Anda di halaman 1dari 17

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA

HIPERTENSI DI PUSKESMAS SINDANGKASIH KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2021

1
Ika Komalasari, 2 Tita Rohita, & 3 Nina Rosdiana

Universitas Galuh Ciamis

email: ikakomalasari36@gmail.com

Abstrak

Lansia biasanya memiliki tekanan darah yang sangat tinggi yaitu kisaran 140/90 mmHg. Hal ini terjadi apabila
penderita merasakan sakit kepala parah, pusing, penglihatan buram, mual, telinga berdenging, detak jantung tidak
teratur, kebingungan, kelelahan, nyeri dada, sulit bernapas, muncul darah dalam urine, serta sensasi berdebar di
dada, leher, atau telinga. Di Indonesia menunjukan hipertensi pada pria 31,3 % dan wanita 36,9 %. Prevalensi
hipertensi di Indonesia berdasarkan karakteristik diagnosa dokter pada penduduk usia lanjut mencapai (45,3 %
untuk umur 45-54),( 55,2 % umur 55-64),(63,2 umur 65-74), (69,5 % umur 75 keatas). Faktor lingkungan yang
dapat mempengaruhi tekanan darah diantaranya obesitas, stress, peningkatan asupan natrium, konsumsi alkohol
yang berlebih, merokok dan lain-lain. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan
pendekatan desain cross sectional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga
dengan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Puskesmas Sindangkasih Kabupaten Ciamis Tahun 2021.
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien lanjut usia penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Sindangkasih Kabupaten Ciamis. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 88 orang. Pengambilan
data dilakukan dengan memberikan kuesioner tentang dukungan keluarga dan pengukuran tekanan darah. Uji
statistic dengan menggunakan kolerasi Spearmen Rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara dukungan keluarga dengan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Puskesmas
Sindangkasih Kabupaten Ciamis Tahun 2021 karena nilai α > ρ value (0,05 > 0,000). Hubungan ini ditunjukkan
dengan nilai korelasi sebesar 0,653 yang termasuk kedalam kategori kuat (0,60-0,799).

Kata kunci : Dukungan keluarga, Lansia, Hipertensi

Abstract

The elderly usually have very high blood pressure in the range of 140/90 mmHg. This occurs when the patient has
severe headache, dizziness, blurred vision, nausea, ringing in the ears, irregular heartbeat, confusion, fatigue, chest
pain, difficulty breathing, blood in the urine, and a pounding sensation in the chest, neck, or ears. . In Indonesia,
hypertension shows 31.3% in men and 36.9% in women. The prevalence of hypertension in Indonesia based on the
characteristics of doctor diagnoses in the elderly population reached (45.3% for the age 45-54), (55.2% for the age
55-64), (63.2 for the age 65-74), (69.5 % age 75 and over). Environmental factors that can affect blood pressure
include obesity, stress, increased sodium intake, excessive alcohol consumption, smoking and others. This research
is a descriptive analytic study using a cross sectional design approach. The purpose of this study was to determine
the relationship between family support and blood pressure in the elderly with hypertension at the Sindangkasih
Health Center, Ciamis Regency in 2021. The population in this study was elderly patients with hypertension in the
Sindangkasih Health Center, Ciamis Regency. The sample used in this study amounted to 88 people. Data collection
was done by giving a questionnaire about family support and blood pressure measurement. Statistical test using
Spearmen Rank correlation. The results showed that there was a significant relationship between family support and
blood pressure in the elderly with hypertension at the Sindangkasih Health Center, Ciamis Regency in 2021 because
the value of > value (0.05 > 0.000). This relationship is indicated by a correlation value of 0.653 which is included
in the strong category (0.60-0.799).

Keywords: Family support, Elderly, Hypertension

PENDAHULUAN
Lansia merupakan seseorang yang perubahan secara bertahap dalam jangka
telah memasuki usia 60 tahun atau lebih, waktu tertentu. Jumlah lansia di Indonesia
karena faktor tertentu tidak dapat memenuhi berdasarkan proyeksi penduduk, pada tahun
kebutuhan dasar baik jasmani,rohani 2020 diperkirakan terdapat 28,7 juta jiwa
maupun sosial. Lansia juga merupakan penduduk lansia di Indonesia (10,6%) pada
kelompok umur pada manusia yang telah tahun 2035 diperkirakan akan terus
memasuki tahapan akhir dari fase meningkat hingga 16,5% atau sekitar 49,6
kehidupannya, kelompok yang juta jiwa penduduk lansia. Pada saat ini,
dikategorikan adalah terjadinya suatu proses mayoritas lansia adalah tinggal bersama
yang disebut dengan aging proses atau keluarga atau bersama tiga generasi dalam
proses penuaan. Dimana proses penuaan satu rumah. Adapun rinciannya 40,64%
tidak hanya dimulai dari suatu waktu lansia tinggal bersama tiga generasi dalam
tertentu, tetapi dimulai dari permulaan satu rumah, 27,3% tinggal bersama
kehidupan dan merupakan proses sepanjang keluarga, 20,03% tinggal bersama pasangan
hidup (Nugroho,2015). dan 9,38% tinggal sendiri (Suryani, 2020).

Menurut World Health Fenomena terjadinya peningkatan


Organization (WHO), lansia memiliki jumlah penduduk lansia disebabkan oleh
batasan usia antara lain : usia pertengahan perbaikan status kesehatan akibat kemajuan
(45-59 tahun), usia lanjut (60-70 tahun), usia teknologi dan penelitian-penelitian
lanjut usia (75-90 tahun), dan usia sangat tua kedokteran, perbaikan status gizi,
(>90 tahun). Seseorang yang sudah peningkatan harapan hidup, pergeseran gaya
memasuki usia lanjut maka harus hidup dan peningkatan pendapatan
mempersiapkan dirinya untuk kondisi yang perkapita. Hal ini menyebabkan terjadinya
menurun, mempersiapkan diri untuk etiolog, transisi epidemiologi dari penyakit
membentuk hubungan baik dengan yang degenerative yang salah satunya adalah
lain, mempersiapkan diri untuk kematiannya penyakit sistem kardiovaskular ( Fatimah,
maupun kematian pasangannya dan 2010).
mempersiapkan dengan kehidupan barunya.
Dengan bertambahnya usia, fungsi
Lansia merupakan sekelompok fisiologis mengalami penurunan akibat
orang yang mengalami suatu proses proses penuaan sehingga penyakit tidak
menular banyak muncul pada lansia seperti : Hipertensi atau tekanan darah
Hipertensi, Arthisis (radang sendi), Stroke, adalah suatu keadaan seseorang ketika
COPD (penyakit paru yang mengakibatkan tekanan darah diatas batas normal yaitu 120
penderitanya sulit bernapas), Diabetes mmHg untuk sistolik dan 80 mmHg untuk
Melitus, Kanker, Penyakit jantung coroner, distolik. Dimana tekanan sistolik yaitu saat
Batu ginjal, Gagal Jantung, dan Gagal ginjal jantung memompa darah ke seluruh tubuh,
kronis. Penyakit ini adalah penyakit yang sedangkan tekanan etiologik yaitu tekanan
membuat kualitas hidup lansia semakin saat otot jantung relaksasi. Penyakit ini
berkurang dan bahkan bisa menyebabkan sering disebut dengan istilah silent killer
kematian. (Kemenkes, 2017). atau penyakit yang membunuh secara diam-
diam, karena penderita tidak menyadari
Lansia biasanya memiliki tekanan
bahwa dirinya hipertensi dan penderita tidak
darah yang sangat tinggi yaitu kisaran
mengalami gejala–gejala yang muncul dari
140/90 mmHg. Hal ini terjadi apabila
penyakit hipertensi tersebut sebelum
penderita merasakan sakit kepala parah,
penderita memeriksakannya ke tenaga
pusing, penglihatan buram, mual, telinga
kesehatan terdekat. Selain itu hipertensi juga
berdenging, detak jantung tidak teratur,
menyebabkan komplikasi kesehatan yang
kebingungan, kelelahan, nyeri dada, sulit
parah dan meningkatkan resiko penyakit
bernapas, muncul darah dalam urine, serta
jantung, Stroke, dan terkadang kematian
sensasi berdebar di dada, leher, atau telinga.
(Triyanto,2014)
Hipertensi biasanya dikaitkan dengan proses
penuaan dimana semakin bertambah usia Hipertensi berdasarkan
seseorang maka tekanan darah juga akan penyebabnya dibedakan menjadi dua yaitu
ikut meningkat. Upaya untuk menurunkan hipertensi primer dan hipertensi sekunder.
tekanan darah ada dua cara yaitu dengan Dimana Hipertensi primer merupakan
menggunakan obat yaitu obat anti hipertensi hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya
dan tidak menggunakan obat seperti dialami sekitar 90% penderita hipertensi,
mengatasi kelebihan berat badan, penyebab hipertensi primer diperkirakan
mengurangi lemak jenuh, berhenti merokok, disebabkan oleh faktor keturunan, ciri
mengurangi konsumsi alkohol, dan olahraga perseorangan dan kebiasaan hidup
teratur ( Dinkes Yogyakarta, 2016). sedangkan hipertensi sekunder merupakan
hipertensi yang terjadi akibat penyebab yang
sudah jelas dialami sekitar 10% penderita asupan natrium, konsumsi alkohol yang
hipertensi, biasanya disebabkan oleh berlebih, merokok dan lain-lain. Peran
penyakit ginjal seperti stenosis arterilis, perawat pada penyakit hipertensi didukung
gangguan hormonal, obat-obatan, dan oleh penelitian yang membuktikan bahwa
penyebab lainnya seperti kehamilan, luka pemberian edukasi yang dilakukan oleh
bakar, dan tumor otak ( Aspiani,2015). perawat berpengaruh terhadap penurunan
tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.
Menurut World Health
Peran perawat dalam melakukan promosi
Organization (WHO), seseorang dinyatakan
kesehatan sangat mempengaruhi suasana
hipertensi apabila tekanan darahnya
yang kondusif dalam masyarakat yang
melebihi >130 mmHg untuk sistolik dan >
menunjang perilaku hidup sehat
85 mmHg untuk diastolik (batasan tersebut
(Sutrisno,2013).
untuk lansia yang merasakan pusing dan
penglihatan buram). Penyakit ini sering Peningkatan angka kejadian
disebut sebagai the silent killer karena hipertensi menuntut peran tenaga kesehatan
penderita tidak menyadari bahwa dirinya untuk melakukan pencegahan dengan upaya
mengidap penyakit hipertensi dan penyakit promosi kesehatan dan sebagai edukator
penyulit atau komplikasi dari hipertensi. yang bertujuan untuk meningkatkan
Berdasarkan prevalensi tahun 2015 pengetahuan, kesadaran akan pentingnya
diprediksikan akan meningkat tajam sekitar pencegahan dan penanganan hipertensi.
29% orang dewasa di seluruh dunia. Upaya yang dilakukan untuk menurunkan
Hipertensi sudah mengakibatkan kematian tekanan darah dengan cara farmakologi
sekitar 8 juta orang setiap tahun 1,5 juta (obat-obatan) dan non farmakologi
kematian terjadi di Asia Tenggara dan yang (menjalani pola hidup sehat)
sepertiga populasinya menderita hipertensi. ( (supriadi,2020).
Kemenkes, 2017)
Hasil Survey Kesehatan Rumah
Peranan faktor etiolog pada Tangga (SKRT) tahun 2018 di Indonesia
etiologik hipertensi didukung oleh penelitian menunjukan hipertensi pada pria 31,3 % dan
yang membuktikan bahwa hipertensi wanita 36,9 %. Penyakit ini pada tahun
dipengaruhi oleh faktor lingkungan 2007, 2013, 2018 mengalami peningkatan
diantaranya obesitas, stress, peningkatan dengan prevalensi 25,8 %, 31,7 %, 34,1 %.
Prevalensi hipertensi berdasarkan 4.060 jiwa, dan UPTD Puskesmas Baregbeg
karakteristik diagnosa dokter pada penduduk sebanyak 2.959 jiwa.
usia lanjut mencapai (45,3 % untuk umur
Salah satu cara untuk mengatasi
45-54),( 55,2 % umur 55-64),(63,2 umur
tekanan darah pada lansia adalah keluarga.
65-74), (69,5 % umur 75 keatas). Prevalensi
Keluarga adalah support system dalam
hipertensi berdasarkan tempat tinggal
proses pengawasan, pemeliharaan, dan
mencapai 34,4% penduduk yang tinggal di
pencegahan agar keadaannya tidak
daerah perkotaan dan 33,7 % penduduk yang
bertambah buruk serta terhindar dari
tinggal didaerah pedesaan (Riskesdas,2018).
penyakit komplikasi. Selain itu, keluarga
Angka kejadian hipertensi di Jawa juga dapat memberikan dukungan dan
Barat memiliki angka yang cukup tinggi membentuk keputusan mengenai perawatan
dibandingkan dengan angka kejadian yang dilakukan oleh penderita hipertensi.
penyakit yang lain. Pada tahun 2018 angka Maka dukungan keluarga diperlukan oleh
kejadian hipertensi mencapai 39,60 %, penderita hipertensi yang membutuhkan
stroke 11,44 %, gagal ginjal kronis 19,34 %, perawatan dalam jangka waktu yang panjang
sendi 8,86 %, diabetes mellitus 1,28 %, dan terus-menerus (Ningrum,2012).
kanker 1,41 %, asma 2,79 % ( Riskesdas
Dukungan keluarga adalah bantuan
Jabar,2018).
yang diberikan anggota keluarga lain berupa
Dari data Dinas Kesehatan Ciamis barang, jasa, informasi, dan nasihat yang
tahun 2020 diperoleh jumlah hipertensi dapat membuat penerima merasa disayang,
68.566 jiwa (Dinkes Kabupaten Ciamis, dihargai, dan tentram. Bentuk dukungan
2020). Data dari Dinas Kesehatan Ciamis keluarga terhadap anggota keluarga adalah
tahun 2020 diketahui bahwa UPTD secara moral dan material. Dengan adanya
Puskesmas Sindangkasih yang memiliki dukungan keluarga akan berdampak positif
jumlah hipertensi terbanyak dengan jumlah bagi penerima dukungan karena dapat
7.211 jiwa dibandingkan dengan UPTD meningkatkan rasa percaya diri pada
Puskesmas Banjarsari sebanyak 6.877 jiwa , penderita untuk menghadapi penyakit yang
UPTD Puskesmas Rancah sebanyak 4.310 dialami dan dalam proses pengobatan
jiwa, UPTD Puskesmas Cikoneng sebanyak penyakitnya (Misgiyanto & Susilawati,
2014).
Dari hasil penelitian yang keluarganya yang sakit. Sedangkan 3 orang
dilakukan oleh (Ani Maryani,2013) diantaranya mengatakan bahwa anggota
menyatakan bahwa ada hubungan positif keluarga mendukung kesembuhannya
antara dukungan sosial berupa dukungan dengan cara mengingatkan untuk meminum
yang diberikan oleh keluarga dengan obat, menyediakan makanan sehat dan
penerimaan diri terhadap lansia, semakin mengantar anggota keluarga penderita
tinggi dukungan yang diberikan maka hipertensi untuk kontrol ke pelayanan
semakin tinggi pula penerimaan diri pada kesehatan terdekat.
lansia. Penelitian dari (Liliyanti, 2017)
Berdasarkan penjelasan diatas,
menyatakan bahwa ada hubungan dukungan
dalam penelitian ini peneliti merasa tertarik
keluarga dengan penerimaan diri pada
untuk melakukan penelitian tentang
lansia, yang artinya semakin tinggi
“Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
dukungan keluarga maka akan semakin
Tekanan Darah Pada Lansia Penderita
tinggi pula penerimaan diri pada lansia. Dan
Hipertensi Di Puskesmas Sindangkasih
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Kabupaten Ciamis Tahun 2021” sehingga
(Setyawan, 2019), menyatakan bahwa ada
tenaga kesehatan dapat menentukan rencana
hubungan yang signifikan antara dukungan
serta strategi selanjutnya agar kejadian
keluarga dengan tekanan darah penderita
hipertensi pada lansia dapat berkurang.
hipertensi dan ada korelasi yang signifikan
antara peran keluarga dan dukungan dengan METODE PENELITIAN
tekanan darah pada pasien hipertensi.
Metode penelitian adalah cara ilmiah
Berdasarkan hasil studi yang digunakan untuk mendapatkan data
pendahuluan pada tanggal 24 Maret 2021 yang valid dengan tujuan yang dapat
kepada 10 orang pasien penderita hipertensi ditemukan, dikembangkan, dibuktikan.
di Wilayah Kerja Puskesmas Sindangkasih Suatu pengetahuan yang dapat digunakan
dengan metode wawancara, ditemukan untuk memahami, memecahkan, dan
bahwa 7 orang lansia diantaranya mengantisipasi masalah (Sugiyono, 2017).
mengatakan tekanan darah tidak menentu
Penelitian ini merupakan penelitian
kadang naik kadang turun karena tidak
deskriptif analitik dengan menggunakan
menjaga pola makan, aktivitas dan
pendekatan desain cross sectional yaitu
keluarganya tidak peduli terhadap anggota
mengkaji apakah ada hubungan dukungan 2. Sedang 32 36,4
keluarga (indepeden) dengan tekanan darah 3. Berat 7 8,0
Jumlah 88 100
pada lansia (dependen). Berdasarkan tabel 4.2 diatas
diketahui bahwa tekanan darah pada lansia
HASIL PENELITIAN
penderita hipertensi di Puskesmas
1. Analisis Univariat Sindangkasih Kabupaten Ciamis Tahun
a. Gambaran Dukungan Keluarga Pada 2021, sebagian besar dari responden
Penderita Hipertensi Di Puskesmas memiliki tekanan darah ringan yaitu
Sindangkasih Kabupaten Ciamis sebanyak 49 orang (55,7%), hampir
Tahun 2021. sebagian memiliki tekanan darah sedang

No Kategori F (%) yaitu sebanyak 32 orang (36,4%), dan


1. Baik 56 63,6 sebagian kecil responden memiliki tekanan
2. Cukup 20 22,7
darah berat yaitu sebanyak 7 orang (8,0%).
3. Kurang 12 13,6
Jumlah 88 100
Berdasarkan tabel diatas diketahui 2. Analisis Bivariat

bahwa dukungan keluarga pada penderita Berdasarkan hasil menunjukkan


hipertensi di Puskesmas Sindangkasih bahwa dari 56 orang penderita hipertensi
Kabupaten Ciamis Tahun 2021, sebagian yang memiliki dukungan keluarga baik
besar responden memiliki dukungan setengahnya dari responden yaitu sebanyak
keluarga yang baik sebanyak 56 orang 44 orang (50,0%) memiliki tekanan darah
(63,6%), sebagian kecil responden memiliki ringan, sebagian kecil dari responden yaitu
dukungan keluarga yang cukup sebanyak 20 sebanyak 12 orang (13,6%) memiliki
orang (22,7%) dan sebagian kecil responden tekanan darah sedang, dan tidak ada dari
memiliki dukungan keluarga yang kurang responden yaitu 0 (0,0%) yang memiliki
sebanyak 12 orang (13,6%). tekanan darah berat, dari 20 orang penderita
hipertensi yang memiliki dukungan keluarga
b. Tekanan Darah Pada Lansia
cukup sebagian kecil dari responden yaitu
Penderita Hipertensi di Puskesmas
sebanyak 5 orang (5,7%) yang memiliki
Sindangkasih Kabupaten Ciamis
tekanan darah ringan, sebagian kecil dari
Tahun 2021.
responden yaitu sebanyak 12 orang (13,6%)
No Kategori F (%) memiliki tekanan darah sedang, dan
1. Ringan 49 55,7
sebagian kecil dari responden yaitu Kabupaten Ciamis Tahun 2021, sebagian
sebanyak 3 orang (3,4%) memiliki tekanan besar responden memiliki dukungan
darah berat, dari 12 orang penderita keluarga yang baik sebanyak 56 orang
hipertensi yang memiliki dukungan keluarga (63,6%), sebagian kecil responden memiliki
kurang tidak ada dari responden yaitu 0 dukungan keluarga yang cukup sebanyak 20
(0,0%) yang memiliki tekanan darah ringan, orang (22,7%) dan sebagian kecil responden
sebagian kecil dari responden yaitu memiliki dukungan keluarga yang kurang
sebanyak 8 orang (25,0%), dan sebagian sebanyak 12 orang (13,6%). Dari hasil
kecil dari responden yaitu sebanyak 4 orang penelitian tersebut didapatkan bahwa
(4,5%) yang memiliki tekanan darah berat. penderita hipertensi yang paling banyak
mendapatkan dukungan keluarga dengan
Dari hasil analisa data yang
keluarga dengan kategori baik sebanyak 56
diperoleh nilai ρ value sebesar 0,000.
orang (63,6%). Hal tersebut menunjukkan
Berdasarkan hasil analisa data di atas maka
bahwa penderita hipertensi merasa
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
mendapatkan perhatian dari keluarganya,
yang signifikan antara dukungan keluarga
responden merasa disayangi, dicintai dan
dengan tekanan darah pada lansia penderita
dihormati oleh anggota keluarganya.
hipertensi di Puskesmas Sindangkasih
Dukungan keluarga dinyatakan baik jika
Kabupaten Ciamis Tahun 2021 karena nilai
merasa mendapat bantuan, simpati dan
α > ρ value (0,05 > 0,000). Hubungan ini
empati yang diberikan oleh keluarga
ditunjukkan dengan nilai korelasi sebesar
kepadanya baik berupa barang, jasa,
0,653 yang termasuk kedalam kategori kuat
informasi, nasehat yang dapat membuat
(0,60-0,799).
penderita merasa disayang, dicintai, dihargai
dan memiliki semangat atau motivasi untuk
selalu sehat.
PEMBAHASAN
Menurut Sarafino (2012)
1. Dukungan Keluarga pada Penderita
mengatakan bahwa individu membutuhkan
Hipertensi Di Puskesmas Sindangkasih
orang lain untuk memberi dukungan untuk
Kabupaten Ciamis Tahun 2021
memperoleh kenyamanan. Individu yang
Dukungan keluarga pada penderita memiliki tingkat dukungan keluarga yang
hipertensi di Puskesmas Sindangkasih tinggi akan merasa bahwa dirinya dihargai
dan dicintai. Individu dengan dukungan meningkatkan motivasi adalah melalui
yang tinggi akan merasa bahwa orang lain dukungan dari keluarga.
peduli dan membutuhkan individu tersebut,
Dukungan keluarga yang diberikan
sehingga hal ini dapat mengarahkan individu
oleh anggota keluarga dapat berupa
kepada gaya hidup yang sehat, kepatuhan
motivasi, mengingatkan meminum obat,
dalam meminum obat, serta kepatuhan
mendengarkan penderita dalam bercerita,
dalam mengontrol kesehatan ke pelayanan
menyediakan biaya pengobatan, mengawasi
terdekat seperti posyandu. Keluarga adalah
penderita dalam meminum obat. Dukungan
support system dalam proses pengawasan,
dari keluarga dapat membuat penderita tidak
pemeliharaan, dan pencegahan agar
merasa terbebani oleh penyakit yang
keadaannya tidak bertambah buruk serta
dideritanya. Dukunngan keluarga adalah
terhindar dari penyakit komplikasi. Selain
suatu koping dalam menghadapi masalah
itu, keluarga juga dapat memberikan
salah satu anggota keluarganya, sehingga
dukungan dan membentuk keputusan
keluarga dapat meningkatkan semangat dan
mengenai perawatan yang dilakukan oleh
motivasi untuk berperilaku hidup bersih dan
penderita hipertensi.
sehat (Irnawati,2016).
Hal ini diperkuat dengan penelitian
Keluarga merupakan suatu sistem,
yang dilakukan oleh Ningrum (2018) yang
sebagai sistem keluarga mempunyai anggota
menyatakan bahwa keluarga berfungsi untuk
yaitu ayah, ibu, kakak atau semua individu
memperhatikan, menghargai, mencintai, dan
yang tinggal di dalam rumah. Masalah
membantu seperti materi, informasi,
kesehatan yang dialami oleh salah satu
instrument, dan bantuan secara langsung
anggota keluarga dapat mempengaruhi
serta pujian atas keberhasilan yang dicapai
anggota keluarga yang lain dan seluruh
oleh responden. Penyakit kronis seperti
sistem. Keluarga merupakan sistem
hipertensi membutuhkan pengobatan seumur
pendukung yang vital bagi individu-individu
hidup. Hal ini adalah tantangan bagi
(Sudiharto, 2012).
penderita yang mengalami tekanan darah
tinggi atau hipertensi serta keluarga agar Hasil penelitian ini sejalan dengan
dapat mempertahankan motivasi untuk penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2013)
mematuhi pengobatan selama bertahun- tentang Pengaruh Dukungan Keluarga
tahun. Karena salah satu cara untuk Terhadap Kepatuhan Menjalankan
Pengobatan Pada Pasien Hipertensi Di meminum obat hipertensi secara teratur serta
Puskesmas Indrapura Kabupaten Batu Bara adanya dukungan dari anggota keluarga.
didapati bahwa dukungan keluarga baik
Faktor penyebab terjadinya
sebanyak 19 orang (46,3%). Dari hasil
hipertensi adalah umur, jenis kelamin,
penelitian ini penulis berasumsi bahwa
riwayat keluarga, genetic (faktor resiko yang
keluarga yang peduli terhadap anggota
tidak dapat di ubah), kebiasaan merokok,
keluarga yang menderita hipertensi, maka ia
obesitas, kurang aktivitas fisik, stress, pola
akan memperhatikan pemberian makan,
makan dan gaya hidup tidak sehat (Rawasia,
mengajak olahraga bersama, menemani dan
2014). Kunci utama untuk terbebasnya dari
mengingatkan untuk rutin memeriksa
penyakit hipertensi adalah dengan
tekanan darah ke fasilitas kesehatan
mengontrol faktor resiko hipertensi dan
terdekat.
mengikuti hidup sehat dan pola makan yang
2. Tekanan Darah Pada Lansia Penderita sehat (Susilo & Wulandari, 2010).
Hipertensi Di Puskesmas Sindangkasih
Hasil penelitian ini sejalan dengan
Kabupaten Ciamis Tahun 2021
penelitian yang dilakukan oleh Rotua
Tekanan darah pada lansia penderita Sumihar (2018) tentang hubungan pola
hipertensi di Puskesmas Sindangkasih hidup dengan hipertensi pada pasien
Kabupaten Ciamis Tahun 2021, sebagian hipertensi di lingkungan III Sei Putih Timur
besar dari responden memiliki tekanan darah II Wilayah Kerja Puskesmas Rantang
ringan yaitu sebanyak 49 orang (55,7%), Medan, yang menyatakan bahwa usia sangat
hampir sebagian memiliki tekanan darah mempengaruhi terjadinya hipertensi. Hal ini
sedang yaitu sebanyak 32 orang (36,4%), disebabkan pertambahan usia yang dialami
dan sebagian kecil responden memiliki lanjut usia maka tekanan darah juga
tekanan darah berat yaitu sebanyak 7 orang meningkat. Peningkatan umur akan
(8,0%). Banyaknya penderita yang memiliki menyebabkan beberapa perubahan
tekanan darah ringan disebabkan karena fisiologis, peningkatan resisten perifer dan
adanya peran aktif pasien dan kesediaannya aktivitas simpatik. Dari hasil penelitian ini
untuk memeriksa kesehatannya ke dokter penulis berasumsi bahwa seorang yang
sesuai dengan yang ditentukan, perubahan lanjut usia agar meningkatkan pola hidup
gaya hidup sehat yang dianjurkan dan selalu sehat, melakukan olahraga secara teratur,
dan mengurangi makanan yang berlemak dan sebagian kecil dari responden yaitu
agar mencegah terjadinya hipertensi. sebanyak 4 orang (4,5%) yang memiliki
tekanan darah berat.
3. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Dari hasil analisa data yang
Hipertensi Di Puskesmas Sindangkasih diperoleh nilai ρ value sebesar 0,000.
Kabupaten Ciamis Tahun 2021 Berdasarkan hasil analisa data di atas maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
Berdasarkan hasil penelitian
yang signifikan antara dukungan keluarga
diketahui bahwa dari 56 orang penderita
dengan tekanan darah pada lansia penderita
hipertensi yang memiliki dukungan keluarga
hipertensi di Puskesmas Sindangkasih
baik setengahnya dari responden yaitu
Kabupaten Ciamis Tahun 2021 karena nilai
sebanyak 44 orang (50,0%) memiliki
α > ρ value (0,05 > 0,000). Hubungan ini
tekanan darah ringan, sebagian kecil dari
ditunjukkan dengan nilai korelasi sebesar
responden yaitu sebanyak 12 orang (13,6%)
0,653 yang termasuk kedalam kategori kuat
memiliki tekanan darah sedang, dan tidak
(0,60-0,799).
ada dari responden yaitu 0 (0,0%) yang
memiliki tekanan darah berat, dari 20 orang Berdasarkan hasil penelitian
penderita hipertensi yang memiliki didapatkan ada hubungan antara dukungan
dukungan keluarga cukup sebagian kecil keluarga dengan tekanan darah pada lansia
dari responden yaitu sebanyak 5 orang penderita hipertensi. Pasien dengan
(5,7%) yang memiliki tekanan darah ringan, dukungan keluarga baik setengah dari
sebagian kecil dari responden yaitu responden memiliki tekanan darah ringan.
sebanyak 12 orang (13,6%) memiliki Didapatkan hubungan yang kuat antara
tekanan darah sedang, dan sebagian kecil hubungan dukungan keluarga dengan
dari responden yaitu sebanyak 3 orang tekanan darah pada lansia penderita
(3,4%) memiliki tekanan darah berat, dari 12 hipertensi dengan arah positif dimana
orang penderita hipertensi yang memiliki semakin tinggi dukungan keluarga maka
dukungan keluarga kurang tidak ada dari lansia penderita hipertensi memiliki tekanan
responden yaitu 0 (0,0%) yang memiliki darah ringan yaitu kisaran 140/80 mmHg.
tekanan darah ringan, sebagian kecil dari
Menurut Bisnu (2017) dukungan
responden yaitu sebanyak 8 orang (25,0%),
keluarga merupakan bentuk perilaku
melayani yang dilakukan oleh anggota memperhatikan anggota keluarganya selama
keluarga baik dalam bentuk dukungan dirinya mengalami penyakit hipertensi.
emosional, informasi, instrumental dan
Hal ini sejalan dengan pernyataan
pernghargaan/penilaian. Keluarga berfungsi
dukungan keluarga oleh Friedman et al.,
sebagai mempertahankan keadaan kesehatan
(2010) yaitu dukungan emosional dan
anggota keluarganya agar tetap memiliki
penghargaan dimana keluarga sebagai
produktifitas tinggi dalam bentuk mengenal
sebuah tempat yang aman dan damai untuk
masalah kesehatan, kemampuan mengambil
istirahat dan pemulihan serta membantu
keputusan untuk mengatasi masalah
penguasaaan emosional. Bentuk dukungan
kesehatan, kemampuan merawat anggota
ini membuat individu memiliki perasaan
keluarga yang sakit, kemampuan
nyaman, dan yakin bahwa dirinya diterima
memodifikasi lingkungan agar tetap sehat
oleh anggota keluarga berupa ungkapan
dan optimal, dan kemampuan memanfaatkan
empati, kepedulian, dihargai, perhatian,
sarana prasarana kesehatan yang tersedia di
cinta, kepercayaan, rasa aman dan selalu
lingkungan tempat tinggal.
mendampingi pasien dalam perawatan.
Hubungan korelasi yang kuat anatara Dukungan ini sangat penting dalam
dukungan keluarga dengan tekanan darah menghadapi keadaan yang dianggap tidak
disebabkan karena masih ditemukan terkontrol karena seiring dengan lamanya
responden yang memiliki tekanan darah waktu pengobatan, pasien hipertensi
lebih dari 140/80 mmHg, oleh karena itu membutuhkan orang terdekat yang tinggal
diperlukan dukungan keluarga yang terus serumah yang dapat memberikan dukungan
menerus sehingga mendapatkan pemahaman emosional dan penghargaan yang cukup agar
yang baik tentang pentingnya tekanan darah pasien merasa dicintai dan tetap semangat
dalam batas normal. Berdasarkan hasil menjalani pengobatan.
penelitian diketahui setengah dari responden
Penelitian ini juga menemukan
memiliki dukungan keluarga yang baik. Hal
dukungan keluarga yang kurang, terutama
ini dapat dilihat pada hasil penelitian yang
dukungan instrumental. Responden
menunjukkan bahwa hampir seluruhnya
memberikan jawaban kadang-kadang pada
mendapatkan dukungan emosional dan
pertanyaan bahwa keluarga membantu
penghargaan yang dimana keluarga selalu
membiayai dalam pengobatan, menyediakan
mendampingi, mencintai, dan
fasilitas dan mencarikan kekurangan sarana penyakit komplikasi. Keluarga dapat
dan peralatan. Pendapatan yang sedikit membantu pasien hipertensi antara lain
dikaitkan dengan dukungan keluarga yang dalam mengatur pola makan yang sehat,
kurang. Salah satu fungsi keluarga yaitu mengajak olahraga bersama, menemani dan
ekonomi dimana keluarga bertugas mencari mengingatkan untuk rutin dalam memeriksa
sumber-sumber penghasilan untuk tekanan darah. Jadi dukungan keluarga
memenuhi kebutuhan anggota keluarga diperlukan oleh pasien penderita hipertensi
(Harmoko, 2012). yang membutuhkan perawatan dengan
waktu yang lama dan terus-menerus
Hal ini sejalan dengan penelitian
(Ningrum, 2012).
Adhitomo (2014) menjelaskan bahwa
hipertensi banyak pada kelompok Dari hasil penelitian ini, penulis
berpendapatan rendah dibandingkan berasumsi bahwa masalah yang terjadi pada
berpendapatan sedang dan tinggi karena anggota keluarga karena tidak terpenuhinya
faktor kurangnya biaya untuk memeriksakan kebutuhan dasar manusia pada tingkat
diri secara teratur serta tekanan psikologis keluarga, yang disebut sebagai masalah
berkaitan dengan himpitan ekonomi. keperawatan keluarga adalah tidak
Kurangnya dukungan instrumental optimalnya tugas keluarga dalam bidang
menyebabkan ketidakpatuhan dalam kesehatan. Tugas keluarga dalam bidang
pengobatan karena keluarga tidak mampu kesehatan adalah kemampuan mengenal
menyediakan keperluan terkait pengobatan. masalah kesehatan, kemampuan merawat
Dukungan instrumental yang baik dapat anggota keluarga yang sakit, kemampuan
membantu pasien dengan hipertensi untuk memodifikasi lingkungan untuk keluarga
mendapatkan fasilitas, sarana, dan agar tetap sehat dan optimal, serta
kemudahan akses informasi kesehatan yang kemampuan memanfaatkan sarana kesehatan
baik sehingga dapat membantu proses yang tersedia di lingkungannya. Apabila
pengobatan. keluarga dapat melaksanakan tugas keluarga
dengan baik maka pasien hipertensi dapat
Berdasarkan keterangan diatas
mengontrol tekanan darah dalam batas
dukungan keluarga sangat dibutuhkan oleh
normal.
pasien hipertensi agar keadaan yang dialami
tidak semakin memburuk dan terhindar dari KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian Dapat menjadikan hasil penelitian ini
hubungan dukungan keluarga dengan sebagai salah satu referensi penatalaksanaan
tekanan darah pada lansia pada penderita keperawatan terhadap hipertensi dan dapat
hipertensi di Puskesmas Sindangkasih dikembangkan sebagai kompetensi yang
Kabupaten Ciamis Tahun 2021, dari 88 harus dikuasai oleh mahasiswa.
responden dapat ditarik kesimpulan sebagai
2. Bagi Puskesmas
berikut :
Lebih meningkatkan promosi
1. Sebagian besar responden yaitu (63,6%)
kesehatan ataupun penyuluhan-penyuluhan
memiliki dukungan keluarga yang baik
kesehatan mengenai tekanan darah misalnya
pada penderita hipertensi di Puskesmas
dengan cara melakukan promosi kesehatan
Sindangkasih Kabupaten Ciamis Tahun
melalui penyuluhan gerakan masyarakat
2021.
baik secara kelompok maupun penyuluhan
2. Sebagian besar dari responden yaitu
tatap muka oleh petugas pelayanan
(55,7%) memiliki tekanan darah ringan
kesehatan secara intensif dan
pada lansia penderita hipertensi di
berkesinambungan, melakukan kunjungan
Puskesmas Sindangkasih kabupaten
rumah (home visit). Kemudian untuk
Ciamis Tahun 2021.
penyampaian informasi sebaiknya
3. Terdapat hubungan yang signifikan
menggunakan cara-cara yang sederhana dan
antara dukungan keluarga dengan tekanan
mudah dimengerti seperti dengan pembagian
darah pada lansia penderita hipertensi di
leafleat atau brosur mengenai pentingnya
Puskesmas Sindangkasih Kabupaten.
tekanan darah kepada seluruh masyarakat
Ciamis Tahun 2021 karena nilai α > ρ
sehingga akan mudah untuk dipahami.
value (0,05 > 0,000). Hubungan ini
Tenaga kesehatan perlu melaksanakan
ditunjukkan dengan nilai korelasi sebesar
pengelolaan lansia yang mengalami
0,653 yang termasuk kedalam kategori
hipertensi dengan cara penatalaksanaan
kuat (0,60-0,799).
farmakologi untuk mengontrol tekanan
SARAN darah pada penderita hipertensi.

1. Bagi Institusi Pendidikan 3. Bagi Responden


Hasil penelitian ini diharapkan dapat untuk mengontrol tekanan darah ke
menjadi bahan pertimbangan untuk pelayanan kesehatan terdekat dan mengajar
penderita hipertensi terutama pada lansia olahraga.
agar melakukan pengecekkan tekanan darah
DAFTAR PUSTAKA
secara teratur serta informasi tentang
penyakit komplikasi akibat hipertensi jika Agus, T. & Hisna, H. (2020). Pengaruh
Dukungan Keluarga Terhadap
pasien mengabaikan tekanan darahnya.
Perilaku Pengendalian Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi
4. Bagi Peneliti Lain Lansia di Puskesmas Sumbang
1. Jurnal Keperawatan
Penelitian ini hanya meneliti tentang Muhammadiyah.(online).
hubungan dukungan keluarga dengan http://journal.um-
surabaya.ac.id/index.php/JKM/arti
tekanan darah pada lansia penderita cle/view/5061/3129. Diakses
hipertensi, ada banyak factor yang dapat pada tanggal 25 april 2021

mempengaruhi tekanan darah pada lansia. Andarmoyo. (2012). Keperawatan Keluarga


Konsep Teori, Proses dan
Oleh karena itu, peneliti selanjutnya Praktik Keperawatan.
disarankan untuk melakukan penelitian yang Yogyakarta: Graha Ilmu.
lebih luas lagi dengan design dan metode Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik.
penelitian yang berbeda sehingga akan lebih
Jakarta: Rineka Cipta
bermanfaat.
Aspiani, R. Y. (2015). Buku Ajar Asuhan
Keperawatan Klien Gangguan
5. Bagi Masyarakat
Kardiovaskular Aplikasi NIC &
NOC. (EGC,Ed.). Jakarta.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan gambaran tentang tekanan Azizah. (2011). Keperawatan Lanjut Usia.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
darah. Serta memberitahukan kepada
Bustan, (2015). Manajemen Pengendalian
keluarga terutama keluarga yang memiliki Penyakit Tidak Menular.
lansia bahwa dukungan keluarga bisa Jakarta: Rineka Cipta.
berdampak positif terhadap tekanan darah Damayantie, N. (2018). Factor-Faktor Yang
pada lansia. Dukungan keluarga bisa berupa Mempengaruhi Perilaku
Penatalaksanaan Hipertensi Oleh
mengingatkan untuk meminum obat secara Penderita Di Wilayah Kerja
teratur, menyediakan makanan sehat dan Puskesmas Sekernan Ilir
Kabupaten Muaro Jambi Tahun
rendah garam, mengantar anggota keluarga 2018. Jurnal Ners Dan
Kebidanan . 5,224-32.
Darmojo, Boedhi. (2015). Buku Ajar Lingga, Lanny, (2012). Bebas Hipertensi
Geriatri ( Ilmu Kesehatan Usia Tanpa Obat. Jakatra: Agro
lanjut). Jakarta: FKUI. Media Pustaka.
Dinas Kesehatan Ciamis. Laporan Tahunan Mulyadi, dkk. (2017). Hubungan Dukungan
Dinas Kesehatan Tahun 2020. Keluarga Dengan Derajat
Ciamis: Dinas kesehatan. hipertensi Pada Pasien
Hipertensi di Puskesmas
Eko, Winarto, dkk (2011). Penurunan Ranomuut Kota Manado. Jurnal
Tekanan Darah Pada Klien Keperawatan vol. 5 Nomor. 1.
Hipertensi Primer Melalui
Terapi Hipnosis. Jurnal Nadya, R. A. F. (2018). Hubungan
Keperawatan Indonesia. Vol. Dukungan keluarga Terhadap
14, No. 1: 65-72. tekanan Darah Lansia Penderita
Hipertensi Di Puskesmas 1
Fatimah, (2011). Merawat Manusia Lanjut Sumbang Kecamatan Sumbang
Usia. Jakarta: CV. Trans Info Kabupaten Banyumas. Jurnal
Media. Nasional. Vol. 1 No. 1
Firmansyah, R. (2017). Faktor-faktor Yang NANDA, NIC NOC. (2013). Panduan
Berhubungan Dengan Dukungan Penyusunan Asuhan
Keluarga Dalam Pencegahan Keperawatan Profesional: Edisi
Primer Hipertensi. Jkp. 5 Revisi Jilid 1 dan Jilid 2.
Mediaction Publishing.
Friedman, (2010). Buku Ajar Keperawatan
Keluarga: Riset, Teori, dan Nugroho, W. (2015). Keperawatan Gerontik
Praktik. Jakarta : EGC. & Geriatrik Edisi 3. Jakarta:
EGC.
Friedman, (2013). Keperawatan Keluarga.
Yogyakarta: Gosyen Publishing. Nurhayati, L. (2019). Dukungan Keluarga
Terhadap Kepatuhan Kontrol
Icca. P, dkk. (2019). Factors Associated
Pengobatan Pasien Hipertensi.
With Perceived Family Support
Jurnal Keperawatan. 5, 63-69.
Among Elderly With
Hypertension. International Nursalam, 2015. Metodologi Penelitian
Jurnal Of Nursing and Health Ilmu Keperawatan. Edisi 4.
services: Vol. 3. Issue 1 Salemba Medika. Jakarta.
Kementrian Kesehatan RI. (2017). Buletin Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
Jendela Data dan Informasi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Penyakit Tidak Menular. Jakarta Rineka Cipta.
: Kemenkes RI
Puskesmas Sindangkasih, (2021). Data
Liliyanti, dkk. (2017). Hubungan Dukungan Tentang Hipertensi Pada
Emosional Keluarga Dengan Lansia. Sindangkasih:
Penerimaan Diri Pada Lansia Di Puskesmas Sindangkasih.
Desa Watutumou III. Jurnal
Keperawatan. Vol. 5 Nomor 2. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018).
Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
Kementrian RI tahun 2018.
Rudianto, B. (2013). Menaklukkan
Hipertensi dan Diabetes.
Yogyakarta: Sakkhasukma.
Rotua, S. S. (2018). Hubungan Pola hidup
Dengan Hipertensi Pada Pasien
Hipertensi Di Lingkungan III Sei
Putih Timur II Wilayah Kerja
Puskesmas Rantang Medan.
Jurnal Keperawatan Priority,
Vol. 1 Nomor 2.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta, CV.
Sukarmin, dkk (2013). Penurunan tekanan
Darah Pada Pasien Hipertensi
Melalui Brisk Walking Exercise.
Jurnal Keperawatan Indonesia.
Vol. 16 No. 1. 33-39
Susilo, Y, dan Wulandari, (2011). Cara Jitu
Mengatasi Hipertensi.
Yogyakarta: Andi
Triyanto, E. (2014) . Pelayanan
keperawatan bagi penderita
Hipertensi Secara Terpadu.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai