Anda di halaman 1dari 10

Al-Qur’an dan Al-Hadits-11

H. Muhammad Bahrul Ilmie


Prophetic business Wisdom
(Siddiq, Amanah, Fathanah dan Tabligh)
“Ubadah bin Samit meriwayatkan, Nabi bersabda:
Berikanlah kepadaku enam jaminan dari diri kamu,
maka aku menjamin surga untukmu: (1) Berlaku
benar saat bicara; (2) Tepati jika kamu berjanji; (3)
Tunaikanlah amanah; (4) Pejamkanlah mata kamu
(dari yg dilarang); (5) Peliharalah kemaluanmu; (6)
Tahanlah tangan kamu (dari menyakiti atau
mengambil hak orang) (HR. Ahmad)
• Profesionalisme Nabi dalam hal usaha/ kerja
melekat erat dengan karakter yg ada pada diri
Rasulullah Saw.
• Karakter itu, mencakup sifat-sifat Nabi yang
mulia, yaitu: Siddiq, Amanah, Fathanah dan
Tabligh.
• Dalam konteks berusaha (bekerja) sifat-sifat
tersebut menjadi dasar dalam setiap aktivitas, yg
kemudian menjadi sikap dasar manusia
(fundantal human ethics) yg mendukung
keberhasilan setiap hal.
1. Siddiq, berarti jujur atau benar. Dalam
menjalankan (memenaj) usaha, Nabi selalu
menunjukkan kejujuran. Beliau meyakini betul,
bahwa membohongi orang lain (para pelanggan)
sama dgn menghianati mereka. Mereka akan
kecewa bahkan tertipu, akibatnya mereka tidak
akan membangun hubungan baik lagi dengan
kita, akibat lebih jauh “hancurlah usaha”.
• Dalam manajemen pemasaran modern, karakter
siddiq sangat menentukan terciptanya layanan
inforasi secara benar, bahkan karakter siddiq
merupakan dasar yg harus menyertai aktivitas
usaha/bekerja
• Dengan jiwa siddiq, hak atau kepentingan
pelanggan tetap tertenuhi.
• Nabi dalam membangun hubungan dengan para
pelanggan (mitra kerja) dijelaskan (1) Tidak
mengingkari janji yg telah disepakati; (2) Tidak
menyembunyikan cacat atau sesuatu yang telah
disepakati; (3) Tidak mengelabui informasi pada
umumnya.
2. Amanah, berarti dapat dipercaya, dalam konteks
ini amanah adalah tidak mengurangi atau
menambah sesuatu dari yg seharusnya atau dari
yg telah disepakati.
• Dalam dunia marketing (pemasaran), nilai-nilai
amanah sama penting kedudukannya dengan
nilai-nilai siddiq.
• Bagi perusahaan, pebisnis, sekolah/ madrasah
dan pekerja (guru), sifat amanah akan membawa
keuntungan besar. Sebab ketika mitra usaha
memutuskan untuk memberikan kepercayaan,
maka mereka menganggap perusahaan, pebisnis,
sekolah/ madrasah dan pekerjanya (guru) dapat
dipercaya (amanah)
• Sehebat apapun strategi bauran pemasaran
(marketing mix) yang bertumpu pada “4P”
(product, price, place dan promotion) atau “4C”
(commodity, customer, competition, dan change)
• Bahwa 4P atau 4C tidak akan membuahkan hasil
tanpa disertai adanya nilai-nilai amanah.
3. Fathanah, berarti cakap atau cerdas,
perusahaan, pebisnis, sekolah/ madrasah dan
pekerja (guru) yang cerdas mampu memahami
peran dan tanggungjawab usahanya dengan
baik.
• Konteks ini, mampu mampu menunjukkan
kreativitas dan inovasi guna mendukung dan
mempercepat keberhasilan.
• Mampu juga memberikan sentuhan nilai yg
efektif dan efisien dalam kegiatan pemasaran;
• Dalam dunia persaingan, kecerdasan dalam
berusaha (kreativitas dan inovasi) sangatlah
penting, jika tdk, sukses dan keberlangsungan
hidup perusahaan, bisnis, sekolah/ madrasah
dan pekerja (guru) akan terancam, untuk itu
perlu: (1) Selalu mengadministrasikan dokumen-
dokumen; (2) Menjaga profesionalisme dan
kualitas pelayanan; (3) Kreatif dan inovatif; (4)
Mengantisipasi perubahan yang terjadi dalam
segala aspek terkait.
4. Tabligh, bisa dimaknai dengan menyampaikan.
Dalam konteks usaha/ kerja pemahaman tabligh
bisa mencakup argumentasi dan komunikasi.
• Pengusaha, pebisnis, kepala sekolah/ madrasah
dan pekerja (guru), humas hendaknya mampu
mengomunikasikan “hal yang terkait” dengan
produknya (usahanya) dengan strategi yang
tepat. Artinya, (1) tepat dalam memilih media
promosi, seperti TV, radio, suratkabar, dan
majalah; (2) tepat dalam membidik segmentasi
pasar, gender dan usia; (3) tepat dalam
menentukan target daya beli (high-end, middle,
atau middle low);
• (4) tepat dalam memberikan bulan diskon, (5)
tepat dalam mementukan biro iklan atau model
yang akan menjadi brand ambassador produk.
• Dengan sifat tabligh, Pengusaha, pebisnis, kepala
sekolah/ madrasah dan pekerja (guru), humas
diharapkan mampu menyampaikan keunggulan-
keunggulan produk dengan menarik dan tepat
sasaran tanpa meninggalkan kejujuran dan
kebenaran (transparency and fairness).
• Dengan itu, pelanggan, mitra kerja, para wali
murid dapat dengan mudah memahami pesan-
pesan yang disampaikan.

Anda mungkin juga menyukai