Anda di halaman 1dari 20

RESENSI MAKALAH

“Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan Anak”

Nama : Nur Afini Naafian Sandah

NIM : KHGC 18092

Kelas : 2B S1 Keperawatan

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT

TAHUN AJARAN 2018/2019


RESENSI KELOMPOK 4

TB PARU PADA ANAK

1. Hasil resensi
a. Definisi
Menurut saya definisi TB Paru dari kelompok 4 sudah cukup lengkap, jelas dan
dapat dipahami terlebih kelompok 4 memberikan persentasi yang jelas dalam
penyebaran penyakit TB Paru
b. Etiologi
Menurut saya etiologi TB Paru dari kelompok 4 sudah jelas dari penjelasan
sampai cara penularannya melalui mana saja
c. Manifestasi Klinis
Menurut saya Manifestasi Klinis TB Paru dari kelompok 4 sudah cukup jelas dari
gejala umum sampai gejala khususnya kelompok 4 sudah menjelaskannya secara
jelas ditambah kelompok 4 menjelaskan gejala klinis dan gejala internalnya
d. Patofisiologi
Menurut saya Patofisiologi TB Paru dari kelompok 4 kurang jelas dan agak susah
untuk dimengerti dan kelompok 4 menambakan pemeriksaan penunjang yang
ditempatkan pada patofisiologi seharusnya pemeriksaan penunjang dimasukan
dipenatalaksanaan, tetapi untuk pemeriksaan penunjang sudah sangat jelas dan
lengkap hanya saja penempatannya yang kurang tepat
e. Asuhan Keperawatan
Menurut saya Asuhan Keperawatan TB Paru dari kelompok 4 kurang jelas dan
kurang komplit terutama dibagian identitas kelompok 4 tidak menyertakan apa
saja yang harus ada didalam identitas hanya menyertakan usia yang rentan
terserang TB Paru, serta di riwayat kesehatan keluarga kelompok 4 menyertakan
“tidak ada anggota keluarga yang pernah terpapar TB Paru” padahal banyak
pasien yang tertular TB Paru dari anggota keluarganya.
2. Pathway

3. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi


a. Diagnosa keperawatan
- Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan proses infeksi.
- Defisit pengetahuan tentang proses infeksi berhubungan dengan kurang
sumber informasi.
- Risiko gangguan dalam menjalankan peran sebagai orang tua yang
berhubungan dengan isolasi pasien.
- Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya sekret.
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia
b. intervensi
1. Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan proses infeksi.
Tujuan : Anak akan mengalami pengurangan batuk dan dispnea.
Intervensi :
a.       Berikan oksigen humidifier bagi anak dengan dispnea
b.      Tinggikan bagian kepala tempat tidur
c.       Berikan obat batuk ekspektoran sesuai dengan kebutuhan

2. Defisit pengetahuan tentang proses infeksi berhubungan dengan kurang sumber


informasi.
Tujuan : Keluarga dapat mengekspresikan pemahamannya tentang proses
penyakit dan pengobatan.
Intervensi :
a.       Ajarkan orang tua dan anak tentang penularan dan pengobatan TBC,
misalnya buat orang tua, hendaknya menghindari anak dekat dengan orang
dewasa yang terkena tuberkulosa sedangkan buat anak sarankan untuk melakukan
pengobatan sampai selesai dan patuh dalam minum obat
b.      Ajarkan orang tua dan anak (jika tepat) bagaimana memberikan pengobatan
(contoh: antibiotik), berapa lama terapi pengobatan harus dijalani, dan apa yang
terjadi jira anak tidak manjelani tuntas pengobatannya.
c.       Pada saat anak diperbolehkan pulang, berikan discharge planning atau
perencanaan pulang mengenai :
1)      Jelaskan terapi yang diberikan, dosis, efek camping, lama pemberian terapi
dan cara minum obat.
2)      Melakukan immunisasi jika immunisasi Belem lengkap sesuai dengan
prosedur.
3)      Menekankan pentingnya control ulang sesuai jadual.
4)      Informasikan jika terdapat tanda-tanda terjadinya kekambuhan.

3. Ketidakpatuhan yang berhubungan dengan pengobatan dalam jangka waktu lama.


Tujuan : Orang tua dan anak akan mengikuti pedoman terapi
Intervensi :
a.       Kaji seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki orang tua dan anak, tentang
TBC dan hal ketidakpahaman yang dimiliki
b.      Ajarkan orang tua dan anak (jika tepat) tentang program pengobatan dan
alasan menjalani pengobatan dengan tuntas, dan yakinkan tentang pendidikan
yang diperlukan.
c.       Identifikasi alternatif pemberi layanan yang dapat memberikan pengobatan
anak jira diperlukan.
4. Risiko gangguan dalam menjalankan peran sebagai orang tua yang berhubungan
dengan isolasi pasien
Tujuan : Anak tidak akan mengalami kecemasan karena perpisahan berhubungan
dengan penurunan kontak parental.
Intervensi :
a.       Ajarkan orang tua tentang teknik isolasi dengan benar.
b.      Motivasi orang tua dan anggota keluarga lainnya untuk mengunjungi secara
teratur.

5. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya sekret.


Tujuan : Anak menunjukkan jalan nafas yang efektif.
Intervensi :
a.       Auskultasi area paru, catat area penurunan/tidak ada aliran udara dan bunyi
napas adventisius, misal krekels, mengi.
b.      Mengkaji ulang tanda-tanda vital (irama dan frekuensi,s erta gerakan dinding
dada)
c.       Bantu pasien latihan napas sering dengan cara meniup balon atau terapi
benam. Tunjukkan/bantu pasien mempelajari melakukan batuk, misalnya
menekan dada dan batuk efektif sementara posisi duduk tinggi.
d.      Penghisapan sesuai indikasi
 e.       Berikan cairan sedikitnya 2500 ml/hari (kecuali kontraindikasi). Tawarkan

air hangat dari pada dingin.


f.       Berikan cairan tambahan, misalnya IV, oksigen humidifikasi .
g.      Memberikan obat yang dapat meningkatkan efektifnya jalan nafas (seperti
bronchodilator)

6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.


Tujuan : Anak menunjukkan tanda-tanda terpenuhnya kebutuhan nutrisi
Intervensi :
a.       Kaji nafsu makan anak dan fasilitasi anak dengan menyediakan makanan
yang menarik dan hangat.
b.      Ijinkan anak untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak
meningkat.
c.       Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan
kualitas intake nutrisi.
d.      Kolaburasi untuk pemberian nutrisi parenteral jika kebutuhan nutrisi melalui
oral tidak mencukupi kebutuhan gizi anak.
e.       Menilai indikator terpenuhinya kebutuhan nutrisi (berat badan, lingkar lengan
dan membran mukosa)
f.       Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan porsi
kecil tetapisering.
g.      Menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama dan dengan skala
yang sama.
h.      Mempertahankan kebersihan mulut anak.
i.        Menjelaskan pentingnya intake nutrsisi yanga dekuat untuk penyembuhan
penyakit
RESENSI KELOMPOK 5
OBESITAS PADA ANAK

1. Hasil resensi
a. Definisi
Menurut saya definisi Obesitas dari kelompok 5 sudah cukup jelas, kelompok 5
juga memberikan definisi dari beberapa sumber serta ciri-ciri khas dan perbedaan
anak yang obesitas dan tidak. Tetapi kekurangannya kelompok 5 tidak
mencantumkan definisi obesitas dari beberapa sumber.
b. Etiologi
Menurut saya Etiologi Obesitas dari kelompok 5 sudah cukup jelas, kelompok 5
menjelaskan penyebab obesitas pada anak dengan rinci
c. Manifestasi Klinis
Menurut saya Manifestasi Klinis Obesitas dari kelompok 5 sudah cukup jelas dan
mudah untuk dimengerti.
d. Patofisiologi
Menurut saya Patofisiologi Obesitas dari kelompok 5 kurang begitu jelas karena
hanya menyertakan Pathway saja.
e. Asuhan Keperawatan
Menurut saya Asuhan Keperawatan Obesitas dari kelompok 5 sudah jelas ,
komplit, dan mudah dipahami dari pengkajian sampai intervensi semuanya jelas.
2. Pathway
Keturunan, pola makan, aktivitas, obat-obatan/suplemen

Pola makan yg adekuat

BB meningkat Intake dan output tidak seimbang BB meningkat

mudah lelah Akumulasi lemak pd abdomen

aktifitas terganggu Tekanan pd otot difragma Ketidakseimbangan


Nutrisi lebih dari kebutuhan

intoleransi aktivitas Mengganggu jalan nafas

Sesak nafas

Pola nafas tidak efektif

3. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi


a. Diagnosa Keperawatan
a.Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
makanan yang lebih.
b. Gangguan citra diri berhubungan dengan  biofisika atau psikosial pandangan
klien tehadap diri.
c.Hambatan interaksi sosial yang berhubungan dengan ungkapan atau tampak
tidak nyaman dalam situasi sosial.
d. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru, nyeri ,
ansietas , kelemahan dan obstruksi trakeobronkial.
b. Intervensi
Diagnosa 1
1.      Perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake
makanan yang lebih
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi kembali normal
Kriteria hasil :
Perubahan pola makan dan keterlibatan individu dalam program latihan
Menunjukan penurunan berat badan
 Intervensi :
1.      Kaji penyebab kegemukan dan buat rencana makan dengan klien
2.      Timbang berat badan secara periodik
3.      Tentukan tingkat aktivitas dan rencana program latihan diet
4.      Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentujan keb kalori dan nutrisi
untuk penurunan berat badan
5.      Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat penekan nafsu makan
(ex.dietilpropinion)
Diagnosa 2
2.   Gangguan citra diri b.d biofisika atau psikosial pandangan klien tehadap diri
Tujuan :
Menyatakan gambaran diri lebih nyata
Kriterian hasil :
Menunjukkan beberapa penerimaan diri dari pandangan idealisme
Mengakui indiviu yang mempunyai tanggung jawab sendiri
 Intervensi :
a. Beri privasi kepada klien selama perawatan
b. Diskusikan dengan klien tentang pandangan menjadi gemuk dan apa
artinya  bagi klien
c. Waspadai mitos klien atau orang terdekat
d. Tingkatkan komunikasi terbuka dengan klien untuk menghindari kritik
e. Waspadai makan berlebih
f. Kolaborasi dengan kelompok terapi
Diagnosa 3
1. Hambatan interaksi sosial b.d ungkapan atau tampak tidak nyaman dalam situasi
sosial
Tujuan :
Mengungkapkan kesadaran adanya perasaan yang menyebabkan interaksi sosial
yang buruk
Kriteria hasil :
Menunjikan peningkatan perubahan positif dalam perilaku sosial dan
interpersonal
 Intervensi :
a. Kaji perilaku hubungan keluarga dan perilaku sosial
b. Kaji penggunaan ketrampilan koping pasien
c. Rujuk untuk terapi keluarga atau individu sesuai dengan indikas.

Diagnosa 4
4.  Pola napas tak efektif yang berhubungan dengan penurunan ekspansi paru,
nyeri , ansietas , kelemahan dan obstruksi trakeobronkial
Tujuan :
Mengembalikan pola napas normal
Kriteria hasil :
Mempertahankan ventilasi yang adekuat
Tidak mengalami sianosis atau tanda hipoksia lain
Intervensi :
a. Awasi , auskultasi bunyi napas
b. Tinggikan kepala tempat tidur 30 derajat
c. Bantu lakukan napas dalam, batuk menekan insisi
d. Ubah posisi secara periodik
e. Berikan O2 tambahan / alat pernapasan lain
RESENSI KELOMPOK 6

KKP

1. Hasil resensi
a. Definisi
Menurut saya definisi KKP dari kelompok 6 sudah cukup jelas dan rinci,
kelompok 6 juga menjelaskan definisi KKP dari berbagai sumber dengan
menyertakan sumbernya
b. Etiologi
Menurut saya Etiologi KKP dari kelompok 6 sudah cukup jelas tetapi masih
kurang dapat dipahami
c. Manifestasi Klinis
Menurut saya Manifestasi Klinis KKP dari kelompok 6 sudah cukup jelas dan
dapat dipahami dengan baik
d. Patofisiologi
Menurut saya Patofisiologi KKP dari kelompok 6 kurang begitu jelas karena
hanya menyertakan Pathway saja.
e. Asuhan Keperawatan
Menurut saya Asuhan Keperawatan KKP dari kelompok 6 sudah jelas , komplit,
dan mudah dipahami dari pengkajian sampai intervensi semuanya jelas.
2. Pathway

3. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi


a. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake.
b. makanan tidak adekuat (nafsu makan berkurang).
c. Defisit volume cairan berhubungan dengan diare.
d. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan nutrisi/status
metabolik.
e. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerusakan pertahanan tubuh.
f. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang nya informasi.

b. Intervensi

1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake.


makanan tidak adekuat (nafsu makan berkurang).
Tujuan : Pasien mendapat nutrisiyang adekuat
Kriteria hasil :
1.      Meningkatkan masukan oral
2.      Kebutuhan nutrisi terpenuhi
3.      Nafsu makan meningkat
Intervensi :
1.      Dapatkan riwayat diet
2.      Dorong orangtua atau anggota keluarga lain untuk menyuapi anak atau ada
disaat makan
3.      Gunakan alat makan yang dikenalnya
4.      Sajikan makan sedikit tapi sering

2.Defisit volume cairan berhubungan dengan diare


Tujuan : Tidak terjadi dehidrasi
Kriteria hasil :
1.      Mukosa bibir lembab
2.      Tidak terjadi peningkatan suhu
3.      Turgorkulitbaik
Intervensi :
1. Monitor tanda-tanda vital dan tanda-tanda dehidrasi
2. Monitor jumlah dan tipe masukancairan
3. Ukur haluaran urine dengan akurat

3.Gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan


nutrisi/statusmetabolik.
Tujuan : Tidak terjadi gangguan integritas kulit
Kriteria hasil :
1.      Kulit tidak kering
2.      Kulittidak bersisik,Elastisitas normal
Intervensi :
1.      Monitor kemerahan, pucat,ekskoriasi.
2.      Dorong mandi 2x sehari dan gunakan lotion setelah mandi
3.      Massage kulit Kriteria hasil ususnya diatas penonjolan tulang
4.      Alih baring
4.Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerusakan pertahanan tubuh
Tujuan : Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi
Kriteria hasil:
1.      Suhu tubuh normal
2.      Lekosit dalam batas normal
Intervensi :
1.      Mencuci tangan sebelum dansesudah melakukan tindakan
2.      Pastikan semua alat yang kontak dengan pasien bersih/steril
3.      Instruksikan pekerja perawatan kesehatan dan keluarga dalam prosedur
kontrol infeksi
4.       Antibiotik sesuai program

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang nya informasi


Tujuan :pengetahuan pasien dan keluarga bertambah
Kriteria hasil:
1.      Menyatakan kesadaran dan perubahan pola hidup
2.      Mengidentifikasi hubungan tanda dan gejala.
Intervensi :
1.      Tentukan tingkat pengetahuan orangtua pasien
2.      Mengkaji kebutuhan diet dan jawab pertanyaan sesuai indikasi
3.      Konsumsi makanan tinggi serat dan masukan cairan adekuat
4.      Berikan informasi tertulis untuk orangtua pasien
RESENSI KELOMPOK 7

DIABETES JUVENILE

1. Hasil resensi
a. Definisi
Menurut saya definisi Diabetes Juvenile dari kelompok 7 sudah cukup jelas dan
rinci, serta kelompok 7 juga menjelaskan perbedaan definisi dari diabetes biasa
dengan diabetes juvenile
b. Etiologi
Menurut saya Etiologi Diabetes Juvenile dari kelompok 7 sudah cukup jelas
c. Manifestasi Klinis
Menurut saya Manifestasi Klinis Diabetes Juvenile dari kelompok 7 sudah cukup
jelas dan dapat dipahami dengan baik
d. Patofisiologi
Menurut saya Patofisiologi Diabetes Juvenile dari kelompok 7 sudah cukup jelas
dan rinci ditambah kelompok 7 juga menyertakan pathway serta materi
patofisiologi dengan baik
e. Asuhan Keperawatan
Menurut saya Asuhan Keperawatan Diabetes Juvenile dari kelompok 7 sudah jelas
, komplit, dan mudah dipahami dari pengkajian sampai intervensi semuanya jelas.
2. Pathway

Reaksi Autoimun

Sel Pankreas Hancur

Definisi Insulin

Hiperglikemia Katabolisme Protein Liposis meningkat


Meningkat

Pembatasan Diet Penurunan BB

Fleksibilitas darah
merah
Intake Tidak Resiko Nutrisi KUrang
Adekuat

Poliuria Defisit Volume Cairan


Pelepasan O2

Hipoksia Perfusi Jaringan


Perifer Perifer Tidak
Efektif

Nyeri
3. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
a. Diagnosa Keperawatan
a. Defisit volume cairan berhubungan dengan diuresis meningkat,
hiperglikemia, diare, muntah, poliuria, evaporasi.
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan defisiensi
insulin/penurunan intake oral : anoreksia, mual, muntah, abnominal pain,
gangguan kesadaran/hipermetabolik akibat pelepasan hormone stress,
epinefrin, cortisol, GH atau karena proses luka.
c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka ( trauma ).
d. Resiko gangguan persepsi sensoris : penglihatan berhubungan dengan
perubahan fungsi fisiologis akibat ketidakseimbangan glukosa/insulin atau
karena ketidakseimbangan elektrolit.
e. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan energi, perubahan
kimia darah, insufisiensi insulin, peningkatan kebutuhan energi, infeksi,
hipermetabolik.
f. Nyeri berhubungan dengan adanya ulcus (luka diabetes mellitus).
g. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan.
h. Kurang pengetahuan mengenai penyakitnya, prognosis penyakit dan
kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kesalahan interprestasi
b. intervensi
1) Defisit volume cairan berhubungan dengan diuresis meningkat, hiperglikemia,
diare, muntah, poliuria, evaporasi.
Tujuan : kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil :
Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi
perifer dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urin tepat
secara individu dan kadar elektrolit dalam batas normal.
Intervensi :
· Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD ortostatik
· Pantau pola nafas seperti adanya pernafasan kusmaul
· Kaji frekuensi dan kualitas pernafasan, penggunaan otot bantu nafas
· Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa
· Pantau masukan dan pengeluaran
· Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari dalam
batas yang dapat ditoleransi jantung
· Catat hal-hal seperti mual, muntah dan distensi lambung.
· Observasi adanya kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan BB, nadi
tidak teratur
· Kolaborasi : berikan terapi cairan normal salin dengan atau tanpa dextrosa,
pantau pemeriksaan laboratorium (Ht, BUN, Na, K)

2) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan masukan


oral, anoreksia, mual, peningkatan metabolisme protein, lemak.
Tujuan : kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil :
· Pasien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat
· Berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya
Intervensi :
· Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi.
· Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan
yang dapat dihabiskan pasien.
· Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut kembung, mual,
muntahan makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa
sesuai dengan indikasi.
· Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien) dan elektrolit
dengan segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya melalui oral.
· Libatkan keluarga pasien pada pencernaan makan ini sesuai dengan indikasi.
· Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan tingkat kesadaran, kulit
lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala.
· Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah.
· Kolaborasi pemberian pengobatan insulin.
· Kolaborasi dengan ahli diet.

3) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka ( trauma )


Tujuan : gangguan integritas kulit dapat berkurang atau menunjukkan
penyembuhan.
Kriteria Hasil :
Kondisi luka menunjukkan adanya perbaikan jaringan dan tidak terinfeksi
Intervensi :
· Kaji luka, adanya epitelisasi, perubahan warna, edema, dan discharge, frekuensi
ganti balut.
· Kaji tanda vital
· Kaji adanya nyeri
· Lakukan perawatan luka
· Kolaborasi pemberian insulin dan medikasi.
· Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi.

4) Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan fungsi leucosit/ gangguan


sirkulasi
Tujuan : Klien akan menunjukkan tidak adanya tanda “inteksi,
Criteria hasil :
a. Luka sembuh
b. Tidak ada edema sekitar luka.
c. Tidak terdapat pus, luka cepat mongering.
Intervensi :
· Kaji keadaan kulit yangrusak
· Kaji keadaan kulit yangrusak
· Bersihkan luka dengan teknik septic dan antiseptic
· Kompres luka dengan larutan Nacl
· Anjurkan pada klien agarmenjaga predisposisi terjadinya lesi
· Pemberian obat antibiotic.

5) Resiko gangguan persepsi sensoris : penglihatan berhubungan dengan


perubahan fungsi fisiologis akibat ketidakseimbangan glukosa/insulin atau karena
ketidakseimbangan elektrolit.
Tujuan : Klien akan mempertahankan fungsi penglihatan
Intervensi :
· Kaji derajat dan tipe kerusakan
· Latih klien untuk membaca.
· Orientasi klien dengan lingkungan.
· Gunakan alat bantu penglihatan.
· Panggil klien dengan nama, orientasikan kembali sesuai dengan kebutuhannya
tempat, orang dan waktu.
· Pelihara aktifitas rutin.
· Lindungi klien dari cedera.

6) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan energi, perubahan


kimia darah, insufisiensi insulin, peningkatan kebutuhan energi, infeksi,
hipermetabolik.
Tujuan : Klien akan menunjukkan perbaikan kemampuan aktivitas
kriteria hasil :
a. mengungkapkan peningkatan energi
b. mampu melakukan aktivitas rutin biasanya
c. menunjukkan aktivitas yang adekuat
d. melaporkan aktivitas yang dapat dilakukan
Intervensi :
· Diskusikan dengan klien kebutuhan akan aktivitas
· Berikan aktivitas alternative
· Pantau tanda tanda vital
· Diskusikan cara menghemat kalori selama mandi, berpindah tempat dan
sebagainya
· Tingkatkan partisipasi pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang dapat
ditoleransi

7) Nyeri berhubungan dengan adanya ulcus (luka diabetes mellitus).


Tujuan : Klien akan menunjukkan nyeri berkurang / teratasi
kriteria hasil :
a. Klien tidak mengeluh nyeri
b. Ekspresi wajah ceria
Intervensi :
· Kaji tingkat nyeri
· Observasi tanda-tanda vital
· Ajarkan klien tekhnik relaksasi
· Ajarkan klien tekhnik Gate Control
· Pemberian analgetik
8) Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan.
Tujuan : Klien akan mendemonstrasikan penurunan rawat diri
Criteria hasil :
a. Kuku pendek dan bersih
b. Kebutuhan dapat dioenuhi secara bertahap
c. Mandi sendiri tanpa bantuan
Intervensi :
· Kaji kemampuan klien dalam pemenuhan rawat diri
· Berikan aktivitas secara bertahap
· Bantu klien dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari
· Bantu klien (memotong kuku)

9) Kurang pengetahuan mengenai penyakitnya, prognosis penyakit dan


kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kesalahan interprestasi
Tujuan : Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya dengan kriteria
: Mengungkapkan pemahaman tentang penyakitnya
Intervensi :
· Pilih berbagai strategi belajar
· Diskusikan tentang rencana diet
· Diskusikan tentang faktor-faktor yang memegang peranan dalam kontrol DM

Anda mungkin juga menyukai