Disusun oleh:
AI NURAENI
2013277001
A. Latar Belakang
Perawat sangat beresiko terinfeksi penyakit yang diderita oleh pasien yang
dirawatnya jika tidak berhati-hati atau waspada dalam menjaga kesehatannya.
Perawat harus menggunakan APD yang standar sebagai bentuk pelaksanaan
kewaspadaan universal di pelayanan kesehatan. Kewaspadaan universal
merupakan upaya pencegahan infeksi nosokomial (infeksi yang ditimbulkan dari
tindakan medis) yang terus menjadi ancaman bagi petugas kesehatan (Nani,
2019).
Pokok pikiran: Pencegahan infeksi nosokomial bagi perawat.
Penggunaan APD sesuai standar harus selalu digunakan oleh perawat
sebagai upaya pencegahan infeksi nosokomial atau infeksi dari tindakan medis.
(Nani, 2019).
Dampak yang terjadi jika perawat tidak menggunakan APD ketika sedang
memberikan tindakan kepada pasien adalah terjadinya risiko penularan penyakit
infeksi yang diderita oleh pasien terhadap petugas kesehatan serta begitu pula
sebaliknya, akan menyebabkan pasien tertular penyakit lain dari pasien
sebelumnya atau disebut dengan istilah infeksi nosokomial terhadap tindakan
petugas yang tidak menggunakan peralatan yang steril terhadap pasien baru.
Pokok pikiran: Dampak penggunaan APD.
Penggunaan APD dapat meminimalisir terjadinya infeksi baik dari petugas
kesehatan ke pasien maupun sebaliknya.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengetahuan
a. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui pancaindra manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga. Pengetahuan kognitif merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo,2019).
Pokok pikiran: Definisi pengetahuan.
Hasil tahu seseorang setelah mengamati objek tertentu yang
sebagian besar didapat melalui mata dan telinga merupakan definisi
pengetahuan. (Notoatmodjo, 2019).
b. Jenis Pengetahuan
Menurut (Budiman dan Agus 2019), Pemahaman masyarakat
mengenai pengetahuan dalam bidang kesehatan sangat bervariasi.
Pengetahuan merupakan bagian dari perilaku kesehatan. Adapun jenis
pengetahuan diantaranya adalah sebagai berikut :
Pokok pikiran: Jenis pengetahuan.
Beragamnya pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan
menjadikan pengetahuan terdiri dari beberapa jenis (Budiman dan Agus
2019).
1) Pengetahuan Implisit
Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih
tertanam dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor- faktor
yang tidak bersifat nyata, seperti keyakinan pribadi, perspektif,
dan prinsip. Contoh sederhananya adalah seseorang mengetahui
bahaya merokok bagi kesehatan namun dia tetap merokok.
Pokok pikiran: Pengertian pengetahuan implisit.
Pengetahuan bersifat tidak nyata dan masih berbentuk pengalaman
merupakan pengertian dari pengetahuan implisit (Budiman dan Agus
2019).
2) Pengetahuan eksplisit
Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang disimpan dalam
wujud nyata. Pengetahuan yang nyata dideskripsikan dalam tindakan-
tindakan yang berhubungan dengan kesehatan. Contoh sederhananya
adalah seseorang yang telah mengetahui bahaya merokok bagi kesehatan,
dan dia tidak merokok.
Pokok pikiran: Pengertian pengetahuan eksplisit.
Pengetahuan bersifat nyata dan dideskripsikan dalam tindakan
merupakan pengertian dari pengetahuan eksplisit (Budiman dan Agus
2019).
2. Kepatuhan
a. Definisi Kepatuhan
Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh. Definisi patuh menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah menuruti perintah, taat
kepada perintah, atau aturan dan disiplin. Sedangkan menurut Niven
(2019) kepatuhan adalah ketaatan seseorang pada tujuan yang telah
ditentukan.
Pokok pikiran: Definisi kepatuhan
Menaati perintah merupakan definisi kepatuhan. (KBBI)
Kepatuhan meupakan suatu permasalahan bagi semua disiplin
kesehatan, salah satunya pelayanan perawatan di rumah sakit. Kepatuhan
merupakan suatu perubahan perilaku dari perilaku yang tidak mentaati
peraturan ke perilaku yang mentaati peraturan (G Notoatmodjo, 2020).
Pokok pikiran: Definisi kepatuhan
Kepatuhan adalah perubahan dari tidak mentaati aturan menjadi
mentaati peraturan. (G Notoatmodjo, 2020).
Menurut Bastable (2019) kepatuhan adalah istilah yang dipakai
untuk menjelaskan ketaatan pada tujuan yang telah ditentukan. Kepatuhan
menyiratkan adanya suatu upaya untuk mengendalikan. Kepatuhan dalam
program kesehatan merupakan perilaku yang dapat diobservasi dan dengan
begitu dapat langsung diukur. Karakteristik pribadi dan situasi memainkan
suatu peran penting dalam menentukan kepatuhan.
Pokok Pikiran: Istilah kepatuhan
Kepatuhan adalah istilah untuk menjelaskan ketaatan pada tujuan
yang ditentukan. (Bastable, 2019).
3. Alat Pelindung Diri (Depkes, 2019)
a. Definisi APD
APD merupakan peralatan pelindung yang digunakan
oleh seorang pekerja untuk melindungi dirinya dari kontaminasi
lingkungan. APD dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan
Personal Protective Equipment (PPE). Dengan melihat kata
"personal" pada kata PPE terebut, maka setiap peralatan yang
dikenakan harus mampu memperoteksi pemakainya. APD dapat
berkisar dari yang sederhana hingga relatif lengkap. APD merupakan
solusi pencegahan yang paling mendasar dari segala macam
kontaminasi dan bahaya akibat bahan kimia.
Pokok pikiran: Pengertian APD
Peralatan pelindung yang digunakan untuk melindungi
dirinya dari kontaminasi lingkungan dengan peralatan sederhana
hingga relative lengkap. (Depkes, 2019).
Alat Pelindugan Diri adalah seperangkat alat keselamatan
yang digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian
tubuhnya dari kemungkinan adanya pemaparan potensi bahaya
lingkungan kerja terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Penyakit akibat kerja dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti
faktor fisik berupa suara, suhu, getaran,dan radiasi. faktor kimia
berupa debu, uap, gas, dan larutan. Serta faktor biologis berupa
Hepatitis B, Tubercolosis (TBC), ataupun Human
Immunodeviciencyvirus(HIV).
Pokok pikiran: Pengertian APD
APD adalah alat yang digunakan pekerja untuk
melindungiseluruh atau sebagian tubuh untuk keselamatn diri.
(Depkes, 2019).
APD terdiri dari sarung tangan, masker, alat pelindung
mata, topi, gaun, apron, dan pelindung kaki. APD yang paling baik
adalah yang terbuat dari bahan yang telah diolah atau bahan sintetik
yang tidak tembus air atau cairan seperti darah dan cairan tubuh.
Bahan yang paling umum digunakan untuk pakaian bedah (masker,
topi, dan gaun) adalah kain katun ringan, namun kain ini kurang
efektif karena karena cairan masih dapat menembusnya sehingga
memungkinkan terjadinya kontaminasi.
Pokok pikiran: Bahan pembuatan APD
Bahan sintetik merupakan bahan terbaik dalam pembuatan
APD karena tidak tembus air atau cairan seperti darah dan cairan
tubuh. (Depkes, 2019).
B. Kerangka Konsep
APD
Variabel Pengganggu
1. Masa kerja
2. Pendidikan
3. Sikap
4. Tanggungjawab
Keterangan:
5. Pengawasan
= variabel diteliti
6. Beban kerja
7. Faktor organisasi
= variabel tidak diteliti
C. Hipotesis