Anda di halaman 1dari 6

Makalah

ANALISIS INTRUMEN TES (KUALITATAIF) ANALITIS TEORITIS


ATAU RASIONAL

Di ajukan Untuk Memenuhi salah satu persyaratan tugas kelompok pada mata
kuliah

Evaluasi Pendidikan

Disusun oleh

Kelompok : 4

Aqlima Zahara NPM (19010110712)

Laila Rahma NPM (19010110730)

Nanda Maryanti NPM (19010110733)

Sakinah B NPM (19010110745)

Dosen Pengampu : Chairun Nisa, M.Pd

JURUSAN TARBIYAH

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TAKENGON

TAHUN AJARAN 2020 -2021


Kata pengantar

Assalamualaikum wr, wb

Puji dan syukur kehadiran Allah SWT, karena berkat nikmat, hidayat dan
karunia-nya makalah ini dapat di baca oleh pembaca yang budiman.

Shalawat beserta samal di hanturkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta


keluarga dan sahabatnya yang setia mengorbankan jiwa raga dan lainnya untuk
mnegakkan syariat islam, yang berpengaruh dan mamfaatnta hingga kini masih
terasa.

Makalah ini berada di hadapan pembaca ini membahas mengenai


“ANALISIS INTRUMEN TES (KUALITATAIF) ANALITIS TEORITIS
ATAU RASIONAL

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih banyak memiliki kekurangan,


baik dari segi isinya, analisi, dan lainya. Untuk ini saran, kritik, dan perbaikan dari
pembaca dengan senang hati akan penulis ucapan terima kasih

Wassalamu’alaikum wr.wb.
BAB I

PEMBAHASAN

A. Pengertian Analisis
Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk
mengetahui keadaan yang sebenarnya.1

Menurut Dwi Prastowo analisis diartikan sebagai penguraian suatu


pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri, serta
hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan
pemahaman arti keseluruhan.2

Menurut Wiradi analisis merupakan sebuah aktivitas yang memuat


kegiatan memilah, mengurai, membedakan sesuatu untuk digolongkan dan
dikelompokkan menurut kriteria tertentu lalu dicari taksiran makna dan
kaitannya.3

Menurut Komaruddin (2001:53) Pengertian analisis adalah kegiatan


berpikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen
sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen, hubungannya satu sama
lain dan fungsi masing-masing dalam satu keseluruhan yang terpadu.

Menurut Harahap dalam (Azwar, 2019) Pengertian analisis adalah


memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi unit terkecil.

Pengertian analisis yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan


bahwa analisis adalah bukan hanya sekedar penelusuran atau
penyelelidikan, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara
sungguh-sunggguh dengan menggunakan pemikiran yang kritis untuk
memperoleh kesimpulan dari apa yang ditaksir.

B. PengertianTeori pilihan rasional


'Teori pilihan rasional, kadang disebut teori pilihan atau teori
tindakan rasional, adalah kerangka pemikiran untuk memahami dan
merancang model perilaku sosial dan ekonomi. Asumsi dasar teori pilihan
rasional adalah seluruh perilaku sosial disebabkan oleh perilaku individu

1
Aplikasi KBBI Offline 1.3.
2
Aris Kurniawan, 13 Pengertian Analisis Menurut Para Ahli, Tersedia:
http://www.gurupendidikan.com/13-pengertian-analisis-menurut-para-ahli-didunia/, Diakses
Pada Tanggal 6 April 2016.
3
Ibid.
yang masing-masing membuat keputusannya sendiri. Teori ini berfokus
pada penentu pilihan individu (individualisme metodologis).

Teori pilihan rasional juga berasumsi bahwa seseorang memiliki


preferensi di antara beberapa pilihan alternatif yang memungkinkan orang
tersebut menyatakan pilihan yang diinginkannya. Preferensi tersebut
dianggap lengkap (orang tersebut selalu dapat menentukan alternatif yang
mereka inginkan atau tak ada alternatif yang diinginkan) dan transitif
(apabila pilihan A lebih diinginkan daripada pilihan B dan pilihan B lebih
diinginkan daripada pilihan C, maka A lebih diinginkan daripada C). Agen
rasional kemudian mempertimbangkan informasi yang ada, kemungkinan
peristiwa, dan potensi biaya dan keuntungan dari menentukan pilihan, dan
bertindak konsisten dalam memilih tindakan terbaik.

Rasionalitas sering dijadikan asumsi perilaku individu dalam model


dan analisis ekonomi mikro dan muncul di hampir semua penjelasan
pembuatan keputusan manusia yang ada di buku pelajaran ekonomi.
Rasionalitas juga penting bagi ilmu politik modern sosiologi, dan filsafat.
Versi turunan dari rasionalitas adalah rasionalitas instrumental yang
meliputi pencarian cara paling hemat biaya untuk meraih tujuan tertentu
tanpa melihat berharga atau tidaknya tujuan tersebut. Gary Becker adalah
salah satu pendukung penerapan model perilaku rasional secara luas.
Becker dianugerahi Hadiah Nobel Ekonomi tahun 1992 atas penelitiannya
tentang diskriminasi, kejahatan, dan modal manusia.

C. Konsep Teori Pilihan Rasional


Boudon (2009) mengatakan bahwa teori pilihan rasional
menekankan pentingnya kata “rasional” dimana kata ini bermakna bahwa
perilaku merupakan proses koginisi yang harus dapat dijelaskan. Selain itu
teori ini juga dijelaskan menggunakan istilah “utilitymaximizingapproach”
berupa konsep bahwa seseorang akan melakukan pilihan yang sangat
menguntungkan bagi dirinya. Konsep utilitymaximizingapproach mungkin
bisa dilihat kesamaannya dengan teori pilihan rasional dari eksperimen
Neumann (1959) yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan “seberapa
banyak pemain harus bermain untuk mendapat keuntungan
maksimal?”.Konsep Teori Pilihan Rasional secara teoritik bisa sangat kuat
namun ketika menjelaskan fenomena sosial menjadi sangat lemah
(Boudon, 2009). Pada saat memprediksi kemungkinan munculnya perilaku
seseorang bisa jadi teori ini sangat bermakna sehingga survey-survey
menjelang pemilihan umum menjadi sumber yang dianggap paling
dipercaya untuk menjelaskan kemungkinan siapa yang akan dipilih oleh
responden. Namun jika terjadi fenomena, sebagaimana ketidak-sesuaian
hasil survey dalam contoh diawal maka teori ini sangat lemah dalam
menjelaskan fenomena tersebut.Namun demikian, hal ini tidak
menghambat penggunaan teori ini dalam berbagaiaplikasinya terutama
dalam psikologi politik, psikologi konsumen, dan psikologi moral.

Secara konseptual, teori ini masih merupakan teori yang baik dalam
memprediksi perilaku seseorang dalam situasi tertentu. Kajian politik,
terutama tentang perilaku pemilih masih sangat membutuhkan teori pilihan
rasional dalam memprediksi perilaku pemilih, begitu juga psikologi
konsumen yang membutuhkan prediksi bagaimana konsumen memilih
produk tertentu, begitu juga psikologi moral yang membutuhkan teori ini
untuk memprediksi apakah seseorang akan melakukan perilaku
berdasarkan nilai moral tertentu.

  Adapun kajian tentang pilihan rasional memiliki dua prinsip utama,


yaitu dominasi dan invariasi. Hal itu dijelaskan oleh Kahneman&Tversky
(1984: 343) sebagai berikut:
Konsep dominasi menunjukkan bahwa sesuatu (A) dipilih dari yang
lain (B) karena sesuatu tersebut (A) memiliki keunggulan dari yang lain
(B). Namun demikian, keunggulan tersebut tidak harus pada segala aspek
namun setidaknya sesuatu yang dipilih (A) memiliki salah satu aspek yang
lebih unggul daripada yang lain (B). Prinsip ini menunjukkan bahwa
pilihan tersebut akan sangat tergantung dari keuntungan yang akan
diperoleh.

Konsep invariasi menunjukkan bahwa preferensi/ minat dari pemilih


terhadap pilihan yang tersedia tidak tergantung pada cara pilihan tersebut
digambarkan.

Dengan demikian, konsep pilihan rasional mengatakan bahwa


pilihan akan rasional apabila tidak dipengaruhi oleh cara menggambarkan
pilihan yang tersedia baik A maupun B seharusnya digambarkan secara
setara. Dengan demikian, seseorang akan memiliki pilihan yang rasional
jika A dan B dijelaskan secara nertalu
BAB II

PENUTUP

 Kesimpulan.
Penjelasan Boudon (2009) mengenai Teori Pilihan Rasional yang secara
teoritik bisa sangat kuat namun sangat lemah saat menjelaskan fenomena sosial
mungkin bisa dijadikan kalimat yang penting dalam menyimpulkan teori ini.
Peran emosi yang terabaikan dalam teori pilihan rasional menjadi salah satu
alasan mendasar teori ini tidak cukup mampu dalam menjelaskan berbagai
fenomena sosial. 
Namun demikian, beberapa fenomena politik, ekonomi, dan moral juga
berhasil dijelaskan dengan baik menggunakan teori pilihan rasional.Dengan
demikian penggunaan teori ini sebagai dasar untuk menganalisa perilaku sosial
perlu sangat hati-hati. Terlebih jika kita memperhatikan prinsip dari teori ini yang
mengharuskan tiap pilihan dipresentasikan secara setara atau sama. Asumsi ini
justru menjadi ganjalan terbesar aplikasi teori pilihan rasional karena hampir tidak
ada kondisidimana pilihan-pilihan tersebut benar-benar disajikan kepada calon
pemilih secara setara.

Anda mungkin juga menyukai