Anda di halaman 1dari 11

KAJIAN TRANSPORTASI PEMBANGUNAN INDUSTRI MAKANAN TERNAK

PT. SIDOAGUNG FARM


DI JALAN MAGELANG PURWOREJO KM. 10,4

KONDISI JARINGAN JALAN DAN LALU LINTAS

1. KONDISI JARINGAN JALAN

Jaringan jalan yang ada di sekitar rencana pembangunan Industri Makanan


Ternak PT. Sidoagung Farm adalah Jalan Magelang – Purworejo Km. 10,6 yang
berada di depan lokasi kegiatan dan merupakan jalan arteri sekunder
menghubungkan Magelang dengan Purworejo, sesuai dengan kewenangannya
merupakan Jalan Provinsi. Jalan yang ada tidak terbagi oleh median jalan, dan
mempunyai lebar 6 meter (total dua arah), sehingga tipe jalan masuk kategori 2
lajur 2 arah tidak terbagi (2/2 UD). Arah ke selatan dari rencana kegiatan
pembangunan Industri Makanan Ternak PT. Sidoagung Farm terdapat Simpang
3 Salaman yang terkoneksi dengan Jalan Diponegoro, merupakan jalan untuk
mengakses ke Candi Borobudur sehingga pada kondisi – kondisi tertentu jalan
tersebut meningkat volume lalu lintasnya.

CL

Bahu Badan Jalan Bahu

Gambar 1. Penampang Melintang Jalan Magelang – Purworejo

Gambar 2. Visualisasi Jalan Magelang - Purworejo


Ke
Magelang

Ke
Lokasi
Purworejo
U PT. Sidoagung Farm

Simpang 3
Salaman

PSMP
Antasena Magelang

Candi
Borobudur

Gambar 3. Denah Lokasi Rencana Pembangunan Industri Makanan Ternak


PT. Sidoagung Farm

2. KONDISI LALU LINTAS

Kondisi lalu lintas saat ini di Jalan Magelang - Purworejo sebelum Industri
Makanan Ternak PT. Sidoagung Farm terbangun, volume lalu lintas yang lewat
masih bisa diakomodir oleh kapasitas jalan yang ada, namun demikian pada saat
sudah terbangun Industri Makanan Ternak diharapkan tidak akan mengganggu
lalu lintas umum secara signifikan. Selain itu dampak – dampak terkait dengan
lalu lintas diusahakan diminimalkan karena apabila terdapat gangguan
kelancaran lalu lintas dan gangguan keselamatan lalu lintas akan menurunkan
kinerja lalu lintas di jalan yang akan terkena dampak langsung.

Untuk mengetahui volume arus lalu lintas yang melewati di depan lokasi kegiatan
dilakukan survei perhitungan lalu lintas (Traffic Counting) terhadap berbagai jenis
kendaraan yang lewat, dengan klasifikasi kendaraan yang disurvai pada ruas
jalan adalah sebagai berikut :
a. Kendaraan ringan (LV), yaitu kendaraan bermotor roda empat dengan dua
gandar berjarak 2.0 – 3.0 m ( termasuk kendaraan penumpang oplet, mikro
bis, pick up dan truk kecil, sesuai sistem klasifikasi Bina Marga ).
b. Kendaraan berat menengah (MHV), yaitu kendaraan bermotor dengan
dua gandar, dengan jarak 3.5 – 5.0 ( termasuk bis kecil, truk dua as dengan
enam roda, sesuai sistem klasifikasi Bina Marga ).
c. Truk besar (LT), yaitu truk tiga gandar dan truk kombinasi dengan jarak
gandar ( gandar pertama ke dua ) < 3.5 m (sesuai sistem klasifikasi Bina
Marga).
d. Bis besar (LB), yaitu bis dengan dua atau tiga gandar dengan jarak as 5.0
– 6.0 m.
e. Sepeda motor (MC), yaitu kendaraan bermotor beroda dua atau tiga
(termasuk sepeda motor dan kendaraan beroda 3 sesuai sistem klasifikasi
Bina Marga).

Hasil survei yang dilakukan pada Pukul 07.30 – 08.30 WIB (pagi), Pukul 12.00 –
13.00 WIB (siang) dan Pukul 15.30 – 16.30 WIB (sore) diperoleh hasil sebagai
berikut :

Tabel 1. Hasil Survai Traffic Counting di Jalan Magelang - Purworejo


(Kend/jam)
Waktu Arah MC LV MHV LT LB UM Total
Ke Selatan 492 70 5 0 1 2 570
Pagi Ke Utara 905 98 25 0 2 21 1051
2 arah 1397 168 30 0 3 23 1621
Ke Selatan 398 93 18 0 0 54 563
Siang Ke Utara 345 144 31 0 2 1 523
2 arah 743 237 49 0 2 55 1086
Ke Selatan 724 78 20 0 2 17 841
Sore Ke Utara 394 56 4 0 1 2 456
2 arah 1118 134 24 0 2 18 1297
Sumber : Hasil Survai, 2013

Untuk memudahkan analisis terhadap kapasitas jalan, hasil survai traffic


counting tersebut dikonversi ke satuan smp/jam.

Tabel 2. Hasil Survai Traffic Counting di Jalan Magelang - Purworejo (smp/jam)


MC LV MHV LT LB
Waktu Arah Total
0,7 1,0 1,5 2,5 1,6
Ke Selatan 344 70 8 0 2 424
Pagi Ke Utara 634 98 38 0 3 772
2 arah 978 168 45 0 5 1196
Ke Selatan 279 93 27 0 0 399
Siang Ke Utara 242 144 47 0 3 435
2 arah 520 237 74 0 3 834
Ke Selatan 507 78 30 0 3 618
Sore Ke Utara 276 56 6 0 1 339
2 arah 782 134 36 0 4 957
Sumber : Hasil Analisis, 2013

Sedangkan untuk mengetahui kapasitas jalan dihitung dengan menggunakan


rumus Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI, 1997) sebagai berikut :
C = CO x FCW x FCSP x FCSF

Dengan :
CO = Kapasitas dasar (smp/jam)
FCW = Faktor penyesuaian akibat lebar jalur lalu lintas
FCSP = Faktor penyesuaian akibat pemisahan arah
FCSF = Faktor penyesuaian akibat hambatan samping

Kinerja lalu lintas dari suatu jalan dapat diketahui dengan membandingkan
antara volume lalu lintas yang lewat dengan kapasitas (daya tampung) jalan
tersebut, atau lebih dikenal dengan istilah rasio Volume/Kapasitas (VC rasio).

Dari hasil perhitungan diperoleh VC ratio untuk Jalan Magelang - Purworejo pada
periode Pukul 07.30 – 08.30 WIB (pagi), Pukul 12.00 – 13.00 WIB (siang) dan
Pukul 15.30 – 16.30 WIB (sore) seperti terlihat pada tabel berikut :

Tabel 3. Analisis Volume per Kapasitas (VC rasio)


Kapasitas Volume
Waktu Co FCW FCSP FCSF VC Rasio
(Smp/jam) (Smp/jam)
Pagi 3100 0,91 0,91 0,95 2439 1196 0,49
Siang 3100 0,91 1,00 0,95 2680 834 0,31
Sore 3100 0,91 0,91 0,95 2439 957 0,39
Sumber : Hasil Analisis, 2013

Dari tabel di atas diketahui kinerja ruas Jalan Magelang - Purworejo saat ini
menunjukkan VC rasio pada pagi hari sebesar 0,49, ini berarti kondisi dalam
zone arus stabil pengemudi dibatasi dalam memilih kecepatannya. VC rasio
pada siang hari sebesar 0,31, ini berarti kondisi dalam zone arus stabil
pengemudi memiliki kebebasan yang cukup untuk memilih kecepatannya.
Sedangkan pada sore hari sebesar 0,39, ini berarti kondisi dalam zone arus
stabil pengemudi memiliki kebebasan yang cukup untuk memilih kecepatannya.
Untuk lebih jelasnya pedoman tingkat pelayanan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :

Tabel 4. Karakteristik Tingkat Pelayanan


Tingkat Batas
Pelayana Karakteristik – Karakteristik Lingkup VC
n
Kondisi arus bebas dengan kecepatan tinggi dan volume
A lalu lintas rendah. Pengemudi dapat memilih kecepatan 0.00 – 0.19
yang diinginkan tanpa hambatan
B Dalam zone arus stabil. Pengemudi memiliki kebebasan 0.20 – 0.44
yang cukup untuk memilih kecepatannya.
C Dalam zone arus stabil. Pengemudi dibatasi dalam 0.45 – 0.74
memilih kecepatannya.
Mendekati arus tidak stabil dimana hampir seluruh
D pengemudi akan dibatasi. Volume pelayanan berkaitan 0.75 –0.85
dengan kapasitas yang dapat ditolerir (diterima)
Volume lalu lintas mendekati atau berada pada
E kapasitasnya. Arus adalah tidak stabil dengan kondisi 0.85 – 1.0
yang sering berhenti.
Arus yang dipaksakan atau macet pada kecepatan – Lebih besar
F kecepatan yang rendah. Antrian yang panjang dan terjadi dari 1.0
hambatan – hambatan yang besar.
Sumber : Menuju Tertib Lalu Lintas, 1997

PRAKIRAAN DAMPAK LALU LINTAS

1. TAHAP KONSTRUKSI

a. Timbul gangguan kelancaran lalu lintas pada kegiatan pembangunan

Rencana Industri Makanan Ternak PT. Sidoagung Farm akan memakai


lahan seluas kira – kira 38.964 m2, dengan lahan tertutup bangunan 7.056
m2. Sehingga jumlah material yang digunakan adalah 7.056 m2 x 2,5 m3
adalah 17.640 m3 . diasumsikan bahwa 1 truk dengan jenis dump truk
dapat mengangkut 4 m3 maka jumlah kebutuhan truk yang dibutuhkan
adalah 4.410 truk selama masa pembangunan. Bila rencana kegiatan
konstruksi selama 3 bulan dan dalam 1 bulan masa kerja efektifnya 24
hari maka akan membangkitkan lalu lintas sebesar 61 truk/hari atau 8
truk/jam.

Bangkitan dan tarikan lalu lintas truk tersebut akan menambah 19,14 smp
per jam, sehingga akan menambah VC rasio rata - rata sebesar 0,01 di
Jalan Magelang - Purworejo. Bangkitan lalu lintas truk tersebut
diprakirakan tidak menimbulkan gangguan lalu lintas secara signifikan
terhadap gangguan kelancaran dan tundaan lalu lintas. Namun jika
terdapat truk material yang parkir di pinggir Jalan Magelang – Purworejo
(depan lokasi Industri Makanan Ternak) maka akan mengurangi kapasitas
jalan pada pagi dan sore hari dari 2.439 smp/jam menjadi 1.849 smp/ jam
sedamgkan pada siang hari mengakibatkan perubahan kapasitas jalan
dari 2.680 smp/jam menjadi 2.032 smp/jam. Sehingga VC rasio berturut –
turut pada pagi, siang dan sore hari akibat bangkitan truk dan parkir di
badan jalan sebesar 0,66, 0,42 dan 0,53.
b. Timbul gangguan keselamatan lalu lintas pada kegiatan
pembangunan
Pada saat konstruksi untuk lintasan truk harus diatur agar tidak
menimbulkan gangguan keselamatan lalu lintas mengingat lokasi proyek
Industri Makanan Ternak PT. Sidoagung Farm berada di tepi jalan arteri
sekunder dengan kewenangan merupakan Jalan Provinsi, dimana
kendaraan yang melintas beberapa berkecepatan tinggi. Sehingga timbul
gangguan keselamatan lalu lintas yang akan mengakibatkan kecelakaan
lalu lintas di depan lokasi proyek, pada saat truk keluar - masuk lokasi
dengan lalu lintas yang menerus. Gangguan keselamatan lalu lintas ini
berupa lalu lintas berpencar (diverging), bergabung (merging) dan
bersilangan (crossing), yang tentunya memiliki tingkat kefatalan yang
berbeda jika terjadi kecelakaan, ilustrasi potensi konflik di pintu keluar –
masuk lokasi proyek dapat di lihat pada gambar di bawah ini :

Lokasi
PT. Sidoagung Farm

Gambar 4. ILustrasi Konflik Lalu Lintas Tahap Konstruksi

Keterangan :

: Diverging / Berpencar
: Merging / Menyatu

: Crossing / Bersilangan

Gangguan keselamatan lainnya yang dapat menimbulkan kecelakaan lalu


lintas adalah bila terdapat ceceran material dari pengangkutan material
tanah dan bangunan yang berserakan di Jalan Magelang - Purworejo di
sekitar lokasi proyek pembangunan Industri Makanan Ternak PT. Sidoagung
Farm. Ceceran material ini dapat menyebabkan tergelincirnya kendaraan
yang melintas terutama sepeda motor, sehingga dapat menyebabkan
pengemudinya terjatuh dan menimbulkan kecelakaan.

Gambar 5. Ilustrasi Ceceran Material Tanah di Sekitar Lokasi Proyek

2. TAHAP OPERASI

Gangguan kelancaran lalu lintas pada tahap operasi dari kegiatan Industri
Makanan Ternak PT. Sidoagung Farm karena lokasinya berada di tepi jalan
arteri yaitu Jalan Magelang - Purworejo, dimana kendaraan yang keluar -
masuk langsung bersinggungan dengan kendaraan yang dari arah utara
maupun selatan. Semakin besar bangkitan dan tarikan lalu lintas yang
keluar - masuk Industri Makanan Ternak PT. Sidoagung Farm akan semakin
besar tingkat gangguan lalu lintas yang ditimbulkan. Melihat jenis kegiatan
dari Industri Makanan Ternak maka bangkitan dan tarikan yang ditimbul
pada tahap operasi disebabkan dari mobilisasi karyawan dan mobilisasi
kendaraan pengangkut bahan baku dan produk jadi.

a. Bangkitan dan tarikan karyawan


Direncanakan jumlah karyawan Industri Makanan Ternak PT.
Sidoagung Farm sebanyak 50 orang dengan jam kerja dari Pukul 08.00
WIB sampai Pukul 16.00 WIB. Jika diasumsikan setiap karyawan
membawa sepeda motor maka bangkitan/tarikan yang timbul pada saat
berangkat dan pulang kerja sebesar 35 smp/jam. Asumsi ini
berdasarkan lokasi industri yang berada di luar kota serta aksesibilitas
angkutan umum yang kurang baik.
b. Bangkitan dan tarikan kendaraan pengangkut bahan baku dan produk
jadi
Bangkitan dan tarikan kendaraan pengangkut bahan baku dan produk
jadi akan menambah beban lalu lintas di Jalan Magelang – Purworejo.
Bangkitan dan tarikan kendaraan pengangkut bahan baku dengan total
bahan bahu 80,5 ton, jika diasumsikan setiap truk pengangkut dapat
menampung 5 ton bahan baku maka setiap harinya akan
membangkitkan 16,1 truk atau 2 truk/jam (5 smp/jam). Sedangkan
untuk produk jadi setiap harinya mengahasilkan 120 ton sehingga
bangkitan dan tarikan truk pengangkut sebesar 24 truk/hari atau 3
truk/jam (7,5 smp/jam). Jadi pada saat pengangkutan bahan baku dan
produk jadi total akan menambah beban lalu lintas sebesar 12,5
smp/jam.

Tabel 5. Analisis Perbandingan VC Rasio Kondisi Rona dengan Tahap Operasi


Kinerja jalan kondisi rona Kinerja jalan tahap operasi
Waktu
C V VC C V VC
Pagi 2439 1196 0,49 2439 1243,20 0,51
Siang 2680 834 0,31 2680 846,30 0,32
Sore 2439 957 0,39 2439 1004,1 0,41
Sumber : Hasil Analisis, 2013
Keterangan :
C = Kapasitas jalan (smp/jam)
V = Volume lalu lintas (smp/jam)
VC = VC rasio

Besarnya kendaraan yang keluar - masuk ini tidak terlalu menambah


gangguan kapasitas di Jalan Magelang - Purworejo, karena hanya
menambah volume lalu lintas sekitar 3,97 % pada pagi hari, 1,50 % pada
siang hari dan 4,97 % pada sore hari. Gangguan kelancaran lalu lintas yang
lain disebabkan adalah daya tampung parkir yang tidak memenuhi di mana
dapat menimbulkan gangguan, bila tempat parkir yang disediakan tidak
mampu menampung kendaraan pengunjung, sehingga mereka akan
memarkir kendaraannya di tepi Jalan Magelang - Purworejo. Kondisi ini akan
mengurangi lebar dan kapasitas jalan yang ada, oleh karena itu tidak
direkomendasikan adanya parkir di tepi jalan. Hasil analisis perbandingan
luas parkir terhadap luas bangunan efektif Industri Makanan Ternak PT.
Sidoagung Farm yang akan dibangun adalah 7.056 m2 / 15.598,5 m2 x 100
% = 45,24 % (ruang sirkulasi 50 % dari lahan parkir). Dari data tersebut
maka prosentase perbandingan luas parkir terhadap luas bangunan efektif
adalah 45,24 %. Melihat perbandingan bangunan dan lahan parkir tersebut
maka untuk lahan parkir yang disediakan oleh pihak PT. Sidoagung sudah
mencukupi. Selain gangguan kelancaran lalu lintas dilihat dari aspek
keselamatan seperti potensi konflik tahap operasi harus diperhatikan pola
pergerakannya, untuk lebih jelasnya ilustrasi potensi konflik tada tahap
operasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
U

Lokasi
PT. Sidoagung Farm

Gambar 6. ILustrasi Konflik Lalu Lintas Tahap Operasi

Keterangan :
Pintu keluar – masuk didesain terpisah pada saat tahap operasi

: Diverging / Berpencar

: Merging / Menyatu

: Crossing / Bersilangan

PENANGANAN DAMPAK LALU LINTAS


Upaya penanganan dampak lalu lintas dari pembangunan dan pengoperasian
Industri Makanan Ternak PT. Sidoagung Farm di Jalan Magelang - Purworejo
untuk meminimalkan gangguan lalu lintas yang terjadi berupa gangguan
kelancaran dan keselamatan lalu lintas adalah sebagai berikut :

1. Tahap Konstruksi
Upaya meminimalkan dampak lalu lintas pada tahap konstruksi adalah :

a. Memasang papan informasi pada jarak


sekitar 50 m sebelum lokasi proyek berupa : “ hati – hati sering keluar -
masuk kendaraan proyek“.
b. Untuk meningkatkan keselamatan dan
kelancaran lalu lintas di lokasi pintu keluar - masuk perlu menempatkan
petugas untuk membantu mengatur lalu lintas kendaraan proyek.
c. Membersihkan / menyiram jalan di sekitar
lokasi proyek jika masih terdapat ceceran material
d. Melarang kendaraan proyek untuk parkir di
badan jalan agar tidak mengurangi kapasitas jalan yang ada.
e. Pengangkutan material menghindari jam –
jam sibuk, agar tidak mengganggu arus lalu lintas yang ada.

2. Tahap Operasi
Upaya meminimalkan dampak lalu lintas pada tahap operasi adalah :

a. Membuat pintu keluar - masuk secara


terpisah sehingga dapat mempermudah sirlukasi eksternal maupun
internal.
b. Memasang cermin tikungan di pintu keluar
Industri Makanan Ternak PT. Sidoagung Farm, hal ini bertujuan untuk
meningkatkan jarak pandang pengemudi yang keluar dari Industri
Makanan Ternak PT. Sidoagung Farm.
c. Memasang rambu larangan parkir di depan
Lokasi Industri Makanan Ternak PT. Sidoagung Farm, khususnya
pelarangan parkir sepanjang lahan PT. Sidoagung, hal ini bertujuan untuk
tetap mempertahankan kapasitas jalan, dan dapat mengurangi hambatan
samping yang cukup tinggi.
d. Memasang rambu petunjuk masuk dan
larangan masuk pada pintu keluar – masuk PT. Sidoagung Farm.
e. Memasang Lampu peringatan di depan
lokasi PT. Sidoagung untuk meningkatkan kewaspadaan pengguna jalan
umum.
f. Menempatkan petugas di pintu keluar -
masuk untuk membantu mengatur lalu lintas.
g. Memperbaiki radius tikungan pintu keluar –
masuk Industri Makanan Ternak PT. Sidoagung Farm sesuai dengan
desain pintu keluar masuk yang sesuai standar (radius 12 m).
h. Pengaturan area parkir dengan marka
sehingga dapat meningkatkan ketertiban parkir. Parkir sepeda motor,
mobil pribadi dan truk diatur secara terpisah, hal ini akan berguna demi
kelancaran ruang bongkar muat serta sirkulasi truk pengangkut bahan
baku dan produk jadi.

Anda mungkin juga menyukai