Oleh :
DESY RAMADANI
NIM. 1810206006
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka
diperoleh rumusan masalah yaitu: bagaimana Kemampuan Literasi Numerasi
pada Kelas VII di SMP Islam Az – Zarah 2 Palembang?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusanmasalah yang diuraikan diatas maka tujuan
penelitian yang ingin dicapai yaitu Mendeskripsikan kemampuan Literasi
Numerasi pada Kelas VII di SMP Islam Az – Zarah 2 Palembang
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan ini yang diharapkan yaitu sebagai berikut:
1. Bagi guru
Sebagai informasi dan bahan pertimbangan dalam merancang proses
pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kemampuan kemampuan
Literasi Numerasi pada Kelas VII
2. Bagi siswa
Sebagai pembiasaan untuk mengetahui, mengevaluasi, dan
mengontrol proses berpikirnya sendiri, sehingga dapat meningkatkan
kemampuan Literasi Numerasi pada Kelas VII
3. Bagi peneliti
Sebagai pengalaman dan wawasan baru mengenai kemampuan
Literasi Numerasi pada Kelas VII
4. Bagi peneliti lain
Sebagai acuan maupun perbandingan dalam melakukan penelitian
yang relevan.
II .TINJAUAN PUSTAKA
A. Literasi
UNESCO mendefinisikan literasi sebagai kemampuan untuk
mengidentifikasi, memahami, menafsirkan, menciptakan, mengomunikasikan,
dan menghitung mengunakan materi cetak dan tertulis dengan berbagai
konteks.
B. Literasi Numerasi
Literasi numerasi berhubungan erat dengan kemampuan menggunakan
angka, data, dan simbol matematika (De Lange, 2006).1 Literasi numerasi
merupakan salah satu bagian dari matematika sehingga komponen dalam
literasi numerasi tidak dapat dipisahkan dari kajian materi matematika
(Ekowati dkk, 2019).2 Literasi numerasi merupakan pengetahuan dan
kemampuan untuk : 1. Menggunakan angka dan simbol yang berhubungan
dengan matematika dasar sebagai solusi dari permasalahan praktis di
kehidupan sehari-hari, 2. Menganalisis informasi dengan bermacam-macam
bentuk (grafik, tabel, bagan, dsb), dan 3. Padar dan jelas dalam membuat
informasi infografik dan numeric (han dkk, 2017:3; mubak 2019:264).3
Mahmud dan pratiwi (2019)4 mendefinisikan literasi numerasi sebagai
kemampuan untuk mengimplementasikan konsep dan keterampilan operasi
hitung bilangan di kehidupan sehari-hari. Sejalan dengan pendapat
sebelumnya, maulidina dan hartatik (2019)5 menyebutkan bahwa literasi
numerasi merupakan kemampuan pemahaman dan penggunakan matematika
untuk memecahkan masalah, serta mampu menjabarkan bagiamana
menggunakan matematika.
Literasi numerasi dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah di m
atematika maupun di kehidupan sehari-hari dengan menganalisis informasi
serta menginterpretasi hasil analisis untuk memperhitung dan mengambil
keputusan (Han dkk, 2017; Widyastuti dkk, 2020).6 Literasi numerasi yang
baik akan melahirkan siswa yang terampil menggunakan matematika dengan
percaya diri di pembelajaran sekolah maupun di kehidupan sehari-hari(Tout,
2020).7 Literasi numerasi penting untuk memprediksi pencapaian pendidikan
dan pekerjaan seseorang (Hanushek & Woessmann, 2008).8
C. PISA
Definisi PISA (Organisation For Economic Cooperaton And Development)
OECD (the organization for economic cooperation and development)
2006 mengatakan bahwa pisa merupakan program internasional yang
sangat komprehensip untuk menilai kinerja siswa dan mengumpulkan data
tentang siswa, keluarga dan faktor sekolah yang dapat membantu
menjelaskan perbedaan kinerjanya. Hasil-hasil PISA antara lain digunakan
untuk: (1) Orientasi kebijakan, untuk menginformasikan kebijakan dan
pelaksanaanya; (2) pendekatan inovatif untuk mengukur literasi yang
memperhatikan kapasitas siswa. Relevansi pengetahuan dan keterampilan
yang diukur oleh PISA kemudian dikonfirmasikan dengan jalur yang
ditepuh siswa beberapa tahun setelah pengukuran PISA(3) Relevansi
untuk belajar sepanjang hayat, yang dibatasi oleh pengetahuan dan
keterampialan tetapi juga menayakan tenang motivasi, kepercayaan
mereka tentang dirinya sendiri dan sikap terhadap apa yang mereka
pelajari(Puspitasari,2015)9
Pada tahun 2019 Draf assessmen framework menyatakan bahwa PISA
merupakan kemampuan seseorang untuk merumuskan, menerapkan, dan
menafsirkan matematika dalam berbagai konteks, termasuk kemampuan
melakukan penalaran secara matematis dan menggunakan konsep
prosedur, dan fakta untuk menggambarkan, menjelaskan, atau
memperkirakan fenomena/kejadian. (OECD,2019). 10
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa PISA adalah penilaian
kemampuan tematik siswa berumur 15 tahun berskala internasional yang
dilaksanakan setiap tiga tahun sekali dengan fokus penilian literasi
matematika, literasi sanis, dan literasi membaca. Kemampuan tematik
tersebut berupa perumusan, penerapan, dan penfsiran berbagai konteks
yang dapat diterapakan dalam kehidupan sehari-hari.
D. Materi Aritmetika Sosial
1. Definisi dan karakteristik Aritmetika Sosial
Aritmetika Sosial adalah salah satu materi yang diajarkan dikelas VII
semester 2 pada kurikulum 2013. Materi ini mencangkup menghitung nilai
keseluruhan, per unit dan nilai sebagai serta harga beli, harga jual, untung,
rugi, diskon (Rabat) dan bunga bank
(Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan, Matematika SMP/Mts Kelas
VII, (Jakarta: Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan,2013).
a. Nilai Suatu Barang
Berikut ini contoh alternatif penyelesaian untuk menyelesaikan
permasalahan tentang nilai suatu barang
Contoh permasalahan
Rani ingin membeli 3kg buah jeruk dan 1kg buah apel, akan tetapi dia
ragu apakah uangnya cukup untuk membeli 3kg buah jeruk dan 1kg
buah apel tersebut. Uang yang ada di saku Rani hanyalah Rp. 50.000.
karena keraguannya kemudian dia memperhatikan orang yang
membeli 1kg buah jeruk dan dibayar kepenjual sebesar Rp. 8000.
Beberapa waktu kemudia dia memperhatikan seseorang membeli 2kg
buah apel dan membeyar kepada penjual sebesar Rp. 60.000. berikan
saran kepada Beni untuk memutuskan apa yang harus dilakukannya!
Alternatif penyelesaian
Diketahui :
Jumlah uang Rani : Rp 50.000
Harga 1kg jeruk : Rp. 8000
Harga 2kg apel : Rp. 60.000
Ditanya
Buah apakah yang bisa di beli oleh Rani dengan uang Rp. 50.000
Jawaban
Harga 1kg jeruk : Rp. 8000
Misal Harga 1 Kg jeruk adalah A maka harga 3kg buah jeruk
3A = 3 x 8000
3A = 24000
sehingga harga 3kg buah jeruk adalah Rp. 24000
harga 2kg buah apel Rp. 60.000
menentukan 1kg harga buah apel
misalkan B adalah harga 1kg buah apel
2B = Rp. 60.0000
60.000
B=
2
B = 30.000
Sehingga harga 1kg buah apel adalah Rp. 30.000
Apabila Rani ingin membeli 2kg buah jeruk dan 1kg buah apel maka
uang yang harus di bayar Rani adalah
3A + 1B = 24000 + 3.0000
= Rp. 54000
Sehingga jika Rani hanya memiliki uang Rp. 50.000, Rani tidak bisa
memebeli 3kg jeruk dan 1kg buah apel karena total harganya sebesar
Rp. 54000, mungkin yang hanya bisa di beli Rani adalah 2kg buah
jeruk dan 1kg buah apel
b. Harga penjual, pembeli keuntungan dan rugi
Harga atau biaya pembeli adalah harga atau biaya dari suatu
barang yang dibeli
Harga penjual adalah harga dari sesuatu barang yang dijual
Untung adalah harga penjual-harga pembeli, dengan syarat
harga penjual lebih dari harga pembel. Sedangkan
persentase keuntungan dapat dicari menggunakan rumus.
untung
x 100
harga pembeli
Rugi adalah harga pembeli dikurangi harga penjual dengan
syarat harga penjual kurang dari harga pembeli. Sedangkan
persentase kerugian dapat dicari menggunakan rumus :
besar kerugian
x 100
harga pembeli
Berikut ini adalah alternatif penyelesaian untuk contoh
permasalahan dari keuntungan dan kerugian serta persentase
keuntung dan kerugian.
Contoh permasalahan :
Budi membeli sebuah motor secon dengan harga Rp.
3500.000,00. Setelah dua bulan, Budi menjual motornya
dengan harga Rp. 4000.000,00 karena membutuhkan uang
mendesak. Apakah Budi mengalami keuntungan atau kerugian
dari penjualan sepeda motor tersebut? Hitunglah besar
persentase keuntungan dan kerugian yang dialami Budi!
Alternatif penyelesaian
Diketahui :
Harga pembeli : Rp. 3500.000,00
Harga penjual : Rp. 4000.000,00
Ditanya :
Apakah Budi mengalami keuntungan atau kerugian dari
penjualan sepeda tersebut ? Hitunglah besar persentase
keuntungan dan kerugian yang dialami Budi!
Jawab :
Karena harga penjualan lebih besar dari harga pembelian,
maka Budi mengalami keuntungan. Besar keuntungan yang
didapat Budi adalah sebagai berikut :
Selisi harga pejual dengan pembeli adalah
Rp. Rp. 4000.000,00 - Rp. 3500.000,00 = Rp. 500.000,00
Keuntungan yang didapat Budi adalah sebesar Rp. 500.000,00
Besar keuntungan presentase
untung
= x 100
harga pembeli
500.000,00
= x 100%
4000.000,00
1
= x 100%
8
= 12,5 %
Bunga Tunggal
Bunga tunggal adalah bunga uang yang diperoleh pada
setiap akhir jangka panjang waktu tertentu yang tidak
mempengaruhi besarnya modal. Modal dalam hal ini
besarnya tetap dan tidak berubah. Artinya, yang
mendapatkan bunga hanya modalnya saja, sedangkan
bunganya tidak akan berbunga lagi. Apabila bunganya turut
berbunga maka jenis bunga tersebut bunga majemuk.
Besarnya bunga berbanding senilai pula dengan besarnya
modal. Jika modal sebesar M ditabung dengan bunga b %
setahun, maka besarnya bunga tunggal (B) dirumuskan
sebagai berikut :
a) Setelah t tahun, besarnya bunga:
b
B=Mx xt
100
b) Setelah t bulan, besarnya bunga:
b t
B=Mx x
100 12
c) Setalah t hari (satu tahun adalah 365 hari), besarnya
bunga:
b t
B=Mx x
100 365
Berikut ini alternatif penyelesaian dari contoh permasalahn
untuk bunga bank.
Contoh permasalahan
Pada tanggal 12 Desember 2020 Naila menabung di Bank
sebesar Rp. 600.000,00 dengan bunga tunggal 10% per
tahun. Empat bulan kemudian, Naila ingin mengambil
tabungannya untuk membeli scooter seharga Rp.
800.000,00 tapi Naila takut tabunganya tidak akan cukup
untuk membeli scooter tersebut. Apakah scooter tersebut
dapat dibeli oleh Naila dengan uang tabungannya ?
berapakah uang Naila setelah 4 bulan menabung?
Alternatif penyelesaian:
Diketahui:
Uang Naila (modal) = Rp. 600.000,00
Bunga tunggal = 10%
Ditanya:
Apakah scooter tersebut dapat dibeli oleh Naila dengan
uang tabungannya? Berapakah uang Naila setelah 4 bulan
menabung?
Jawab:
Besar bunga
b t
=Mx x
100 12
10 4
= 600.000,00 x x
100 12
1
= 60.000 x
3
= 20.000
Jumlah uang Naila setelah menabung selama 4 bulan di
Bank adalah
= Tabungan + besar bunga
= 600.000 + 20.000
= 800.000
Jumlah uang setelah menabung di bank selama 4 bulan
sebesar Rp. 800.000, maka Naila bisa membeli scooter saat
ini.
2. Tes Tertulis
Tes yang digunakan pada peneliti ini berupa soal essay sebagai bahan
menganalisa kemampuan literasi matematika siswa. Hasil tes tersebut
dijadikan sebagai standar level pada setiap tingkat kemampuan literasi
matematika siswa.
3. Wawancara
Menurut Esterberg (2002), wawancara merupakan pertemuan dua orang
untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat
dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara digunakan
sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menentukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi
wawancara juga digunakan jika peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam (Sugiyono,2012, h. 317), wawancara
dilakukan untuk mengetahui cata penyelesaian tes kemampuan literasi
matematika siswa.
11. Setiawan, Harianto; Dafik, Nurcholif Diah Sri Lestari. 2014. Soal
matematika dalam PISA kaitannya dengan literasi matematika dan
keterampilan berpikir tingkat tinggi. Prosiding seminar nasional
matematika. Universitas jember, 19 november 2014. Hal. 244-250.
UNESCO education sector. 2004. The Plarality of literacy and its implications for
policies and programs. Paris: UNESCO.
Tinjau pustaka
2. Ekowati, D. W., astuti, Y.P., Utami, I. W. P., Mukhlishina, I., & Suwandayani,
B. I. (2019). Literasi Numerasi di SD Muhammadiyah. ELSE (Elementary
School Education Journal) : Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Sekolah
Dasar, 3(1), 93-103. http://doi.org/10.30651/else.v3il.2541
6. Widyastuti, A., Simamarta, J., Meirista, E., Susanti, S. S., Dwiyanto, H.,
Rosyidah, M., ... Wula, P. (2020). Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep,
Strategi, Dan Perencanaan. Medan: Yayasan Kita Menulis
10. Oecd. (2019, Desember 28). Pisa 2018 Result. Combined Executive
Summaries, pp. 17-18
11.