Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Pentingnya Assesmen masa kini, Hubungan antara Assesmen, dan Tahapan Assesmen
Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Konsep Dsar Paud
Dosen pengampu Mata Kuliah Ibu Sunanik M.Pd.I

DisusunOleh :

Kelompok 12

1. : Septi 2011305026

2. : Aida Choirul Anwar 2011305035

3. : Ririn Delia Puspita 2011305039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIAH ILMU KEGURUAN

IAIN SAMARINDA

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini bisa
tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari
pihak yang sudah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik berupa pikiran maupun
materinya.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembacanya. Bahkan tidak hanya itu, kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini si
pembaca mempraktekkannya dalam kehidupan sehari – hari.

Kami sadar masih banyak kekurangan didalam penyusunan makalah ini, karena
keterbatasan pengetahuan serta pengalaman kami. Untuk itu kami begitu mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................................1

Daftar Isi.........................................................................................................................................2
Bab I Pendahuluan ......................................................................................................................4
Latar Belakang ...............................................................................................................................4

.    Rumusan Masalah ......................................................................................................................4


.    TuJuan ..........................................................................................................................................
Bab II Pembahasan ......................................................................................................................6
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
Pentingnya Assesmen masa kini, Hubungan antara Assesmen, dan Tahapan Assesmen
A. Pentingnya Assesmen masa kini ................................................................................................6
B. Hubungan antara Assesmen ......................................................................................................8

C.Tahapan Assesmen ......................................................................................................................9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ..............................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Penilaian didefinisikan sebagai proses pengumpulan informasi tentang kinerja siswa,


untuk digunakan sebagai dasar dalam membuat keputusan Penilaian merupakan
komponen yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Upaya meningkatkan
kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan
kualitas sistem penilaiannya.

Menurut Mardapi, (2004), penilaian dan pembelajaran adalah dua kegiatan yang saling
mendukung, upaya peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan melalui upaya
perbaikan sistem penilaian.

Sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas belajar yang baik. Kualitas
pembelajaran ini dapat dilihat dari hasil penilaiannya. Selanjutnya sistem penilaian yang
baik akan mendorong pendidik untuk menentukan strategi mengajar yang baik dalam
memotivasi peserta didik untuk belajar yang lebih baik. Oleh karena itu, dalam upaya
peningkatan kualitas pendidikan diperlukan perbaikan sistem penilaian yang diterapkan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah makalah ini
adalah:

1. Apa pengertian assessment penilaian

2. Apa pengertian penilaian kinerja

3. Apa perbedaan evaluasi, pengukuran, tes dan penilaian assessment

4. Apa tujuan dan kegunaan assessment manajemen

5. Bagaimana proses penilaian kinerja

6. Siapa penanggung-jawab penilaian

7. Bagaimana periode penilaian kinerja

8. Apa metode-metode penilaian kinerja

9. Bagaimana masalah-masalah dalam penilaian kinerja


10.Bagaimana karakteristik sistem penilaian kinerja yang efektif

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penulisan makalah ini
adalah: 1. Mahasiswapembaca dapat mengetahui pengertian dari assessment penilaian

2. Mahasiswapembaca dapat mengetahui pengertian dari penilaian kinerja

3. Mahasiswapembaca dapat mengetahui perbedaan evaluasi, pengukuran, tes dan


penilaian assessment

4. Mahasiswapembaca dapat mengetahui tujuan dan kegunaan dari assessment


manajemen

5. Mahasiswapembaca dapat mengetahui bagaimana proses dari penilaian kinerja

6. Mahasiswapembaca dapat mengetahui siapa penanggung-jawab dari penilaian.

7. Mahasiswapembaca dapat mengetahui bagaimana periode dari penilaian kinerja

8. Mahasiswapembaca dapat mengetahui metode-metode penilaian kinerja

9. Mahasiswapembaca dapat mengetahui apa masalah-masalah dalam penilaian kinerja


10.Mahasiswapembaca dapat mengetahui bagaimana karakteristik sistem penilaian
kinerja yang efektif.
BAB II

Pembahasan
A. Pentingnya Assesmen Bagi Perkembangan Anak Usia Dini
TK merupakan salah satu bentuk awal pendidikan sekolah yang menyediakan
berbagai program belajar. Program- program ini dimaksudkan untuk membantu anak
untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan diri yang optimal. Perkembangan dan
pertumbuhan anak dapat dilihat dari pelaksanaan penilaian sebagai bentuk informasi anak
yang diberikan guru kepada pihak lain.

Penilaian digunakan sebagai patokan untuk pengambilan keputusan yang


berkaitan dengan individu anak, program dan kurikulum sekolah secara keselurahan,
selain itu dengan penilaian dapat diperkirakan seorang siswa mengalami kesulitan belajar
atau tidak. Nilai yang diberikan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam membantu
pertumbuhan dan perkembangan anak, khususnya orang tua, guru, dan anak sendiri.

Bagi orang tua diharapkan dapat menentukan langkah atau upaya apa yang dapat
dilakukan dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak. Bagi guru sebagai
masukan dalam merancang kegiatan belajar selanjutnya untuk setiap anak. Bagi anak
sendiri sebagai dorongan atau motivator dalam mengembangkan diri ( Yus, 2015 )

Asesmen dilakukan untuk mengetahui nilai perkembangan dan pertumbuhan anak


yang tidak terlepas pada prinsip- prinsip asesmen anak usia dini ( Yus, 2015) sebagai
berikut :

 Menyeluruhan

Penilaian yang dilakukan terhadap proses dan hasil kegiatan anak yang diharapkan
dapat menggambarkan adanya perubahan prilaku anak baik yang menyangkut
pengetahuan, sikap, prilaku dan keterampilan.

 Berkesinambungan

Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap dan terus menerus dengan mencatat
setiap tahap-tahap kegiatan oleh guru. Hal tersebut dilakukan agar memperoleh betul-
betul berasal dari gambaran perkembangan hasil belajar anak sebagai hasil didik dari
kegiatan pelaksanaan program.

 Berorientasi Pada Proses dan Tujuan


Penilaian pada pendidikan anak TK dilaksanakan dengan berorientasi pada tujuan dan
proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Penempatan kegiatan disesuaikan dengan
tahap pertumbuhan dan perkembangan anak.

 Objektif

Penilaian yang memberikan informasi yang sebenarnya atau mendekati tentang objek
kemampuan dan perkembangan anak. Guru harus dapat menyampingkan perasaan-
perasaan suka atau tidak suka, keinginan dan prasangka yang tidak ada kaitannya dengan
perkembangan dan pertumbuhan anak.

 Mendidik

Hasil penilaian harus dapat membina dan mendorongnya timbulnya keinginan anak
untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangannya.

 Kebermaknaan

Hasil penilaian harus memiliki makna bagi orang tua, anak didik dan pihak lain yang
berkepentingan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal tersebut akan
terpenuhi jika dapat memberikan nilai yang benar-benar mengambarkan
pencapaianpertumbuhan dan perkembangan anak. Pembelajaran yang bermakna bagi
anak usia dini harus dilihat dari beberapa prinsip, yaitu anak harus memiliki kesiapan
secara umur, kemampuan fisik, kematangan mental dan emosional dikemas dalam bentuk
bermain dan permainan ( Suryana, 2013 )

 Kesesuaian

Penilaian menunjukan kesesuaian antara hasil atau nilai diperoleh anak dengan apa
yang dilakukan atau diajarkan guru.
B. Hubungan antara evaluasi, tes, pengukuran, dan asesmen :
Untuk mengetahui hubungan antara evaluasi, tes, pengukuran, dan asesmen,
sebelumnya akan dikemukakan terlebih dahulu definisi dari masing-masing point tersebut
sesuai dengan gambar. Menurut Wulan tes (test) merupakan suatu alat penilaian dalam
bentuk tulisan untuk mencatat atau mengamati prestasi siswa yang sejalan dengan target
penilaian. Lalu pengukuran (measurement) adalah suatu proses pengumpulan data
melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan
yang telah ditentukan.

Dalam hal ini guru menaksir prestasi siswa dengan membaca atau mengamati apa
saja yang dilakukan siswa, mengamati kinerja mereka, mendengar apa yang mereka
katakan, dan menggunakan indera mereka seperti melihat, mendengar, menyentuh,
mencium, dan merasakan.

Kemudian asesmen (assessment) merupakan penilaian proses, kemajuan, dan


hasil belajar siswa (outcomes). Dan evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses
pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui asesmen
dan pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes.

Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui hubungan antara tes, pengukuran,


dan evaluasi berdasarkan gambar tersebut adalah sebagai berikut : evaluasi belajar baru
dapat dilakukan dengan baik dan benar apabila menggunakan informasi yang diperoleh
melalui pengukuran yang menggunakan tes sebagai alat ukurnya.

Akan tetapi tentu saja tes hanya merupakan salah satu alat ukur yang dapat
digunakan karena informasi tentang hasil belajar tersebut dapat pula diperoleh tidak
melalui tes, misalnya menggunakan alat ukur non tes seperti observasi, skala rating, dan
lain-lain.

Guru mengukur berbagai kemampuan siswa, apabila guru melangkah lebih jauh dalam
menginterpretasikan skor sebagai hasil pengukuran tersebut dengan menggunakan
standar tertentu untuk menentukan nilai atas dasar pertimbangan tertentu, maka kegiatan
guru tersebut telah melangkah lebih jauh menjadi evaluasi, (Zainul : 2001). Untuk
mengungkapkan hubungan antara asesmen dan evaluasi, Gabel (1993) mengungkapkan
bahwa evaluasi merupakan proses pemberian penilaian terhadap data atau hasil yang
diperoleh melalui asesmen.

Sementara itu menurut Wilda (2010) hubungan antara tes, pengukuran, dan evaluasi
adalah siswa dapat diukur kemampuannya melalui tes yang sesuai dengan jenjang atau
tingkat kemampuan serta perkembangan dari proses pembelajaran yang telah dialami
siswa tersebut. Setelah kemampuan siswa diukur dan dinilai, mereka dapat dievaluasi
berdasarkan data-data dari pengukuran dan penilaian tersebut. Penilaian dapat dilakukan
baik secara formal maupun secara informal. Semua tes adalah penilaian formal, tetapi
tidak semua penilaian formal merupakan tes.

C. Langkah-langkah Pokok Assessment


Menyusun rencana assessment.

Aspek yang harus ada dalam perencanaan asesmen adalah:

A. Memilih fokus asesmen pada aspek tertentu dari diri klien

Salah satu penentu keberhasilan konseling adalah kemauan dan kemampuan klien
itu sendiri. Dalam konseling, keputusan akhir untuk pemecahan masalah yang dihadapi
ada pada diri klien. Konselor/ guru BK bukan pemberi nasihat, bukan pengambil
keputusan mengenai apa yang harus dilakukan klien dalam memecahkan masalah yang
dihadapinya.

Karena itu, untuk keberhasilan konseling, klien dapat bekerjasama dengan guru
BK/konselor, dan dengan bantuan guru BK maka klien diharapkan mampu memunculkan
ide-ide pemecahan masalah, dan klien memiliki keberanian serta kemampuan untuk
mengambil keputusan, mampu memahami diri sendiri, dan mampu menerima dirinya
sendiri. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka konselor menentukan akan melakukan
asesmen dengan memfokuskan pada salah satu aspek dalam diri klien saja.

B. Memilih instrumen yang akan digunakan.

Setelah ditentukan fokus area asesmen, Anda dapat merencanakan instrumen yang
akan digunakan dalam asesmen. Banyak instrumen yang dapat digunakan dalam asesmen
seperti tes psikologis, observasi, inventori, dan sebagainya. Tetapi untuk menentukan
instrumen sangat tergantung pada aspek apa yang akan diasesmen. Misalnya Anda akan
melihat kerjasama klien dalam konseling, maka instrumen dapat menggunakan checklist,
tetapi apabila Anda memfokuskan asesmen tentang kemampuan klien dalam
memecahkan masalah, maka Anda dapat mempergunakan tes psikologis.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih instrumen dalam asesmen


diantaranya yaitu: (1) kemampuan guru BK sendiri, (2) kewenangan guru BK (baik
dalam mengadministrasikan maupun dalam interpretasi hasilnya), (3) ketersediaan
instrumen, (4) waktu yang tersedia, dan (5) dana yang tersedia.

C. Penetapan waktu
Perencanaan waktu yang dimaksud adalah kapan asesmen akan dilakukan.
Penetapan waktu ini sangat erat berhubungan dengan persiapan pelaksanaan asesmen.
Persiapan akan banyak menentukan keberhasilan suatu asesmen, misalnya
mempersiapkan instrumen, tempat, dan peralatan lain yang diperlukan dalam
pelaksanaan asesmen. Apalagi jika pelaksana asesmen tersebut bukan guru BK itu
sendiri, misalnya karena instrumen yang digunakan untuk asesmen adalah tes psikologis
(tes intelegensi, inventori kepribadian, tes minat jabatan, dan sebagainya). Dalam hal ini
apabila guru BK tidak memiliki kewenangan, maka guru BK dapat minta bantuan orang
yang memiliki kewenangan, misalnya psikolog atau orang yang telah memiliki sertifikasi
yang memberikan kewenangan untuk mengadministrasikan tes dimaksud.

D. Validitas dan reliabilitas

Apabila instrumen yang kita gunakan adalah buatan sendiri atau dikembangkan
sendiri, maka instrumen itu perlu diuji validitas dan reliabilitasnya. Karena validitas dan
reliabilitas merupakan suatu syarat mutlak suatu instrumen asesmen. Namun apabila kita
menggunakan instrumen yang sudah terstandar, Anda tidak perlu mencari validitas dan
reliabilitas karena instrumen tersebut sudah jelas memenuhi persyaratan sebagai suatu
instrumen.

 Mengumpulkan data.

pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan informasi atau
fakta-fakta yang ada di lapangan. Proses pengumpulan data dalam sebuah penelitian
bergantung pada jenis penelitian yang dipilih.

Dilansir dari buku Merancang dan Melakukan Penelitian Sosial (2019) karya Sri
Muhammad Kusumantoro, dijelaskan bahwa ada beberapa teknik pengumpulan data yang
sering digunakan dalam penelitian sosial, yaitu:

 Kuisioner

Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
beberapa pertanyaan tertulis kepada responden untuk menjawabnya.

Ada tiga jenis kuisioner, yaitu kuisioner tertutup, kuisioner terbuka, dan
kuisioner campuran. Kuisioner tertutup adalah daftar pertanyaan yang alternatif
jawabannya telah disediakan oleh peneliti.

Kuisioner terbuka adalah daftar pertanyaan yang cara menjawabnya dengan


mengisi pada kolom yang tersedia. Sedangkan kuisioner tertutup adalah gabungan antara
kuisioner terbuka dan tertutup.

 Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara melihat dokumen-
dokumen yang sudah ada. Dokumen tersebut biasanya berupa dokumen-dokumen resmi
yang sudah terjamin kredibilitasnya.

 Wawancara

Dilansir dari buku Sosiologi (2012) karya Richard T. Schaefer, wawancara adalah
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan kepada
responden, baik secara tatap muka maupun melalui telepon.

Ada tiga jenis wawancara, yaitu:

D. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan secara langsung dengan


berpatokan pada pedoman wawancara yang telah dibuat oleh peneliti.

E. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang dilakukan tanpa berpatokan


pada pedoman wawancara.

F. Wawancara kombinasi adalah wawancara yang dilakukan dengan cara


menggabungkan wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.

 Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memerhatikan
obyek penelitan secara seksama. Tujuan dilakukan observasi adalah untuk mencatat
setiap keadaan yang relevan dengan tujuan penelitian.

Ada dua jenis observasi, yaitu:

 Observasi partisipasi dilakukan dengan cara berinteraksi secara langsung dengan


obyek penelitian.

 Observasi non partisipasi dilakukan hanya dengan mengamati, tidak berinteraksi


langsung dengan obyek penelitian.

 Melakukan Verifikasi.

Pengertian verifikasi secara umum bahwa arti verifikasi ialah teori filsafat
positif logis dalam memilih metode pengalaman. Dalam artian, bahwa suatu sumber yang
didasarkan pengetahuan dan penghematan melalui analisis logis dengan bantuan berupa
simbol-simbol logika dengan menggunakan metode untuk pemecahan masalah melalui
metode empirik.

Hal itu berarti bahwa bila terdapat sesuatu yang tidak dapat diverifikasi secara
empirik maka hal tersebut membuktikan suatu hasil sia-sia. Teori demikian bagi
penganutnya mempunyai masalah konsekuensi untuk filosofi tradisional, karena jika
benar akan menyebabkan banyak pekerjaan sia-sia pada filosofis masa lalu, antara lain
pada metafisika dan etika. Selain itu berdasarkan pengertian verifikasi menurut kamus
besar bahasa Indonesia “KBBI” verifikasi ialah pemeriksaan tentang kebenaran laporan,
pernyataan, perhitungan uang dan lain sebagainya.

 Proses Verifikasi

Seperti yang telah Kami sampaikan pada definisi verifikasi di atas, diterangkan
bahwa verifikasi membutuhkan bukti yang objektif dan juga urusan itu juga terjadi pada
registrasi. Sebagai contoh, contohnya seperti ketika Anda hendak mendaftar pada sebuah
program yang diadakan oleh pemerintah, maka kamu harus menerangkan sejumlah bukti
objektif contohnya seperti Anda mesti menyiapkan KTP, fotokopi akta kelahiran dan
dokumen-dokumen sah lainnya.Kaitannya dengan proses verifikasi, proses itu kemudian
dilaksanakan secara standar dengan destinasi sebagai pertanda apakah hasil menurut
keterangan dari penelitian lanjut hasil itu valid atau tidak valid. Secara umum proses
verifikasi dipecah menjadi 3 (tiga) langkah.

Berikut ini terdapat proses verifikasi, antara lain:

 Perencanaan

 Eksekusi atau Pelaksanaan

 Pelaporan

 Metode Verifikasi

Berdasarkan keterangan di atas, segala proses internal guna mengevaluasi


apakah produk mengisi persyaratan pelanggan dinamakan verifikasi. Ada 4 (empat) cara
utama guna persyaratan verifikasi yang butuh kalian ketahui yaitu:

1. Inspeks

Inspeksi adalah proses pengecekan produk memakai satu atau sejumlah panca
indera, laksana dalam penglihatan, pendengaran, penciuman, sentuhan, dan rasa. Contoh
inspeksi adalah uji rasa kue yang kita pesan. Bagi pengembangan perangkat empuk atau
aplikasi development, urusan itu mungkin berarti menyimak kode sumber dan memeriksa
kekeliruan sintaksis.

2. Demonstras

Demonstrasi adalah proses memanipulasi produk guna meyakinkan bahwa


kinerjanya laksana yang diharapkan. Saat melakukan pembelian sesuatu (misalnya)
mobil, bisa jadi besar Anda bakal mengambilnya guna test drive (uji coba). Bagi
pengembangan perlengkapan lunak, Anda bakal memeriksa faedah utama perlengkapan
lunak.

3. Pengujian

Pengujian adalah proses pemeriksaan kinerja sebuah produk dengan input yang
sudah ditentukan dan nilai output yang diharapkan. Jika Anda melakukan pembelian
perak untuk dipakai dalam buatan elektronik Anda, tersebut mungkin tergolong
menimbang dan meyakinkan bahwa Anda menemukan jumlah dan keaslian yang kita
pesan dengan tepattepat.

4. Analisis

Analisis adalah proses memakai perhitungan dan model guna mengevaluasi


kinerja. Hal ini sering dipakai untuk menebak kinerja menurut ciri khas yang diketahui
(misalnya, titik puncak dari mesin mobil, atau jumlah maksimum pemakai yang bisa
mengakses perangkat empuk secara bersamaan).

 Contoh Verifikasi

Sebagaimana diterangkan diatas bahwa verifikasi sering ditemui dalam


pendaftaran, ketika mendaftar, diperlukan menyediakan bukti obyektif seperti fotokopi
KTP, akte kelahiran dan sejenisnya.

Setelah dilengkapi, maka selanjutnya berkas pendaftaran diverifikasi, selain itu


verifikasi dapat dilakukan pada laboratorium yang akan melakukan penelitian. Metode
ini, verifikasi dilakukan menggunakan sifat yang baku untuk membuktikan hasil yang
valid. Verifikasi juga bisa ditujukan untuk melihat apakah laboratorium memiliki
kompetensi personil.

 Mengolah dan menganalisa data.

Langkah selanjutnya adalah analisis data, yaitu melakukan analisis terhadap data
yang diperoleh melalui instrumen yang digunakan untuk mengambil data. Analisis
dilakukan dengan mengikuti petunjuk yang ada dalam manual masing-masing instrumen.
Metode analisis data dalam asesmen konseling sangat tergantung data yang diperoleh.
Misal data yang diperoleh berbentuk kualitatif atau data kuantitatif.

Apabila data bersifat kualitatif, maka kita melakukan analisis data kualitatif.
Metode analisis data kualitatif misalnya deskriptif naratif. Wilcox (dalam Ratna
Widiastuti, 2010) misalnya menggunakan pendekatan ”key incident” dalam analisis
deskripsi kualitatif tentang kegiatan pendidikan. Pendekatan key incident memungkinkan
bagi kita untuk memasukkan sejumlah besar kesimpulan dari bermacam-macam data
yang berasal dari berbagai sumber, misalnya dari catatan lapangan, dokumen informasi
demografi, atau wawancara.

Apabila banyak data kualitatif yang dianalisis sementara asesmen masih


berlangsung maka beberapa analisis dapat ditunda pelaksanaannya sampai evaluator
selesai melakukan asesmen. Saat melakukan analisis data kualitatif, perlu dilakukan
beberapa langkah sebagai berikut: a) yakinkan semua data telah tersedia, b) buatlah
salinan data untuk berjaga-jaga kalau ada yang hilang, c) aturlah data dalam judul dan
masukkan dalam file, d) gunakan sistem kartu-kartu dalam map, e) periksa kebenaran
hasil asesmen.

Apabila data bersifat kuantitatif maka analisis data dilakukan dengan menggunakan
statistik. Dalam bimbingan konseling, statistik biasa digunakan untuk analisis data hasil
tes psikologis, misalnya tes inteligensi, tes bakat, dan sebagainya. Dewasa ini, program
statistik dapat dengan mudah dilakukan dengan bantuan komputer, seperti program excel,
LISREL, SPSS, dan sebagainya.

 Melakukan penafsiran / interprestasi dan menarik kesimpulan.

Interpretasi diartikan sebagai upaya mengatur dan menilai fakta, menafsirkan


pandangan, dan merumuskan kesimpulan yang mendukung. Penafsiran harus dirumuskan
dengan hati-hati, jujur, dan terbuka. Berikut ini adalah hal-hal yang harus ada dalam
interpretasi, yaitu:

1. Komponen untuk menafsirkan / interpretasi hasil analisis data

Interpretasi berarti menilai objek asesmen dan menentukan dampak asesmen


tersebut. Pandangan evaluator juga mempengaruhi penafsiran/ interpretasi data. Untuk
asesmen yang akan digunakan untuk membantu fungsi pendidikan, maka hasil asesmen
harus diinterpretasikan sebagai sarana untuk mengetahui kebaikan klien, dan dapat
menjadi bahan pertimbangan dalam tindakan berikutnya bagi orang-orang lain yang
berkepentingan/ berwenang (Cronbach dalam Ratna Widiastuti, 2010)).

2. Petunjuk untuk menafsirkan analisis data

Worthen dkk. dalam Ratna Widiastuti, 2010) menyatakan bahwa para evaluator telah
mengembangkan metode yang sistematik untuk melakukan interpretasi. Diantara
metode-metode tersebut yang sering dipakai akhir-akhir ini adalah:

 menentukan apakah tujuan telah dicapai,

 menentukna apakah hukum, norma-norma, demokrasi aturan, dan prinsip-


prinsip etik tidak dilupakan

 menentukan apakah analisis kebutuhan telah dikurangi,


 menentukan nilai pencapaian,

 bertanya kepada kelompok penilai, melihat kembali data, menilai


keberhasilan dan kegagalan, menilai kelebihan dan kelemahan penafsiran,

 membandingkan variabel-variabel penting dengan hasil yang diharapkan,

 membandingkan analisis yang dilaporkan oleh program yang usahanya sama,

 menafsirkan hasil analisis dengan prosedur yang menghasilkannya. Namun


demikian, menginterpretasikan data bukan hanya pekerjaan evaluator saja,
akan tetapi evaluator hanya memberikan pandangan saja dari sekian banyak
pandangan.

 Menindak lanjuti hasil assessment

Tindak lanjut adalah menindak lanjuti hasil asesmen atau penggunaan hasil asesmen
dalam konseling. Beberapa kegiatan tindak lanjut diantaranya adalah apakah konselee
perlu melakukan konseling yang memfokuskan pada aspek yang berbeda lainnya, apakah
klien perlu mendapatkan tritmen tertentu, atau bahkan bisa jadi konselee perlu
mendapatkan rujukan (refferal) kepada pihak ketiga. Rujukan diperlukan jika guru
pembimbing/ konselor tidak mempunyai kewenangan atau tidak mempunyai kemampuan
untuk menangani masalah yang dihadapi klien. Misalnya jika klien sudah mengalami
gangguan psikotik, maka klien perlu dirujuk ke psikiater; jika klien mengalami gangguan
dislesia maka perlu dirujuk ke terapis khusus yang menangani gangguan tersebut.

Untuk konseling yang berbasis individu, maka langkah-langkah khusus peerlu dilakukan,
yaitu dengan cara:

 menentukan fokus yang akan dinilai (misal cara klien dalam merespon, ide-ide
pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan sebagainya)

 menentukan teknik untuk penilaian (misal dengan observasi, konferensi kasus,


atau wawancara)

 menggunakan teknik penilaian yang telah ditentukan

 melakukan analisis data yang diperoleh dan membicarakan hasilnya dengan klien

 menanggapi data dengan cermat

 melaporkan data yang telah diolah (laporan hasil konseling)


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Mata kuliah Assesmen pembelajaran ini mengkaji tentak tolak ukur pendidikan
melalui pengukuran dan penilaian hasil belajar. Dengan demikian setelah melakukan
pengukuran hasil belajar, akan dapat pula mengambil keputusan terhadap hasil belajar
melalui penilaian kualitatif dengan ukuran baik dan kurang. Mata kuliah ini merupakan
salah satu mata kuliah dasar keahlian pedagogic. Bahasan materi perkuliahan yang
disampaikan akan mengarah pada pembentukkan pengetahuan dan keterampilan dalam
assesmen pembelajaran bagi calon guru. Materi dasar yang di bahas adalah

1. Konsep dasar penilaian


2. Penilain berdasarkan kurikulum 2013
3. Teknik dan pelaksanaan penilaian
4. Penilaian otentik
5. Penyusun tes hasil belajar
6. Validtas dan Reliabilitas tes
7. Analisiss butir soal
8. Analisis data hasil tes
Daftar Pustaka :

Gabel, D.L. 1993. Handbook of Research on Science Teaching and Learning. New York :
Maccmillan Company.

Wilda, A. 2010. http://wildaalbeta.blogspot.com/2010/04/hubungan-pengukuran-


penilaiantes dan.html. Diakses pada tanggal 7 April 2015 Pukul 16.00 WIB.

Wulan, AR. Pengertian Dan Esensi Konsep Evaluasi, Asesmen, Tes, dan Pengukuran.
Bandung : FPMIPA Universitass Pendidikan Indonesia.

Zainul & Nasution. 2001. Penilaian Hasil belajar. Jakarta : Dirjen Dikti.

Anda mungkin juga menyukai