Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ayu Sahara

Prodi : PGSD 7A

Npm : 171434063

Mata Kuliah : Problematika Pembelajaran SD

Tanggal : 1 Oktober 2020

TUGAS

Problematika yang dihadapi siswa sebagai peserta didik ketika belajar :

Menurut pengalaman pribadi saya ketika melihat langsung proses pembelajaran di


sekolah magang ada beberapa hal yang menjadi problematika peserta didik ketika belajar.

1. Kurangnya konsentrasi siswa : Konsentrasi siswa dipengaruhi oleh banyak faktor,


antara lain :
a. Lingkungan : Faktor lingkungan di sini adalah faktor dari sekelilingnya.
Misalnya, anak diberi tugas menggambar. Pada saat yang bersamaan, ia
mendengar suara ramai dan itu lebih menarik perhatiannya sehingga tugasnya pun
diabaikan.

b. Psikologi : Faktor psikologis anak juga bisa mempengaruhi konsentrasi anak.


Anak yang mengalami tekanan, ketika mengerjakan sesuatu ia bisa menjadi tidak
konsentrasi sehingga tidak fokus dalam menyelesaikan pekerjaannya. Contoh
yang berbeda, misalnya “suasana di sekolah yang berbeda dengan suasana di
rumah. Anak kaget, karena mempunyai teman yang lebih berani, sehingga
ketakutan dan kekhawatiran si anak membuatnya sulit untuk konsentrasi.
Akibatnya, konsentrasi di kelas untuk menerima pelajaran menjadi berkurang.
Jadi, karena faktor psikologis anak yang disebabkan karena kurangnya
kemampuan bersosialisasi bisa membuat anak menjadi kurang berkonsentrasi di
sekolah.

c. Internal : Faktor internal adalah faktor dari dalam diri sendiri. Dapat terjadi
karena adanya gangguan perkembangan otak dan hormon yang dihasilkan lebih
banyak sehingga anak cenderung menjadi hiperaktif. Jika anak lamban/lambat
disebabkan karena hormon yang dihasilkan oleh neurotransmitter-nya kurang
sehingga bisa mengakibatkan lambannya konsentrasi.

2. Hubungan Baik Didalam Kelas

a. Hubungan Murid Dengan Guru


Saling membutuhkan karena tanpa murid guru tidak bisa mengajar dan
sebaliknya.
b. Hubungan Guru Dengan Guru
Hubungannya akrab dan kompak, dan saling bertukar fikiran sesama guru/ saling
tolong menolong.
c. Hubungnan Murid Dengan Murid
Hubungan antara murid dengan murid harus terjalin dengan baik, baik dalam
keadaan formal maupun nonformal, sehingga jika terdapat masalah dalam proses
belajar bisa memecahkannya secara bersama-sama.

3. Gangguan sosial emosional Anak yang akibatnya menimbulkan masalah


kelompok belajar

1. Anak hiperaktif, cenderung tidak bisa duduk diam. Ia cenderung bergerak


terus-menerus, kadang suka berlarian, suka melompat-lompat, bahkan berteriak-
teriak di kelas. Anak ini sulit untuk dikontrol. Ia melakukan aktivitas sesuai
dengan kemauannya sendiri. Ia pun suka mengganggu temannya bahkan gurunya.

2. Distractibility child adalah anak yang cenderung cepat bosan. Ia sering kali
mengalihkanperhatiannya keberbagai objek lain di kelas. Anak ini mudah
dipengaruhi, namun tidak dapat memusatkan perhatian pada kegiatan-kegiatan
yang berlangsung di kelas.

3. Poor self concept anak yang cenderung pendiam di kelas, pasif, atau sangat
perasa sehingga mudah tersinggung. Karakteristik anak seperti ini cenderung
tidak berani bertanya atau menjawab, serta merasa dirinya tidak mampu. Karena
itu,iacenderungkurang berani bergaul serta suka menyendiri.

4. Anak impulsif. adalah anak yang cepat bereaksi setiap guru memberi
pertanyaan di kelas.Namun, jawaban yang diberikan sering kali tidak
menunjukkan kemampuan berpikir yang logis. Anak seperti ini ingin
menunjukkan bahwa ia adalah anak yang pandai, padahal cara anak itu menjawab
justru mencerminkan ketidakmampuannya.

5. Anak destructive behavior siswa yang suka merusak benda-benda yang ada di
sekitarnya. Sikap agresif yang negatif dalam bentuk membanting dan melempar
menunjukkan bahwa anak ini adalah anak yang bermasalah (trouble maker).
Anak seperti ini cepat tersinggung. Ia bertempramen tinggi, yang menggarah
kepada perilaku agresif.

6. Distruptive behavior adalah anak yang sering mengeluarkan kata-kata kasar


dan tidak sopan. Dengan nada mengejek, anak ini cenderung menentang guru.
Sumpah serapah berupa kata-kata kasar yang tidak sopan kerap terlontar.

7. Dependency child anak yang selalu bergantung pada orang tuanya. Anak
seperti ini sering merasa takut dan tidak mampu untuk berani melakukannya
sendiri. Ia sangat bergantung pada orang disekitarnya. Sikap orang tua yang
terlalu over protective atau sangat melindungi membuat anak sangat tergantung.

8. Withdrawl Ada anak yang mempunyai sosial ekonomi yang sangat rendah,
sehingga merasa dirinya bodoh dan enggan untuk mencoba membuat tugas-tugas
yang diberikan oleh guru karena dirinya merasa tidak mampu.

9. Learning disability adalalah anak-anak yang tidak memiliki kemampuan


mental yang setara dengan anak-anak yang sebaya. Anak seperti ini sulit untuk
menganalisis, menangkap isi mata pelajaran, dan mengaplikasikan apa yang
dipelajari.

4. Kurang Memahami Materi Pelajaran Sehingga Membenci pelajaran

· Biasanya Penyebabnya karena guru yang tidak disukai , karena terlalu keras
dalam mengajar, sering memberi hukuman. sebaiknya guru harus ekstra dan
menerangkan yang jelas jika pelajarannya itu banyak yang tidak disukai oleh siswa,
sebaiknya guru dalam metode mengajar lebih bervariasi, sehingga tidak membuat
bosan.
Banyak anak yang mengalami kesulitan belajar disebabkan karena belum
memahami materi pelajaran dengan baik. Mereka sering kali “dipaksa” untuk
memahami materi pelajaran yang belum mereka pahami. Ini bisa terjadi karena anak
merasa malu untuk bertanya kepada guru, merasa sulit karena tidak memahami materi
sebelumnya yang berkatan dengan pelajaran saat ini.
Bisa juga karena anak terlalu asik bermain dengan teman sebangkunnya yang
membuat mereka tidak memperhatikan guru menjelaskan di depan kelas. Bisa jaga
karena anak belum memperlajari materi pelajaran di rumah yang membuat mereka
lebih sulit memahami pemaparan guru di kelas.
Akibatnya, mereka mendapatkan nilai yang kurang memuaskan pada saat ujian
karena secara pemahaman mereka belum tahu. Nilai ujian buruk memberikan mereka
pemahaman baru bahwa belajar ternyata sulit dan hanya orang-orang tertentu saja
yang bisa mendapatkan nilai bagus.

5. Kurangnya Motivasi Belajar


Motivasi adalah hal yang sangat penting yang mempengaruhi kegiatan /
pekerjaan yang dilakukan oleh individu, termasuk yang mempengaruhi siswa dalam
kegiatan belajar. Pembelajaran diikuti oleh siswa yang termotivasi untuk menjadi
benar-benar menyenangkan, terutama untuk guru. Siswa termotivasi untuk belajar
sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi belajar dan menyerap
dan mengingat lebih dari itu. Motivasi sebagai proses internal yang memungkinkan,
membimbing dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Motivasi
dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan faktor ekstinsik. Guru harus mengetahui kondisi
ketika siswa termotivasi dan ketika kondisi siswa tidak termotivasi. Untuk itu seorang
guru harus memiliki kemampuan untuk memotivasi siswa.

Anda mungkin juga menyukai