Anda di halaman 1dari 14

RESENSI MAKALAH

“Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan Anak”

Nama : Nur Afini Naafian Sandah

NIM : KHGC 18092

Kelas : 2B S1 Keperawatan

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT

TAHUN AJARAN 2018/2019


RESENSI KELOMPOK 8

HIDROSEFALUS

1. Hasil resensi
a. Definisi
Menurut saya definisi hidrosefalus dari kelompok 8 sudah cukup lengkap, jelas
dan dapat dipahami terlebih lagi kelompok 8 memberikan definisi dari beberapa
sumber disertai dengan sumbernya.
b. Etiologi
Menurut saya etiologi hidrosefalus dari kelompok 8 sudah sangat jelas dari
kelainan bawaan, infeksi, neoplasma sampai ke penderahaan kelompok 8 sudah
menjelaskannya secara rinci dan mudah dipahami.
c. Manifestasi Klinis
Menurut saya Manifestasi Klinis hidrosefalus dari kelompok 8 juga sudah cukup
jelas dari masa bayi hingga masa anak-anak.
d. Patofisiologi
Menurut saya Patofisiologi hidrosefalus dari kelompok 8 sudah cukup jelas, tetapi
kekurangannya kelompok 8 tidak memasukan pathway
e. Pemeriksaan Penunjang
Menurut saya Pemeriksaan Penunjang hidrosefalus dari kelompok 8 sudah sangat
jelas dan komplit
f. Asuhan Keperawatan
Menurut saya Asuhan Keperawatan hidrosefalus dari kelompok 8 sudah sangat
jelas apalagi kelompok 8 menjelaskan juga terkait tingkat kesadaran pada pasien
hidrosefalus serta menambahkan pengkajian saraf cranial yang diperlukan
2. Pathway

3. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi


a. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan serbral Gangguan aliran darah ke otak
akibat peningkatan TIK
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d perubahan kemampuan
mencerna makanan, peningkatan kebutuhan metabolism.
3. Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan neuromuscular
4. Ansietas keluarga b.d keadaan yang kritis pada keluarga
5. Resiko kerusakan integritas kulit b.d imobilisas, tidak adekuatnya
6. Resiko infeksi b.d penumpukan cairan di otak ( serebral )
b. Intervensi
1. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak (serebral) b.d Gangguan aliran darah
ke otak akibat peningkatan TIK
Kriteria hasil
- Tidak ada tanda tanda peningkatan tekananintracranial
- Tida ada sakit kepala
- Tidak ada kelesuan
- Tidak ada muntah
- Tingkat kesadaran membaik
Intervensi :
Manajement sensasi perifer
1. Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap
panas/dingin/tajam/tumpul
2. Monitor adanya paretese
3. Instruksikan kepada keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada lesi atau
laserasi
4. Monitor kemampuan BAB
5. Monitor adanya tromboplebitis
6. Kolaborasi pemberian analgetik

Manajemen edema serebral

7. Monitor tanda - tada vital


8. Monitor adanya kebingungan, perubahan pikiran, pusing, pingsan
9. Monitor status neurologis dengan ketat an bandingkan dengan nilai normal
10. Monitor status pernapasan: frekuensi, irama, kedalaman pernapaan, PaO2,
PCO2, pH. e. Kurangi stimulus dalam lingkungan pasien f. Sering percakapan
dalam pendengaran pasien
11. Posisikan tinggi kepala tempat tidur 300 atau lebih
12. Batasi cairan
13. Dorong keluarga untuk bicara pada pasien
14. Lakukan latihan rom pasif
15. Pertahankan suhu normal
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kurang asupan makan
Kriteria hasil :
- Adanya peningkatan berat badan
- Tidak ada tanda
– tanda malnutrisi
- Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dan menelan
- Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
Intervensi :
Manajemen nutrisi
1. Kaji adanya alergi makanan
2. Kolaborahi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kaloridan nutrisi yang
dibutuhkan oleh pasien
3. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
4. Yakinkan diet ang dimakan mengandung tinggi serat
5. Anjurkan makan sedikit tapi sering

Monitor nutrisi

1. Berat badan pasien dalam batas normal


2. Monitor adanya penurunan berat badan
3. Monitor kulit kering
4. Monitor turgor kulit
5. Monitor mual muntah
6. Monitor Hb dan kadar Ht g. Monitor pucat, konjungtiva

3. Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan neuromuscular


Criteria hasil :
- Pasien meningkat dalam aktivitas fisik
- Bantu untuk mobilisai
-Terapi latihan : ambulasi
Intervensi :
1. Berikan pasien pakaian yang tidak mengekang
2. Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
3. Anjurkan pada keluarga untuk melalukan rom pasifpada pasien
4. . Bantu ADLs pasien
4. Ansietas (cemas) b.d Perubahan besar/ perubahan status kesehatan anak
(hidrosefalus)
Criteria hasil :
- Keluarga mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas -
Mengungkapkan dan menunjukkan teknik ntuk mengontrol cemas
- Ekspresi wajah menunjukkan berkurangnya kecemasan
- Pengurangan kecemasan
Intervensi :
1. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku pasien
3. Dorong keluarga untuk menemani anak
4. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
5. Dengarkan dengan penuh perhatian
6. Bantu pasien untuk mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
7. Dorong keluarga untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
8. Instruksikan keluarga untuk menggunakan teknik relaksasi
RESENSI KELOMPOK 9
KEJANG PADA ANAK

1. Hasil resensi
a. Definisi
Menurut saya definisi Kejang dari kelompok 9 sudah cukup lengkap, jelas dan
dapat dipahami terlebih lagi kelompok 9 memberikan definisi dari beberapa
sumber disertai dengan sumbernya dan memberikan klasifikasi terkait kejang.
b. Etiologi
Menurut saya Etiologi Kejang dari kelompok 9 sudah sangat jelas dari Etiologi
dari ahli dan menjelaskan juga terkait faktor predispisisi kejang demam
c. Manifestasi Klinis
Menurut saya Manifestasi Klinis Kejang dari kelompok 9 juga sudah cukup jelas
dan komplit.
d. Patofisiologi
Menurut saya Patofisiologi Kejang dari kelompok 9 sudah cukup jelas, tetapi
kekurangannya kelompok 9 tidak memasukan pathwaynya
e. Pemeriksaan Penunjang
Menurut saya Pemeriksaan Penunjang Kejang dari kelompok 9 sudah sangat jelas
dan komplit serta kelompok 9 juga menjelaskan masing-masing pemeriksaan
penunjang
f. Asuhan Keperawatan
Menurut saya Kejang dari kelompok 9 sudah sangat jelas tetapi mungkin bisa
sedikit dirangkum lagi terkait pengkajian
4. Pathway
5. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
a. Diagnosa Keperawatan
1. Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan menumpuknya sekret
pada jalan nafas.
2. Hipertermi b.d proses penyakit (terganggunya sistem termoregulasi).
3. Risiko terjadinya kejang berulang b.d adanya peningkatan suhu tubuh.
4. Risiko cedera b.d adanya kejang
5. Kurang pengetahuan keluarga tentang cara penanganan kejang b.d
kurangnya informasi. 

c. Intervensi
1. Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan menumpuknya sekret pada jalan
nafas.
Intervensi :
- Letakposisi klien denganposisi kepala ekstensi.
- Observasi gejala kardinal terutama pernapasan selama penderita
kejang.
- Berikan penjelasan pada klien dan keluarganya.
2. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit (terganggunya sistem
termogulasi)
Intervensi :
- Berikan cairan elektrolit sesuai dengan kebutuhan.
- Beri minum yang banyak.
- Kolaborasi dengan tim medis (dokter) dalam pemberian cairan infus
3. Risiko terjadinya kejang berulang berhubungan dengan adanya peningkatan
suhu tubuh.
Intervensi :
- Berikan kompres basah pada daerah axilla dan lipatan paha
- Berikan baju tipis
- Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga
- Kolaborasi dengan tim medis (dokter) dalam pemberian obat
antipiretik
4. Risiko cedera berhubungan dengan adanya kejang
Intervensi :
- Sediakan lingkungan yang aman
- Identifikasi kebutuhan keamanan pasien sesuai kondisi fisik
- Menghindarkan lingkungan yang berbahaya
- Memasang side rail tempat tidur
- Membatasi pengunjung
5. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penanganan penderita selama kejang
berhubungan dengan kurangnya informasi.
Intervensi :
- Informasi keluarga tentang kejadian kejang dan dampak masalah, serta
beritahukan cara perawatan dan pengobatan yang benar.
- Informasikan juga tentang bahaya yang dapat terjadi akibat
pertolongan yang salah.
- Ajarkan kepada keluarga untuk memantau perkembangan yang terjadi
akibat kejang.
- Kaji kemampuan keluarga terhadap penanganan kejang.
RESENSI KELOMPOK 10
MENINGEN PADA ANAK
2. Hasil resensi
g. Definisi
Menurut saya Definisi Meningen dari kelompok 10 sudah cukup lengkap, jelas
dan dapat dipahami terlebih lagi kelompok 10 memberikan definisi dari beberapa
sumber disertai dengan sumbernya
h. Etiologi
Menurut saya Etiologi Meningen dari kelompok 10 sudah sangat jelas tetapi
kelompok 10 hanya menyebutkannya tanpa menjelaskan etiologi tersebut
i. Manifestasi Klinis
Menurut saya Manifestasi Klinis Meningen dari kelompok 10 juga sudah cukup
jelas dan komplit dari meningen pada anak samapi remaja
j. Patofisiologi
Menurut saya Patofisiologi Meningen dari kelompok 10 sudah cukup jelas dan
dilengkapi dengan Pathway serta penjelasannya tetapi urutannya menurut saya
kurang tepat seharusnya setelah patofisiologi dibawahnya diletakkan Pathway
k. Pemeriksaan Penunjang
Menurut saya Pemeriksaan Penunjang Meningen dari kelompok 10 sudah sangat
jelas dan komplit serta kelompok 10 juga menjelaskan masing-masing
pemeriksaan penunjangnya
l. Asuhan Keperawatan
Menurut saya Asuhan Keperawatan Meningen dari kelompok 10 ada beberapa
kekurangan seperti dibagian pengkajian terkait biodata dijelaskan lebih lanjut apa
saja yang ada dibiodata terkait pasien dengan Meningen, serta seharusnya
menjelaskan apa saja yang ada didalam asuhan keperawatan pada pasien
Meningen bukan memasukan sebuah kasus pada asuhan keperawatannya, untuk
diagnosapun kelompok 10 sepertinya terlalu memasukan diagnosa yang sedikit.
6. Pathway
7. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
a. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi sehubungan dengan deseminata
hematogen dan patogen
2. Resiko tinggi terhadap perubahan selebral dan perfusi jaringan sehubungan
dengan edam serebral, hipovolemia
3. Resiko tinggi terhadap trauma berhubungan dengan kejang umum/fokal,
kelemahan umum dan vertigo
4. Nyeri akut sehubungan dengan proses inflamasi, toksin dalam sirkulasi
5. kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan neuromoscular
dan penurunan kekuatan
6. anxietas berhubungan dengan krisi situasi dan ancaman kematian

b. Intervensi
1. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi sehubungan dengan deseminata
hematogen dan patogen.
Intervensi
- Beri tindakan isolasi sebagai penceghan
- Pantau suhu secara teratur
- Kaji nadi yang tidak teratur dan demam yang terus menerus
- Auskultasi suara napas
- Catat karakteristik urine
- Kolaborasi pemberian antibiotik

2. Resiko tinggi terhadap perubahan selebral dan perfusi jaringan sehubungan


dengan edam serebral, hipovolemia
- Tirah baring dengan posisi kepala datar
- Pantau status neurologis
- Kaji regiditas nukal, peka rangsang dan kejang
- Pantau tanda vital dan frekuensi jantung, pernapasan, dan suhu
- Membatasi batuk, muntah dan mengejan
- Kolaborasi pemberian antibiotik
3. Resiko tinggi terhadap trauma berhubungan dengan kejang umum/fokal,
kelemahan umum dan vertigo
- Pantau adanya kejang
- Pertahankan penghalang tempat tidur tetap terpasang dan pasang jalan
napas buatan
- Kolaborasikan obat tirah baring selama fase akut

4. Nyeri akut sehubungan dengan proses inflamasi, toksin dalam sirkulasi


- Letakkan kantung es batu pada kepala
- Berikan posisi yang nyaman
- Latihan rentang gerak aktif atau pasif serta Massage leher
- Gunakan pelembab hangat pada nyeri leher atau pinggul
- Kolaborasikan pemberian antibiotik

5. kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan neuromoscular


dan penurunan kekuatan
- Kaji derajat imobilisasi pasien
- Bantu latihan rentang gerak
- Berikan perawatan kulit, message dengan pelembab
- Perhatikan kesejajaran tubuh secara fungsional

6. anxietas berhubungan dengan krisi situasi dan ancaman kematian


- Kaji ansietas dan tingkat ansiennya
- Beri kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaannya
- Jelaskan setiap tindakan perawatan yang akan dilakukan
- Beri dukungan serta petunjuk sumber penyokong

Anda mungkin juga menyukai