Pentingnya Assesmen masa kini, Hubungan antara Assesmen, dan Tahapan Assesmen
Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Konsep Dsar Paud
Dosen pengampu Mata Kuliah Ibu Sunanik M.Pd.I
DisusunOleh :
Kelompok 12
1. : Septi 2011305026
IAIN SAMARINDA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini bisa
tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari
pihak yang sudah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik berupa pikiran maupun
materinya.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembacanya. Bahkan tidak hanya itu, kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini si
pembaca mempraktekkannya dalam kehidupan sehari – hari.
Kami sadar masih banyak kekurangan didalam penyusunan makalah ini, karena
keterbatasan pengetahuan serta pengalaman kami. Untuk itu kami begitu mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................................1
Daftar Isi.........................................................................................................................................2
Bab I Pendahuluan ......................................................................................................................4
Latar Belakang ...............................................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Menurut Mardapi, (2004), penilaian dan pembelajaran adalah dua kegiatan yang saling
mendukung, upaya peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan melalui upaya
perbaikan sistem penilaian.
Sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas belajar yang baik. Kualitas
pembelajaran ini dapat dilihat dari hasil penilaiannya. Selanjutnya sistem penilaian yang
baik akan mendorong pendidik untuk menentukan strategi mengajar yang baik dalam
memotivasi peserta didik untuk belajar yang lebih baik. Oleh karena itu, dalam upaya
peningkatan kualitas pendidikan diperlukan perbaikan sistem penilaian yang diterapkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah makalah ini
adalah:
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penulisan makalah ini
adalah: 1. Mahasiswapembaca dapat mengetahui pengertian dari assessment penilaian
Pembahasan
A. Pentingnya Assesmen Bagi Perkembangan Anak Usia Dini
TK merupakan salah satu bentuk awal pendidikan sekolah yang menyediakan
berbagai program belajar. Program- program ini dimaksudkan untuk membantu anak
untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan diri yang optimal. Perkembangan dan
pertumbuhan anak dapat dilihat dari pelaksanaan penilaian sebagai bentuk informasi anak
yang diberikan guru kepada pihak lain.
Bagi orang tua diharapkan dapat menentukan langkah atau upaya apa yang dapat
dilakukan dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak. Bagi guru sebagai
masukan dalam merancang kegiatan belajar selanjutnya untuk setiap anak. Bagi anak
sendiri sebagai dorongan atau motivator dalam mengembangkan diri ( Yus, 2015 )
Menyeluruhan
Penilaian yang dilakukan terhadap proses dan hasil kegiatan anak yang diharapkan
dapat menggambarkan adanya perubahan prilaku anak baik yang menyangkut
pengetahuan, sikap, prilaku dan keterampilan.
Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap dan terus menerus dengan mencatat
setiap tahap-tahap kegiatan oleh guru. Hal tersebut dilakukan agar memperoleh betul-
betul berasal dari gambaran perkembangan hasil belajar anak sebagai hasil didik dari
kegiatan pelaksanaan program.
Objektif
Penilaian yang memberikan informasi yang sebenarnya atau mendekati tentang objek
kemampuan dan perkembangan anak. Guru harus dapat menyampingkan perasaan-
perasaan suka atau tidak suka, keinginan dan prasangka yang tidak ada kaitannya dengan
perkembangan dan pertumbuhan anak.
Mendidik
Hasil penilaian harus dapat membina dan mendorongnya timbulnya keinginan anak
untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangannya.
Kebermaknaan
Hasil penilaian harus memiliki makna bagi orang tua, anak didik dan pihak lain yang
berkepentingan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal tersebut akan
terpenuhi jika dapat memberikan nilai yang benar-benar mengambarkan
pencapaianpertumbuhan dan perkembangan anak. Pembelajaran yang bermakna bagi
anak usia dini harus dilihat dari beberapa prinsip, yaitu anak harus memiliki kesiapan
secara umur, kemampuan fisik, kematangan mental dan emosional dikemas dalam bentuk
bermain dan permainan ( Suryana, 2013 )
Kesesuaian
Penilaian menunjukan kesesuaian antara hasil atau nilai diperoleh anak dengan apa
yang dilakukan atau diajarkan guru.
B. Hubungan antara evaluasi, tes, pengukuran, dan asesmen :
Untuk mengetahui hubungan antara evaluasi, tes, pengukuran, dan asesmen,
sebelumnya akan dikemukakan terlebih dahulu definisi dari masing-masing point tersebut
sesuai dengan gambar. Menurut Wulan tes (test) merupakan suatu alat penilaian dalam
bentuk tulisan untuk mencatat atau mengamati prestasi siswa yang sejalan dengan target
penilaian. Lalu pengukuran (measurement) adalah suatu proses pengumpulan data
melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan
yang telah ditentukan.
Dalam hal ini guru menaksir prestasi siswa dengan membaca atau mengamati apa
saja yang dilakukan siswa, mengamati kinerja mereka, mendengar apa yang mereka
katakan, dan menggunakan indera mereka seperti melihat, mendengar, menyentuh,
mencium, dan merasakan.
Akan tetapi tentu saja tes hanya merupakan salah satu alat ukur yang dapat
digunakan karena informasi tentang hasil belajar tersebut dapat pula diperoleh tidak
melalui tes, misalnya menggunakan alat ukur non tes seperti observasi, skala rating, dan
lain-lain.
Guru mengukur berbagai kemampuan siswa, apabila guru melangkah lebih jauh dalam
menginterpretasikan skor sebagai hasil pengukuran tersebut dengan menggunakan
standar tertentu untuk menentukan nilai atas dasar pertimbangan tertentu, maka kegiatan
guru tersebut telah melangkah lebih jauh menjadi evaluasi, (Zainul : 2001). Untuk
mengungkapkan hubungan antara asesmen dan evaluasi, Gabel (1993) mengungkapkan
bahwa evaluasi merupakan proses pemberian penilaian terhadap data atau hasil yang
diperoleh melalui asesmen.
Sementara itu menurut Wilda (2010) hubungan antara tes, pengukuran, dan evaluasi
adalah siswa dapat diukur kemampuannya melalui tes yang sesuai dengan jenjang atau
tingkat kemampuan serta perkembangan dari proses pembelajaran yang telah dialami
siswa tersebut. Setelah kemampuan siswa diukur dan dinilai, mereka dapat dievaluasi
berdasarkan data-data dari pengukuran dan penilaian tersebut. Penilaian dapat dilakukan
baik secara formal maupun secara informal. Semua tes adalah penilaian formal, tetapi
tidak semua penilaian formal merupakan tes.
Salah satu penentu keberhasilan konseling adalah kemauan dan kemampuan klien
itu sendiri. Dalam konseling, keputusan akhir untuk pemecahan masalah yang dihadapi
ada pada diri klien. Konselor/ guru BK bukan pemberi nasihat, bukan pengambil
keputusan mengenai apa yang harus dilakukan klien dalam memecahkan masalah yang
dihadapinya.
Karena itu, untuk keberhasilan konseling, klien dapat bekerjasama dengan guru
BK/konselor, dan dengan bantuan guru BK maka klien diharapkan mampu memunculkan
ide-ide pemecahan masalah, dan klien memiliki keberanian serta kemampuan untuk
mengambil keputusan, mampu memahami diri sendiri, dan mampu menerima dirinya
sendiri. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka konselor menentukan akan melakukan
asesmen dengan memfokuskan pada salah satu aspek dalam diri klien saja.
Setelah ditentukan fokus area asesmen, Anda dapat merencanakan instrumen yang
akan digunakan dalam asesmen. Banyak instrumen yang dapat digunakan dalam asesmen
seperti tes psikologis, observasi, inventori, dan sebagainya. Tetapi untuk menentukan
instrumen sangat tergantung pada aspek apa yang akan diasesmen. Misalnya Anda akan
melihat kerjasama klien dalam konseling, maka instrumen dapat menggunakan checklist,
tetapi apabila Anda memfokuskan asesmen tentang kemampuan klien dalam
memecahkan masalah, maka Anda dapat mempergunakan tes psikologis.
C. Penetapan waktu
Perencanaan waktu yang dimaksud adalah kapan asesmen akan dilakukan.
Penetapan waktu ini sangat erat berhubungan dengan persiapan pelaksanaan asesmen.
Persiapan akan banyak menentukan keberhasilan suatu asesmen, misalnya
mempersiapkan instrumen, tempat, dan peralatan lain yang diperlukan dalam
pelaksanaan asesmen. Apalagi jika pelaksana asesmen tersebut bukan guru BK itu
sendiri, misalnya karena instrumen yang digunakan untuk asesmen adalah tes psikologis
(tes intelegensi, inventori kepribadian, tes minat jabatan, dan sebagainya). Dalam hal ini
apabila guru BK tidak memiliki kewenangan, maka guru BK dapat minta bantuan orang
yang memiliki kewenangan, misalnya psikolog atau orang yang telah memiliki sertifikasi
yang memberikan kewenangan untuk mengadministrasikan tes dimaksud.
Apabila instrumen yang kita gunakan adalah buatan sendiri atau dikembangkan
sendiri, maka instrumen itu perlu diuji validitas dan reliabilitasnya. Karena validitas dan
reliabilitas merupakan suatu syarat mutlak suatu instrumen asesmen. Namun apabila kita
menggunakan instrumen yang sudah terstandar, Anda tidak perlu mencari validitas dan
reliabilitas karena instrumen tersebut sudah jelas memenuhi persyaratan sebagai suatu
instrumen.
Mengumpulkan data.
pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan informasi atau
fakta-fakta yang ada di lapangan. Proses pengumpulan data dalam sebuah penelitian
bergantung pada jenis penelitian yang dipilih.
Dilansir dari buku Merancang dan Melakukan Penelitian Sosial (2019) karya Sri
Muhammad Kusumantoro, dijelaskan bahwa ada beberapa teknik pengumpulan data yang
sering digunakan dalam penelitian sosial, yaitu:
Kuisioner
Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
beberapa pertanyaan tertulis kepada responden untuk menjawabnya.
Ada tiga jenis kuisioner, yaitu kuisioner tertutup, kuisioner terbuka, dan
kuisioner campuran. Kuisioner tertutup adalah daftar pertanyaan yang alternatif
jawabannya telah disediakan oleh peneliti.
Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara melihat dokumen-
dokumen yang sudah ada. Dokumen tersebut biasanya berupa dokumen-dokumen resmi
yang sudah terjamin kredibilitasnya.
Wawancara
Dilansir dari buku Sosiologi (2012) karya Richard T. Schaefer, wawancara adalah
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan kepada
responden, baik secara tatap muka maupun melalui telepon.
Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memerhatikan
obyek penelitan secara seksama. Tujuan dilakukan observasi adalah untuk mencatat
setiap keadaan yang relevan dengan tujuan penelitian.
Melakukan Verifikasi.
Pengertian verifikasi secara umum bahwa arti verifikasi ialah teori filsafat
positif logis dalam memilih metode pengalaman. Dalam artian, bahwa suatu sumber yang
didasarkan pengetahuan dan penghematan melalui analisis logis dengan bantuan berupa
simbol-simbol logika dengan menggunakan metode untuk pemecahan masalah melalui
metode empirik.
Hal itu berarti bahwa bila terdapat sesuatu yang tidak dapat diverifikasi secara
empirik maka hal tersebut membuktikan suatu hasil sia-sia. Teori demikian bagi
penganutnya mempunyai masalah konsekuensi untuk filosofi tradisional, karena jika
benar akan menyebabkan banyak pekerjaan sia-sia pada filosofis masa lalu, antara lain
pada metafisika dan etika. Selain itu berdasarkan pengertian verifikasi menurut kamus
besar bahasa Indonesia “KBBI” verifikasi ialah pemeriksaan tentang kebenaran laporan,
pernyataan, perhitungan uang dan lain sebagainya.
Proses Verifikasi
Seperti yang telah Kami sampaikan pada definisi verifikasi di atas, diterangkan
bahwa verifikasi membutuhkan bukti yang objektif dan juga urusan itu juga terjadi pada
registrasi. Sebagai contoh, contohnya seperti ketika Anda hendak mendaftar pada sebuah
program yang diadakan oleh pemerintah, maka kamu harus menerangkan sejumlah bukti
objektif contohnya seperti Anda mesti menyiapkan KTP, fotokopi akta kelahiran dan
dokumen-dokumen sah lainnya.Kaitannya dengan proses verifikasi, proses itu kemudian
dilaksanakan secara standar dengan destinasi sebagai pertanda apakah hasil menurut
keterangan dari penelitian lanjut hasil itu valid atau tidak valid. Secara umum proses
verifikasi dipecah menjadi 3 (tiga) langkah.
Perencanaan
Pelaporan
Metode Verifikasi
1. Inspeks
Inspeksi adalah proses pengecekan produk memakai satu atau sejumlah panca
indera, laksana dalam penglihatan, pendengaran, penciuman, sentuhan, dan rasa. Contoh
inspeksi adalah uji rasa kue yang kita pesan. Bagi pengembangan perangkat empuk atau
aplikasi development, urusan itu mungkin berarti menyimak kode sumber dan memeriksa
kekeliruan sintaksis.
2. Demonstras
3. Pengujian
Pengujian adalah proses pemeriksaan kinerja sebuah produk dengan input yang
sudah ditentukan dan nilai output yang diharapkan. Jika Anda melakukan pembelian
perak untuk dipakai dalam buatan elektronik Anda, tersebut mungkin tergolong
menimbang dan meyakinkan bahwa Anda menemukan jumlah dan keaslian yang kita
pesan dengan tepattepat.
4. Analisis
Contoh Verifikasi
Langkah selanjutnya adalah analisis data, yaitu melakukan analisis terhadap data
yang diperoleh melalui instrumen yang digunakan untuk mengambil data. Analisis
dilakukan dengan mengikuti petunjuk yang ada dalam manual masing-masing instrumen.
Metode analisis data dalam asesmen konseling sangat tergantung data yang diperoleh.
Misal data yang diperoleh berbentuk kualitatif atau data kuantitatif.
Apabila data bersifat kualitatif, maka kita melakukan analisis data kualitatif.
Metode analisis data kualitatif misalnya deskriptif naratif. Wilcox (dalam Ratna
Widiastuti, 2010) misalnya menggunakan pendekatan ”key incident” dalam analisis
deskripsi kualitatif tentang kegiatan pendidikan. Pendekatan key incident memungkinkan
bagi kita untuk memasukkan sejumlah besar kesimpulan dari bermacam-macam data
yang berasal dari berbagai sumber, misalnya dari catatan lapangan, dokumen informasi
demografi, atau wawancara.
Apabila data bersifat kuantitatif maka analisis data dilakukan dengan menggunakan
statistik. Dalam bimbingan konseling, statistik biasa digunakan untuk analisis data hasil
tes psikologis, misalnya tes inteligensi, tes bakat, dan sebagainya. Dewasa ini, program
statistik dapat dengan mudah dilakukan dengan bantuan komputer, seperti program excel,
LISREL, SPSS, dan sebagainya.
Worthen dkk. dalam Ratna Widiastuti, 2010) menyatakan bahwa para evaluator telah
mengembangkan metode yang sistematik untuk melakukan interpretasi. Diantara
metode-metode tersebut yang sering dipakai akhir-akhir ini adalah:
Tindak lanjut adalah menindak lanjuti hasil asesmen atau penggunaan hasil asesmen
dalam konseling. Beberapa kegiatan tindak lanjut diantaranya adalah apakah konselee
perlu melakukan konseling yang memfokuskan pada aspek yang berbeda lainnya, apakah
klien perlu mendapatkan tritmen tertentu, atau bahkan bisa jadi konselee perlu
mendapatkan rujukan (refferal) kepada pihak ketiga. Rujukan diperlukan jika guru
pembimbing/ konselor tidak mempunyai kewenangan atau tidak mempunyai kemampuan
untuk menangani masalah yang dihadapi klien. Misalnya jika klien sudah mengalami
gangguan psikotik, maka klien perlu dirujuk ke psikiater; jika klien mengalami gangguan
dislesia maka perlu dirujuk ke terapis khusus yang menangani gangguan tersebut.
Untuk konseling yang berbasis individu, maka langkah-langkah khusus peerlu dilakukan,
yaitu dengan cara:
menentukan fokus yang akan dinilai (misal cara klien dalam merespon, ide-ide
pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan sebagainya)
melakukan analisis data yang diperoleh dan membicarakan hasilnya dengan klien
A. Kesimpulan
Mata kuliah Assesmen pembelajaran ini mengkaji tentak tolak ukur pendidikan
melalui pengukuran dan penilaian hasil belajar. Dengan demikian setelah melakukan
pengukuran hasil belajar, akan dapat pula mengambil keputusan terhadap hasil belajar
melalui penilaian kualitatif dengan ukuran baik dan kurang. Mata kuliah ini merupakan
salah satu mata kuliah dasar keahlian pedagogic. Bahasan materi perkuliahan yang
disampaikan akan mengarah pada pembentukkan pengetahuan dan keterampilan dalam
assesmen pembelajaran bagi calon guru. Materi dasar yang di bahas adalah
Gabel, D.L. 1993. Handbook of Research on Science Teaching and Learning. New York :
Maccmillan Company.
Wulan, AR. Pengertian Dan Esensi Konsep Evaluasi, Asesmen, Tes, dan Pengukuran.
Bandung : FPMIPA Universitass Pendidikan Indonesia.
Zainul & Nasution. 2001. Penilaian Hasil belajar. Jakarta : Dirjen Dikti.