Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PAPER
OLEH :
SEKAR ENDAH PARAWANSYAH
190301091
AGROTEKNOLOGI 2
PAPER
OLEH :
SEKAR ENDAH PARAWANSYAH
190301091
AGROTEKNOLOGI 2
Paper Sebagai Salah Satu Komponen Untuk Melengkapi Penilaian Ujian Akhir
Semester Mata kuliah Dasar Pemuliaan Tanaman Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Puji dan syukur penulis panjatkan atas ke hadirat Allah SWT Tuhan
Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
Jagung” yang merupakan salah satu syarat dalam memenuhi komponen penilaian
Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Dasar Pemuliaan Tanaman Program Studi
Penulis berterimakasih kepada Ir. Eva Savitri Bayu, M.P., selaku dosen
Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dalam
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...ii
BAB I : PENDAHULUAN
Latar Belakang…………………………………………………………….... 1
Tujuan Praktikum…………………………………………………………... 2
Kegunaan Penulisan………………………………………………………....2
BAB II : PEMBAHASAN
Strategi Pemuliaan Jagung………………..………………………………… 3
Jenis Varietas Jagung yang Sudah Dirilis…………………………………... 5
Koleksi Plasma Nutfah Jagung………………………………………….….. 6
Perbaikan Varitas Jagung Berdasarkan Karakter, Qualitas
(Morfologi, Biokimia) serta Hibridisasinya……………………………….. 9
DAFTAR PUSTAKA
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
setelah tanaman padi (oryza sativa), karena di beberapa daerah jagung merupakan
bahan makanan pokok setelah beras dan jagung juga memiliki atau mempunyai
penggunanaa tanaman jagung adalah 67% untuk bahan pakan, 25% untuk bahan
pangan.
yang tinggi, jadi sangat membutuhkan cahaya matahari. Maka lokasi areal
budidaya tanaman jagung adalah di areal yang terbuka berupa sawah atau ladang
yang tidak terlindung. Secara nasional pengembanngan jagung pada lahan kering
lahan sawah tadah hujan mendekati luasan pengembangan jagung pada lahan
kering.
yang keras karena dikembangkan dalam rangka proteksi terhadap serangan hama
rendah karena tidak memiliki gen opaque-2 yang mengendalikan kadar protein.
Adanya gen opaque-2, dapat meningkatkan kandungan protein, tetapi dilain pihak
mengembangkan tanaman jagung yang memiliki kadar protein yang tinggi dengan
2
cara menginduksi gen opaque-2 kedalam suatu varietas, tetapi cara tersebut
memunculkan sifat yang tidak diinginkan seperti rendahnya produksi dan sifat
kerapuhan biji.
persilangan antarspesies, varietas, genera atau kerabat yang memiliki sifat yang
dapat diperbaki melalui persilangan, perbaikan sifat diupayakan dengan cara lain,
di antaranya mutasi induksi yang disebut pula mutasi buatan atau imbas.
Tujuan Penulisan
strategi pemuliaan jagung, jenis varietas jagung yang telah dirilis, koleksi plasma
nutfah jagung, dan juga perbaikan varietas jagung berdasarkan karakter, qualitas
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan dari penulisan paper ini adalah sebagai salah satu
komponen pelengkap nilai Ujian Akhir Semester mata kuliah Dasar Pemuliaan
BAB II
PEMBAHASAN
unggul baru adalah dengan cara persilangan, introduksi dari luar negeri, dan
seleksi untuk stabilitas hasil. Varietas yang dihasilkan dari kegiatan tersebut akan
berdampak pada peningkatan produksi dan nilai tambah usaha tani jagung
(Mejaya et al.,2007).
inbred sebagai calon tetua. Inbred dapat dibentuk menggunakan bahan dasar
varietas bersari bebas, hibrida dan inbred lain. Pembentukan inbred pada dasarnya
melalui seleksi tanaman dan tongkol selama silang diri (Takdir et al.,2007).
varietas bersari bebas. (b) Kemurnian mutu genetik jagung khusus, terutama yang
dikendalikan oleh gen resesif, akan lebih mudah terjaga jika berupa varietas
Penampilan tanaman dan biji lebih seragam dan stabil pada jagung hibrida
(Azrai et al.,2005).
hati- hati dan secermat mungkin, terutama yang sifat kekhususannya dikendalikan
4
oleh gen resesif. Walaupun teknik produksi benih jagung khusus tidak berbeda
dengan produksi benih jagung biasa (dalam hal isolasi), tetapi secara berkala perlu
kandungan lisin dan triptofan, kandungan amilopektin, kadar gula pada jagung
manis, proksimat pada jagung biomas, dan jaringan jagung yang efisien
pengubahan sifat fisiologis, antara lain: (a) pengubahan bentuk tanaman menuju
bentuk tanaman ideal yang sama sekali baru; (b) perbaikan arah, letak, bentuk dan
warna daun; (c) perbaikan perkembangan perakaran; (d) peningkatan hasil bersih
C4, (g) optimalisasi proporsi sink-source, (h) memasukkan gen yang dapat
pada tanaman nonleguminose, dan (i) menghasilkan tanaman yang dapat dipanen
dukungan berbagai pihak dalam hal diseminasi dan promosi secara terarah dan
terpadu. Hal ini dapat dilakukan melalui jaringan penelitian dan pengkajian
(litkaji) di setiap provinsi di Indonesia. Pada saat yang sama, promosi varietas
unggul jagung khusus kepada pihak industri yang memerlukan bahan baku jagung
(Azrai et al.,2005).
5
1990-an, dan selama periode 1992- 2001, Balitesereal telah merilis 10 hibrida
silang tiga jalur yaitu varietas Semar 1 – Semar 10 dan 1 hibrida silang tunggal
yaitu varietas Bima 1. Sejak itu perkembangan rilis varietas jagung hibrida unggul
baru berjalan agak lambat dan baru dirilis lagi pada tahun 2007 dengan nama
merilis lagi tiga varietas jagung hibrida unggul baru yaitu Bima 4, Bima 5 dan
Bima 6. Untuk tahun 2010 sebanyak 5 varietas jagung hibrida unggul baru yang
dirilis yaitu , Bima 7, Bima 8, Bima 9, Bima 10 Bima 11. Pada akhir tahun 2011
Balitsereal akan merilis varietas jagung hibrida unggul baru berumur sedang (90-
100 hari) dan berpotensi hasil tinggi (>13 t/ha) toleran kekeringan dan
kemasaman tanah serta jagung hibrida umur genjah umur ± 85 hst dan potensi
Balitsereal, dua varietas tergolong berumur genjah ( Umur ≤ 90 hst) yaitu Bima 7
dan Bima 8. Jagung umur genjah merupakanprogram salah satu program stragis
Badan Litbang Pertanian untuk menghadapi perubahan iklim global dan menjadi
jagung di Indonesia sekitar 79% terdapat di lahan tegal dan 10% di lahan sawah
tadah hujan yang memerlukan varietas umur genjah (<90 hari) toleran kekeringan.
Jagung berumur genjah berpeluang dapat terhindar dari kekeringan sehingga dapat
mengurangi resiko kegagalan panen. Tanaman jagung pada lahan tegal sering
mengalami kekeringan pada fase pengisian biji. Dalam keadaan kekeringan akan
6
terutama untuk menyesuaikan pola tanam dan ketersediaan air. Di lahan sawah,
varietas-varietas jagung berumur genjah. Selain itu, tanaman jagung umur genjah
juga berpotensi untuk dimanfaatkan oleh petani sebagai tanaman antar musim
tanaman tembakau. Namun demikian, varietas-varietas genjah yang ada saat ini
pada umumnya berupa varietas lokal dan komposit seperti lokal Ciamis, kodok,
Pool-2, Florida plint synt yang potensi hasilnya sangat rendah sehingga perlu juga
dibuat varietas hibridanya. Hal ini didasari oleh karena varietas hibrida
mempunyai potensi hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas lokal
dan bersari bebas. Untuk mempercepat perakitan varietas hibrida umur genjah
jagung umur genjah dengan jarak genetik yang luas sehingga memiliki peluang
besar mendapatkan jagung hibrida genjah unggul baru (Azrai dan Adnan,2011).
abad XIX di Lembaga Penelitian Pertanian di Bogor, yang pada tahun 1990an
Sumber Daya Genetik Pertanian (BB Biogen), Bogor dan Balai Penelitian
7
Tanaman Serealia (Balitsereal), Maros. Koleksi plasma nutfah jagung berasal dari
masing-masing 886 dan 660 aksesi, relatif sedikit dibandingkan dengan koleksi
memiliki koleksi plasma nutfah jagung sebanyak 11.000 aksesi dan Amerika
Serikat mempunyai lebih dari 15.000 aksesi. Total plasma nutfah jagung di
seperti daya hasil tinggi, tahan terhadap penyakit bulai, umur genjah dan sifat-sifat
baik lainnya. Untuk konservasi dan rekombinasi gen-gen unggul dalam upaya
jagung (Subandi 1984). Dalam hal ini, koleksi plasma nutfah dibagi berdasarkan
umur dan warna biji sebagai berikut: kuning < 80 hari (Pool 1), 80-90 hari (Pool
2), 90-100 hari (Pool 3), > 100 hari (Pool 4), dan putih 80-100 hari (Pool 5).
Pool-2, dan Pool-3; dikawinkan dengan Suwan 1 untuk Pool-4 dan dengan Bromo
untuk Pool-5. Kelima pool disilangkan dengan populasi dari CIMMYT yang
8
berfungsi sebagai galur uji, untuk menentukan pool yang menunjukkan heterosis
sifat tertentu (agronomis, mutu) supaya menjadi lebih baik, dan hasil biji lebih
tinggi dibanding populasi awal. Jika populasi awal hasil bijinya 4,0 t/ha, umur
panen 110 hari dan rentan penyakit tertentu, setelah dilakukan seleksi untuk
perbaikan sifat dalam beberapa siklus/daur, populasi dapat menghasilkan biji lebih
dari 4,0 t/ha umur panen lebih genjah dan tahan penyakit. Karakter yang muncul
dari suatu tanaman merupakan hasil interaksi antara sifat genetik dan lingkungan
ragam fenotipe individu dalam populasi, artinya dipilih individu tanaman yang
minimal tiga musim tanam dalam satu siklus (siklus dilambangkan Ci , i =1, 2, 3, .
. ., n). Perbaikan populasi jagung dapat dibedakan atas dua strategi yaitu: (1)
terhadap satu populasi disebut perbaikan dalam populasi, sedangkan jika serentak
pada dua atau lebih populasi disebut perbaikan antarpopulasi (Yasin et al.,2014).
karakter fenotip varietas jagung lokal sangat dibutuhkan dalam menentukan sifat
unggul yang berguna untuk meningkatkan produktivitas jagung. Hal ini tentu akan
jagung protein mutu tinggi, jagung manis, jagung pulut, jagung biomassa tinggi,
dan jagung genjah. Identifikasi menggunakan ciri morfologi yang dalam hal ini
karakter fenotip banyak digunakan dalam determinasi dan identifikasi variasi atau
keragaman tanaman karena mudah dilakukan dan dapat diamati secara langsung
(Bani,2018).
populasi superior yang merupakan pasangan heterotik (heterotic pattern) dan atau
karakter lain pada tingkat yang sama, atau di atas standar minimum untuk diterima
sebagai varietas komersial. Misalnya, kalau karakter hasil yang menjadi tujuan
utama, maka populasi harus memiliki daya hasil yang beragam, tetapi karakter
lainnya seperti saat berbunga, umur panen, ketahanan terhadap penyakit, dan
kualitas hasil harus lebih seragam. Hal tersebut dapat dicapai dengan prosedur
berikut: (1) Persilangan dilakukan hanya di antara populasi yang terseleksi, yakni
populasi dengan fenotipe sama untuk karakter kedua (saat berbunga, umur panen,
dan lain-lain), tetapi dengan fenotipe yang berbeda untuk karakter yang
individu dari populasi tetua yang mempunyai fenotipe yang sama, dengan
asal yang berbeda dalam karakter kedua terpenting sebelum dilakukan persilangan
10
(Takdir et al.,2006).
antara tetua yang berbeda susunan genetiknya. Kegiatan ini adalah langkah awal
untuk menentukan tetua dalam hibridisasi: (1) Pemilihan tetua berdasarkan data
fenotip. (2) Pemilihan tetua berdasarkan kombinasi data morfologi dan analisis
stabilitas, persilangan diallel, persilangan atas, data pedigree, dan penanda DNA.
Kombinasi data ini sering digunakan untuk memperkirakan jarak genetik. Namun
BAB III
KESIMPULAN
adalah dengan cara persilangan, introduksi dari luar negeri, dan seleksi
2. Hingga tahun 2010 Balitesereal telah merilis varietas jagung Bima 1, Bima 2,
Bima 11
Biogen dan Balisereal masing-masing 886 dan 660 aksesi, relatif sedikit
4. Perbaikan populasi jagung dapat dibedakan atas dua strategi yaitu: (1)
5. Teknik yang dapat digunakan untuk menentukan tetua dalam hibridisasi: (1)
DAFTAR PUSTAKA
Azrai dan Adnan. 2011. Jagung Hibrida Unggul Nasional. Agroinovasi. Sinartani.
Balitsereal.
Azrai, Muhammad., Made J. Mejaya, dan M.Yasin H.G., 2005. Pemuliaan Jagung
Khusus. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros. Hal 96.
Bani, P.W. 2018. Karakterisasi Fenotipe dan Kekerabatan Varietas Jagung Lokal
Kabupaten Timor Tengah Utara. Universitas Timor. NTT.
Dewi, E.S. 2016. Buku Ajar Mata Kuliah Pemuliaan Tanaman. Universitas
Malikussaleh. Aceh.
Mejaya, M.J., M. Azrai, dan R.N. Iriany. 2007. Pembentukan varietas unggul
jagung bersari bebas. Jagung. Teknik Produksi dan Pengembangan.
Badan Litbang Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Pangan. p.55.
Sutoro dan Zuraida N. 2013. Pengelolaan Plasma Nutfah Jagung. Bogor: Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya
Genetik.
Takdir, A., S. Sunarti, dan M.J. Mejaya. 2007. Pembentukan Varietas Jagung
Hibrida dalam Jagung: Teknik Produksi dan Pengembangan. Balai
Penelitian tanaman Serealia. Sulawesi Selatan.
Yasin, Sumarno dan Nur. 2014. Perakitan Varietas Unggul Jagung Fungsional.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Pangan. IAARD Press.