Anda di halaman 1dari 67

REAKSI TUBUH TERHADAP JEJAS

dr. Bambang Endro Putranto, SpPA(K)


Bagian Patologi Anatomi FK UNDIP Semarang

Sel-sel tubuh dapat mengalami kerusakan akibat faktor eksternal dan internal. Internal : dapat mrpkan kelainan genetik, hilangnya bahan kimia yang penting (hormon/vitamin), hilangnya pasokan darah.
Eksternal : agen fisik, kimia, mikroba, dsb

Jejas dpt mengakibatkan rangsang yg bersifat sublethal (dpt kembali normal/reversibel) dan dpt bersifat lethal (ireversibel) (tak dpt kembali spt semula).
Kelainan sublethal kel degenerasi

Kelainan lethal sel mati (nekrosis)


Bila jejas ringan sel dpt beradaptasi (hipertrofi) mengakibatkan keadaan baru tapi masih dpt mempertahankan kehidupan sel.
3

PENYEBAB JEJAS SEL


I. Hipoksia (penurunan oksigen) Faktor fisika : panas / dingin / radiasi / listrik Faktor kimia : obat-obatan / asam kuat / basa kuat Faktor infeksi : virus, bakteri, jamur, parasit Faktor reaksi imunologik Faktor kel genetik Faktor ketidakseimbangan gizi

II. Kematian sekelompok sel akan mempengaruhi jaringan tergantung : Lamanya jejas Sifat agen penyebab Jumlah & jejas sel yang terkena jejas Kemampuan jaringan untuk regenerasi

JEJAS REVERSIBEL
Akan menimbulkan kelompok sel yang bersifat dpt kembali spt semula. Misalnya : degenerasi, infiltrasi Jenis-jenis degenerasi : 1. Degenerasi albuminosa (parenchymatosa) (bengkak keruh) Sitoplasma keruh timbul granula halus didalamnya : - Post mortem - Penyakit tertentu (pyelonefritis)
6

2. Degenerasi hidrofik : air banyak ditimbun dalam sitoplasma (intraseluler) : - Penyakit ginjal: pyelonefritis/glomerulonefritis, - Molahidatidosa 3. Degenerasi karbohidrat & protein : (deg. mukoid) terjadi masa musin - Gastritis kronika - Adeno ca recti - Adeno ca usus inti kedesak ke tepi spt cincin (signet ring sel)
7

4. Bila bahan mukoid ditimbun di luar sel mendesak sel sel stellate fibroadenoma mammae (Degenerasi miksomatosa) 5. Degenerasi lemak (fatty change) kel hepar : alkoholisme, cirrhosis hepatis
6. Degenerasi hialin : masa hialin merah muda, refraktif : myoma uteri. 7. Degenerasi amyloid : hampir sama dgn degenerasi hialin berbeda reaksinya terhadap pulasan khusus amilodosis
8

JEJAS IREVERSIBEL

menimbulkan kematian sel


- Kematian/jaringan pd organisme hidup nekrosis. - Nekrobiosis : kematian sel fisiologis/ terprogram lapisan kulit bagian atas mati secara teratur (mengalami penandukan diganti sel dari lapisan dibawahnya, sel-sel gastrointestinal
9

PENYEBAB NEKROSIS
1. Ischaemia : ok sumbatan aliran darah infark thromboangitis obliterans Infark : kematian sel/sekelompok sel akibat gangguan aliran darah. 2. Agen fisik : suhu rendah / tinggi / listrik 3. Agen kimia : asam / basa kuat 4. Agen biologik : bakteri / kuman / jamur 5. Kepekaan / hipersensitifitas
10

JEJAS NEKROSIS
1. Nekrosis koagulativa : gumma, infark (menggumpal) 2. Nekrosis kaseosa : TBC, LV, tularemia (spt keju) 3. Nekrosis colliquativa (liquaction) : pelunakan mencair shg terjadi rongga : abses otak, caverne TBC 4. Nekrosis lemak : A. Nekrosis enzymatik lemak : ok efek enzim yg dihasilkan sendiri berlebihan mencerna/merusak jaringan pankreatitis akuta hemorrhagica B. Nekrosis traumatik lemak : bekas suntikan, trauma fisik pd payudara 5. Nekrosis fibrinoid : penyakit ginjal : pyelonefritis
11

6. Nekrosis gangrenosa (gangren) nekrosis masif disertai bakteri (terutama clostridia)

Gangren basah :
Appendicitis (phlegmonosa / gangrenosa)

Hernia incarserata usus banyak bakteri saprofit busuk

Gangren kering : pada umumnya ditungkai ok obstruksi aliran darah gangren kering (tanpa infeksi = mumifikasi) Penyakit gas gangren : sangat infeksius ok clostridia perfringen
12

ADAPTASI SEL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN DEFERENSIASI


Mengakibatkan :

Atrofi

Hiperplasi
Metaplasia

Hipertrofi

13

ATROFI
Alat tubuh menjadi mengecil tapi pernah mencapai ukuran yang normal ok sel-sel yg melakukan fungsi organ tersebut mengecil ok :

Penurunan beban kerja organ ybs Kehilangan persyarafan Berkurangnya suplai darah Nutrisi yg inadequat

Hilangnya stimulasi endokrin (hormon-hormon)


Ketuaan
14

HIPERTROFI
Organ / jaringan bertambah besar (volume meningkat) karena sel-selnya bertambah besar tapi jumlah sel tetap, ok : 1. Kebutuhan fungsional meningkat olahragawan 2. Rangsang hormon yg spesifik : hipertrofi uterus (hamil)

15

HIPERPLASI
Organ / jaringan bertambah besar (volume meningkat) karena sel-selnya bertambah banyak tapi besarnya sel tetap.

1. Hiperplasia fisiologik hormonal : hiperplasi endometrium


2. Hiperplasia kompensasi post hepatectomy

16

HIPERPLASI PATOLOGIK

Rangsangan hormon yg berlebihan :

Hiper estrinisme (estrogen meningkat) Hiperplasia atipik endometrium

Pengaruh faktor pertumbuhan setempat, misalnya : penyembuhan luka bila stimulus hilang normal kembali masih dikontrol pusat.
Beda dgn neoplasma tak dapat dikontrol oleh pusat tumbuh terus.
17

METAPLASIA

Berubahnya epitel dewasa bentuk satu menjadi epitel dewasa bentuk lain.
Pada umumnya untuk pertahanan diri.

Metaplasia :
1. Metaplasia epitel : cervicitis chronica, traktus respirasi dari epitel collumner selapis jadi epitel squamous kompleks 2. Metaplasia mesenchym : - Metaplasia osseus : myositis ossificans - Metaplasia cartilagenous
18

DISPLASIA

Bentuk hiperplasia dengan perubahan proliferasi abnormal, menyimpang, tidak beraturan, kacau dan ireguler. Sebenarnya bukan suatu reaksi adaptasi thd jejas tapi deferensiasi abnormal yg menyimpang walaupun terjadinya dpt merupakan reaksi thd iritasi kronik. Displasi masih bersifat reversibel : lap basal lebih padat, gelap, epitel diatasnya masih mengalami maturasi sempurna.
19

Displasi : Ringan Sedang, Berat : insitu ca / ca intraepitelial, mengenai seluruh tebal epitel, membrana basalis masih intak.

Displasi merupakan kel pre kanker


RADANG KRONIK METAPLASIA SQUAMOSA

DISPLASIA RINGAN

DISPLASIA SEDANG

DISPLASIA BERAT (CA INSITU)

CA INVASIF

20

NEOPLASMA
dr. Bambang Endro Putranto, SpPA(K)
Bagian Patologi Anatomi FK UNDIP Semarang

21

DEFINISI & PENGERTIAN DASAR

NEOPLASIA : proses pertumbuhan/ perkembangan abnormal pd jaringan - Proliferasi terus menerus jaringan baru - Ireversibel NEOPLASMA NEOPLASMA : masa jaringan abnormal akibat proses NEOPLASIA Tumbuh aktif Bersifat otonom tak berguna Tak terkoordinasi bagi tubuh
22

NEOPLASIA HIPERPLASIA ABNORMAL MASA JARINGAN DISEBUT NEOPLASMA TUMOR : pembengkakan/benjolan apapun sebabnya NEOPLASMA termasuk tumor, tidak semua tumor termasuk NEOPLASMA KANKER : NEOPLASMA yang ganas (Carcinoma/Sarkoma) Menyusup ke jaringan sekitar Membentuk anak sebar/metastasis Carcinos/cancer ONKOLOGI : Onkos/oncoma/tumor Ilmu pengetahuan ttg NEOPLASMA logos=ilmu khususnya NEOPLASMA GANAS

23

TANDA-TANDA SEL GANAS


1. Kriteria sitologi 2. Kriteria histologi 1. Kriteria sitologi a. Perubahan inti : Mikroskopis

Nucleo-cytoplasmic ratio abnormal:normal = (1 : 46) Inti hiperkromatik lebih gelap bertambahnya nukleoprotein yang mengikat HE saat pewarnaan Pembagian kromatin tidak merata Nukleolus/anak inti lebih membesar/prominent Inti dapat lebih dari 1 Tampak aktivitas mitosis (berbagai tingkat) Mitosis abnormal Membran inti menebal
24

b. Perubahan sitoplasma dan sel seluruhnya Hipertrofi sel (lebih besar) Bentuk sel abnormal Vacuolisasi sitoplasma c. Berbagai perubahan dalam hubungan dengan sel lain Hilang polaritas sel : susunan tak teratur/tak beraturan An isokoriosis & an isositosis : variasi dp ukuran inti dan sel dari sekelompok sel (pleiomorfik) Hilangnya batas-batas jelas dp masing-masing sel
25

KLASIFIKASI
I. Menurut SIFAT BIOLOGI dp NEOPLASMA II. Menurut HISTOGENESIS & MORFOLOGISNYA

I. Menurut SIFAT BIOLOGI :


a. Neoplasma jinak/benigna b. Neoplasma ganas/maligna a. Neoplasma jinak/benigna Sel-sel parenkim berdeferensiasi/maturasi baik identik sel-sel jaringan asalnya/yang normal
26

b. Neoplasma ganas Sel-sel parenkim dgn deferensiasi abnormal sel-sel berbeda dengan sel jaringan asalnya yang normal. Neoplasma berderensiasi baik : tak selalu harus bersifat jinak.

Tumor papiller tiroid : morfologik tak memenuhi syarat sbg neoplasma ganas dpt bermetastasis Basalioma (basal cell Ca) : morfologi klinis ganas jarang metastasis Ameloblastoma (adamantinoma) : klinis ganas ekspansif/destruktif patologi tidak ganas/ tidak metastasis
27

II. Menurut HISTOGENESIS/MORFOLOGI/ TERMINOLOGI (TATA NAMA)


1. Neoplasma simpleks 3. Neoplasma gabungan 2. Neoplasma campur 1. Neoplasma simpleks Tersusun oleh satu jenis sel neoplasma tunggal (baik dari epitel/mesenkim : jinak dan ganas) A. Neoplasma simpleks dari mesenkim yg JINAK JARINGAN ASAL + OMA

FIBROBLAS LEMAK/LIPID/ADIPOSA PEMBULUH DARAH PEMBULUH LIMFE TULANG (OSSEUS)

FIBROMA LIPOMA HEMANGIOMA LIMFANGIOMA OSTEOMA

28

B. Neoplasma simpleks dari mesenkim yg GANAS JARINGAN ASAL + SARKOMA (SA)

FIBRO-SARKOMA LIPO-SARKOMA PEMBULUH DARAH PEMBULUH LIMFE TULANG SARKOMA

FIBRO SARKOMA LIPO SARKOMA HEMANGIO SARKOMA LIMFANGIO SARKOMA OSTEO SARKOMA

29

PERKECUALIAN/KHUSUS

Sifat GANAS tapi tak menggunakan CA / SA


MESOTELIOMA (dapat jinak/ganas) yg ganas MALIGNANT MESOTELIOMA LEUKEMIA MIELOMA GANAS GANAS

BASALIOMA

GANAS

30

C. Neoplasma simpleks dari epitel/parenkim yg JINAK JENIS EPITEL/PARENKIM + OMA

EPITEL KELENJAR

EPITELIOMA ADENOMA

D. Neoplasma simpleks dari epitel/parenkim yg GANAS + CARCINOMA (CA)

ADENO CARCINOMA (CA) CARCINOMA (CA) PLANOSELULARE CARCINOMA (CA) SEL TRANSITIONAL
31

NEOPLASMA CAMPURAN

Neoplasma tersusun (lbh dari satu jenis sel parenkim neoplasma berasal dari sel multipoten dari salah satu lapisan germinativum Sel induk neoplasma yang bersifat multipoten berdeferensiasi divergen jadi berbagai sel jaringan (epitel/parenkim/mesenkim) jinak & ganas Misalnya :

Adenoma pleiomorfik kel. liur (mixed tumor)

Asal mioepitel kel (derivat ektoderm) berdef. divergen/metaplasia jaringan tulang/cartilago


32

Tumor WILMS campuran bentuk CA/SA

NEOPLASMA GABUNGAN (KOMPOSITUM / TERATOGENOSA)

Neoplasma tersusun lebih dari satu jenis lapisan germinativum (minimal 2 lapisan germinal) (ektoderm/mesoderm/endoderm). Neoplasma disebut TERATOMA : 1. Jinak Ganas 2. Kistik Solid 3. Matur Imatur
33

BEDA TUMOR GANAS & JINAK


TUMOR JINAK
1. Jaringan dewasa/matur jaringan asal

TUMOR GANAS
1. Jaringan muda/ embrional/anaplastik/ deferensiasi

2. Bersimpai/kapsul jelas
3. Tumbuh ekspansif (ke semua arah) 4. Tumbuh lambat

2. Tidak bersimpai/kapsul
3. Menyebuk (infiltrasi) 4. Tumbuh cepat

5. Tidak membentuk anak sebar/metastasis


6. Bila diangkat p.u. sembuh 7. Jarang mengalami radang sekunder

5. Membentuk anak sebar/ metastasis


6. Residif 7. Mudah terjadi radang sekunder ulkus

8. Jarang menyebabkan kematian 8. Hampir selalu berakhir dgn secara langsung kematian (terus tanpa obat)
34

BEDA SARKOMA & CARCINOMA


SARKOMA
1. Dapat timbul pada semua usia banyak pada umur muda 2. Sifat lebih ganas 3. Metastasis p.u. pembuluh darah 4. Metastasis pertama sering ke paru/hati

CARCINOMA
1. Lebih banyak pada dewasa/tua 2. Kurang ganas 3. Metastasis p.u. pembuluh limfe 4. Metastasis anak kelenjar limfe regional

5. Terdiri atas sel-sel muda tumbuh 5. Menyebuk dalam difus/merata menyebuk dalam jaringan sebagai jaringan secara merata akar/infiltratif
6. P.u. lebih banyak pembuluh darah 7. Konsistensi merata & lunak 6. P.u. pembuluh darah tak begitu banyak 7. Konsistensi rapuh bertonjol-tonjol halus
35

Derajat morfologi sel tumor menyerupai sel normal asalnya DIFERENSIASI Bila > menyerupai sel normal/asalnya DIFERENSIASI BAIK Bila > berbeda dgn sifat sel normal/asalnya DIFERENSIASI JELEK Bila kehilangan diferensiasi DE-DIFERENSIASI ANAPLASTIK

SEMAKIN ANAPLASTIK SEL TUMOR SEMAKIN GANAS

Tumor jinak sel-selnya masih serupa dgn sel asal diferensiasi baik
36

KARSINOGENESIS

Etiologi tumor: faktor-faktor yg merupakan penyebab/mempengaruhi terjadinya tumor Patogenesis/onkogenesis/karsinogenesis: mekanisme bagaimana faktor-faktor penyebab tsb merubah sel normal menjadi sel tumor

37

PATOGENESIS banyak teori


1. Teori IRITASI Iritasi menahun dan berulang-ulang ok bahan karsinogenik (teori lama) Mis : TIR Ca kulit
Batu empedu Ca V. fellea Sinar rontgen/gama/ultraviolet daya mutagen besar merubah kromosom/gene sifat berubah tumor

Belum jelas ok satu macam penyebab/bbrp bahan yang bekerja serentak/berturut-turut P.u. bukan penyebab tunggal penyebab ganda (multifaktor) + faktor lain yg saling kait mengkait pengaruhnya mekanisme yg sebagian belum dpt diberikan penjelasannya.
38

2. Yg banyak dianut : teori stadium berganda (multi stage theory) 2 tahap : A. Tahap perintisan (initiation) penyebab kanker menimbulkan perubahan pada sel menjadi lebih peka thp rangsang penyebab yg datang pada tahap selanjutnya. B. Tahap penggalangan/peningkatan (promotion) : berupa rangsang yg memacu proliferasi multiplikatif sel-sel yg telah berubah tsb berkembang lebih lanjut perubahan yg menetap terbentuk tumor. Penyebab tumor ini berlangsung lama/bertahun-tahun 10-15 th (relatif) Mis : jelaga dioleskan pada kulit hewan coba Ca (bila diberikan tambahan minyak croton bila urutan dibalik tak terjadi Ca jelaga = inisiator, minyak croton = promotor
39

Karsinogen : bahan2/agens eksogen/ endogen yg dpt mengakibatkan kanker Etiologi Endogen : dari dlm tubuh hormon2 ttt/genetik Eksogen : dari luar tubuh paling banyak

40

1. KARSINOGEN KIMIA Pervical POTT (1775) : TIR (polisiklik aromatik hidrokarbon) Ca kulit, Ca paru Anilin Ca V. urinaria : zat pewarna (batik/tekstil) 2. KARSINOGEN FISIKA Radiasi : ultraviolet / matahari, radioterapi 3. KARSINOGEN DLM MAKANAN Aflatoksin : aspergilus flavus kacang2an Ca hati Nitrosamin/nitrosamide Ca lambung/nasofaring Byk lemak/kolesterol/kurang serat Ca mammae, Ca usus 4. KARSINOGEN dlm OBAT-OBATAN Thorothrast Sitostatika (gol. Alkylazing agent) Imunosupresan 41 Hormonal

5. FAKTOR GAYA HIDUP (ADAT ISTIADAT) Merokok : reversed smoking (India) Ca ro hidung intra nasal snufing (bantu) Menyusur : sikanin, intra sonor nikotin Ca bibir Alkohol, makanan panas Ca tenggorok Kehidupan seksual : Heston Ca cervix Sirkumsisi Ca cervix/penis 6. PENYAKIT : Parasit : Parasit SCH hematobium Ca V.urinaria Chlonorchis sineusis Ca V.fellea Virus : - V. Epstein-Barr : Ca nasofaring, limfoma burkitt - V. Hepatitis B : Ca. hati - V. HPV : Ca cervix - V. AIDS/HIV : Sa. kaposi Yang bersifat genetik : Retinoblastoma. T. Wilms, poliposis colon, neuro fibromatosis 70 80% penyebab kanker ok faktor lingkungan 42

Tidak setiap orang yg berhadapan dgn faktor risiko karsinogenik menderita kanker akan ttp ada syarat ttt (yg membedakan 1 org dgn org yg lain) walau penyebabnya sama kecepatan terjadinya beda. Tergantung : Sifat, jumlah, konsentrasi dp karsinogen ybs Luas bagian tubuh yang terkena Lama terkena jejas Ada/tidak karsinogen lain/penunjang Kepekaan jar. tubuh/kepekaan individual, mis :

Konstitusi biologik (kepekaan) Faktor herediter/keturunan Faktor umur Faktor lingkungan : adat istiadat, pekerjaan, susunan makanan/minuman, faktor geografik, faktor rasial
43

Misalnya : Eslandia, Skandinavia, Jepang, Cina makanan panas, daging diasapkan Ca lambung Ca lambung/nasofaring nitrosamine/ nitrosamide makanan diasapkan/ kadar garam tinggi Ca laring : - alkoholisme, merokok - merokok + alkoholisme risiko 2.5x lebih besar

44

MEROKOK / TEMBAKAU Ca paru, Ca R mulut, Ca kerongkongan, tenggorok, kandung seni, cervix uteri Mengandung 50 zat karsinogenik 10 bahan pasti menyebabkan Ca pada manusia Mengandung : TAR/belangkin (=polisiklik aromatik hidrokarbon), nikotin, Co, HCN, benzopiren Tgt jenis/cara merokok, risiko bertambah bila: Jumlah rokok yg dihisap bertambah Merokok sejak umur muda Menelan asap rokok Jumlah hisapan/rokok bertambah
45

Mematikan rokok setelah dihisap 2/3 risiko turun 50% TAR terkumpul pd 1/3 batang terakhir Filter risiko Perokok pasif : (bukan perokok) tapi selalu kontak dgn lingk. berasap rokok 75% menghisap asap rokok dari perokok aktif. Merokok >10 batang/hari 81.5% Ca tenggorok Kematian ok Ca paru pd perokok 10x > dp orang tak merokok Perokok berat >20 batang/hari angka kematian 20x Ventilasi rumah yg kurang baik (Indonesia/Cina/ Afrika) Ca laring/nasofaring
46

KEBIASAAN/PERILAKU YG BERHUB. DGN ALAT REPRODUKSI/PAYUDARA


I. Ca Cervix uteri (leher rahim) Kawin/senggama pd usia muda (<17 th) frekuensi Sering berganti-ganti pasangan seksual Persalinan yg berulang-ulang / banyak anak Infeksi menurun pada alat reproduksi/higiene yg kurang baik Ca cervix pd biarawati : / negatif India : Ca cervix umur lebih muda Sperma : Hestone
47

II. KANKER PAYUDARA, risiko bertambah bila: Tidak menikah, menikah pada usia tua Menikah, tidak mempunyai anak Mempunyai anak tidak menyusui Obat hormonal jangka lama Sering mengalami gangguan kejiwaan/stress Pemberian ASI yang lama pengendali terjadinya Ca mammae

48

III. SMEGMA Sekret pd ujung penis terdiri atas sel mati (pd org tak disirkumsisi yg kurang memperhatikan higiene alat kel.) Ca penis, Ca cervix. Yahudi : Ca penis/Ca cervix : frekuensi rendah Sirkumsisi awal Higiene alat kel. baik Obstinentia selama haid/subur Kepekaan genetik IV. SINAR MATAHARI

Sering berjemur (barat/kulit putih) sinar UV Melanin kurang/melanin barier Keganasan Pengaruh ozon/ozon barier kulit

49

V. KOSMETIKA

Monomer vinil chloride (Aerosol) Operasi plastik (silikon) diurai 2,4 toluene diamine (TDA) karsinogenik

50

METABOLISME NEOPLASMA
SUMBER ENERGI I. Glikolisis an aerob (ok kemampuan oksigenasi berkurang)

Sel2 fungsi / kerja : sesuai dgn fungsi masing2, dan perkembangbiakan Sel normal : fungsi kerjanya dominan Sel kanker : fungsi pembiakan dominan cepat berkembang biak

II. Competitive struggle : Sel neoplasma : prioritas mendapat asam amino, sel normal kekurangan asam amino (kalah bersaing) cachexia
51

PENYEBARAN TUMOR GANAS


I. Penyebaran setempat : penjalaran/penyebaran dari tumor induk jaringan sekitar (masih ada hub. dgn T. induk) II. Penyebaran jauh (metastasis)

KEJADIAN PENYEBARAN TUMOR GANAS


A. Ada pelepasan sel tumor yg dpt hidup otonom B. Adanya jalan penyebaran C. Adanya lingkungan yg memberi kemungkinan hidup dari sel tumor tsb di tempat lain
52

Ad. A.Pelepasan sel tumor yg dpt hidup otonom 1. Proliferasi sel tumor vol tek mekanik pd jaringan sekitar petumbuhan ekspansif terjadi kapsul/simpai (jinak) batas tegas. 2. T. ganas : kohesi antar sel pembesaran vol sel-sel mudah lepas (penurunan kadar kalsium dinding sel rapuh) 3. Tumor dapat mengeluarkan enzym : colagenase, hialuronidase, musinase sel tumor masuk ruang antar sel menembus sitoplasma infiltrasi masuk pembuluh darah/limfe anak sebar (disertai sifat otonom)
53

Ad. B. Adanya jalan penyebaran


Penyebaran jauh/metastasis melalui : Pembuluh darah (hematogen) Khas sarkoma dapat pula Ca Vena dinding tipis mudah ditembus emboli organ-organ paru/hati dll terjadi anak sebar. Pembuluh arteri dinding lebih tebal lebih sulit ditembus bila tertembus pada arteri yg kecil/kapiler/en arteri (ginjal, kel. endokrin, tulang) tumbuh di sana
54

Pembuluh darah limfe (limfogen)


Pu CARCINOMA (dpt pula SARKOMA) Menembus pembuluh limfe embolus L.N. regional sinus capsular bendungan aliran limfe retrograde metastasis Embolus duktus thoraxicus v. yugalaris jantung sistem arteri beredar lewat arteri organ-organ jauh Transplantasi langsung Trans coelomic spread :

Ro pleura, ro perut, lumen bronchus Pisau/irisan Tumor lambung gaya berat


menempel dinding ovarium/rectum

55

Ad. C. Lingkungan yg memberi kemungkinan tumbuhnya tumor

Sel tumor lepas tersangkut pd tempat ttt sifat otonom tumbuh disitu (lingkungan harus cocok) untuk tumbuhnya tumor Faktor imunologik mempengaruhi pertumbuhan anak sebar

56

EFEK TUMOR JINAK PADA PENDERITA


A. Karena posisinya B. Karena komplikasi sekundernya C. Karena produksi hormon yang berlebihan (tumor kel. endokrin)

57

Ad. A. Karena posisinya Sel tumor proliferasi vol ber(+) menekan jaringan sekitar jaringan yg tertekan atrofi ok desakan, misalnya : Adenoma kel. thyroid trachea tertekan gangguan napas Tumor saluran kencing tekanan/obstruksi Jaringan sekitar tertekan Obstruksi urine T. intrakranial tekanan intra kranial Ad. B. Karena komplikasi sekundernya Perdarahan : pu tumor t. mukosa ulkus infeksi TORSI : pu tumor bertangkai : t. ovarium, myoma uteri Intususepsi (invaginasi) : t. usus masuk dlm segmen distal
58

Ad. C. Karena produksi hormon yang berlebihan (tumor kel. endokrin) Tumor proliferasi produk hormon sekresi meningkat, mis. Adenoma eosinofilik hipofise GH Gegantisme / giantism Acromegali Adenoma kel parathyroid osteitis fibrosa cystica generalisata (V. Recklinghausen)

59

TUMOR GANAS MENGGANGGU, ok

Posisinya Komplikasi sekundernya Produk hormon sel rusak sekresi Destruksi jaringan sekitar Metastasisnya Semua keadaan di atas + reaksi penderita + daya tahan/imunitas penderita menentukan penyembuhan/lama penderita dpt hidup. Cepatnya penyebaran/metastasis dipengaruhi faktor generik (biologik predeterminism) Waktu sangat berbeda bagi tumor satu orang dgn orang lain utk mencapai besar tertentu.
60

KEMATIAN TUMOR GANAS,


ok cachexia berat ok

Hilang napsu makan Gangguan metabolisme : sintesa & penyimpanan lemak , meningkatnya mobilisasi asam lemak dari sel lemak Produksi cachectin (TNF-) oleh makrofag yg teriritasi Sel usus absorbsinya (kehilangan fungsi/kalah bersaing dgn sel tumor) Anemia berat : destruksi eritrosit yg berlebihan ok hiperplasia RES (tumor ganas jaringan nekrotik merangsang RES). Stravation : absorbsi ok ulkus, perdarahan Infeksi sekunder, nyeri, gelisah, kurang tidur, lemah, ku. yg jelek 61

FAKTOR HOST YG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TUMOR


1. ANGIOGENESIS Sel tumor perlu oksigen Vaskularisasi tumor yg berasal dari penderita mempengaruhi pertumbuhan tumor Tumor tumbuh cepat kecepatan tumbuh tumor lebih cepat dp kecepatan vaskularisasi nekrosis ischaemik Vaskularisari tumor dipengaruhi pelepasan faktor angiogenesis yg berasal dari tumor. Bila pelepasan faktor angiogenesis dpt dicegah tumor dpt diobati tumor kelaparan suplai darah. 2. HORMON : tumor ttt responsif thd hormon-hormon ttt (mammae, endometrium, prostat) tumor dipengaruhi manipulasi hormon ovarectomi, castrasi hormonal
62

SINDROMA PARANEOPLASTIK

Gejala yg berkaitan langsung dgn penyebaran tumor/ tersebarnya hormon yg berasal dari jaringan tempat timbulnya tumor. Dapat mrpkn manifestasi awal dari suatu neoplasma Sindroma tsb misalnya : Endokrinopati : tu paru hormonal (like substance) sindroma cushing ACTH like Hiperkalsemia Acanthosis nigricans lesi verucosa kulit ok tumor ganas Clubbing fingers Ca paru, organ visceral Thromboplastic diathesis Sekresi tromboplastik oleh tumor DIC
63

PROGNOSIS
Ditegakkan atas dasar Pemeriksaan histologik / mikroskopik Pemeriksaan klinis saat diagnosis ditegakkan,tergantung :

Jenis tumor Grading Staging Struktur stroma (infiltrasi limfosit)


Tiap tumor mempunyai pola sendiri-sendiri Pu tumor eksofitik kurang ganas dp endofitik
64

Jenis tumor :

Grading :

Dinilai dgn mikroskop Diferensiasi baik lebih baik Diferensiasi buruk lebih jelek Dinilai : - Aktivitas mitosis - Bentuk/ukuran inti pleiomorfik - Diferensiasi (kemiripan dgn jaringan asal) Gr I Gr II Gr III Gr IV : > 75% sel-selnya dif. baik : 50-75% sel-selnya dif. baik : 25-50% sel-selnya dif. baik : 0-25% sel-selnya dif. baik

Sistem Broders :

Sering tidak dapat relatif

65

STAGING (STADIUM) Menunjukkan luasnya penyebaran tumor saat diagnosis ditegakkan (seberapa jauh) Klinis + histologik Sistem TNM T = tumor primer Score N = Nodus limfatikus 1-2-3-4 M = Metastasis MO = Takaran metastasis TIS = Tumor insitu Mx = Metastasis tak dpt dinilai No = Tidak ada pembesaran LN
66

Terima kasih

67

Anda mungkin juga menyukai