Anda di halaman 1dari 65

Cedera dan Kematian sel

Sulastini
Sel
 Sel secara harfiah adalah unit kehidupan,
kesatuan lahiriah yang terkecil yang
menunjukan bermacam-macam fenomena
yang berhubungan dengan hidup, karena
itu sel juga merupakan unit dasar penyakit

 Sel mempunyai kebutuhan yang sama


untuk oksigen, nutrisi, air
Organel Sel
 Membran Sel : membungkus sel, pintu
gerbang dari dan ke sel, membrane
semipermeabel
 Nukleus : pusat pengaturan DNA
 Sitoplasma
 Mitokondria
 Retikulum Endoplasma
 Aparatus Golgi
 Ribosom
 Lisosom
PATOLOGI
Ilmu yang mempelajari sebab , sifat ,
perjalanan penyakit perubahan anatomik
dan fungsinya  mempelajari penyakit
dari segala seginya

PATOFISIOLOGI
Mempelajari gangguan fungsi pada organisme

yang sakit meliputi asal penyakit , permulaan


perjalanan dan akibat

PENYAKIT
Reaksi tubuh terhadap rangsang  aktif &
dinamik ,terdapat interaksi antara faktor host

( termasuk genetik ) dengan lingkungan


KARAKTERISTIK PENDEKATAN PENYAKIT

o epidemiologi
o patogenesis
o manifestasi patologik & klinik
o komplikasi dan cacat
o prognosis
o etiologi
EPIDEMIOLOGI
o Studi insiden & distribusi populasi suatu penyakit
 pencatatan & analisa data pd kelompok penduduk

o Penting untuk : - mencari etiologi


- rencana program pencegahan
- merencanakan fasilitas medik
- skrining pada masyarakat

PATOGENESIS
Suatu mekanisme dimana suatu sebab / etiologi
beroperasi  terjadi manifestasi patologik & klinik

Contoh :

o inflamasi : respon terhadap kuman/agen


yang menyebabkan kerusakan jaringan

o reaksi imun : efek sistem imun yg tidak diharapkan


MANIFESTASI PATOLOGIK & KLINIK
Agen etiologik bekerja melalui alur patogenetik/
mekanisme untuk memproduksi manifestasi
penyakit yang menimbulkan tanda , gejala dan
gambaran patologik (lesi) dimana tanda dan
gejala tersebut diperlihatkan

Lesi : kelainan struktur dan fungsi yg bertanggung


jawab terhadap keadaan sakit

Kelainan Patognomonik : bentuk tertentu , khusus


untuk satu jenis penyakit , tanpa ini maka

diagnosis sulit / tidak dapat ditegakkan


KOMPLIKASI DAN CACAT
Penyakit dapat lama , efek sekunder atau jauh
,yg dpt menyebabkan komplikasi yang jauh disertai
kelainan bentuk anatomi / fungsi

PROGNOSIS
Merupakan perkiraan jalannya penyakit
Dipengaruhi : intervensi medik  beda dengan
alamiah
ETIOLOGI
Suatu agen primer yg bertanggung jawab untuk
memulai proses selanjutnya yg menghasilkan

sakit

Sebab umum : - kelainan genetik - radiasi


- agen infektif - kemikal
- trauma mekanik

Kadang kadang : - multifaktor


- tidak diketahui  faktor risiko

Tanpa adanya penyebab yg diketahui diklasifikasikan


sebagai primer, idiopatik, esensial, spontaneus ,
atau cryptogenik
Genetik :
- diturunkan melalui gen cacat dari ortu
sex chromosom , autosom : dominan/resesif
- didapat karena mutasi genetik
- genetik polimorfisme  normal : ras

Agen infektif : bakteri , virus , jamur , parasit


o organ/sistem tubuh tertentu/umum
o lingkungan yg diinginkan : bakteri anaerob
bakteriemi  septikemia

Efek patogen : - pili dan adesin - toksin


- agresin - respon imun
SEL TERJEJAS

Sel – Unit biologi yang otonom

1. Lethal : kerusakan struktur dan fungsi


bersifat ireversibel  sel mati

2. Sublethal : perubahan struktur dan fungsi untuk mengakomodasi


jejas  sel tidak mati  fungsi (-); pembengkakan mitokondria 
sobek

Karakteristik jejas ireversibel


- membran sobek - fragmentasi
- kalsifikasi/pengapuran - struktur myelin

Inti : Piknosis , Karioreksis , Kariolisis


 Piknosis : Kerusakan pada inti sel
dengan larutnya kromosom
 Karioreksis : Pecahnya inti sel dan
rusaknya kromatin
 Kariolisis : Larutnya kromatin di
dalam inti sel terjadi secara alami
karena kerusakan pada jaringan
tubuh
STRUKTUR SEL
SKEMATIK SEL
SEL TERJEJAS
Efek Terhadap Jaringan Tergantung :
- lama jejas - jumlah dan jenis sel
- sifat agen - kemampuan regenerasi sel

Kerusakan Struktur dan Komponen Fungsional Sel


tergantung sifat dan jenis agen (sel dengan
fungsi spesifik rentan terhadap agen tertentu )

Kematian Sel Melalui :


1. disrupsi mekanikal
2. disintegrasi fungsi membr
3. tertutupnya jalur metabolik
4. DNA rusak
5. defisiensi metabolit yang penting
1. Disrupsi Mekanikal
trauma, pembekuan, tekanan osmostik  membran
sobek
2. Kegagalan Integritas Fungsional Membran
saluran membran tertutup  fungsi kontrol <<
 membran rusak
3. Jalur Metabolik Tertutup
- respiratori seluler  pasokan oksigen terganggu
- sintesis protein  penggantian protein terganggu
4. DNA rusak
bisa diturunkan atau merusak lethal
5. Defisiensi Metabolit
kekurangan vitamin(E) , glukosa terganggu
JEJAS ISKEMIK
Akibat dari hipoksia/anoksia

Stadium Awal terjadi gangguan oxidative phosphorylation


 ATP <<  fungsi terganggu :
1. Kegagalan pompa membran  timbunan air 
RER,SER bengkak
2. disagregasi ribosom dan kegagalan sintesis protein

Stadium Lanjut kerusakan berlanjut  sel mati

RADIKAL BEBAS
menyebabkan membran rusak, DNA rusak

JEJAS KIMIAWI
GAMBARAN SEL AKIBAT RUDAPAKSA

perubahan lemak  nekrosis

sel bengkak  degenerasi  degenerasi  nekr


normal keruh vakuolar hidropik

piknosis  karioreksis  kariolisis


JEJAS REVERSIBEL
1. Akumulasi Air Dalam Sel

 Bengkak keruh, pada sel parensim  sel besar


 Degenerasi Vacuolar, didapat vacuole > granule
 Degenerasi Hidropik, akumulasi cairan  sel
membesar

2. Akumulasi Lemak Dalam Sel


Sering pada sel parensim (misal hati, ginjal)  sel
berisi bercak kecil lemak netral (degenerasi lemak )
 globule besar mendesak inti ketepi (infiltrasi
lemak)
Keduanya : Fatty Change

3. Degenerasi Hialin : perubahan sel  eosinofilik dan


homogen
Cont’d….
4. Degenerasi Mukoid  akumulasi mukopolisakarid 
dalam sel  inti terdesak ketepi (signet ring cell)

diluar sel  inti bentuk bintang (stellate cell)


disebut Degenerasi Miksomatosa

5. Degenerasi Zenker : akumulasi asam laktik 


gangguan
metabolisme sel  masa homogen mengganti serat
kontraktil otot

6. Degenerasi Amiloid : timbunan amiloid dikenal sbg


penyakit Amiloidosis ( peran mekanisme imunologik )
NEKROSIS
merupakan kematian sel (jaringan) pada
organisme yang hidup (infark : nekrosis iskemik)

1. Nekrosis Koagulativa , banyak ditemukan, protein sel


koagulasi , bentuk sel /susunan jaringan masih terlihat
(nekrosis struktural).
Bila tidak terlihat  nekrosis tanpa struktur o.k
dicerna enzim (nekrosis koliquativa pada tuberkulosis)
Awal konsistensi normal / kenyal  lunak

2. Nekrosis Koliquativa, pada jaringan tanpa stroma kuat,


(misal: otak)  mencair  kista

3. Nekrosis Lemak, trauma jaringan lemak, enzim lipase

4. Nekrosis Gangrenosa, dimulai: nekrosis iskemik


kuman  gangren basah/kering

5. Nekrosis Fibrinoid, hipertensi maligna  nekrosis


lapisan muscularis  timbunan fibrin
INFARK
1. Jenis kelainan tergantung waktu

- 24 – 48 jam: daerah pucat, reaksi radang, serabut (-)


- bbrp mg : jaringan mati dibuang  jaringan lemah
(ruptura pd jantung 10 hr post infrak)  diganti
jaringan ikat
- s/d bulan : fibrosis
2. Bentuk tergantung sistem pembuluh darah
- Infark Putih, pd organ solid, tanpa anastomosei
- Infark Merah, ada anastomose atau dua pasokan p.d
atau pada infark vena

Jadi abses bila ada kontaminasi kuman


APOPTOSIS
Kematian sel yang terprogram, karena :
1. signal aktif
2. penarikan signal hidup
misal testis buang  testosteron << 
apoptosis sel prostat

Fragmentasi apoptotic bodies  melahap sel sekitar


tdk ada sel radang
ADAPTASI SELULER

Respon Rangsang

1. berlebihan  hipertrofi / hiperplasi


2. kurang  atrofi
3. kurangnya kemampuan tumbuh : agenesis ,
hipoplasia , aplasia
4. diferensiasi sel : displasia, metaplasia

Hipertrofi : bertambah besarnya organ/ jar, akibat


membesarnya sel pembentuk organ
Hiperplasia : bertambah besarnya organ/ jar, akibat
bertambahnya jmlh sel pembentuk organ
FISIOLOGIK
- hipertrofi otot pd olahragawan
- hiperplasia sumsum tulang yg tinggal di gunung
- hiperplasia mamma waktu pubertas, laktasi
- hiperplasia & hipertrofia uterus waktu hamil

PATOLOGIK
- hipertrofi jantung pada kelainan katup
- hiperplasia endomerium akibat estrogen >>
- hperplasia epitel akibat radang kronik
ATROFIA
Mengecilnya ukuran organ/jaringan akibat mengecilnya
ukuran sel dan/atau jumlah sel

FISIOLOGIK
- atrofi timus setelah umur 40 tahun
- orang tua : atrofi uterus, testis, mamma

PATOLOGIK
Terjadi pada keadaan :
- fungsi berkurang – disuse atrofi
- hilang rangsang endokrin/pasokan darah/inervasi
- adanya rangsang hormon, tekanan
- kurang makan
AGENESIS
Kegagalan total sebagian organ  tidak terbentuk

HIPOPLASIA
Kegagalan tidak total, masih terbentuk organ

APLASIA
Biasanya dipakai pada kelainan hematologik  aplastik
anemia

METAPLASIA
perubahan satu jenis jar kebentuk lain
- metaplasia epitelial : met skuamosa, met kolumner
- metaplasia jaringan ikat : metaplasia mesensimal

DISPLASIA
peningkatan pertumbuhan sel disertai bentuk atipik dan
perubahan diferensiasi
JEJAS/RUDA PAKSA RESPON PASIF
RESPON AKTIF

RADANG REGENERASI TROMBOSIS


dolor gerak pindah sel agregasi
calor pembelahan sel nidasi
tumor perubahan biokemik presipitasi fibrin
rubor pengaturan kembali jaringan
fungsiolesi

RESPON RADANG AKUT

Reaksi pertahanan pembuluh darah & darah thd cedera


Terjadi : - perubahan vasoaktif - permeabilitas naik
- respon seluler leukosit - peran mediator
Mekanisme adaptasi, kerusakan dan
kematian sel
 Sel melakukan adaptasi terhadap
stressor dari luar diantaranya dengan
melakukan respon:
- Hypertrophy
- Hyperplasia
- atrophy dan
- Metaplasia
 Jika usaha adaptasi tersebut tidak
berhasil maka dapat menyebabkan
kerusakan sel
 Bagi sel yang kerusakannya reversibel,
maka sel itu dapat kembali berfungsi
seperti sedia kala,namun bagi sel yang
mengalami kerusakan secara irreversibel,
maka sel itu akan mengalami kematian
sel
 Kematian sel dapat disebabkan oleh
beberapa kejadian, diantaranya ischemia,
infeksi, toksin dan reaksi imun
 Kematian sel juga merupakan salah satu
proses yang normal terjadi pada fase
embriogenesis, perkembangan organ dan
pengaturan homeostasis.
HIPERTROPI
 peningkatan besar sel yang mengakibatkan
perbesaran organ.
 Tidak terdapat sel baru, hanya mengalami
perbesaransel, perbesaran terjadi karena
peningkatan jumlah struktur protein dan
organel sel.
 Bisa terjadi secara fisiologis ataupun patologis,
bisa juga terjadi karena stimulus dari
peningkatan hormon tertentu.
 Ex: perbesaran uterus karena stimulus dari
estrogen sehingga terjadi hiperplasi dan
hipertropi.
Hipertropi pada uterus
HIPERPLASI
 proses adaptasi dengan melakukan replikasi
sel, sehingga penambahan jumlah sel
membuat organ membesar.
 Hiperplasi bisa secara fisiologis dan patologis
(ex: cancer).
 Hipertropi secara fisiologis dibagi menjadi 2:
1) hormonal hyperplasia.
Ex: selama masa kebuntingan dan pubertas
2)compensatory hyperplasia.
Ex: kematian jaringan hati
ATROPI
 pengecilan ukuran dari sel yang disebabkan
oleh karena sel kehilangan substansi sel,
sehingga menyebabkan berkurangnya ukuran
organ.
 Atropi memungkinkan terjadinya menurunnya
fungsi sel, namun bukan merupakan kematian
sel.
 Atropi terjadi akibat penurunan dari sintesis
protein dan peningkatan degenersi protein di
dalam sel.
 Penyebab atropi diantaranya bisa karena
kehilangan inervasi, kekurangan suplai darah,
kekurangan nutrisi, kehilangan stimulasi
endokrin, dan aging.
ATROPI OTAK
METAPLASIA
 perubahan reversibel dari fenotip sel
yang digantikan oleh tipe sel yang lain
 Sering terjadi karena iritasi yang
terjadi secara kronis.
 Pada kondisi ini sel yang mengalami
adaptasi digantikan oleh tipe sel lain
yang lebih bisa menghadapi stresor.
 Terjadi akibat genetik "reprogramming"
KERUSAKAN SEL YANG
REVERSIBEL

 pada stadium awal terjadinya kerusakan


atau pada kerusakan ringan, kerusakan
fungsi dan morfologi akan dapat kembali
normal jika penyebab dari kerusakan
tersebut dihilangkan.
 Pada stadium ini meskipun terjadi
kerusakan sel secara signifikan, namun
tidak terjadi kerusakan baik pada membran
sel maupun pada pada inti.
KEMATIAN SEL
 pada kerusakan yang terjadi secara terus
menerus, maka kerusakan tersebut
menjadi irreversibel dan akhirnya sel tidak
memiliki kemampuan untuk memperbaiki
kerusakan sehingga menyebabkan sel mati.
 Ada 2 macam kematian sel, yang
dibedakan dari morfologi, mekanisme dan
perubahan fisiologis dan penyakit, yaitu
apoptosis dan nekrosis.
Apoptosis
 kematian sel oleh sel itu sendiri yang
disebabkan oleh growth factor atau DNA sel
atau protein yang dihancurkan dengan maksud
perbaikan.
 Memiliki karakteristik sel dimana inti sel
mengalami pemadatan dan tidak terjadi
kerusakan membran sel.
 Apoptosis memerlukan sintesis aktif RNA dan
protein dan merupakan suatu proses yang
memerlukan energi
 Secara morfologis, proses ini ditandai oleh
pemadatan kromatin di sepanjang membran
inti
Apoptosis sel hati oleh virus hepatitis

Sel mengalami pengurangan ukuran dan


sitoplasmanya berwarna eosinophilic terang
serta nukleusnya mengalami kondensasi
Nekrosis
 terjadi kerusakan membran, lisososm
mengeluarkan enzim ke sitoplasma dan
menghancurkan sel, isi sel keluar dikarenakan
kerusakan membran plasma dan
mengakibatkan reaksi inflamatori.
 Nekrosis adalah pathway yang secara umum
terjadi pada kematian sel yang diakibatkan
oleh:
- Ischemia
- Keracunan
- infeksi dan
- trauma
PERBEDAAN KEMATIAN SEL
SECARA NECROSIS DAN
APOPTOSIS
Gambaran Mikroskopik :
A. Nukleus
 Piknosis : nukleus terlihat lebih
bundar, ukuran lebih kecil dan gelap
 Karioreksis : nukleus mengalami
fragmentasi menjadi kecil dan
tersebar
 Kariolisis : nukleus lisis, tidak terlihat
sehingga rongga kosong dibatasi
membran nukleus disebut ghost.
B. Sitoplasma : berwarna asidofilik,
struktur tidak jelas, jika melanjut :
1. Tidak terlihat garis besar struktur
histologi sel
2. Tidak terlihat adanya pewarnaan
Tipe-tipe morfologik nekrosis
jaringan
 Secara makroskopik dan dengan
pemeriksaan mikroskop dapat
dikenali beberapa bentuk nekrosis.
 Bentuk-bentuk tersebut:
- Nekrosis koagulasi
- Nekrosis liquefaktif (mencair)
- Nekrosis lemak
- Nekrosis kaseosa (perkejuan)
Nekrosis koagulasi
 Tidak hanya terjadi denaturasi
protein, namun juga berkaitan
dengan hambatan enzim-enzim litik.
 Sel tidak mengalami lisis, dengan
demikian kerangka luar sel relatif
utuh.
 Inti menghilang dan sitoplasma yang
mengalami asidifikasi menjadi
eosinofilik
Nekrosis koagulasi-infrak ginjal
 Gambaran makroskopik :
 terlihat berwarna putih, keabu-abuan atau
kekuning-kuningan dan sedikit berlemak,
padat

 Gambaran mikroskopik :
 struktur sel dan jaringan masih jelas, inti
sel mengalami piknotik (menghilang),
sitoplasma lebih acidophilic
Nekrosis liquefaktif
 Ditandai oleh larutnya jaringan akibat lisis
enzimatik sel-sel yang mati.
 Proses ini biasanya terjadi di otak sewaktu
terjadi pelepasan enzim-enzim otokatalitik dari
sel-sel yang mati.
 Nekrosis likuefaktif juga terjadi pada
peradangan purulen akibat efek heterolitik
leukosit polimorfonuklear pada pus.
 Jaringan yang mengalami likuefaksi menjadi
lunak, mudah mencair, dan tersusun oleh sel-
sel yang mengalami disintegrasi dan cairan.
Nekrosis liquefaktif-infark otak

.
 Gambaran makroskopik :
 adanya benjolan berisi cairan dikelilingi
kapsula tipis dan ireguler.

 Gambaran mikroskopik :
 tampak ruang kosong dengan sisa kapsula
yang ireguler, terlihat fibrin dan neutrophil
disekitarnya.
Nekrosis lemak
 Terjadi akibat kerja enzim-enzim lipolitik pada
jaringan lemak.
 Proses ini biasanya terjadi pada nekrosis
pankreatik akut dan merupakan konsekuensi
pelepasan lipase pankreas ke jaringan
peripankreas.
 Lipolisis ditandai oleh hilangnya kontur sel-sel
lemak.
 Asam-asam lemak yang dibebaskan dari sel
lemak mengalami saponifikasi dengan
mengikat natrium, kalium dan kalsium.
NEKROSIS LEMAK-PANKREATITIS
AKUT
Nekrosis kaseosa (perkejuan)
 Memiliki baik gambaran nekrosis
koagulasi maupun likuefaktif.
 Biasanya nekrosis ini terjadi di bagian
tengah granuloma tuberkolusa, yang
mengandung bahan seperti keju yang
putih atau kekuningandan merupakan
asal nama nekrosis tipe ini.
 Secara histologis, rangka luar sel tidak
lagi utuh, tetapi sebaliknya jaringan juga
belum mencair.
 Sisa-sisa sel tampak sebagai bahan amorf
bergranula halus.
NEKROSIS KASEOSA-
TUBERCULOSIS PARU
 Gambaran makroskopik :
 terlihat berwarna putih, keabu-abuan atau
kekuning-kuningan dan sedikit berlemak,
padat

 Gambaran mikroskopik :
 struktur histologi sudah tidak terlihat lagi
membentuk masa bergranulasi.
 Dengan pengecatan HE berwarna keabu-
abuan, dikelilingi oleh epiteloid dan limfosit.
JARINGAN NEKROTIK
 Jaringan nekrosis baiasanya
menimbulkan reaksi peradangan
pada jaringan sekitarnya
 Jaringan yang mati dihancurkan dan
dihilangkan
 Membuka jalan bagi proses
perbaikan, mengganti sel mati
dengan sel-sel regenerasi yang sama
 Jaringan yang mati di permukaan
tubuh akan mengelupas dan
meninggalkan celah/tukak
 Jika jaringan nekrosis tidak dibuang
akhirnya di isi dengan garam-garam
kalsium dan diendapkan, yan

Anda mungkin juga menyukai