Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN DISTRIBUSI TABLET REMAJA PUTRI

PUSKESMAS PEMENANG TAHUN 2016

A. L A T A R B E L A K A N G
Kualitas sumber daya manusia (SDM) ditentukan oleh banyak faktor yang
saling berhubungan, berkaitan, dan saling bergantung, diantaranya adalah faktor
pendidikan dan kesehatan. Kesehatan merupakan prasyarat yang diperlukan
agar upaya pendidikan berhasil, selanjutnya pendidikan yang diperoleh akan sangat
mendukung tercapainya peningkatan status kesehatan seseorang. Untuk membentuk
kualitas manusia yang mempunyai kemampuan kerja fisik yang baik, tentunya harus
didukung oleh tingkat keadaan gizi yang baik pula. Keadaan gizi yang baik akan
meningkatkan kualitas hidup seseorang; kualitas hidup yang tinggi akan mendukung
hasil kerja yang efisien dan optimal. Sebaliknya keadaan gizi yang tidak baik
akan menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi serta roduktivitas
kerja yang rendah (Depkes 2006).
Keadaan gizi yang tidak baik seperti kekurangan zat gizi mikro masih merupakan
masalah di negara berkembang (Ruel 2001). Defisiensi zat besi merupakan defisiensi
zat gizi mikro yang paling umum terjadi di dunia dan merupakan masalah gizi kurang
yang banyak diderita oleh remaja (Ruel 2001). Defisiensi zat besi merupakan hasil jangka
panjang dari keseimbangan negatif zat besi dan tingkatan yang paling parah dari defisiensi
zat besi disebut dengan anemia (WHO 2001). Menurut Soekirman (2000), saat ini
diperkirakan lebih kurang 2.1 milyar orang di dunia menderita anemia gizi besi termasuk
pada tingkat berat dan pada negara berkembang terdapat prevalensi anemia
pada remaja putri sebesar 17-89 persen (Ruel 2001). Hasil SKRT 2001 menunjukkan bahwa
30 persen remaja wanita (10-19 tahun) menderita anemia (konsentrasi hemoglobin<120
g/l). Hasil tersebut tidak jauh berbeda dari hasil studi lainnya, yang
mengindikasikan anemia merupakan masalah kesehatan di Indonesia (Permaesih dan
Herman 2005). Prevalensi anemia yang cukup besar pada remaja putri ini karena pada
masa remaja terjadi pertumbuhan yang cepat (growth spurt).
Kebutuhan zat besi juga akan meningkat pada remaja putri sehubungan
dengan terjadinya menstruasi. Remaja terutama yang telah mengalami
menstruasi, dibandingkan dengan yang belum menstruasi, lebih rentan
terhadap anemia, sehubungan dengan kehilangan darah yang dialami sewaktu menstruasi
(Dillon 2005). Apabila darah yang keluar saat menstruasi cukup banyak, berarti
jumlah zat besi yang hilang dari tubuh juga cukup besar dan kehilangan
tersebut dapat memicu timbulnya anemia (Wirakusumah 1998). Diharapkan
melalui pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri ini akan menurunkan
prevalensi anemia pada remaja putri.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum : Menurunkan prevalensi anemia gizi besi pada remaja putri
2. Tujuan Khusus :
- Meningkatkan pengetahuan remaja putri mengenai pentingnya
mengkonsumsi tablet tambah darah
- Meningkatkan pengetahuan remaja putri mengenai cara minum tablet
tambah darah yang benar
- Meningkatkan peran Usaha Kesehatan Sekolah dan komite sekolah dalam
penanganan anemia gizi remaja.
- Meningkatkan koordinasi dengan lintas sector dalam hal ini lini UPTD
Dikpora dalam penanganan anemia gizi remaja.

C. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

- Sosialisasi mengenai Anemia Gizi Remaja kepada sasaran


- Perhitungan kebutuhan TTD sesuai dengan jumlah sasaran remaja putri
- Pengamprahan TTD melalui gudang obat puskesmas
- Koordinasi dan Advokasi dengan pihak sekolah melalui program UKS
untuk pendistribusian TTD
- Pelaksanaan Distribusi TTD oleh TPG Puskesmas ke Sekolah
- Pelaksanaan Distribusi TTD dan minum bersama TTD disekolah oleh UKS
di masing-masing sekolah
 TTD diberikan dengan dosis 1 (satu) tablet per minggu sepanjang
tahun
 TTD diberikan pada remaja putri usia 12 s/d 18 tahun
 TTD bagi remaja putri diberikan melalui UKS di Institusi pendidikan
(SMP dan SMA atau yang sederajat) dengan menentukan hari minum
TTD bersama setiap minggunya sesuai kesepakatan.
 Pendistribusian TTD diharapkan melibatkan komite sekolah dan harus
didahului dengan penyuluhan (manfaat minum TTD dan efek yang
ditimbulkan)
 Pada saat minum TTD siswi dipastikan telah makan terlebih dahulu
untuk menghindari mual dan muntah.

- Monitoring dan evaluasi dilakukan setiap bulan dengan melihat register


pemberian tablet tambah darah dan kemudian menghitung pencapaian

D. SASARAN
Sasaran dari kegiatan ini adalah siswi remaja putri yang sudah mengalami
menstruasi yang berusia 12 s/d 18 tahun di lima sekolah di wilayah Puskesmas
Pemenang yaitu :
1. SMA Negeri 1 Pemenang
2. SMKN Pemenang
3. SMPN 1 Pemenang
4. SMPN 2 Pemenang
5. MTs Al Mubasirun
E. JADWAL KEGIATAN
Kegiatan ini dilaksanakan satu kali setiap minggu dengan pelaksanaannya
dilakukan oleh UKS.

F. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Pencacatan dilakukan pada buku register pemberian Tablet Tambah
Darah Remaja dan dilaporkan setiap bulan dalam bentuk Rekapitulasi Distribusi
Tablet Tambah Darah Remaja Putri ke Sie Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten
Lombok Utara

G. BIAYA
Biaya dari pelaksanaan kegiatan ini sepenuhnya dibebankan melalui
Bantuan Operasiaonal Kesehatan (BOK) Tahun Anggaran 2016

H. PENUTUP
Demikian kerangka acuan ini dibuat agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Pemenang, Juli 2015


Kepala UPTD Puskesmas Pemenang

HARYANI, S.Si
NIP. 197401121994012001

Anda mungkin juga menyukai