Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

AYAT AL-QUR’AN YANG BERHUBUNGAN DENGAN


ILMU PENGETAHUAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Disusun untuk Memenuhi Tugas Al-Islam Kemuhammadiyahan

Disusun oleh:

AI NURAENI
2013277001

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan hikmah serta hidayahnya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan sebaik - baiknya. Al-Qur’an sebagai
iptekdalam  kehidupan  umat  manusia  dapat  dikaji  melalui  berbagai  sudut 
pandang. Islamsebagai  agama  yang  telah  berkembang  selama  empat  belas 
abad  lebih  menyimpan  banyak  masalah  yang  perlu  diteliti,  baik  itu 
menyangkut  ajaran  dan  pemikiran  keagamaan  maupun  realitas  sosial, 
politik,  ekonomi  dan  budaya. 

Dalam  makalah  ini  kami  akan  membahas  Al- Qur’an dan iptek
(hubungan antara Al-Qur’an dengan ilmu pengetahuan). Surah dalam Al Qur’an
yang membahas Iptek yang akan kami kaji adalah Surat Yunus ayat 101 dan Surat
Al-Baqarah ayat 164 Semoga makalah ini
bermanfaat untuk memberikan kontribusi kepada kita semua. Dan
tentunya makalah ini  masih sangat jauh dari sempurna. Untuk itu
kepada siapapun yang melihat kesalahan dalam penyajian baik itu isi ataupun
kalimatnya, kami meminta masukannya  demi perbaikan pembuatan makalah di
masa yang akan datang.
BAB I

PENDAHULUAN

Islam tidak pernah mengekang umatnya untuk maju dan modern. Justru
Islam sangat mendukung umatnya untuk melakukan research dan bereksperimen
dalam hal apapun, termasuk sains dan teknologi. Bagi Islam sains dan teknologi
adalah termasuk ayat - ayat Allah yang perlu digali dan dicari keberadaannya.
Ayat - ayat Allah yang tersebar di alam semesta ini, dianugerahkan kepada
manusia sebagai khalifah di muka bumi untuk diolah dan dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya.

Kemajuan Iptek di Barat, yang didominasi oleh pandangan dunia dan


paradigma sains (Iptek) yang positivistik - empirik sebagai anak kandung filsafat
ideologi materialisme - sekuler, pada akhirnya juga telah melahirkan penderitaan
dan ketidakbahagiaan psikologis/ruhaniah pada banyak manusia baik di Barat
maupun di Timur. Di sinilah, peran agama sebagai pedoman hidup menjadi sangat
penting untuk dilihat kembali. Dapatkah agama memberi tuntunan agar kita
memperoleh dampak iptek yang positif saja, seraya mengeliminasi dampak
negatifnya seminimal mungkin. Sejauh manakah agama Islam dapat berperan
dalam mengendalikan perkembangan teknologi modern.
BAB II
ISI

Pengertian Iptek

Sains berarti ilmu pengetahuan. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang


diketahui manusia melalui tangkapan panca indra, intuisi, dan firasat. Ilmu
merupakan pengetahuan yang sudah diklasifikasi, diorganisasi, disistemisasi dan
diinterpretasi sehingga menghasilkan kebenaran objektif, sudah diuji
kebenarannya, dan dapat diuji secara ilmiah. Kata teknologi merupakan produk
ilmu pengetahuan.

Dalam sudut pandang budaya, teknologi merupakan salah satu unsur


budaya sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan. Meskipun pada
dasarnya teknologi juga memiliki karakteristik obyektif dan netral. Dan dalam
situasi tertentu teknologi tidak netral lagi karena memiliki potensi untuk merusak
dan potensi kekuasaan.

Disinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknologi


dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan kesejahteraan bagi manusia
juga sebaliknya dapat membawa dampak negatif  berupa ketimpangan -
ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungannya yang berakibat
kehancuran alam semesta. Netralitas teknologi dapat digunakan untuk
kemanfaatan sebesar - besarnya bagi kehidupan manusia dan atau digunakan
untuk kehancuran manusia itu sendiri
Iptek dalam Al Qur’an

Al-Qur’an merupakan firman Allah yang mengandung berbagai aspek


kehidupan, baik aspek hukum, sejarah, aqidah (keimanan), eskatologi, maupun
isyarat tentang pengetahuan. Semua itu diperuntukan bagi manusia agar dijadikan
pedoman hidup sehingga kehidupannya lebih baik dan mendapat rahmat dari
Allah SWT.
Di dalam Al Qur’an ada isyarat ilmu pengetahuan yang perlu digali oleh
manusia. Isyarat ilmu pengetahuan itu masih bersifat global sehingga memerlukan
kesungguhan manusia untuk meneliti atau melakukan eksperimen untuk dapat
menyingkap isi kandungannya.
Berikut merupakan contoh beberapa ayat dalam Al Qur’an selain dari 2
ayat yang akan kita bahas secara terperinci di dalam makalah ini:
Ada lebih dari 800 ayat dalam Al Qur’ an yang mementingkan proses
perenungan, pemikiran dan pengamatan terhadap berbagai gejala alam, untuk
ditafakuri dan menjadi bahan dzikir kepada Allah SWT. Pandangan Al-Quran
tentang ilmu dan teknologi dapat diketahui prinsip - prinsipnya dari analisis
wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW.

Dari menghimpun lahir aneka makna seperti menyampaikan, menelaah,


mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, dan membaca baik teks tertulis
maupun tidak. Wahyu pertama itu tidak menjelaskan apa yang harus dibaca,
karena Al Qur’an menghendaki umatnya membaca apa saja selama bacaan
tersebut bismi Rabbik, dalam arti bermanfaat untuk kemanusiaan. Iqra’ berarti
bacalah, telitilah, dalamilah, ketahuilah ciri-ciri sesuatu; bacalah alam, tanda-
tanda zaman, sejarah, maupun diri sendiri, yang tertulis maupun yang tidak.
Alhasil, objek perintah iqra’ mencakup segala sesuatu yang dapat dijangkaunya.
Surat Yunus Ayat 101

Bacaan Surat Yunus Ayat 101

Kandungan Surat Yunus Ayat 101


Dalam ayat ini Allah menjelaskan perintah Nya kepada rasul Nya agar dia
menyuruh kaumnya untuk memperhatikan dengan mata kepala mereka dan
dengan akal budi mereka segala yang ada di langit dan di bumi. Mereka
diperintahkan agar merenungkan keajaiban langit yang penuh dengan bintang
-bintang, matahari dan bulan, keindahan pergantian malam dan siang, air hujan
yang turun ke bumi, menghidupkan bumi yang mati, menumbuhkan tanam
-tanaman, dan pohon-pohonan dengan buah - buahan yang beraneka warna dan
rasa.
Hewan-hewan dengan bentuk dan warna yang bermacam-macam hidup di
atas bumi, memberi manfaat yang tidak sedikit kepada manusia. Demikian pula
keadaan bumi itu sendiri yang terdiri dari gurun pasir, lembah yang terjal, dataran
yang luas, samudera yang penuh dengan berbagai ikan yang semuanya itu terdapat
tanda - tanda keesaan dan kekuasaan Allah SWT bagi orang - orang yang berfikir
dan yakin kepada penciptanya. Akan tetapi mereka yang tidak percaya adanya
pencipta alam ini, membuat semua tanda - tanda keesaan dan kekuasaan Allah di
alam ini tidak akan bermanfaat baginya.
Kesimpulan Surat Yunus Ayat 101

1. Suruhan Allah SWT agar umat manusia mengadakan pengkajian, penelitian,


dan pengamatan terhadap bumi, langit serta segala isinya dari segi Iptek.
2. Umat manusia hendaknya mengambil manfaat dari tanda tanda kekuasaan
Allah SWT dan mengambil peringatan (takzir) yang disampaikan para rasul.
Peringatan itu ada yang berupa ancaman siksa (wa’id) bagi orang yang tidak
beriman dan adapula yang berupa berita gembira yakni balasa surga (wa’ad)
bagi umat yang bertakwa.

Surat Al Baqarah Ayat 164


Bacaan Surat Baqarah ayat 164
Kandungan Surat Al Baqarah Ayat 164

Dialah yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya untuk keperluan
manusia. Sudah seharusnyalah manusia memperhatikan dan merenungkan rahmat
Allah yang maha suci itu. Karena dengan begitu, akan bertambah yakinlah ia pada
kekuasaan dan keesaan Nya, akan bertambah luas pulalah ilmu pengetahuannya
mengenai alam ciptaan Nya dan dapat pula dimanfaatkannya ilmu pengetahuan itu
sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah Yang Maha Mengetahui.
Hendaklah selalu diperhatikan dan diselidiki apa yang tersebut dalam ayat
ini, yaitu bumi yang dihuni manusia dan apa yang tersimpan di dalamnya tidak
akan pernah habis baik di darat maupun di laut. Langit dengan planet dan bintang
- bintangnya semua berjalan dan bergerak menurut tata tertib dan aturan Ilahi.
Tidak ada yang menyimpang dari aturan - aturan itu.
Pertukaran malam dan siang dan perbedaan panjang dan pendeknya pada
beberapa negeri karena perbedaan letaknya, kesemuanya itu membawa faedah dan
manfaat yang amat besar bagi manusia. Bahtera berlayar di lautan untuk
membawa manusia dari satu negeri ke negeri yang lain dan untuk membawa
barang - barang perniagaan untuk memajukan perekonomian
Allah SWT menurunkan hujan dari langit sehingga dengan air hujan itu
bumi yang telah mati atau lekang dapat menjadi hidup dan subur, dan segala
macam hewan dapat pula melangsungkan hidupnya. Pengendalian dan pengisaran
angin dari suatu tempat ke tempat yang lain adalah tanda dan bukti bagi
kekuasaan Allah dan kebesaran rahmat-Nya bagi manusia.
Demikian pula, harus dipikirkan dan diperhatikan kebesaran nikmat Allah
kepada manusia dengan bertumpuk - tumpuknya awan antara langit dan bumi.
Ringkasnya, semua rahmat yang diciptakan Allah termasuk apa yang tersebut
dalam ayat 164 ini patut dipikirkan dan direnungkan bahkan dibahas dan diteliti
untuk meresapkan keimanan yang mendalam dalam kalbu, dan untuk memajukan
ilmu pengetahuan yang juga membawa kepada pengakuan akan keesaan dan
kebesaran Allah.
Kesimpulan Surat Al Baqarah Ayat 164

1. Allah SWT menciptakan bumi, yang kita saksikan dan kita ambil manfaatnya,
dan segala apa yang ada di bumi seperti: lembah – lembahnya, hutan
belantara, barang tambang, dan padang sahara.

2. Allah SWT telah menurunkan air hujan dari langit yang manfaatnya dapat
dirasakan umat manusia, seperti membuat subur tanah yang tandus, dan
mengembangbiakkan berbagai jenis tanaman.

3. Allah SWT telah menciptakan pengisaran angin, yang ada kalanya datang
membawa rahmat, dan ada kalanya datang membawa bencana.

Tokoh Islam yang Berpengaruh Terhadap Perkembangan Iptek


1. Al Khowarismi (Alqorithm)
Ciptaannya berasal dari namanya, ini dianggap dasar asasi dari
matematika. Beliau menemukan Aljabar, Hisabljabar wal karangannya,
merupakan buku pertama/ terutama tentang aljabar yang sampai abad ke XVI,
merupakan referensi utama pada universitas - universitas di Eropa. Angka 0 (nol)
adalah penemuannya, yang merupakan penentu pesatnya perkembangan dari ilmu
pasti dewasa ini. Dua setengah abad setelah Islam/ Arab menggunakan angka nol
barulah bangsa - bangsa barat menggunakannya.

2. Ibnu Khaldun
Beliau merupakan konseptor pertama sejarah, dalam penulisannya
berpegang pada kaidah-kaidah yang bersifat obyektif ilmiah dalam
mengumpulkan fakta, pengamatan fakta, analisa fakta serta hubungan antara fakta
- fakta. Karya sejarahnya adalah “Al Ibrar”, dan yang paling terkenal adalah
“Muqaddimah” sebuah buku filsafat sejarah.
3. Abu Raihan Muhammd Al Baituni
Sebelum Galileo, beliau telah mengemukakan teori tentang bumi berputar
sekitar asnya, selanjutnya beliau mengadakan penyelidikan tentang kecepatan
suara dan cahaya.

4. Ibnu Sina
Disamping mendapat julukan “Father Of Doctors”, Ibnu Sina diakui
sebagai filosuf besar yang amat berpengaruh di kalangan filosuf barat. Karyanya
adalah Al Qonun Fitthib dan Asy Syifa’ yang merupakan Ensiklopedi besar
tentang Filsafat Kedokteran dan ilmu pasti, sampai tahun 1982 masih dicetak
ulang di Leiden.

Cara Islam Menyikapi Perkembangan Iptek


Dari gejala kemajuan teknologi komunikasi di atas, pendidikan Islam
mempunyai strategi untuk mengantisipasi perkembangan teknologi komunikasi
dengan jalan :

 Memotivasi kreativitas anak didik dengan nilai – nilai Islam sebagai


acuan.
 Mendidik keterampilan, memanfaatkan produk teknologi komunikasi bagi
kesejahteraan hidup umat manusia.
 Menanamkan wawasan yang luas terhadap kehidupan masa depan umat
manusia melalui kemampuan menginterprestasikan ajaran agama dari
sumber - sumber ajaran yang murni dan kontekstual dengan masa depan
kehidupan manusia.
 Mempersiapkan manusia muslim untuk menghadapi perubahan yang
sedang dan akan terjadi, mengendalikan dan memanfaatkan perubahan
tersebut, mempersiapkan kerangka pikiran yang komprehensif dan dinamis
bagi terselenggaranya proses perubahan yang berada diatas nilai - nilai
Islam.
 Memberikan solusi terhadap akses negatif kehidupan modern yang berupa
depersonalisas, frustasi dan keterasingan umat dari dunia modern.

Setiap manusia diberikan hidayah dari Allah SWT berupa “alat” untuk
mencapai dan membuka kebenaran. Hidayah tersebut adalah :

1. Indera, untuk menangkap kebenaran fisik.


2. Naluri, untuk mempertahankan hidup dan kelangsungan hidup manusia
secara probadi maupun sosial.
3. Pikiran dan atau kemampuan rasional yang mampu mengembangkan
kemampuan tiga jenis pengetahuan akali (pengetahuan biasa, ilmiah dan
filsafi). Akal juga merupakan penghantar untuk menuju kebenaran
tertinggi.
4. Imajinasi, daya khayal yang mampu menghasilkan kreativitas dan
menyempurnakan pengetahuannya.
5. Hati nurani, suatu kemampuan manusia untuk dapat menangkap kebenaran
tingkah laku manusia sebagai makhluk yang harus bermoral.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Terpuruknya umat Islam dalam penguasaan Iptek sampai masa kini,
sebenarnya jauh dari ajaran Islam yang sangat menganjurkan dalam penguasaan
Iptek. Keterpurukan ini disebabkan banyak faktor, yang menurut penulis adalah
pemisahan ilmu menjadi ilmu agama dan ilmu dunia yang disertai hukum mencari
ilmu tersebut. Dari pemisahan ini menyebabkan, ilmu dunia menjadi ilmu yang
wajib dipelajari sedangkan ilmu agama menjadi ilmu yang dinomor duakan,
sehingga kurang mendapatkan perhatian dari umat Islam.
Perkembangan iptek adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk
memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek. Dari uraian di atas dapat
dipahami, bahwa peran Islam yang utama dalam perkembangan iptek setidaknya
ada dua. Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran dan
ilmu pengetahuan. Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar penggunaan
iptek . Jadi, syariah Islam lah yang seharusnya dijadikan tolok ukur umat Islam
dalam mengaplikasikan Iptek.

Saran
Melalui makalah ini, penulis menyarankan setiap muslim harus bisa
memanfaatkan alam yang ada untuk perkembangan Iptek, dan harus tetap menjaga
dan tidak merusak yang ada. Yaitu dengan cara mencari ilmu dan mengamalkanya
dan tetap berpegang teguh pada syari’at Islam.

Anda mungkin juga menyukai