Anda di halaman 1dari 69

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam proses pelaksanaan suatu proyek jalan biasanya akan mendapatkan

masalah atau kendala yang tidak direncanakan. Keterlambatan tersebut akan

membuat durasi pelaksanaan proyek yang telah direncanakan tidak akan sama

dengan waktu pelaksaanaan dalam kontrak proyek. Penyebab keterlambatan

proyek bermacam-macam, karena setiap pelaksanaan proyek memiliki kendala

yang berbeda, keterlambatan yang sering terjadi yaitu: terjadinya perbedaan

kondisi lokasi, perubahan desain, pengaruh cuaca, kurang terpenuhinya kebutuhan

pekerja, material atau peralatan, kurangnya pengawasan terhadap pekerja

sehingga terjadi kesalahan dalam pekerjaan, dan pengaruh keterlibatan pemilik

proyek (Owner). Keterlambatan pada proyek akan menjadi hal yang sangat rumit,

sebab keterlambatan akan membuat biaya proyek akan menjadi semakin besar

atau membengkak dan akan menyebabkan tuntutan dari pemilik proyek yang

menginginkan penyelesaian tepat waktu.

Secara garis besar keterlambatan terjadi karena kurang baiknya manajerial

dalam pelaksanaan yang kurang baik. Metode yang biasa digunakan untuk

mengatasi keterlambatan yaitu dengan analisis fast track dan crash program.

Analisis metode fast track merupakan studi untuk mempercepat waktu proyek dan

dalam penerapanya memberi keuntungan percepatan waktu penyelesaian lebih

cepat dengan mengatur sistem manajeman yang sistemik dan efektif sedangkan di

dalam analisa crash program merupakan metode untuk mempercepat durasi

1
proyek dengan mengurangi durasi suatu pekerjaan yang berpengaruh terhadap

waktu penyelesaian proyek. Dalam penelitian ini, akan dibahas tentang

pengendalian waktu dan biaya suatu proyek dengan menggunakan metode fast

track dan metode crash program. Dalam hal ini mengambil kasus disalah satu

daerah Sulawesi Tenggara tepatnya di Kabupaten Konawe Pohara–Rate-rate.

Proyek ini dibagi menjadi tiga bagian pekerjaan yaitu rehabilitasi minor ± 8

km jalan, rutin kondisi 18 segmen dan penunjang/holding pengaspalan dengan

kondisi jalan awal (eksisting) berupa jalan aspal dengan lebar badan jalan 6/7

meter. Pada proyek ini direncanakan akan menggunakan lapis permukaan aspal

dengan lapis pondasi atas (LPA) 15 cm dan lapis permukaan CAP dan

ASBUTON 6 cm dengan kemiringan badan jalan sebesar 3% dan bahu jalan 5%,

titik awal proyek ini di mulai pada Sta 0+000 yang berada di Pohara dan berakhir

pada Sta 60+000 yang berada di batas Rate-Rate.

Pada proyek ini dimulai dari 15 Januari 2021–08 november 2021. Proyek

Jalan Ruas Pohara–Rate-Rate dengan nomor kontrak HK.02.01-Bp-Sultra/PJNW

II Sultra/PPK 2.4/60 dengan anggaran sebesar Rp. 15.163.237.000,00. Pada

pekerjaan sampai bulan April 2021 bobot tercapai 20.58% dari rencana 26.13%.

Untuk mencapai tentu hal ini akan berakibat tidak tercapainya target penyelesaian

proyek seperti perencanaan awal. Untuk mengatasi hal ini perlu dilakukan

manajeman ulang demi mengejar keterlambatan pada proyek dan tercapainya

target yang direncanakan berdasarkan latar Tinjauan Durasi Waktu Menggunakan

Metode Fast Track Dan Metode Crash Program

2
1.2 Rumusan Masalah

Dalam penyusunan tugas akhir ini, permasalahan yang perlu di perhatikan

adalah :

1. Bagaimana optimalisasi biaya dan waktu proyek setelah dilakukan durasi

waktu penyelesaian menggunakan metode Fast track dan Crash Program?

2. Bagaimana perbandingan biaya dan waktu proyek sesudah durasi waktu?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan ini adalah :

1. Dapat menganalisis biaya dan waktu optimum pelaksaan proyek setelah

dilakukan durasi waktu penyelesaian menggunakan metode Fast track dan

Crash Program.

2. Mengetahui perbandingan biaya dan waktu proyek sebelum dan sesudah

durasi waktu penyelesaian dengan mengguna kan metode Fast track dan

Crash Program

1.4 Manfaat Penelitian

Diharapkan dengan adanya penelitian ini,dapat mengurangi keterlambatan

proyek dan dapat bermanfaat sebagai data dan alat analisa bagi perusahaan untuk

terus meningkatkan performa kedepanya.

3
1.5 Batasan Masalah

Dalam melakukan penelitian ini,dibuat beberapa batasan masalah sebagai

berikut :

1. Penelitian ini dilakukan pada pekerjaan proyek pengaspalan jalan ruas

Preservasi Jalan Rate-rate Dalam Kota Unaha–Pohara yang dibawahi oleh

PT. RAFIF PUTRA PERKASA selaku kontraktor pelaksana

2. Studi kelayakan proyek dan aspek hukum tidak dibahas.

3. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian menggunakan data-data proyek seperti rincian anggaran biaya

(RAB), kurva S, dan Tim Schedule

4. Untuk analisis data akan menggunakan analisis lintasan kritis dengan

bantuan program Microsoft project 2016

5. Proyek mengalami keterlambatan sehingga dilakukan durasi waktu

penyelesaian dengan metode Fast Track dan Crash Program

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan adalah membagi kerangka penelitian

dalam bab dan sub bab. Secara garis besarnya, terdiri dari (lima) bab,

pendahuluan, tinjauan pustaka, dan metodologi penelitian. Gambaran umum

mengenai isi tulisan ini dapat dirinci dengan mengguraikan inti tiap bab sabagai

berikut :

BAB 1 – PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan

4
BAB II – TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan kumpulan pustaka dan studi literature yang mendukung

penulisan ini

BAB III – METODE PENELITIAN

Bab ini membahas tentang desain penelitian, populasi dan teknik penarikan

sampel, pengumpulan data, alur tahapan penelitian, serta jadwal kegiatan.

BAB IV – PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi tentang hasil dari penelitian beserta dengan penjabaran

pengelolahan datanya.

BAB V – PENUTUP

Bab ini merupakan hasil dari penulisan yang berisi tentang kesimpulan

pengelolahan data serta saran

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Proyek

Proyek didefinisikan sebagai suatu aktivitas yang berlangsung dalam waktu

tertentu. Proyek dapat dibagi dalam sub-sub pekerjaan yang harus diselesaikan

untuk mencapai tujuan proyek secara keseluruhan. (Santoso, 1996)

Dalam mencapai sasaran dan tujuan dari proyek yang telah ditentukan

terdapat batasan–batasan dalam suatu proyek yaitu Triple Constraint atau tiga

kendala yang terdiri dari biaya/anggaran (Cost), waktu/jadwal (Time) dan mutu.

Dari segi teknis, ukuran keberhasilan proyek dikaitkan sejauh mana ketiga sasaran

tersebut dapat dipenuhi. Untuk itu diperlukan suatu pengaturan yang baik,

sehingga perpaduan antara ketiganya sesuai dengan yang diinginkan, yaitu dengan

manajeman proyek. (Soeharto, 1997)

Kegiatan proyek dalam proses mencapai hasil akhirnya dibatasi oleh

anggaran, jadwal, dan mutu yang harus dipenuhi dibedahkan dari kegiatan

operasional, hal tersebut karena karena sifatnya yang dinamis, non–rutin, multi

kegiatan dengan insensitas yang berubah–ubah, serta memiliki siklus yang

pendek.

Dari sejumlah organisasi yang terlibat dalam penyelenggaraan proyek

konstruksi, peran memilik dalam proyek sangat menentukan dalam mengambil

keputusan, menyusun pemilik dalam proyek sangat menentukan dalam

mengambil keputusan, menyusun strategis penyelengaraan dan memantau

kemajuan implementasi pekerjaan. Sementara itu, konsultan memberikan

6
pelayanan dalam bentuk keahlian. Manakala pemilik proyek menganggap

keahlian tersebut tidak cukup tersedia dalam organisasinya.

Dalam mencapai sasaran dan tujuan dari proyek yang telah ditentukan

terdapat batasan-batasan masalah dalam suatu proyek Triple Constrain atau tiga

kendala yang terdiri dari :

1. Biaya/Anggaran (cost)

Proyek harus diselesaikan dengan biaya tidak melebihi anggaran yang

telah direncanakan. Untuk proyek-proyek yang melibatkan dana dalam

jumlah besar dan jadwal yang bertahun-tahun, anggaranya bukan hanya

ditentukan untuk total proyek dipecah dan dibagi komponen-

komponenya, atau perperiode tertentu yang jumlahnya disesuaikan

dengan keperluan. Dengan demikian, penyelesaian bagian-bagian proyek

pun harus memenuhi sasaran anggaran perperiode.

2. Waktu /Jadwal (Time)

Proyek harus dikerjakan dalam kurun waktu dan tanggal akhir

penyerahannya tidak boleh melewati batas waktu yang telah ditentukan.

3. Mutu (Quality)

Produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesipikasi dan

kriteria yang dipersyaratkan. Memenuhi persyaratan mutu berarti mampu

memenuhi tugas yang dimaksudkan atau sering disebut sebagai fit for

theintended use.

Dilihat dari segi teknis, keberhasilan suatu proyek diukur dan

dikaitkan dengan sejauh mana ketiga sasaran dapat terpenuhi. Sehingga

7
membutuhkan pengaturan yang baik, agar ketiga sasaran tersebut sesuai

yang diinginkan, itulah disebut manajemen proyek (Soeharto, 1997).

2.2 Manajemen Proyek

Manajemen proyek adalah usaha pada suatu kegiatan agar tujuan adanya

kegiatan tersebut dapat tercapai secara efisien dan efektif. Efektif dalam hal ini

adalah dimana hasil penggunaan sumber daya dan kegiatan sesuai dengan

sasarannya yang meliputi kualitas, biaya, waktu dan lain-lainnya. Sedangkan

efisien diartikan penggunaan sumber daya dan pemilihan sub kegiatan secara tepat

yang meliputi jumlah, jenis, saat penggunaan sumber lain dan lain-lain. Oleh

sebab itu manajemen proyek merupakan suatu hal yang tidak dapat diabaikan

begitu saja, karena tanpa manajemen suatu proyek, akan sulit berjalan sesuai

dengan harapan baik berupa biaya, waktu maupun kualitas.

Manajemen proyek meliputi proses perencanaan (planning) kegiatan,

pengaturan (organizing), pelaksanaan dan pengendalian (controlling). Proses

perencanaan, pengaturan, pelaksanaan dan pengendalian tersebut dikenal dengan

proses manajemen.

Tujuan dari proses manajemen adalah untuk mengusahakan agar semua

rangkaian kegiatan tersebut:

1. Tepat waktu, dalam hal ini tidak terjadi keterlambatan penyelesaian suatu

proyek.

2. Biaya yang sesuai, maksudnya agar tidak ada biaya tambahan dari

perencanaan biaya yang telah dianggarkan.

3. Kualitas yang sesuai dengan persyaratan.

8
4. Proses kegiatan dapat berjalan dengan lancar

Proses perencanaan (planning) proyek dapat dikelompokkan menjadi

dua tahap, yaitu yang pertama planning dalam garis manajemen

konsultan dan yang kedua dalam garis manajemen kontraktor.

Perencanaan yang ditangani oleh konsultan mencakup perencanaan

fisik struktur secara terperinci sampai pada perencanaan anggaran biaya

dan durasi pekerjaan. Perencanaan yang ditangani oleh kontraktor

mencakup perencanaan metode kontraktor, rencana anggaran dalam

pelaksanaan dan perencanaan administrasi lapangan maupun perusahaan.

Metode manajemen proyek yang digunakan oleh pelaksana proyek

(kontraktor) baik manajemen pelaksana, manajemen pengawasan, serta

manajemen dari organisasi pemilik proyek pada umumnya adalah sama

yaitu dengan berpatokan pada laporan-laporan tertulis yang disesuaikan

dengan keadaan nyata dilapangan. Laporan-laporan tertulis tersebut bisa

berupa laporan harian, laporan mingguan dan lain-lain.

Sebuah proyek dapat didefenisikan sebagai suatu usaha dalam

jangka waktu yang ditentukan dengan sasaran yang jelas yaitu mencapai

hasil yang telah dirumuskan pada waktu awal pembangunan proyek akan

dimulai. Bertitik tolak dari pemikiran ini, maka maksud dan tujuan

manajemen proyek adalah usaha kegiatan untuk meraih sasaran yang

telah didefenisikan dan ditentukan dengan jelas seefisien dan seefektif

mungkin. Dalam rangka meraih sasaran yang telah disepakati dan

9
diperlukan sumber–sumber daya (resources) termasuk sumber daya

manusia yang merupakan kunci segalanya.

Sasaran utama dalam manajemen proyek dapat dikategorikan

sebagai berikut:

a. Pengembangan dan penyelesaian sebuah proyek dalam budget yang

telah ditentukan, jangka waktu yang telah ditetapkan dan kualitas

bangunan proyek sesuai dengan spesifikasi teknik yang telah

dirumuskan

b. Bagi kontraktor yang bonafide yaitu untuk mengembangkan reputasi

akan kualitas pekerjaannya (workmanship) sertamempertahankannya.

c. Menciptakan organisasi di kantor pusat maupun di lapangan yang

menjamin beroperasinya pekerjaan proyek secara kelompok (team

work)

d. Menciptakan iklim kerja yang mendukung baik dari segi

sarana,kondisi kerja, keselamatan kerja dan komunikasi timbal balik

yang terbuka antara atasan dan bawahan

e. Menjaga keselarasan hubungan antara sesamanya sehingga orang

yang bekerja akan didorong untuk memberikan yang terbaik dari

kemampuan dan keahlian mereka.

Manajemen proyek meliputi proses perencanaan (planning) kegiatan,

pengaturan (organizing), pelaksanaan dan pengendalian (controlling).

Proses perencanaan, pengaturan, pelaksanaan dan pengendalian tersebut

dikenal proses manajemen.

10
Perencanaan (planning) adalah peramalan masa yang akan datang

dan perumusan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai

tujuan yang ditetapkan berdasarkan peramalan tersebut. Bentuk dari

perencanaan dapat berupa: perencanaan prosedur, perencanaan metode

kerja, perencanaan standar pengukuran hasil, perencanaan anggaran

biaya, perencanaan program (rencana kegiatan beserta jadwal).

Pengaturan (organizing) bertujuan melakukan pengaturan dan

pengelompokan kegiatan proyek konstruksi agar kinerja yang dihasilkan

sesuai dengan yang diharapkan. Tahap ini menjadi sangat penting karena

jika terjadi ketidaktepatan pengaturan dan pengelompokan kegiatan, bisa

berakibat langsung terhadap tujuan proyek.

Pengendalian (controlling) adalah proses penetapan apa yang telah

dicapai, evaluasi kerja, dan langkah perbaikan bila diperlukan.

Menurut A.D Austen dan R.H Neale (1994) yang dimaksud dengan

proses manajemen adalah suatu proses untuk memanfaatkan sumber daya

manusia dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan tertentu.

Manajemen tergantung pada komunikasi yang jelas, dan kemampuan

untuk melontorkan pemikiran, gagasan, informasi serta instruksi dengan

cepat dan efektif diantara orang–orang yang keterampilan teknis dan

minatnya berbeda-beda. Proses manajemen atau sering juga di sebut

fungsi manajemen, dalam satu kesatuan sebagai berikut dibawah ini:

11
a. Penetapan tujuan (goal setting).

Penetapan tujuan merupakan tahapan awal dari proses

manajemen. Tujuan merupakan misi sasaran yang akan tercapai.

b. Perencanaan (planning).

Perencanaan merupakan proses pemilihan informasi dan

pembuatan asumsi-asumsi mengenai keadaan dimasa yang akan

datang untuk merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan

dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

c. Staffing.

Staffing adalah proses manajemen yang berkenaan dengan

pengerahan, penempatan, pelatihan, dan pengembangan tenaga kerja

dalam organisasi. Pada dasarnya prinsip dari tahapan proses

manajemen itu adalah menempatkan orang yang sesuai pada tempat

yang sesuai dan pas pada saat yang tepat (right people, right

position, right time).

d. Directing.

Directing adalah usaha untuk memobilisasi sumber-sumber daya

yang dimiliki oleh organisasi agar dapat bergerak dalam satu

kesatuan yang sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Dalam

tahapan proses ini terkandung usaha-usaha bagaimana memotivasi

orang-orang agar dapat bekerja.

12
e. Supervising.

Supervising didefinisikan sebagai interaksi langsung antara

individu-individu dalam suatu organisasi untuk mencapai kinerja

kerja serta tujuan organisasi tersebut.

f. Pengendalikan (Controlling).

Controlling yaitu panduan atau aturan untuk melaksanakan

aktifitas suatu usaha atau bagian-bagian lain dari usaha tersebut

untuk tercapainya tujuan yang telah disepakati.

Konsep manajemen proyek mengandung hal-hal pokok sebagai berikut

(Soeharto, 1999):

1. Menggunakan pengertian manajeman berdasarkan fungsinya, yaitu

merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sumber

daya perusahaan yang berupa manusia dan material.

2. Kegiatan yang dikelolah berjangka pendek,dengan sasaran yang telah

digariskan secara spesifik. Ini memerlukan teknik dan metode pengelolaan

yang khusus, terutama aspek perencanaa dan pengendalian.

3. Memakai pendekatan system (System Approch Management)

4. Mempunyai hierarki (arus kegiatan) horizontal disamping hierarki vertical

Dalam pendefinisikan manajeman proyek selalu terdapat unsure-unsur

(Soeharto,1999)

1. Dilaksanakan dalam waktu tertentu

2. Mempunyai tujuan yang jelas

13
3. Manajeman proyek mengelola kegiatan yang tidak biasa dan tidak rutin

serta terasa asing.

2.3 Perencanaan Proyek

Manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan

keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas,

untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil

yang optimal dalam hal kinerja biaya, mutu dan waktu serta keselamatan kerja.

(Husen, 2009)

Sebelum pelaksanaan kegiatan proyek dimulai, biasanya didahului dengan

penyusunan rencana kerja yang disesuaikan dengan metode yang akan digunakan.

Pihak pengelola proyek melakukan pendataan lokasi proyek guna mendapatkan

informasi detail untuk keperluan penyusunan rencana kerja

Dalam menyusun rencana, perlu dipertimbangkan beberapa hal sebagai

berikut (Ervianto, 2005) :

1. Keadaan Lapangan Lokasi Proyek

Hal ini dilakukan untuk memperkirakan hambatan yang mungkin

timbul selama pelaksanaan pekerjaan.

2. Kemampuan Tenaga Kerja.

Informasi detail tentang jenis dan macam kegiatan yang berguna untuk

memperkirakan jumlah dan jenis tenaga kerja yang harus disediakan.

3. Pengadaan Material

14
4. Pengadaan Alat

Kegiatan yang memerlukan peralatan pendukung pembangunan harus

dapat dideteksi secara jelas karena berkaitan dengan pengadaan peralatan.

Jenis, kapasitas, kemampuan dan kondisi peralatan harus disesuaikan

dengan kegiatannya.

5. Gambar Kerja.

6. Kontinuitas Pelaksanaan Pekerjaan

Dalam penyusunan rencana kerja faktor penting yang harus dijamin

oleh pengelola proyek adalah kelangsungan dari susunan rencana kegiatan

setiap item pekerjaan

2.4 Penjadwalan Proyek (Tim Schedule)

Menurut Paulus (1986) dalam Sutisna 2013, penjadwalan proyek merupakan

tahap menerjemahkan suatu perencanaan kedalam skala waktu. Penjadwalan

diantaranya menimbang kapan suatu aktivitas akan dimulai, ditunda, dan

diselesaikan sehingga dapat disesuaikan antara kebutuhan menurut jangka waktu

dengan pembiayaan dan pemakaian sumber daya yang telah dialokasikan.

Penggunaan computer memungkinkan penjadwalan dapat dilakukan secara

terpadu (waktu, material, tenaga kerja, serta biaya) cepat dan tepat. Salah satu

aplikasi yang handal dan mampu menjawab tantangan dalam penjadwalan proyek

tersebut adalah Microsoft project 2016 (Luthan,L.A,Syafiadin 2006)

Sebagai manajer project, sering kali banyak yang harus dilakukan dengan

cermat, tepat,dan benar. Untuk itu sebuah perangkat lunak dapat digunakan untuk

membantu, yaitu Microsoft project atau biasa yang disingkat dengan MS. Project.

15
Versi terakhir dari Ms.Project adalah Microsoft Project 2016 yang merupakan

bagian dari Microsoft office professional 2016

Microsoft project merupakan program yang sangat baik untuk menyusun

sebuah perencanaan proyek, selain itu didalamnya terdapat berbagai aplikasi yang

dapat digunakan untuk proses pengendalian maupun menyusun sebuah proyek

(Andi,2008)

Selain itu Microsoft project memberi kemudahan dalam membuat suatu

laporan, karna didalam program ini tersedia beberapa format dasar sebuah laporan

yang terdapat dalam beberapa kelompok besar diantaranya:

1. Over View, menurut beberapa bentuk laporan umum proyek secara

keseluruhan, berupa kegiatan-kegiatan utama. Kegiatan-kegiatan kritis

dan sebagainya

2. Current Activity, membuat laporan mengenai kegiatan proyek baik yang

akan dikerjakan maupun yang sudah dikerjakan.

3. Cost, memuat beberapa laporan mengenai beberapa proyek.

4. Assigment, membuat beberapa jenis laporan menganai pemakaian sumber

daya

5. Word Load, membuat laporan mengenai beban yang ditanggung oleh

sumber daya proyek yang bersangkutan

6. Custom, membuat laporan–laporan yang ingin ditambahkan serta

ditemukan oleh pembuat laporan.

Microsoft Project 2016 akan memperlihatkan hasil perhitungan secara

langsung. Tapi rencana proyek tidak akan selesai sebelum informasi kritis

16
mengenai proyek dan kegiatan-kegiatannya dimasukan. Selain itu, dapat melihat

kapan proyek akan selesai dan kapan jadwal keseluruhan dari semua aktivitas

dapat terlihat. Microsoft Project 2016 menyimpan data yang dimasukan oleh

pengguna dan menggunakannya untuk menghasilkan informasi spesifik seperti

deskripsi kegiatan, jalur kritis proyek atau lamanya proyek

Penjadwalan proyek membantu dalam bidang:

1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan lainnya dan terhadap keseluruhan

proyek.

2. Mengidentifikasikan hubungan yang harus didahulukan di antara

kegiatan.

3. Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk tiap

kegiatan.

4. Membantu penggunaan tenaga kerja, uang dan sumber daya lainnya

dengan cara hal-hal kritis pada proyek.

Kunci utama keberhasilan melaksanakan proyek tepat waktu adalah

perencanaan dan penjadwalan proyek yang lengkap dan tepat. Keterlambatan

dapat dianggap sebagai akibat tidak dipenuhinya rencana jadwal yang telah

dibuat, karena kondisi kenyataan yang tidak sesuai dengan kondisi saat jadwal

tersebut dibuat (Proboyo, 1999)

Penjadwalan adalah kegiatan untuk menentukan waktu proyek dapat

diselesaikan. Penjadwalan mereflesikan dari perencanaan, karena itu perencanaan

harus dilakukan terlebih dahulu (Ervianto, 2005).

17
Penjadwalan atau scheduling adalah pengalokasian waktu yang tersedia untuk

melaksanakan masing-masing pekerjaan suatu proyek hingga tercapai hasil

optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan yang ada. Menurut Husen

(2009), penjadwalan mempunyai manfaat seperti:

1. Memberikan pedoman terhadap unit pekerjaan mengenai batasan waktu

untuk mulai dan akhir dari masing-masing tugas.

2. Memberikan sarana bagi manajemen untuk koordinasi secara sistematis

dan realistis dalam penentuan alokasi sumber daya dan waktu.

3. Memberikan sarana untuk menilai progres pekerjaan.

4. Menghindari pemakaian sumber daya yang berlebih, dengan harapan

proyek dapat selesai sebelum waktu yang ditetapkan.

5. Memberikan kepastian waktu pelaksanaan pekerjaan.

6. Sarana penting dalam pengendalian proyek.

Semakin besar skala proyek, maka semakin kompleks pengelolahan

penjadwalan karena dana, kebutuhan dan penyediaan sumber daya juga

besar.Penjadwalan waktu dikelompokkan menjadi dua, yaitu untuk proyek yang

berulang (repetitive)seperti pembangunan proyek rumah yang sama(seperti

proyekperumahan rakyat) dan untuk proyek yang tidak berulang itu seperti proyek

pembangunan rumah yang tidak sama (Sutisna, 2013).

2.5 Biaya Proyek

Perkiraan biaya memegang peranan yang penting dalam penyelenggaraan

suatu proyek. Segala sesuatu mengenai penyelenggaraan kegiatan proyek mulai

dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian akan dihitung dalam nilai

18
uang. Maka pengalaman dan ketelitian akan sangat penting dalam perhitungan

penyusunan perkiraan biaya proyek (Soeharto,1999). Ada beberapa jenis biaya

yang berhubungan dengan pembiayaan suatu proyek dapat dibedakan menjadi dua

jenis yaitu :

1. Biaya langsung (Direct Cost)

Biaya langsung adalah semua biaya yang berlangsung berhubungan

dengan pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Biaya langsung dapat

diperoleh dengan mengalikan volume/kuantitas suatu pekerjaan dengan

harga satuan (unit cost) pekerjaan tersebut. Harga satuan pekerjaan terdiri

atas harga upah, upah buruh dan biaya peralatan.

Biaya-biaya yang dikelompokkan dalam biaya langsung adalah

sebagai berikut:

a. Biaya bahan/material

Biaya bahan atau material terdiri dari biaya pembelian

material, biaya transportasi, biaya penyimpanan material dan

kerugian akibat kehilangan atau kerusakan material.

b. Biaya pekerja atau upah (labor/man power)

Biaya pekerja atau upah adalah biaya yang dikeluarkan untuk

menggaji para pekerja yang melaksanakan proyek. Biaya pekerja

ini dibedakan atas :

1) Upah Harian, upah yang dibayar per satuan waktu. Sementara

untuk menentukan besarnya upah dipengaruhi oleh jenis

19
keahlian pekerja, lokasi pekerjaan, jenis pekerjaan dan lain-

lain.

2) Upah borongan. Upah ini dibayar tergantung pada hasil

negosiasi atau kesepakatan bersama antara kontraktor dengan

pekerja atau kelompok kerja atas satu atau lebih item

pekerjaan. Besarnya upah ini tergantung dari besarnya volume

pekerjaan yang dikerjakan.

3) Upah berdasarkan produktivitas. Besarnya upah ini tergantung

banyaknya pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh pekerja

dalam satuan waktu tertentu. Upaya mengejar banyaknya

pekerjaan ini tentunya harus tetap memenuhi kualitas

pekerjaan yang disyaratkan.

4) Biaya peralatan terdiri dari biaya pembelian peralatan, biaya

sewa (bila menyewa), biaya operasi, biaya pemeliharaan, biaya

operator, biaya mobilisasi, dan lain-lain yang terkait dengan

peralatan.

2. Biaya tidak langsung (Indirect Cost).

Biaya tidak langsung adalah semua biaya proyek yang tidak secara

langsung berhubungan dengan konstruksi di lapangan tetapi biaya ini

harus ada dan tidak dapat dilepaskan dari proyek tersebut.

20
Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya tidak langsung adalah :

1. Biaya overhead biaya yang termasuk

Overhead adalah komponen biaya yang meliputi pengeluaran

operasi perusahaan yang dibebankan pada proyek (menyewa

kantor, rekening listrik, air, telepon, biaya pemasaran, gaji

karyawan) dan pengeluaran untuk pajak, asuransi, jaminan dan

ijin-ijin usaha serta biaya rapat lapangan (site meeting).

2. Biaya tak terduga (contingence)

Kontingensi adalah cadangan biaya dari suatu perkiraan biaya

atau anggaran untuk dialokasikan pada butir-butir yang belum

ditentukan, yang menurut pengalaman dan statistik menunjukkan

selalu diperlukan. Makin jauh proyek berjalan, makin banyak

masukan data dan informasi, sehingga masalah yang belum

menentu pun akan banyak, demikian halnya dengan kontingensi.

Pada umumnya biaya ini diperlukan antara 0,5%-5% dari total

proyek

3. Keuntungan/Profit. Keuntungan disini adalah keuntungan yang

diterima kontraktor yang telah dimasukkan dalam biaya proyek

keseluruhan.

2.6 Rencana Anggaran Biaya

Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah prakiraan biaya material, biaya upah,

dan biaya lain-lain yang dibutuhkan untuk mendirikan suatu bangunan. RAB

diperlukan sebagai pedoman pembangunan agar proses pembangunan tersebut

21
berjalan secara efektif dan efisien. Penyusunan RAB yang buruk akan berimbas

pada penggunaan dana yang tidak tepat dan mengacaukan jalannya pembangunan.

Ada beberapa jabatan pekerjaan yang berhubungan dengan pembuatan

susunan RAB proyek bangunan. Yang pertama adalah quantity surveyor yaitu

orang-orang yang bertugas menghitung volume masing-masing struktur bangunan

secara tepat. Kemudian dikenal pula cost control yakni mereka yang bertanggung

jawab menyusun RAB dan mengendalikan biaya pembangunan.

2.7 Kurva S

Kurva S adalah sebuah grafik yang dikembangkan oleh Warren T Haanumm

atas dasar pengamatan terhadap sejumlah besar proyek sejak awal hingga akhir

proyek. Kurva S dapat menunjukkan kemajuan proyek berdasarkan kegiatan,

waktu, dan bobot pekerjaan yang direpresentasikan sebagai presentase kumulatif

dari seluruh kegiatan proyek. Virtualisasi kurva S dapat memberikan informasi

mengenai kemajuan proyek dengan membandingkannya terhadap jadwal rencana.

Dari sinilah diketahui apakah ada keterlambatan atau percepatan jadwal proyek

(Husen, 2009).

Untuk membuat kurva S, jumlah presentase kumulatif bobot masing-masing

kegiatan pada suatu periode diantara durasi proyek diplotkan terhadap sumbu

vertikal sehingga apabila hasilnya dihubungkan dengan garis maka akan

membentuk kurva S.

Bentuk demikian terjadi karena volume kegiatan pada bagian awal biasanya

masih sedikit, kemudian pada pertengahan meningkat dalam jumlah cukup besar,

lalu pada akhir proyek volume kegiatan kembali mengecil (Husen, 2009).

22
2.8 Durasi Dipercepat Proyek (Akseleransi Project)

Umur rencana proyek biasanya lebih pendek dari pada umur perkiraan

proyek. Umur perkiraan proyek ditentukan oleh lintasan kritis yang terlama waktu

pelaksanaanya dan waktu pelaksaan tersebut merupakan jumlah lama kegiatan

perkiraan dari kegiatan–kegiatan kritis yang membentuk lintasan tersebut.

Sedangkan umur rencana proyek ditentukan berdasarkan kebutuhan management

atau sebab–sebab lain. Supaya proyek dapat diselesaikan sesuai dengan rencana,

umur perkiraan proyek harus disamakan dengan umur rencana proyek.

2.9 Jalur Kritis

Jalur kritis adalah jalur yang terdiri dari kegiatan kritis. Jika dilihat dari

prosedur menghitung umur proyek, maka total waktu jalur kritis sama dengan

umur proyek. Oleh karena itu jalur kritis dapat pula didefinisikan sebagai jalur

yang memiliki waktu terpanjang dari semua jalur yang dimulai dari peristiwa awal

sampai peristiwa yang terakhir.

Keterlambatan pada jalur ini akan memperlambat penyelesaian waktu proyek

secara keseluruhan, meskipun kegiatan lain tidak mengalami keterlambatan. Kita

dapat mempercepat penyelesaian proyek secara keseluruhan dengan mempercepat

waktu penyelesaian kegiatan kritis. Jalur kritis dapat saja berubah sebagai akibat

dari keterlambatan atau percepatan penyelesaian kegiatan.

Pada metode jaringan kerja yang dikenal adanya jalur kritis, yaitu jalur yang

memiliki rangkaian komponen-komponen kegiatan, dengan total jumlah waktu

terlama dan menunjukkan kurun waktu penyelesaian proyek yang cepat.

23
Sebelum membuat jalur kritis dalam metode penjadwalan jaringan kerja

AOA, haruslah diketahui terlebih dahulu cara perhitungan durasi proyek yang

terbagi dalam hitungan maju dan hitungan mundur. Ada beberapa istilah yang

terlibat sehubungan dengan perhitungan maju dan mundur metode AOA sebagai

berikut:

1. Early Start (ES): waktu paling awal sebuah kegiatan dapat dimulai setelah

kegiatan sebelumnya selesai. Bila waktu kegiatan dinyatakan atau

berlangsung dalam jam, maka waktu ini adalah jam paling awal kegiatan

dimulai.

2. Late Start (LS): waktu paling akhir sebuah kegiatan dapat diselelesaikan

tanpa memperlambat  penyelesaian jadwal proyek.

3. Early Finish (EF): waktu paling awal sebuah kegiatan dapat diselesaikan

sesuai dengan durasinya. Bila hanya ada satu kegiatan terdahulu, maka EF

suatu kegiatan terdahulu merupakan ES kegiatan berikutnya.

4. Late Finish (LF): waktu paling akhir sebuah kegiatan dapat dimulai tanpa

memperlambat penyelesaian proyek.

Gambar 2.1 ES, LS, EF, dan LF

24
a. Perhitungan Maju

Dalam mengidentifikasikan jalur kritis dipakai suatu cara yang

disebut hitungan maju dengan aturan-aturan yang berlaku sebagai

berikut:

1) Kecuali kegiatan awal, maka suatu kegiatan baru dapat dimulai

bila kegiatan yang mendahuluinya (Predecessor) telah selesai.

2) Waktu paling awal suatu kegiatan adalah 0

3) Waktu selesai paling awal suatu kegiatan adalah sama dengan

waktu mulai paling awal, ditambah kurun waktu kegiatan yang

bersangkutan.

EF = ES + D atau

EF (i-j) = ES (i-j) + D (i-j)

4) Bila suatu kegiatan memiliki dua atau kegiatan pendahulunya,

maka ES-nya adalah EF terbesar dari keiatan-kegiatan tersebut

25
Contoh perhitungan maju:

Bila hasil perhitungan diatas dibuat dalam suatu format akan

dihasilkan tabulasi sebagai berikut:

b. Perhitungan Mundur

Perhitungan mundur dimaksudkan untuk mengetahui waktu atau

tanggal paling akhir kita “masih” dapat memulai dan mengakhiri

kegiatan tanpa menunda kurung waktu penyelesaian proyek secara

keseluruhan, yang telah dihasilkan dari perhitungan maju. Aturan

yang berlaku dalam perhitungan mundur adalah sebagai berikut: 

1) Hitungan mundur dimulai dari ujung kanan, yaitu dari hari

terakhir penyelesaian proyek suatu jaringan kerja.

26
2) Waktu dimulai paling akhir suatu kegiatan adalah sama dengan

waktu selesai paling akhir, dikurangi kurun waktu/durasi

kegiatan yang bersangkutan, atau LS = LF – D.

3) Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan berikutnya,

maka waktu paling akhir (LF) kegiatan tersebut adalah sama

dengan waktu mulai paling akhir (LS) kegiatan berikutnya yang

terkecil.

Contoh perhitungan

27
Bila hasil perhitungan diatas dibuat dalam suatu format akan dihasilkan

tabulasi sebagai berikut:

c. Metode Jalur Kritis

Metode Jalur Kritis atau Critical Path Method  (CPM) adalah

jalur yang memiliki rangkaian komponen-komponen kegiatan,

dengan total jumlah waktu terlama dan menunjukkan kurun waktu

penyelesaian proyek tercepat.

Jalur kritis terdiri dari rangkaian kegiatan kritis, dimulai dari

kegiatan pertama sampai kegiatan terakhir. Pada jalur ini terletak

kegiatan-kegiatan yang bila pelaksanaannya terlambat, akan

menyebabkan keterlambatan penyelesaian keseluruhan proyek, yang

disebut kritis.

1) Sifat Jalur Kritis

2) Pada kegiatan pertama; ES = LS = 0

28
3) Pada kegiatan terakhir;

4) Total Float; FT = 0

Pada contoh perhitungan berikut, maka jalur kritis yang terjadi adalah

pada lintasan dengan kegiatan: A – C – E – F

Contoh perhitungan diatas menunjukkan proses perkiraan waktu

penyelesaian proyek yang umumnya tidak sama dengan total waktu hasil

penjumlahan kurun waktu masing-masing kegiatan yang menjadi unsur

proyek, karena adanya kegiatan yang pararel.

Penyajian jalur kritis ditandai dengan garis tebal atau garis dengan warna

yang berbeda, atau garis ganda. Bila jaringan kerja hanya mempunyai satu

titik awal dan satu titik akhir, maka jalur kritis juga berarti jalur yang

memiliki jumlah waktu penyelesaian tersebar (terlama), dan jumlah waktu

tersebut merupakan waktu proyek yang tercepat. Kadang-kadang dijumpai

lebih dari satu jalur kritis dalam jaringan kerja.

2.10 Metode Fast Track

Metode fast track adalah suatu metode penjadwalan yang waktu penyelesaian

proyek lebih cepat dari waktu normalnya. (Gerry Easthan, 2002). Metode fast

29
track merupakan metode pengelolaan penjadwalan proyek konstruksi dengan

melakukan pelaksanaan aktivitas secara parallel sehingga waktu pelaksanaan lebih

cepat dari perencanaan awal (Tjaturono and Indrasurya, 2002; Tjaturono and

Mochtar, 2009)

Metode fast track merupakan metode percepatan dalam pembangunan

dengan melakukan pelaksanaan aktivitas-aktivitas secara paraller tumpeng tindih

dengan waktu pelaksanaan lebih cepat dan biaya lebih efisien (Mora dan Li,2001)

Percepatan dilakukan dengan menerapkan strategi yang berbeda, inovatif dan

waktu pelaksaan yang efektif dari semua kegiatan proyek normal (Easthan,2002)

Definisi/pengertian fast track pada proyek konstruksi secara umum adalah

penyelesaian pelaksanaan proyekyang lebih cepat dari pada waktu normal atau

yang bisa dilakukan dengan menerapkan strategi yang berbeda dan inovatif dalam

pengelolaan konstruksi sehingga keberhasilan proyek fast track tidak hanya

bergantung pada dipakainya strategi yang berbeda dan inovatif, melainkan juga

pelaksanaan waktu yang efektif dari semua kegiatan proyek normal.

Metode fast track dalam pelaksaan proyek memberikan keuntungan yang

banyak yaitu dengan waktu penyelesaian proyek yang menjadi lebih cepat, dan

meningkatkan reputasi pemilik sehingga menawarkan peluang lebih lanjut dalam

pasar yang kompetitif. Percepatan metode ini dilakukan dengan melakukan

penarikan pada lintasan kritis terpanjang.

Mempercepat durasi proyek bukan tanpa risiko, perencanaan proyek dengan

cara tertentu berarti harus sepenuhnya mengontrol dan memantau kemajuan

proyek. Hal ini juga berdampak pada hubungan antara owner dan pelaksana

30
konstruksi dimana percepatan dalam sebuah proyek merupakan hal yang sangat

berisiko namun juga banyak diterapkan karena memiliki keuntungan tersendiri

apabila dilakukan dengan tepat.

Keuntungan Fast Track:

1. Mempercepat fungsi infrastruktur yang bersangkutan.

2. Memberikan keuntungan finansial dari pemanfaatan infrastruktur tersebut.

3. Mereduksi penjadwalan.

Kelemahan Fast Track:

1. Menambah risiko kesalahan pekerjaan

2. Menambah sumber daya

Asumsi yang diberlakukan pada metode fast track:

1. Kemampuan manajemen yang menagani percepatan layak.

2. Koordinasi-komunikasi antar site manajer, pengawas lapangan, dan

pelaksana dilakuka sepanjang waktu pembangunan sehingga hal-hal yang

bersifat ketidakpastian dapat secepatnya teratasi.

3. Metode dan manajemen pelaksanaan konstruksi terfokus pada kegiatan di

lintasan kritis.

4. Sistem dan prosedur kontrol penanganannya baik.

Langkah-langkah atau ketentuan yang harus dilakukan dalam penerapan

metode fast track terhadap aktivitas–aktivitas pada lintasan kritis

(Tjaturono,2004) adalah sebagai berikut :

31
1. Penjadwalan harus logis antara aktivitas yang satu dengan aktivitas

lainnya sehingga cukup realistis untuk dilaksanakan (meliputi tenaga

kerja, produktivitas bahan dan alat, teknis dan dana)

2. Melakukan fast track hanya pada aktivitas lintasan kritis saja, terutama

pada aktivitas-aktivitas yang memiliki durasi yang panjang.

3. Waktu terpendek yang dapat dilakukan fast track ≥ 2 hari

4. Hubungan antara aktivitas kritis yang akan di fast track

a. Apabila durasi I < durasi j, maka aktivitas kritis j dapat dilakukan

percepatan setelah aktivitas I telah ≥ 1 hari dan aktivitas I harus

selesai lebih dulu atau bersama-sama.

b. Apabila durasi i > durasi j, maka aktivitas j dapat dimulai bila sisa

durasi aktivitas i < 1 hari dari aktivitas j. Kedua aktivitas tersebut

selayaknya dapat selesai bersama–sama.

5. Periksa float yang ada pada aktivitas yang tidak kritis, apakah masih

memenuhi syarat dan tidak kritis setelah fast track dilakukan.

6. Apabila setelah dilakukan fast track tahap awal, lintasan kritis bergeser,

lakukan langkah–langkah yang sama pada aktivitas–aktivitas dilintasan

kritis yang baru.

7. Percepatan dilakukan tidak lebih dari 50% dari waktu normal

Perlu diperhatikan bahwa pada pembiayaan proyek dengan penerapan

metode fast track, yang dihitung adalah pembiayaan pelaksanaan

aktivitas-aktivitas pada lintasan kritis maupun aktivitas pada lintasan

yang tidak kritis seperti halnya pada pembiayaan normal. Tidak ada

32
penambahan jumlah tenaga kerja dan biaya pada masing-masing aktivitas

baik pada aktivitas lintasan kritis maupun aktivitas tidak kritis

(Tjaturono,2008)

Untuk mencapai hasil seperti yang diharapkan pada pembangunan

yang di fast track, sebelum pelaksanaan perlu diperhatikan hal-hal

sebagai berikut :

a. Perencanaan yang dibuat harus sistematik dan efektif.

b. Kemampuan manajemen yang menangani pekerjaan, terutama

manajemen logistiknya menerapkan metode Just In Time, agar

tidak terjadi keterlambatan bahan.

c. Penggunanan tenaga kerja untuk merealisasi percepatan waktu

dituntut tenaga kerja yang memiliki produktifitas stabil serta

tenaga kerja tersebut memiliki kemampuan multi skill

d. Koordinasi antar site manager, pengawas lapangan dan

pelaksana perlu dilakukan sepanjang waktu pembangunan agar

bisa menekan hal-hal yang bersifat ketidakpastian waktu yang

mungkin timbul.

Keunggulan fast track adalah waktu pelaksanaan proyek dapat

dipercepat tanpa menambah biaya. Dan kerugiannya adalah harus

menyediakan terlebih dahulu material dan tenaga kerja dilapangan baru

Pada pembiayaan proyek dengan penerapan metode fast track, yang

dihitung adalah pembiayaan pelaksanaan aktifitas–aktifitas pada lintasan

kritis maupun aktifitas pada lintasan yang tidak kritis seperti halnya pada

33
pembiayaan normal. Pelaksanaan aktifitas–aktifitas kritis dilakukan

secara paralel/tumpang tindih. Tidak ada penambahan jumlah tenaga

kerja dan biaya pada masing–masing aktifitas baik aktifitas pada lintasan

kritis maupun pada aktifitas tidak kritis. bisa dilaksanakan fast track.

2.11 Metode Crash Program

Crash program merupakan salah satu cara mempercepat durasi proyek

dengan mengurangi durasi suatu pekerjaan yang berpengaruh terhadap waktu

penyelesaian proyek dengan menambahkan jam kerja ataupun pekerja Project

crashing akan mengakibatkan meningkatnya biaya langsung (direct cost) dan

sumber daya yang berada dilintasan kritis. Pada lintasan tidak kritis dapat

dioptimalkan dengan memindahkannya ke lintasan kritis.

Pada umumnya suatu proyek yang dikerjakan akan selalu memiliki resiko

yang tinggi, resiko yang tinggi tersebut yang dijadikan dasar mengapa suatu

perencanaan dan pelaksanaan dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu pekerjaan

proyek harus dilakukan secara tepat dan hati-hati. Selain itu suatu proyek juga akan

terbatas atau dibatasi oleh biaya dan waktu yang digunakan dalam penyelesaian

pekerjaannya. Karena hal tersebut maka perlu dilakukannya sebuah sistem atau

cara untuk meningkatkan sebuah pengelolaan manajemen yang baik dan tepat

sehingga dapat lebih diterima dengan baik oleh pihak konsumen. Sistem ini yang

diharapkan dapat menentukan langkah-langkah urutan pelaksanaan pekerjaan suatu

proyek dengan menggunakan metode mempersingkat waktu pelaksanaan proyek

menggunakan analisa crash program. (Optimalisasi waktu dan biaya proyek

dengan analisa crash program, 2014) .

34
Adapun beberapa parameter yang yang harus dicari untuk mengetahui percepatan

waktu proyek adalah sebagai berikut:

a. Produktivitas Harian = Volume

Durasi normal

b. Produktivitas Tiap Jam = Produktivitas Harian

8 Jam Kerja

c. Produktivitas Harian Sesudah Crash

= (8 jam x Produktivitas Tiap Jam) + (a x b x Produktivitas Tiap Jam)

Tabel 2.1 Koefisien Penurunan Produktivitas Kerja


Jam Lembur Penurunan Indeks Prestasi
(Jam) (a) Kerja
Produktivitas (b)
(%)
1 0,1 90
2 0,2 80
3 0,3 70
4 0,4 60
5 0,5 50
6 0,6 40

a = Lama penambahan jam kerja

b = Koefisien penurunan produktivitas penambahan jam kerja

d. Crash Duration = Volume

Produktivitas Harian Sesudah Crash

e. Crash Cost Tenaga Kerja Perhari


= Normal Cost Pekerja + (n x Biaya Lembur Perjam)

f. Slope = Crash Cost – Normal Cost

35
Normal Duration – Crash Duration

Crash program adalah suatu proses mengoptimalkan waktu pekerjaan

pembangunan sebuah proyek agar sesuai dengan rencana awal, baik dari segi

mutu maupun waktu. Dalam metode crash program terdapat waktu yang harus

disesuaikan karena adanya suatu proses pemampatan. Oleh karena itu diperlukan

penyesuaian durasi proyek. Penyesuaian durasi proyek ini juga dapat memperoleh

keuntungan jika proyek dioptimalkan. Akan tetapi, konsekuensi yang harus

diambil adalah dengan menambah sumber daya yang dapat menambah biaya

proyek.

Pada umumnya suatu proyek yang dikerjakan akan selalu memiliki resiko

yang tinggi, resiko yang tinggi tersebut yang dijadikan dasar mengapa suatu

perencanaan dan pelaksanaan dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu pekerjaan

proyek harus dilakukan secara tepat dan hati-hati. Selain itu suatu proyek juga

akan terbatas atau dibatasi oleh biaya dan waktu yang digunakan dalam

penyelesaian pekerjaannya. Karena hal tersebut maka perlu dilakukannya sebuah

sistem atau cara untuk meningkatkan sebuah pengelolaan manajemen yang baik

dan tepat sehingga dapat lebih diterima dengan baik oleh pihak konsumen. Sistem

ini yang diharapkan dapat menentukan langkah-langkah urutan pelaksanaan

pekerjaan suatu proyek dengan menggunakan metode mempersingkat waktu

pelaksanaan proyek menggunakan analisa crash program.

Durasi crashing maksimum suatu aktivitas adalah durasi tersingkat

untuk menyelesaikan suatu aktivitas yang secara teknis masih mungkin dengan

asumsi sumber daya bukan merupakan hambatan (Soeharto, 1995). Durasi

36
percepatan maksimum dibatasi oleh luas proyek atau lokasi kerja, namun ada

empat faktor yang dapat dioptimalkan untuk melaksanakan percepatan suatu

aktivitas yaitu meliputi penambahan tenaga kerja, penjadwalan kerja lembur,

penggunaan alat berat dan pengubahan metode konstruksi di lapangan.

Upaya untuk menganalisa biaya dan waktu untuk melakukan percepatan salah

satunya dengan metode crash program. Metode crash program melakukan

percepatan pada pekerjaan yang berada di lintasan kritis. Setiap percepatan yang

dilakukan akan dianalisa kebutuhan biaya dari percepatan tersebut. Dari beberapa

pekerjaan yang telah dilakukan percepatan (crashing) dan dianalisa kebutuhan

biayanya dapat ditentukan pekerjaan yang tepat dan paling ekonomis untuk

dilaksanakan crashing.

Untuk mempercepat suatu proyek, tidak perlu kita mempercepat semua

kegiatan melainkan hanya kegiatan yang kritis saja. Jadi percepatannya waktu

pelaksanaan kegiatan-kegiatan kritislah yang dapat mempengaruhi percepatan

waktu pelaksanaan proyek. Berikut dalah langkah-langkah untuk

mengoptimalkan waktu dan biaya dengan crash program (Soeharto, 1995):

1. Kegiatan-kegiatan dibuat tabel tabulasi dengan diberi tanda kegiatan-

kegiatan yang harus dilalui lintasan kritis. Crash program hanya

dilakukan pada kegiatan-kegiatan kritis.

2. Menghitung biaya dan waktu tiap-tiap kegiatan normal dan crash.

3. Tambahan biaya (cost slope) tiap-tiap kegiatan dihitung perhari.

4. Dibuatkan diagram untuk mempermudah perhitungan.

37
5. Teknik mengerjakan perhitungan dimulai dari kegiatan kritis dengan cost

slope terkecil bertingkat-tingkat menuju cost slope terbesar.

Crash Program atau Percepatan pelaksanaan pekerjaan berarti memperpendek

umur (pelaksanaan) proyek. Besarnya/jumlah umur proyek sama dengan besarnya

atau jumlah waktu yang ada pada suatu lintasan kritis. Dengan demikian,

percepatan pelaksanaan pekerjaan berarti upaya memperpendek lintasan kritis

pada jaringan rencana kerja proyek yang bersangkutan.

Definisi-definisi yang dibutuhkan untuk menganalisa lebih lanjut percepatan

yang dikemukakan oleh Ervianto di dalam Iramutyn (2010), adalah:

1. Kurun waktu Normal (Normal Day). Waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan suatu aktifitas atau kegiatan dengan sumber daya normal.

2. Biaya Normal (Normal Cost). Biaya yang dikeluarkan dengan penyelesaian

proyek dalam waktu normal.

3. Kurun Waktu dipersingkat (Crash Tim). Waktu yang dibutuhkan suatu

proyek dalam usahanya mempersingkat waktu yang durasinya lebih

pendek.

4. Biaya untuk waktu yang dipersingkat (Crash Cost). Biaya yang dikeluarkan

dengan penyelesaian proyek dalam jangka waktu sebesar durasi crash,

biaya setelah di crashing akan menjadi lebih besar dari biaya normal.

38
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Data Umum Proyek

Adapun data-data umum dalam proyek Pengaspalan Jalan Ruas Pohara –

Rate-rate Kabupaten Konawe, yaitu :

39
Nama Proyek : Preservasi Jalan Rate-rate Dalam Kota Unaha–

Pohara

Nomor Proyek : HK.02.01-Bp-Sultra/PJNW II Sultra/PPK 2.4/60

Biaya Proyek : Rp. 15.163.237.000,00

Waktu Pelaksanaan : 15 Januari 2021

Kontraktor : PT. RAFIF PUTRA PERKASA

Konsultan : PT. GLOBALPROFEX SYNERGY

Panjang Jalan : ± 60 KM

Lebar Badan Jalan : 6.00/7.00 Meter

Kemiringan Badan Jalan : 3 %

Lebar Bahu Jalan : 1.00 Meter

Kemiringan Bahu Jalan :5%

40
Gambar : 3.1 Site Plan Lokasi Proyek

Sumber : Google Maps

41
JADWAL WAKTU PELAKSANAAN GABUNGAN

(SCHEDULE )

Nama Paket : Preservasi Jalan Rate Rate - Dalam Kota Unaaha - Pohara

Masa Indikator Kinerja 90 Hari Kalender MASA PELAKSANAAN PEKERJAAN 341 HARI KALENDER
VOLUME HARGA
NO URAIAN PEKERJAAN SAT. JUMLAH HARGA BOBOT JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
PERSENTASE
GABUNGAN SATUAN (Rp)
25 S/D 31 01 S/D 07 08 S/D 14 15 S/D 21 22 S/D 28 01 S/D 07 08 S/D 14 15 S/D 21 22 S/D 31 01 S/D 07 08 S/D 14 15 S/D 21 22 S/D 30 01 S/D 07 08 S/D 14 15 S/D 21 22 S/D 31 01 S/D 07 08 S/D 14 15 S/D 21 22 S/D 30 01 S/D 07 08 S/D 14 15 S/D 21 22 S/D 31 01 S/D 07 08 S/D 14 15 S/D 21 22 S/D 31 01 S/D 07 08 S/D 14 15 S/D 21 22 S/D 30 01 S/D 07 08 S/D 14 15 S/D 21 22 S/D 31 01 S/D 07 08 S/D 14 15 S/D 21 22 S/D 30 01 S/D 07 08 S/D 14 15 S/D 21 22 S/D 31
1 DIVISI 1. UMUM 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 18 19 20 21 18 19 20 21 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
2 1.2 Mobilisasi LS 1.00 42,500,000.00 42,500,000.00 0.31 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 - - - - - - - - - 0.05 0.05 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

3 1.8.(1) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas LS 1.00 5,500,000.00 5,500,000.00 0.04 - 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

4 1.17 Pengamanan Lingkungan Hidup - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

5 1.17.(3a) Pengujian NoX Buah 9.00 75,000.00 675,000.00 0.00 - 0.00 - - - - - - - - - 0.00 - - - - - - - - - - - 0.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

6 1.17.(3c) Pengujian Karbondioksida (CO2) Buah 9.00 75,000.00 675,000.00 0.00 - 0.00 - - - - - - - - - 0.00 - - - - - - - - - - - 0.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

7 1.17.(3f) Pengujian Total Partikulat (TSP) - Debu Buah 9.00 75,000.00 675,000.00 0.00 - 0.00 - - - - - - - - - 0.00 - - - - - - - - - - - 0.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

8 1.19 Keselamatan dan Kesehatan Kerja - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

9 1 Penyiapan RKK - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

10 Pembuatan Dokumen Rencana Keselematan Konstruksi, Pembuatan


Set Prosedur dan1.00
Instruksi 3,500,000.00
Kerja dan Penyiapan Formulir
3,500,000.00 0.03 0.03 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

11 2 Sosialisasi dan Promosi Dan Pelatihan - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

12 Induksi K3 (Safety Induction) Org 30.00 120,000.00 3,600,000.00 0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

13 Spanduk (Banner) Lbr 2.00 150,000.00 300,000.00 0.00 0.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

14 Poster Lbr 2.00 200,000.00 400,000.00 0.00 0.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

15 Papan Informasi K3 Buah 1.00 300,000.00 300,000.00 0.00 0.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

16 3 Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD) - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

17 Topi pelindung (Safety helmet) Buah 30.00 65,000.00 1,950,000.00 0.01 0.01 0.01 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

18 Pelindung mata (Goggles, Spectacles) Psg 3.00 95,000.00 285,000.00 0.00 0.00 0.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

19 Pelindung pernafasan dan mulut (Masker) Box 20.00 65,000.00 1,300,000.00 0.01 0.00 0.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

20 Sarung tangan (Safety gloves) Psg 100.00 10,000.00 1,000,000.00 0.01 0.00 0.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

21 Sepatu keselamatan (Safety shoes) Psg 30.00 200,000.00 6,000,000.00 0.04 0.02 0.02 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

22 Rompi keselamatan (Safety vest) Buah 30.00 50,000.00 1,500,000.00 0.01 0.01 0.01 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

23 4 Asuransi dan Perizinan - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

24 Asuransi dan Perizinan Ls 1.00 5,000,000.00 5,000,000.00 0.04 0.02 0.02 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

25 5 Personel K3 Konstruksi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

26 Petugas K3 OB 7.00 1,500,000.00 10,500,000.00 0.08 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

27 6 Fasilitas sarana kesehatan - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

28 Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu, Obat Luka, Perban, Dll) Ls 1.00 1,500,000.00 1,500,000.00 0.01 0.01 0.01 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

29 7 Rambu-rambu terdiri atas - - - - - - - - - - - - - - - - - - LIBUR - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -


BERSAMA
30 Rambu Peringatan Kata -kata Buah 10.00 150,000.00 1,500,000.00 0.01 0.01 0.01 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
IDUL
31 8 Konsultasi dengan Ahli Terkait Keselamatan Konstruksi - - - - - - - - - - - - - - - - - - FITRI - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

32 Ahli Keselamatan terkait Jalan OJ 3.00 150,000.00 450,000.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

33 9 Lain-lain terkait pengendalian risiko K3 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

34 Alat pemadam api ringan (APAR) Buah 1.00 300,000.00 300,000.00 0.00 0.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

35 Bendera K3 Buah 1.00 200,000.00 200,000.00 0.00 0.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

36 Lampu darurat (Emergency lamp) Buah 2.00 300,000.00 600,000.00 0.00 0.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

37 Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP) Lb 30.00 35,000.00 1,050,000.00 0.01 0.01 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

38 1.21 Manajemen Mutu LS 1.00 12,500,000.00 12,500,000.00 0.09 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

39 DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

40 3.2.(2a) Timbunan Pilihan dari sumber galian M3 840.00 63,442.35 53,291,574.00 0.39 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0.10 0.10 0.10 0.10 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

41 DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

42 6.1 (2a) Lapis Perekat - Aspal Cair/Emulsi Liter 10,280.00 13,920.28 143,100,478.40 1.04 - - - - - - - - 0.05 0.05 0.05 0.05 0.10 0.10 0.10 0.10 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

43 6.5.(1) b Laston Lapis Aus Asbuton Butir (AC-WC Asb Butir) Ton 5,959.74 1,300,301.28 7,749,457,550.47 56.22 - - - - - - - - 1.41 1.41 4.22 4.22 5.62 5.62 5.62 5.62 4.50 4.50 4.50 4.50 4.50 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

44 DIVISI 9. PEKERJAAN HARIAN & PEKERJAAN LAIN-LAIN - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

45 9.2.(1) Marka Jalan Termoplastik M2 4,399.08 217,253.77 955,716,497.28 6.93 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0.24 0.24 - 1.73 1.73 2.36 0.63 - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

46 DIVISI 10. PEKERJAAN PEMELIHARAAN KINERJA - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

47 10.1(1) Galian tanah untuk saluran air dan lereng untuk pemeliharaan
M3 69.03 21,838.18 1,507,412.05 0.01 - 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0.00 - -

48 10.1(3) Perbaikan Pasangan batu dengan mortar M3 11.30 512,000.00 5,785,600.00 0.04 - - - - - - - - - - 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

49 10.1.(4) Perbaikan Lapis Fondasi Agregat Kelas A M3 1,577.05 510,843.75 805,626,135.94 5.84 - 0.04 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07

50 10.1.(10) Perbaikan Campuran Aspal Panas dengan Asbuton M3 1,005.40 2,800,550.00 2,815,686,916.74 20.43 - 0.09 0.61 0.61 0.61 0.61 0.61 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.37 1.37 1.37 1.37 1.37 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20

51 10.1.(13) Residu Bitumen untuk Pemeliharaan Liter 8,883.23 17,000.00 151,014,910.00 1.10 - - - - - - - - - - - - 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.30 0.30 0.17 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

52 10.1(17) Pengecatan Kereb pada trotoar atau Median M2 3,139.64 31,000.00 97,328,840.00 0.71 - 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

53 10.1(19.b) Pembersihan Patok Buah 80.00 50,000.00 4,000,000.00 0.03 - - - - - - - - 0.01 0.01 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

54 10.1(20.b) Pembersihan Rambu Buah 124.00 50,000.00 6,200,000.00 0.04 - 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

55 10.1.(21) Pembersihan Drainase dan Saluran Samping M 51,221.36 7,000.00 358,549,520.00 2.60 - 0.11 0.73 0.73 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0.11 - -

56 10.1.(22) Pengendalian Tanaman M2 667,170.00 800.00 533,736,000.00 3.87 - 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

JUMLAH 13,784,761,434.87 100.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

MINGGUAN 0.15 0.47 1.65 1.65 1.04 1.04 1.04 1.49 2.96 2.97 5.77 5.78 7.69 7.67 7.67 0.00 7.66 6.52 5.06 5.64 5.64 5.27 2.25 2.20 2.84 1.03 0.35 0.35 0.35 0.35 0.35 0.35 0.35 0.35 0.35 0.35 0.35 0.35 0.35 0.35 0.35 0.35 0.47 0.35 0.35
RENCANA KEMEJUAN PEKERJAAN
KUMULATIF MINGGUAN 0.15 0.62 2.27 3.93 4.96 6.00 7.04 8.53 11.49 14.46 20.23 26.01 33.70 41.37 49.05 49.05 56.71 63.23 68.29 73.93 79.57 84.83 87.09 89.29 92.13 93.15 93.51 93.86 94.22 94.57 94.93 95.28 95.63 95.99 96.34 96.70 97.05 97.41 97.76 98.11 98.47 98.82 99.29 99.65 100

42
Uraian Pekerjaan Pada Program terdiri atas:

a. Mobilisasi

b. Timbunan pilihan dari sumber Galian

c. Lapis Perekat – Aspal Cair/Emulsi

d. Laston lapis Aus Asbuton Butir (AC-WC Asb Butir)

e. Marka Jalan Termoplastik

f. Galian Tanah Untuk saluran air dan lereng untuk pemeliharaan

g. Perbaikan Pasangan Batu Dengan Mortar

h. Perbaikan Lapis Pondasi Agregat Kelas A

i. Perbaikan Campuran Aspal Panas dengan Asbuton

j. Residu Bitumen Untuk Pemeliharaan

k. Pengecetan Kereb Pada Trotoar Atau Median

l. Pembersihan Patok

m. Pembersihan Rambu

n. Pembersihan Drainase Dan Saluran Samping

o. Pengendalian tanaman

3.2 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ini terdapat beberapa tahapan yaitu antara lain

sebagai berikut :

1. Survey pendahuluan, dilakukan untuk lebih mengetahui masalah

dilapangan dan untuk mengidentifikasi secara langsung masalah-masalah

yang dihadapi dilapangan.

43
2. Pengumpulan data, dalam penelitian ini adalah dengan pengamatan

langsung dilapangan dan wawancara dengan pihak yang terkait dalam

pelaksanaan proyek dan mencari data yang berkaitan dengan proyek

seperti :

a. Data Primer : Schedule proyek, RAB, laporan harian/laporan

mingguan sebelum dilakukan percepatan

b. Data Sakunder : Jumlah pekerja dilapangan, data sumber daya alam

yang digunakan (material) dan studi literature diperpustakaan, konsep-

konsep, buku, internet dan lain sebagainya guna memperkuat dan

mendukung studi ini.

3.3 Teknik Analisa Data

1. Dalam penelitian ini dilakukan analisis fast track dan Crash Program

dengan langkah–langkah sebagai berikut :

2. Metode Fast Track

a. Membuat urutan aktivitas dan hubungan yang logis antara aktivitas

yang ada dan cukup realistis untuk dilaksanakan.

b. Menentukan lintasan kritis dengan bantuan Microsoft project

c. Setelah itu dilakukan aktivitas dilintasan kritis dengan program

Microsoft project, selanjutnya dilakukan penjadwalan fast track pada

aktivitas lintasan kritis.

d. Kemudian menentukan waktu yang akan dipercepat dan melakukan

percepatan yang diinginkan untuk mempercepat waktu pelaksanaan.

44
e. Setelah mendapatkan waktu yang tercepat, kemudian melakukan

perbandingan biaya awal dengan biaya setelah fast-track.

3. Metode Crash Program

Tahapan dalam melakukan percepatan crash program adalah sebagai

berikut :

a. Data kemajuan proyek dimasukan dalam progress yang telah

dilaksanakan.

b. Mencari lintasan kritis terpanjang dari progress kemajuan pekerjaan.

c. Melakukan penambahan pekerjaan pada lintasan kritis terpanjang.

d. Melakukan perhitungan.

3.4 Hipotesis Penelitian

1. Terjadi perubahan biaya dan waktu proyek setelah dilakukan durasi waktu

penyelesaian dan nilainya akan berkurang.

45
3.5 Alur Tahapan Penelitian

Mulai

Pengumpulan Data
1. Data Primer
2. Data Sekunder

Studi Awal :
1. Jenis Pekerjaan
2. Durasi
3. Biaya

Menentukan Lintasan Kritis Dengan


Menggunakan Microsoft Project

Analisa Data

Metode Fast Track Metode Crash Program

1. Menentukan 1. Menetukan estimasi


percepatan waktu pada durasi
lintasan kritis 2. Menentukan jam kerja
2. Analisa waktu dan
3. Analisa biaya setelah
biaya setelah di Fast
crash program
Track

Output Metode Output Metode Crash


Fast Track Program

Hasil :
Perbandingan waktu dan biaya antara metode fast
track dan crash program

Selesai

Gambar 3.2 Diagram Alur Penelitian

46
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

Objek studi yang diteliti pada penelitian ini adalah Proyek Preservasi Jalan

Rate-rate Dalam Kota Unaha–Pohara. Proyek ini dilaksanakan oleh PT.RAFIF

PUTRA PERKASA. Proyek ini berdurasi selama 341 hari pertanggal kontrak

proyek 15 Januari sampai 08 november 2021 dengan rencana anggaran biaya

sebesar Rp. 13.784.761.343,87. Proyek Preservasi Jalan Rate-rate Dalam Kota

Unaha–Pohara digunakan sebagai objek studi karena pelaksanaan konstruksi

terjadi keterlambatan sebesar 20.58%.

4.2 Rincian Biaya Proyek

4.2.1 Rincian Biaya Langsung

Biaya langsung (Direct Cost) adalah biaya yang langsung

berhubungan dengan pekerjaan dilapangan. Biaya langsung dapat

diperoleh dengan mengalikan volume suatu pekerjaan dengan harga

satuan (Unit Price) pekerjaan tersebut. Adapun rincian biaya langsung

dapat dilihat pada tabel 4.1

47
Tabel 4.1 Rincian Biaya Langsung

No. Uraian Pekerjaan Jumlah

1. Mobilisasi Rp 42.500.000,00

2. Timbunan pilihan dari sumber Galian Rp 53.291.574,00

3. Lapis Perekat – Aspal Cair/Emulsi Rp 143.100.478,40

4. Laston lapis Aus Asbuton Butir (AC-WC Asb Rp 7.749.547.550,47


Butir)
5. Marka Jalan Termoplastik Rp 955.716.497,28

6. Galian Tanah Untuk saluran air dan lereng untuk Rp 1.507.412,05


pemeliharaan
7. Perbaikan Pasangan Batu Dengan Mortar Rp 5.785.600,00

8. Perbaikan Lapis Pondasi Agregat Kelas A Rp 805.626.135,94

9. Perbaikan Campuran Aspal Panas dengan Asbuton Rp 2.815.686.916,74

10. Residu Bitumen Untuk Pemeliharaan Rp 151.014.910,00

11 Pengecetan Kereb Pada Trotoar Atau Median Rp 97.328.840,00

12. Pembersihan Patok Rp 4.000.000,00

13. Pembersihan Rambu Rp 6.200.000,00

14. Pembersihan Drainase Dan Saluran Samping Rp 358.549.520,00

15. Pengendalian tanaman Rp 533.736.000,00

Total pekerjaan real Rp 13.723.591.434,88


PPN 10% Rp 1.372.359.143,488

Keuntungan Rp 61.169.999,99
Total biaya Rp 15.163.237.000,00
Biaya tidak langsung Rp 1.433.529.143,48
Total cost Rp 14.365.536.399,6
Penghematan biaya Rp 797.700.600,4
Sumber :Data Sakunder 2021
4.2.2 Rincian Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)

48
Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak langsung

berhubungan dengan proyek dilapangan, tetapi harus ada dan tidak

dilepaskan dari proyek tersebut. Biaya tidak langsung meliputi : biaya

overhead, biaya tak terduga dan keuntungan/profit yang dimasukan pada

biaya proyek keseluruhan. Biaya tidak langsung pada proyek Preservasi

Jalan Rate-rate Dalam Kota Unaha–Pohara

Biaya tidak langsung

= Keuntungan + PPN 10% dari biaya total proyek

= Rp 61.169.999,99 + Rp 1.372.359.143,488

=Rp 1.433.529.143,48

4.3 Penyusunan Jaringan Kerja

Data yang diperlukan dalam menyusun jaringan kerja adalah time schedule.

Susuna pekerjaan diketahui dari time schedule lalu dimasukan sebagai input data

pada program Microsoft Project 2016. Adapun langkah–langkah dalam

penyusunan jaringan kerja pada program Microsoft Project 2016 adalah sebagi

berikut :

a. Menyusun item–item sesuai urutanya

b. Menentukan durasi dari masing–masing item pekerjaan

c. Menyusun predecessor ketergantungan antara kegiatan–kegiatan yang

mengikuti pada masing–masing aktivitas. Dengan disusunya predecessor

maka secara otomatis program akan membentuk diagram preseden.

Keunggulan dari program Microsoft Word 2016 ini adalah dapat

mengelolah data berupa jenis pekerjaan sampai dengan 1000 item pekerjaan.

49
Dapat melakukan penjadwalan secara efektif dan efisien, karena ditunjang

dengan informasi alokasi waktu yang dibutuhkan untuk setiap proses, serta

kebutuhan sumber daya untuk setiap proses sepanjang waktu. Mudah

dilakukan modifikasi, jika ingin dilakukan rescheduling.

Dari Analisa data, hanya beberapa item pekerjaan dari schedule yang akan

dimasukkan kedalam biaya langsung (dapat dilihat pada tabel 4.1). Karena

pekerjaan yang mempengaruhi proses, terdapat pada pekerjaan yang termasuk

dalam biaya langsung dan apabila terjadi hambatan pada jalannya pekerjaan

maka mempengaruhi jalannya pekerjaan yang lain. Untuk menentukan

lintasan kritis, digunakan program bantu microsoft project. Microsoft project

sebuah aplikasi untuk mengelola suatu proyek. Microsoft project merupakan

sistem perencanaan yang dapat membantu dalam menyusun penjadwalan

suatu proyek atau rangkaian pekerjaan, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2 Penjadwalan Proyek


No. UraianPekerjaan Duration Start Finish

1. Mobilisasi 105 days Mon Fri 6/18/21

50
1/25/21
2. Timbunan Pilihan Dari Sumber 28 days Teu 6/15/21 Thu
Pilihan 7/22/21
3. Lapis Perekat – Aspal 91 days Mon Mon
Cair/Emulsi 3/22/21 7/26/21
4. Laston lapis Aus Asbuton Butir 91 days Mon Mon
(AC-WC Asb Butir) 3/22/21 7/26/21
5. Marka Jalan Termoplastik 42 days Tue 6/15/21 Wed
8/11/21
6. Galian Tanah Untuk saluran air 84 days Mon 1/2/21 Thu
dan lereng untuk pemeliharaan 5/27/21
7. Perbaikan Pasangan Batu Dengan 28 days Thu 4/8/21 Mon
Mortar 5/17/21
8. Perbaikan Lapis Pondasi Agregat 301 days Mon 2/1/21 Mon
Kelas A 3/28/22
9. Perbaikan Campuran Aspal Panas 301 days Mon 2/1/21 Mon
dengan Asbuton 3/28/22
10. Residu Bitumen Untuk 63 days Thu 4/22/21 Mon
Pemeliharaan 7/19/21
11. Pengecetan Kereb Pada Trotoar 168 days Mon 2/1/21 Wed
Atau Median 9/22/21
12. Pembersihan Patok 14 days Mon Thu 4/8/21
3/22/21
13. Pembersihan Rambu 77 days Mon 2/1/21 Tue 5/18/21

14. Pembersihan Drainase Dan 84 days Mon 2/1/21 Thu


Saluran Samping 5/27/21
15. Pengendalian tanaman 301 days Mon 2/1/21 Mon
3/28/21

Berdasarkan analisa di atas, dapat ditentukan jalur kritis pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Kegiatan Kritis


No Nama Pekerjaan Durasi Volume Satuan
. (Hari)
1. Perbaikan lapis pondasi 301 1.557,05 m3
agregat kelas A

2. Perbaikan campuran aspal 301 1.005,40 m3


panas dengan asbuton

3. Pengendalian Tanaman 301 667.170,00 m2

Sumber : Hasil Pengelolahan Data 2021

51
Untuk durasi pekerjaan, dapat dilihat dari tabel schedule berdasarkan

awal dimulainya pekerjaan sampai batas akhir selesai yang telah ditentukan.

Sehingga beberapa item pekerjaan didapatkan 3 (tiga) jalur kritis yang

memiliki durasi waktu terpanjang dari pekerjaan lainnya.

Pada item pekerjaan yang berada pada lintasan kritis tidak diperbolehkan

kegiatan tersebut menggalami keterlambatan karena kegiatan tersebut dapat

mempenggaruhi waktu penyelesaian proyek. Maka dari itu, pada lintasan

kritis tersebut dapat dilakukan percepatan guna memastikan proyek selesai

lebih awal atau tepat pada waktunya.

4.4 Analisis Dengan Metode Fast Track

Didalam menganalisa dengan menggunakan metode fast track ada dua

tinjauan yang dikhususkan menghitung waktu dan durasi dan biaya optimum pada

pelaksanaan proyek. Durasi waktu yang dilihat dari Microsoft project 2016

sebelum dilakukan percepatan adalah 427 hari.

4.4.1 Menghitung Waktu/Durasi dengan Metode Fast Track Pada Penjadwalan

Pada penjadwalan kontrak diketahui bahwa durasi proyek adalah

341 hari pertanggal kontrak proyek 15 Januari sampai 08 november

2021. Dari penjadwalan tersebut selanjutnya dianalisis dengan laporan

harian dan bantuan Microsoft Project 2016 sehingga diketahui aktivitas–

aktivitas pada lintasan kritis seperti pada tabel 4.1 setelah itu aktivitas–

aktivitas pada lintasan kritis dapat dimodifikasi dengan menggunakan

ketentuan–ketentuan metode fast track (Tjaturono,2004)

52
Adapun contoh penerapan ketentuan–ketentuan metode fast track

pada lintasan kritis dapat ditulis sebagai berikut :

Tabel 4.3 Contoh Aktivitas Kritis Untuk dilakukan Fast Track

No Nama Pekerjaan Durasi Volume Satuan


. (Hari)
1. Perbaikan lapis pondasi 301 1.557,05 m3
agregat kelas A

2. Perbaikan campuran aspal 301 1.005,40 m3


panas dengan asbuton

3. Pengendalian Tanaman 301 667.170,00 m2

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2021

a. Pada ketentuan metode fast track, item pekerjaan yang dilihat

hanya yang berada dalam lintasan kritis

b. Durasi dipercepat selayaknya kurang dari 50%

(Tjaturono, 2004)

Tabel 4.4 Percepatan Durasi Sebesar 50%

No Nama Pekerjaan Durasi Durasi dipercepat


. (Hari)
1. Perbaikan lapis pondasi 301 151
agregat kelas A

2. Perbaikan campuran aspal 301 151


panas dengan asbuton

3. Pengendalian Tanaman 301 151

Sumber :Hasil Pengolahan Data 2021

53
Tabel 4.5 Percepatan Durasi Kurang Dari 50%
No Nama Pekerjaan Durasi Durasi dipercepat
. (Hari)
1. Perbaikan lapis pondasi 301 135
agregat kelas A

2. Perbaikan campuran aspal 301 135


panas dengan asbuton

3. Pengendalian Tanaman 301 135

Sumber :Hasil Pengolahan Data

Biaya Tidak Langsung = (Biaya Tidak Langsung Normal : Durasi

Normal) x Durasi Baru

= (1.433.529.143,48 : 903) x 405

= Rp 642.944.964,684

Total Cost = Biaya langsung + Biaya Tidak Langsung

=Rp 13.723.591.434,88 + Rp 642.944.964,684

= Rp 14.365.536.399,6

Penghematan Biaya = Biaya awal – Total Biaya Percepatan

= Rp 15.163.237.000,00 – Rp 14.365.536.399,6

= Rp 797.700.600,4

Presentase = Total Biaya Proyek Awal – Total Setelah Percepatan x 100%


Total Biaya Proyek Awal

= Rp 15.163.237.000,00 – Rp 14.365.536.399,6 x100 %

Rp 15.163.237.000,00

= 5,26%

Dari rincian biaya diatas dapat disimpulkan bahwa telah terjadi

penghematan biaya sebesar Rp 797.700.600,4 atau 5,26% dari

54
keseluruhan biaya proyek. Hubungan antara biaya dengan durasi

diasumsikan merata pada penghematan durasi sekitar 166 hari yaitu

dari 341 hari menjadi 135 hari.

4.5 Metode Crash Program

Perhitungan crash program pada proyek preservasi jalan ini, penambahan jam

lembur yang diterapkan dari perusahaan jam yaitu penambahan jam lembur

selama 1 jam, 3 jam, dan 5 jam.

Tabel 4.6 Jalur Kritis

No Nama Pekerjaan Durasi Volume Satuan


. (Hari)
1. Perbaikan lapis pondasi 301 1.557,05 m3
agregat kelas A

2. Perbaikan campuran aspal 301 1.005,40 m3


panas dengan asbuton

3. Pengendalian Tanaman 301 667.170,00 m2

Berikut merupakan perhitungan menggunakan what if analysis pada proyek

Preservasi Jalan Rate-Rate Dalam Kota Unaha–Pohara adalah sebagai berikut:

a. Jalur Kritis 1

1) Produktivitas Harian = Volume = 1.557,05 = 5,172

Durasi normal 301

2) Produktivitas Tiap Jam = Produktivitas Harian

8 Jam Kerja

= 5,172

= 0,6465

55
3) Produktivias Harian Sesudah Crash

a = lama penambahan jam kerja

b = koefisien penurunan produktivitas penambahan jam kerja

= (8 jam x produktivitas tiap jam) + (a x b x produktivitas tiap jam)

4) Crash 1 Jam = (8 jam x 0,6465) + (1 x 0,1 x 0,6465) = 5,2366

Crash 3 Jam = (8 jam x 0,6465) + (3 x 0,3 x 0,6465) = 5,75385

Crash 5 Jam = (8 jam x 0,6465) + (5 x 0,5 x 0,6465) = 6,78825

5) Crash Duration = Volume

Produktivitas Harian Sesuai Crash

= 1.557,05 = 297 (crash 1 jam)

5,2366

= 1.557,05 = 270 (crash 3 jam)

5,75385

= 1.557,05 = 229 (crash 5 jam)

6,78825

Keterangan:

a) Setelah dilakukan perhitungan diatas, maka crash duration jika

ditambahkan jam lembur 1 jam/hari maka menjadi 297 hari.

b) Setelah dilakukan perhitungan diatas, maka crash duration jika

ditambahkan jam lembur 3 jam/hari maka menjadi 270 hari.

c) Setelah dilakukan perhitungan diatas, maka crash duration jika

ditambahkan jam lembur 5 jam/hari maka menjadi 229 hari.

56
6) Crash Cost Pekerja Perhari Tenaga Kerja

N = jumlah penambahan jam kerja

Biaya Lembur 1 Jam = Rp. 17.000,00,-

Crash 1 Jam = Normal Cost Pekerja + (n x Biaya Lembur Perjam)

= 805.626.135,94 + (1 x 17.000,00) = 805.643.135,94

Crash 3 Jam = Normal Cost Pekerja + (n x Biaya Lembur Perjam)

= 805.626.135,94 + (3 x 17.000,00) = 805.677.135,94

Crash 5 Jam = Normal Cost Pekerja + (n x Biaya Lembur Perjam)

= 805.626.135,94 + (5 x 17.000,00) = 805.711.135,94

7) Cost Slope = Crash Cost – Normal Cost

Normal Duration – Crash Duration

Crash 1 Jam = 805.643.135,94 – 805.626.135,94 = 4.644,80


301 – 297

Crash 3 Jam = 805.677.135,94 – 805.626.135,94 = 1.678,18


301 – 270

Crash 5 Jam = 805.711.135,94 – 805.626.135,94 = 1.186,65


301– 229

Jadi, setelah dilakukan perhitungan cost slope penambahan waktu lembur

perhari maka menambah cost sebesar masing-masing yang terdapat pada

perhitungan di atas.

57
b. Jalur Kritis 2

1) Produktivitas Harian = Volume = 1.005,40 = 3,34

Durasi normal 301

2) Produktivitas Tiap Jam = Produktivitas Harian

8 Jam Kerja

= 3,34

= 0,4175

3) Produktivias Harian Sesudah Crash

a = lama penambahan jam kerja

b = koefisien penurunan produktivitas penambahan jam kerja

= (8 jam x produktivitas tiap jam) + (a x b x produktivitas tiap jam)

4) Crash 1 Jam = (8 jam x 0,4175) + (1 x 0,1 x 0,4175) = 3,38175

Crash 3 Jam = (8 jam x 0,4175) + (3 x 0,3 x 0,4175) = 3,71575

Crash 5 Jam = (8 jam x 0,4175) + (5 x 0,5 x 0,4175) = 4,38375

5) Crash Duration = Volume

Produktivitas Harian Sesuai Crash

= 1.005,40 = 297 (crash 1 jam)

3,38175

= 1.005,40 = 270 (crash 3 jam)

3,71575

= 1.005,40 = 229 (crash 5 jam)

4,38375

58
Keterangan:

a) Setelah dilakukan perhitungan diatas, maka crash duration jika

ditambahkan jam lembur 1 jam/hari maka menjadi 297 hari.

b) Setelah dilakukan perhitungan diatas, maka crash duration jika

ditambahkan jam lembur 3 jam/hari maka menjadi 270 hari.

c) Setelah dilakukan perhitungan diatas, maka crash duration jika

ditambahkan jam lembur 5 jam/hari maka menjadi 229 hari.

6) Crash Cost Pekerja Perhari Tenaga Kerja

N = jumlah penambahan jam kerja

Biaya Lembur 1 Jam = Rp. 17.000,00,-

Crash 1 Jam = Normal Cost Pekerja + (n x Biaya Lembur Perjam)

= 2.815.686.916,74 + (1 x 17.000,00) = 2.815.703.916,74

Crash 3 Jam = Normal Cost Pekerja + (n x Biaya Lembur Perjam)

= 2.815.686.916,74 + (3 x 17.000,00) = 2.815.737.916,74

Crash 5 Jam = Normal Cost Pekerja + (n x Biaya Lembur Perjam)

= 2.815.686.916,74 + (5 x 17.000,00) = 2.815.771.916,74

7) Cost Slope = Crash Cost – Normal Cost

Normal Duration – Crash Duration

Crash 1 Jam = 2.815.703.916,74 – 2.815.686.916,74 = 4.594,59


301 – 297

Crash 3 Jam = 2.815.737.916,74 – 2.815.686.916,74 = 1.676,53


301 – 270

Crash 5 Jam = 2.815.771.916,74 – 2.815.686.916,74 = 84.928,35


301 – 229

59
Jadi, setelah dilakukan perhitungan cost slope penambahan waktu lembur

perhari maka menambah cost sebesar masing-masing yang terdapat pada

perhitungan di atas.

c. Jalur Kritis 3

1) Produktivitas Harian = Volume = 667.170,00 = 2.216,51

Durasi normal 301

2) Produktivitas Tiap Jam = Produktivitas Harian

8 Jam Kerja

= 2.216,51

= 277,063

3) Produktivias Harian Sesudah Crash

a = lama penambahan jam kerja

b = koefisien penurunan produktivitas penambahan jam kerja

= (8 jam x produktivitas tiap jam) + (a x b x produktivitas tiap jam)

4) Crash 1 Jam = (8 jam x 277,063) + (1 x 0,1 x 277,063) = 2.244,2163

Crash 3 Jam = (8 jam x 277,063) + (3 x 0,3 x 277,063) = 2.465.8667

Crash 5 Jam = (8 jam x 277,063) + (5 x 0,5 x 277,063) = 2.909,1675

60
5) Crash Duration = Volume

Produktivitas Harian Sesuai Crash

= 667.170,00 = 297 (crash 1 jam)

2.244,2163

= 667.170,00 = 270 (crash 3 jam)

2.465.8667

= 667.170,00 = 229 (crash 5 jam)

2.909,1675

Keterangan:

a) Setelah dilakukan perhitungan diatas, maka crash duration jika

ditambahkan jam lembur 1 jam/hari maka menjadi 297 hari.

b) Setelah dilakukan perhitungan diatas, maka crash duration jika

ditambahkan jam lembur 3 jam/hari maka menjadi 270 hari.

c) Setelah dilakukan perhitungan diatas, maka crash duration jika

ditambahkan jam lembur 5 jam/hari maka menjadi 229 hari.

6) Crash Cost Pekerja Perhari Tenaga Kerja

N = jumlah penambahan jam kerja

Biaya Lembur 1 Jam = Rp. 17.000,00,-

Crash 1 Jam = Normal Cost Pekerja + (n x Biaya Lembur Perjam)

= 533.736.000,00 + (1 x 17.000,00) = 533.753.000

Crash 3 Jam = Normal Cost Pekerja + (n x Biaya Lembur Perjam)

= 533.736.000,00 + (3 x 17.000,00) = 533.787.000

61
Crash 5 Jam = Normal Cost Pekerja + (n x Biaya Lembur Perjam)

= 533.736.000,00 + (5 x 17.000,00) = 533.821.000

7) Cost Slope = Crash Cost – Normal Cost

Normal Duration – Crash Duration

Crash 1 Jam = 533.753.000 – 533.736.000,00 = 4.569,89


301– 297

Crash 3 Jam = 533.787.000 – 533.736.000,00 = 1.675,42


301 – 270

Crash 5 Jam = 533.821.000 – 533.736.000,00 = 1.185,99


301 – 229

Jadi, setelah dilakukan perhitungan cost slope penambahan waktu lembur

perhari maka menambah cost sebesar masing-masing yang terdapat pada

perhitungan di atas.

Berikut merupakan hasil rekapitulasi hasil crashing duration dari setiap

jalur kritis yang terjadi pada proyek Preservasi Jalan Rate-rate Dalam Kota

Unaha–Pohara:

Tabel 4.7 Hasil Crash Duration

No Keterangan Normal Crash Crash Crash


. Durasi 1 Jam 3 Jam 5 Jam
(Hari) (Hari) (Hari) (Hari)
1. Jalur Kritis 1 301 297 270 229
2. Jalur Kritis 2 301 297 270 229
3. Jalur Kritis 3 301 297 270 229

Hasil dari perhitungan dengan menggunakan crash program pada proyek

Preservasi Jalan Rate-rate Dalam Kota Unaha–Pohara dapat selesai dalam waktu

normal 301 hari dengan penambahan jam kerja lembur selama 1 jam/hari proyek

Preservasi Jalan Rate-rate Dalam Kota Unaha–Pohara akan selesai menjadi 297

62
hari, penambahan kerja lembur selama 3 jam/hari proyek Preservasi Jalan Rate-

rate Dalam Kota Unaha–Pohara akan selesai menjadi 270 hari, dan penambahan

kerja lembur selama 5 jam/hari proyek Preservasi Jalan Rate-rate Dalam Kota

Unaha–Pohara selesai menjadi 229 hari.

Berikut merupakan hasil rekapitulasi biaya penambahan jam kerja dari

setiap jalur kritis yang terjadi pada proyek Preservasi Jalan Rate-rate Dalam Kota

Unaha–Pohara :

Tabel 4.8 Hasil Biaya Penambahan Jam Kerja

No. Keterangan Biaya Normal Biaya Crash Biaya Crash Biaya Crash
(Rp) 1 Jam 3 Jam 5 Jam
(Rp) (Rp) (Rp)
1. Jalur Kritis 1 805.626.135,94 805.643.135,94 805.677.135,94 805.711.135,94
2. Jalur Kritis 2 2.815.686.916,74 2.815.703.916,74 2.815.737.916,74 2.815.771.916,74
3. Jalur Kritis 3 533.736.000,00 533.753.000 533.787.000 533.821.000
Jumlah Cost Jalur 4.155.049.052,68 4.155.100.052,68 4.155.202.052,68 4.155.304.052,68

Kritis
Dari hasil perhitungan biaya penambahan jam kerja pada proyek

Preservasi Jalan Rate-rate Dalam Kota Unaha–Pohara, penambahan jam lembur

kerja selama 1 jam, 3 jam, dan 5 jam akan menambah biaya disetiap harinya,

dengan jumlah biaya normal Rp. 4.155.049.052,68 , jika di crash selama 1 jam

akan menambah biaya sebesar Rp. 4.155.100.052,68, jika di crash selama 3 jam

akan menambah biaya sebesar Rp. 4.155.202.052,68, dan jika di crash selama 5

jam akan menambah biaya sebesar Rp. 4.155.304.052,68.

63
Berikut merupakan hasil rekapitulasi cost slope penambahan jam kerja dari setiap jalur kritis yang terjadi pada proyek Preservasi

Jalan Rate-rate Dalam Kota Unaha–Pohara :

Tabel 4.9Hasil Cost Slope Penambahan Jam Kerja


No. Keterangan Waktu Waktu Penyelesaian Setelah Crash Biaya Normal Biaya Tambahan (Rp) Cost slope
normal Proyek (Rp)
Crash 1 Crash 3 Crash 5 Crash 1 Crash Crash Crash 1 Jam Crash 3 Crash 5
Jam Jam Jam Jam 3 Jam 5 Jam Jam Jam
1. Jalur Kritis 1 301 297 270 229 805.626.135,94 805.643. 805.67 805.7 4.644,80 1.678,18 1.186,65
135,94 7.135,9 11.13
4 5,94
2. Jalur Kritis 2 301 297 270 229 2.815.686.916,74 2.815.70 2.815.7 2.815. 4.594,59 1.676,53 84.928,3
3.916,74 37.916, 771.9 5
74 16,74
3. Jalur Kritis 3 301 297 270 229 533.736.000,00 533.753. 533.78 533.8 4.569,89 1.675,42 1.185,99
000 7.000 21.00
0

64
Jalur kritis pada proyek pembangunan jembatan Kaligawe Semarang, alternatif

penambahan jam kerja pada kegiatan :

 Jalur Kritis 1 dengan penambahan waktu 1 jam/hari proyek dapat

diselesaikan selama 297 hari atau dapat dipercepat 4 hari dengan besar

cost slope sebesar Rp. 4.644,80/hari, penambahan waktu 3 jam/hari

proyek dapat diselesaikan selama 270 hari atau dapat dipercepat 27 hari

dengan besar cost slope sebesar Rp. 1.678,18/hari, dan penambahan waktu

5 jam/hari proyek dapat diselesaikan selama 229 hari atau dapat dipercepat

68 hari dengan besar cost slope sebesar Rp. 1.186,65 /hari.

 Jalur Kritis 2 dengan penambahan waktu 1 jam/hari proyek dapat

diselesaikan selama 297 hari atau dapat dipercepat 4 hari dengan besar

cost slope sebesar Rp. 4.594,59/hari, penambahan waktu 3 jam/hari proyek

dapat diselesaikan selama 270 hari atau dapat dipercepat 27 hari dengan

besar cost slope sebesar Rp. 1.676,53/hari dan 5 jam/hari proyek dapat

diselesaikan selama 229 hari atau dapat dipercepat 68 hari dengan besar

cost slope sebesar Rp. 84.928,35 /hari.

 Jalur Kritis 3 dengan penambahan waktu 1 jam/hari proyek dapat

diselesaikan selama 297 hari atau dapat dipercepat 4 hari dengan besar

cost slope sebesar Rp. 4.569,89/hari, penambahan waktu 3 jam/hari proyek

dapat diselesaikan selama 270 hari atau dapat dipercepat 27 hari dengan

besar cost slope sebesar Rp. 1.675,42/hari dan 5 jam/hari proyek dapat

diselesaikan selama 229 hari atau dapat dipercepat 68 hari dengan besar

cost slope sebesar Rp. 1.185,99/hari.

65
4.6 Pembahasan

Proyek Preservasi Jalan Rate-Rrate Dalam Kota Unaha–Pohara Kabupaten

Konawe ,dengan No. Kontrak HK.02.01-Bp-Sultra/PJNW II Sultra/PPK 2.4/60

dengan masa pengerjaan dari Bulan Januari 2021 sampai Bulan Desember 2021.

dengan anggaran sebesar Rp 15.163.237.000,00 Pada pekerjaan sampai bulan Juli

2018 bobot tercapai 20.58% dari rencana 26.13% sehingga terjadi keterlambatan

5.55%. keterlambatan tersebut dikarenakan ada beberapa kendala diantaranya :

1. Pengambilan material aspal yang cukup jauh dari lokasi proyek di

karenakan alat asphalt mixing plant tidak berfungsi dengan baik (rusak)

2. Alat berat lainya biasa menggalami kerusakan sehingga memerlukan

waktu untuk mendatangkan alat berat yang yang baru ke lokasi proyek

3. Pekerjaan tidak sesuai schedule proyek akibat cuaca buruk (hujan)

Sehingga untuk meminimalisir keterlambatan maka dilakukan percepatan

pekerjaan pada jalur kritis setelah data loporan diinput pada Microsoft project

2016. Sebelum dilakukan percepatan durasi proyek 341 hari,percepatan dilakukan

dengan dua metode yaitu metode fast track dan metode crash program. Dalam

metode ini memiliki ketentuan ketentuan seperti durasi percepatan <50 %. Pada

metode fast track dengan durasi normal 301 hari di percepat menjadi 135 hari

(<50 %). Setelah total perhitungan percepatan durasi pada jalur kritis

menggunakan metode fast track dapat menghemat biaya sebesar Rp

797.700.600,4 atau 5,26%

Untuk durasi waktu dengan menggunakan metode crash program dengan

alternative penambahan tenaga kerja memungkinkan karena daya tampung

66
tempat/lokasi dapat menempung jumlah tenaga kerja, dangan lokasi yang luas

kemudahan dalam melaksanakan pekerjaan. Pada alternatif ini kegiatan dilintasan

kritis dipercepat dengan asumsi penambahan sebesar 20% dari tenaga kerja

normal. Setelah perhitungan crash duration dan cost slope maka pada percepatan

dengan alternatif penambahan jam kerja berkurang.

67
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini, dilakukan dengan 2 (dua) metode

yaitu metode fast track dan metode crash program. Sehingga dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Pada proses percepatan durasi proyek tidak dapat dilakukan untuk

kegiatan yang tidak berada pada jalur kritis.

2. Optimalisasi biaya dan waktu proyek saat dilakukan percepatan pekerjaan

dengan menggunakan metode fast track sehingga memperpendek waktu

341 (tiga ratus empat puluh satu) hari dengan penghematan biaya Rp

797.700.600,4,-. Sedangkan dengan metode crash program menggunakan

penambahan jam kerja dengan tiga alternative yaitu 1, 3 dan 5 jam kerja.

3. Sebelum dilakukan percepatan durasi yang diperlukan 341 hari dengan

biaya Rp 15.163.237.000,00. Pada percepatan dengan metode fast track

durasi yang diperlukan 301 hari dengan biaya Rp 13.723.591.434,88,-.

dengan durasi normal sebanyak 135 hari dengan biaya Rp 797.700.600,4

4. Dari hasil pengolahan data menggunakan metode what if analysis pada

metode didapatkan hasil perhitungan percepatan durasi kegiatan, total

jam orang dan penambahan jumlah pekerja. Sehingga proyek dapat

terselesaikan secara tepat waktu.

5. Dari hasil perhitungan menggunakan software microsoft project 2016

disajikan berupa gannt chart.

68
6. Jika dibandingkan dengan menggunakan kurva S, metode crashing

program lebih valid untuk mempercepat durasi pengerjaan proyek.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan pada jalur kritis perlu diberi perhatian dan pengawasan khusus

untuk menggurangi resiko keterlambatan proyek.

2. Untuk penelitian selanjutnya pemilihan alternatif sebaiknya di sesuaikan

dengan kondisi lingkungan dan sumber daya yang ada

3. Untuk penelitian selanjutnya melakukan perluasan penelitian dengan

meneliti resiko- resiko akibat dari metode fast track dan metode crash

program.

69

Anda mungkin juga menyukai