Anda di halaman 1dari 7

BAB V

TRANSFORMASI DESAIN

A. Transformasi Tapak
Transformasi tapak pada desain adalah penjabaran terkait perubahan
perubahan yang bertransformasi dari awal desain hingga hasil akhir sebuah
desain dengan adanya pertimbangan-pertimbangan pengaruh yang melahirkan
hasil akhir yang berbeda. Berikut transformasi desain tapak dapat dilihat pada
gambar:

Gambar V.1 Rencana Awal Tapak


(Sumber : Olah data, 2021)

Transformasi pengolahan tapak didasarkan pada beberapa pertimbangan


terkait pola sirkulasi dalam kawasan, pola tata massa bangunan, dan orientasi
penataan ruang luar yang kurang maksimal, kemudian dijadikan acuan dalam
proses perubahan tapak yang menghasilkan transformasi desain pada gambar
berikut:

65
Gambar V.2 Hasil Desain Akhir Tapak
(Sumber : Olah data, 2021)

Perancangan area kawasan wisata melibatkan transformasi transformasi


penanda dengan penempatan area pereletakan yang dapat dilihat langsung
pengunjung sebagai jalur komunikasi dalam kawasan sebagai penandah arah
dan estetika kawasan.

Gambar V.3 Penanda Kawasan


(Sumber : Olah data, 2021)

Dalam area kawasan juga dirancang taman sebagai ruang komunal untuk
bersantai, dan sebagai area ruang terbuka hijau diantara bangunan-bangunan
yang ada.

66
Gambar V.4 Taman Kawasan
(Sumber : Olah data, 2021)

B. Transformasi Bentuk
Konsep bentuk awal bangunan penunjang seperti gazebo dengan dasar
persegi, awalnya didesain sebagaimana gazebo pada umumnya. Namun hal
ini terlalu menoton untuk menunjang kekhasan wisata kuliner yang akan
didesain. Oleh karenanya bentuk pola desain gazebo diubah sedemikian rupa
agar lebih estetik untuk menunjang kawasan wisata sebagai tempat yang
dapat dikenal dengan ciri khas yang berbeda dari area wisata kuliner yang
lain.

Gambar V.5 Konsep Awal Desain Gazebo


(Sumber : Olah data, 2020)

67
Gambar V.6 Hasil Desain Akhir Bangunan Gazebo
(Sumber : Olah data, 2020)

Secara garis besar konsep bentuk awal dan hasil akhir desain mengalami
perubahan yang cukup signifikan, dalam hal pola bentuk yang kemudian
melahirkan desain gazebo yang lebih estetik dan untuk pola tata massa dalam
area kawasan tidak mengalami banyak perubahan perletakan gazebo sebagai
tempat peristirahatan atau pernaungan.
C. Transformasi Konsep Penerapan Hemat Energi
Perancangan area kawasan wisata melibatkan transformasi konsep
penerapan hemat energi yang diusung sebagai sistem yang sustainable untuk
kelangsungan kawasan secara terus menerus. Dengan penerapan solar cell
sebagai upaya untuk mengurangi pemakaian listrik secara ketergantungan.

Gambar V.7 Penerapan Solar Cell


(Sumber : Olah data, 2021)

68
Gambar V.8 Area Gazebo
(Sumber : Olah data, 2021)

Untuk konsep jangka panjang mengacu pada keadaan yang terjadi


sekarang ini dengan maraknya virus yang ada, membuat konsep desain lebih
menerapkan sistem social distancing dengan desai gazebo tertutup dan
penempatan wastafel pada setiap gazebo guna untuk menjaga kebersihan diri
dan lingkungan. Hal ini mengedepankan proses siklus hidup berkelanjutan.
D. Transformasi Tata Ruang
Perancangan ruang pada Kawasan Wisata Kuliner yang didesain terdapat
penggabungan beberapa fungsi ruang yang dapat saling menunjang dalam
satu kawasan. Berikut beberapa persentase ruang dalam Kawasan Wisata
Kuliner:
1. Presentasi Luas Ruang dalam Kawasan
a. Transformasi Besaran Ruang Kuliner
Ruang Awal M2 Hasil M2 Faktor Pengaruh
2 2
Stan Penjualan 150 M 150 M
Ruang Makan, Minum 300 M2 450 M2 Perluasan Area
Cafe 300 M2 300 M2
Toilet Umum 20 M2 20 M2
Subtotal 770 M2 920 M2
Sirkulasi 20% 154 M2 184 M2
Total 924 M2 1.104 M2
(Sumber : Olah Data 2021)
b. Transformasi Besaran Rest Area
Ruang Awal M2 Hasil M2 Faktor Pengaruh
2
Gazebo 90 M 180 M2 Perbanyak Area

69
Gazebo
2 2
Bangku Taman 12 M 12 M
Subtotal 102 M2 192 M2
Sirkulasi 20% 20,4 M2 38,4 M2
Total 122,4 M2 230,4 M2
(Sumber : Olah Data 2021)

c. Transformasi Besaran Area Service


Ruang Awal M2 Hasil M2 Faktor Pengaruh
2 2
Pos Keamanan 27 M 27 M
R. Istirahat 72 M2 72 M2
Toilet 6 M2 6 M2
Gudang 40 M2 40 M2
Genset 40 M2 40 M2
Subtotal 185 M2 185 M2
Sirkulasi 20% 37 M2 37 M2
Total 222 M2 222 M2
(Sumber : Olah Data 2021)

d. Transformasi Besaran Area Parkir


Ruang Awal M2 Hasil M2 Faktor Pengaruh
2
Motor 300 M 300 M2
Mobil 625 M2 625 M2
Bus 120 M2 120 M2
Subtotal 1.045 M2 1.045 M2
Sirkulasi 20% 209 M2 209 M2
Total 1.254 M2 1.254 M2
(Sumber : Olah Data 2021)

Dari tabel diatas mengahsilkan hasil awal ruang yang direncanakan


dan hasil akhir ruang yang menjadi output desain perancangan. Berikut hasil
keseluruhan.
e. Total Hasil Keseluruhan Desain
Ruang Awal M2 Hasil M2
2
Ruang Kuliner 924 M 1.104 M2
Rest Area 122,4 M2 230,4 M2
Area Service 222 M2 222 M2
Area Parkir 1.254 M2 1.254 M2
Total Keseluruhan 2.522,4 M2 2.810,4 M2
(Sumber : Olah Data 2021)

70
Tabel di atas berisi data besaran ruang dengan transformasi dari ruang
yang direncanakan dengan hasil akhir ruang yang dirancang. Faktor pengaruh
transformasi ini disebabkan penyesuaian beberapa ruang dan penataan
kembali layout ruang untuk menghasilkan ruang yang lebih efektif yang dapat
saling menunjang masing-masing fungsi ruang.
Dari transformasi besaran luas ruang tersebut, maka dapat ditentukan
presentase deviasi kebutuhan ruang dalam Kawasan Wisata Kuliner sebagai
berikut:
Luas yang direncanakan : 2.522,4 M2
Luas yang dirancang : 2.810,4 M2
Presentasi Deviasi Luas : Rencana Awal – Rencana Akhir x 100%
Rencana Awal
: 2.522,4 M2 – 2.810,4 M2 x 100%
2.522,4 M2
: ( -288 M2 ) x 100%
2.522,4 M2
: -0,114 %
Berdasarkan hasil transformasi pengolahan ruang, dari perhitungan
presentasi deviasi luas menghasilkan + -0,114 % yang berarti lebih besar dari
perencanaan awal.

71

Anda mungkin juga menyukai