1
Diskusi Pembuka
(Tips: Baca semua pertanyaan terlebih dahulu, lalu jawab pertanyaan yang Anda rasa
nyaman.
Pertanyaan disediakan untuk memulai diskusi.
Hal yang sama berlaku untuk bagian "Poin Alkitabiah".)
2
Bagikan pemikiran Anda tentang tema, tujuan, dan pesan bagian ini.
Pertimbangkan bagaimana pesan ini dapat berlaku untuk tempat kerja dan
kehidupan Anda.
3
Poin Alkitabiah
Dalam bab ini, kita akan membahas arti dari istilah "adiafora" dan bagaimana konsep ini
berlaku di tempat kerja kita.
Beberapa orang Kristen akan menolak untuk menjadi terlalu konservatif dalam
pandangan iman dan bahwa tidak apa-apa untuk menjadi "bebas." Orang Kristen yang
lainnya menerapkan ayat, “jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan” (TB, 1 Tes.
5:22), dan menghakimi orang lain karena kurangnya kesalehan mereka.
Jadi, bagaimana kita memandang area abu-abu yang tidak memiliki solusi hitam dan
putih? Area abu-abu yang tidak secara eksplisit dibahas dalam Alkitab disebut
adiafora, yang berarti "tak acuh" dalam bahasa Yunani (adiáforos). Istilah ini
awalnya digunakan di antara orang-orang Lutheran pada abad ke-16 untuk
mengkategorikan perselisihan mengenai ritual gereja dan pakaian ulama. Sepanjang
perselisihan, istilah tersebut didefinisikan sebagai "tidak diperintahkan maupun
dilarang dalam Firman Allah." Istilah ini juga digunakan untuk merujuk pada hal-hal
yang dianggap tidak penting bagi keselamatan seseorang atau "masalah yang tidak
penting."
Tuhan telah memberi kita wewenang dan penghakiman untuk bebas membuat pilihan mengenai
masalah-masalah seperti itu
Dengan demikian, Paulus mengajarkan kepada kita bahwa kita harus memperhatikan
bagaimana kita menggunakan kebebasan kita. Pengkotbah 3 mengajarkan kita, ada
waktu untuk segalanya. Jika kebebasan kita berpotensi menyakiti orang lain, maka kita
harus menahan diri pada saat itu (1 Kor. 10:24), karena kita harus mencari keuntungan
bagi orang lain sebelum kita mencari keuntungan untuk diri kita sendiri (1 Kor. 10:25).
Oleh karena itu, ketika sedang makan, jika seseorang menunjukkan bahwa makanan itu
dikorbankan kepada dewa, mungkin lebih baik untuk menahan diri dari makan makanan
5
demi orang itu (1 Kor. 10:28). Di sini, niatnya adalah untuk mempertimbangkan
keuntungan orang lain sebelum kita sendiri dan juga keselamatan orang tersebut (1 Kor.
10:33). Ini berasal dari tindakan kasih dan kebajikan (1 Kor. 8:1).
Seorang biksu tua dan murid-muridnya sedang berpuasa. Salah satu murid yang lebih
muda tidak dapat menahan kelaparan dan akhirnya diam-diam makan bubur. Biksu tadi
menyaksikan muridnya memakan bubur. Sang biksu memiliki hak untuk menghukum
muridnya. Namun sebaliknya, ia mengatakan, "Saya baru saja akan makan" dan
berbagi makanan dengan muridnya. Daripada membebani muridnya dengan hati nurani
yang bersalah, sang biksu memilih untuk berbuka puasa. Murid itu mengambil pelajaran
sang biksu sampai ke dalam hati dan tidak pernah membatalkan puasanya lagi.
Paulus mengatakan, "Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau
melakukan sesuatu yang lain, lakukan semuanya itu untuk kemuliaan Allah" (1 Kor. 10:31).
Ingatlah selalu bagaimana mereka yang lemah dalam iman dapat melihat perilaku
Anda. Keselamatan mereka jauh lebih berharga daripada kebebasan Anda.
Dua prinsip yang disampaikan di atas penting dalam mengatasi masalah adiafora. Kita
memiliki kebebasan untuk menggunakan penilaian kita dalam isu-isu yang tidak secara
khusus diperintahkan atau dilarang dalam Alkitab. Seiring kita mempelajari Alkitab lebih
dalam, kita belajar bahwa Allah telah memberi kita kebebasan. Ini mirip dengan
bagaimana kita menetapkan batasan dan peraturan keselamatan untuk anak-anak kita,
tetapi memungkinkan mereka untuk memiliki kebebasan dalam keterbatasan tersebut.
Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukan
semuanya itu untuk kemuliaan Allah.
Sebagai perawat, haruskah Anda pergi bekerja pada hari Minggu? Paulus membuat poin
penting dengan mengatakan, "Tetapi orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh
Allah." (1 Kor. 8:3). Terlepas dari situasi Anda di tempat kerja, Tuhan tahu pikiran dan
motivasi Anda melebihi siapapun.
When figuring out the adiaphora issues in your life, you must first ask yourself the
following questions. Who benefits from finding the answer to these questions? Are they
to justify yourself? Or are they to benefit others? The answer to these questions will
provide many solutions.
Ketika bertemu masalah adiafora dalam hidup Anda, Anda harus terlebih dahulu
bertanya pada diri sendiri: Siapa yang mendapat manfaat dari jawaban atas pertanyaan
adiafora ini? Apakah jawabannya akan membenarkan diri sendiri? Ataukah dapat
6
memberikan manfaat kepada orang lain? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut
akan memberikan banyak solusi.
Bagikan dilema adiafora apapun yang mungkin saat ini Anda hadapi dalam hidup
Anda.
7
Suara FWIA
Ringkasan
Ketahuilah bahwa Anda memiliki kebebasan dalam Tuhan dan nikmatilah kebebasan itu.
Namun, ada juga sukacita dalam menahan kebebasan itu demi keselamatan orang lain
dan untuk iman mereka.
Carilah keuntungan orang lain sebelum keuntungan Anda sendiri untuk mempraktikkan
nilai-nilai kasih dan kebajikan.