Anda di halaman 1dari 15

G-COUNS: Jurnal Bimbingan dan Konseling 131

Vol. 3 No. 1, Bulan Desember Tahun 2018


p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Suharni (1), Purwanti (2)


Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Univeristas PGRI Yogyakarta
E-mail: suharni911@gmail.com

Abstrak
Motivasi merupakan syarat mutlak dalam belajar. Siswa yang belajar tanpa motivasi (atau
kurang motivasi) tidak akan berhasil dengan maksimal. Siswa akan terdorong untuk
belajar apabila mereka memiliki motivasi untuk belajar. 1) Kuatnya kemauan untuk
berbuat, 2) Jumlah waktu yang disediakan untuk belajar, 3) Kerelaan meninggalkan
kewajiban atau tugas yang lain, 4) Ketekunan dalam mengerjakan tugas.Menumbuhkan
motivasi belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan kemampuan
dan kemauan belajar. Sebagai guru atau calon guru sebisa mungkin kita harus selalu
berupaya untuk dapat meningkatkan motivasi belajar terutama bagi siswa yang
mengalami kesulitan dalam belajar dengan menggunakan berbagai upaya yang dapat
dilakukan oleh guru yaitu 1) Memperjelas tujuan yang ingin dicapai. 2) Membangkitkan
motivasi siswa. 3) Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar. 4)
Mengguanakan variasi metode penyajian yang menarik. 5) Berilah pujian yang wajar
setiap keberhasilan siswa. 6) Berikan penilaian. 7) Berilah komentar terhadap hasil
pekerjaan siswa. 8) Ciptakan persaingan dan kerjasama.
Kata kunci: motivasi belajar, upaya guru

Abstract
Motivation is an absolute requirement in learning. Students who study without motivation
(or lack of motivation) will not succeed optimally. Students will be encouraged to learn if
they have the motivation to learn. 1) Strong willingness to do, 2) Amount of time provided
for learning, 3) Willingness to leave obligations or other tasks, 4) Perseverance in
carrying out tasks. Growing student motivation is one technique in developing learning
abilities and willingness. As teachers or prospective teachers as much as possible we
must always strive to be able to increase learning motivation, especially for students who
have difficulty in learning by using various efforts that can be done by the teacher,
namely 1) Clarifying the goals to be achieved. 2) Generating student motivation. 3)
Create a pleasant atmosphere in learning. 4) Use a variety of interesting presentation
methods. 5) Give reasonable praise for each student's success. 6) Give judgment. 7) Give
comments on the results of student work. 8) Create competition and cooperation.
Keywords: motivation to learn, teacher efforts

Info Artikel
Diterima Oktober 2018, disetujui November 2018, diterbitkan Desember 2018

Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
132 G-COUNS: Jurnal Bimbingan dan Konseling
Vol. 3 No. 1, Bulan Desember Tahun 2018
p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

PENDAHULUAN untuk timbul kebutuhan berikutnya.


Dalam dunia pendidikan, Jika kebutuhan pertama telah
terutama dalam kegiatan belajar, bahwa terpuaskan, barulah manusia mulai ada
kelangsungan dan keberhasilan proses keinginan untuk memuaskan
belajar mengajar bukan hanya kebutuhan yang selanjutnya. Pada
dipengaruhi oleh faktor intelektual kondisi tertentu akan timbul
saja, melainkan juga oleh faktor-faktor kebutuhan yang tumpang tindih,
non intelektual lain yang tidak kalah contohnya adalah orang ingin makan
penting dalam menentukan hasil bukan karena lapar tetapi karena ada
belajar seseorang, salah satunya kebutuhan lain yang mendorongnya.
adalah kemampuan seseorang siswa Jika suatu kebutuhan telah terpenuhi
untuk memotivasi dirinya. Mengutip atau perpuaskan, itu tidak berarti
pendapat Daniel Goleman (2004: 44), bahwa kebutuhan tesebut tidak akan
kecerdasan intelektual (IQ) hanya muncul lagi untuk selamanya, tetapi
menyumbang 20% bagi kesuksesan, kepuasan itu hanya untuk sementara
sedangkan 80% adalah sumbangan waktu saja. Manusia yang dikuasai
faktor kekuatan-kekuatan lain, oleh kebutuhan yang tidak terpuaskan
diantaranya adalah kecerdasan akan termotivasi untuk melakukan
emosional atau Emotional Quotient kegiatan guna memuaskan kebutuhan
(EQ) yakni kemampuan memotivasi tersebut (Maslow, 1954).
diri sendiri, mengatasi frustasi, Dalam implikasinya pada dunia
mengontrol desakan hati, mengatur belajar, siswa atau pelajar yang lapar
suasana hati (mood), berempati serta tidak akan termotivasi secara penuh
kemampuan bekerja sama. dalam belajar. Setelah kebutuhan yang
Motivasi sangat penting artinya bersifat fisik terpenuhi, maka
dalam kegiatan belajar, sebab adanya meningkat pada kebutuhan tingkat
motivasi mendorong semangat belajar berikutnya adalah rasa aman. Sebagai
dan sebaliknya kurang adanya contoh adalah seorang siswa yang
motivasi akan melemahkan semangat merasa terancam atau dikucilkan baik
belajar. Motivasi merupakan syarat oleh siswa lain mapun gurunya, maka
mutlak dalam belajar; seorang siswa ia tidak akan termotivasi dengan baik
yang belajar tanpa motivasi (atau dalam belajar. Ada kebutuhan yang
kurang motivasi) tidak akan berhasil disebut harga diri, yaitu kebutuhan
dengan maksimal. untuk merasa dipentingkan dan
Motivasi memegang peranan yang dihargai. Seseorang siswa yang telah
amat penting dalam belajar, Maslow terpenuhi kebutuhan harga dirinya,
(1945) dengan teori kebutuhannya, maka dia akan percaya diri, merasa
menggambarkan hubungan hirarkhis berharga, marasa kuat, merasa
dan berbagai kebutuhan, di ranah mampu/bisa, merasa berguna dalam
kebutuhan pertama merupakan dasar didupnya. Kebutuhan yang paling
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
G-COUNS: Jurnal Bimbingan dan Konseling 133
Vol. 3 No. 1, Bulan Desember Tahun 2018
p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

utama atau tertinggi yaitu jika seluruh utama masyarakat. Pendidkan yang
kebutuhan secara individu terpenuhi berhasil akan menciptakan manusia
maka akan merasa bebas untuk yang pantas dan berkelayakan di
menampilkan seluruh potensinya secara masyarakat sehingga menjadi penting
penuh. Dasarnya untuk mengaktuali- pendidikan untuk mencetak manusia
sasikan sendiri meliputi kebutuhan yang memiliki berkualitas dan berdaya
menjadi tahu, mengerti untuk saing
memuaskan aspek-aspek kognitif yang Guru dapat diibaratkan sebagai
paling mendasar. pembimbing perjalanan, yang
Guru sebagai seorang pendidik berdasarkan pengetahuan dan
harus tahu apa yang diinginkan oleh pengalaman bertanggung jawab atas
para sisiwanya. Seperti kebutuhan kelancaran perjalanan peserta didik
untuk berprestasi, karena setiap siswa dalam proses pembelajaran. Dalam
memiliki kebutuhan untuk berprestasi proses pembelajaran peserta didik
yang berbeda satu sama lainnya. Tidak dipengaruhi oleh berbagai macam
sedikit siswa yang memiliki motivasi faktor, seperti motivasi, kematangan,
berprestasi yang rendah, mereka hubungan peserta didik dengan guru,
cenderung takut gagal dan tidak mau kemampuan verbal, rasa aman dan
menanggung resiko dalam mencapai keterampilan guru dalam berkomunikasi
prestasi belajar yang tinggi.Meskipun atau berinteraksi dengan siswa
banyak juga siswa yang memiliki menjadi faktor penting guru dalam
motivasi untuk berprestasi yang proses pembelajaran. Dimana dalam
tinggi.Siswa memiliki motivasi proses belajar pada manusia dapat
berprestasi tinggi kalau keinginan dirumuskan sebagai suatu aktivitas
untuk sukses benar-benar berasal dari mental atau psikis yang berlangsung
dalam diri sendiri. Siswa akan bekerja dalam interaksi aktif dengan
keras baik dalam diri sendiri maupun lingkungan, yang menghasilkan perubahan-
dalam bersaing dengan siswa lain. perubahan dalam pengetahuan dan
Pendidikan adalah suatu bentuk nilai sikap. Perubahan itu bersifat
investasi jangka panjang yang penting relatif konstan dan berbekas. Sehingga
bagi seorang manusia. Pendidikan guru memiliki tanggung jawab yang
yang berhasil akan menciptakan besarterhadap proses pembelajaran
manusia yang pantas dan peserta didik dalam berupaya
berkelayakan di masyarakat serta tidak mewujudkan perubahan sikap dan
menyusahkan orang lain. Masyarakat tingkah laku.
dari yang paling terbelakang sampai
yang paling maju mengakui bahwa PERMASALAHAN
pendidikan atau guru merupakan satu Guru sebagai seorang pendidik
diantara sekian banyak unsur harus tahu apa yang diinginkan oleh
pembentuk utama calon anggota para sisiwanya. Seperti kebutuhan
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
134 G-COUNS: Jurnal Bimbingan dan Konseling
Vol. 3 No. 1, Bulan Desember Tahun 2018
p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

untuk berprestasi, karena setiap siswa guru tetap dapat mempengaruhi


memiliki kebutuhan untuk berprestasi mapun membentuk gambarang siswa
yang berbeda satu sama lainnya. Tidak tentang dirinya itu, dengan tujuan agar
sedikit siswa yang memiliki motivasi tercapai gambaran tentang masing-
berprestasi yang rendah, mereka masing siswa yang lebih positif.
cenderung takut gagal dan tidak mau Apabila seorang guru suka mengkritik,
menanggung resiko dalam mencapai mencela, atau bahkan merendahkan
prestasi belajar yang tinggi.Meskipun kemampuan siswa, maka siswa akan
banyak juga siswa yang memiliki cenderung menilai diri mereka sebagai
motivasi untuk berprestasi yang seorang yang tidak mampu berprestasi
tinggi.Siswa memiliki motivasi dalam belajar. Akibatnya minat belajar
berprestasi tinggi kalau keinginan menjadi turun. Sebaliknya jika guru
untuk sukses benar-benar berasal dari memberikan penhargaan, bersikap
dalam diri sendiri. Siswa akan bekerja mendukung dalam menilai prestasi
keras baik dalam diri sendiri maupun siswa, maka lebih besar kemungkinan
dalam bersaing dengan siswa lain. siswa-siswa akan menilai dirinya
Siswa yang datang ke sekolah sebagai orang yang mampu
memiliki berbagai pemahaman tentang berprestasi. Penghargaan untuk
dirinya sendiri secara keseluruhan dan berprestasi merupakan dorongan untuk
pemahaman tentang kemampuan memotivasi siswa untuk
mereka sendiri khususnya.Mereka belajar.Dorongan intelektual adalah
mempunyai gambaran tertentu tentang keinginan untuk mencapai suatu
dirinya sebagai manusia dan tentang prestasi yang hebat, sedangkan
kemampuan dalam menghadapi dorongan untuk mencapai kesuksesan
lingkungan. Ini merupakan cap atau termasuk kebutuhan emosional, yaitu
label yang dimiliki siswa tentang kebutuhan untuk berprestasi.
dirinya dan kemungkinannya tidak
dapat dilihat oleh guru namun sangat PENGERTIAN MOTIVASI
mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Motif berasal dari bahasa latin
Gambaran itu mulai terbentuk melalui yaitu movere yang artinya bergerak.
interaksi dengan orang lain, yaitu Motif yang di istilahkan needs adalah
keluarga dan teman sebaya maupun dorongan yang sudah terikat pada
orang dewasa lainnya, dan hal ini suatu tujuan (Ahmadi,1999).Perilaku
mempengaruhi prestasi belajarnya di manusia senantiasa dilatarbelakangi
sekolah. motif dan motivasi. Beragamnya
Berdasarkan pandangan di atas motifdan motivasi mewarnai
dapat diambil pengertian bahwa siswa kehidupan manusia, misalnya makan
datang ke sekolah dengan gambaran karena lapar, ingin mendapat kasih
tentang dirinya yang sudah sayang, ingin diterima lingkungan dan
terbentuk.Meskipun demikian adanya, sebagainya (Ahmadi, 1998).Pendapat
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
G-COUNS: Jurnal Bimbingan dan Konseling 135
Vol. 3 No. 1, Bulan Desember Tahun 2018
p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

para ahli dalam literatur yang dibaca kekuatan yang terdapat dalam diri
oleh penulis, bahwa pengertian motif organisme yang menyebabkan
dan motivasi hampir sama dan tidak organisme itu bertindak atau berbuat
ditemukan perbedaan arti yang dan dorongan ini biasanya tertuju pada
mendasar. Maksud dan pengertiannya suatu tujuan tertentu.Sejalan dengan
sama, hanya berbeda dalam pendapat diatas, Suryabrata (2000)
memformulasikan kalimat pada motif menyatakan motivasi suatu keadaan
dan kalimat pada motivasi saja. dalam diri individu yang mendorong
Sedangkan arti yang terkandung individu untuk melakukan aktivitas-
dalam motif dan motivasi sebenarnya aktivitas tertentu guna mencapai suatu
memiliki persamaan.Oleh karena itu tujuan.
dalam penjelasan berikutnya pada Mengutip pendapat Mc. Donald
tulisan ini tidak dibedakan antara (Tabrani, 1992: 100), “motivation is
motif dan motivasi. energy change within the person
Ahmadi (1998) menjelaskan lebih characterized by affective arousal and
lanjut, bahwa motivasi adalah suatu anticipatory goal reaction.”Motivasi
kekuatan yang terdapat dalam diri adalah sesuatu perubahan energi di
organisme yang menyebabkan dalam pribadi seseorang yang ditandai
organisme itu bertindak atau berbuat. dengan timbulnya afektif dan reaksi
Motivasi menurut Winkel (1997) untuk mencapai tujuan. Dari
adalah sebagai daya penggerak dari perumusan yang dikemukakan Mc.
dalam diri individu dengan maksud Donald ini mengandung tiga unsur
mencapai kegiatan tertentu dan untuk yang saling berkaitan, yaitu: 1)
mencapai tujuan tertentu.Chaplin motivasi dimulai dari adanya
(1999) mendefinisikan motivasi perubahan energi dalam pribadi, 2)
sebagai variabel penyelang yang motivasi ditandai dengan timbulnya
digunakan untuk menimbulkan faktor- perasaan (affective arousal), 3)
faktor tertentu di dalam organisme, motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi
yang membangkitkan, mengelola, untuk mencapai tujuan.
mempertahankan, dan menyalurkan Berdasar uraian di atas jelas
tingkah laku menuju suatu sasaran. kiranya bahwa motivasi bertalian erat
Murray (dalam Chaplin, 1999) dengan suatu tujuan.Makin berharga
juga mengemukakan pendapatnya tujuan itu bagi yang bersangkutan,
sendiri mengenai motivasi.Ia makin kuat pula motivasinya.Jadi
menyebutkan motivasi sebagai motif motivasi itu sangat berguna bagi
untuk mengatasi rintangan-rintangan tindakan atau perbuatan seseorang.
atau berusaha melaksanakan sebaik Penjelasan mengenai fungsi-fungsi
dan secepat mungkin pekerjaan- motivasi adalah:
pekerjaan yang sulit. Walgito (2002) 1. Mendorong manusia untuk
menyatakan motivasi merupakan bertindak/berbuat. Motivasi
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
136 G-COUNS: Jurnal Bimbingan dan Konseling
Vol. 3 No. 1, Bulan Desember Tahun 2018
p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

berfungsi sebagai pengerak atau Strategi Menumbuhkan Motivasi


motor yang memberikan Belajar
energi/kekuatan kepada seseorang Ada beberapa strategi yang
untuk melakukan sesuatu. dapat digunakan oleh guru untuk
2. Menentukan arah perbuatan. menumbuhkan motivasi belajar siswa,
Yakni ke arah perwujudan tujuan sebagai berikut:
atau cita-cita. Motivasi mencegah 1. Menjelaskan tujuan belajar ke
penyelewengan dari jalan yang peserta didik. Pada permulaan
harus ditempuh untuk mencapai belajar mengajar hendaknya
tujuan. Makin jelas tujuan itu, seorang guru menjelaskan
makin jelas pula jalan yang harus mengenai Tujuan Instruksional
ditempuh. Khusus (TIK) yang akan dicapai
3. Menyeleksi perbuatan. Artinya siswa. Tidak cukup sampai di situ
menentukan perbuatan-perbuatan saja, tapi guru juga bisa
mana yang harus dilakukan, yang memberikan penjelasan tentang
serasi, guna mencapai tujuan itu pentingnya ilmu yang akan sangat
dengan menyampingkan perbuatan berguna bagi masa depan
yang tidak bermanfaat bagi tujuan. seseorang, baik dengan norma
(Ngalim Purwanto, 2002: 71) agama maupun sosial. Makin jelas
tujuan, maka makin besar pula
Jenis-Jenis Motivasi motivasi dalam belajar.
1. Motivasi intrinsik, yang timbul dari 2. Hadiah. Berikan hadian untuk
dalam diri individu, misalnya siswa-siwa yang berprestasi. Hal
keinginan untuk mendapat ini akan sangat memacu siswa
keterampilan tertentu, memperolah untuk lebih giat dalam berprestasi,
informasi dan pengertian, dan bagi siswa yang belum
mengembangkan sikap untuk berprestasi akan termotivasi untuk
berhasil, menyenangi kehidupan, mengejar atau bahkan
keinginan diterima oleh orang lain. mengungguli siswa yang telah
2. Motivasi ekstrinsik, yang timbul berprestasi. Hadiah di sini tidak
akibat adanya pengaruh dari luar perlu harus yang besar dan mahal,
individu. Sperti hadiah, pujian, tapi bisa menimbulkan rasa senag
ajakan, suruhan, atau paksaan dari pada murid, sebab merasa dihargai
orang lain sehingga dengan karena prestasinya. Kecuali pada
keadaan demikian orang mau setiap akhir semester, guru bisa
melakukan sesuatu. (Tabrani, 1992: memberikan hadiah yang lebih
120) istimewa (seperti buku bacaan)
bagi siswa ranking 1-3.
3. Saingan/kompetisi. Guru berusaha
mengadakan persaingan di antara
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
G-COUNS: Jurnal Bimbingan dan Konseling 137
Vol. 3 No. 1, Bulan Desember Tahun 2018
p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

siswanya untuk meningkatkan (BK) saja, tapi merupakan


prestasi belajarnya, berusaha kewajiban setiap guru, sebagai
memperbaiki hasil prestasi yang orang yang telah dipercaya orang
telah dicapai sebelumnya. tua siswa untuk mendidik anak
4. Pujian. Sudah sepantasnya siswa mereka.
yang berprestasi untuk diberikan 7. Membentuk kebiasaan belajar
penghargaan atau pujian. Tentunya yang baik. Ajarkan kepada siswa
pujian yang bersifat membangun. cara belajar yang baik, entah itu
Bisa dimulai dari hal yang paling ketika siswa belajar sendiri
kecil seperti, “beri tepuk tangan maupun secara kelompok. Dengan
bagi si Budi…”, “kerja yang cara ini siswa diharapkan untuk
bagus…”, “wah itu kamu bisa…”. lebih termotivasi dalam mengulan-
5. Hukuman. Hukuman diberikan ulang pelajaran ataupun
kepada siswa yang berbuat menambah pemahaman dengan
kesalahan saat proses belajar buku-buku yang mendukung.
mengajar. Hukuman ini diberikan 8. Membantu kesulitan belajar anak
dengan harapan agar siswa didik secara individual maupun
tersebut mau merubah diri dan kelompok. Ini bisa dilakukan
berusaha memacu motivasi seperti pada nomor 6.
belajarnya. Hukuman di sini 9. Menggunakan metode yang
hendaknya yang mendidik, seperti bervariasi. Guru hendaknya
menghafal, mengerjakan soal, memilih metode belajar yang tepat
ataupun membuat rangkuaman. dan berfariasi, yang bisa
Hendaknya jangan yang bersifat membangkitkan semangat siswa,
fisik, seperti menyapu kelas, yang tidak membuat siswa merasa
berdiri di depan kelas, atau lari jenuh, dan yang tak kalah penting
memutari halaman sekolah. adalah bisa menampung semua
Karena ini jelas akan menganggu kepentingan siswa. Sperti
psikis siswa. Cooperative Learning, Contectual
6. Membangkitkan dorongan kepada Teaching & Learning (CTL),
anak didik untuk Quantum Teaching, PAKEM,
belajar. Strateginya adalah dengan mapun yang lainnya. Karena siswa
memberikan perhatian maksimal memiliki tingkat intelegensi yang
ke peserta didik, khususnya bagi berbeda-beda satu sama lainnya.
mereka yang secara prestasi Ada siswa yang hanya butuh 5
tertinggal oleh siswa lainnya. Di menit untuk memahami suatu
sini guru dituntut untuk bisa lebih materi, tapi ada siswa yang
jeli terhadap kondisi anak membutuhkan 25 menit baru ia
didiknya. Ingat ini bukan hanya bisa mencerna materi. Itu contoh
tugas guru bimbingan konseling mudahnya. Semakin banyak
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
138 G-COUNS: Jurnal Bimbingan dan Konseling
Vol. 3 No. 1, Bulan Desember Tahun 2018
p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

metode mengajar yang dikuasai siswa termotivasi dan fugsi motivasi


oleh seorang guru, maka ia akan bagi siswa.
semakin berhasil meningkatkan
motivasi belajar siswa. Motivasi Belajar
10. Menggunakan media yang baik Menurut Sudarwan (2002:2)
dan sesuai dengan tujuan motivasi diartikan sebagai kekuatan,
pembelajaran. Baik itu media dorongan, kebutuhan, semangat,
visual maupun audio visual. tekanan, atau mekanisme psikologis
yang mendorong seseorang atau
HASIL DAN PEMBAHASAN sekelompok orang untuk mencapai
Seperti diketahui, motivasi prestasi tertentu sesuai dengan apa
belajar pada siswa tidak sama kuatnya, yang dikehendakinya. Hakim
ada siswa yang motivasinya bersifat (2007:26) mengemukakan pengertian
intrinsik dimana kemauan belajarnya motivasi adalah suatu dorongan
lebih kuat dan tidak tergantung pada kehendak yang menyebabkan
faktor di luar dirinya. Sebaliknya seseorang melakukan suatu perbuatan
dengan siswa yang motivasi belajarnya untuk mencapai tujuan tertentu.
bersifat ekstrinsik, kemauan untuk Huitt,W. (2001) mengatakan motivasi
belajar sangat tergantung pada kondisi adalah suatu kondisi atau status
di luar dirinya. Namun demikian, di internal (kadang-kadang diartikan
dalam kenyataan motivasi ekstrinsik sebagai kebutuhan, keinginan, atau
inilah yang banyak terjadi, terutama hasrat) yang mengarahkan perilaku
pada anakanak dan remaja dalam seseorang untuk aktif bertindak dalam
proses belajar. Proses pembelajaran rangka mencapai suatu tujuan.
akan berhasil apabila siswa Ditambahkan Gray (Winardi, 2002)
mempunyai motivasi dalam belajar. mengemukakan bahwa motivasi
Oleh karena itu, guru perlu merupakan sejumlah proses, yang
menumbuhkan motivasi belajar bersifat internal atau eksternal bagi
siswa.Untuk memperoleh hasil belajar seorang individu, yang menyebabkan
yang optimal, guru dituntut kreatif timbulnya sikap antusiasme dan
membangkitkan motivasi belajar persistensi, dalam hal melaksanakan
siswa. Sebelum masuk kepada kegiatan- kegiatan tertentu. Menurut
bagimana upaya seorang guru dalam Handoko (1992: 59), untuk
memotivasi belajar siswa penulis mengetahui kekuatan motivasi belajar
terlebih dahulu akan membahas siswa, dapat dilihat dari beberapa
tentang apa itu motivasi, yang akan indicator sebagai berikut : a) Kuatnya
dilanjutkan dengan hal-hal yang perlu kemauan untuk berbuat b) Jumlah
dilakukan oleh guru dalam waktu yang disediakan untuk belajar
memotivasi belajar siswa, ciri-ciri c) Kerelaan meninggalkan kewajiban
atau tugas yang lain d) Ketekunan
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
G-COUNS: Jurnal Bimbingan dan Konseling 139
Vol. 3 No. 1, Bulan Desember Tahun 2018
p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

dalam mengerjakan tugas. Sedangkan yang baik.Sehingga yang dikejar


menurut Sardiman (2001:81) motivasi hanyalah nilai ulangan atau nilai
belajar memiliki indikator sebagai raport yang baik.Angka-angka
berikut: a) Tekun menghadapi tugas. yang baik itu bagi para siswa
b) Ulet menghadapi kesulitan (tidak merupakan motivasi yang sangat
lekas putus asa) c) Menunjukan minat kuat.Yang perlu diingat oleh guru,
terhadap bermacam-macam masalah bahwa pencapaian angka-angka
orang dewasa. d) Lebih senang tersebut belum merupakan hasil
bekerja mandiri e) Cepat bosan pada belajar yang sejati dan
tugas rutin f) Dapat mempertahankan bermakna.Harapannya angka-
pendapatnya angka tersebut dikaitkan dengan
Berdasarkan beberapa pendapat nilai afeksinya bukan sekedar
di atas, motivasi dapat diartikan kognitifnya saja.
sebagai kekuatan (energi) seseorang 2. Hadiah
yang dapat menimbulkan tingkat Dapat menjadi motivasi yang kuat,
kemauan dalam melaksanakan suatu dimana siswa tertarik pada bidang
kegiatan.Kemauan baik yang tertentu yang akan diberikan
bersumber dari dalam diri individu itu hadiah. Tidak demikian jika
sendiri (motivasi intrinsik) maupun hadiah diberikan untuk suatu
dari luar individu (motivasi pekerjaan yang tidak menarik
ekstrinsik). Seberapa kuat motivasi menurut siswa.
yang dimiliki individu akan banyak 3. Kompetisi
menentukan kualitas perilaku yang Persaingan, baik yang individu
ditampilkannya, baik dalam konteks atau kelompok, dapat menjadi
belajar, bekerja maupun dalam sarana untuk meningkatkan
kehidupan lainnya. motivasi belajar. Karena terkadang
jika ada saingan, siswa akan
Upaya Meningkatkan Motivasi menjadi lebih bersemangat dalam
Belajar mencapai hasil yang terbaik.
Upaya meningkatkan motivasi 4. Ego-Involvement
belajar anak dalam kegiatan belajar di Menumbuhkan kesadaran kepada
sekolah, ada beberapa langkah yang siswa agar merasakan pentingnya
dapat dilakukan oleh guru tugas dan menerimanya sebagai
diungkapkan Sardiman (2005:92), tantangan sehingga bekerja keras
yaitu: adalah sebagai salah satu bentuk
1. Memberi Angka motivasi yang cukup penting.
Angka dalam hal ini sebagai Bentuk kerja keras siswa dapat
simbol dari nilai kegiatan terlibat secara kognitif yaitu
belajarnya.Banyak siswa yang dengan mencari cara untuk dapat
justru untuk mencapai angka/nilai meningkatkan motivasi.
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
140 G-COUNS: Jurnal Bimbingan dan Konseling
Vol. 3 No. 1, Bulan Desember Tahun 2018
p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

5. Memberi Ulangan Dalam rangka mengupayakan


Para siswa akan giat belajar kalau agar motivasi belajar siswa tinggi,
mengetahui akan diadakan seorang guru menurut Winkel (1991)
ulangan. Tetapi ulangan jangan hendaknya selalu memperhatikan hal-
terlalu sering dilakukan karena hal sebagai berikut :
akan membosankan dan akan jadi 1. Seorang guru hendaknya mampu
rutinitas belaka. mengoptimalisasikan penerapan
6. Mengetahui Hasil prinsip belajar, pada prinsipnya
Mengetahui hasil belajar bisa harus memandang bahwa dengan
dijadikan sebagai alat motivasi. kehadiran siswa di kelas
Dengan mengetahui hasil merupakan suatu motivasi belajar
belajarnya, siswa akan terdorong yang datang dari siswa.
untuk belajar lebih giat. Apalagi 2. Guru hendaknya mampu
jika hasil belajar itu mengalami mengoptimalisasikan unsur-unsur
kemajuan, siswa pasti akan dinamis dalam pembelajaran,
berusaha mempertahankannya atau karena dalam proses belajar,
bahkan termotivasi untuk dapat seorang siswa terkadang dapat
meningkatkannya. terhambat oleh adanya berbagai
7. Pujian permasalahan.
Apabila ada siswa yang berhasil Hal ini dapat disebabkan oleh
menyelesaikan tugasnya dengan karena kelelahan jasmani ataupun
baik, maka perlu diberikan mental siswa, sehingga seorang guru
pujian.Pujian adalah bentuk harus berupaya untuk membangkitkan
reinforcement yang positif dan kembali kinginan siswa dalam belajar.
memberikan motivasi yang baik Upaya yang dapat dilakukan oleh
bagi siswa. Pemberiannya juga seorang guru menurut Dimyati
harus pada waktu yang tepat, (2002:95) yaitu dengan cara :
sehingga akan memupuk suasana 1. Memberi kesempatan kepada
yang menyenangkan dan siswa untuk mengungkapkan
mempertinggi motivasi belajar hambatan belajar yang di alaminya
serta sekaligus akan membang- 2. Meminta kesempatan kepada
kitkan harga diri. orang tua siswa agar memberikan
8. Hukuman kesempatan kepada siswa untuk
Hukuman adalah bentuk beraktualisasi diri dalam belajar.
reinforcement yang negatif, tetapi 3. Memanfaatkan unsur-unsur
jika diberikan secara tepat dan lingkungan yang mendorong
bijaksana, bisa menjadi alat belajar.
motivasi.Oleh karena itu, guru 4. Menggunakan waktu secara tertib,
harus memahami prinsipprinsip penguat dan suasana gembira
pemberian hukuman tersebut. terpusat pada perilaku belajar.
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
G-COUNS: Jurnal Bimbingan dan Konseling 141
Vol. 3 No. 1, Bulan Desember Tahun 2018
p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

5. Merangsang siswa dengan penguat motivasi berprestasi, yaitu sebagai


memberi rasa percaya diri bahwa berikut:
ia dapat mengatasi segala 1. Pengalaman pada tahun-tahun
hambatan dan pasti berhasil. pertama kehidupan Adanya
6. Guru mengoptimalisasikan perbedaan pengalaman masa lalu
pemanfataan pengalaman dan pada setiap orang menyebabkan
kemampuan siswa. terjadinya variasi terhadap tinggi
Menurut Dimyati (2002) cara rendahnya kecenderungan untuk
yang dapat dilakukan oleh guru dalam berprestasi pada diri seseorang.
meningkatkan motivasi belajar siswa 2. Latar belakang budaya tempat
adalah : seseorang dibesarkan Bila
1. Siswa ditugasi membaca bahan dibesarkan dalam budaya yang
belajar sebelumnya, tiap membaca menekankan pada pentingnya
hal-hal penting dari bahan tersebut keuletan, kerja keras, sikap
dicatat. inisiatif dan kompetitif, serta
2. Guru memecahkan hal yang sukar suasana yang selalu mendorong
bagi siswa dengan cara individu untuk memecahkan
memecahkannya. masalah secara mandiri tanpa
3. Guru mengajarkan cara dihantui perasaan takut gagal,
memecahkan dan mendidik maka dalam diri seseorang akan
keberanian kepada siswa dalam berkembang hasrat berprestasi
mengatasi kesukaran. yang tinggi.
4. Guru mengajak serta siswa 3. Peniruan tingkah laku (Modelling)
mengalami dan mengatasi Melalui modelling, anak
kesukaran. mengambil atau meniru banyak
5. Guru memberi kesempatan kepada karakteristik dari model, termasuk
siswa untuk mampu memecahkan dalam kebutuhan untuk berprestasi
masalah dan mungkin akan jika model tersebut memiliki
membantu rekannya yang motivasi tersebut dalam derajat
mengalami kesulitan. tertentu.
6. Guru memberi penguatan kepada 4. Lingkungan tempat proses
siswa yang berhasil mengatasi pembelajaran berlangsung Iklim
kesulitan belajarnya sendiri. belajar yang menyenangkan, tidak
7. Guru menghargai pengalaman dan mengancam, memberi semangat
kemampuan siswa agar belajar dan sikap optimisme bagi siswa
secara mandiri. dalam belajar, cenderung akan
Faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk
mempengaruhi motivasi berprestasi tertarik belajar, memiliki toleransi
(Sukadi, 2006) mengatakan bahwa ada terhadap suasana kompetisi dan
beberapa faktor yang mempengaruhi tidak khawatir akan kegagalan.
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
142 G-COUNS: Jurnal Bimbingan dan Konseling
Vol. 3 No. 1, Bulan Desember Tahun 2018
p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

5. Harapan orangtua terhadap Siswa hanya mungkin dapat


anaknya Orangtua yang belajar baik apabila ada dalam
mengharapkan anaknya bekerja suasana yang menyenangkan,
keras dan berjuang untuk merasa aman, bebas dari takut.
mencapai sukses akan mendorong Usahakan agar kelas selamanya
anak tersebut untuk bertingkahlaku dalam suasana hidup dan segar,
yang mengarah kepada pencapaian terbebas dari rasa tegang. Untuk
prestasi. itu guru sekali-kali dapat
Selain beberapa pendapat di atas melakukan hal-hal yang lucu.
menurut Sanjaya, (2009) ada beberapa 4. Mengguanakan variasi metode
hal yang perlu dilakukan oleh seorang penyajian yang menarik Guru
guru untuk meningkatkan motivasi harus mampu menyajikan
belajar siswa, yaitu sebagai berikut: informasi dengan menarik, dan
1. Memperjelas tujuan yang ingin asing bagi siswa-siswa. Sesuatu
dicapai. Tujuan yang jelas dapat informasi yang disampaikan
membuat siswa paham kearah dengan teknik yang baru, dengan
mana ia ingin dibawa. Pemahaman kemasan yang bagus didukung
siswa terhadap tujuan oleh alat-alat berupa sarana atau
pembelajaran dapat menumbuhkan media yang belum pernah dikenal
minat siswa untuk belajar yang oleh siswa sebelumnya sehingga
pada gilirannya dapat meningkatkan menarik perhatian bagi mereka
motivasi belajar mereka. Semakin untuk belajar (Yamin,2009:174).
jelas tujuan yang ingin dicapai, Dengan pembelajaran yang
maka akan semakin kuat motivasi menarik, maka akan
nbelajar siswa (Sanjaya, 2009:29). membangitkan rasa uingin tahu
2. Membangkitkan motivasi siswa siswa di dalam kegiatan
Siswa akan terdorong untuk pembelajaran yang selanjutnya
belajar apabila mereka memiliki siswa akan termotivasi dalam
minat untuk belajar. Oleh karena pembelajaran.
itu, mengembangkan minat belajar 5. Berilah pujian yang wajar setiap
siswa merupakan salah satu teknik keberhasilan siswa Motivasi akan
dalam mengembangkan motivasi tumbuh apabila siswa merasa
belajar (Sanjaya, 2009:29). Salah dihargai. Dalam pembelajaran,
satu cara yang logis untuk pujian dapat dimanfaatkan sebagai
memotivasi siswa dalam pembelajaran alat motivasi. Karena anak didik
adalah mengaitkan pengalaman juga manusia, maka dia juga
belajar dengan minat siswa senang dipuji. Karena pujian
(Djiwandono, 2006:365). menimbulkan rasa puas dan
3. Ciptakan suasana yang senang (Sanjaya, 2009:30) Namun
menyenangkan dalam belajar begitu, pujian harus sesuai dengan
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
G-COUNS: Jurnal Bimbingan dan Konseling 143
Vol. 3 No. 1, Bulan Desember Tahun 2018
p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

hasil kerja siswa. Jangan memuji memberikan tulisan “ bagus” atau


secara berlebihan karena akan “teruskan pekerjaanmu” dan lain
terkesan dibuatbuat. Pujian yang sebagainya. Komentar yang positif
baik adalah pujian yang keluar dari dapat meningkatkan motivasi
hati seoarang guru secara wajar belajar siswa (Sanjaya, 2009:21).
dengan maksud untuk memberikan 8. Ciptakan persaingan dan
penghargaan kepada siswa atas kerjasama Persaingan yang sehat
jerih payahnya dalam belajar dapat menumbuhkan pengaruh
(Djamarah, 2002:152). yang baik untuk keberhasilan
6. Berikan penilaian Banyak siswa proses pemebelajaran siswa.
yang belajar karena ingin Melalui persaingan siswa
memperoleh nilai bagus. Untuk itu dimungkinkan berusaha dengan
mereka belajar dengan giat. Bagi sungguh-sungguh untuk
sebagian siswa nilai dapat menjadi memperoleh hasil yang terbaik
motivasi yang kuat untuk belajar. (Sanjaya, 2009:31). Oleh sebab
Oleh karena itu, penilaian harus itu, guru harus mendesain
dilakukan dengan segera agar pembelajaran yang memungkinkan
siswa secepat mungkin siswa untuk bersaing baik antar
mengetahui hasil kerjanya. kelompok maupun antar individu.
Penilaian harus dilakukan secara Proses pembelajaran akan berhasil
objektif sesuai dengan kemampuan apabila siswa mempunyai motivasi
siswa masing-masing (Sanjaya, dalam belajar. Oleh karena itu,
2009:31). Penilaian secara terus guru perlu menumbuhkan motivasi
menerus akan mendorong siswa belajar siswa. Untuk memperoleh
belajar, oleh karena setiap anak hasil belajar yang optimal, guru
memilki kecenderungan untuk dituntut kreatif membangkitkan
memmperoleh hasil yang baik. motivasi belajar siswa. Berikut ini
Disamping itu, para siswa selalu dikemukakan beberapa petunjuk
mendapat tantangan dan masalah untuk meningkatkan motivasi
yang harus dihadapi dan belajar siswa.
dipecahkan, sehingga
mendorongnya belajar lebih teliti Ciri Siswa Bermotivasi Tinggi
dan seksama (Hamalik, 2009:168). Menurut Sardiman (1996) siswa
7. Berilah komentar terhadap hasil yang memiliki motivasi tinggi
pekerjaan siswa Penghargaan bisa memiliki beberapa ciri-ciri, antara lain
dilakukan dengan mmemberikan sebagai berikut:
komentar yang positif. Setelah 1. Tekun menghadapi tugas
siswa selesai mengerjakan suatu 2. Ulet menghadapi kesulitan /tidak
tugas, sebaiknya berikan komentar cepat putus asa.
secepatnya, misalnya dengan
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
144 G-COUNS: Jurnal Bimbingan dan Konseling
Vol. 3 No. 1, Bulan Desember Tahun 2018
p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

3. Tidak memerlukan dorongan dari (2002:123) ada tiga fungsi motivasi,


luar untuk berprestasi sebaik yakni :
mungkin. 1. Motivasi sebagai pendorong
4. Lebih senang kerja mandiri. perbuatan. Motivasi berfungsi
5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang sebagai pendorong untuk
rutin. mempengaruhi sikap apa yang
6. Dapat memperthanankan seharusnya anak didik ambil
pendapatnya . dalam rangka belajar.
7. Tidak mudah melepaskan hal yang 2. Motivasi sebagai penggerak
sudah diyakininya. perbuatan. Dorongan psikologis
melahirkan sikap terhadap anak
Fungsi Motivasi didik itu merupakan suatu
Motivasi mempunyai fungsi kekuatan yang tak terbendung,
yang penting dalam belajar, karena yang kemudian terjelma dalam
motivasi akan menentukan intensitas bentuk gerakan psikofisik.
usaha belajar yang dilakukan siswa. 3. Motivasi sebagai pengarah
Sardiman (1996:84) mengemukakan perbuatan. Anak didik yang
ada tiga fungsi motivasi, yaitu: mempunyai motivasi dapat
1. Mendorong manusia untuk menyeleksi mana perbuatan yang
berbuat. Motivasi dalam hal ini harus dilakukan dan perbuatan
merupakan motor penggerak dari yang perlu diabaikan.
setiap kegiatan yang akan
dikerjakan. KESIMPULAN
2. Menuntun arah perbuatan, yakni Motivasi dapat diartikan sebagai
ke arah tujuan yang hendak kekuatan seseorang yang dapat
dicapai, dengan demikian motivasi menimbulkan tingkat kemauan dalam
dapat memberi arah, dan kegiatan melaksanakan suatu kegiatan.
yang harus dikerjakan sesuai Kemauan baik yang bersumber dari
dengan rumusan tujuannya. dalam diri individu itu sendiri
3. Menyeleksi perbuatan, yakni (motivasi intrinsik) maupun dari luar
menentukan perbuatan-perbuatan individu (motivasi ekstrinsik).
apa yang harus dikerjakan yang Seberapa kuat motivasi yang dimiliki
serasi guna mencapai tujuan, individu akan banyak menentukan
dengan menyisihkan perbuatan- kualitas perilaku yang ditampilkannya,
perbuatan yang tidak bermanfaat baik dalam konteks belajar, bekerja
bagi tujuan tersebut. maupun dalam kehidupan lainnya.
Motivasi diperlukan dalam Proses pembelajaran akan berhasil
menentukan intensitas usaha belajar apabila siswa mempunyai motivasi
bagi para siswa. Menurut Djamarah dalam belajar. Oleh karena itu, guru
perlu menumbuhkan motivasi belajar
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
G-COUNS: Jurnal Bimbingan dan Konseling 145
Vol. 3 No. 1, Bulan Desember Tahun 2018
p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

siswa.Untuk memperoleh hasil belajar Ngalim Purwanto, (2002), Psikologi


yang optimal, guru dituntut kreatif Pendidikan, Bandung: PT.
membangkitkan motivasi belajar Remaja Rosdakarya.
siswa.karena dengan guru kratif
Sardiman, AM.1996. Interaksi dan
menjadikan siswa tergugah dalam Motivasi Belajar Mengajar
pembelajaran yang akan dialami siswa Pedoman bagi Guru dan Calon
atau siswa yang sedang mengikuti Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
proses pembelajaran.
________, 2005. Interaksi dan
DAFTAR PUSTAKA Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: Grafindo.
Goleman, Daniel, Emitional Intelligence
Kecerdasan Emosional Mengapa
Sukadi, (2006) Guru Powerful Guru
EQ Lebih Penting Daripada IQ,
Masa Depan. Bandung Sanjaya,
Jakata: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2004.
Tabrani Rusyan, (2001), Pendekatan
dalam Proses Belajar
Damin, Sudarman. (2004). Inovasi
Mengajar, Bandung: PT. Remaja
Pedididkan. Bandung: Pustaka
Rosdakarya.
Setia
Oemar, Hamalik (2007). Proses
Djamarah. 2002. Strategi Belajar
Belajar. Jakarta: Buki Aksara.
Mengajar. Jakarta : Rineka
Cipta.
Wina.2009. Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses
Dimyati, Mudjiono. 2002. Belajar dan
Pendidikan.Jakarta : Kencana
Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Prenada Media Group
Cipta Hamalik. 2009. Proses
Belajar Mengajar. Bandung :
Winkel, W.S, 1991. Bimbingan dan
Bumi Aksara.
Konseling di Sekolah
Handoko, T. Hani, 1992. Manajemen
Menengah: PT. Grasindo.
personal dan sumber daya
Jakarta.
manusia, edisi kedua, cetak ke
empat. Penerbit Yogyakarta:
Wuitt, W. (2001). Motivation To
UGM
Learn. An Overview Educational
Psychology Interactive.
Martinis, Yamin. 2009. Srategi
Valdosta: Saldosta State
Pembelajaran Berbasis
University
Kompetensi. Jakarta : Gaung
Persada

Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai