Disusun Oleh:
Melsy Patricia Anggelina E f55121026
Dian Uli Gustiani Ngkale f55121014
B. TUHAN ALLAH
1. Beberapa Argumentasi tentang Adanya Tuhan Allah
Pada esensinya ,Tuhan dipahami sebagai mahakuasa. Beragam
Konsep tentang Tuhan yang tidak mengarah kepada kesepakatan
konsesus ini yang mengarahkan kepada banyaknya gagasan tentang
siapa sosok Tuhan dari beragam kalangan atau prespektif dalam
sejarah babakan manusia. Dalam diskursus wacana filsafat agama
sendiri ada bebagai proposisi argumentatif dengan beberapa
karakteristik dalam upaya membuktikan keberadaan sosok Tuhan, di
antaranya argumen dalam aspek ontologis, kosmologis, teologis dan
argumen moral. Berikut akan dijelaskan mengenai argumen yang
telah disebutkan
ARGUMEN ONTOLOGIS
Argumen ontologis ini pertama kali di pelopori oleh Plato (428-
348 SM) dengan teori alam idenya. Alam semesta ini merupakan
memesis (peniruan) dari alam ide. Alam ide berada di luar alam nyata
dan ide-ide itu kekal. Benda-benda yang tampak di alam nyata dan
senantiasa berubah, bukanlah sebuah hakikat tetapi hanya bayangan.
Yang mutlak baik (the absolute good ) itu adalah sumber, tujuan dan
sebab dari segala yang ada. Yang mutlak baik itu disebut Tuhan.
Argumen ontologis kedua dikembangkan oleh Agustinus (354-430
M). Menurut Agustinus, manusia mengetahui dari pengalamannya
bahwa dalam alam ini ada kebenaran. Akal manusia mampu
mengetahui adanya kebenaran. Dengan kata lain, akal manusia
mengetahui bahwa diatasnya masih ada suatu kebenaran tetap.
Dalam pembuktiannya, ada 3 tahap yang ditulis oleh Augustinus di
dalam bukunya De Liberto Arbitrio: 1) Manusia menilai dunia, sebagai
makhluk hidup yang memegang tuasnya sendiri, manusia harus terjun
ke dalam kesadaran dirinya sendiri untuk merengkuh sifatnya yang
dapat mengatasi alam, 2)Manusia harus berhadapan dengan sebuah
misteri untuk dapat mengerti suatu kebenaran. di satu sisi manusia
tahu bahwa diirnya dapat menentukan kebenaran dengan sewenang-
wenangnya, di sisi lain dia adalah tuan atas seluruh ciptaan, 3) Maka
menurut Agustinus, ada kebenaran yang lebih besar daripada
kebenaran yang berasal dari manusia. Manusia menemukan
kebenaran dan manusia tidak menentukan kebenaran. dan kebenaran
ini yang disebut sebagai Tuhan oleh Agustinus.
Selanjutnya, menurut Anselmus dari Canterbury (1033-1109 M)
argumen ontologis keberadaan Tuhan ini, bahwasannya manusia
dapat memikirkan sesuatu yang kebesarannya tidak dapat melebihi
dan diatasi oleh segala yang ada, konsep sesuatu yang Maha Besar,
Maha Sempurna, sesuatu yang tidak terbatas. Menurut Anselmus ada
2 cara untuk membuktikan adanya Tuhan, yakni: 1) Ketika Anselmus
melihat adanya hal-hal yang terbatas, serentak ia juga mengandaikan
adanya hal-hal yang tidak terbatas. Dengan begitu ia hendak
mengatakan bahwa, akal manusia hanya mampu untuk sampai kepada
pemahaman yang biasa-biasa saja, tidak sepenuhnya mendalam dan
sungguh-sungguh mendasar, 2) Untuk membuktikan adanya Tuhan
ialah penguraian. Menurut Anselmus, apa yang kita sebut Tuhan
memiliki suatu pengertian yang lebih besar dari segala sesuatu yang
bisa kita pikirkan. Teori ini ingin mengutarakan bahwa Allah yang
dipahami berbeda dengan pengertian-pengertian ataupun
pemahaman yang lain. Tidak dipahami seperti suatu pemahaman yang
semu, seperti pulau yang terindah yang dipikirkan orang atau
dikhayalkan, belum tentu benar-benar ada dalam kenyataan.
ARGUMEN KOSMOLOGIS
Argumen kosmologis adalah salah satu argumen yang sering
digunakan dalam ilmu teologi dan filsafat. Argumen ini digunakan
untuk membuktikan eksistensi Tuhan berdasarkan fakta atau klaim
yang berhubungan dengan alam semesta.
Dari sekian argumen yang dilayangkan oleh para filsuf, mungkin
yang paling terkenal datang dari Thomas Aquinas, seorang filsuf-
pendeta yang hidup pada Abad Pertengahan. Pemikiran Aquinas
sendiri dipengaruhi oleh Agustinus dari Hippo, Aristoteles, dan Plato.
Dalam Summa Theologiae, Thomas Aquinas menyajikan “Bukti"
Keberadaan Tuhan untuk menguatkan argumennya, di mana salah
satunya adalah argumen sebab-pertama (First Cause). Singkatnya,
argumen kosmologis dapat dijelaskan seperti berikut:
ARGUMEN TEOLOGIS
ARGUMEN MORAL
3) Allah itu mahakuasa yaitu, Allah itu sangat berkuasa dan memiliki
kekuasaan mutlak atas segala sesuatu dan semua ciptaan (Mazm
147:13-18; Yer 32:17; Mat 19:26; Luk 1:37). Istilah ini mengambarkan
sifat Allah yang tidak terbatas
4) Allah itu mahatinggi yaitu, kekuasaan tertinggi atas segala bumi ada
pada Allah sebab Ia adalah yang empunya kerajaan sorga dan yang
berkuasa diatasnya ( Matius 6:9-13; Lukas 11:2-4). Tuhan Allah lebih
besar dan lebih tinggi daripada segala hal yang diciptakan-Nya . Istilah
yang digunakan oleh manusia untuk menggambarka sifat-sifat Allah
adalah transenden dan imanen. Kedua istilah itu mengandung arti
bahwa Allah yang Mahatinggi bersedia untuk tetap tinggal di dalam
ciptaan-nya.
5) Allah itu kekal yaitu, Dia ada dari selama-lamanya sampai selama-
lamanya (Mazm 90:1-2; 102:13; Yes 57:15). Tidak pernah ada waktu,
baik di masa lalu maupun di masa depan, ketika Allah tidak ada atau
takkan ada; Ia tidak terikat dengan waktu manusia ( Mazm 90:4; 2Pet
3:8) dan oleh karena itu kata paling baik dapat dilukiskan dengan "Aku
ada" (kel 3:14; Yoh 8:58).
7) Allah itu sempurna dan kudus yaitu, Dia sama sekali tanpa dosa dan
benar (Im 11:44-45; Mazm 85:13; 145:17; Mat 5:48). Adam dan Hawa
diciptakan tanpa dosa (Kej 1:31) tetapi dengan kemampuan untuk
berbuat dosa. Pada pihak lain, Allah tidak dapat berbuat dosa (Bil
23:19; 2Tim 2:13; Tit 1:2; Ibr 6:18). Kekudusan-Nya juga mencakup
pengabdian-Nya untuk melaksanakan maksud-maksud dan rencana-
Nya.
8) Allah itu Tritunggal yaitu, Dia adalah Allah yang Esa (Ul 6:4; Yes
45:21; 1Kor 8:5-6; Ef 4:6; 1Tim 2:5), yang telah menyatakan diri-Nya
dalam tiga oknum ilahi: Bapa, Anak, dan Roh Kudus (mis. Mat 28:19;
2Kor 13:14; 1Pet 1:2). Setiap oknum sepenuhnya ilahi, setara dengan
dua oknum yang lain; namun mereka bukan tiga Allah tetapi satu.
1) Allah itu baik. Segala yang pada mulanya diciptakan Allah itu baik
adanya, suatu perluasan dari sifat Allah sendiri. Allah tetap baik kepada
ciptaan- Nya dengan menopangnya demi semua makhluk-Nya. Allah
bahkan memelihara orang fasik (Mat 5:45; Kis 14:17). Allah baik secara
khusus kepada umat-Nya yang berseru kepada-Nya di dalam kebenaran
(Mazm 145:18-20).
2) Allah itu kasih (1Yoh 4:8). Kasih-Nya adalah kasih yang tidak
mementingkan diri sehingga merangkul seluruh dunia. Ungkapan
utama dari kasih tersebut ialah pengutusan Anak-Nya yang tunggal
Yesus untuk mati karena orang berdosa (1Yoh 4:9-10).
3) Allah itu penyayang dan pengasih Ia tidak memusnahkan umat
manusia seperti yang patut kita terima karena dosa kita (Mazm
103:10), tetapi menawarkan pengampunan sebagai karunia yang cuma-
cuma untuk diterima melalui iman kepada Yesus Kristus
5) Allah itu sabar (Kel 34:6; Bil 14:18; Rom 2:4; 1Tim 1:16). Allah
pertama kali mengungkapkan sifat ini di Taman Eden setelah Adam dan
Hawa berbuat dosa, ketika Ia tidak membinasakan umat manusia
sebagaimana hak-Nya. Dan Allah masih sabar dengan umat manusia
yang berdosa. sekarang ini Ia tidak menghakimi untuk membinasakan
dunia, karena dengan sabar Ia memberikan kesempatan pada setiap
orang untuk berbalik dan bertobat (2Pet 3:9).
6) Allah adalah kebenaran (Ul 32:4; Mazm 31:6; Yes 65:16; Yoh
3:33).Yesus menyebut diri-Nya sendiri "kebenaran" (Yoh 14:6), dan Roh
Kudus dikenal sebagai "Roh Kebenaran" (Yoh 14:17; bd. 1Yoh 5:6).
Karena Allah sepenuhnya dapat diandalkan dan benar di dalam segala
sesuatu yang dikatakan dan dilakukan-Nya, firman-Nya juga dilukiskan
sebagai kebenaran (2Sam 7:28; Mazm 119:43; Yes 45:19; Yoh 17:17).
7) Allah itu setia, Allah akan melaksanakan apa yang telah dinyatakan-
Nya dalam Firman- Nya, melaksanakan semua janji dan peringatan.
Kesetiaan Allah seharusnya mendatangkan hiburan yang tak terkatakan
kepada orang percaya dan ketakutan besar akan hukuman atas semua
orang yang tidak bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus (Ibr 6:4-8;
Ibr 10:26-31).
8) Akhirnya, Allah itu adil (Ul 32:4; 1Yoh 1:9); bersifat adil berarti bahwa
Allah menopang tatanan moral semesta alam, dan dalam perlakuan-
Nya terhadap umat manusia Ia bersikap benar dan tidak berdosa (Neh
9:33; Dan 9:14). keadilan Allah tidak bertentangan dengan kasih-Nya.
Sebaliknya, untuk memuaskan keadilan-Nyalah Dia mengutus Yesus ke
dalam dunia sebagai karunia kasih-Nya dan sebagai korban-Nya karena
dosa demi kita dan supaya memperdamaikan kita dengan diri-Nya
sendiri
C. MANUSIA
1. Manusia dalam Kaitannya dengan Tuhan Allah
Hubungan Manusia dengan Tuhan dimulai ketika Tuhan menciptakan
Adam dan Hawa. Sebelum Adam dan Hawa melanggar perintah Allah
(Kejadian pasal 3), baik Adam maupun Hawa mengenal Allah pada
tingkatan yang pribadi dan intim. Mereka dapat berjalan dengan-Nya di
Taman Eden dan berbicara langsung kepada-Nya. Tetapi karena dosa,
manusia menjadi terpisah dan terputus dari Allah.
Apa yang kebanyakan orang tidak ketahui, sadari, atau peduli,
adalah Yesus menganugerahkan kepada kita karunia yang paling
menakjubkan yaitu kesempatan untuk menghabiskan kekekalan
bersama-sama dengan Allah jika kita beriman-percaya kepada-Nya (Rom
6:23). Allah menjadi manusia dalam Pribadi Yesus Kristus untuk
menebus dosa kita. Ia rela dibunuh, dan kemudian bangkit untuk hidup
kembali, membuktikan kemenangan-Nya atas dosa dan kematian (Rom
8:1).
Memiliki hubungan pribadi dengan Allah berarti kita harus
melibatkan Allah dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita harus berdoa
kepada-Nya, membaca firman-Nya, dan merenungkan ayat-ayat Alkitab
dalam upaya untuk mengenal Dia dengan lebih baik. Yesus adalah
Pribadi yang begitu mengasihi kita sehingga Dia rela memberikan
nyawa-Nya bagi kita (Rom 5:8). Membangun hubungan pribadi dengan
Allah tidak sesulit yang kita pikirkan. Segera setelah kita menjadi anak-
anak Allah, maka kita akan menerima Roh Kudus. Ia akan mulai bekerja
di dalam hati kita. Kita harus berdoa tanpa henti, membaca Alkitab, dan
menjadi jemaat tetap di gereja yang berpegang teguh pada Alkitab.
Seluruh hal ini akan membantu kita untuk bertumbuh secara rohani.
Percaya pada Allah untuk menyertai kehidupan kita setiap harinya dan
percaya bahwa Dia adalah Pemelihara kita merupakan cara untuk
memiliki hubungan pribadi dengan-Nya.
1. Dosa
Dosa merupakan tindakan manusia yang melanggar perintah atau
aturan Tuhan. Dosa adalah pelanggaran cinta kasih terhadap Tuhan atau
sesama yang dapat mengakibatkan putusnya relasi antara manusia
dengan Allah.
AKIBAT DOSA
Pada awalnya manusia diciptakan diselubungi dengan kemuliaan
Allah, tetapi jatuh ke dalam dosa karena melanggar perintah Allah
dengan kehendak bebas yang mereka miliki (Kejadian 3:1-6). Sejak saat
itu, semua manusia yang lahir ke dunia ini telah berdosa. Sebab akibat
dosa, maka terputuslah relasi manusia dengan Allah. Akibat yang
dialami manusia karena dosa ialah :
Kematian Rohani (Efesus 2:1)
Kematian Fisik (Kejadian 2:17)
Kematian Kekal (Wahyu 21:8)
2. Keselamatan
Keselamatan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang.
Didalam dunia kerja, setiap organisasi memiliki sarana untuk menunjang
keselamatan setiap karyawannya. Keselamatan kerja merupakan sarana
utama untuk pencegahan kecelakaan saat melakukan pekerjaan. Di
dalam Kekristenan konsep keselamatan merupakan salah satu pokok
utama dan menempati kedudukan yang berpusat dalam teologi Kristen.
Keselamatan di dalam Kekristenan juga merupakan pelepasan atau
penebusan dari dosa dan pengaruh dosa. Kekristenan percaya bahwa
tidak mungkin orang diselematan kalau tidak percaya kepada Kristus,
yang telah mati di kayu salib. Keselamatan tidak bisa diperoleh melalui
usaha sendiri, baik dengan berbuat baik, persembahan, meditasi atau
melalui cara-cara yang diluar Kristus, Paulus mengajarkan bahwa
keselamatan bukanlah hasil upah dari perbuatan baik yang kita lakukan,
melainkan karunia atau rahmat dari Allah di dalam Titus 3:5-6.
Keselamatan hanya diterima dan beri oleh Kristus melalui kematian-Nya
di kayu salib. Syarat untuk menerima keselamatan dari Kristus harus
mengakui keberadaannya yang berdosa terlebih dahulu, kemudian
dengan menerima karya penebusan Kristus yang disebut sebagi
pertobatan.
ARTI DISELAMATKAN
a. Terlepas dari hukuman dosa, terhindar dari murka Allah.
Orang berdosa,dosanya telah di tetapkan meskipun belum segera
mendapat hukuman,mereka hanya menunggu hari penghukuman
saja.murka Allah tetap ada di atas orang itu,karena Alah adalah Allah
yang senantiasa murka kepada orang berdosa(yoh 3:36: maz 7:11).
Orang yang diselamatkan adalah orang yang terhindar dari hukuman
dosa.
b. Terlepas dari kuasa dosa- di bebaskan dan beroleh kemerdekaan
Setiap orang yang berbuat dosa adalah hamba dosa (yoh 8:34).
Meskipun manusia mengetahui bahwa berdosa adalah tidak
baik,namun mereka tidak mempunyai kekuatan untuk melepaskan
diri dari kuasa dosa dan hanya dengan bersandar pada anugrah Tuhan
sajalah kita dapat melepaskan diri dari belenggu dosa.
c. Terlepas dari lingkungan dosa
Dunia ini adalah tempat iblis bertahta, sehingga kehidupan kita dalam
tubuh banyak mengalami pencobaan dan godaan. Namun bagi
mereka yang sudah diselamatkan,mereka mempunyai suatu
pegangan/jaminan bahwa pada suatu hari akan terlepas dari
dunia yang penuh dengan dosa ini, dan akan menikmati hidup kekal
bersama Allah selama-lamanya di surga ( 2 korintus 5: 1 ).
JAMINAN KESELAMATAN
Keselamatan adalah sesuatu yang pasti, tidak berubah, dan tidak
dapat hilang selama lamanya (yohanes 10:28,29 : Roma 11:29 ; Filipi
1:6 ; II Tesalonika 3:3 ; II Timotius 1:12, 4:18 ; Yudas 24-25 : Efesus 1:13-
14). Jadi , barangsiapa percaya dan bersandar pasti beroleh anugerah
keselamatan. Ini bukan karena perasaan saja atau bersandarkan
perkataan orang lain, melainkan berdasarkan pada yaitu :
1. Janji Allah didalam Alkitab ( Roma 10:9,10,13 ; Yohanes
10:18,19 ).
2. Materai dari Roh Kudus ( Efesus 1:13-14 ; Roma 8:14-16 ;
Galatia 4:6 ).
3. Pengharapan yang teguh ( I Timotius 1:12 ; II Korintus 1:10)
E. LANDASAN ALKITABIAH
Ibrani 11:6
“Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah.
Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa
Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang
sungguh-sungguh mencari Dia.”
F. KESIMPULAN
Dalam menjalani kehidupan, pasti tidak terlepas dari berbagai
macam pencobaan. Jika kita tidak menguatkan iman, maka iblis akan
mudah menjatuhkan dan membuat kita berbalik dari Tuhan. Untuk itu
perlunya dasar iman yang kuat, kita harus mengenal Tuhan dalam
hidup kita agar dapat mengerti apa maksud Tuhan dalam menciptakan
manusia. selain itu, sebagai anak Tuhan kita juga harus mengetahui
bahwa melakukan dosa dapat mendatangkan maut, walaupun
sebenarnya manusia tidak terlepas dari dosa tetapi karena kasih Tuhan
yang begitu besar Dia rela menebus Manusia dan memberikan
keselamatan bagi siapa yang percaya dan bersandar hanya kepada-
Nya.
G. REFERENSI
http://repository.paramadina.ac.id/41/1/ARTIKEL
%20PENELITIAN- ARGUMEN%20EKSISTENSI%20TUHAN.pdf
https://www.idntimes.com/science/discovery/shandy-
pradana/argumen- eksistensi-tuhan-c1c2
https://alkitab.sabda.org/article.php?id=8424
https://teologialkitab.blogspot.com/2017/01/siapakah-allah-itu.html
https://id.kingdomsalvation.org/testimonies/have-true-faith-in-
God.html?gclid=CjwKCAjw4qCKBhAVEiwAkTYsPIqaPbNeN-
R6q295QYyYAGhUWrm1gBjbo6HKHqT6nZAsjm633A5AUxoCtYAQAvD_Bw
E
http://nickosbolhuy.blogspot.com/2013/04/dosa-dan-keselamatan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Dosa_(Kristen)
https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/07/123000469/manusia-
sebagai-makhluk-sosial-dan-cirinya?page=all
http://ndymondigir.blogspot.com/2012/11/makalah-manusia.html
https://ancinoviagmailcom.wordpress.com/2016/07/21/keselamatan-
menurut-alkitab/