KOTA KUPANG
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh:
NIM 1822511019
Pendidikan.
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan yanitu hingga sampe saat ini masih dipercaya sebagai media
kepribadian dari diri manusia itu sendiri sehingga menjadi lebih baik. Oleh karena
itu, pendidikan secara terus menerus dibangun dan dikembangkan agar menjadi
mendasar dari sebuah proses pendidikan yaitu membangun karakter yang lebih
bagi agar para anak didik dapat menjadi lebih baik. Inilah kenapa tidak sedikit
yang berpendapat bahwa pendidikan karakter yaitu suatu pendidikan. Dan Tanpa
semacam mencegah otak bagi para anak didik di sekolah. Bila hal ini terjadi,
alangkah mirisnya kehidupan para anak didik di masa mendatang, yakni akan
menjadi orang-orang yang mempunyai kecerdasan intelektual, namun hal ini tidak
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
1
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
bisa menjadi salah satu sarana pembudayaan dan pemanusiaan. Semua tujuan
yang diharapkan pada pendidikan karakter dapat tercapai salah satunya melalui
mata pelajaran yang ada disekolah. Mata pelajaran tersebut yang mempunyai
adalah mata pelajaran sosiologi. Mata pelajaran sosiologi sebagai salah satu
lembaga sekolah formal pada jenjang sekolah menegah atas (SMA). Pada jenjang
karakter yang berlangsung sebagai upaya mencetak kader bangsa yang intelektual,
bermoral dan berkerakter. Salah satu SMA yang akan saya kaji atau di teliti oleh
Kupang yaitu: bolos sekolah, suka mencontek, suka keluar kelas tanpa
memberikan ijin kepada guru, suka berbohong kepada guru, sering mengucapkan
kata-kata yang tidak baik dan tidak suka ditegur oleh guru serta siswa sering
merokok pada jam sekolah. Maka dari itu diperlukan internalisasi nilai-nilai
siswa menjadi manusia yang berkarakter baik agar menghasilkan sumber daya
2
Perilaku siswa yang bermoral dipastikan lahir dari budaya sekolah yang
bermoral dan budaya sekolah yang bermoral tumbuh dari pribadi-pribadi guru
yang bermoral. Dengan hal ini juga budaya sekolah sangat berpengaruh terhadap
karakter bagi siswa dan juga sekolah menjadi tempat kedua bagi siswa setelah
ruamh, dimana sekolah diamanahi oleh para orang tua untuk mendidik dan
membina perilaku mereka agar menjadi peribadi yang berkarakter baik dan
memadai untuk pengembangan suatu potensi dari diri secara optimal, sehingga
Hal ini dimaksudkan agar peserta didik dalam segala ucapan, sikap, dan
yang strategis untuk membentuk karakter siswa itu sendiri. Dalam hal ini juga
3
mencerminkan karakter yang baik dan berkualitas (Hidayatullah,2020). Oleh
didik yang baik untuk mencapai tujuan hidup dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
dapat melalui budaya sekolah sehingga nilai-nilai karakter bangsa dan lima
karakter utama yang bersumber dari pancasila. Pengembangan karakter juga dapat
menyimpulkan bahwa semua guru yang terlibat dalam sekolah tersebut terutama
guru PAI dapat mendorong peserta didik agar sesalu beribadah dan mengamalkan
4
tahapan transinternalisasi terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut: Menerima,
dalam membangun siswa yang baik dan seseuai dengan yang di inginkan oleh
masyarakat, baik dalam keilmuan maupun akhlak, makan peneliti tertarik meneliti
tentang Internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter, maka dari itu perlu diberikan
B. Fokus Penelitian
Kerja Keras.
C. Rumusan Masalah
5
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat penelitian
1. Manfaat Praktis
pendidikan karakter.
2. Manfaat Teoritis
penulis.
6
b. Dapat menjadikan saran bagi lembaga pendidikan khususnya, agar
suasana religius
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
dilakukan bilah tidak terjadi begitu saja, namun melalui proses seperti bimbingan,
binaan, dan motivasi sehingga nilai-nilai yang didapat dari proses internalisasi
akan lebih mendalam dan tertanam dalam diri manusia itu sendiri.Internalisasi
(Emalifida, 2020).
keyakinan, nilai, sikap, praktik dan aturan-aturan bukan pada diri seseorang.
Pengertian ini mengisyarak bahwa pemahaman nilai yang diperoleh harus dapat
dipraktikkan dan berimplikasi pada sikap, internalisasi ini juga akan bersifat
adalah samapai pada pemikiran nilai yang menyatu dalam kepribadian peserta
didik.
8
keyakinan, driri seseoarang serta sikap, praktik dan aturan-aturan bukan pada diri
harus dapat dipraktikkan dan berimplikasi pada sikap, internalisasi ini juga akan
secara mendalam yang sasaraanya menyatu dalam kepribadian dari diri seseorang
Proses internalisasi nilai karakter secara teori dapat dilakukan melalui tiga
tahapan, sebagai berikut (Emalfida, 2020). (1) Tahap transformasi nilai yaitu
pengajaran di kelas, agar para siswa mengetahui nilai-nilai yang baik dan buruk.
memiliki nilai-nilai karakter tersebut. (2) Tahap transaksi nilai, yaitu internalisasi
nilai dilakukan dengan komunikasi timbal balik dan informasi yang dipahami oleh
siswa melalui contoh perbuatan yang dilakukan guru sehingga siswa juga dapat
merespon nilai yang sama. Pada dasarnya ada tiga respon yang diberikan siswa
terhadap pengetahuan nilai yang telah diterima yaitu menerima nilai, menolak
nilai, dan acuh tak acuh. (3) Tahap transinternalisasi, yakni penampilan materi di
depan siswa tidak dilihat dari segi fisiknya melainkan sikap mental atau
kepribadian yang berperan aktif . Tahapan terakhir dari proses internalisasi yaitu
tahap transinternalisasi Pada tahap ini internalisasi nilai dilakukan melalui proses
9
yang bukan hanya komunikasi verbal tetapi juga disertai dengan sikap mental dan
dengan tujuan agar siswa mempunyai kepribadian yang mantap serta memiliki
akhlak yang mulia, antara lain adalah: (1) Metode keteladanan, (2) Metode latihan
dan pembiasaan, (3) Metode mengambil pelajaran, (4) Metode pemberian nasehat,
(5) Metode pemberian targhib wa tarhib, dan (6) Metode kedisiplinan (Emalfida,
2020)
bagaimana cara kita mengajar dan berpusat pada guru yang dapat memberikan
contoh yang baik dari setiap perbuatannya agar menjadi panduan bagi siswanya,
seperti: disiplin, berpakaian rapi, bersih, taat, dan lain-lain. (2) pembiasaan, yaitu
dalam bentuk yang sama, sehingga siswa terbiasa dengan kegiatan tersebut,
seperti: mengucapkan salam, membaca doa sebelum dan selesai belajar, shalat
tepat waktu, dan berkata jujur (Azhar,2020). (3) mengambil pelajaran, yaitu
yang terjadi baik di masa lampau maupun sekarang. Sehingga diharapkan siswa
dapat mengambil hikmah yang terjadi baik berupa musibah atau pengalaman. (4)
pemberian nasehat, yaitu uraian tentang kebaikan dan kebenaran yang harus
10
dilakukan oleh seseorang, seperti: sopan santun, motivasi, dan peringatan tentang
dosa yang muncul dari adanya larangan, bagi dirinya dan orang lain. (5)
pemberian targhib wa tarhib, yaitu targhib adalah janji yang disertai dengan
akhirat yang pasti dan baik, serta membersihkan diri dari segala dosa yang
ancaman dari Allah yang dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa takut para
hamba-Nya yang telah melakuan dosa atau kesalahan akibat lengah dalam
sesuai dengan jenis pelanggaran tanpa dihinggapi emosi atau dorongan lainnya .
merupakan hasil kajian empirik Pusat Kurikulum yang bersumber dari agama,
Pendidikan Nasional dapat dilihat sebagai berikut: (1) Religius, yakni sikap
ketaatan dan kepatuhan dalam memahami dan melaksanakan ajaran agama (aliran
11
kepercayaan) yang dianut, seperti sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah
agama (aliran kepercayaan) lain, serta hidup rukun dan berdampingan; (2) Jujur,
perkataan, dan perbuatan (mengetahui apa yang benar, mengatakan yang benar,
sebagai pribadi yang dapat dipercaya; (3) Toleransi, yakni sikap dan perilaku yang
adat, bahasa, ras, etnis, pendapat, dan hal-hal lain yang berbeda dengan dirinya
secara sadar dan terbuka, serta dapat hidup tenang ditengah perbedaan tersebut;
(4) Disiplin, yakni kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap segala bentuk
peraturan atau tata tertib yang berlaku; (5) Kerja keras, yakni perilaku yang
lain-lain dengan sebaik-baiknya; (6) Kreatif, yakni sikap dan perilaku yang
sehingga selalu menemukan cara-cara baru, bahkan hasil-hasil baru yang lebih
baik dari sebelumnya; (7) Mandiri, yakni sikap dan perilaku yang tidak tergantung
pada orang lain dalam menyelesaikan berbagai tugas maupun persoalan. Namun
hal tersebut bukan berarti tidak boleh bekerjasama secara kolaboratif, melainkan
tidak boleh melemparkan tugas dan tanggung jawab kepada orang lain; (8)
Demokratis, yakni sikap dan cara berpikir yang mencerminkan persamaan hak dan
kewajiban secara adil dan merata antara dirinya dengan orang lain; (9) Rasa ingin
tahu, yakni cara berpikir, sikap, dan perilaku yang mencerminkan penasaran dan
12
keingintahuan terhadap segala hal yang dilihat, didengar, dan dipelajari secara
lebih mendalam; (10) Semangat kebangsaan atau nasionalisme, yakni sikap dan
pribadi atau individu dan golongan; (11) Cinta tanah air, yakni sikap dan perilaku
yang mencerminkan rasa bangga, setia, peduli, dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, budaya, ekomoni, politik, dan sebagainya, sehingga tidak mudah
menerima tawaran bangsa lain yang dapat merugikan bangsa sendiri; (12)
Menghargai prestasi, yakni sikap terbuka terhadap prestasi orang lain dan
lebih tinggi; (13) Komunikatif, senang bersahabat atau proaktif, yakni sikap dan
tindakan terbuka terhadap orang lain melalui komunikasi yang santun sehingga
tercipta kerja sama secara kolaboratif dengan baik; (14) Cinta damai, yakni sikap
dan perilaku yang mencerminkan suasana damai, aman, tenang, dan nyaman atas
secara khusus guna membaca berbagai informasi, baik buku, jurnal, majalah,
koran, dan sebagainya, sehingga menimbulkan kebijakan bagi dirinya; (16) Peduli
lingkungan, yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya menjaga dan
melestarikan lingkungan sekitar; (17) Peduli sosial, yakni sikap dan perbuatan
membutuhkannya; dan (18) Tanggung jawab, yakni sikap dan perilaku seseorang
dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik yang berkaitan dengan diri
13
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan nilai
No Nilai Indikator
1 Religius 1. Mengucapkan salam
2. Berdoa sebelum
3. Melaksanakan ibadah keagaman
14
8 Semangat 1. Mencari informsi terbaru baik dari media cetak
Kebangsaan 2. Melakukan upacar secara runtin
3. Mengikuti sertaka kepada kegiatan-kegiatan
kebangsaan
4. Memajang tokoh-tokoh pahlawan bangsa.
9 Cinta Tanah 1. Menanamkan nasionalisme dan rasa persatuan dan
Air kesatuan bangsa
2. Bangga dengan karya bangsa
3. Melestarikan seni dan budaya bangsa
4. Memajang bendera indonesia, pencasila, gambar
presiden sera simbol-simbol negara lain.
10 Bersahabat 1. Saling menghargai dan menghormati
Komnikasi 2. Tidak menjaga jarak satu sama lain.
3. Tidak membedaka-bedakan dalam berkomunikasi.
11 Cinta Damai 1. Menciptakan suasana kelas yang tentram
2. Mendorong terciptakanya harmonisasi kelas dan
sekolah.
12 Menghargai 1. Meneruskan prestasi generasi yang sebelumnya .
Prestasi
13 Peduli 1. Menjaga lingkungan kelas dan sekolah
Lingkungan 2. Mendukung program penghijauan di lingkungan
sekolah
3. Menyediakan kamar mandi, air bersih, dan tempat
cuci tangan.
14 Tanggung 1. Bertanggung jawab terhadap setiap perbuatan
jawab 2. Mengerjakan tugas kelompok secara bersama-
sama.
15 Kerja Keras 1. Pengelolaan pembelajaran yang menantang
2. Mendorong semua warga sekolah untuk berpretasi
3. Berkompetensi secara fair
4. Memberikan penghargaan kepada siswa
berprestasi.
16 Demokrasi 1. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
15
2. Sistem pemilihan ketua kelas dan pengurus kelas
secara demokratis
3. Mendasarkan setiap keputusan pada mesyawarah
mufakat.
17 Gemar 1. Mendorong dan memfasilitasi siswa agar gemar
Membaca membaca.
2. Setiap pembelajaran didudukung dengan sumber
bacaan atau referensi.
3. Menyediakan buku-buku yang dapat menarik minat
baca siswa.
18 Peduli Sosial 1. Sekolah memberikan bantuan kepada siswa yang
kurang mampu.
2. Melakukan kegiatan bakti sosial.
3. Melakukan kunjungan di daerah atau kawasan
marginal.
4. Memberikan bantuan kepada lingkungan
masyarakat yang kurang mampu.
5. Menyediakan kotak amal atau sumbangan.
dari masing masing nilai pendidikan karakter di atas akan menjadi parameter
Penfui Kota Kupang. Jika indikator tersebut telah terpenuhi dan sudah di
nilai pendidika saja seperti nilai Gemar Membaca, Taggung Jawab, Cinta Damai,
16
Kerja Keras keempat nilai ini dipilih karena menurut peneliti ini yang belum
kaidah yang berasal dari agama. (2) Pancasila yaitu Negara Kesatuan Republik
yang disebut Pancasila. (3) Budaya yaitu sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada
masusia yang hidup bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya
peserta didik agar mampu mewujudkan nilai-nilai luhur Pancasila (Dewi, 2020).
anak yang baik. Tumbuh dan berkembangnya karakter yang baik akan mendorong
berbagai hal yang terbaik dan melakukan segalanya dengan benar dan memiliki
17
semuanya dijiwai oleh iman dan taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan
Pancasila.
(Dewi, 2020) :
manusia dan warga Negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa.
religius.
individu atau kelompok dapat dijaga dan dipelihara. Serta untuk dapat
18
Menurut (Zubaedi,2019). mengungkapkan bahwa fungsi pendidikan
potensi peserta didik agar berfikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik
sesuai dengan falsafah hidup pancasila. Dengan fungsi ini peserta didik
diharapkan mendidik sikap dan perilaku etis, spiritual, sesuai dengan citra
budaya bangsa.
nagara dan pembangunan bangsa menuju bangsa yang maju, mandiri dan
sejahtera.
c. Fungsi penyaring
menyaring budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya
bangsa sendiri dan menyaring budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan
19
dan(5) penguatan keunggulan dan daya saing bangsa untuk keberlanjutan
baik, dan berperilaku baik serta keteladanan baik; (3) membangun sikap warga
negara yang cinta damai, kreatif, mandiri, dan mampu hidup berdampingan
Pembelajaran Sosiologi
setiap satuan pendidikan sangatlah tepat antara lain Sosiologi juga dapat
mengajarkan peserta didik, agar menjadi lebih baik dan sebagai individu atau
masyarakat. Pada saat ini konsep pendidikan karakter lagi populer dikalangan
pendidikan karakter. Penanaman ini juga dapat melakukan beberapa cara yang
20
secara langsung dan terkait dengan pendidikan karakter itu sendiri, dimana
melalui mata pelajaran Sosiologi salah satunya melalui materi mata pelajaran
BNSP, materi Sosiologi dapat mempelajari tentang perilaku dan interaksi perilaku
dalam materi Sosiologi dipilih dan bersumber serta meneruskan kajian tentang
pemerintahan, dan berbagai organisasi sosial, agama, politik, bisnis dan organisasi
lainnya.
Sosiologi, sebab mata pelajaran Sosiologi merupakan salah satu mata pelajaran
ilmu sosial yang sarat akan nilai-nilai pendidikan karakter dan obyek kajian
dan bersikap sesuai dengan karakter dan kepribadian yang bertanggung jawab
Pelaksanaannya dapat dilakukan kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri
21
sendiri, sesama manusia, lingkungan, maupun terhadap bangsa sehingga individu
membangun karakter peserta didik yang bermoral dan berakhlak, dinamis serta
penerus bangsa.
potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia.
pendidik tidak hanya membentuk insan indonesia yang cerdas, namun juga
berkepribadian atau berkarakter. Hal ini menarik untuk dikaji secara sistematis
Pekalongan.
pengetahuan ilmiah dengan teori yang didasarkan pada observasi ilmiah, bukan
nilai-nilai karakter yang dilaksanakan oleh guru mata pelajaran Sosiologi adalah
religius, rasa ingin tahu, jujur, disiplin, tangguh, santun, komunikatif, toleransi,
22
demokratis, peduli sosial, tanggung jawab, nasionalisme. Nilai-nilai itulah yang
tersirat atau yang menjadi salah tujuan yang harus tersampaikan pada pendidikan
menjadi lebih baik dan mempunyai perilaku yang baik yang akan tertanam pada
diri seseorang. Dan setiap manusia mempunyai harapan yang baik yang mampu
membawa dirinya menjadi lebih sempurna dan layak untuk di contoh kepada
setiap manusia. Maka dari itu manusia harus berkarakter sehingga dalam perilaku
dan segala hal yang berkaitan dengan aktivitas hidupnya sarat dengan nilai- nilai
yang diwujudkan dalam bentuk perilaku peserta didik itulah yang disebut
karakter. Jadi suatu karakter melekat dengan nilai dari perilaku tersebut (Asfianl,
2019).
Jadi faktor pembentukan karakter juga dapat melalui faktor internal meliputi:
terbentuk mengikuti apa yang dia lihat dirumah, karana mental terbentuk.(2)
23
Lingkungan Sosial Manusia sering kita ketahui juga sebagai makhluk individu,
dan ada juga yang menyebutkan sebagai mahluk sosial, sebagai makhluk sosial
pada setiap mata pelajaran. Dengan materi pembelajaran yang berkaitan dengan
pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada rana kognitif saja, tatapi juga
berikut :
24
membentuknya karakter peserta didik tetapi penelitian saya fokus pada
Sejarah.
25
anak didik, memberikan hukuman, mendukung dan memberi kesempatan
diri anak didik atau disebut dengan transaksi nilai. Persamaan penelitian
C. Kerangka Berpikir
Internalisasi Nilai-nilai
Pendidikan
26
Pendidikan Karakter
Terhadap Peserta Didik
1. Gemar Membaca
2. Tanggung Jawab Menghasilkan peserta
3. Cinta Damai didik yang Gemar
BAB III
Membaca, Tnggung
4. Kerja keras
Jawab,Cunta Damai,
Kerja Keras.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
27
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati. Data yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah data yang berupa
kata-kata dari para subjek dan informan baik dalam kata-kata tertulis ataupun
lisan.
penelitian ini data yang diperoleh adalah data-data yang berupa data deskriptif
yang tidak menggunakan data yang berupa angka untuk menerangkan hasil
dengan tujuan pokok penelitian yaitu untuk menggali lebih dalam mengenai
1. Tempat penelitian
letak di JL.Adisucipto No. 44, penfui , maulafa, kota kupang dengan alasan
memilih SMAK Sint Carolus karena di lokasi ini masih ada siswa yang tidak
disiplin atau memiliki karakter yang tidak disiplin atau memiliki karakter yang
2. Waktu Penelitian
28
Waktu melaksanakan aktivitas penelitian dapat di lihat dalam table
berikut:
No Aktifitas Okt Nov Des Jan Fe Mar Ap Mei Jun Jul Agt
b r
1 Bimbingan
Judul
2 Menyusun
proposal
3 Seminar
Proposal
4 Perbaikan
Proposal
5 Perbaikan
Instrument
Penilaian
6 Pengumpulan
Data
7 Analisis Data
8 Penulisan
Skripsi
9 Ujian Skripsi
10 Perbaikan
C. Subyek penelitian
penggalian utama data penelitian. Subyek penelitian dilakukan terhadap guru mata
29
pelajaran sosiologi dan siswa kelas X IPS, penulis memilih subyek penelitian
1. Observasi (Pengamatan)
2. Wawancara
30
adalah kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi dan
sumber informasi.
3. Dokumentasi
E. Keabsahan Data
2019). Bahwah Triangulasi yaitu proses untuk mendapatkan data valid melalui
teknik untuk mengecek data yang memanfaatkan sesuai yang lain dari pada yang
teknik atau metode. Dalam (Sugiyono, 2018) triangulasi teknik atau metode
merupakan bentuk triangulasi dengan cara mengecek data kepada sumber yang
sama dengan teknik yang berbeda. Pada penelitian ini untuk menguji keabsahan
31
data menggunakan teknik atau metode, yaitu dengan menggunakan wawancara
mendalam.
F. Analisis Data
pendidikan karakter terhadap peserta didik DI SMAK Sint Carolus Penfui Kota
selanjutnya di analisis, data tahap analisis yaitu data redution, data display, dan
1. Pengumpulan Data
Penulis mencatat semua data secara ojektif dan apa adanya sesuai
2. Reduksi Data
Di SMAK Sint Carolus Penfui Kota Kupang. Data-data yang tidak sesuai
3. Penyajian Data
32
Penyajian data ini dilksanakan setelah reduksi penulis lakukan hasi
DAFTAR PUSTAKA
33
Azhar, “Pembinaan Moral Siswa Melalui Aktualisasi Prilaku Agama”. Jurnal
34
Marlina,(2016). internalisasi Nilai-nilai Pancasila dan Rasa Cinta Tanah Air
Karya. Bandung.
107.
35
Wathani, (2021). Internalisasi Nilai-nilai Karakter Melalui Budaya Sekolah Di
SMKN 41 Jakarta. Jurnal Pendidikan Islam Dan Isu-isu Soaial. 19 (2): 47-
77.
36