Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PKK DARING

KEPERAWATAN JIWA

OLEH :
NUR HIKMAH FAJRIANI ILHAM
PO 714201171033
D.IV KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


D.IV KEPERAWATAN
2020

0
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
bimbinga nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan PKK Daring Keperawatan Jiwa yang
berjudul asuhan keperawatan jiwa pada Tn.I dengan masalah Perilaku Kekerasan yang berfokus
pada Assertive Training.

Laporan ini di susun dengan baik sebagai persyaratan tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa
bagi mahasiswa dari jurusan D.IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Makassar. Serta dalam
penyusunan laporan ini, penulis mendapat banyak bantuan, masukan, bimbingan, dan dukungan
dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang
tulus kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih terdapat kekurangan, baik dari aspek materi,
sistematika penulisan, maupun dari aspek bahasa yang digunakan. Oleh karena itu, semua saran
perbaikan dan pembangunan untuk laporan ini penulis terima dengan senang hati.

Makassar, 27 Juli 2020

Penulis,

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................................... 3
A. Latar Belakang.............................................................................................................. 3
B. Tujuan Penulisan.......................................................................................................... 4
C. Manfaat Penulisan........................................................................................................ 4

BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................................... 5

A. Konsep dasar Perilaku Kekerasan.............................................................................. 5


B. Etiologi........................................................................................................................... 6
C. Rentan Respon Marah.................................................................................................. 6
D. Mekanisme Koping....................................................................................................... 7
E. Tanda dan Gejala........................................................................................................ 10
F. Penatalaksanaan......................................................................................................... 11
G. Pohon Maasalah.......................................................................................................... 12
H. Diagnosa Keperawatan............................................................................................... 12
I. Intervensi Keperawatan............................................................................................. 14

BAB III PEMBAHASAN....................................................................................................... 19

A. Strategi Pelaksanaan.................................................................................................. 19
B. Asuhan Keperawatan........................................................................................ 23

BAB IV PENUTUP.......................................................................................................... 39

A. Kesimpulan....................................................................................................... 39
B. Saran................................................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 40

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perilaku kekerasan dianggap sebagai suatu akibat yang ekstrem dari marah atau
ketakutan/panik. Perilaku agresif dan perilaku kekerasan dipandang sebagai rentang dimana
agresif verbal disuatu sisi dan perilaku kekerasan (violence) di sisi yang lain. Suatu keadaan
yang menimbulkan emosi, perasaan frustasi, benci atau marah. Hal ini akan memengaruhi
perilaku seseorang. Berdasarkan keadaan emosi secara mendalam tersebut terkadang perilaku
menjadi agresif atau melukai karena penggunaan koping yang kurang bagus. Perilaku kekerasan
(PK) adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan
secara fisik, baik pada dirinya sendiri maupun orang lain, disertai dengan amuk dan gaduh
gelisah yang tak terkontrol (Kusumawati, dkk. 2010 : 80).
Gangguan jiwa pada mulanya dianggap suatu yang gaib, sehingga penanganannya secara
supranatural spiristik yaitu hal-hal yang berhubungan dengan kekuatan gaib. Gangguan jiwa
merupakan suatu gangguan yang terjadi pada unsur jiwa yang manifestasinya pada kesadaran,
emosi, persepsi dan interjensi. Salah satu gangguan jiwa tersebut adalah gangguan perilaku
kekerasan. Marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai suatu responterhadap kecemasan
yang dirasakan sebagai ancaman individu. Pengungkapan kemarahan dengan langsung dan
konstruksif pada saat terjadi dapat melegakan individu dan membantu orang lain untuk mengerti
perasaan yang sebenarnya sehingga individu tidak mengalami kecemasan, stress,dan merasa
bersalah dan bahkan merusa diri sendiri (Kusumawati, dkk. 2010 : 80).

B. Tujuan Penulisan
▪ Tujuan Umum
Untuk memberikan gambaran yang nyata tentang Asuhan Keperawatan pasien Tn. M.B
dengan perilaku kekerasan.

▪ Tujuan khusus :
1. Untuk mengetahui konsep dasar teori gangguan perilaku kekerasan yang berfokus
pada assertove training.

3
2. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan perilaku kekerasan .
3. Untuk menyusun strategi pengkajian, merumuskan diagnose, menyusun rencana tindakan,
melaksanakan tindakan serta mengevaluasi tindakan keperawatan yang sudah di lakukan.

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi institusi Sebagai bahan acuan dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang asuhan
keperawatan jiwa khususnya perilaku kekerasan.
2. Manfaat bagi penulis Menambah wawasan dan sebagai sarana untuk menerapkan ilmu dalam
bidang keperawatan tentang Asuhan Keperawatan Jiwa pada pasien dengan perilaku kekerasan.

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Perilaku Kekerasan


1. Pengertian

Perilaku kekerasan adalah salah satu respons marah yang diespresikan dengan
melakukan ancaman, mencederai orang lain, dan atau merusak lingkungan. Respons
tersebut biasanya muncul akibat adanya stresor. Respons ini dapat menimbulkan
kerugian baik bagi diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan (Keliat,dkk,
2011:180).
Perilaku kekerasan (PK) adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik pada dirinya sendiri maupun
orang lain, disertai dengan amuk dan gaduh gelisah yang tak terkontrol
(Kusumawati,dkk.2010:81).

B. Etiologi/Faktor Yang Berhubungan

Menurut achir Yani S. Hamid 2005, faktor penyebab perilaku kekerasan meliputi faktor
predisposisi dan faktor presipitasi
Faktor predisposisi terjadinya masalah perilaku kekerasan antara lain :
a. Faktor biologis
1. Instinctual drive theory (teori dukungan naluri)
Teori ini menyatakan bahwa perilaku kekerasan disebabkan oleh suatu dorongan
kebutuhan dasar yang sangat kuat.Psycosomatic theory (teori psikosomatik).
Pengalaman marah adalah akibat dari respons psikologis terhadap stimulus eksternal,
internal maupun lingkungan. Dalam hal ini sistem limbik berperan sebagai pusat untuk
mengekspresikan maupun menghambat rasa marah.

b. Faktor Psikologis
1. Frustation Aggresio theory (teori agresi-fustasi)

5
Menurut teori ini perilaku kekerasan terjadi sebagai hasil akumulasi frustasi-
frustasi terjadi bila keinginan individu untuk mecapai sesuatu sesal atau terlambat, keadaan
tersebut dapat mendorong individu berperilaku agresif karena perasaan frustasi akan
berkurang melalui perilaku kekerasan.

2. Behavioral theory (teori perilaku)


Kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila tersedia fasilitas / situasi
mendukung

c. Faktor Sosial Cultural


1. Sosial environment theory (teori lingkungan sosial)
Lingkungan sosial akan mempengaruhi sikap individu dalam mengekspresikan marah,
norma budaya dapat mendukung individu untuk berespons asertif atau agresif
2. Social Learning theory (teori belajar sosial)
Perilaku kekerasan dapat dipelajari secara langsung maupun melalui proses sosialisasi.
- Faktor Presipitasi
Stressor yang mencetuskan perilaku kekerasan bagi setiap individu unik.
Stressor tersebut dapat disebabkan dari dalam maupun dari luar. Stressor yang dari
luar antara lain stressor fisik, kehilangan, kematian, dll. Sedangkan stressor yang
berasal dari dalam adalah putus hubungan dengan orang yang berarti kehilangan
rasa cinta, ketakutan terhadap penyakit fisik, dll. Selain itu lingkungan yang terlalu
ribut, padat, kritikan yang mengarah pada penghinaan, tindakan kekerasan dapat
meniru perilaku kekerasan.

C. Rentang Respon Marah

Adaptif Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk/PK

6
- Asertif : Mengungkapkan pendapat atau ekspresi tidak senang atau tidak setuju
tanpa menyalahkan orang lain
- Frustasi : Respon yang terjadi akibat kegagalan mencapai tujuan
- Pasif : Suatu perilaku dimana seseorang merasa tidak mampu untuk
mengungkapkan perasaannya sebagai usaha mempertahankan hak-
haknya.
- Agresif : Memperlihatkan permusuhan keras dan menuntut orang lain dengan
ancaman, memberi kata-kata ancaman tanpa niat melukai, umumnya
klien masih dapat mengontrol perilaku untuk tidak melukai orang lain.
- Kekerasan : Sering juga disebut gaduh, gelisah, atau amuk. Perilaku kekerasan
sering ditandai dengan menyentuh orang lain secara menakutkan,
memberi kata-kata ancaman, melukai pada tingkat yang ringan
sampai paling berat, merusak secara serius dan orang tersebut tidak
mampu mengendalikan diri.

D. Mekanisme Koping
Menurut stuartdan laraia (2001), mekanisme koping yang dipakai pada klien marah untuk
melindungi diri antara lain:

1. Sublimasi, yaitu menerima suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata
masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyalurannya secara
normal. Misalnya seseorang yang sedang marah melampiaskan kemarahannya
pada obyek lain seperti meremas adonan kue, meninju tembok, dan sebagainya,
tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan akibat rasa marah.
2. Proyeksi, yaitu menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau keinginannya
yang tidak baik. Misalnya seseorang wanita muda yang menyangkal bahwa ia
mempunyai perasaan seksual terhadap rekan kerjanya, berbalik menuduh bahwa
temannya tersebut mencoba merayu, mencumbunya.
3. Represi, yaitu mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan masuk
kealam sadar. Misalnya seseorang anak yang sangat benci pada orangtuanya yang
tidak disukainya. Akan tetapi menurut ajaran atau didikan yang diterimanya sejak

7
kecil bahwa membenci orang tua merupakan hal yang tidak baik dan dikutuk oleh
tuhan, sehingga perasaan benci itu ditekannya dan akhirnya ia dapat melupakannya.
4. Reaksi formasi, yaitu mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan,
dengan melebih-lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan
menggunakannya sebagai rintangan. Misalnya seorang yang tertarik pada teman
suaminya, akan memperlakukan orang tersebut dengan kasar.
5. Displacement, yaitu melepaskan perasaan yang tertekan biasanya bermusuhan,
pada obyek yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya yang
membangkitkan emosi itu. Misalnya anak berusia 4 tahun marah karena ia baru saja
mendapat hukuman dari ibunya karena menggambar di dinding kamarnya. Dia
mulai bermain perang perangan dengan temennya.

Ada beberapa metode yang tidak disebutkan di atas tadi, dan salah satunya adalah asertif
training, berikut beberapa penjelasan mengenai asertif training :

1. Definisi Asertive training


Assertive training merupakan salah satu teknik dalam terapi behavioral.
Menurut Willis (2004) terapi behavioral berasal dari dua arah konsep yakni
Pavlovian dari Ivan Pavlov dan skinerian dari B.F Skinner. Mula-mula terapi ini
dikemabangkan oleh Wolpe untuk menanggulangi neurosis. Neurosis dapat
dijelaskan dengan mempelajari perilaku yang tidak adaptif melalui proses belajar.
Dengan kata lain perilaku yang menyimpang bersumber dari hasil belajar di
lingkungan.

2. Perilaku Assertive
Perilaku asertif merupakan terjemahan dari istilah assertiveness atau assertion, yang
artinya titik tengah antara perilaku non asertif dan perilaku agresif. Frensterhim dan
Baer, mengatakan bahwa orang yang memiliki tingkah laku atau perilaku asertif orang
yang berpendapat dari orientasi dari dalam, memiliki kepercayan diri yang baik, dapat
mengungkapkan pendapat dan ekspresi yang sebenarnya tanpa rasa takut dan
berkomunikasi dengan orang lain secara lancar. Sebaliknya orang yang kurang asertif
adalah mereka yang memiliki ciri terlalu mudah mengalah atau lemah, mudah
tersinggung, cemas, kurang yakin pada diri sendiri, sukar mengadakan komunikasi

8
dengan orang lain, dan tidak bebas mengemukakan masalah atau hal yang telah
dikemukakan.

3. Tujuan Assertive Training


a. Mengajarkan individu untuk menyatakan diri mereka dalam suatu cara sehingga
memantulkan kepekaan kepada perasaan dan hak-hak orang lain.
b. Meningkatkan keterampilan behavioralnya sehingga mereka bisa menentukan
pilihan apakah pada situasi tertentu perlu berperilaku seperti apa yang diinginkan
atau tidak.
c. Mengajarkan pada individu untuk mengungkapkan diri dengan cara sedemikian
rupa sehingga terefleksi kepekaanya terhadap perasaan dan hak orang lain.
d. Meningkatkan kemampuan individu untuk menyatakan dan mengekspresikan
dirinya dengan enak dalam berbagai situasi social.
e. Menghindari kesalahpahaman dari pihak lawan komunikasi.

4. Manfaat Assertive Training


a. tidak mampu mengungkapkan kemarahan dan perasaan tersinggung.
b. menunjukkan kesopanan yang berlebihan dan selalu mendorong orang lain untuk
mendahuluinya.
c. memiliki kesulitan untuk mengatakan “tidak”.
d. Mengajarkan pada individu untuk mengungkapkan diri dengan cara sedemikian
rupa sehingga terefleksi kepekaanya terhadap perasaan dan hak orang lain;
e. Meningkatkan kemampuan individu untuk menyatakan dan mengekspresikan
dirinya dengan enak dalam berbagai situasi sosial;
f. Menghindari kesalahpahaman dari pihak lawan komunikasi.

9
E. Tanda Dan Gejala
Data Obyektif:
• Muka merah
• Pandangan tajam
• Otot tegang
• Nada suara tinggi
• Berdebat
• Sering pula tampak klien memaksakan kehendak
• Merampas makanan, memukul jika tidak senang

b. Data Subyektif:
• Mengeluh perasaan terancam
• Mengungkapkan perasaan tidak berguna
• Mengungkapkan perasaan jengkel
• Mengungkapkan adanya keluhan fisik, berdebar-debar, merasa tercekik, dada sesak,
bingung.

F. Penatalaksanaan
a. Farmakoterapi
1. Obat anti psikosis, phenotizin (CPZ/HLP)
2. Obat anti depresi, amitriptyline
3. Obat anti ansietas, diazepam, bromozepam, clobozam
4. Obat anti insomnia, phenobarbital
b. Terapi modalitas
1) Terapi keluarga
Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi masalah klien
dengan memberikan perhatian:
1. BHSP
2. Jangan memancing emosi klien
3. Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan keluarga

10
4. Memberikan kesempatan pada klien dalam mengemukakan pendapat
5. Anjurkan pada klien untuk mengemukakan masalah yang dialami
6. Mendengarkan keluhan klien
7. Membantu memecahkan masalah yang dialami oleh klien
8. Hindari penggunaan kata-kata yang menyinggung perasaan klien
9. Jika klien melakukan kesalahan jangan langsung memvonis
10. Jika terjadi PK yang dilakukan adalah:
- Bawa klien ketempat yang tenang dan aman
- Hindari benda tajam
- Lakukan fiksasi sementara
- Rujuk ke pelayanan kesehatan
2) Terapi kelompok
Berfokus pada dukungan dan perkembangan, ketrampilan social atau aktivitas lain
dengan berdiskusi dan bermain untuk mengembalikan kesadaran klien karena masalah
sebagian orang merupakan perasaan dan tingkah laku pada orang lain.
3) Terapi musik
Dengan music klien terhibur, rilek dan bermain untuk mengembalikan kesadaran
klien.

G. Pohon Masalah

Resiko mencederai diri sendiri, lingkungan, dan → Effeck


orang lain

Perilaku kekerasan → Cor proplem


Koping individu in efektif


→ Causa

11
Gambar 1. (Prabowo,2014:146).

H. Diagnosis Keperawatan
a. Resiko menciderai diri dan orang lain atau lingkungan b.d perilaku kekerasan.
b. Perilaku kekerasan b.d Mekanisme koping individu in efektif.
c. Gangguan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan defisit perawatan diri
mandi dan berhias.

12
I. Intervensi Keperawatan

PN DIAGNOSA PERENCANAAN
O KEPERAWA
TAN TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL

1 Perilaku TUM : Klien menunjukan tanda-tanda Bina hubungan saling percaya dengan Kepercayan dari
kekerasan kepada perawat melalui : mengemukakan prinsip komunikasi terapeutik: klien merupakan
Klien Dan Keluarga hal yang akan
1. Ekspresi wajah cerah, tersenyum 1) Mengucapkan salam terapeutik, sapa klien memudahkan
Mampu mengatasi atau 2. Mau berkenalan dengan ramah, baik, verbal maupun nonverbal perawat dalam
memberikan resiko perilaku 3. Ada kontak mata 2) Berjabatan tangan dengan klien melakukan
kekerasan. 4. Bersedia menceritakan 3) Perkenalkan diri dengan sopan pendekatan
perasaannya 4) Tanyakan nama lengkap klien dan nama keperawatan atau
TUK 1:
5. Bersedia mengungkapkan panggilan yang di sukai klien
intervensi
Klien dapat membina masalah 5) Jelaskan tujuan pertemuan
selanjutnya terhadap
hubungan saling percya 6) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat
setiap kali bertemu klien klien
7) Tunjukan sikap empati dan menerima pasien
apa adanya

TUK 2: Kriteria Evaluasi : Bantu klien mengungkapkan perasaan marahnya :

Klien dapat 1. Menceritakan perilaku 1. Diskusikan bersama klien menceritan


mengidentifikasi penyebab kekerasan yang dilakukannya penyebab rasa kesal atau rasa jengkel
perilaku kekerasan yang Menceritakan perasaan 2. Dengarkan penjelasan klien tanpa menyela
dilakukannya jengkel/kesal, baik dari diri sendiri atau memberi penilaian pada setiap ungkapan
maupun lingkungan

14
perasaan klien

TUK 3 : 1. Fisik : Membantu klien mengungkapkan tanda-tanda Deteksi dini dapat


a. Mata merah kekerasan yang dialaminya : mencegah tindakana
Klien dapat b. Tangan mengepal 1. Diskusi dan motivasi klien untuk yang bisa
mengidentifikasi tanda- c. Ekspresi tenang dan menceritakan kondisi fisik saat perilaku membahayakan
tanda perilaku kekerasan lainlain kekerasan terjadi. klien dan lingkungan
2. Emosional : 2. Diskusikan dan motivasi klien untuk sekitar
a. Perasaan marah menceritakan kondisi fisik saat perilaku
b. Jengkel kekerasan terjadi
a. Bicara kasar 3. Sosial : 3. Diskusi dan motivasi klien untuk
a. Bermusuhan yang menceritakan kondisi emosi nya saat
dialami saat terjadi terjadi perilaku kekerasan
perilaku 4. Diskusikan dan motivasi klien uintuk
kekerasan menceritakan kondisi psikologfios saat
terjadi perilakukekerasan
5. Diskusikan dan motivasi klien untuk
kondisi hubungan dengan orang lain saat
terjadi perilaku kekerasan.

15
TUK 4 : Kriteria evealuasi : Melihat mekanisme
koping klien dalam
Klien dapat 1. Jenis-jenis ekspresi kemerahan Diskusikan dengan klien seputar perilaku menyelesaikan
mengidentifikasi jenis yang selama ini dilakukan kekerasan yang dilakukan selama ini : masalah yang di
perilaku kekerasan yang 2. Perasaan saat melakukan
hadapinya
pernah dilakukan kekerasan 1. Diskusikan dengan klien seputar perilaku
3. Evektiufitas cara yang dipakai kekersan yang dilakukan selama ini
dalam menyelesaikan masalah 2. diskusikan apakah dsengan kekerasan yang
dilakukan nya masalah yang dialami.

Tuk 5 : Kriteria evaluasi : Diskusikan dengan klien akibat negatif atau Membantu klien melihat
kerugian dari cara atau tindakan kekerasan yang dampak yang ditimbulkan
1. Diri sendiri dilukai, dijauhi, dilakukan pada: akibat perilaku kekerasan
teman, dan lingkungan yang dilakukan
Klien dapat 2. Orang lain/keluarga luka, • Diri sendiri
mengidentifikasi akibat dari tersinggung, ketakutan 3.
• Orang lain/keluarga
perilaku kekerasan Benda-benda dirumah
• Lingkungan

16
Tuk 6 : Kriteria evaluasi : Diskusikan dengan klien seputar : Menurunkan perilaku yang
yang deskruktif yang
Klien dapat 1. Dapat menjelaskan cara-cara • Apakah klien mau mempelajari cara berpotensi mencederai klien
mengidentifikasi cara sehat dalam mengungkapkan baru mengungkapkan cara marah yang dan lingkungan sekitar
kontruktif atau cara-cara marah. sehat
sehat dalam • Jelaskan berbagai alternatif pilihan
mengungkapkan kemarahan untuk mengungkapkan kemarahan selain
perilaku kekerasan yang diketahui
• Jelaskan cara-cara sehat untuk
mengungkapkan kemarahn :
• Cara fisik :
Napas dalam ,pukul kasur, olahraga
Napas dalam ,pukul kasur, olahraga

17
Tuk 7 : 1. Fisik 1. Diskusi cara yang mungkin dipilih serta Keinginan marahnya tidak bisa
Tarik napas dalam, memukul anjurkan klien memilih cara yang diprediksi waktunya serta siapa
Klien dapat bantal mungkin diterapkan untuk yang memicunya
mendemonstrasikan cara mengungkapkan kemarahannya
2. Verbal 2. Latih klien memperagakan cara yang
mengontrol perilaku Mengunkapkan perasaan rasa Meningkatkan kepercayaan diri
kekerasan dipilih dengan melaksanakan cara yang klien serta asertif (ketegasan) saat
kesal/jengkel kepada orang lain dipilihnya
tanpa menyakiti. mareah atau jengkel
3. Jelaskan cara manfaat tersebut
3. Spritual 4. Anjurkan klien menirukan peragaan yang
Doa, meditasi sesuai agamanya sudah dilakukan

Tuk 8 : Kriteria evaluasi : 1. Jelaskan manfaat menggunakan obat Membantu penyembuhan klien
1. Kerugian tidak minum secara teratur dan kerugian jika tidak tidak mengontrol kegiatan klien minum
Klien menggunakan obat obat menggunakan obat obat dan mencegah klien putus
sesuai program yang telah 2. Nama obatbentuk dan 2. Jelaskan kepada klien obat.
ditetapkan warna obat 3. Jenis obat, nama, warna, dan bentuk
3. Dosis yang diberikan 4. Dosis yang tepat untuk klien
kepadanya 5. Waktu pemakain
4. Waktu pemakain 6. Cara pemakaian
5. Efek disamping 7. Efek yang akan dirasakan klien
6. Klien menggunakan obat 8. Anjurkan klien untuk minta obat tepat
sesuai program waktu
9. Lapor perawat atau dokter jika mengalami
efek yang tidak biasa
10. Beri pujian terhadap kedisplinan klien
menggunakan obat

18
BAB III
PEMBAHASAN

A. Strategi Pelaksanaan

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : NUR HIKMAH FAJRIANI ILHAM


NIM : PO.714201171033
Nama Pasien : Tn. I
Alamat : Perumahan mahkota mas 2 no 8
Ruangan :-
No.MR :-
Pertemuan : Hari-1
Hari / Tanggal : Jumat / 28 Juli 2020

Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien

Data Subjektif : Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang. Klien suka
membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal
atau marah.

Data Objektif : Mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dankeras,
pandangan tajam

2. Diagnosa Keperawatan
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan berhubungan dengan Perilaku
kekerasan.
3. Tujuan Tindakan
a. Pasien dapat mengidentifikasi penyebab PK
b. Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK
c. Pasien dapat menyebutkan jenis PK yang pernah dilakukannya
d. Pasien dapat menyebautkan akibat dari PK yang dilakukannya.
e. Pasien dapat menyebutka cara mencegah / mengendalikan Pknya.

19
4. Tindakan Keperawatan
SP 1 Klien :
Membina hubungan saling percaya, mengidentifikasi penyebab marah, tanda dan
gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibat dan cara
mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara fisik pertama ( latihan nafas dalam).
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
FASE ORIENTASI
Assalamu’alaikum, selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Nur Hikmah Fajriani
Ilham saya biasanya dipanggil hikmah. Saya mahasiswa keperawatan dari Poltekkes
Makassar yang kebetulan sekarang sedang melaksankan Praktek Keperawatan Jiwa
melalui daring, dan perkenangkan bu, saya akan memberikan edukasi kepada ibu mengenai
perilaku kekerasan yang berfokus pada Assertive Training.
In sya Allah saya akan melakukan pengkajian mengenai kondisi adik saat ini untuk 2 hari
kedepan ya dik serta memberikan tindakan apa saja yang terkait dengan kondisi adik saat
ini.
Suster : Kalo boleh tau adik namanya siapa? Dan suka di panggil apa ?”
Pasien : (Diam saja sambil melotot)
Suster : “dik, perkenalkan nama saya ners hikmah,dik namanya siapa?”
Pasien : “IRFANN”(dengan nada ketus)
Suster : “Ooh.. AdikIrfan, dik Irfan hari ini kabarnya bagaimana?”
Pasien: (diam)
Suster : “Irfan, suster nanya nih”
Pasien : (Diam)
Suster : “Kenapa dik Irfan? Lagi tidak enak badan ta? Kok diam saja?”
Pasien : (Diam)
Suster : “Yaudah kalo Irfan tidak mau berbicara sekarang, 10 menit lagi saya
kembali, yah, semoga Irfan sudah mau bicara 10 menit kemudian.

20
FASE KERJA
Suster : “Loh(muka kaget) Irfan kokkepalanya dibentur2in, jangan dik
Pasien: (sambil membentak suster) Kenapa, Percuma saya hidup, saya ini orang yang
tidak berguna, saya orang bodoh”
Suster : (Berusaha menarik pasien dari tembok) “Siapa yang bilang irfan ini
tidak berguna?”
Pasien: “Saya ini tidak berguna!!!!”(sambil teriak)
Suster : “Di dunia ini tidak ada yang tidak berguna , semua yang di ciptakan oleh
Allah pasti ada manfaatnya. Apalagi masih mempunyai tubuh yang
lengkap”.
Pasien: (tertunduk)
Suster :”Begini saja saya ajak adik jalan-jalan ketaman, bagaimana?”
Pasien: “untuk apa?”
Suster: “biar pikirannya tenang tidak marah-marah lagi.”
Pasien: (pasien mau menerima ajakan suster).

Di Taman
Suster: dik bagaimana sudah bisa merasa tenang belum perasaannya sekarang?
Pasien: (termenung)
Suster: dik kalau boleh tau sebenarnya ada apa, kenapa adik mengatakan bahwa bapak
itu tidak berguna?
Pasien: saya merasa malu dan tidak berguna sus sebab saya tidak lulus UAN..bodoh
soal begitu saja saya tidak lulus..
Suster: mas kegagalan itu bukan akhir segalanya tapi kegagalan itu adalah keberhasilan
Yang tertunda
.Pasien: tapikan tetep aja gagal. (lalu mengepalkan tangan dan seolah ingin memukul
tanah)
Suster: tenang ya dik ! apa yang membuat dik Irfan kesal?
Pasien : saya kesal kalau ada yang tanya-tanya sama saya tentang ketidaklulusan
saya.Rasanya ingin saya pukul saja mereka.
Suster : ooh, begitu. dik Irfan ini kesal kalau ada yang menanyakan tentang
Ketidak lulusan itu ya. sekarang coba dipikirkan, memukul seseorang yang tidak

21
bersalah itu perilaku yang baik atau tidak?
Pasien : tidak sus.
Suster : yaa bagus. Itu perilaku yang tidak baik. Itu kan bisa melukai orang itu. Selain
itu,tangan dik Irfan kan bisa jadi sakit atau luka. Bagaimana menurut dik Irfan?
Pasien : iya ya sus. Tidak ada gunanya juga memukul orang lain. Malah membuat
tangansaya pegal pegal.
Suster : baiklah, kalau begitu.. mari suster ajarkan cara untuk mencegah dik Irfan
melakukan kekerasan. Kalau timbul rasa kesal pada diri dik Irfan, sesegera
mungkin Tarik napas dalam. Instruksikan diri dik Irfan untuk tenang. Ayo
sekarang dicoba ¡
Pasien : (mempraktekkan nafas dalam)

FASE TERMINASI
Suster : ya bagus. Sekarang bagaimana perasaannya?
Pasien : Kalau saya masih merasa kesal bagaimana, Sus?
Suster : Kalau dik Irfan masih kesal, cobalah untuk mengekspresikannya ke benda yang
tidak bahaya. Memukul bantal misalnya. Ayo sekarang dicoba !
Pasien : begini sus? Iya sus, saya lega sekarang
Suster : naaah.. bagus. Begitu kan lebih baik. dik Irfan bisa mempraktekkan 2 cara tadi
kalau dik Irfan sedang kesal. Apakah Irfan sudah mengerti?
Pasien : iya sus (menganggukkan kepala)Suster : Oke. ¡ suster yakin Irfan bisa
mengendalikan emosi dengan baik. Kalau begitu,sesuai kontrak tadi bahwa kita
mengobrol 10 menit saja. Sekarang sudah 10 menit, suster melanjutkan
pekerjaan suster ya. Irfan bisa mencari kesibukan yang lain.
Pasien : baik sus.
Suster : besok suster akan menemui Irfan lagi untuk menanyakan 2 cara yang tadi
Sudah suster ajarkan sudah kerjakan atau belum. irfan mau kita bertemu kapan
dan dimana?
Pasien : pagi jam 9 sus. Di taman

22
B. Asuhan Keperawatan
Identitas
1. Nama pasien : Tn.I
2. Umur : 20 thn
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Status perkawinan : Belum menikah
5. Orang yang berarti : Ibu
6. Pendidikan : SMA
7. Tanggal pengkajian : 28 juli 2020
8. Diagnosis medik : Perilaku kekerasan

Keluhan Utama Klien


Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang. Klien suka membentak dan
menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal atau marah.

Faktor Predisposisi :
a. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu : Pasien tidak pernah mengalami
gangguan jiwa dimasa lalu, dan pasien mengalami gangguan jiwa sejak mengetahui
dirinya tidak lulus ujian nasional dan sampai saat ini belum pernah di rawat di RS karena
keluarga beranggapan jika rasa marahnya muncul keluarganya membiarkannya
menyendiri di kamar
b. Riwayat pengobatan : Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan sebelumnya
apabila gangguan jiwa datang pasien hanya ditenangkan oleh keluarga lalu dibiarkan
untuk menenangkan dirinya sendiri.
c. Riwayat penganiayaan : Pasien tidak memiliki riwayat penganiayaan selama hidup.
d. Pengalaman masa lalu yang tidak mengenakkan
e. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu : Pasien tidak pernah mengalami
gangguan jiwa dimasa lalu.

23
f. Riwayat pengobatan : Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan sebelumnya
apabila gangguan jiwa datang pasien hanya ditenangkan oleh keluarga lalu dibiarkan
untuk menenangkan dirinya sendiri.
g. Riwayat penganiayaan : Pasien tidak memiliki riwayat penganiayaan selama hidup.
h. Pengalaman masa lalu yang tidak mengenakkan

Jelaskan : Pasien mengatakan di rumah ia sering menyendiri, marah-marah dan sering


memukul- mukul diri ke tembok. Di awal pengkajian Sdr. T mengatakan “aku ini
sangat bodoh dan sangat memalukan. Kepandaianku sebanding dengan kebodohan seekor
keledai”. Pasien suka menyendiri dikamar, tak mau berinteraksi dengan orang lain, tak mau
makan minum dan mandi. Hal ini terjadi sejak ia mendapat kabar buruk
tentang dirinya. T yang pandai dalam semua bidang pelajaran menerima hasil UJIAN
NASIONAL yang menyatakan bahwa dirinya TIDAK LULUS ujian yang sangat malu dan
merasa bodoh dan pada akhirnya merasakan syok.

Masalah Keperawatan: Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
berhubungan dengan Perilaku kekerasan.
Fisik :
a. Tanda Vital :
TD : 110/80 mmHg Nadi : 89 x/mnt Suhu : 36.8℃ RR : 20x/mnt
b. TB : 165 CM
c. Keluhan fisik : pasien tidak mengalami keluhan fisik

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan


Genogram :

Keterangan :

Laki-laki perempuan

meninggal pasien

24
Jelaskan : Pasien tidak memiliki riwayat keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

Konsep Diri :
a. Gambaran diri : pasien merasa jika dirinya itu pintar, pandai dalam semua bidang
pelajaran
b. Identitas : Pasien merasa jika dirinya memiliki kepintaran yang cukup,
c. Peran : Pasien berumur 20 tahun, belum menikah dan ingin menjadi siswa yang
berprestasi
d. Ideal diri : Pasien ingin hidup dengan tenang, tanpa rasa malu
e. Harga diri : Pasien saat ini memiliki harga diri yang rendah kerna merasa tidak lulus
ujian nasional
Jelaskan: Pasien mengatakan di rumah ia sering menyendiri, marah-marah dan sering
memukul- mukul diri ke tembok. Di awal pengkajian Sdr. T mengatakan “aku ini
sangat bodoh dan sangat memalukan. Kepandaianku sebanding dengan kebodohan seekor
keledai”. Pasien suka menyendiri dikamar, tak mau berinteraksi dengan orang lain, tak mau
makan minum dan mandi. Hal ini terjadi sejak ia mendapat kabar buruk
tentang dirinya. T yang pandai dalam semua bidang pelajaran menerima hasil UJIAN
NASIONAL yang menyatakan bahwa dirinya TIDAK LULUS ujian yang sangat malu dan
merasa bodoh dan pada akhirnya merasakan syok.

Masalah Keperawatan : Harga diri rendah

Hubungan sosial.
a. Orang yang berarti :Paling dekat dengan ibunya
b. Peran serta dalam kelompok : lebih sering menyendiri di kamar
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: enggan untuk berkomunikasi lebih
senang menyendiri di kamar.

25
Spiritual :
a. Nilai dan Keyakinan : Pasien memiliki keyakinan jika setiap masalah yang dihadapi saat
ini merupakan ujian dari Allah.
b. Kegiatan Ibadaha : Melaksanakan shalat 5 waktu

Status Mental :
a. Penampilan : Pasien memiliki penampilan yang rapi dari ujung kepala sampai ujung kaki.
b. Pembicaraan : Tidak mampu memulai pembicaraan, nada suara tinggi dan keras
c. Aktivitas motorik : Pasien memiliki aktivitas motorik yang baik, namun apabila
memasuki pembahasan mengenai kejadian ketidaklulusan yang baru saja dialami pasien
memiliki aktivitas motorik tegang dan marah jika diberi pertanyaan.
d. Interaksi selama wawancara : pasien kurang kontak mata pada saat wawancara pasien
cenderung menunduk ketika di wawancarai.
e. Alam perasaan : Pasien merasa sedih, malu dan putus asa sejak tidaklulus ujian.
f. Daya tolak diri : Pasien cenderung menyalahkan dirinya sendiri terkait kondisinya saat ini
karena pasien percaya jika tidak ada yang ingin mendekatinya karena sudah tidak lulus
ujian.

26
Analisa Data

Data Masalah
DS : Perilaku Kekerasan
Pasien : Klien mengatakan benci atau kesal
pada seseorang. Klien suka membentak dan
menyerang orang yang mengusiknya jika
sedang kesal atau marah serta melakukan hal
yang tidak wajar seperti (menjedor-jedorkan
kepala di tembok yang ada disekitar )

DO :
Mata merah, wajah agak merah, nada suara
tinggi dan keras,pandangan tajam

POHON MASALAH

Resiko mencederai diri, Orang lain, lingkungan ....... effort

Resiko Perilaku Kekerasan ....... Core Problem

Gangguan Konsep Diri: Harga diri rendah ....... cause

Diagnosa Keperawatan
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan berhubungan dengan Perilaku kekerasan.

27
28
Rencana Tindaka Keperawatan

PN DIAGNOSA PERENCANAAN
O KEPERAWA
TAN TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL

1 Perilaku TUM : Klien menunjukan tanda-tanda Bina hubungan saling percaya dengan Kepercayan dari
kekerasan kepada perawat melalui : mengemukakan prinsip komunikasi terapeutik: klien merupakan
Klien Dan Keluarga hal yang akan
1. Ekspresi wajah cerah, tersenyum 1) Mengucapkan salam terapeutik, sapa klien memudahkan
Mampu mengatasi atau 2. Mau berkenalan dengan ramah, baik, verbal maupun nonverbal perawat dalam
memberikan resiko perilaku 3. Ada kontak mata 2) Berjabatan tangan dengan klien melakukan
kekerasan.
4. Bersedia menceritakan 3) Perkenalkan diri dengan sopan pendekatan
perasaannya 4) Tanyakan nama lengkap klien dan nama keperawatan atau
TUK 1:
5. Bersedia mengungkapkan panggilan yang di sukai klien
intervensi
Klien dapat membina masalah 5) Jelaskan tujuan pertemuan
selanjutnya terhadap
hubungan saling percya 6) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat
klien
setiap kali bertemu klien
7) Tunjukan sikap empati dan menerima pasien
apa adanya

TUK 2: Kriteria Evaluasi : Bantu klien mengungkapkan perasaan marahnya :

Klien dapat 1. Menceritakan perilaku 1. Diskusikan bersama klien menceritan penyebab


mengidentifikasi penyebab kekerasan yang dilakukannya rasa kesal atau rasa jengkel
perilaku kekerasan yang Menceritakan perasaan 2. Dengarkan penjelasan klien tanpa menyela atau
dilakukannya jengkel/kesal, baik dari diri sendiri memberi penilaian pada setiap ungkapan
maupun lingkungan

29
perasaan klien

TUK 3 : 2. Fisik : Membantu klien mengungkapkan tanda-tanda Deteksi dini dapat


c. Mata merah kekerasan yang dialaminya : diskusi dan mencegah tindakana
Klien dapat d. Tangan mengepal yang bisa
motivasi klien untuk menceritakan kondisi
mengidentifikasi tanda- e. Ekspresi tenang dan membahayakan
tanda perilaku kekerasan fisik saat perilaku kekerasan terjadi.
lainlain klien dan lingkungan
3. Emosional : 1 Diskusikan dan motivasi klien untuk
menceritakan kondisi fisik saat sekitar
a. Perasaan marah
b. Jengkel perilaku kekerasan terjadi
a. Bicara kasar 3. Sosial : 2 Motivasi klien untuk menceritakan
a. Bermusuhan yang kondisi emosi nya saat terjadi perilaku
dialami saat terjadi kekerasan
perilaku 3 Simpulkan bersama klien tanda-tanda
kekerasan jengkel/kesal yang dialami klien.

TUK 4 : Kriteria evealuasi : Melihat mekanisme


koping klien dalam
Klien dapat 1. Jenis-jenis ekspresi kemerahan Diskusikan dengan klien seputar perilaku menyelesaikan
mengidentifikasi jenis yang selama ini dilakukan kekerasan yang dilakukan selama ini : masalah yang di
perilaku kekerasan yang 2. Perasaan saat melakukan
hadapinya
pernah dilakukan kekerasan 1. Diskusikan dengan klien seputar perilaku
3. Evektiufitas cara yang dipakai kekersan yang dilakukan selama ini
dalam menyelesaikan masalah 2. diskusikan apakah dsengan kekerasan yang
dilakukan nya masalah yang dialami akan
selesai

31
Tuk 5 : Kriteria evaluasi : Diskusikan dengan klien akibat negatif atau Membantu klien melihat dampak
kerugian dari cara atau tindakan kekerasan yang yang ditimbulkan akibat perilaku
1. Diri sendiri dilukai, dilakukan pada: kekerasan yang dilakukan
dijauhi, teman, dan
Klien dapat lingkungan • Diri sendiri
mengidentifikasi akibat dari 2. Orang lain/keluarga • Orang lain/keluarga
perilaku kekerasan luka, tersinggung,
ketakutan 3. Benda- • Lingkungan
benda dirumah

Tuk 6 : Kriteria evaluasi : Diskusikan dengan klien seputar : Menurunkan perilaku yang yang
deskruktif yang berpotensi
Klien dapat 1. Dapat menjelaskan cara- • Apakah klien mau mempelajari cara mencederai klien dan lingkungan
mengidentifikasi cara cara sehat dalam baru mengungkapkan cara marah yang sekitar
kontruktif atau cara-cara mengungkapkan marah. sehat
sehat dalam • Jelaskan cara-cara sehat untuk
mengungkapkan kemarahan mengungkapkan kemarahn :
• Cara fisik :
Napas dalam ,pukul kasur, olahraga

Tuk 7 : 1. Fisik 1. Diskusi cara yang mungkin dipilih serta Keinginan marahnya tidak bisa
Tarik napas dalam, memukul anjurkan klien memilih cara yang diprediksi waktunya serta siapa
Klien dapat bantal mungkin diterapkan untuk yang memicunya
mendemonstrasikan cara 2. Verbal mengungkapkan kemarahannya
mengontrol perilaku 2. Latih klien memperagakan cara yang Meningkatkan kepercayaan diri
Mengunkapkan perasaan rasa
kekerasan dipilih dengan melaksanakan cara yang klien serta asertif (ketegasan) saat
kesal/jengkel kepada orang lain dipilihnya
tanpa menyakiti. mareah atau jengkel
3. Jelaskan cara manfaat tersebut
3. Spritual

32
Doa, meditasi sesuai agamanya 4. Anjurkan klien menirukan peragaan yang
sudah dilakukan
5. Beri penguatan pada pasien

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Waktu Implementasi Evaluasi


Perilaku Kekerasan 28 Juli 2020 TUK 1 S : Klien mengatakan benci atau
Jam. 09.00 1. beri salam/ panggil nama klien. kesal pada seseorang suka
Hasil : Klien menjawab salam dan membentak dan menyerang orang
menyebutkan nama. yang mengusiknya jika sedang kesal
2. Menyebutkan nama perawat sambil atau marah.
jabat tangan
Hasil : Klien ikut menjabat tangan
perawat O : Mata merah, wajah agak merah,
3. Menjelaskan maksud hubungan nada suara tinggi dankeras,
interaksi pandangan tajam
Hasil : Klien mengertian maksud
dan tujuan perawat menemuinya A : Perilaku kekerasan
4. Menjelaskan tentang kontrak yang P : Lanjutkan Intervensi :
akan dibuat 1. Menjelaskan penyebab
Hasil : Klien mengerti tentang perilaku kekerasan
kontrak waktu yang telah disepakati 2. menjelaskan tanda-tanda
5. beri rasa aman dan sikap empati perilaku kekerasan
lakukan kontak singkat tapi sering 3. Menjelaskan jenis perilaku
Hasil : Klien awalnya menolak kekerasan
kontak mata dengan perawat 4. Menjelaskan akibat dari
perilaku kekerasan.
5. Menjelaskan cara mengontrol
marah.

33
28 Juli 2020 TUK 2 S : Klien mengatakan benci atau
Jam. 09.25 kesal pada seseorang suka
1.Mendiskusikan bersama klien membentak dan menyerang orang
penyebab rasa kesal atau rasa jengke yang mengusiknya jika sedang kesal
Hasil : Pasien mengatakan jika dirinya atau marah.
sangat marah ketika ada seseorang
menanyakan tentang ketidaklulusannya.
. O : Mata merah, wajah agak merah,
2. Dengarkan penjelasan klien tanpa nada suara tinggi dankeras,
menyela atau memberi penilaian pada pandangan tajam
setiap ungkapan perasaan klien
Hasil : klien tampak semangat A : Perilaku kekerasan
berdiskusi membahas penyebab rasa
jengkelnya. P : Lanjutkan Intervensi
1. menjelaskan tanda-tanda
perilaku kekerasan
2. Menjelaskan jenis perilaku
kekerasan
3. Menjelaskan akibat dari
perilaku kekerasan.
4. Menjelaskan cara mengontrol
marah.

28 Juli 2020 TUK 3 S : Klien mengatakan akan


Jam. 09.40 1. Diskusi dan motivasi klien untuk membentak dan menyerang orang
menceritakan kondisi fisik saat yang mengusiknya jika sedang kesal
perilaku kekerasan terjadi atau marah.
Hasil : Pasien mengungkapkan jika
dirinya marah dan membenturkan
kepalanya di tembok ketika kesal O : Mata merah, wajah agak merah,
nada suara tinggi dankeras,
2. motivasi klien untuk menceritakan pandangan tajam
kondisi emosi nya saat terjadi
perilaku kekerasan

34
Hasil : akan membentak dan A : Perilaku kekerasan
menyerang orang
yang mengusiknya jika sedang kesal P : Lanjutkan Intervensi
atau marah. 1. Menjelaskan jenis perilaku
kekerasan
3. Simpulkan bersama klien tanda- 2. Menjelaskan akibat dari
tanda jengkel/kesal yang dialami perilaku kekerasan.
klien 3. Menjelaskan cara mengontrol
Hasil : Klien memahami tanda- marah.
tanda jengkel/kesal
28 Juli 2020 TUK 4 S : Klien mengatakan benci atau
Jam. 09.45 kesal pada seseorang suka
1. Menganjurkan klien untuk membentak dan menyerang orang
mengungkapkan perilaku kekerasan yang mengusiknya jika sedang kesal
yang biasa dilakukan klien atau marah
Hasil : klien mengantakan akan
membentak dan menyerang orang O : Mata merah, wajah agak merah,
yang mengusiknya jika sedang kesal nada suara tinggi dankeras,
atau marah. pandangan tajam

2. Bicarakan dengan klien apakah cara A : Perilaku kekerasan


yang klien lakukan masalahnya
selesai? P : Lanjutkan Intervensi
Hasil : Klien diam dan mulai 1. Menjelaskan akibat dari
memahami jika apa yang perilaku kekerasan.
dilakukannya itu salah 2. Menjelaskan cara mengontrol
marah.

28 Juli 2020 TUK 5 S : Klien mengatakan benci atau


Jam. 09.50 1. Bicarakan akibat/kerugian dari cara kesal pada seseorang suka
yang dilakukan klien membentak dan menyerang orang
Hasil : Klien mengerti apa yang yang mengusiknya jika sedang kesal
dibicarakan atau marah

35
O : Mata merah, wajah agak merah,
nada suara tinggi dan keras,
pandangan tajam

A : Perilaku kekerasan

P : Lanjutkan Intervensi
1. Menjelaskan cara mengontrol
marah.

28 Juli 2020 TUK 6 S : Klien mengatakan benci atau


Jam. 09.55 1. Bantu klien memilih cara yang kesal pada seseorang suka
paling tepat untuk mengungkapkan membentak dan menyerang orang
kemarahan. yang mengusiknya jika sedang kesal
Hasil : klien mengikuti pilihan yang atau marah
dianjurkan.
2. Bereinforcement positif atau O : Mata merah, wajah agak merah,
keberhasilan klien menstimulasi cara nada suara tinggi dan keras,
tersebut pandangan tajam
Hasil : Klien merasa senang
3. Anjurkan klien untuk menggunakan A : Perilaku kekerasan
cara yang telah dipelajari saat
jengkel/marah P : Lanjutkan Intervensi
Hasil : Klien mengikuti anjuran

36
Diagnosa Waktu Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Perilaku Kekerasan 29 Juli 2020 1. Membina hubungan saling percaya S : Pasien mengatakan mampu
Jam.10.00 dengan pasien menahan rasa marah, nada suara
Hasil : Pasien mulai terbuka kepada agak pelan. Pasien mengatakan jik
perawat, pasien berbicara dengan ada yang mengusiknya akan lebih
nada yang cukup sopan sabar lagi menghadapinya.

2. Melatih cara mencegah/ mengontrol O : Nada suara pelan, sopan, ada


perilaku kekerasan secara fisik kontak mata saat berbicara
Hasil : Klien mengikuti pelatihan
yang diberikan dan mengerti apa A : Perilaku kekerasan
yang telah di jelaskan
P : pertahankan intervensi

37
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Orang Dengan Gangguan Jiwa adalah orang yang mengalami gangguan pada
psikisnya sehingga pada pengakjian: keluarga mengatakan pasien marah-marah, bicara
sendiri, melempar rumah, mengurung diri di dalam kamar dan tidak ingin bergaul dengan
orang lain sering menunduk saat ditanya.

Diagnosa prioritas yang diangkat pada pasien adalah perilaku kekerasan. Tindakan
yang dilakukan pada pasien adalah membina hubungan saling percaya. Mengidentifikasi
penyebab perilaku kekerasan, mengidentifikasi perilaku kekerasan, mengidentifikasi tanda
gejala perilaku kekerasan, mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan dan
mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara memukul kasur dan
bantal, serta menarik napas dalam.

B.Saran
Dalam hal ini penulis memberikan beberapa saran setelah secara langsung mengamati
lebih dekat di dalam perkembangan status kesehatan pada pasien perilaku kekerasan maka
penulis mengharapakan :

• Manfaat Teoritis
Dijadikan sebagai bahan referensi untuk mengembangkan Ilmu Keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan perilaku kekerasan

39
Daftar Pustaka

Prabowo, E. (2014). Asuhan Keperawatan Jiwa . Yogyakarta : Medikal Book.

Keliat. (2011). Kperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas . Jakarta: ECG.

Yosep, Igus. 2010. Keperawatan Jiwa Edisi Revisi. Bandung: Refika Adiutama
-----------, 1998.

Kemenkes RI. 2014. UU. RI. No.18 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Jiwa. Jakarta: Kemenkes RI

Kusumawati F dan Hartono Y. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Jakarta: Salemba Medika

40

Anda mungkin juga menyukai