Anda di halaman 1dari 4

E.ISSN.

2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.2 Edisi Mei 2020

YURISDIKSI KOREA UTARA DALAM MENGADILI SITI AISYAH


SEBAGAI PELAKU PEMBUNUHAN KIM JONG NAM DITINJAU
DARI HUKUM INTERNASIONAL
Oleh:
Cindy Fitri Wijayanti
Magister Kenotariatan, Fakultas Hukum Universitas Surabaya
cindyfitri14@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini membahas permasalahan yang terkait dengan kasus pembunuhan Kim Jong Nam, yang
melibatkan beberapa Negara terkait yurisdiksi penanganan kasus tersebut. Malaysia menangani kasus a quo
secara independen dengan dasar asas teritorial, tanpa melihat keterlibatan Negara lain, khususnya Korea Utara
yang merupakan negara asal dari korban pembunuhan. Kim Jong Nam adalah salah satu pewaris takhta kursi
presiden. Korea Utara sebenarnya dapat mengadili para pembunuh dalam kasus a quo dengan dasar prinsip
nasional pasif serta Pasal 8 Konvensi Montevideo 1933 terkait intervensi Negara lain dan Draft Article State
Responsibility.

Kata kunci : Personal Pasif, Yurisdiksi Teritorial, Kim Jong Nam, Konvensi Montevideo

1. PENDAHULUAN Secara tegas Kang Choi meminta


Malaysia dan Korea Utara terlibat Malaysia untuk tidak terjerat dalam plot politik dari
perselisihan terkait kewenangan untuk mengadili kekuatan-kekuatan yang memusuhi DPRK
kasus pembunuhan kakak tiri dari Kim Jong Un, (Republik Rakyat Demokratik Korea), yang ingin
yaitu Kim Jong Nam. Pemerintah Korea Utara merusak citra negara tersebut dengan segera
bersikeras bahwa negaranya memiliki yurisdiksi menyerahkan jasad Kim Jong Nam tanpa syarat ke
untuk mengadili pelaku pembunuhan Kim Jong pemerintah Korea Utara. Hubungan kedua negara
Nam, walaupun tempus delicti dan locus delicti akhirnya sempat memanas dengan tindakan
berada di Malaysia. Argumentasi tersebut Malaysia yang menarik duta besar Malaysia dari
didasarkan pada fakta bahwa Kim Jong Nam Korea Utara.
berasal dari Korea Utara, yang berdasarkan prinsip Dalam kehidupan sehari-harinya Kim Jong
personal pasif negara memiliki yurisdiksi untuk Nam memang sering melakukan suatu aktivitas non
mengadili orang asing yang melakukan tindak pemerintah atau di luar pemerintahan, yakni
pidana terhadap warga negaranya di luar negeri. berkunjung atau menghabiskan waktu di luar
Pemerintah Indonesia menjadi salah satu pihak negeri, terutama di Makau, China dan Singapura.
yang secara tidak langsung dikaitkan dalam kasus Ini semakin memperjelas dugaan bahwa
pembunuhan ini karena Siti Aisyah yang peluangnya menggantikan ayahnya menjadi
merupakan Warga Negara Indonesia dan seorang Presiden Korea Utara tidak besar karena sudah
warga negara Vietnam didakwa melakukan diambil alih oleh kekuasaan Pemerintahan Kim
pembunuhan terhadap Kim Jong Nam di depan Jong Un. Namun, hal tersebut tetap tidak menutupi
umum. Sebuah video yang merekam kejadian fakta bahwa Kim Jong Nam adalah salah satu
pembunuhan tersebut juga telah dipublikasikan. pewaris takhta Presiden Korea Utara.
Isu yang berkembang di masyarakat Melalui sebuah media, Kim Jong Nam
internasional terkait penyebab kematian Kim Jong menjelaskan bahwa dalam buku yang diterbitkan
Nam, bahwa diduga ada suatu intrik politik di pada 2012, ia mengutarakan ketidakyakinannya
dalam pemerintahan Korea Utara. Siapa aktor atas kualitas kepemimpinan adik tirinya, Kim Jong
utama dari pembunuhan Kim Jong Nam masih Un. Namun di sisi lain, dia mengutarakan bahwa
menjadi pertanyaan besar. Hasil pemeriksaan jiwa Kim Jong Un memikul tanggung jawab yang
jenazah Kim Jong Nam menunjukkan bahwa sangat berat terkait masa depan Korea Utara.
penyebab kematian Kim Jong Nam adalah karena Kembali pada kasus a quo, Pengadilan
kandungan racun VX dalam cairan yang Tinggi Malaysia mengumumkan penangkapan Siti
disemprotkan ke wajahnya. Namun, Duta Besar Aisyah sebagai salah satu warga negara Indonesia.
Korea Utara untuk Malaysia, Kang Choi meminta Dia diidentifikasi dari rekaman CCTV bandara.
agar Malaysia segera menyerahkan jenazah Kim Jean Bodin menyatakan ada dua macam
Jong Nam. Ia menegaskan Korea Utara tidak pengertian kedaulatan, yaitu kedaulatan ke dalam
memberikan persetujuan pada pemeriksaan post- (intern) yang artinya negara berhak mengatur
mortem terhadap jenazah Kom Jong Nam, dan urusan rumah tangganya melalui lembaga Negara
secara tegas menolak segala hasil pemeriksaan tanpa campur tangan Negara lain. Contohnya untuk
yang dikeluarkan.

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 181
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.2 Edisi Mei 2020
mengatur pajak, pemilu, pembangunan dan undangan yang menjadi rujukan dalam penelitian
sebagainya. ini adalah dua instrumen sumber hukum
Kedaulatan ke luar (ekstern) artinya internasional, yaitu perjanjian internasional dan
kebijaksanaan pemerintah untuk mengadakan asas-asas atau prinsip-prinsip hukum yang diakui
hubungan atau kerjasama dengan negara lain oleh negara-negara beradab, khususnya terhadap
(hubungan internasional). Adapun prinsip-prinsip asas nasional pasif.
yang harus dilakukan dalam mengadakan hubungan Conceptual approach merupakan
internasional dengan negara lain adalah Sovereignty pendekatan dengan melihat pendapat beberapa ahli,
(pengakuan persamaan derajat sebagai negara baik dalam bidang hukum internasional, hubungan
merdeka), Reciprocity (timbal balik yang saling internasional dan beberapa pendapat tentang prinsip
menguntungkan), Courtesy (saling menjaga suatu negara untuk mengakui yuridiksinya oleh
kehormatan antar negara), dan Pacta Sunt Servanda negara lain dalam praktiknya sesuai dengan
(menaati dan melaksanakan perjanjian yang tindakan suatu negara (act of state). Case approach
disepakati), serta tidak mencampuri urusan dalam adalah metode pengkajian permasalahan hukum
negera lain. melalui pendekatan studi kasus tertentu. Kasus
Pihak Korea Utara dapat mengajukan yang menjadi bahan penelitian ini adalah
suatu permohonan khusus dalam kaitan dengan hak pembunuhan warga negara indonesia (WNI) yang
untuk mengadili para pelaku pembunuhan warga dilakukan warga negara asing (WNA) di luar
negaranya. Hal tersebut harus dipisahkan dengan wilayah teritorial Indonesia dan sebaliknya, serta
anasir adanya indikasi keterlibatan pihak sekutu beberapa kasus lainya yang memilki kemiripan
(negara yang berada di bawah aliansi Amerika dengan kasus pembunuhan Kim Jong Nam.
Serikat) atau kesengajaan dari pihak Korea Utara
sendiri terkait pembunuhan Kim Jong Nam, untuk 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
segera mengadili para pelaku kejahatan di Korea Korea Utara menggunakan Prinsip
Utara. Nasionalitas Pasif (the Passive Nationality
Apa yang diajukan oleh Pemerintah Korea Principle atau the Passive Personality Principle)
Utara untuk mengadili pelaku pembunuhan Kim untuk berusaha mengambil alih kasus a quo dan
Jong Nam sebenarnya sudah sesuai dengan unsur mengadili pelaku. Prinsip ini memungkinkan dan
konstitutif terkait persamaan hak dengan negara memperkenankan suatu negara, untuk melakukan
lain dan dapat menerapkan prinsip nasional pasif klaim dan menyatakan yurisdiksinya atas suatu
terhadap pelaku pembunuhan warga negaranya. tindak pidana yang terjadi di luar negeri dengan
Korea Utara dapat dikatakan sebagai pihak yang kondisi bahwa pelaku adalah orang asing, tetapi
terkena dampak kerugian terbesar, mengingat korbannya adalah warga negaranya. Orang asing
pembunuhan Kim Jong Nam selalu dikaitkan yang melakukan suatu tindak pidana di luar negeri,
dengan kedudukan Kim Jong Nam sebagai serta menimbulkan kerugian terhadap
pimpinan tertinggi Korea Utara. Namun pada warganegaranya sendiri, maka negara yang
akhirnya locus delicti ada di Malaysia, sehingga warganya menjadi korban dapat mengajukan klaim,
dengan asas terititorialnya Malaysia menjalankan dan menegaskan yurisdiksinya guna melakukan
hukum nasional untuk mengadili pelaku proses hukum.
pembunuhan Kim Jong Nam Proses hukum ini dapat dijalankan secara
Berdasarkan uraian latar belakang masalah nyata dan efektif, sepanjang pelakunya sudah
tersebut, pokok permasalahan yang akan dibahas berada di dalam wilayah kedaulatan dan yurisdiksi
adalah mengenai yurisdiksi Korea Utara untuk teritorial dari negara korban, yaitu di negara yang
mengadili pelaku pembunuhan Kim Jong Nam, warganya dirugikan, misalnya akibat penghinaan
ditinjau dari hukum internasional. atau pencemaran nama baik. Kasus terkenal (the
leading case), mengenai asas ini adalah the Cutting
2. METODE PENELITIAN Case pada tahun 1886, yang menyangkut sebuah
Tipe atau metode penelitian ini adalah pemberitaan di Texas berisi pernyataan fitnah yang
yuridis normatif yang mendasarkan pada studi dilakukan oleh warga Amerika terhadap seorang
pustaka, meliputi bahan hukum primer yang berupa warganegara Meksiko (Malcolm N. Shaw, 2014).
konvensi-konvensi internasional dan bahan hukum Cutting ditahan sementara di Meksiko dan
sekunder yang berupa literatur (Soerjono Soekanto, dihukum atas kejahatan memfitnah (kejahatan di
2009). Dengan metode tersebut, digunakan tiga bawah hukum Meksiko). Meksiko
macam pendekatan agar dapat diperoleh mempertahankan hak yurisdiksinya berdasarkan
kesimpulan yang holistik dan valid. Ketiga Asas Personalitas Pasif (the Passive Personality
pendekatan yang digunakan adalah statute Principle). AS mengecam keras tindakan Meksiko,
approach, conceptual approach, dan case tetapi karena hal ini tidak meyakinkan, maka pihak
approach (Peter Mahmud Marzuki, 2009). yang dirugikan terpaksa menanggung akibatnya.
Statute approach, yaitu metode pengkajian Kasus lainnya adalah pencemaran nama baik
permasalahan hukum melalui peraturan perundang- mantan Presiden Republik Indonesia (Soeharto dan
undangan yang berlaku. Peraturan perundang- keluarganya) pernah terjadi beberapa tahun lalu.

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 182
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.2 Edisi Mei 2020
Majalah Time yang kantor pusatnya berkedudukan Mengingat bahwa korban pembunuhan
di AS, memberitakan tentang harta kekayaan bukan warga biasa, maka Korea Utara dapat juga
Soeharto dengan jumlah spektakuler, yang menerapkan ketentuan Pasal 8 Konvensi
berbentuk valuta asing dan tersimpan di perbankan Montevideo yaitu: “No state has the right to
luar negeri. Bagi mantan Presiden RI dan intervene in the internal or external affairs of
keluarganya, berita majalah mingguan itu adalah another.” Diterjemahkan secara bebas bahwa
sesuatu yang tidak benar, sehingga dianggap fitnah Korea Utara sebagai negara yang berdaulat berhak
dan merupakan pencemaran nama baik. Kuasa bebas dari segala intevensi politik Negara lain
hukum mantan Presiden ini melaporkan dan terkait kepentingan dalam dan luar negerinya. Kim
mengadukan masalah tersebut kepada Kepolisian Jong Nam dapat dikatakan sebagai kepentingan
RI agar melakukan proses hukum terhadap Kantor politik Korea Utara yang menyangkut stabilitas
Perwakilan Majalah Time yang ada di Jakarta. nasional negara tersebut. Korea Utara dapat
Pengacaranya juga mengajukan gugatan ganti rugi menggunakan ketentuan Pasal 8 ini sebagai dasar
melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Kedua bahwa pemerintah Malaysia tidak boleh mengambil
belah pihak sudah sempat bertemu, baik di depan tindakan sepihak. Malaysia harus melibatkan Korea
aparat penyidik maupun terutama di pengadilan. Utara dalam proses penyelesaian kasus
Bagaimana kelanjutan proses hukumnya dalam pembunuhan Kim Jong Nam. Para pelaku dapat
sidang perkara pencemaran nama baik mantan dianggap sebagai pembunuh salah satu keluarga
Presiden RI tersebut, baik dari aspek pidana pemimpin Korea Utara dan memiliki peran besar
maupun perdata, masih belum jelas sampai saat ini. serta pengaruh dalam hajat hidup bangsa Korea
Kasus pencemaran nama baik tersebut Utara. Oleh sebab itu, Korea Utara juga dapat
mengandung unsur persaingan yurisdiksi antara AS menerapkan prinsip yurisdiksi perlindungan.
dan Indonesia, dengan kepentingan masing-masing Berdasarkan prinsip yurisdiksi
negara. AS berkepentingan untuk menyatakan perlindungan, suatu negara dapat melaksanakan
ataupun tidak menyatakan yurisdiksinya yurisdiksinya apabila ada kepentingan nasional
berdasarkan asas yurisdiksi terrtorial, mengingat yang terancam (Puspitawati et al., 2019). Latar
Majalah Time (baik pemilik, pengelola dan lain- belakang pembenaran ini adalah perundang-
lainnya termasuk aset-asetnya) berada di dalam undangan nasional pada umumnya tidak mengatur
wilayah kedaulatan atau wilayah hukum AS. atau tidak menghukum perbuatan yang dilakukan di
Sedangkan Indonesia berkepentingan untuk dalam suatu negara yang dapat mengancam atau
mengklaim atau menyatakan yurisdiksinya mengganggu keamanan, integritas, dan
berdasarkan asas personalitas pasif, mengingat kemerdekaan orang lain. Misalnya, berkomplot
korban dari pencemaran nama baik adalah warga untuk menggulingkan pemerintahannya,
negara Indonesia. menyelundupkan mata uang asing, kegiatan
Sesuai dengan kepentingannya, AS tidak spionase, atau perbuatan yang melanggar
berbuat apa-apa atau tidak menyatakan perundang-undangan imigrasinya. Yurisdiksi
yurisdiksinya dalam kaitan dengan kasus perlindungan biasanya dilakukan berdasarkan
pencemaran tersebut. Sesuai pula dengan prinsip resiprositas (reciprocity) atau perjanjian
kepentingannya, pihak Indonesia menyatakan ekstradisi apabila ada (Puspitawati et al., 2019).
yurisdiksinya dan berupaya untuk menjalankan Prinsip ini dibenarkan atas dasar
proses hukum, kendati upaya ini tidak dapat perlindungan kepentingan negara yang sangat vital.
berjalan secara efektif mengingat pelaku utamanya Dalam kasus pembunuhan Kim Jong Nam adalah
berada di dalam wilayah hukum AS. terancamnya kepentingan keamanan serta stabilitas
Dua contoh kasus di atas adalah kasus yang negara karena salah satu calon penerus pemimpin
serupa dengan kasus pembunuhan Kim Jong Nam. dari suatu negara tewas dibunuh. Hal lain yang
Namun penerapan asas nasional pasif dalam kasus perlu diingat bahwa Malaysia bukanlah pihak yang
ini sedikit berbeda karena korban pembunuhan paling dirugikan, sebab negara tersebut hanya
bukan warga negara biasa, melainkan salah satu sebagai tempat (locus) dan waktu (tempus) saja.
pewaris takhta kursi presiden Korea Utara. Dalam Jadi negara tersebut sebenarnya tidak memiliki
konteks ini, Korea Utara memiliki kepentingan kerugian, baik materiil dan immateriil atas
politik yang vital. terjadinya persistiwa pembunuhan Kim Jong Nam.
Pemerintah Korea Utara benar-benar Alasan Malaysia menangani kasus ini secara
mengawal kepentingan politik dalam dan luar sepihak tanpa melibatkan pihak-pihak lain,
negerinya karena dengan meninggalnya Kim Jong khususnya Korea Utara adalah hanya dengan
Nam juga mempengaruhi kebijakan dalam negeri menggunakan legitimasi dari implementasi prinsip
dan luar negeri Korea Utara. Untuk itu, Korea yurisdiksi teritorial. Memang yurisdiksi ini paling
Utara dapat menerapkan asas personal pasif guna dominan dan signifikan dalam penerapan hukum
mengambil alih atau menerapkan proses hukum internasional karena paling efektif untuk
kepada para pelakunya, termasuk mengadili Siti diimplementasikan oleh negara setempat sepanjang
Aisyah di Korea Utara. persyaratannya terpenuhi. Yurisdiksi teritorial
adalah hak, kekuasaan, dan kewenangan dari suatu

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 183
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.2 Edisi Mei 2020
negara untuk membuat peraturan-peraturan hukum atas proses hukum terhadap Siti Aisyah sebagai
nasionalnya (prescriptive jurisdiction), menerapkan salah satu tersangka pembunuhan Kim Jong Nam.
atau melaksanakan dan memaksakan berlakunya Saran yang dapat diberikan adalah agar
peraturan-peraturan tersebut terhadap siapapun perselisihan antara pemerintah Malaysia dan
yang melanggarrnya (enforcement jurisdiction). pemerintah Korea Utara terkait masalah
Yurisdiksi teritorial sebagaimana penanganan kasus pembunuhan Kim Jong Nam
dikemukakan pengertiannya oleh J. G. Starke dapat diselesaikan dengan cara-cara yang lebih
(2008) adalah yurisdiksi yang dimiliki oleh suatu komunikatif. Para pihak dapat melakukan
negara terhadap orang, benda, peristiwa atau pertemuan secara khusus untuk menyelsaiakan
masalah yang terdapat dan atau terjadi di dalam masalah yang dengan negosiasi.
batas-batas teritorialnya. Siapapun orangnya, baik Hal yang juga sangat penting untuk
warganegara maupun orang asing yang berada di dipahami adalah bahwa yurisdiksi teritorial
dalam wilayah suatu negara harus tunduk pada merupakan yurisdiksi tertinggi. Yurisdiksi tersebut
yurisdiksi atau kekuasaan hukum dari negara yang berada di atas prinsip-prinsip yurisdiksi lainya, baik
bersangkutan. Demikian pula peristiwa atau prinsip yurisdiksi personal pasif maupun prinsip
permasalahan apapun yang berlangsung atau terjadi yurisdiksi perlindungan.
di dalam batas-batas teritorial suatu negara dapat
diselesaikan menurut peraturan-peraturan hukum 5. DAFTAR PUSTAKA
dari negara yang bersangkutan. J.G. Starke. 2008. Pengantar Hukum Internasional
Apapun yang terjadi di negara Malaysia 2 (edisi kesepuluh). Jakarta: Sinar
harus tunduk pada yurisdiksi teritorial negara Grafika.
tersebut. Malaysia mempunyai hak atau Peter Mahmud Marzuki. 2009. Penelitian Hukum.
kewenangan untuk menciptakan peraturan- Jakarta: Kencana.
peraturan hukumnya sendiri, menerapkan dan Puspawati, Dhiana, et al. 2019. Hukum Maritim.
memaksakan berlakunya peraturan-peraturan Malang: Universitas Brawijaya Press.
tersebut dalam kaitan dengan siapapun atau apapun Shaw, Malcolm N. (2014). International Law
yang berada atau terjadi di dalam batas-batas (Seventh Edition). United Kingdom:
teritorial dari negara tersebut. Cambridge University Press.
Menurut prinsip yurisdiksi teritorial, Soerjono Soekanto. 2009. Penelitian Hukum
negara mempunyai yurisdiksi terhadap semua Normatif. Jakarta: Raja Grafindo
persoalan dan kejadian di dalam wilayahnya. Persada.
Prinsip ini adalah prinsip yang sungguh krusial
dalam hukum internasional. Menurut Hakim Lord
Macmillan suatu negara memiliki yurisdiksi
terhadap semua orang, benda, perkara-perkara
pidana atau perdata dalam batas-batas wilayahnya
sebagai pertanda bahwa negara tersebut berdaulat.
Lord Macmillan mengemukakan: “It is essential
attribute of the sovereignity, of this realm, as of all
sovereign independent states, that it should possess
jurisdiction over all persons and things within its
territorial limits and in all causes and criminal
arising within these limits.”

4. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan serta analisis yang
telah dijabarkan pada bab sebelumnya, terkait
yurisdiksi Korea Utara dalam kasus pembunuhan
Kim Jong Nam maka dapat ditarik kesimpulan,
bahwa Korea Utara memiliki yurisdiksi atas kasus
pembunuhan Kim Jong Nam, dengan beberapa
alasan serta dasar hukum untuk menerapkan
yurisdiksinya terhadap penanganan kasus
pembunuhan Kim Jong Nam. Dasar yang
digunakan adalah asas personal pasif, penerapan
pasal 8 Konvensi Montevideo 1933, serta
penerapan prinsip yurisdiksi perlindungan atas
dasar latar belakang Kim Jong Nam sebagai salah
satu pewaris takhta kursi Presiden Korea Utara.
Tidak berlebihan jika Korea Utara juga memiliki
yurisdiksi untuk mengangani kasus serta berhak

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 184

Anda mungkin juga menyukai