkan informasi yang komprehensif dan cukup
mendalam.
https://www.amongguru.com/perbedaan-asesmen-diagnosis-kognitif-dan-non-kognitif-pjj-masa-
pandemi/
SLIDE 6
Baik asesmen non kognitif dan kognitif memiliki tiga tahapan pelaksanaan yang sama yaitu: persiapan,
pelaksanaan, dan tindak lanjut. Meskipun demikian, tetap ada hal yang membedakan mengingat tujuan
yang ingin dicapai juga berbeda. Berikut ini langkah-langkah melaksanakan pembelajaran non kognitif
dan kognitif.
SLIDE 7
ASESMEN NON KOGNITIF
a. Persiapan
1. Guru Pintar harus menyiapkan alat bantu berupa gambar ekspresi emosi.
• Apa saja kegiatan yang kamu lakukan selama belajar dari rumah?
• Adakah hal yang paling menyenangkan dan tidak menyenangkan yang kamu alami selama
belajar dari rumah?
SLIDE 8
b. Pelaksanaan
2. Guru Pintar meminta siswa untuk mengekspresikan perasaannya selama belajar di rumah
melalui cerita secara lisan, tulisan, atau gambar
SLIDE 9
c. Tindak Lanjut
Pelaksanaan asesmen non kognitif dapat dilakukan dengan cara tanya jawab. Yang harus Guru
Pintar ingat dalam melakukan tanya jawab adalah: memastikan pertanyaan jelas dan mudah
dipahami oleh siswa, menyertakan acuan atau stimulus informasi yang dapat membantu siswa
menemukan jawabannya, dan memberikan waktu berpikir kepada siswa sebelum menjawab
pertanyaan.
SLIDE 10
Asesmen Kognitif
a. Persiapan
SLIDE 11
b. Pelaksanaan
Memberikan pertanyaan-pertanyaan asesmen yang telah disusun kepada semua siswa di kelas,
baik secara tatap muka ataupun Belajar dari Rumah
SLIDE 12
c. Tindak Lanjut
2. Membagi siswa berdasarkan nilai ke dalam 3 kategori yaitu, “Paham utuh”, “Paham sebagian”, dan
“Tidak paham.”
4. Mengulang proses yang sama di setiap awal pembelajaran untuk melakukan adaptasi materi
pembelajaran sesuai tingkat kemampuan siswa.
5. Melakukan penilaian pembelajaran topik yang sudah diajarkan sebelum memulai topik pembelajaran
baru. Hal ini penting untuk menyesuaikan pembelajaran yang sesuai dengan rata-rata kemampuan
siswa.
SLIDE 13
KESIMPULAN
Ternyata tidak sulit ya melakukan asesmen diagnostik. Yang Guru Pintar butuhkan hanyalah komitmen
untuk memberikan pembelajaran terbaik untuk siswa dan memastikan semua siswa memiliki
pengalaman belajar yang bermakna.
TOPIK 6
SLIDE 1
SLIDE 2
SLIDE 3
SLIDE 4
C. STRATEGI UNTUK MEMBANGUN LINGKUNGAN KAYA FISIK DAN RUANG BACA DI KELAS
SLIDE 5
Sebuah kelas yang kaya teks perlu memajang berbagai jenis teks di kelas yang dapat
digunakan sebagai bagian kehidupan sehari-hari. Ruang kelas yang kaya teks memiliki ciri
visual yang menonjol. Bagan kaya teks digunakan sebagai media pembelajaran dan
memfasilitasi siswa untuk terlibat dalam pembelajaran literasi.
SLIDE 6
Tanda atau label yang berfungsi untuk mengkomunikasikan informasi adalah sumber bahan
kaya teks yang penting untuk bahan bacaan. Bagan fungsional sebagai sarana komunikasi
kegiatan sehari-hari di kelas meliputi:
1. Jadwal harian
2. Daftar piket kelas
3. Peraturan kelas
4. Pesan pagi
5. Bagan kehadiran siswa
SLIDE 7
3. Bahan Kaya Teks yang Dibuat Bersama oleh Guru dan Siswa
Salah satu cara untuk menjadikan bahan kaya teks sebagai bagian dari lingkungan kelas
yang literat adalah dengan memajang karya yang dibuat bersama oleh guru dan siswa. Bahan
seperti ini penting untuk menjadi sebuah contoh atau model pembelajaran. Bahan teks hasil
kerja bersama dapat juga ditinjau secara berkala untuk dikembangkan menjadi teks baru atau
rujukan karya siswa mandiri.
1. Pengatur grafis yang digunakan oleh guru dan siswa untuk menyusun struktur cerita
2. Karya yang dibuat selama kegiatan menulis interaktif
3. Kegiatan menceritakan kembali oleh siswa dan dicatat oleh guru
4. Tanggapan tertulis siswa atas pertanyaan guru tentang sebuah cerita
5. Sebuah cerita yang dibuat oleh siswa, tetapi dicatat oleh guru
SLIDE 8
Tidak kalah pentingnya dari pajangan karya bersama adalah karya mandiri siswa. Siswa
dapat termotivasi untuk menulis lebih banyak ketika mereka melihat bahwa kontribusi
mereka dihargai dan ditampilkan untuk dilihat semua orang. Prinsipnya, tulisan siswa
haruslah diterbitkan dan ditampilkan, tidak hanya dinilai dan disimpan.
SLIDE 9
5. Dinding Kata
Dinding kata adalah media yang kuat pengaruhnya dalam pembelajaran literasi karena
membantu siswa menulis beberapa kata dengan cepat dan mudah saat membuat teks. Dalam
pelajaran bahasa Inggris, banyak kata yang ditempel di dinding dapat berfungsi sebagai akar
kata. Guru dapat sering menggunakan dinding kata untuk mengajarkan pola ejaan.
Memperhatikan fitur dalam kata-kata adalah keterampilan penting yang mendukung
pembelajaran literasi.
Contoh :
1. Sajak
2. Kosa kata penting untuk area konten tertentu
3. Kata baru yang ditemukan dalam cerita yang baru dibaca di kelas
SLIDE 10
Fungsi sudut baca adalah untuk mendukung agar siswa menjadi literat. Mereka harus
diberikan banyak bahan teks dan kesempatan untuk mengeksplorasi dan bereksperimen
dengan buku. Bila sekolah ingin agar siswa mendapat akses langsung pada teks sastra dan
non sastra, sudut baca harus dikelola dengan baik. Berbagai studi telah membuktikan bahwa
bahwa sudut baca yang dirancang dengan baik dapat secara signifikan meningkatkan jumlah
siswa yang terlibat dalam kegiatan bernapaskan sastra selama waktu rehat. Semakin banyak
anak yang memiliki akses ke buku, semakin banyak mereka membaca dan akan menjadi
pembaca yang lebih baik. Di bagian sudut baca ini akan disampaikan panduan untuk:
https://www.smpn4kra.sch.id/2021/08/strategi-penguatan-literasi-di-sekolah.html#:~:text=Lingkungan
%20kaya%20teks%20di%20sekolah%20diperlukan%20untuk%3A,lingkungan%20kaya%20teks
%20bersama%2Dsama
TOPIK 7
AKSI NYATA TOPIK 7 PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR
PANCASILA SD“MERANCANG/MEMODIFIKASI MODUL PROJEK”
SLIDE 1
Ada beberapa pengertian tentang modul ajar yang perlu kita ketahui diantaranya:
a. Modul ajar adalah sejumlah alat atau sarana media, metode, petunjuk, dan pedoman
yang dirancang secara sistematis dan menarik.
b. Modul ajar merupakan implementasi dari Alur Tujuan Pembelajaran yang dikembangkan
dari Capaian Pembelajaran dengan Profil Pelajar Pancasila sebagai sasaran.
c. Modul ajar disusun sesuai dengan fase atau tahap perkembangan peserta didik,
mempertimbangkan apa yang akan dipelajari dengan tujuan pembelajaran, dan berbasis
perkembangan jangka panjang.
d. Guru perlu memahami konsep mengenai modul ajar agar proses pembelajaran lebih
menarik dan bermakna.
Dari konsep modul ajar yang dijelaskan di atas dapat disederhanakan bahwa modul ajar
adalah perangkat ajar yang harus disusun guru secara sistematis dengan komponen-
komponen tertentu untuk digunakan dalam melaksanakan pembelajaran.
SLIDE 2
SLIDE 3
Sebelum menyusun modul ajar guru perlu memperhatikan 4 kriteria modul ajar sehingga dalam
penyusunannya memenuhi standar atau ketentuan modul ajar yang baik. Adapun empat kriteria
itu adalah sebagai berikut:
1. Esensial
Pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran melalui pengalaman belajar dan lintas disiplin
Menumbuhkan minat untuk belajar dan melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses
belajar, berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya, tidak
terlalu kompleks, namun juga tidak terlalu mudah untuk tahap usianya
Berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya, dan sesuai
dengan konteks di waktu dan tempat peserta didik berada
4. Berkesinambungan
Keterkaitan alur kegiatan pembelajaran sesuai dengan fase belajar peserta didik.
SLIDE 4
1. Menganalisis kondisi dan kebutuhan peserta didik, guru, serta satuan pendidikan.
3. Mengidentifikasi dan menentukan dimensi Profil Pelajar Pancasila yang akan dicapai
4. Memilih TP dari ATP berdasarkan CP yang akan dikembangkan menjadi modul ajar.
asesmen.
SLIDE 5
Komponen modul ajar terdiri dari 17 komponen, dimana komponen 1 sampai 6 adalah
informasi umum, komponen nomor 7 sampai nomor 13 adalah bagian refleksi dan
komponen nomor 14 sampai 17 adalah komponen lampiran. Adapun susunannya adalah
sebagai berikut:
1. Identitas sekolah
2. Kompetensi awal
7. Tujuan Pembelajaran
8. Pemahaman Permakna
9. Pertanyaan Pemantik
16. Glosarium
1. Identitas
c) Kelas
2. Kompetensi Awal
Kompetensi awal adalah pengetahuan dan/atau keterampilan yang perlu dimiliki siswa
sebelum mempelajari topik tertentu. Kompetensi awal merupakan ukuran seberapa dalam
modul ajar dirancang.
Merupakan tujuan akhir dari suatu kegiatan pembelajaran yang berkaitan erat dengan
pembentukan karakter peserta didik. Profil Pelajar Pancasila (PPP) dapat tercermin dalam
konten dan/atau metode pembelajaran. Di dalam modul pembelajaran, Profil Pelajar
Pancasila tidak perlu mencantumkan seluruhnya, namun dapat memilih Profil Pelajar
Pancasila yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran dalam modul ajar satu atau
beberapa dimensi profil pelajar Pancasila.
Merupakan fasilitas dan bahan yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan pembelajaran.
Sarana merujuk pada alat dan bahan yang digunakan, sementara prasarana di dalamnya
termasuk materi dan sumber bahan ajar lain yang relevan yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran.
Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami
materi ajar.
Peserta didik dengan kesulitan belajar: memiliki gaya belajar yang terbatas hanya satu
gaya misalnya dengan audio. Memiliki kesulitan
dengan bahasa dan pemahaman materi ajar, kurang percaya diri, kesulitan berkonsentrasi
jangka panjang, dsb.
Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami dengan cepat, mampu
mencapai keterampilan berfikir aras tinggi (HOTS), dan memiliki keterampilan memimpin.
Tujuan pembelajaran harus mencerminkan hal-hal penting dari pembelajaran dan harus
bisa diuji dengan berbagai bentuk asesmen sebagai bentuk dari unjuk pemahaman. Tujuan
pembelajaran menentukan kegiatan belajar, sumber daya yang digunakan, kesesuaian
dengan keberagaman murid, dan metode asesmen yang digunakan.
8. Pemahaman Bermana
Pemahaman bermakna adalah informasi tentang manfaat yang akan peserta didik peroleh
setelah mengikuti proses pembelajaran. Manfaat tersebut nantinya dapat peserta didik
terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh :
Pertanyaan pemantik adalah pertanyaan untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan
kemampuan berpikir kritis dalam diri peserta didik. Pertanyaan pemantik memandu siswa
untuk memperoleh pemahaman bermakna sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Jika kamu diminta untuk membuat akhir cerita yang berbeda, apa yang akan kamu
usulkan?
Langkah kegiatan pembelajaran ditulis secara berurutan sesuai dengan durasi waktu yang
direncanakan, meliputi tiga tahap, yakni pendahuluan, inti, dan penutup berbasis metode
pembelajaran aktif.
11. Asesmen
Ada tiga jenis asesmen yang harus dijelaskan guru dalam modul ajar yaitu :
Pengayaan adalah kegiatan pembelajaran yang diberikan pada peserta didik dengan
capaian tinggi agar mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
Remedial diberikan kepada peserta didik yang membutuhkan bimbingan untuk memahami
materi atau pembelajaran mengulang. Saat merancang kegiatan pengayaan, perlu
diperhatikan mengenai diferensiasi contohnya lembar belajar/kegiatan yang berbeda
dengan kelas.
13. Refleksi
Refleksi peserta didik dan guru, dicantumkan dalam modul ajar berupa instrumen ,
pertanyaan, angket, kuisioner agar siswa dan guru dapat mencermati/merenungkan
kembali kegiatan yang dilakukan
Lampiran
Lembar kerja siswa ini ditujukan untuk peserta didik (bukan guru) dan dapat diperbanyak
sesuai kebutuhan untuk diberikan kepada peserta didik termasuk peserta non-reguler
Bahan bacaan guru dan peserta didik igunakan sebagai pemantik sebelum kegiatan dimulai
atau untuk memperdalam pemahaman materi pada saat atau akhir kegiatan pembelajaran.
16. Glosarium
Glosarium merupakan kumpulan istilah-istilah dalam suatu bidang secara alfabetikal yang
dilengkapi dengan definisi dan artinya. Glosarium diperlukan untuk kata atau istilah yang
memerlukan penjelasan lebih mendalam
Demikianlah komponen modul ajar yang perlu disusun guru. Walaupun demikian
komponen modul ajar tersebut terbuka untuk dikurangi atau ditambah sesuai kebutuhan
disatuan pendidikan masing-masing.
SLIDE 6
Kesepakatan kelas berisi beberapa aturan untuk membantu guru dan murid bekerja bersama
membentuk kegiatan belajar mengajar yang efektif. Kesepakatan kelas tidak hanya berisi harapan
guru terhadap murid, tapi juga harapan murid terhadap guru serta harapan guru dan murid terhadap
proses pembelajaran yang berlangsung.
Adapun langkah-langkah yang guru lakukan dalam menyusun kesepakatan kelas adalah :
Tanya pendapat murid : Langkah pertama untuk pembuatan kesepakatan kelas adalah bertanya
kepada murid tentang bentuk kelas impian mereka.
Murid dan guru menandatangi kesepakatan kelas bersama sebagai persetujuan bahwa
kesepakatan kelas telah disepakati bersama.