Anda di halaman 1dari 12

e-ISSN : 2614-5685

p-ISSN : 2614-5421

APLIKASI TEORI KATHARINE KOLBACA PADA KASUS KANKER


KOLON PASCA LAPARATOMI DENGAN MUSIK

Monika Rini Puspitasari1,2, Agung Waluyo1,2


1
Magister Ilmu Keperawatan Medikal Bedah, 2Universitas Indonesia
Korespodensi penulis: morin_sari@yahoo.com

Abstrak

Latar belakang: Kanker kolorektal adalah keganasan yang berasal dari jaringan kolon dan
menjadi penyebab kematian kedua di seluruh dunia. Laparatomi merupakan salah jenis operasi
yang paling sering dilakukan. Rasa nyeri dapat muncul pasca tindakan laparatomi akibat
terputusnya jaringan tubuh..
Tujuan: Penulisan studi kasus ini untuk mengidentifikasi penggunaan terapi musik dalam
intervensi menurunkan rasa nyeri pasca operasi laparatomi pada kasus Tn.S.
Metode: Penilaian skala nyeri menggunakan NRS (Numeric Rate Scale) sedangkan kondisi pasien
melalui observasi dan pemberian intervensi.
Hasil: Hasil observasi ditemukan data jika Tn.S mengatakan nyeri saat beraktifitas pada bagian
bekas sayatan operasi laparatomi di abdomen dengan skala NRS 6. Diagnosa keperawatan utama
pada kasus Tn.S adalah nyeri. Pemberian intervensi yang diberikan menggunakan pendekatan
berdasarkan teori keperawatan Katharine Kolbaca yaitu teori comfort. Manajemen untuk mengatasi
nyeri dapat dilakukan dengan terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi non farmakologi
yang diberikan padaTn.S berupa terapi musik yang dipilih secara mandiri oleh Tn.S dan dilakukan
sebanyak 4 sesi dalam 2 hari.
Simpulan: Temuan dari penelitian ini adalah pemberian terapi musik memiliki efek menurunkan
skala nyeri dibandingkan pada awal pengkajian.

Kata kunci: Kanker kolon, Laparatomi, Nyeri, Terapi musik

1. Pendahuluan Lynch (jenis kanker kolorektal non-poliposis


Angka kematian terkait kanker telah herediter), sedangkan pembawa sindrom ini
meningkat hampir 40% selama 40 tahun dulu didominasi oleh kanker lambung
terakhir. Diperkirakan dalam 15 tahun (Kuipers et al., 2015).
mendatang akan terjadi peningkatan Menurut American Cancer Society,
sebanyak 60%, dengan 13 juta orang kanker kolon yang merupakan bagian dari
diperkirakan meninggal karena kanker pada kanker kolorektal (KKR) adalah kanker
tahun 2030. Kaker kolorektal tetapi telah ketiga terbanyak dan merupakan kanker
menjadi kanker yang dominan di negara- penyebab kematian ketiga terbanyak pada
negara Barat, terhitung ada sekitar 10% dari pria dan wanita di Amerika Serikat (Society
kematian terkait kanker ini. Alasan yang AC, 2017). Meningkatnya angka kejadian
menjelaskan peningkatan insiden ini kanker kolon dipengaruhi oleh lingkungan
kebiasaan makan yang buruk, merokok, dan gaya hidup. Pola diet mempunyai
aktivitas fisik yang rendah dan obesitas di peranan penting dan dapat menjadikan
negara-negara barat. Mengingat bahwa penyebab terjadinya kanker kolon dan
tingkat infeksi Helicobacter pylori (faktor rektum. Tingkat konsumsi makanan redah
penyebab kanker lambung) telah menurun serat yang rendah serta tingginya konsumsi
drastis, kanker kolorektal sekarang protein hewani dan lemak merupakan faktor
merupakan presentasi utama dari sindrom

Jurnal Medika Usada | Volume 4 | Nomor 1 | Februari 2021 1


e-ISSN : 2614-5685
p-ISSN : 2614-5421

penyebab terjadinya kanker kolon (Desen, Laparatomi merupakan tindakan pembedahan


2013). yang dilakukan dibagian garis tegah
Menurut data GLOBOCAN 2018, kanker abdomen sepanjang linea alba ke bagian
kolorektal (CRC) adalah kanker paling rongga peritoneum. Indikasi dilakukannya
mematikan ketiga dan keempat yang paling tindakan laparatomi umumnya pada kasus
sering didiagnosis di dunia. Hampir 2 juta digestif dan kandungan seperti kanker kolon
kasus baru dan sekitar 1 juta kematian dan rektum serta hernia ingunialis.
diperkirakan terjadi pada tahun 2018. Insiden Komplikasi yang terjadi pasca pembedahan
CRC terus meningkat di seluruh dunia, antara lain pendarahan, infeksi, hematoma
terutama di negara berkembang yang dan nyeri (Rajaretnam N, Okoye E, Burns B,
mengadopsi cara hidup “barat”. Obesitas, 2020).
gaya hidup yang tidak banyak bergerak, Nyeri merupakan salah satu efek
konsumsi daging merah, alkohol, dan samping dari pembedahan laparatomi. Nyeri
tembakau dianggap sebagai faktor pendorong menurut International Association for the
di balik meningkatnya angka kejadian CRC. Study of Pain (IASP) merupakan pengalaman
Namun, kemajuan terbaru dalam skrining sensoris dan emosional yang tidak
deteksi dini dan pilihan pengobatan telah menyenangkan berhubungan dengan
mengurangi mortalitas CRC di negara maju, kerusakan jaringan aktual atau potensial. atau
bahkan dalam menghadapi peningkatan dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut
insiden. Pengujian genetik dan mengkaji (Treede, 2018).
riwayat keluarga dapat memungkinkan Penanganan nyeri pasca operasi
mereka yang memiliki kecenderungan turun- membutuhkan penatalaksanaan yang tepat.
temurun terhadap neoplasma untuk Efek dari nyeri yang tidak tertangani dapat
mengambil tindakan pencegahan. Sementara menyebabkan terjadinya gangguan pada
itu, masyarakat umum dapat mengurangi sistem kardiovaskular (meningkatnya detak
risiko dengan mengurangi konsumsi daging jantung, tekanan darah dan kebutuhan
merah, alkohol, dan tembakau serta oksigen), pernafasan (meningkatnya laju
meningkatkan konsumsi serat, makanan pernafasan), imun (rentan terjadinya infeksi)
sehat, serta vitamin dan mineral tertentu dan sistem tubuh lainnya (Swift, 2018).
(Rawla, Sunkara, & Barsouk, 2019). Penatalaksanaan untuk mengatasi nyeri pasca
Kanker kolorektal adalah kanker paling operasi dapat dilakukan melalui managemen
umum ketiga dan penyebab kematian kedua farmakologi dan non farmakologi. Pemberian
di seluruh dunia. Faktor risiko yang diketahui farmakologi dapat menggunakan penanganan
adalah sebagai berikut: usia, jenis kelamin nyeri dari WHO yang terdiri dari tahap
pria, merokok, obesitas, diet rendah serat, penggunaan analgesik sederhana (misal
resistensi insulin, dan sindrom metabolik penggunaan Paracetamol), penggunaan opoid
(Rawla et al., 2019). Kematian akibat kanker golongan sedang (misal penggunaan Codein
kolon di Amerika mencapai 11%, dengan ditambah penggunaan Paracetamol) dan
insiden lebih tinggi terjadi pada laki-laki. penggunaan opoid golongan kuat (misal
Faktor umur mempengaruhi kejadian kanker penggunaan Morphine ditambahkan dengan
kolon, insiden kanker kolon meningkat di penggunaan Paracetamol).
atas umur 50 tahun. Banyak faktor yang Penatalaksanaan non farmakologi dapat
berperan terhadap kejadian kanker kolon diberikan untuk mengurangi rasa nyeri
seperti konsumsi alkohol, merokok,dan gaya dengan resiko yang rendah. Banyak terapi
hidup pasif juga termasuk faktor yang non farmakologi yang dapat dilakukan
berperan. Deteksi awal melalui rutin skrining contohnya penggunaan aroma terapi,
adalah kunci dari menurunnya mortalitas pemberian accupressure dan terapi musik.
kanker kolon (Black, 2014). Berdasarkan penelitian, terapi musik
Tindakan yang umum dilakukan pada memiliki efek untuk mengurangi nyeri.
kasus kanker kolon adalah laparatomi.

Jurnal Medika Usada | Volume 4 | Nomor 1 | Februari 2021 2


e-ISSN : 2614-5685
p-ISSN : 2614-5421

Penulisan ini bertujuan untuk Pengkajian


menggambarkan aplikasi penerapan teori Pengkajian pada Tn.J dilakukan dengan
Katharine Kolbaca yaitu teori comfort pada tehnik autoanamnesa. Dari pengkajian
kasus pasien dengan kanker kolon pasca didapatkan data subjektif : Klien mengatakan
operasi laparatomi. Rasa nyeri yang tidak nafsu makan, ada rasa mual jika diisi,
dirasakan diharapkan berkurang dan dapat adanya penurunan berat badan 20 Kg dalam
meningkatkan kualitas hidup pasien pasca 3 bulan. Klien mengatakan nyeri P
operasi. (provocate): Klien mengatakan merasa nyeri
di perut, Q (quality) : Seperti ditusuk-tusuk,
2. Metode Penelitian R : Abdomen, S (scale) : 6 (sedang), T (time)
Metode yang dilakukan yaitu dengan : nyeri dirasakan hilang timbul ±3-5 cm.
memberikan rencana pengelolaan berupa Klien mengatakan belum mengetahui cara
asuhan keperawatan yang dilakukukan secara sholat jika terpasang stoma dan merasa tidak
mandiri, pemberian terapi komplementer dan layak untuk sholat karena saat sholat, feses
kolaboratif dengan tim kesehatan lainnya dapat keluar secara tiba-tiba.
pada Tn.J. Teknik pengumpulan data Data objektif yang ditemukan saat
dilakukan dengan menggunakan teknik pengkajian diantaranya TB : 165 cm , BB :
metodologI keperawatan dimulai dari 48 Kg, BMI : 16,0 kg/m2 (Berat Badan
pengkajian, analisa data, intervensi Kurang) , GDS : 89 mg/dl. Hasil lab : Protein
komplementer dan kolaboratif. total 5,4 g/dL, Albumin 2,9 g/dL, Globulin
Penilaian nyeri yang digunakan pada 2,5 g/dL, Hemoglobin 10,1 gr%, Leukosit
kasus Tn.J adalah Numeric Rating Scale 14,25. Diet saat di RS : diet cair (susu) 6x100
(NRS). Pasien diminta untuk melingkari atau cc via NGT. Infus : Clinimix 1000 cc / 24
memilih angka sesuai dengan rasa nyeri yang jam dan NaCl 0,9% 500cc/ 12 jam.
dirasakan. Skala yang digunakan dengan Pengeluaran feses atau BAB melaui stoma.
skala Likert 11 poin, dengan nilai 0 hingga End stoma terdapat pada region left lumbal,
10. feses berbentuk cair, warna coklat tua,
produksi BAB 2—3 kali sehari.Klien belum
3. Hasil dan Pembahasan mampu membersihkan stoma dan katung
Ilustrasi Kasus stomanya sendiri,terdapat luka jahitan dari
Studi kasus ini dilakukan diruang daerah gaster hingga umbilikus (±10 cm)
perawatan pada pasien Tn.S berusia 40 tahun dengan stapler, terdapat kolostomy pada
dengan diagnosa kanker kolon stadium III. regio left lumbal . Klien tampak meringis dan
Pasien dirawat di rumah sakit karena memegangi area luka post op saat berubah
menjalani proses operasi laparatomi dan posisi, terdapat nyeri tekan di ke 4 kuadran
pembuatan stoma. Pasien sebelum dirawat abdomen dan klien menanyakan tata cara
mengalami keluhan penurunan berat badan sholat orang dengan stoma.
dalam 3 bulan terakhir dan adanya kesulitan
saat buang air besar (BAB). Berdasarkan Diagnosa Keperawatan
hasil anamesa, pasien lebih menyukai Diagnosa keperawatan yang muncul dari
makanan fast food dan sedikit mengkonsumsi data pengkajian menggunakan 14 kebutuhan
sayuran sejak kecil. Pasien dirawat sejak 09 Virginia Henderson adalah nyeri akut,
September 2020 dan dilakukan tindakan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
operasi pada 10 September 2020. Kesadaran kebutuhan tubuh, gangguan citra tubuh,
alert, terpasang NGT, TD 130/80 mmHg, N kerusakan intergritas kulit, resiko infeksi dan
96x/mnt, P 20x/mnt, S 36,3°C. Tampak pada definisi pengetahuan. Diagnosa utama pada
bagian abdomen luka operasi. kasus Tn. J yaitu nyeri akut. Nyeri akut
merupakan pengalaman dan emosional
berhubungan dengan kerusakan jaringan
aktual atu fungsional dengan intensitas

Jurnal Medika Usada | Volume 4 | Nomor 1 | Februari 2021 3


e-ISSN : 2614-5685
p-ISSN : 2614-5421

ringan hingga berat yang berlangsung kurang mengganggu kualitas hidup pasien (Dueñas,
dari 3 bulan. Penyebab nyeri akut antara lain Ojeda, Salazar, Mico, & Failde2, 2016).
terjadinya cidera fisiologis (adanya proses
inflamasi, iskemi dan neoplasma) cidera Pembahasan
kimiawi (terkena bahan kimiawi) dan cidera Asuhan keperawatan yang dilakukan
fisik (proses pembedahan, ansees dan pada kasus Tn.S dalam penulisan ini
trauma) (Tim Pokja SDKI PPNI,2017). menggunakan pendekatan teori keperawatan
yang dikembangkan oleh Katharine Kolbaca
Intervensi yaitu teori comfort. Teori comfort memiliki
Intervensi keperawatan yang dibuat konsep utama yaitu menilai kenyamanan
berdasarkan dignosa utama yaitu nyeri, dengan membuat struktur taksonomi yang
berdasarkan teori NIC dan NOC. bersumber pada tiga tipe kenyamanan dan
Berdasarkan NIC dan NOC, intervensi menghubungkan ketiga tiper kenyamanan
keperawatan yang dilakukan berfungsi untuk tersebut dengan empat pengalaman
menghilangkan, mengurangi dan mencegah kenyamanan (Smith & Parker, 2015).
munculnya masalah baru pada pasien kriteria Keluhan nyeri pada pasien kanker kolon
hasil yang diharapkan setelah dilakukan pasca operasi laparatomi merupakan masalah
intervensi manajemen nyeri pasien keperawatan yang sering ditemukan. Rasa
menyatakan nyeri berkurang, tidak tampak nyeri yang dialami Tn.S merupakan suatu
kesakitan atau menahan nyeri dan pasien bentuk pengalaman sensori dan emosional
nyeri menyatakan jika nyeri yang tidak menyenangkan akibat adanya
terkontrol(Butcher, Bulechek, Dochterman, kerusakan jaringan pada bagian abdomen
& Wagner, 2018). pasca tindakan operasi laparatomi.
Rencana tindakan yang dapat dilakukan Mekanisme nyeri dimulai dengan adanya
pada manajemen nyeri akut dapat berupa kerusakan jaringan yang terus berkembang
tindakan mandiri, kolaborasi, penggunaaan akan memicu pelepasan zat-zat kimia seperti
terapi farmakologi dan non farmakologi. prostaglandin E, bradikinin, serotinin dan
Tindakan mandiri diantaranya berupa histamin. Zat kima tersebut akan merangsang
pengkajian nyeri secara komprehensif reseptor nyeri dan mentransmisikan medula
(lokasi, karakteristik, onset, frekuensi, spinalis dan selanjutnya menuju talamus,
kualitas, intensitas dan faktor pemicu). kemudian di kortek serebri nyeri tersebut
Penanganan nyeri melalui kolaborasi dengan dipersepsikan (Petel, 2010).
dokter yaitu dengan pemberian terapi Dalam mengatasi nyeri pada Tn.S,
farmakologi berupa analgetik untuk intervensi keperawatan yang dilakukan
mengurangi nyeri. Terapi non farmakologi adalah pain management yang mengacu pada
yang dapat dilakukan pada pasien nyeri pasca NIC. Dengan melakukan intervensi pain
operasi laparatomi diantaranya pemberian management diharapkan Tn.S dapat
terapi musik, akupresure pada titik-titik mengontrol nyeri pada skala 4 dengan
tertentu, penggunaan jarum akupuntur, guide kriteria hasil mampu mengenal penyebab
imagery dan aromaterapi. nyeri, gejala nyeri yang dirasakan dan waktu
Penanganan nyeri yang tidak optimal timbulnya nyeri, tanda vital dalam batas
akan menyebabkan berbagai permasalahan normal, mampu menggunakan terapi
pada pasien biologis, psikologi, sosial dan farmakologi serta non farmakologi dan
kualitas hidup. Injuri, trauma, infeksi dan melaporkan terjadinya penurunan skala nyeri
kerusakan saraf hingga masalah psikologis (Butcher et al., 2018).
seperti cemas, gangguan tidur dan depresi Manajemen nyeri yang baik setelah
terjadi saat nyeri tidak tertangani. Kualitas operasi menurut program Enhanced Recovery
hidup dalam melakukan aktivitas harian, After Surgery (ERAS) dianjurkan agar pasien
kesehatan mental serta fungsi keluarga dan dapat melakukan mobilisasi sesegera
sosial menjadi faktor kesehatan yang dapat mungkin, menurunkan resiko komplikasi,

Jurnal Medika Usada | Volume 4 | Nomor 1 | Februari 2021 4


e-ISSN : 2614-5685
p-ISSN : 2614-5421

memperpendek lama rawat dan mengurangi untuk menurukan intensitas dan nyeri.
terjadinya angka kematian. Penatalaksanaan Penelitian tentang pemberian terapi musik
manajemen nyeri yang tidak adekuat dapat pada kasus pasien pasca operasi abdomen
menyebabkan lamanya proses penyembuhan memiliki hasil penggunaan menurunkan
luka, tromboemboli vena dan infeksi sistemik intensitas dan distress nyeri pada hari kedua
(Scott, Nygren, & Francis, 2019). Hal ini (Vaajoki, Pietilä, Kankkunen, &
tentu juga pada kasus pasien pasca Vehviläinen-Julkunen, 2013).
pembedahan laparatomi. Tn.S setelah diberikan kombinasi terapi
Manajemen untuk mengurangi rasa nyeri farmakologi dan non farmakologi berupa
dapat menggunakan metode farmakologi dan terapi musik sebanyak empat kali selama 2
non farmakologi. Kolaborasi dalam hari terdapat penurunan skala nyeri secara
pemberian analgesik umum diberikan sejak bertahap. Penurunan skala nyeri pada pasien
pasien pasien menyelesaikan tindakan Tn.S dirasakan mulai pada pemberian terapi
operasi. Perawat memiliki peran untuk musik dipertemuan kedua. Pada pertemuan
mengkaji nyeri secara komprehensif dan pertama setelah diberikan terapi musik
memantau efektivitas pemberian terapi memiliki skala nyeri Tn.S berdasarkan NRS
analgetik. Pengunaan obat-obatan analgetik bernilai 6, pemberian terapi belum
yang diberikan berasal dari golongan opoid menunjukkan terjadinya penurunan skala
untuk nyeri dengan skala tinggi dan dan nyeri karena pasien belum dapat
golongan non opid untuk rasa nyeri ringan memfokuskan dirinya pada terapi musik yang
hingga sedang. diberikan. Penelitian yaitu dalam pemberian
Terapi komplementer dapat diberikan terapi musik dapat menurunkan tingkat nyeri
untuk mengurangi nyeri tanpa mengganggu di hari kedua pada pasien pasca pasien
terapi lainnya. Terapi musik salah satu jenis operasi abdomen. Saat dilakukan evaluasi
terapi komplementer yang banyak digunakan sesi ke 4, diketahui jika skala nyeri Tn.S
untuk menangani masalah nyeri. Terapi berada pada nilai NRS 3.
musik bertujuan untuk menenangkan pasien Hasil pemberian intervensi berdasarkan
secara emosional sehingga sekresi adrenalin teori comfort dari Katherine Kolbaca
akan terhambat dan sebaliknya sekresi diketahui jika terapi non farmakologi berupa
kortisol akan meningkat sehingga efek nyeri terapi musik dapat menurunkan rasa nyeri
menjadi berkurang. Pemberian terapi musik pada kasus kanker kolon pasca operasi
juga dapat mempengaruhi hormon stres dan laparatomi. Penggunaan terapi musik
meningkatkan aktivitas dopamin pada mendukung efektifitas terapi farmakologi dan
mesolimbik otak (Singh & Chaturvedi, mudah dilakukan dalam manajemen nyeri
2015). Terapi musik merupakan intervensi sehingga kenyamanan didapatkan oleh
non farmakologi yang aman, mudah pasien.
dilakukan dalam praktik keperawatan.
Pemberian terapi musik merupakan 4. Simpulan
bentuk dari rangsang yang diterima oleh Perawat penting untuk melakukan
indera pendengaran yang mempengaruhi pengkajian nyeri pasca tindakan operasi
kebutuhan secara fisik, psikologi, keognitif, laparatomi. Pengkajian nyeri yang efektif
sosial dan spiritual pendengarnya (Lindquist, harus dilakukan secara komprehensif untuk
Ruth; Tracy, Mary Fran; Snyder, 2018 ; menentukan intervensi yang perlu dilakukan.
Sykes, Nigel; Michael Bennet, 2008). Musik Penggunaan terapi non farmakologis dapat
memiliki berbagai faktor yang mampu digunakan sebagai terapi tambahan atau
mengaktifkan otak secara bilateral didalam pendamping dari pemberian terapi
ritme, melodi, harmoni, timbre, akord serta farmakologis. Dalam beberapa penelitian,
dinamika musik (Singh & Chaturvedi, 2015). penggunaan terapi musik diketahui memiliki
Pemberian terapi musik pada beberapa efek bukan hanya untuk menurunkan tingkat
penelitian menunjukkan memiliki efektifitas nyeri tetapi juga menurunkan distresss pasien

Jurnal Medika Usada | Volume 4 | Nomor 1 | Februari 2021 5


e-ISSN : 2614-5685
p-ISSN : 2614-5421

pasca tindakan operasi. Penggunaan terapi 4844-y


musik merupakan bagian dari asuhan Singh, P., & Chaturvedi, A. (2015).
keperawatan. Complementary and Alternative
Medicine in Cancer Pain
5. Referensi Management : A Systematic Review.
Black, J. M & Hawk, J. H (2014). 21(1), 105–115.
Keperawatan medikal bedah, https://doi.org/10.4103/0973-
manajemen klinis untuk hasil yang 1075.150202
diharapkan. Edisi 8. Buku 2. Smith, M. C., & Parker, M. E. (2015).
Singapore Pte Ltd: Elsevier Nursing Theories & Nursing Practice
Butcher, H. K., Bulechek, G. M., (Fourth Edi). Philadelphia,: F. A.
Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. Davis Company.
(2018). Nursing Interventions Swift, A. (2018). Understanding the effect of
Classification ( NIC ) (Seventh Ed). pain and how the human body
Elsevier Inc. responds. NurisingTimes, 22–26.
Dueñas, M., Ojeda, B., Salazar, A., Mico, J. Sykes, Nigel; Michael Bennet, C. Y. (2008).
A., & Failde2, I. (2016). A review of Clinical Pain Management : Cancer
chronic pain impact on patients , their Pain 2nd edition (2nd editio; A. S.
social environment and the health care Rice, ed.). Hodder Arnold.
system. Journal of pain research, (9), Treede, R. (2018). The International
457–467. Association for the Study of Pain
https://doi.org/https://doi.org/10.2147/ definition of pain : as valid in 2018 as
JPR.S105892 in 1979 , but in need of regularly
Kuipers, E. J., Grady, W. M., Lieberman, D., updated footnotes. Pain reports, 3, 3–
Seufferlein, T., Sung, J. J., Boelens, P. 5.
G., … Watanabe, T. (2015). https://doi.org/doi:10.1097/PR9.0000
Colorectal cancer. Nature Publishing 000000000643
Group, 1. Vaajoki, A., Pietilä, A. M., Kankkunen, P., &
https://doi.org/10.1038/nrdp.2015.65 Vehviläinen-Julkunen, K. (2013).
Lindquist, Ruth; Tracy, Mary Fran; Snyder, Music intervention study in
M. (2018). Complementary and abdominal surgery patients:
Alternative Therapies in Nursing Challenges of an intervention study in
(Eighth edi). New York, NY: Springer clinical practice. International
Publishing Company. Journal of Nursing Practice, 19(2),
Rawla, P., Sunkara, T., & Barsouk, A. 206–213.
(2019). Epidemiology of colorectal https://doi.org/10.1111/ijn.12052
cancer : incidence , mortality ,
survival , and risk factors.
Gastroenterology Rev, 14, 89–103.
https://doi.org/DOI:
https://doi.org/10.5114/pg.2018.81072
Scott, U. O. G. M. J., Nygren, M. H. J., &
Francis, N. D. N. (2019). Guidelines
for Perioperative Care in Elective
Colorectal Surgery : Enhanced
Recovery After Surgery ( ERAS)
Society Recommendations : 2018.
World Journal of Surgery, 43(3),
659–695.
https://doi.org/10.1007/s00268-018-

Jurnal Medika Usada | Volume 4 | Nomor 1 | Februari 2021 6


e-ISSN : 2614-5685
p-ISSN : 2614-5421

APLIKASI TEORI KATHARINE KOLBACA PADA KASUS KANKER


KOLON PASCA LAPARATOMI DENGAN MUSIK

Monika Rini Puspitasari1,2, Agung Waluyo1,2


1
Magister Ilmu Keperawatan Medikal Bedah, 2Universitas Indonesia
Korespodensi penulis: morin_sari@yahoo.com

Abstrak

Latar belakang: Kanker kolorektal adalah keganasan yang berasal dari jaringan kolon dan
menjadi penyebab kematian kedua di seluruh dunia. Laparatomi merupakan salah jenis operasi
yang paling sering dilakukan. Rasa nyeri dapat muncul pasca tindakan laparatomi akibat
terputusnya jaringan tubuh..
Tujuan: Penulisan studi kasus ini untuk mengidentifikasi penggunaan terapi musik dalam
intervensi menurunkan rasa nyeri pasca operasi laparatomi pada kasus Tn.S.
Metode: Penilaian skala nyeri menggunakan NRS (Numeric Rate Scale) sedangkan kondisi pasien
melalui observasi dan pemberian intervensi.
Hasil: Hasil observasi ditemukan data jika Tn.S mengatakan nyeri saat beraktifitas pada bagian
bekas sayatan operasi laparatomi di abdomen dengan skala NRS 6. Diagnosa keperawatan utama
pada kasus Tn.S adalah nyeri. Pemberian intervensi yang diberikan menggunakan pendekatan
berdasarkan teori keperawatan Katharine Kolbaca yaitu teori comfort. Manajemen untuk mengatasi
nyeri dapat dilakukan dengan terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi non farmakologi
yang diberikan padaTn.S berupa terapi musik yang dipilih secara mandiri oleh Tn.S dan dilakukan
sebanyak 4 sesi dalam 2 hari.
Simpulan: Temuan dari penelitian ini adalah pemberian terapi musik memiliki efek menurunkan
skala nyeri dibandingkan pada awal pengkajian.

Kata kunci: Kanker kolon, Laparatomi, Nyeri, Terapi musik

1. Pendahuluan Lynch (jenis kanker kolorektal non-poliposis


Angka kematian terkait kanker telah herediter), sedangkan pembawa sindrom ini
meningkat hampir 40% selama 40 tahun dulu didominasi oleh kanker lambung
terakhir. Diperkirakan dalam 15 tahun (Kuipers et al., 2015).
mendatang akan terjadi peningkatan Menurut American Cancer Society,
sebanyak 60%, dengan 13 juta orang kanker kolon yang merupakan bagian dari
diperkirakan meninggal karena kanker pada kanker kolorektal (KKR) adalah kanker
tahun 2030. Kaker kolorektal tetapi telah ketiga terbanyak dan merupakan kanker
menjadi kanker yang dominan di negara- penyebab kematian ketiga terbanyak pada
negara Barat, terhitung ada sekitar 10% dari pria dan wanita di Amerika Serikat (Society
kematian terkait kanker ini. Alasan yang AC, 2017). Meningkatnya angka kejadian
menjelaskan peningkatan insiden ini kanker kolon dipengaruhi oleh lingkungan
kebiasaan makan yang buruk, merokok, dan gaya hidup. Pola diet mempunyai
aktivitas fisik yang rendah dan obesitas di peranan penting dan dapat menjadikan
negara-negara barat. Mengingat bahwa penyebab terjadinya kanker kolon dan
tingkat infeksi Helicobacter pylori (faktor rektum. Tingkat konsumsi makanan redah
penyebab kanker lambung) telah menurun serat yang rendah serta tingginya konsumsi
drastis, kanker kolorektal sekarang protein hewani dan lemak merupakan faktor
merupakan presentasi utama dari sindrom

Jurnal Medika Usada | Volume 4 | Nomor 1 | Februari 2021 1


e-ISSN : 2614-5685
p-ISSN : 2614-5421

penyebab terjadinya kanker kolon (Desen, Laparatomi merupakan tindakan pembedahan


2013). yang dilakukan dibagian garis tegah
Menurut data GLOBOCAN 2018, kanker abdomen sepanjang linea alba ke bagian
kolorektal (CRC) adalah kanker paling rongga peritoneum. Indikasi dilakukannya
mematikan ketiga dan keempat yang paling tindakan laparatomi umumnya pada kasus
sering didiagnosis di dunia. Hampir 2 juta digestif dan kandungan seperti kanker kolon
kasus baru dan sekitar 1 juta kematian dan rektum serta hernia ingunialis.
diperkirakan terjadi pada tahun 2018. Insiden Komplikasi yang terjadi pasca pembedahan
CRC terus meningkat di seluruh dunia, antara lain pendarahan, infeksi, hematoma
terutama di negara berkembang yang dan nyeri (Rajaretnam N, Okoye E, Burns B,
mengadopsi cara hidup “barat”. Obesitas, 2020).
gaya hidup yang tidak banyak bergerak, Nyeri merupakan salah satu efek
konsumsi daging merah, alkohol, dan samping dari pembedahan laparatomi. Nyeri
tembakau dianggap sebagai faktor pendorong menurut International Association for the
di balik meningkatnya angka kejadian CRC. Study of Pain (IASP) merupakan pengalaman
Namun, kemajuan terbaru dalam skrining sensoris dan emosional yang tidak
deteksi dini dan pilihan pengobatan telah menyenangkan berhubungan dengan
mengurangi mortalitas CRC di negara maju, kerusakan jaringan aktual atau potensial. atau
bahkan dalam menghadapi peningkatan dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut
insiden. Pengujian genetik dan mengkaji (Treede, 2018).
riwayat keluarga dapat memungkinkan Penanganan nyeri pasca operasi
mereka yang memiliki kecenderungan turun- membutuhkan penatalaksanaan yang tepat.
temurun terhadap neoplasma untuk Efek dari nyeri yang tidak tertangani dapat
mengambil tindakan pencegahan. Sementara menyebabkan terjadinya gangguan pada
itu, masyarakat umum dapat mengurangi sistem kardiovaskular (meningkatnya detak
risiko dengan mengurangi konsumsi daging jantung, tekanan darah dan kebutuhan
merah, alkohol, dan tembakau serta oksigen), pernafasan (meningkatnya laju
meningkatkan konsumsi serat, makanan pernafasan), imun (rentan terjadinya infeksi)
sehat, serta vitamin dan mineral tertentu dan sistem tubuh lainnya (Swift, 2018).
(Rawla, Sunkara, & Barsouk, 2019). Penatalaksanaan untuk mengatasi nyeri pasca
Kanker kolorektal adalah kanker paling operasi dapat dilakukan melalui managemen
umum ketiga dan penyebab kematian kedua farmakologi dan non farmakologi. Pemberian
di seluruh dunia. Faktor risiko yang diketahui farmakologi dapat menggunakan penanganan
adalah sebagai berikut: usia, jenis kelamin nyeri dari WHO yang terdiri dari tahap
pria, merokok, obesitas, diet rendah serat, penggunaan analgesik sederhana (misal
resistensi insulin, dan sindrom metabolik penggunaan Paracetamol), penggunaan opoid
(Rawla et al., 2019). Kematian akibat kanker golongan sedang (misal penggunaan Codein
kolon di Amerika mencapai 11%, dengan ditambah penggunaan Paracetamol) dan
insiden lebih tinggi terjadi pada laki-laki. penggunaan opoid golongan kuat (misal
Faktor umur mempengaruhi kejadian kanker penggunaan Morphine ditambahkan dengan
kolon, insiden kanker kolon meningkat di penggunaan Paracetamol).
atas umur 50 tahun. Banyak faktor yang Penatalaksanaan non farmakologi dapat
berperan terhadap kejadian kanker kolon diberikan untuk mengurangi rasa nyeri
seperti konsumsi alkohol, merokok,dan gaya dengan resiko yang rendah. Banyak terapi
hidup pasif juga termasuk faktor yang non farmakologi yang dapat dilakukan
berperan. Deteksi awal melalui rutin skrining contohnya penggunaan aroma terapi,
adalah kunci dari menurunnya mortalitas pemberian accupressure dan terapi musik.
kanker kolon (Black, 2014). Berdasarkan penelitian, terapi musik
Tindakan yang umum dilakukan pada memiliki efek untuk mengurangi nyeri.
kasus kanker kolon adalah laparatomi.

Jurnal Medika Usada | Volume 4 | Nomor 1 | Februari 2021 2


e-ISSN : 2614-5685
p-ISSN : 2614-5421

Penulisan ini bertujuan untuk Pengkajian


menggambarkan aplikasi penerapan teori Pengkajian pada Tn.J dilakukan dengan
Katharine Kolbaca yaitu teori comfort pada tehnik autoanamnesa. Dari pengkajian
kasus pasien dengan kanker kolon pasca didapatkan data subjektif : Klien mengatakan
operasi laparatomi. Rasa nyeri yang tidak nafsu makan, ada rasa mual jika diisi,
dirasakan diharapkan berkurang dan dapat adanya penurunan berat badan 20 Kg dalam
meningkatkan kualitas hidup pasien pasca 3 bulan. Klien mengatakan nyeri P
operasi. (provocate): Klien mengatakan merasa nyeri
di perut, Q (quality) : Seperti ditusuk-tusuk,
2. Metode Penelitian R : Abdomen, S (scale) : 6 (sedang), T (time)
Metode yang dilakukan yaitu dengan : nyeri dirasakan hilang timbul ±3-5 cm.
memberikan rencana pengelolaan berupa Klien mengatakan belum mengetahui cara
asuhan keperawatan yang dilakukukan secara sholat jika terpasang stoma dan merasa tidak
mandiri, pemberian terapi komplementer dan layak untuk sholat karena saat sholat, feses
kolaboratif dengan tim kesehatan lainnya dapat keluar secara tiba-tiba.
pada Tn.J. Teknik pengumpulan data Data objektif yang ditemukan saat
dilakukan dengan menggunakan teknik pengkajian diantaranya TB : 165 cm , BB :
metodologI keperawatan dimulai dari 48 Kg, BMI : 16,0 kg/m2 (Berat Badan
pengkajian, analisa data, intervensi Kurang) , GDS : 89 mg/dl. Hasil lab : Protein
komplementer dan kolaboratif. total 5,4 g/dL, Albumin 2,9 g/dL, Globulin
Penilaian nyeri yang digunakan pada 2,5 g/dL, Hemoglobin 10,1 gr%, Leukosit
kasus Tn.J adalah Numeric Rating Scale 14,25. Diet saat di RS : diet cair (susu) 6x100
(NRS). Pasien diminta untuk melingkari atau cc via NGT. Infus : Clinimix 1000 cc / 24
memilih angka sesuai dengan rasa nyeri yang jam dan NaCl 0,9% 500cc/ 12 jam.
dirasakan. Skala yang digunakan dengan Pengeluaran feses atau BAB melaui stoma.
skala Likert 11 poin, dengan nilai 0 hingga End stoma terdapat pada region left lumbal,
10. feses berbentuk cair, warna coklat tua,
produksi BAB 2—3 kali sehari.Klien belum
3. Hasil dan Pembahasan mampu membersihkan stoma dan katung
Ilustrasi Kasus stomanya sendiri,terdapat luka jahitan dari
Studi kasus ini dilakukan diruang daerah gaster hingga umbilikus (±10 cm)
perawatan pada pasien Tn.S berusia 40 tahun dengan stapler, terdapat kolostomy pada
dengan diagnosa kanker kolon stadium III. regio left lumbal . Klien tampak meringis dan
Pasien dirawat di rumah sakit karena memegangi area luka post op saat berubah
menjalani proses operasi laparatomi dan posisi, terdapat nyeri tekan di ke 4 kuadran
pembuatan stoma. Pasien sebelum dirawat abdomen dan klien menanyakan tata cara
mengalami keluhan penurunan berat badan sholat orang dengan stoma.
dalam 3 bulan terakhir dan adanya kesulitan
saat buang air besar (BAB). Berdasarkan Diagnosa Keperawatan
hasil anamesa, pasien lebih menyukai Diagnosa keperawatan yang muncul dari
makanan fast food dan sedikit mengkonsumsi data pengkajian menggunakan 14 kebutuhan
sayuran sejak kecil. Pasien dirawat sejak 09 Virginia Henderson adalah nyeri akut,
September 2020 dan dilakukan tindakan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
operasi pada 10 September 2020. Kesadaran kebutuhan tubuh, gangguan citra tubuh,
alert, terpasang NGT, TD 130/80 mmHg, N kerusakan intergritas kulit, resiko infeksi dan
96x/mnt, P 20x/mnt, S 36,3°C. Tampak pada definisi pengetahuan. Diagnosa utama pada
bagian abdomen luka operasi. kasus Tn. J yaitu nyeri akut. Nyeri akut
merupakan pengalaman dan emosional
berhubungan dengan kerusakan jaringan
aktual atu fungsional dengan intensitas

Jurnal Medika Usada | Volume 4 | Nomor 1 | Februari 2021 3


e-ISSN : 2614-5685
p-ISSN : 2614-5421

ringan hingga berat yang berlangsung kurang mengganggu kualitas hidup pasien (Dueñas,
dari 3 bulan. Penyebab nyeri akut antara lain Ojeda, Salazar, Mico, & Failde2, 2016).
terjadinya cidera fisiologis (adanya proses
inflamasi, iskemi dan neoplasma) cidera Pembahasan
kimiawi (terkena bahan kimiawi) dan cidera Asuhan keperawatan yang dilakukan
fisik (proses pembedahan, ansees dan pada kasus Tn.S dalam penulisan ini
trauma) (Tim Pokja SDKI PPNI,2017). menggunakan pendekatan teori keperawatan
yang dikembangkan oleh Katharine Kolbaca
Intervensi yaitu teori comfort. Teori comfort memiliki
Intervensi keperawatan yang dibuat konsep utama yaitu menilai kenyamanan
berdasarkan dignosa utama yaitu nyeri, dengan membuat struktur taksonomi yang
berdasarkan teori NIC dan NOC. bersumber pada tiga tipe kenyamanan dan
Berdasarkan NIC dan NOC, intervensi menghubungkan ketiga tiper kenyamanan
keperawatan yang dilakukan berfungsi untuk tersebut dengan empat pengalaman
menghilangkan, mengurangi dan mencegah kenyamanan (Smith & Parker, 2015).
munculnya masalah baru pada pasien kriteria Keluhan nyeri pada pasien kanker kolon
hasil yang diharapkan setelah dilakukan pasca operasi laparatomi merupakan masalah
intervensi manajemen nyeri pasien keperawatan yang sering ditemukan. Rasa
menyatakan nyeri berkurang, tidak tampak nyeri yang dialami Tn.S merupakan suatu
kesakitan atau menahan nyeri dan pasien bentuk pengalaman sensori dan emosional
nyeri menyatakan jika nyeri yang tidak menyenangkan akibat adanya
terkontrol(Butcher, Bulechek, Dochterman, kerusakan jaringan pada bagian abdomen
& Wagner, 2018). pasca tindakan operasi laparatomi.
Rencana tindakan yang dapat dilakukan Mekanisme nyeri dimulai dengan adanya
pada manajemen nyeri akut dapat berupa kerusakan jaringan yang terus berkembang
tindakan mandiri, kolaborasi, penggunaaan akan memicu pelepasan zat-zat kimia seperti
terapi farmakologi dan non farmakologi. prostaglandin E, bradikinin, serotinin dan
Tindakan mandiri diantaranya berupa histamin. Zat kima tersebut akan merangsang
pengkajian nyeri secara komprehensif reseptor nyeri dan mentransmisikan medula
(lokasi, karakteristik, onset, frekuensi, spinalis dan selanjutnya menuju talamus,
kualitas, intensitas dan faktor pemicu). kemudian di kortek serebri nyeri tersebut
Penanganan nyeri melalui kolaborasi dengan dipersepsikan (Petel, 2010).
dokter yaitu dengan pemberian terapi Dalam mengatasi nyeri pada Tn.S,
farmakologi berupa analgetik untuk intervensi keperawatan yang dilakukan
mengurangi nyeri. Terapi non farmakologi adalah pain management yang mengacu pada
yang dapat dilakukan pada pasien nyeri pasca NIC. Dengan melakukan intervensi pain
operasi laparatomi diantaranya pemberian management diharapkan Tn.S dapat
terapi musik, akupresure pada titik-titik mengontrol nyeri pada skala 4 dengan
tertentu, penggunaan jarum akupuntur, guide kriteria hasil mampu mengenal penyebab
imagery dan aromaterapi. nyeri, gejala nyeri yang dirasakan dan waktu
Penanganan nyeri yang tidak optimal timbulnya nyeri, tanda vital dalam batas
akan menyebabkan berbagai permasalahan normal, mampu menggunakan terapi
pada pasien biologis, psikologi, sosial dan farmakologi serta non farmakologi dan
kualitas hidup. Injuri, trauma, infeksi dan melaporkan terjadinya penurunan skala nyeri
kerusakan saraf hingga masalah psikologis (Butcher et al., 2018).
seperti cemas, gangguan tidur dan depresi Manajemen nyeri yang baik setelah
terjadi saat nyeri tidak tertangani. Kualitas operasi menurut program Enhanced Recovery
hidup dalam melakukan aktivitas harian, After Surgery (ERAS) dianjurkan agar pasien
kesehatan mental serta fungsi keluarga dan dapat melakukan mobilisasi sesegera
sosial menjadi faktor kesehatan yang dapat mungkin, menurunkan resiko komplikasi,

Jurnal Medika Usada | Volume 4 | Nomor 1 | Februari 2021 4


e-ISSN : 2614-5685
p-ISSN : 2614-5421

memperpendek lama rawat dan mengurangi untuk menurukan intensitas dan nyeri.
terjadinya angka kematian. Penatalaksanaan Penelitian tentang pemberian terapi musik
manajemen nyeri yang tidak adekuat dapat pada kasus pasien pasca operasi abdomen
menyebabkan lamanya proses penyembuhan memiliki hasil penggunaan menurunkan
luka, tromboemboli vena dan infeksi sistemik intensitas dan distress nyeri pada hari kedua
(Scott, Nygren, & Francis, 2019). Hal ini (Vaajoki, Pietilä, Kankkunen, &
tentu juga pada kasus pasien pasca Vehviläinen-Julkunen, 2013).
pembedahan laparatomi. Tn.S setelah diberikan kombinasi terapi
Manajemen untuk mengurangi rasa nyeri farmakologi dan non farmakologi berupa
dapat menggunakan metode farmakologi dan terapi musik sebanyak empat kali selama 2
non farmakologi. Kolaborasi dalam hari terdapat penurunan skala nyeri secara
pemberian analgesik umum diberikan sejak bertahap. Penurunan skala nyeri pada pasien
pasien pasien menyelesaikan tindakan Tn.S dirasakan mulai pada pemberian terapi
operasi. Perawat memiliki peran untuk musik dipertemuan kedua. Pada pertemuan
mengkaji nyeri secara komprehensif dan pertama setelah diberikan terapi musik
memantau efektivitas pemberian terapi memiliki skala nyeri Tn.S berdasarkan NRS
analgetik. Pengunaan obat-obatan analgetik bernilai 6, pemberian terapi belum
yang diberikan berasal dari golongan opoid menunjukkan terjadinya penurunan skala
untuk nyeri dengan skala tinggi dan dan nyeri karena pasien belum dapat
golongan non opid untuk rasa nyeri ringan memfokuskan dirinya pada terapi musik yang
hingga sedang. diberikan. Penelitian yaitu dalam pemberian
Terapi komplementer dapat diberikan terapi musik dapat menurunkan tingkat nyeri
untuk mengurangi nyeri tanpa mengganggu di hari kedua pada pasien pasca pasien
terapi lainnya. Terapi musik salah satu jenis operasi abdomen. Saat dilakukan evaluasi
terapi komplementer yang banyak digunakan sesi ke 4, diketahui jika skala nyeri Tn.S
untuk menangani masalah nyeri. Terapi berada pada nilai NRS 3.
musik bertujuan untuk menenangkan pasien Hasil pemberian intervensi berdasarkan
secara emosional sehingga sekresi adrenalin teori comfort dari Katherine Kolbaca
akan terhambat dan sebaliknya sekresi diketahui jika terapi non farmakologi berupa
kortisol akan meningkat sehingga efek nyeri terapi musik dapat menurunkan rasa nyeri
menjadi berkurang. Pemberian terapi musik pada kasus kanker kolon pasca operasi
juga dapat mempengaruhi hormon stres dan laparatomi. Penggunaan terapi musik
meningkatkan aktivitas dopamin pada mendukung efektifitas terapi farmakologi dan
mesolimbik otak (Singh & Chaturvedi, mudah dilakukan dalam manajemen nyeri
2015). Terapi musik merupakan intervensi sehingga kenyamanan didapatkan oleh
non farmakologi yang aman, mudah pasien.
dilakukan dalam praktik keperawatan.
Pemberian terapi musik merupakan 4. Simpulan
bentuk dari rangsang yang diterima oleh Perawat penting untuk melakukan
indera pendengaran yang mempengaruhi pengkajian nyeri pasca tindakan operasi
kebutuhan secara fisik, psikologi, keognitif, laparatomi. Pengkajian nyeri yang efektif
sosial dan spiritual pendengarnya (Lindquist, harus dilakukan secara komprehensif untuk
Ruth; Tracy, Mary Fran; Snyder, 2018 ; menentukan intervensi yang perlu dilakukan.
Sykes, Nigel; Michael Bennet, 2008). Musik Penggunaan terapi non farmakologis dapat
memiliki berbagai faktor yang mampu digunakan sebagai terapi tambahan atau
mengaktifkan otak secara bilateral didalam pendamping dari pemberian terapi
ritme, melodi, harmoni, timbre, akord serta farmakologis. Dalam beberapa penelitian,
dinamika musik (Singh & Chaturvedi, 2015). penggunaan terapi musik diketahui memiliki
Pemberian terapi musik pada beberapa efek bukan hanya untuk menurunkan tingkat
penelitian menunjukkan memiliki efektifitas nyeri tetapi juga menurunkan distresss pasien

Jurnal Medika Usada | Volume 4 | Nomor 1 | Februari 2021 5


e-ISSN : 2614-5685
p-ISSN : 2614-5421

pasca tindakan operasi. Penggunaan terapi 4844-y


musik merupakan bagian dari asuhan Singh, P., & Chaturvedi, A. (2015).
keperawatan. Complementary and Alternative
Medicine in Cancer Pain
5. Referensi Management : A Systematic Review.
Black, J. M & Hawk, J. H (2014). 21(1), 105–115.
Keperawatan medikal bedah, https://doi.org/10.4103/0973-
manajemen klinis untuk hasil yang 1075.150202
diharapkan. Edisi 8. Buku 2. Smith, M. C., & Parker, M. E. (2015).
Singapore Pte Ltd: Elsevier Nursing Theories & Nursing Practice
Butcher, H. K., Bulechek, G. M., (Fourth Edi). Philadelphia,: F. A.
Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. Davis Company.
(2018). Nursing Interventions Swift, A. (2018). Understanding the effect of
Classification ( NIC ) (Seventh Ed). pain and how the human body
Elsevier Inc. responds. NurisingTimes, 22–26.
Dueñas, M., Ojeda, B., Salazar, A., Mico, J. Sykes, Nigel; Michael Bennet, C. Y. (2008).
A., & Failde2, I. (2016). A review of Clinical Pain Management : Cancer
chronic pain impact on patients , their Pain 2nd edition (2nd editio; A. S.
social environment and the health care Rice, ed.). Hodder Arnold.
system. Journal of pain research, (9), Treede, R. (2018). The International
457–467. Association for the Study of Pain
https://doi.org/https://doi.org/10.2147/ definition of pain : as valid in 2018 as
JPR.S105892 in 1979 , but in need of regularly
Kuipers, E. J., Grady, W. M., Lieberman, D., updated footnotes. Pain reports, 3, 3–
Seufferlein, T., Sung, J. J., Boelens, P. 5.
G., … Watanabe, T. (2015). https://doi.org/doi:10.1097/PR9.0000
Colorectal cancer. Nature Publishing 000000000643
Group, 1. Vaajoki, A., Pietilä, A. M., Kankkunen, P., &
https://doi.org/10.1038/nrdp.2015.65 Vehviläinen-Julkunen, K. (2013).
Lindquist, Ruth; Tracy, Mary Fran; Snyder, Music intervention study in
M. (2018). Complementary and abdominal surgery patients:
Alternative Therapies in Nursing Challenges of an intervention study in
(Eighth edi). New York, NY: Springer clinical practice. International
Publishing Company. Journal of Nursing Practice, 19(2),
Rawla, P., Sunkara, T., & Barsouk, A. 206–213.
(2019). Epidemiology of colorectal https://doi.org/10.1111/ijn.12052
cancer : incidence , mortality ,
survival , and risk factors.
Gastroenterology Rev, 14, 89–103.
https://doi.org/DOI:
https://doi.org/10.5114/pg.2018.81072
Scott, U. O. G. M. J., Nygren, M. H. J., &
Francis, N. D. N. (2019). Guidelines
for Perioperative Care in Elective
Colorectal Surgery : Enhanced
Recovery After Surgery ( ERAS)
Society Recommendations : 2018.
World Journal of Surgery, 43(3),
659–695.
https://doi.org/10.1007/s00268-018-

Jurnal Medika Usada | Volume 4 | Nomor 1 | Februari 2021 6

Anda mungkin juga menyukai