Anda di halaman 1dari 22

RINGKASAN

ANALISIS PROSPEKTIF

DISUSUN OLEH:

Aswar Arsaldi 201930115

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MAKASSAR BONGAYA


AKUNTANSI
2021/2022
2.1 Analisis Prospektif
Analisis prospektif merupakan langkah akhir dalam proses analisis
laporan keuangan. Analisis ini dapat dilakukan hanya setelah laporan
keuangan historis disesuaikan untuk mencerminkan kinerja ekonomis
perusahaan secara akurat.Analisis prospektif berguna untuk menguji ketepatan
rencana strategis perusahaan. Untuk itu, perlu dianalisis apakah perusahaan
mampu menghasilkan arus kas operasi yang cukup untuk mendanai
pertumbuhan yang diharapkan, atau apakah perusahaan memerlukan
pendanaan utang atau ekuitas di masa depan. Perlu dianalisis juga apakah
rencana strategis kini akan menghasilkan manfaat seperti yang diramalkan
oleh manajemen perusahaan. Dengan demikian, analisis prospektif berguna
bagi kreditor untuk menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajibannya.

Analisis Prospektif

Peramalan Jangka Implementasi

2.2 Proses Proyeksi


Proses proyeksi dimulai dari laporan laba rugi, diikuti dengan neraca
dan laporan arus kas.
Proyeksi Laporan Keuangan
2.2.1 Proyeksi Laporan Laba-Rugi
Proses proyeksi dimulai dengan pertumbuhan penjualan yang diharapkan.
Dalam contoh ini digunakan tren historis untuk memprediksi tingkat penjualan
dimasa depan. Analisis lebih rinci melibatkan informasi eksternal seperti :

Tingkat aktivitas ekonomi makro yang diharapkan. Karena pembelian


pelanggan dipengaruhi oleh tingkat penghasilan pribadi yang bisa
dibelanjakan (personal disposable income), analisis mengikut sertakan
estimasi yang terkait dengan pertumbuhan ekonomi pada umumnya dan
pertumbuhan penjualan eceran pada khususnya. Sebagai contoh, bila ekonomi
membaik, dapat diproyeksikan adanya kenaikan penjualan dibandingkan
penjualan tahun lalu.
Peta Persaingan, apakah jumlah pesaing bertambah atau apakah pesaing yang
lebih lemah menghentikan operasinya. Perubahan peta persaingan akan
mempengaruhi proyeksi atas unit penjualan maupun kemampuan perusahaan
untuk menaikan harga. Kedua hal tersebut akan berdampak pada pertumbuhan.
Bauran Toko baru dan toko lama. Toko baru umumnya menikmati kenaikan
penjualan yang lebih besar dibandingkan dengan toko lama karena toko baru
dapat meraih pasar yang tidak tertangani dengan baik atau menyediakan
komposisi barang terkini dibandingkan dengan pesaing yang ada. Toko lama
umumnya tumbuh seiring dengan tingkat pertumbuhan ekonomi lokal secara
keseluruhan. Karenanya analisis harus mempertimbangkan rencana ekspansi
yang diumumkan oleh manajemen.
Dimulai dengan asumsi bahwa penjualan akan tumbuh sebesar 11,566%
di tahun 2006, tingkat pertumbuhan yang sama dengan tahun 2005. Setelah
proyeksi selesai, analisis sensitivitas akan mempelajari tingkat implikasi
tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi dan lebih rendah terhadap peramalan.
Margin laba kotor Target mengalami sedikit kenaikan menjadi
32,866% terhadap penjualan.Untuk tujuan proyeksi, margin laba kotor terakhir
diasumsikan sebesar 32,866%. Pada praktiknya, estimasi margin laba kotor
sebagian akan dipengaruhi oleh kekuatan ekonomi, dan tingkat kompetisi
dalam pasar Target. Misalnya, kompetisi yang meningkat membuat kita
mempertanyakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan margin laba
kotor karena akan sulit untuk menaikkan harga lebih dari 22% terhadap
penjualan. Proyeksi beban penjualan, umum, dan administrasi adalah 22,49%
terhadap penjualan, sama dengan persentase yang terakhir. Pada praktiknya,
pos beban dapat diuji dan diestimasi secara terpisah dengan menyertakan
pemahaman yang didapat dari bagian Management Discussion and Analysis-
MDA dalam laporan keuangan atau dari sumber eksternal.Bagi perusahaan
ritel seperti Target, tren gaji dan biaya okupansi serta beban iklan memerlukan
penelitian lebih lanjut.
Beban penyusutan merupakan pos material dan harus diproyeksikan
secara terpisah.Penyusutan merupakan beban tetap dan merupakan fungsi dari
jumlah aset yang dapat disusutkan.Pada tahun-tahun sebelumnya, Targettelah
melaporkan beban penyusutan kira-kira 6% dari saldo aset tetap di awal tahun.
Proyeksi mengasumsikan beban penyusutan sebesar 6,333% dari saldo aset
tetap tahun 2005, presentase yang terakhir.
Dengan cara yang sama, dihitung pula rasio historis beban bunga
terhadap saldo awal tahun yang berbunga. Selama dua tahun terakhir, rasio ini
mengalami sedikit kenaikan dari 4,982% menjadi 5,173%.Proyeksi
mengasumsikan 5,173% dari saldo awal tahun yang berbunga. Pada
praktiknya, estimasi harus menyertakan proyeksi tingkat bunga jangka
panjang di masa depan. Akhirnya, angka yang digunakan untuk proyeksi atas
beban pajak adalah sebagai persentase terhadap laba sebelum pajak tetap
konstan pada tingkat terakhir sebesar 37,809%.
Berdasarkan asumsi-asumsi di atas, proyeksi laporan laba rugi Target tahun 2006
disajikan di tampilan 9.2. berikut langkah-langkah dalam memproyeksikan laporan
tersebut.
1. Penjualan: $52.204 = $46.839 x 1,11455.
2. Laba kotor: $17.157 = $52.204 x 32,866%.
3. HPP: $35.047 = $52.204 - $17.157.
4. Penjualan, umum, dan administrasi: $11.741 = $52.204 x 22,49%.
5. Penyusutan dan amortisasi: $1.410 = $22.272 (aset tetap kotor awal periode)
x6333%.
6. Bunga: $493 = $9.538 (utang berbunga awal periode) x 5,173%.
7. Laba sebelum pajak: $3.513 = $17.517 - $11.741 - $1.410 - $493.
8. Beban pajak: $1.328 = $3.513 x 37,809%.
9. Pos luar biasa dan dihentikan: tidak ada.
10. Laba bersih: $2.185 = $3.513 -$1.328.

2.2.2 Proyeksi Neraca


Neraca Target 2003-2005 berikut beberapa rasio terpilih disajikan pada tampilan
9.3.ramalan neraca tahun 2006 meliputi langkah-langkah berikut ini.
1. Buatlah proyeksi aset lancar selain kas dengan menggunakan
proyeksi penjualan atau harga pokok penjualan dan rasio
perputaran yang relevan seperti dijelaskan di bawah ini.
2. Buatlah proyeksi kenaikan aset tetap dengan estimasi pengeluaran
modalyang didasarkan pada tren historis atau informasi dalam
bagian MD&A di laporan tahunan.
3. Buatlah proyeksi kewajiban lancar selain utang dengan
menggunakan proyeksi penjualan atau harga pokok penjualan dan
rasio perputaran yang relevan seperti dijelaskan di bawah ini.
4. Hitunglah bagian lancar utang jangka panjang (bagian yang jatuh
tempo) dari catatan utang jangka panjang.
5. Utang jangka pendek lainnya diasumsikan tidak berubah dari
tahun-tahun sebelumnya kecuali menunjukkan tren yang jelas
berbeda.
6. Saldo awal utang jangka panjang diasumsikan sama dengan utang
jangka panjang tahun lalu dikurangi bagian yang jatuh tempo dari
butir (4) di atas.
7. Asumsikan kewajiban jangka panjang lainnya sama dengan saldo
tahun lalu, kecuali menunjukkan tren yang jelas berbeda.
8. Saham biasa awal diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu.
9. Laba ditahan diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu ditambah
(dikurangi) dengan laba (rugi) bersih dan dikurang dividen yang
diperkirakan.
10. Pos ekuitas lainnya diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu,
kecuali menunjukkan tren yang jelas berbeda.
Jumlah langkah (3)-(10) menghasilkan total kewajiban dan
ekuitas.karena itu, total aset sama dengan jumlah tersebut dan angka kas yang
dihasilkan dihitung dari total aset dikurangi (1) dan (2). Pada titik ini, kas akan
terlalu tinggi atau terlalu rendah. Selanjutnya, utang jangka panjang dan
saham disesuaikan untuk penerbitan (pembelian kembali) yang diperlukan
untuk mencapai tingkat kas yang diinginkan dan untuk mempertahankan
leverage keuangan historis.Penyesuaian tersebut mengindikasikan tingkat
pendanaan yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan perusahaan.
Untuk memulai, proyeksi piutang, persediaan, aset tetap, utang usaha,
dan beban yang masih harus dibayar menggunakan proyeksi penjualan dan
harga pokok penjualan serta tingkat perputarannya. Misalnya, tingkat
perputaran piutang didasarkan pada penjualan tahun berjalan adalah:

Tingkat perputaran piutang usaha =

Berikutnya, proyeksi piutang usaha dihitung sebagai berikut:

Proyeksi piutang usaha =

Proyeksi piutang usaha diasumsikan dengan menggunakan tingkat


perputaran terakhir sebesar 9,24.

Tingkat perputaran persediaan juga menggunakan tingkat perputaran


yang terakhir (didasarkan pada saldo akhir persediaan) sebesar 5,84, berikut
dengan harga pokok penjualan untuk memproyeksikan persediaan. Analisis
yang lebih mendalam akan membandingkan tingkat perputaran persediaan
toko lama dengan toko baru, serta mengantisipasi pertumbuhan toko baru.
Persediaan saat ini dapat diproyeksikan tumbuh seiring dengan tingkat
pertumbuhan penjualan yang diperkirakan. Persediaan tambahan yang
diperlukan untuk toko baru akan ditambahkan pada jumlah tersebut.
Aset tetap diestimasi berbagai saldo aset tetap kotor tahun lalu
ditambah persentase pengeluaran modal terhadap penjualan
historis.Pengeluaran modal historis diperoleh dari laporan arus kas. Selama
tiga tahun terakhir, persentase pengeluaran modal terhadap penjualan telah
stabil sekitar 6,4% terhadap penjualan. Persentase 6,43% digunakan untuk
mengestimasi pengeluaran modal tahun 2006. Setelah proyeksi
selesai,persentase tersebut dapat disesuaikan untuk melihat implikasi
keuangan atas pengeluaran modal yang lebih tinggi (rendah).
Estimasi utang usaha didasarkan pada perputaran utang dan harga
pokok penjualan historis.Rasio perputaran terakhir (didasarkan atas saldo
utang usaha) sebesar 5.441 digunakan untuk mengestimasi utang than 2006.
Persentase beban yang masih harus dibayar terhadap penjuaan juga
diestimasikan menggunakan tingkat perputaran akrual terakhir sebesar
28.683.terakhir uang pajak diestimasi berdasarkan hubungan utang terhadap
beban pajak historis, dnfignakan tingkat terakhir sebesar 26,527% untuk
memproyeksikan utang pajak tahun 2006.
Jadwal jatuh tempo hutang jangka panjang diberikan dalam catatan
atas laporan keuangan. Kita menggunakan angka tahun 2006 dalam jadwal
tersebut. Utang jangka panjang awalnya diestimasi sebagai saldo utang jangka
panjang tahun sebelumnya dikurangi estimasi utang yang jatuh tempo (bagian
lancar). Kemudian tigkat utang ini disesuaikan untuk mendapatkan saldo kas
dan leverage keuangan yang diinginkan setelah neraca awal tersusun. Saham
biasa dan saham yang diperoleh kembali diasumsikan sama dengan saldo
tahun lalu.
Langkah-Langkah dalam memproyeksikan Neraca Target tahun 2006
1. Piutang = Penjualan / Perputaan
Piutang $5.650 = $52.204 / 9,24
2. Persediaan = HPP/ Perputaran
Persediaan $6.601 = $35.047/5,84
3. Aset Lancar Lain : Tidak ada perubahan
4. Aset Tetap = Saldo Tahun Lalu + Estimasi Pengeluaran Modal x
Persentase CAPEX (Penjualan)
$25.629 = $22.272 + $3.357

$3.357 = $52.204 x 6,431%


5. Akumulasi Penyusutan = Saldo Tahun Lalu + Estimasi
Penyusutan
$6.822 = $5.412 + $1.410
6. Aset Tetap Bersih = Aset Tetap - Akumulasi
penyusutan $18.807 = $25.629 - $6.882
7. Aset Jangka Panjang Lainnya : Tidak ada Perubahan
8. Utang Usaha = HPP/Perputaran
Utang $6.441 = $35.047 / $5.441
9. Bagian Lancar Utang Jangka panjang : jumlah yang dilaporkan
dalam catatan kaki utang jangka panjang sebagai bagian yang
jatuh tempo ditahun 2006.
10. Beban yang masih harus dibayar = Penjualan/perputaran beban
yang masih harus dibayar
$1.820= $52.204 / $28.683
11. Utang Pajak = beban pajak x ( utang pajak / beban pajak)
$352 = $1.328 x 26,527%
12. Pajak Tangguhan dan Kewajiban Lain : tidak ada perubahan
13. Utang jangka Pnjang = Utang jangka panjang tahun lalu – bagian
utang yang jatuh tempo (langkah 9)
$8.283 = $9.034 - $751
14. Saham biasa : Tidak ada perubahan.
15. Tambahan Modal disetor : Tidak ada perubahan
16. Laba Ditahan $13.054 = $11.145 (Laba ditahan tahun lalu) +
$2.185 (Proyeksi Laba bersih)- $276 (Estimasi dividen sebesar
$0,31 perlembar saham x 891 juta lembar saham)
17. Kas: Jumlah yang diibutuhkan untuk menyeimbangkan total
kewajiban dan ekuitas dikurangi langkah (1)-(7).
Neraca awal memperkirakan saldo kas sebesar $1.402 juta. Jumlah ini
mencerminkan 4,1% dari proyeksi total aset . meskipun lebih rendah dari
tingkat tahun 2005 sebesar 7% dari total asset, saldo kas ini masih sejalan
dengan persentase sebelumnya direntang 2-3%. Jika estimasi saldo kas lebih
tinggi atau lebih rendah, penyesuaian lebih lanjut dapat dilakukan untuk:
1. Menginvestasikelebihan kas dalam efek yang diperdagangkan
2. Mengurangi utang jangka panjang dan/atau ekuitas secara
proporsional sehingga tetap menjaga tingkat leverage keuangan
yang konsisten dengan tahun-tahun sebelumnya.

2.2.3 Proyeksi Laporan Arus Kas


Proyeksi ini dihitung dari proyeksi laba rugi dan proyeksi neraca
(tampilam 9.5)
Proyeksi arus kas bersih dari operasi sebesar $3.295 juta mendanai
sebagian dari pengeluaran modal sebesar $3.357, pengurangan utang jangka
panjang sebesar $504 dan dividen sebesar $276.Kekurangan mengakibatkan
penurunan kas sebesar $843.

2.2.4 Analisis Sensitivitas


Proyeksi Laporan Keuangan didasarkan pada hubunga yang
diharapkan antara pos laporan laba rugi dan neraca.
Jika diasumsikan rasio pengeluaran Modal terhadap penjualan naik
menjadi 7,5 %, maka pengeluaran modal akan naik menjadi $3,9 miliar, saldo
kas akan turun sebesar $845 juta, 2,4% dari total asset dan dibawah tingkat
tahun- tahun sebelumnya. Dalam hal ini, pendanaan eksternal dalam bentuk
utang (ekuitas) akan dibutuhkan. Kenaikan yang sama dalam kebutuhan
pendanaan juga akan mengakibatkan penurunan perputaran piutang atau
persediaan. Analis seringkali menyiapkan beberapa proyeksi untuk melihat
scenario terbaik/terburuk sebagai tambahan atas scenario yang paling mungkin
terjadi.Analisis ini menunjukan asumsi yang memiliki dampak terbesar pada
hasil keuangan sehingg membantu mengidentifikasi area yang membutuhkan
pemeriksaan lebih lanjut.
2.2 Aplikasi Analisis Prospektif dalam Model Penilaian Laba Sisa
Analisis Prospektif merupakan inti analisis efek. Model penilaian Laba
sisa, misalnya menentukan nilai ekuitas pada waktu t sebagai jumlah nilai
buku kini dan nilai sekarang laba sisa yang diperkirakan dimasa depan :

Vt Et( RIt+1) = t t+2 Et( RIt+3) BVt +


E ( RI )

Keterangan:
BVt : Nilai buku pada akhir periode t
RIt+n : Laba sisa di periode t+n
Laba Residu / laba sisa pada waktu t didefinisikan sebagai
laba bersih komprehensif – Pembebanan pada nilai buku awal
RIt = Nit- (k x BVt-1)
K: biaya modal
Proses penilaian memerlukan estimasi laba bersih dimasa depan dan
nilai buku ekuitas pemegang saham. Tampilan 9.6 menyajikan sebuah contoh
penilaian untuk saham biasa Syminex Corp di tahun 2005.
Dalam bentuk yang relative sederhana ini, model penilaian
memerlukan estimasi atas 6 parameter, yaitu:
Pertumbuhan penjualan
Margin laba bersih (laba bersih/penjualan)
Perputaran modal kerja bersih (penjualan/model kerja bersih)
Perputaran asset tetap (penjualan/asset tetap)
Leverage keuangan (asset operasi/ekuitas)
Biaya modal ekuitas
Penjualan diharapkan tumbuh sebesar 8,9% ditahun 2006 dan 9,1%
ditahun 2007, kemudian menurun pada tingkat pertumbuhan 8%, 7% dan 6%
untuk tiga tahun berikutnya. Periode lima tahun ini merupakan horizon
peramalan, periode waktu dimana ketika memiliki keyakinan tertinggi atas
estimasi kita. Selanjutnya, penjualan diasumsikan terus bertumbuh pada
tingkat inflasi jangka panjang sekitar 3,5%.
Margin laba bersih diharapkan naik menjadi 9,2% dan 9,4% selama 2
tahun berikutnya, kemudian bertahan pada persentase tersebut. Tingkat
perputaran modal kerja bersih dan asset tetap diharapkan tetap pada tingkat
11,8271 dan 1,9878 kali. Leverage keuangan diharapkan juga konstan pada
tingkat sekarang sebesar2,5186. Terakhir, biaya modal ekuitas diperkirakan
sebesar12,5%
Laba bersih diestimasikan dengan menggunakan proyeksi penjualan
dan proyeksi margin laba bersih ( Penjualan x margin laba bersih). Modal
kerja bersih dan asset tetap diestimasikan dengan menggunakan proyeksi
penjualan dan estimasi tingkat perputaran untuk modal kerja bersih dan asset
tetap (Penjualan / tingkat perputaran).
Terakhir, ekuitas diproyeksikan menggunakan rasio asset
operasiterhadap ekuitas (asset operasi = modal kerja bersih + asset tetap).
Berdasarkan estimasi diatas, laba sisa tahun 2006 diestimasikan
sebagai:

Laba Bersih - (ekuitas awal tahun x biaya modal ekuitas)


$6.278 = $8.856 – ($20.624 x 12,5%)

Tahun-tahun setelahnya dalam horizon peramalan dihitung dengan


cara yang sama. Setiap tahun selama horizon pelamaran selanjutnya
didiskontokan pada biaya modal ekuitas (12,5%). Misalnya, factor diskonto
untuk tahun kedua (2007) dihitung sebagai berikut:

2
Faktor diskonto = 1/(1+Biaya modal ekuitas)
1 2
0,7901 =
1,1125
Nilai sekarang tiap-tiap tahun dalam horizon peramaln dijumlahkan
untuk mendapatkan nilai sekarang kumulatif sampai tahun 2010 sebesar
$26.303.
Proyeksi laba sisa pada tahun 2011 diasumsikan tumbuh pada tingkat
inflasi 3,5%. Nilai sekarang anuitas ini yang didiskontokan ke tahun 2005
adalah :
$8.764

$54.039 = (0,125 0,35) (1,125) 5

Estimasi nilai saham biasa Syminex pad tahun 2005 sama dengan a

nilai buku ekuitas pemegang saham ($20.264) ditambah nilai sekarang laba
sisa ($26.303 + $54.039) dengan total sebesar $100.966. dengan saham
beredar sebanyak 1.737 lembar, nilai per lembar saham biasa Syminex adalah
$58,13.
Penilaian ekuitas sangat bergantung pada proses proyeksi, penilaian
harus menguji sensitivitas estimasi harga saham terhadap asumsi yang
mendasari proyeksi.

Tren Penggerak Nilai


Model laba sisa menentukan harga saham sebagai nilai buku ekuitas
pemegang saham ditambah nilai sekarang dari “laba sisa” (residual income –
RI) yang diperkirakan, dimana Rlt = Nrt – (k x BVt-1). Laba sisa juga dapat
dinyatakan dalam bentuk rasio, yaitu:
Dimana ROE = Nlt / BVt-1. Bentuk ini menekankan kenyataan bahwa
harga saham berubah bila ROE ≠ k. Dalam keseimbangan, tekaanan kompetisi
akan mendorong tingkat pengembalian (ROE) mendekati biaya (k) sehingga
laba abnormal akan hilang. Dengan demikian estimasi harga saham adalah
sebesar proyeksi pengembalian ROE pada nilai jangka panjangnya bagi
perusahaan dan industri tertentu.
2.3 Peramalan Jangka Pendek
Peramalan Jangka Pendek merupakan alat yang digunakan untuk
menganalisis likuiditas jangka pendek.
Kegunaan ramalan jangka pendek :
1. Internal : manager dan auditor digunakan untuk mengevaluasi
aktifitas operasi saat ini dan masa depan.
2. Eksternal : kreditor jangka pendek guna menilai kemampuan
perusahaan dalam melunasi utang jangka pendek.
Analisis ini digunakan untuk menilai perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek yang diragukan.Hal ini disebabkan jumlah dan
kompleksitas faktor-faktor yang mempengaruhi arus kas masuk dan arus kas
keluar yang tidak dapat diestimasikan secara andal dalam jangka panjang.

2.4.1 Pola Arus Kas


Pola arus kas sangat penting dipelajari sebelum menguji model untuk
analisis proyeksi arus kas.Kas dan setara kas merupakan aset yang paling
likuid.Hampir seluruh keputusan manajemen lebih berfokus pada kas daripada
konsep dan likuid lainnya.Beberapa pengguna (seperti kreditor) terkadang
menganggap aset seperti piutang usaha dan persediaan sebagai bagian dari
aset yang likuid mengingat pos tersebut bersifat dalam dikonversi menjadi kas
dalam waktu dekat.
Manajemen bertanggung jawab atas keputusan investasi kas dalam
bentuk aset atau untuk membayar biaya.Konversi kas ini meningkatkan risiko
karena pemulihan kas dari aktifitas-akitifitas tersebut kurang pasti.Investasi
kas dalam aset atau biaya untuk mengembangkan produk baru memiliki risiko
pemulihan menjadi kas sangat tinggi.Likuiditas jangka pendek dan solvabilitas
jangka panjang bergantung pada pemulihan dan kemampuan realisasi
pengeluaran kas.
Keterkaitan antara arus kas, akrual, dan laba harus disertakan dalam
analisis. Saat persediaan barang jadi yang merupakan akumulasi banyak biaya
dan beban dijual, margin laba perusahaan menghasilkan arus masuk dana
likuid melalui piutang dan kas. Makin tinggi margin laba, makin besar
pertumbuhan dana likuid.
Arus kas memiliki keterbatasan yang penting.Saat perusahaan
memperoleh kas masuk, manajemen berwenang menentukan
penggunaanya.Pilihan penggunaan ini bergantung pada komitmen
pembayaran, seperti dividen, akumulasi persediaan, pengeluaran modal, atau
pembyaran utang. Arus kas juga bergantung pada kemampuan perusahaan
untuk mendapatkan dana dari berbagai sumber seperti ekuitas dan utang.
Manajamen memiliki wewenang yang besar atas penggunaan arus kas masuk
yang tidak dikomitmenkan.

2.4.2 Pentingnya Peramalan Penjualan


Keandalan peramalan laba bergantung pada kualitas peramalan
penjualan. Dengan sedikit pengecualian, seperti dana dari aktifitas pendanaan
atau dana untuk aktifitas investasi. Peramalan penjualan meliputi :
a. Arah dan tren penjualan
b. Pangsa pasar
c. Kondisi industri dan ekonomi
d. Kapasitas produksi dan keuangan
e. Faktor kompetisi

2.4.5 Peramalan Arus Kas dengan Analisis Pro Forma


Kewajaran dan kelayakan ramalan kas jangka pendek biasanya diuji
dengan laporan keuangan pro forma.Dalam pengujian ini, asumsi yang
mendasari peramalan kas digunakan untuk menyusun laporan laba rugi pro
forma selama periode yang diramal dan neraca pro forma pada akhir periode
ramalan.Laporan keuangan pro forma digunakan untuk menghitung rasio
keuangan dan menyimpulkan hubungan lainnya, dan dibandingkan dengan
data historis untuk menguji kelayakannya.
Tampilan 9A.1 Estimasi Penagihan Kas
Untuk Bulan Januari-Juni, Tahun Ke-1

Penjualan

Penagihan penjualan
Bulan pertama -
40%
Bulan kedua - 30%
Bulan ketiga - 20%
Bulan keempat -
5%

Total penagihan kas

Penghapusan - 5%
Januari Februari Maret April Mei Juni
$250.00
$100.000 $125.000 $150.000 $175.000 $200.000
0

$100.00
$40.000 $50.000 $60.000 $70.000 $80.000
0
30.000 37.500 45.000 52.500 60.000
20.000 25.000 30.000 35.000

5.000 6.250 7.500

$202.50
$40.000 80.000 $117.500 $145.000 $168.750
0
5.000 6.250 7.500

Analisis pola beban dan laporan keuangan menghasilkan estimasi


biaya berdasarkan penjualan atau waktu.Tampilan 9A.2 menunjukkan estimasi
beban bahwa IT Technologies membayar beban-beban kecuali penyusutan
sebesar $ 1000 per bulan saat terjadinya. Sedangkan untuk pembelian bahan
baku yang dibayar 50% di bulan terjadinya pembelian dan 50% di bulan
berikutnya. IT memperkirakan pola pembayaran utang usaha dan pembelian
bahan baku.

Anda mungkin juga menyukai