Anda di halaman 1dari 7

Studi Kasus

Penurunan Tekanan Darah Pada Ibu dengan Preeklamsi Berat Dengan


Terapi Rendam Kaki Air Sereh

Isneni Yuli Rustanti1, Nikmatul Khayati2, Heryanto Adi Nugroho3


1,2,3 Program
Studi Pendidikan Profesi Ners, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Semarang

Informasi Artikel Abstrak


Riwayat Artikel: Preeklampsia dapat menimbulkan komplikasi pada ibu berupa eklampsia,
• Submit 15 Mei 2020 solusio placenta, pendarahan subkapsula, kelainan pembekuan darah (DIC),
• Diterima 31 Agustus 2020 sindrom HELP (hemovilisis, elevated liver enzymes and low platelet count),
ablasio retina, gagal jantung, hingga syok dan kematian. Pada tahun 2015
Kata kunci: sekitar 303.000 wanita meninggal selama dan setelah kehamilan dan
Rendam Kaki; Air Sereh; persalinan. Preeklamsi dapat diobati secara farmakologis dan non
Tekanan Darah; Preeklamsi farmakologis salah satunya dengan terapi rendam kaki menggunakan air
Berat sereh. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan
melibatkan 3 responden. Kriteria inklusi ibu post partum section caesaria
dengan Pre-eklampsia Berat dengan kelahiran anak pertama dengan masa
nifas hari pertama dengan masalah resiko perfusi perifer tidak efektif,
dengan keluhan pusing, tekanan darah tinggi, dan terdapat oedem
ekstremitas serta yang bersedia menjadi. Setelah dilakukan terapi selama 3
hari berturut, hasil evaluasi didapatkan adanya penurunan tekanan darah
terhadap ibu post partum section caesaria dengan Pre-eklampsia Berat
setelah melakukan rendam kaki dengan air hangat dan serai. Perubahan
terjadi pada seluruh responden dengan rata-rata penurunan systole
sebanyak 7 mmHg dan pada diastole sebanyak 7,6 mmHg. Masalah
keperawatan resiko perfusi perifer tidak efektif teratasi sebagian di tandai
dengan turunnya tekanan darah pada seluruh responden. Berdasarkan
kesimpulan tersebut saran yang dapat diberikan antara lain melakukan dan
mengajarkan terapi rendam kaki dengan air hangat dan serai pada semua
ibu post partum section caesaria dengan Pre-eklampsia Berat dengan
meningkatkan partisipasi keluarga dalam menurunkan tekanan darah
pasien.

PENDAHULUAN semua lapisan ibu hamil (Saifudin &


Wiknjosastro, 2010). Preeklampsia
Masalah kesehatan yang sering muncul merupakan penyebab utama mortalitas dan
pada kehamilan dan dapat menimbulkan morbiditas ibu dan janin, menurut World
komplikasi adalah hipertensi kehamilan. Health Organization (WHO) pada tahun
Kejadian hipertensi pada kehamilan yang 2015 angka kematian ibu sangat tinggi
merupakan 1 diantara 3 penyebab sekitar 830 wanita meninggal setiap hari di
mortalitas dan morbiditas ibu bersalin seluruh dunia akibat komplikasi terkait
disamping infeksi dan perdarahan. kehamilan dan persalinan. Pada tahun 2015
Hipertensi dalam kehamilan atau yang sekitar 303.000 wanita meninggal selama
disebut preeklamsi dapat dialami oleh dan setelah kehamilan dan persalinan.

Corresponding author:
Isneni Yuli Rustanti
isneniyuli@gmail.com
Ners Muda, Vol 1 No 2, Agustus 2020
e-ISSN: 2723-8067
DOI: 10.26714/nm.v1i2.5798
Ners Muda, Vol 1 No 2, Agustus 2020/ page 132-138 133

Penyebab kematian ibu selama kehamilan edema, meningkatkan relaksasi otot. Terapi
adalah perdarahan hebat, infeksi, tekanan rendam kaki (hidroterapi kaki) ini juga
darah tinggi selama kehamilan (preeklamsi mampu meningkatkan sirkulasi darah
dan eklamsi), komplikasi dari persalinan, dengan memperlebaar pembuluh darah
aborsi tidak aman selebihnya dikarenakan sehingga lebih banyak oksifgen ke jaringan
penyakit malaria dan AIDS (World Health yang mengalami pembengkakan. Banyak
Organization (WHO), 2016). metode yang dapat diterapkan dengan
merendam kaki dalam air hangat dan serai.
Preeklampsia dapat menimbulkan serai juga dapat melancarkan peredaran
komplikasi pada ibu berupa eklampsia, darah dan untuk relaksai otot dan sendi
solusio placenta, pendarahan subkapsula, (Wulandari, Arifianto, & Sekarningrum,
kelainan pembekuan darah (DIC), sindrom 2016).
HELP (hemovilisis, elevated liver enzymes
and low platelet count), ablasio retina, gagal Hasil wawancara pada bulan November
jantung, hingga syok dan kematian (Padila, 2019 yang dilakukan terhadap 3 (tiga)
2015). Preeklampsi atau yang biasa disebut pasien post partum section caesaria dengan
kehamilan dengan hipertensi, tidak seperti Preeklampsia Berat di ruang Dewi Kunthi
hipertensi pada umumnya, tetapi RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Kota
mempunyai kaitan erat dengan angka Semarang di dapat kan hasil keluhan pasien
kesakitan dan kematian yang tinggi baik rata – rata nyeri kepala, tekanan darah
pada janin maupun ibu (Sabattani, tinggi dan adanya oedem ektremitas.
Supriyono, & Machmudah, 2016). Pre- Berdasarkan fenomena di atas peneliti
eklampsia merupakan gangguan kehamilan tertarik melakukan aplikasi Evidence Based
akut yang dapat terjadi saat ante, intra, Nursing Asuhan Keperawatan Pada Ibu
bahkan postpartum. Gambaran klinik dari Partum Pre-Eklampsia Berat dengan
masing- masing individual berbeda. Rendam Air Hangat dan serai di ruang Dewi
Manifestasi klinik yang paling penting Kunthi RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Kota
sebagai tanda dari preeklampsia adalah Semarang.
proteinuria, hipertensi, dan edema. Secara
teoritik, urutan gejala tersebut adalah METODE
edema, hipertensi dan proteinuria
(Cungnningham, 2010) Asuhan keperawatan post partum section
caesaria dengan Pre-eklampsia Berat yang
Preeklamsi dapat diobati secara dilakukan di Rung Dewi Kunthi RSUD
farmakologis dan non farmakologis pada K.R.M.T Wongsonegoro Kota Semarang
pengobatan secara farmakologis tentu pada tanggal 7 sampai dengan 9 November
mengandung bahan kimia yang dapat 2019, jumlah pasien sebanyak 3 (tiga)
menimbulkan efek samping, sedangkan orang, dengan karakteristik masalah yang
pengobatan non farmakologis dapat sama. Studi kuantitatif yang digunakan
dilakukan dengan gaya hidup yang lebih dalam penulisan karya ilmiah ini yang
sehat, termasuk pengobatan alamiah menggambarkan metode asuhan
seperti terapi herbal, terapi nutrisi, keperawatan dengan masalah keperawatan
aromaterapi, pijat refleksiologi dan terapi resiko perfusi perifer tidak efektif.
rendam kaki dengan air hangat dan serai
(Damayanti, Aniroh, & Priyanto, 2014). Kriteria responden dalam studi kasus ini
Secara ilmiah rendam kaki khususnya adalah ibu post partum section caesaria
dengan air hangat mempunyai banyak dengan Pre-eklampsia Berat dengan
manfaat bagi tubuh, khususnya dalam kelahiran anak pertama dengan masa nifas
memperlancar peredaran darah. hari pertama dengan masalah resiko
Merendam kaki ke dalam air hangat dapat perfusi perifer tidak efektif, dengan keluhan
meningkatakan sirkulasi, mengurangi pusing, tekanan darah tinggi, dan terdapat

Isneni Yuli Rustanti - Penurunan Tekanan Darah Pada Ibu dengan Preeklamsi Berat Dengan Terapi Rendam Kaki
Air Sereh
Ners Muda, Vol 1 No 2, Agustus 2020/ page 132-138 134

oedem ekstremitas serta yang bersedia menghormati privasi dan kerahasiaan


menjadi responden. Sampel yang diambil subjek penelitian (respect for privacy and
dalam studi kasus ini adalah 3 orang yang di confidentiality), keadialan dan inklustiivitas
kelola selama 3 hari dengan pemberian (respect for justice and inclusiveness),
tindakan rendam kaki dengan air hangat memperhitungkan manfaat dan kerugian
dan serai dengan frekuensi 1 kali / hari yang ditimbulkan (balancing harms and
dengan durasi 15-20 menit, suhu air 37o- benefits)
39oC, jumlah air rendaman 2 liter dan 2
dengan di tambah 3 batang serai yang HASIL STUDI
sudah sedikit ditumbuk.
Setelah dilakukan terapi selama 3 hari
Pengumpulan data didapat dari hasil berturut, hasil evaluasi didapatkan adanya
pendekatan asuhan keperawatan yaitu penurunan tekanan darah terhadap ibu
pengkajian melalui rekam medis, post partum section caesaria dengan Pre-
wawancara dari pasien, keluarga pasien eklampsia Berat setelah melakukan
dan hasil observasi secara langsung. Alat rendam kaki dengan air hangat dan serai.
yang digunakan untuk pengumpulan data Perubahan terjadi pada seluruh responden
rendam kaki dengan air hangat dan serai dengan rata-rata penurunan systole
adalah lembar observasi asuhan sebanyak 7 mmHg dan pada diastole
keperawatan. sebanyak 7,6 mmHg dilihat pada grafik 1
dan 2.
Dalam studi kasus ini, dilakukan setelah
penulis mendapatkan persetujuan komite Berdasarkan grafik 1 dan 2 diatas dapat
etik dan izin mengelola pasien di Ruang silihat bahwa terapi rendam kaki dengan
Dewi Kunthi RSUD KRMT Wongsonegoro air hangat dan serai selama tiga hari
Semarang dengan mempertimbangkan perlakuan berturut - turut menurunkan
prinsip-prinsip kode etik yang digunakan tekanan darah baik pada systole maupun
yaitu menghormati harkat dan martabat diastole.
manusia (respect for human dignity),

Perubahan Sistole
165
163
160 160

155 155
152
150 150 150
149
148
145 146

140

135
Hari Ke 1 Hari Ke 2 Hari Ke 3

Pasien 1 Pasien 2 Pasien 3

Grafik 1. Perubahan tekanan darah (sistole) setelah pemberian terapi rencam rendam kaki dengan air hangat
dan serai

Isneni Yuli Rustanti - Penurunan Tekanan Darah Pada Ibu dengan Preeklamsi Berat Dengan Terapi Rendam Kaki
Air Sereh
Ners Muda, Vol 1 No 2, Agustus 2020/ page 132-138 135

Perubahan Diastole
120

100 98
91 88
86
80 80
72
70 Pasien 1
68
60 62
Pasien 2

40 Pasien 3

20

0
Hari Ke 1 Hari Ke 2 Hari Ke 3

Grafik 2. Perubahan tekanan darah (sistole) setelah pemberian terapi rencam rendam kaki dengan air hangat
dan serai

PEMBAHASAN oleh Liszayanti, Fety (2019) yang berjudul


“Pengaruh Terapi Rendam Kaki dengan Air
Berdasarkan data dari anamnesa Hangat dan Serai Terhadap Tekanan Darah
didapatkan hasil bahwa di temukan Ibu Hamil Penderita Pre Eklampsi’, yang
persaman dan perbedaan antara kasus satu, menyatakan bahwa ada pengaruh yang
dua, dan tiga. Diantaranya perbedaan usia, signifikan pemberian tindakan rendam kaki
usia kehamilan, tekanan darah, untuk kasus dengan air hangat dan serai terhadap
1 da 3 bayi tidak rawat gabung da untuk penurunan tekanan darah.
kasus 2 bayi rawat gabung. Untuk
persamaan nya sendiri yaitu status Hasil dari pengkajian dari kasus 1, 2 dan 3
obstetric (P1A0) dan status nifas post di dapatkan hasil tekanan darah pasien
partum section caesaria H-1. Berdasarkan mengalami penurunan. Penyebab naik nya
hasil pengkajian pada ketiga kasus kelolaan tekanan darah pada ibu hamil menurut
dengan post partum section caesaria penelitian yang di lakukan oleh Wulandari,
didapatkan karakteristik usia pasien pada dkk (2016) yang berjudul “Pengaruh
kasus 1 dengan usia 19 tahun, kasus 2 Rendam Kaki Menggunakan Air Hangat
dengan usia 28 tahun dan kasus 3 dengan Dengan Campuran Garam dan Serai
usia 21 tahun. Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi di Wilayah Podorejo
Pada pemberian asuhan keperawatan pada RW 8 Ngaliyan”, adalah stress psikologis,
ibu dengan masalah resiko perfusi perifer hereditas (keturunan). Hal tersebut sejalan
tidak efektif di dapatkan hasil bahwa ada dengan kasus pasien 1 dan 3 yang bayi nya
pengaruh pemberian tindakan rendam kaki di rawat di ruang perinatologi sehingga
dengan air hangat dan serai terhadap tidak bisa rawat gabung, yang
penurunan tekanan darah. Hasil tersebut mengakibatkan kecemasan ibu tersendiri
sejalan dengan penelitian yang dilakukan dan dapat meningkatkan tekanan darah.

Isneni Yuli Rustanti - Penurunan Tekanan Darah Pada Ibu dengan Preeklamsi Berat Dengan Terapi Rendam Kaki
Air Sereh
Ners Muda, Vol 1 No 2, Agustus 2020/ page 132-138 136

keperawatan. Berdasarkan asuhan


keperawatan pada ketiga kasus kelolaan
Pada penelitian yang telah dilakukan pada 3 diagnosis yang sama yaitu Resiko Perfusi
responden didapatkan usia terendah 19 Perifer Tidak Efektif berhubungan dengan
tahun dan tertinggi 28 tahun. Faktor usia Hipertensi . Resiko Perfusi Perifer Tidak
sangat mempengaruhi hasil tekanan darah Efektif berhubungan dengan Hipertensi
karena dengan bertambahnya umur maka merupakan suatu kondisi dimana
semakin tinggi resiko untuk terjadinya ketidakadekuatan aliran darah pembuluh
tekanan darah tinggi, terjadinya tekanan darah distal untuk menunjang fungsi
darah tinggi meningkat karena usia ini jaringan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).
sering terjadi oleh perubahan alamiah Berdasarkan diagnosa keperawatan Resiko
didalam tubuh yang mempengaruhi Perfusi Perifer Tidak Efektif berhubungan
jantung, pembuluh darah dan hormone dengan Hipertensi yang ditegakkan dalam
(Triyanto, 2014). studi kasus, penulis menggunakan tujuan
keperawatan yang sama pada kedua kasus
Hasil dari penelitian pengukuran tekanan yaitu SIKI dengan kriteria hasil pasien
darah responden yang dilakukan 10 menit mengetahui cara dalam menurunkan
sebelum dilakukan rendam kaki dengan air tekanan darah.
hangat dan serai adalah seluruh responden
yang berjumlah 3 orang mengalami tekanan Penulis menggunakan intervensi yang sama
darah tinggi. Tekanan darah tertinggi yaitu untuk mencapai tujuan tersebut dengan
sebesar 165/83 mmHg terendah 150/86 pedoman pada SIKI (Sandar Intervensi
mmHg. Sedangkan rata-rata tekanan darah Keperawatan Indonesia) yaitu periksa
responden yaitu sebesar 372/187,6 mmHg. sirkulasi perifer, identifikasi faktor resiko
Menurut penelitian Rahim pada responden gangguan sirkulasi, monitor panas, nyeri,
17 orang (100%) rata-rata tekanan darah kemerahan, atau bengkak pada ekstremitas,
pada ibu hamil preeklamsia sebelum pertahankan tirah baring selama masa akut,
diberikan rendam kaki air hangat dan serai minimalkan aktivitas vasokontriksi yang
mengalami hipertensi (tekanan darah dapat meningkatkan sakit kepala,
tinggi) dengan hasil tekanan darah tertinggi kolaborasi pemberian analgetik, kolaborasi
(Rahardjo, 2009). pemberian obat penurun tekanan darah,
anjurkan minum obat pengontrol tekanan
Hasil pengkajian yang dilakukan pada Ny. darah secara teratur, informasikan tanda
M, Ny. F dan Ny. A didapatkan data subjektif dan gejala darurat yang harus dilaporkan,
dan data objektif pada masing-masing kasus anjurkan program diit untuk memperbaiki
kelolaan sehingga dapat ditegakkan tekanan darah, lakukan dan ajarkan rendam
diagnose keperawatan. Pada kasus 1, 2 dan kaki pasien dengan air hangat dan serai
3 terdapat diagnosa keperawatan yang Intervensi ini diperlukan untuk
diangkat yaitu Resiko Perfusi Perifer Tidak memaksimalkan penurunan tekanan darah
Efektif. Resiko Perfusi Perifer Tidak Efektif dan juga memperbaiki kondisi ibu.
merupakan kondisi beresiko mengalami
penurunan sirkulasi darah pada level Pada kasus tersebut dijumpai juga beberapa
kapiler yang dapat mengganggu diagnosa keperawatan yang lain yaitu
metabolisme tubuh (Tim Pokja SDKI DPP resiko infeksi berhubungan dengan efek
PPNI, 2016). Pada kasus 1, 2, 3 penulis prosedur invasif, menyusui tidak efektif
menetapkan diagnosa keperawatan Resiko berhubungan dengan ketidakadekuatan
Perfusi Perifer Tidak Efektif berhubungan suplai ASI, defisit perawatan diri
dengan Hipertensi. berhubungan dengan kelemahan. Dan
dilakukan intervensi berupa : monitor
Intervensi dalam keperawatan merupakan tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik,
langkah berikutnya dalam proses jelaskan tanda dan gejala infeksi

Isneni Yuli Rustanti - Penurunan Tekanan Darah Pada Ibu dengan Preeklamsi Berat Dengan Terapi Rendam Kaki
Air Sereh
Ners Muda, Vol 1 No 2, Agustus 2020/ page 132-138 137

(pencegahan infeksi), identifikasi hangat dan serai dilakukan pengukuran


kebutuhan laktasi bagi ibu dan bayi, tekanan darah kembali.
fasilitasi ibu untuk rawat gabung atau
rooming in (promosi laktasi), monitor Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari
tingkat kemandirian, fasilitasi kemandirian, proses keperawatan, evaluasi dapat berupa
bantu jika tidak mampu melakukan evaluasi struktur, proses, dan hasil evaluasi
melakukan perawatan perawatan diri terdiri dari evaluasi formatif dan sumatif.
(dukungan perawatan diri). Evaluasi formatif menghasilkan umpan
balik selama program berlangsung,
Terapi rendam kaki air hangat dan serai sedangkan evaluasi sumatif dilakukan
dapat menurunkan tekanan darah, dengan setelah program selesai dan mendapatkan
kata lain terapi ini efektif terhadap informasi efektifitas pengambilan
penurunan tekanan darah pada ibu hamil keputusan. Evaluasi yang dilakukan pada
penderita preeklamsia. Hal ini karena salah asuhan keperawatan didokumentasikan
satu khasiat serai adalah menurunkan dalam bentuk Subjektif, Objektif,
tekanan darah, penelitian telah dilakukan Assessment, Planning (SOAP). Evaluasi
pada potensi ekstrak serai sebagai sumber keperawatan pada pasien 1,2 dan 3 dengan
zat hipolipidemik yang dapat menurunkan masalah keperawatan resiko perfusi perifer
resiko hipertensi. Efek hipolipidemik tidak efektif, di dapatkan masalah teratasi
tercatat dengan pengurangan nyata dalam sebagian ditandai dengan adanya
tingkat kepadatan lipid yang rendah dalam penurunan tekanan darah secara signifikan
aliran darah. Senyawa anti hipertensi meskipun belum berada dalam batas
flabonoid dan alkaloid yang terkandung di normal.
dalam ekstrak serai karena mengandung
minyak esensial. (Olorunnisola, Asiyanbi, SIMPULAN
Hammed, & Simsek, 2014).
Asuhan keperawatan pada ibu post partum
Implementasi keperawatan dilakukan section caesaria dengan Pre-eklampsia
selama 3 hari pada kedua kasus. Sebelum Berat di ruang Dewi Kunthi RSUD KRMT
melakukan implementasi terlebih dahulu Wongsonegoro Semarang diangkat
dilakukan pengkajian, pemeriksaan fisik, berdasarkan hasil pengkajian yang tegak
analisa data, menetapkan diagnosa secara medis. Ketiga pasien Ny. M, Ny. F dan
keperawatan, menyusun intervensi dan Ny. A dirawat dengan diagnosa medis post
baru melakukan implementasi. partum section caesaria dengan Pre-
Implementasi yang dilakukan pada ketiga eklampsia Berat yang didukung dari hasil
pasien hampir sama, diantaranya yang telah pengkajian pasien yaitu keduanya memiliki
dilakukan sesuai intervensi untuk diagnosa keluhan pusing, tekanan darah tinggi, dan
resiko perfusi perifer tidak efektif adalah oedem pada ekstremitas. Diagnosa
dengan cara mengaplikasikan terapi keperawatan utama yang diangkat pada
rendam kaki dengan air hangat dan serai. ketiga kasus ini adalah resiko perfusi
perifer tidak efektif. Penegakan resiko
Pelaksanaan implementasi pada ketiga perfusi perifer tidak efektif pada pasien
kasus tidak jauh berbeda, untuk terapi postpartum section caesari dengan Pre-
rendam kaki dengan air hangat dan serai eklampsia Berat sudah sesuai dengan faktor
yaitu dengan mengukur tekanan darah resiko dan kondisi klinis terkait yang ada
pasien 10 menit sebelum pemberian terapi didalam buku Standar Diagnosis
terlebih dahulu dengan menggunakan Keperawatan Indonesia (SDKI) yaitu
bedset monitor kemudian di lakukan Hipertensi.
perendaman kaki dengan air hangat dan
serai selama 15 menit. Lalu 10 menit setelah Evalusi keperawatan merupakan respon
pemberian terapi rendam kaki dengan air hasil secara menyeluruh yang ada pada

Isneni Yuli Rustanti - Penurunan Tekanan Darah Pada Ibu dengan Preeklamsi Berat Dengan Terapi Rendam Kaki
Air Sereh
Ners Muda, Vol 1 No 2, Agustus 2020/ page 132-138 138

pasien sesuai masalah keperawatan yang U., & You, D. (2016). National, regional, and
ditemukan dan terhadap implementasi worldwide estimates of stillbirth rates in
2015, with trends from 2000: a systematic
yang sudah dilakukan. Didalam evaluasi analysis. The Lancet Global Health, 4(2), e98–
mencakup rencana tindak lanjut apa yang e108.
bisa dilakukan untuk perawatan selnjutnya.
Damayanti, D. (2014). Perbedaan Tekanan Darah
Evaluasi yang diperoleh pada ketiga pasien Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Hidroterapi
selama perawatan di Ruang Dewi Kunthi Rendam Hangat Pada Penderita Hipertensi Di
masalah keperawatan resiko perfusi perifer Desa Kebondalem Kecamatan Jambu
tidak efektif teratasi sebagian di tandai Kabupaten Semarang. Semarang: Jurnal
STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, 5(10).
dengan turunnya tekanan darah setiap
harinya. Berdasarkan kesimpulan tersebut Fauziah, S. (2017). Keperawatan Maternitas Vol.2.
saran yang dapat diberikan antara lain Prenada Media.
https://books.google.co.id/books?id=jfKlDwA
melakukan dan mengajarkan terapi rendam AQBAJ
kaki dengan air hangat dan serai pada
Kementerian Kesehatan, D. K. K. S. (2018). Profil
semua ibu post partum section caesaria
Kesehatan Kota Semarang.
dengan Pre-eklampsia Berat dengan
meningkatkan partisipasi keluarga dalam Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
menurunkan tekanan darah pasien. Ucapan Salemba Medika.
terimaksih penulis ucapkan Diklat RSUD
K.R.M.T Wongsonegoro Semarang yang Omilabu, A., Okunade, K. S., Gbadegesin, A., &
Akinsola, O. (2014). Risk factors for eclampsia
telah memberikan ijin untuk melakukan in Multiparious Women in Lagos, Nigeria.
asuhan keperawatan ini.kepada pasien yang International Journal of Biomedical Research,
sudah mau menjadi responden, Kepala 5(04).
Ruang Dewi Kunthi beserta teman – teman Persatuan Perawat Nasional Indonesia, T. P. S.
bidan di Ruang Dewi Kunthi yang telah (2018). Standar Intervensi Keperawatan
memberikan ijin dan masukan – masukan Indonesia. DPP PPNI.
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan Sabattani, C. F., & Supriyono, M. (2016). Efektivitas
ini, serta pasien yang sudah bersedia Rendam Kaki Dengan Air Hangat Terhadap
menjadi responden. Penurunan Tekanan Darah Pada Ibu Hamil
Penderita Preeklamsi Di Puskesmas Ngaliyan
Semarang. Karya Ilmiah.
UCAPAN TERIMA KASIH
Tim pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar
Diagnosis Keperawatan Indonesia (Edisi 1).
Penulis mengucapkan terimakasih kepada
Dewan pengurus pusat PPNI.
semua pihak yang telah membantu dalam
pelaksanaan studi kasus dan penyusunan Universitas Sriwijaya, D. F. (2009). Kumpulan Kuliah
Farmakologi. EGC.
laporan ilmiah ini. https://books.google.co.id/books?id=MVw2V
CMXrEgC
REFERENSI
Wulandari, P., & Arifianto, D. S. (2017). Pengaruh
Rendam Kaki Menggunakan Air Hangat dengan
Aeni, N. (2013). Faktor Risiko Kematian Ibu. Campuran Garam dan Serai Terhadap
Kesmas: National Public Health Journal, 7(10), Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita
453. Hipertensi di Wilayah Poderejo Rw 8 Ngaliyan.
https://doi.org/10.21109/kesmas.v7i10.4
Blencowe, H., Cousens, S., Jassir, F. B., Say, L., Chou,
D., Mathers, C., Hogan, D., Shiekh, S., Qureshi, Z.

Isneni Yuli Rustanti - Penurunan Tekanan Darah Pada Ibu dengan Preeklamsi Berat Dengan Terapi Rendam Kaki
Air Sereh

Anda mungkin juga menyukai