Disusun Oleh
Kelompok 9 :
1. Ichsan Setiadi (B.131.18.0199)
2. Intan Agustina (B.131.17.0530)
3. Dewi Diya Pramudiyar (B.131.18.0097)
4. Stevanie Gizella (B.131.17.0423)
UNIVERSITAS SEMARANG
FAKULTAS EKONOMI
S-1 MANAJEMEN
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka
mencapai tujuan penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap variable dibtentukan oleh definisi
operasional variabel yang bersangkutan.
Metode pengumpulan data yang umum digunakan dalam suatu penelitian adalah: observasi,
wawancara dokumentasi dan triangulasi/gabungan.
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas dapat dirumuskan rumusan
masalah sebagai berikut :
2.4 Wawancara/Interview
Peneliti biasanya melakukan 20-30 wawancara berdasarkan beberapa pertemuan di
lapangan untuk mengumpulkan data. Wawancara dilakukan untuk menyerap informasi
yang kontinu untuk menambah hingga tidak ada lagi yang dapat ditemukan kategori.
Suatu kategori mewakili unit informasi yang tersusun dari peristiwa, kejadian, dan
instansi.
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui
tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi
juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.
Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau
setidaktidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Jadi dengan wawancara,
maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam
menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa
ditemukan melalui observasi.
Macam-macam Interview/wawancara
Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa
yang akan diperoleh.oleh karena itu, dalam melakukan wawancara, pengumpul
data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis
yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur
ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama dan pengumpul data
mencatatnya. Dengan wawancara terstruktur ini pula, pengumpulan data dapat
menggunakan beberapa pewawancara sebagai pengumpul data. Supaya setiap
pewawancara mempunyai keterampilan yang sama, maka diperlukan training
kepada calon pewawancara.
Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai
pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat
bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat
membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar. Peneliti bidang pembangunan
misalnya, bila akan melakukan penelitian untuk mengetahui respon masyarakat
terhadap berbagai pembangunan yang telah diarahkan unutk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, maka perlu membawa foto-foto atau brosur tentang
berbagai jenis pembangunan yang telah dilakukan. Misalnya pembangunan
gedung sekolah, bendungan untuk pengairan sawah-sawah, pembangunan
pembangkit tenaga listrik, dan lain-lain.
Wawancara semiterstruktur
Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in- depth interview,
dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara
terstruktur. Tujuan dengan wawancara jenis ini adalah untuk menemukan
permasalahan secara lebih terbuka, dima pihak yang diajak wawancara diminta
pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu
mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.
Wawancara tak berstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis
dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan
hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan dipertanyakan.
Wawancara tidak terstruktur, sering digunakan dalam penelitian pendahuluan
atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang subyek yang diteliti. Pada
penelitian pendahuluan, peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentang
berbagai isu atau permasalahan yang ada pada obyek, sehingga peneliti dapat
menentukan secara pasti permasalahan atau variabel apa yang harus diteliti.
Untuk mendapatkan gambaran permasalahan yang lebih lengkap, maka peneliti
perlu melakukan wawancara terhadap pihak-pihak yang mewakili berbagai
tingkatan yang ada dalam obyek. Misalnya akan melakukan penelitian tentang
iklim kerja perusahaan, maka dapat dilakukan wawancara dengan pekerja tingkat
bawah, supervisor, dan manajer.
Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti
data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa
yang diceritakan oleh responden. Berdasarkan analisis terhadap setiap jawaban
dari responden tersebut, maka peneliti dapat mengajukan berbagai pertanyaan
berikutnya yang lebih terarah pada suatu tujuan. Dalam melakukan wawancara
peneliti dapat menggunakan cara “berputar-putar baru menukik” artinya pada
awal wawancara, yang dibicarakan adalah hal-hal yang tidak terkait dengan
tujuan, dan bila sudah terbuka kesempatan untuk menanyakan sesuatu yang
menjadi tujuan, maka segera ditanyakan.
Informasi atau data yang diperoleh dari wawancara sering bias. Bias adalah
menyimpang dari yang seharusnya, sehingga dapat dinyatakan data tersebut
subyektif dan tidak akurat. Kebiasaan data ini akan tergantung pada
pewawancara, yang diwawancarai, dan kondisi pada saat wawancara.
Pewawancara yang tidak dalam posisi netral, misalnya ada maksud tertentu,
diberi sponsor akan memberikan interpretasi data yang berbeda dengan apa yang
disampaikan oleh responden. Responden akan memberi data yang bias, bila
responden tidak dapat menangkap dengan jelas apa yang ditanyakan peneliti atau
pewawancara. Oleh karena itu peneliti jangan memberikan pertanyaan yang bias.
Selanjutnya situasi dan kondisi seperti yang juga telah dikemukakan diatas, sangat
mempengaruhi proses wawancara, yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi
validitas data.
Langkah-langkah wawancara
Lincoln and Guba dalam Sanapiah Faisal, mengemukakan ada tujuh langkah
dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian
kualitatif, yaitu:
Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan.
Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan
pembicaraan.
Mengawali atau membuka alur wawancara.
Melangsungkan alur wawancara.
Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya.
Menuliskan hasil wawancara kedalam catatan lapangan.
Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.
Kelemahan interview/wawancara
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari paparan diatas adalah bahwa metode
pengumpulan data yaitu, suatu teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data. Metode pengumpulan data menunjuk suatu cara sehingga
dapat diperlihatkan penggunaannya melalui observasi, wawancara, dokoumentasi dan
sebagainya.