TUGAS AKHIR
PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR PADA 2
BEJANA BERBASIS SCADA
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Teknik pada
Program Studi Teknik Elektro
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma
Oleh :
NIM : 155114006
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
FINAL PROJECT
WATER LEVEL CONTROL FOR 2 TANKS BASED
ON SCADA
In a partial fulfilment of the requirements
for the degree of Sarjana Teknik
Department of Electrical Engineering
Faculty of Science and Technology, Sanata Dharma University
NIM : 155114006
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERSETUJUAN
TUGAS AKHIR
Disusun oleh :
NIM : 155114006
Dosen Pembimbing
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
Disusun oleh :
NIM : 155114006
Yogyakarta, _____________
Dekan,
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir ini tidak memuat karya atau
bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka
sebagaimana layaknya karya ilmiah.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : MAZMUR HARAPAN KITA
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara
terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Pengendalian ketinggian air dibuat untuk mengontrol dan mengetahui ketinggian
air. Dengan menggunakan sensor ultrasonic atau sensor ping sebagai sensor ketinggian air.
Pengendalian pada penelitian ini dapat mengendalikan 6 posisi ketinggian air dalam satuan
cm, yang dilengkapi dengan HMI (Human Machine Interface) untuk mengendalikan dan
menampilkan ketinggian air secara real time.
Sistem dari pengendali ketinggian air ini menggunakan PLC Schneider
TM221CE40R sebagai kontroler. Pengendali ketinggian air ini mengendalikan pompa
untuk sumber air masuk dan solenoid valve sebagai pembuangan air. Ketinggian air dapat
di kenali oleh PLC dengan menggunakan sensor ultrasonic yang sinyalnya akan dikirimkan
dari mikrokontroler. Untuk pengendalian ketinggian air yang mampu di kendalikan adalah
ketinggian 0cm, 5cm, 10cm, 15cm, 20cm, dan 25cm.
Pengendalian ketinggian air ini ditampilkan pada HMI (Human Machine Interface).
Ketinggian air dapat dikontrol dan dipantau dari tampilan HMI. Melalui tahapan pengujian
alat, dapat disimpulkan untuk pengendalian ketinggian air ini melakukan pengendalian
dengan baik.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Water level control is made to control and know the water level. By using
ultrasonic sensors or ping sensors as water level sensors. Control in this study can control 6
water level positions in units of cm, which is equipped with HMI (Human Machine
Interface) to control and display the water level in real time.
This water level controller system uses a Schneider TM221CE40R PLC as a
controller. This water level controller controls the pump for the inlet water source and the
solenoid valve for water discharge. The water level can be recognized by the PLC by using
an ultrasonic sensor whose signal will be sent from the microcontroller. To control the
height of the water that is able to be controlled is the height of 0cm, 5cm, 10cm, 15cm,
20cm, and 25cm.
This water level control is displayed on the HMI (Human Machine Interface). The
water level can be controlled and monitored from the HMI display. Through the tool
testing phase, it can be concluded to control the water level to control it well.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segal arahmat dan karunia-Nya
sehingga Tugas akhir berjudul “PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR PADA 2
BEJANA BERBASIS SCADA” dapat terselesaikan dengan baik.
Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa jurusan Teknik
Elekreo untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik atas bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Tuhan yang maha ESA, atas belas kasih dan karunia Nya sehingga skripsi ini dapat
dibuat dengan suka cita.
2. Orang tua penulis bapak Berman Simanjuntak dan ibu Rismawati Silalahi yang selalu
memberikan support kepada diriku yang manja ini.
3. Bapak Djoko Untoro Suwarno, S.Si., M.T. ,selaku dosen pembimbing yang
membimbing dengan penuh kesabaran memberi ide dan saran dalam masa pengerjaan
proposal hingga tugas akhir ini.
4. Bapak Petrus Setyo Prabowo, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Elektro
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
5. Ibu Ir. Theresia Prima Ari Setiyani, M.T., dan Bapak Martanto, S.T.,M.T. selaku dosen
penguji tugas akhir yang telah memberi masukan, bimbingan serta saran untuk
menyempurnakan penulisan tugas akhir ini.
6. Bapak Dr. Linggo Sumarno, selaku Dosen pembimbing akademik yang selalu memberi
dukungan dan perhatian.
7. Tim Horsemen dan Tim Offline yang menghibur dikala penulis sedang kesepian.
8. Anggota END TA yang senantiasa membantu penulis dengan sukarela dan juga mengisi
waktu dengan bergibah.
9. Sahabat-sahabat Teknik Elektro angkatan 2015 yang telah banyak berbagi kebersamaan
selama masa perkuliahan.
10. Dan semua pihak yang tidak dapat dsebutkan satu persatu yang telah memberikan
bantuan dalam bentuk materi dan moral dalam menyelesaikan perkuliahan dan tugas
akhir ini.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dengan segala hormat dan rendah hati, penulis menyadari penulisan Tugas Akhir ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan agar Tugas Akhir ini dapat dikembangkan lebih lanjut oleh peneliti lain hingga
dapat lebih bermanfaat.
Penulis,
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
TUGAS AKHIR......................................................................................................................i
FINAL PROJECT................................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA................................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP.......................................................v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH................. vi
INTISARI.............................................................................................................................vii
ABSTRACT........................................................................................................................viii
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ix
DAFTAR ISI......................................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL..............................................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2. Tujuan Dan Manfaat Penelitian................................................................................... 2
1.3. Pembatasan Masalah....................................................................................................3
1.4. Metode Penelitian........................................................................................................ 4
BAB II DASAR TEORI.........................................................................................................5
2.1. Sensor Ultrasonic.........................................................................................................5
2.1.1. Piezoelektrik..........................................................................................................6
2.1.2. Transmitter............................................................................................................ 7
2.1.3. Receiver................................................................................................................ 7
2.2. Solenoid Valve.............................................................................................................7
2.3. Pompa Air....................................................................................................................8
2.4. Mikrokontroler.............................................................................................................9
2.5. Mikrokontroler ATMega8535..................................................................................... 9
2.5.1. Konfigurasi Pin ATMega8535............................................................................11
2.5.2. Fitur Mikrokontroler ATMega8535....................................................................12
2.6. PLC ( Programmable Logic Controllers )................................................................. 12
2.6.1. Central Processing Unit (CPU)........................................................................... 13
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.6.2. Memory...............................................................................................................13
2.6.3. PLC Schneider M221..........................................................................................14
2.6.4. Fungsi-fungsi Logika Dasar [7] ......................................................................... 16
2.6.5. Diagram Ladder [8].............................................................................................18
2.7. Human Machine Interface (HMI) [9]........................................................................ 20
2.8. SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition) [10]......................................20
2.8.1. Arsitektur Sistem SCADA.................................................................................. 21
2.9. Relay.......................................................................................................................... 23
2.10. Komunikasi via Ethernet......................................................................................... 26
2.10.1. Konfigurasi Kabel Straight............................................................................... 27
2.10.2. Konfigurasi Kabel Cross...................................................................................28
2.10.3. Konfigurasi I/O Server Pada MBENET............................................................29
2.10.4. Konfigurasi I/O Server Pada InTouch.............................................................. 30
BAB III PERANCANGAN PENELITIAN........................................................................ 33
3.1. Perancangan Sistem................................................................................................... 33
3.2. Perancangan Hardware.............................................................................................. 34
3.3. Penghitungan waktu sensor ping............................................................................... 34
3.4. Diagram perancangan sistem.....................................................................................36
3.5. Perancangan skematik pada mikrokontroller.............................................................40
3.6. Perancangan Pada HMI............................................................................................. 42
3.7. Perancangan Programmable Logic Controller (PLC)................................................43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................46
4.1. Perubahan Perancangan............................................................................................. 46
4.1.1. Perangkat keras................................................................................................... 46
4.1.2. Posisi pompa air.................................................................................................. 47
4.1.3. Penempatan bak 1, bak 2, dan penampungan..................................................... 47
4.1.4. Peletakan sensor ping..........................................................................................48
4.1.5. Sistem pembuangan dan penampungan.............................................................. 49
4.1.6. Suplay air pada bak 1 dan 2................................................................................ 49
4.1.7. Penempatan solenoid valve 1 dan solenoid valve 2............................................50
4.1.8. Pantulan sensor ping di air.................................................................................. 50
4.2. Implementasi Perangkat Keras.................................................................................. 51
4.3. Hasil Pengamatan Sistem.......................................................................................... 53
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Blok diagram.....................................................................................................4
Gambar 2.1. Fenomena gelombang ultrasonik saat ada penghalang.....................................5
Gambar 2. 2. Selenoid Valve DC...........................................................................................8
Gambar 2.3. Pompa Air DC...................................................................................................8
Gambar 2.4. Mikrokontroler ATMega8535.........................................................................10
Gambar 2.5. Konfigurasi Pin ATMega8535........................................................................10
Gambar 2.6. PLC schneider M221.......................................................................................13
Gambar 2.7. PLC M221.......................................................................................................15
Gambar 2.8. Ladder diagram logika AND..........................................................................16
Gambar 2.9. Ladder diagram logika OR.............................................................................17
Gambar 2.10. Ladder diagram logika NOT........................................................................17
Gambar 2.11. Ladder diagram logika NAND.....................................................................17
Gambar 2.12. Ladder diagram logika NOR.........................................................................18
Gambar 2.13. Ladder diagram logika XOR.........................................................................18
Gambar 2.14. Ladder diagram NO......................................................................................19
Gambar 2.15. Ladder diagram NC......................................................................................19
Gambar 2.16. Skema sistem SCADA sederhana dalam pengendalian sistem.....................21
Gambar 2.17. Bentuk Relay dan Simbol Relay....................................................................23
Gambar 2.18. Struktur Sederhana Relay..............................................................................24
Gambar 2.19. Jenis Relay Berdasarkan Pole dan Throw.....................................................26
Gambar 2.20. Urutan kabel straight.....................................................................................28
Gambar 2.21. Urutan kabel cross.........................................................................................28
Gambar 2.22 Tampilan menu configure MBENET.............................................................29
Gambar 2.23 Tampilan topic definition MBENET..............................................................30
Gambar 2.24. Tampilan menu special pada Wonderware InTouch.....................................30
Gambar 2.25. Tampilan access names pada Wonderware InTouch....................................31
Gambar 2.26. Contoh pengaturan access names pada Wonderware InTouch.....................31
Gambar 2.27. Tampilan menu configuration pada SoMachineBasic...................................32
Gambar 2.28. Tampilan menu ETH1 pada SoMachineBasic..............................................32
Gambar 3.1. Ilustrasi perancangan alat................................................................................33
Gambar 3.2. Perancangan Hardware....................................................................................34
Gambar 3.3. Peenghitungan jarak sensor ping.....................................................................35
Gambar 3.4. Diagram alir sistem..........................................................................................37
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Keterangan Bagian PLC M221...........................................................................15
Tabel 3.1. hasil penghitungan waktu....................................................................................36
Tabel 3.2. Konfigurasi pin....................................................................................................41
Tabel 3.3. Pembagian Memori Pada PLC............................................................................44
Tabel 4.1. Perangkat keras...................................................................................................52
Tabel 4.2. Membandinkan sensor ping pada mikro dan real................................................54
Tabel 4.3. Tampilan proses start stop...................................................................................56
Tabel 4.4. Tampilan proses pemilihan ketinggian air..........................................................58
Tabel 4.5. Tampilan proses pemilihan ketinggian air untuk pengurangan..........................61
Tabel 4.6. Perbandingan.......................................................................................................63
Tabel 4.7. Data Real.............................................................................................................65
Tabel 4.8. Pompa dan valve.................................................................................................66
Tabel 4.9. Tampilan BAK 2.................................................................................................68
Tabel 4.10. Program mikrokontroller...................................................................................81
Tabel 4.11. Tagname yang digunakan di HMI.....................................................................84
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Ultrasonik adalah suara atau getaran dengan frekuensi yang tinggi yang
tidak dapat didengar oleh telinga manusia. Frekuensi itu di atas kisaran 20KHz,
hanya beberapa hewan yang mampu menerima frekuensi diatasnya. Contohnya
seperti lumba-lumba untuk berkomunikasi, sedangkan kelelawar menggunakan
gelombang ultrasonik untuk navigasi.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bejananya. Sehingga dapat melihat dan juga mengontrol ketinggian air pada
bejana tersebut.
Manfaat penelitian dari alat ini dapat diperoleh rancangan dan juga acuan
bagi banyak pihak. Khususnya pada sistem yang sudah dirancangan dapat lebih
dikembangkan lagi kedepannya.
Agar tugas akhir ini bisa mengarah pada tujuan dan untuk menghindari
kompleksnya permasalahan yang muncul, maka diperlukan adanya batasan-
batasan masalah yang sesuai dengen tujuan tugas akhir ini. Adapun batasan
masalahnya adalah:
6. HMI pada SCADA dapat mengatur ketinggian air pada 1 buah bejana.
7. Menggunakan sebuah pompa air mini untuk mengisi air pada penampung.
5. Proses pengambilan data dilakukan dengan cara mengambil data dari hasil
pengontrolan ketinggian air pada sistem yang dibuat.
BAB II
DASAR TEORI
s = v.t/2 (2.1)
Dimana s adalah jarak dalam satuan meter, v adalah kecepatan gelombang
suara yaitu 344 m/detik dan t adalah waktu tempuh dalam satuan detik. Ketika
gelombang ultrasonik menumbuk suatu penghalang maka sebagian gelombang
tersebut akan dipantulkan sebagian diserap dan sebagian yang lain akan
diteruskan. Proses ini ditunjukkan pada Gambar 2.1.
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.1. Piezoelektrik
2.1.2. Transmitter
2.1.3. Receiver
Solenoid adalah alat yang digunakan untuk mengubah sinyal listrik atau
arus listrik menjadi gerakan mekanis linier. Solenoid disusun dari kumparan
dengan inti besi yang dapat bergerak. Apabila kumparan diberi tenaga, inti atau
jangkar akan ditarik ke dalam kumparan . besarnya gaya tarikan atau dorongan
yang dihasilkan, ditentukan dengan jumlah lilitan kawat dan besar arus yang
mengalir melalui kumparan. Selenoid Valve yang digunakan adalah DC 12V
dapat dilihat pada Gambar 2.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pompa air berfungsi sebagai pemompa air dari tempat asal ketempat lain.
Pompa air memiliki beberapa jenis tegangan. Pada perancangan ini yang
digunakan adalah pompa air yang bertegangan DC 12V Pompa dilihat pada
Gambar 2.3 dengan Spesifikasi:
2.4. Mikrokontroler
10
11
3. Port A (PA7 … PA0) Berfungsi sebagai input analog dari ADC (Analog to
Digital Converter). Port ini juga berfungsi sebagai port I/O dua arah, jika
ADC tidak digunakan.
4. Port B (PB7 … PB0) Berfungsi sebagai port I/O dua arah. Port PB5, PB6
dan PB7 juga berfungsi sebagai MOSI, MISO dan SCK yang
dipergunakan pada proses downloading. Fungsi lain port ini selengkapnya
bisa dibaca pada buku petunjuk ”AVR ATMega8535”.
5. Port C (PC7 … PC0) Berfungsi sebagai port I/O dua arah. Fungsi lain port
ini selengk apnya bisa dibaca pada buku petunjuk ”AVR ATMega8535”.
6. Port D (PD7 … PD0) Berfungsi sebagai port I/O dua arah. Port PD0 dan
PD1 juga berfungsi sebagai RXD dan TXD, yang dipergunakan untuk
komunikasi serial. Fungsi lain port ini selengkapnya bisa dibaca pad a
buku petunjuk ”AVR ATMega8535”.
12
13
PLC yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah PLC schneider M221
memiliki 3 fungsi utama yaitu, proses (menjalankan instruksi logic program),
memori (menyimpan hasil proses), input/output (menerima data dari luar dan
mengeluarkan atau menjalankan hasil proses) gambar plc dapat dilihat pada
gambar 2.6.
2.6.2. Memory
14
ROM adalah memori tetap yang dapat diprogram sekali. Memori ini
paling tidak populer jika dibandingkan dengan tipe memori yang lain.
PLC ini merupakan produk yang dimiliki oleh Schneider Electric. Pada
perancangan alat ini PLC yang digunakan adalah jenis atau tipe TM221CE40R
dimana tipe ini memiliki 40 Port Input/Output yang terbagi 24 port Input dan 16
port Output, dilihat pada Gambar 2.7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Keterangan dari Gambar 2.5 PLC M221 dapat dilihat pada Tabel 2.1.
NO KETERANGAN NO KETERANGAN
16
a. Memori bit
Memori bit atau dilambangkan dengan %M merupakan memori yang hanya
dapat bernilai 0 dan 1, memori ini terdapat sebanyak 1024 bit.
b. Memori word
Memori word atau dilambangkan dengan %MW merupakan memori yang
nilainya dapat berubah-ubah ketika program dijalankan. Memori ini biasanya
digunakan untuk operasi counter, memori ini terdapat sebanyak 8000 word.
c. Konstanta word
Konstanta word atau dilambangkan dengan %KW merupakan memori yang
digunakan untuk menyimpan konstanta nilai tertentu dan tidak dapat berubah
ketika program dijalankan, memori ini terdapat sebanyak 512 word.
a. AND
Logika AND merupakan kondisi dimana kedua saklar terhubung secara
seri dan kedua saklar harus tertutup untuk menghasilkan keluaran, bentuk ladder
terdapat pada gambar 2.8
17
b. OR
Logika OR merupakan kondisi dimana kedua saklar terhubung secara
pararel dan cukup satu saklar yang tertutup sudah bisa menghasilkan keluaran,
bentuk ladder terdapat pada gambar 2.9
c. NOT
Logika NOT merupakan kondisi dimana sebuah saklar dalam kondisi
normal menghasilkan keluaran, dan akan terbuka apabila mendapat sebuah
masukan, bentuk ladder terdapat pada gambar 2.10
d. NAND
Logika NAND merupakan kondisi dimana kedua saklar NOT terhubung
secara seri dan apabila kedua saklar dalam kondisi normal maka akan
menghasilkan keluaran, bentuk ladder terdapat pada gambar 2.11
18
e. NOR
Logika NOR merupakan kondisi dimana kedua saklar NOT terhubung
secara pararel dan hanya keadaan dimana kedua saklar mendapat masukan tidak
dapat menghasilkan keluaran, bentuk ladder terdapat pada gambar 2.12
f. XOR
Logika XOR merupakan kondisi dimana empat buah kombinasi saklar NC
dan NO yang terhubung secara seri dan pararel. Dimana akan menghasilkan
keluaran jika salah satu dari kedua input bernilai 1, bentuk ladder terdapat pada
gambar 2.13
19
Pada ladder diagram terdapat normal contact yang mengacu pada konsep
NO (Normally Open) dan NC (Normally Closed) dari relay contact, terdapat pada
gambar 2.14 dan 2.15.
20
21
Pada sebuah sistem SCADA terdapat 6 bagian utama supaya sistem dapat
bekerja dengan baik,yaitu :
1. Operator
Operator merupakan orang yang mengawasi sistem SCADA dan
melakukan fungsi supervisory control untuk operasi plant jarak jauh.
2. Human Machine Interfaces (HMI)
HMI menampilkan data untuk operator dan menyediakan input kontrol
bagi operator dalam berbagai bentuk seperti grafik, skematik, jendela,
menu pull-down, dan tombol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
4. Communication System
Sistem komunikasi antara MTU dengan RTU ataupun antara RTU
dengan field device dapat berupa :
a. Komunikasi serial (RS232, RS422, RS485)
b. Ethernet
c. Jaringan telepon tetap
d. Leased lines
e. Internet
f. Wireless (wireless LAN, GSM network, modem radio)
6. Field Device
Field device merupakan plant di lapangan yang terdiri dari berbagai
sensor dan aktuator. Nilai sensor dan aktuator inilah yang diawasi dan
dikendalikan supaya plant dapat berjalan sesuai dengan keinginan
pengguna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2.9. Relay
1. Electromagnet (Coil)
2. Armature
3. Switch Contact Point (Saklar)
4. Spring
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
1. Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada di posisi CLOSE (tertutup)
2. Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada di posisi OPEN (terbuka)
Karena Relay merupakan salah satu jenis dari Saklar, maka istilah Pole dan Throw
yang dipakai dalam Saklar juga berlaku pada Relay. Berikut ini adalah penjelasan
singkat mengenai Istilah Pole and Throw :
25
Berdasarkan penggolongan jumlah Pole dan Throw-nya sebuah relay, maka relay
dapat digolongkan menjadi :
1. Single Pole Single Throw (SPST) : Relay golongan ini memiliki 4 Terminal, 2
Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
2. Single Pole Double Throw (SPDT) : Relay golongan ini memiliki 5 Terminal,
3 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
3. Double Pole Single Throw (DPST) : Relay golongan ini memiliki 6 Terminal,
diantaranya 4 Terminal yang terdiri dari 2 Pasang Terminal Saklar sedangkan
2 Terminal lainnya untuk Coil. Relay DPST dapat dijadikan 2 Saklar yang
dikendalikan oleh 1 Coil.
4. Double Pole Double Throw (DPDT) : Relay golongan ini memiliki Terminal
sebanyak 8 Terminal, diantaranya 6 Terminal yang merupakan 2 pasang
Relay SPDT yang dikendalikan oleh 1 (single) Coil. Sedangkan 2 Terminal
lainnya untuk Coil.
Selain Golongan Relay diatas, terdapat juga Relay-relay yang Pole dan
Throw-nya melebihi dari 2 (dua). Misalnya 3PDT (Triple Pole Double Throw)
ataupun 4PDT (Four Pole Double Throw) dan lain sebagainya. Untuk lebih jelas
mengenai Penggolongan Relay berdasarkan Jumlah Pole dan Throw, dapat dilihat
pada gambar 2.19.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
27
point dan lainnya sehingga menjadi sebuah jaringan yang disebut Local
Area Network (LAN). [12]
d. Ukuran konektor dan kabel jaringan UTP relatif kecil (diameter = 0,43 cm)
sehingga terbilang fleksibel dan mempermudah dalam membuat saluran kabel.
e. Kerusakan yang terjadi pada salah satu saluran kabel jaringan UTP
(Unshielded Twisted Pair) tidak akan mengganggu jaringan secara keseluruhan.
b. Jarak jangkauan kabel jaringan UTP hanya 100 meter sehingga sangat terbatas
dan kalah jika dibandingkan dengan kabel jaringan jenis Coaxial (500 meter).
28
29
Dari 8 buah kabel yang ada pada kabel UTP ini (baik pada kabel straight
maupun cross over) hanya 4 buah saja yang digunakan untuk mengirim dan
menerima data, yaitu kabel pada pin no 1,2,3 dan 6.
3. Kemudian akan terlihat definisi topik yang sudah pernah dibuat atau kosong
jika belum pernah membuat. Terdapat beberapa opsi yang dapat digunakan
yaitu membuat topik definisi baru, memodifikasi topik definisi yang sudah ada,
dan menghapus topik definisi. Dapat dilihat pada gambar 2.23.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
3. Akan terlihat tampilan nama access names yang sudah pernah dibuat
sebelumnya dan akan terlihat kosong jika belum pernah dibuat. Terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
4. Selanjutnya lakukan pengaturan seperti pada gambar 2.26 dengan nama access
sesuai dengan yang diinginkan dan nama topik sesuai dengan yang sudah
dibuat pada MBENET.
32
3. Pilih menu ETH1, kemudian pilih opsi Fixed IP address dan isikan alamat ip
sesuai dengan yang diinginkan. Dapat dilihat pada gambar 2.28.
BAB III
PERANCANGAN PENELITIAN
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Pada sensor ping diperoleh rumus persamaan yang dapat dilihat pada
persamaan 2.1 diperancangan ini pada bagian hmi terdapat 5 pilihan atau push
button yang terdiri dari 5cm, 10cm, 15cm, 20cm, dan 25cm. Maka pada rumus
persamaan yang di peroleh maka dapat diperoleh waktu tempuh suara dari sensor
ping dalam menentukan jaraknya yang dapat dilihat pada tabel 3.1. Untuk dimensi
tingginya sensor ping dari atas samai ke permukaan ember setinggi 30cm dapat
dilihat pada ilustrasi Gambar 3.3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Untuk cara perhitungan pada sensor ping pada perancangan ini sebagai
contoh dapat dilihat pada ilustrasi pada gambar 3.3. Sebagai contoh
penghitungannya jika ketinggian air pada ember adalah 5cm maka perhitungannya
adalah 30cm (tinggi keseluruhan ember) di kurangi 25cm, cara untuk
menghitungnya dapat dilihat pada gambar 3.4 dan rumus dari sensor ping pada
persamaan 2.1
36
Jawab:
s = v*t/2
0,25 = 344*t/2
0,25 = 172*t
t = 0,25/172
t = 0,001453 detik
Jadi dari contoh penghitungan di atas untuk ketinggian air 5cm di dapatkan adalah
0,001453 detik. Untuk ketinggian 10cm, 15cm, 20cm, dan 25cm dapat dilihat
pada tabel 3.1.
Untuk diagram perancangan atau flowchart pada sistem dapat dilihat pada
gambar 3.4. Pada flowchart sistem terdapat beberapa jenis proses. Proses yang ada
adalah proses pada mikro, proses pemilihan ketinggian air pada hmi, dan juga
proses pompa air dan solenoid valve.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Pada flowchart mikro yang terjadi adalah pemrosesan data dari sensor
ping yang akan diteruskan ke PLC. Yang akan dikirimkan atau diteruskan mikro
ke PLC adalah tegangan analog. Pada diagram alir untuk sensor ping 2 sama
seperti gambar 3.5 hanya sensornya saja yang menjadi sensor ping 2. Untuk
flowchart dapat dilihat pada gambar 3.5.
38
Selanjutnya pada flowchart bak 1 dapat dilihat pada gambar 3.6 ada
tambahan “memilih push button” yang artinya dapat memilih ketinggian air
berapa yang di inginkan. Seperti contoh pertama pengguna ingin mengisi air pada
bak 1 dengan ketinggian 5cm, maka pompa air akan menyala sampai ketinggian
air pada bak 1 berada pada posisi 5cm dan pompa akan mati. Lalu pengguna ingin
menubah ketinggian air pada bak 1 menjadi 20cm maka pompa akan menyala
kembali sampai ketinggian air pada bak 1 setinggi 20cm dan pompa akan mati.
Setelah itu pengguna inign mengurangi air pada bak 1 setinggi 10cm, maka yang
terjadi adalah solenoid valve akan menyala atau membuka sehingga air akan
berkurang sampai di ketinggian 10cm dan solenoid mati atau menutup kembali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Pada flowchart bak 1 gambar 3.6 terdapat “memilih push button” dapat
dilihat pada gambar 3.7 setelah push button ditekan maka sinyal akan dikirimkan
sesuai push button yang telah ditentukan, namun saat drain di tekan maka
solenoid menyala atau membuka dan air pada bak 1 akan keluar sampai habis dan
solenoid mati atau menutup kembali. Lalu ketika push button drain di tekan maka
solenoid akan menyala yang membuat solenoid tersebut membuka, sehingga air
pada bak 1 akan terbuang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
41
VCC VCC
GND GND
VCC VCC
GND GND
42
Pada HMI terdapat 2 bagian yang berbeda yaitu BAK I dan BAK II.
Pada bak atau bejana masing-masing memiliki 1 buah sensor ping. Bak yang
kedua hanya menampilkan ketinggian air yang terdapat di bak 2 saja dan
tidak ada pengontrollan. Tetapi pada bak pertama terdapat suatu pengontrolan
terhadap bak 1. Pengontrolan yang dapat di lakukan adalah dengan memilih
berapa persen ketinggian air yang di inginkan.
Pada HMI tersebut user dapat memilih 5 jenis ketinggian air yang berbeda.
Bak 1 juga memiliki kontrol start untuk memulai dan stop untuk berhenti.
Rancangan yang direncanakan ketika start di tekan maka program akan
menyala tetapi belum terjadi apa-apa, setelah user memasukkan input berapa
persen ketinggian air yang di inginkan maka program baru mulai
memprosesnya. Jika tombol stop yang di tekan maka proses berhenti dan
vavle membuka dan mengosongkan air. Jika kondisi di dalam bak terisi
misalnya 25cm dan user ingin mengubahnya menjadi 15cm maka valve akan
membuka dan akan menutup kembali ketika ketinggian airnya telah
berkurang mencapai 15cm. Rancangan HMI pada rancangan penelitian dapat
dilihat pada gambar 3.10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Pada perancangan ini PLC yang digunakan adalah Schneider M221 yang
memiliki 40 port I/O dengan input sebanyak 24 port dan output sebanyak 16 port.
Sistem ini menggunakan PLC sebagai yang melakukan proses data yang telah di
terima (input) dari mikrokontroller. Output dari PLC ini berupa relay yang akan
mengaktifkan atau mematikan pompa air. Pada sistem perancangan terdapat
pembaga memori yang dapat dilihat pada tabel 3.3 Pembagian memori pada PLC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
1 Start %M0
2 Stop %M1
9 Valve %M8
16 Drain %M15
45
2 %Q.01 Valve 1
4 %Q.03 Valve 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang pembahasan hasil dari pengamatan dan pengujian pada
sistem Pengendalian ketinggian air pada 2 bejana berbasis SCADA. Pengujian
dilakukan pada prangkat keras dan software pada sistem scada yang telah di
rancang pada bab sebelumnya. Berdasarkan data-data hasil pengujian dan analisa
tersebut, maka dapat diambil suatu kesimpulan dari alat tugas akhir yang telah
dikerjakan.
Pada bagian sub bab ini menjelaskan tentang perubahan pada implementasi
sistem yang terjadi pada saat pembuatan perangkat keras maupun perangkat lunak.
Pada awal perancangan perangkat keras yang terdapat pada gambar 4.1 dapat
dilihat pada gambar, pada saat melakukan pembuatan perangkat keras ada
beberapa perubahan yang dilakukan.dapat dilihat sebagai berikut
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Pada awal perancangan posisi dari pompa air berada di bawah ember dan pompa
air tersebut dibhubungkan dengan pipa paralon dapat dilihat pada gambar 4.1.
Namun pada saat pembuatan pada perangkat keras pompa yang digunakan lebih
efisien jika menggunakan selang air. Dikarenakan jika menggunakan pipa,
pompanya kurang cocok untuk bekerja, dan juga pompa yang digunakan lebih
cocok atau semestinya menggunakan selang air yang memiliki ukuran 1/4.
perpindahan posisi dapat dilihat pada gambar 4.2 dan pada perangkat keras ini
menggunakan 2 pompa air yang sama jenisnya. Pada pompa 1 dan 2 (kiri ke
kanan) ini masing-masing menyuplai air pada bak 1 dan bak 2
b
a
Pada bagian ini ada juga dilakukan perubahan posisi ember penampung dapat
dilihat pada sebelumnya pada gambar 4.1 bahwa penampung air terletak dibawah
meja berada tepat dibawah bejana 1 atau bak 1. Namun pada saat pembuatan
dilakukan perubahan Gambar 4. 3 yaitu penampung air (c) terletak dibawah posisi
samping meja, dapat dilihat pada gambar 4.3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Sebelumnya penempatan sensor ping bak 1 dan bak 2 atau bejana 1 dan
bejana 2 berada pada posisi samping ember dapat dilihat pada gambar 4.1. Pada
saat melakukan percobaan dapat ternyata sensor ping tidak dapat bekerja dengan
maksimal, dikarenakan pantulan yang tidak sesuai dengan semestinya. Sebab dari
itu maka posisi sensor ping ini dipindah ke tengah bagian dari bejana 1 dan bejana
2 agar pantulan kedalam bejana benar-benar sesuai dengan semestinya.
Penempatan posisi sensor ping bejana 1 (d) dan sensor ping bejana 2 (e) dapat
dilihat pada gambar 4.4.
49
Pada sistem pembuangan dan penampungan ini pada saat pembuatan ada
perubahan yaitu sumber atau suplay air di ambil dari tempat penampungan air dari
pembuangan air bejana 1 dan bejana 2. Pompa air akan menyedot atau mengambil
air yang akan di salurkan dari bak penampungan tersebut. Dapat dilihat pada
gambar 4.5
Perubahan yang dilakukan pada suplay air pada bak 1 dan 2 sama seperti
pada perubahan pada pipa menjadi selang agar pembuatan lebih efisien dan
praktis. Jika menggunakan pipa untuk suplay air ini cenderung kurang praktis
untuk pembuatannya, dan juga pengaruh dari bahannya sendiri. Pipa tidak
fleksibel seperti selang dapat dilihat pada gambar 4.6
50
Penempatan sebelumnya soledoid valve 1 dan solenoid valve 2 ini terletak pada
bagian samping ember dapat dilihat pada gambar 4.1. namun pada saat pembuatan
hardware dilakukan perubahan dalam meletakan solenoid valve 1 dan solenoid
valve 2. Dilakukan perubahan penempatan karena lebih mudah untuk aliran air
dari bejana 1 dan bejana 2. Jadi air yang dari kedua bejana tersebut akan langsung
mengalir lurus ke arah bawah. Perubahan dapat dilihat pada gambar 4.7.
Sensor ping atau ultrasonik sensor adalah sensor yang menggunakan prinsip
pantulan suara. Suara yang di keluarkan oleh sensor ini akan diterima lagi oleh
sensor ping itu sendiri. Sensor ini menggunakan suara yang merambat di udara,
dan cepat rambat suara di udara adalah 344 m/s dan dikarenakan di alat yang di
rancangan ini mengukur ketinggian air maka jika suara dari sensor ping ini
dipantulkan ke air otomatis suaranya menjadi ada 2 rambatan. Yang pertama pada
rambatan suara di udara dan yang kedua adalah rambatan suara di air. Cepat
rambat suara di air atau zat cair sendiri adalah 1490 m/s maka dari itu pada
perancangan alat ini pada-tiap tiap bejana 1 dan juga bejana 2 diberikan gabus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
datar agar suara yang dipantulkan tidak mengenai air tersebut. Gabus
digunakan karena bahan yang padat dan juga dapat mengambang di atas air. Dapat
dilihat pada gambar 4.8 dan gambar 4.9 gabus pada bejana atau bak.
Pada bagian sub bab ini menjelaskan tentang implementasi perangkat keras
dari rancangan yang telah di rancang sebelumnya. Bagian ini terdiri dari bagian
rangkaian perangkat keras seperti penempatan relay, penempatan mikro, serta
power suplay, terminal penghubung, peletakan MCB sebagai pemasuk dan
pemutus tegangan, tombol pompa dan valve pada bak 2, dan penempatan
rangkaian low-pass filter yang digunakan.dapat dilihat pada tabel 4.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
E Minsys ATmega8535
53
Pada bagian ini menjelaskan tentang cara kerja sistem yang ada secara garis
besar atau secara keseluruhan sistem kerja alat. Meliputi dari cara kerja mikro,
cara kerja PLC, cara kerja HMI, dan data yang diperlukan.
Bejana yang digunakan berupa ember setinggi 30cm dapat dilihat pada
gambar 4.10. Di gambar tersebut adalah jarak sensor ping dari permukaan ember
sampai ke posisi sensor ping yang ada di bagian atas ember. Pengisian air pada
bejana tentu memerlukan waktu beberapa saat. Waktu yang dibutuhkan untuk
mengisi sebuah bejana dari posisi awal 0cm atau posisi kosong tidak terisi air,
sampai posisi 25cm atau posisi penuh adalah 5.30 menit atau terbilang lima menit
lebih tiga puluh detik. Dan untuk membuang air pada bejana atau mengosongkan
bejana tentu juga memerlukan waktu, waktu yang diperlukan dari posisi air pada
posisi 25cm sampai 0cm atau kosong adalah 3.42 menit atau terbilang tiga menit
lebih empat puluh dua detik.
25 cm
54
Untuk data panjang cm yang dikeluarkan dari sensor ping dapat dilihat
pada tabel 4.2. Data yang diambil adalah data real pada saat melakukan
pengetesan. Terdapat error yang terjadi pada sensor dengan panjang real. % error
adalah [(nilai terbaca) - (nilai sebenarnya)] / (nilai sebenarnya). Pada pengambilan
error dilihat contoh pada jarak real 10cm dan yang tertampil pada LCD mikro
adalah 9cm.
Tabel 4.2. Jarak real dan jarak yang tertampil dari sensor ping pada LCD mikro
1 cm
7 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Lanjutan Tabel 4.2. Jarak real dan jarak yang tertampil dari sensor ping pada LCD
mikro
10 cm
20 cm
26 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Pada bagian ini menjelaskan tiap-tiap proses yang terjadi pada HMI.
Meliputi dari proses pengisian air pada bak 1 dan menampilkan ketinggian air
pada bak 1 dan 2. Data diambil berdasarkan hasil percobaan, percobaan yang telah
dilakukan pada saat user memilih input berapa ketinggian air yang di inginkan
dan juga mengosongkan air pada bak 1. Setiap tombol memiliki indikator lampu
pada HMI yang terletak pada tombol yang ada pada HMI. Pada tampilan pertama
HMI jika ingin menjalankan sistem user harus menekan tombol start dahulu
sebelum dapat memilih ketinggian air yang ada pada bak 1 setelah itu baru user
dapat menjalankan program atau memilih ketinggian yang di inginkan. Hasil
pengamatan proses dapat dilihat pada tabel 4.3.
57
Setelah tombol start ditekan maka lanjut untuk proses pilih tombol atau
push button kontrol yang terdapat pada HMI. Data diambil berdasarkan hasil
percobaan, dengan cara user memilih setiap tombol yang ada pada bagian kontrol
bak 1 HMI. Untuk pengisian air dari 5cm, 10cm, 15cm, 20cm, dan 25cm dapat
dilihat pada tabel 4.4. Untuk kondisi pengurangan contohnya dari ketinggian
25cm menuju posisi 20cm atau pilihin lainnya yang terdapat pada kontrol push
button bak 1 dapat dilihat pada tabel 4.5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
59
60
61
62
63
Pada bagian ini akan menjelaskan data yang diperoleh pada tampilan HMI,
Ladder PLC, dan LCD pada mikro. Pada mikro keluaran ini diperoleh dari port
PD4 untuk bak 1 dan PD5 untuk bak 2. pada perbandingan yang terdapat pada
tabel 4.6 adalah bagian bak 1. Ketika posisi ketinggiannya berbeda maka tegangan
keluaran yang di hasilkan juga berbeda. Pada tabel 4.6 dapat dilihat tabel tersebut
adalah perbandingan secara real serentak keluaran ketinggian yang ditampilkan
pada tampilan HMI, ladder PLC, dan LCD mikro. Pada bagian ladder PLC yang
dilihat adalah hasil dari pembagian tegangan yang masuk pada %IW0.0 dan
dibagi dengan angka 19. Pembagian tersebut dilakukan agar keluaran pada PLC
menampilkan agka ketinggian dari 0 sampai dengan 25. Data yang diperoleh
berdasarkan dari hasil percobaan dapat dilihat pada tabel 4.6.
64
Untuk keluaran dari 0cm, 5cm, 10cm, 15cm, 20cm dan 25cm dapat dilihat
pada tabel 4.7. Menunjukkan keluaran dari multimeter. Tiap ketinggian memiliki
ketinggian yang berbeda. Keluaran di ambil dari keluaran low-pass filter yang
telah di buat dapat dilihat pada gambar 4.11. Keluaran low pass filter adalah
tegangan yang masuk pada analog pada PLC. Pada rangkaian low-pas filter tiap
inputan analog pada PLC terdapat 2 buah resistor dan 1 buah capasitor. R1 = 4K
ohm, R2 = 4K ohm dan C1 = 10 mikro, farad C2 = 10 mikro farad.
65
Pada gambar 4.11 dapat dilihat adalah gambar rangkaian low pass filter.
Rangkaian tersebut adalah sebagai filter atau penyaring dari data yang dikeluarkan
oleh mikro sebelum diterima oleh analog pada PLC. Data dapat dilihat pada data
real tabel 4.7 yan berisi jarak real, out pwm, v out LPF (Low-Pass Filter), %MW4,
dan ketinggian yang ditampilkan pada HMI (Human Machine Interface). Untuk
jarak real, pada jarak dilakukan pembalikan jarak dikarnakan jarak terjauh adalah
ketinggian terkecil dan jarak terdekat adalah ketinggian terbesar. Untuk %MW4
adalah input yang di terima dari keluaran LPF, dan untuk HMI adalah tampilan
ketinggian yang diperoleh dari data %MW4 dibagi dengan 19.
24 cm 20 1V 55 2 cm
22 cm 40 1.40 V 87 4 cm
20 cm 61 1.60 V 129 6 cm
18 cm 81 2V 169 8 cm
8 cm 183 4V 351 18 cm
2 cm 244 5V 457 24 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
4.3.6. Data proses tampilan pompa on/off dan valve on/off pada
HMI
Pada data proses ini akan menunjukan ketika status dari pompa 1 on/off
dan juga status dari valve 1 on/off pada tampilan HMI. Beserta indikator
lampu yang terletak dekat pompa pada bak 1 dan valve pada bak 1. Jika
lampu indikator bewarna merah menandakan pompa atau valve belum
menyala, dan jika berubah menjadi warna hijau menandakan pompa atau
valve menyala atau sedang bekerja. Data diambil berdasarkan dari hasil
percobaan yang telah dilakukan, dapat dilihat pada tabel 4.8.
67
Pada HMI juga terdapat bagian bak 2, fungsi dari bak 2 ini adalah sama
seperti bak 1 namun tidak terdapat pilihan atau push button pada kontrolnya. Bisa
disebut juga pada HMI bak 2 ini hanya sebagai penampil ketinggian air.
Ketinggian air yang ditampilkan sama seperti BAK 1 yaitu ketinggian air
maksimal pada BAK 2 ini 25cm. Untuk data diambil sesuai dengan yang di
tampilkan pada HMI BAK 2 yang dapat dilihat pada tabel 4.9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
69
Pada HMI terdapat tombol start dan stop, jika tombol start di tekan maka
program akan siap dijalankan. Maksud dari siap di jalankan adalah program
menunggu perintah selanjutnya. Dan tombol stop adalah pemberhenti keseluruhan
program, yang artinya jika tombol tersebut ditekan maka sistem akan mati tidak
dapat di operasikan sampai di start kembali. Gambar 4.11 adalah prgram ladder
tombol start dan stop pada PLC dan Gambar 4.12 adalah tampilan start stop pada
HMI
70
4.4.2. Tombol beserta lampu 5cm, 10cm, 15cm, 20cm, 25cm, dan
drain bak 1
Ketika program sudah standby atau siap dijalankan maka setelah itu baru
bisa untuk memilih berapakah ketinggian air yang di inginkan. Beberapa pilihan
yang tertera yaitu 5cm, 10cm, 15cm, 20cm, dan 25cm. Dan pada HMI tiap tombol
pilihan ketinggian disertakan juga lampu yang akan menyala hijau jika kita
memilih ketinggian tersebut. Ada juga push button drain yang jika tombol tersebut
di tekan maka yang terjadi solenoid valve pada bejana atau bak 1 akan menyala
sampai air kosong atau habis
Untuk %M2 yaitu tombol 5cm ladder pada PLC dapat dilihat pada gambar
4.15. Pada ladder tersebut ada beberapa tombol, pilihan yang di lingkari merah
adalah tombol 5cm. Untuk memori %M9 adalah ladder untuk lampu run 5cm
dapat dilihat pada gambar 4.16. Dan pada HMI tombol 5cm dapat dilihat pada
gambar 4.18.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Untuk %M3 yaitu tombol 10cm ladder pada PLC dapat dilihat pada gambar
4.19. Pada ladder tersebut ada beberapa tombol, pilihan yang di lingkari merah
adalah tombol 10cm. Untuk memori %M10 adalah ladder untuk lampu run 10cm
dapat dilihat pada gambar 4.20. Dan pada HMI tombol 5cm dapat dilihat pada
gambar 4.21.
72
Untuk %M4 yaitu tombol 15cm ladder pada PLC dapat dilihat pada gambar
4.22. Pada ladder tersebut ada beberapa tombol, pilihan yang di lingkari merah
adalah tombol 10cm. Untuk memori %M11 adalah ladder untuk lampu run 15cm
dapat dilihat pada gambar 4.22. Dan pada HMI tombol 15cm dapat dilihat pada
gambar 4.23.
73
Untuk %M5 yaitu tombol 20cm ladder pada PLC dapat dilihat pada gambar
4.25. Pada ladder tersebut ada beberapa tombol, pilihan yang di lingkari merah
adalah tombol 20cm. Untuk memori %M12 adalah ladder untuk lampu run 20cm
dapat dilihat pada gambar 4.26. Dan pada HMI tombol 20cm dapat dilihat pada
gambar 4.27.
74
Untuk %M6 yaitu tombol 25cm ladder pada PLC dapat dilihat pada gambar
4.28. Pada ladder tersebut ada beberapa tombol, pilihan yang di lingkari merah
adalah tombol 25cm. Untuk memori %M13 adalah ladder untuk lampu run 25cm
dapat dilihat pada gambar 4.29. Dan pada HMI tombol 25cm dapat dilihat pada
gambar 4.30.
Dan yang terakhir Untuk %M15 yaitu tombol drain ladder pada PLC dapat
dilihat pada gambar 4.31. Pada ladder tersebut ada beberapa tombol, pilihan yang
di lingkari merah adalah tombol drain. Dan pada HMI tombol drain dapat dilihat
pada gambar 4.32.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Terdapat juga bagian ladder untuk tiap - tiap bagian ketinggian air dari 5 cm,
10 cm, 15 cm, 20 cm, dan juga 25 cm. Untuk pada pilihan ketinggian 5 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
terdapat pembagian batas bawah 5 dan untuk batas atasnya 6 yang ladder dapat
dilihat pada gambar 4.34.
Untuk pada pilihan ketinggian 5cm terdapat pembagian batas bawah 15 dan
untuk batas atasnya 16 yang ladder dapat dilihat pada gambar 4.36.
Untuk pada pilihan ketinggian 20cm terdapat pembagian batas bawah 20 dan
untuk batas atasnya 21 yang ladder dapat dilihat pada gambar 4.37
77
Untuk pada pilihan ketinggian 25cm terdapat pembagian batas bawah 25 dan
untuk batas atasnya 26 yang ladder dapat dilihat pada gambar 4.38.
Pada program ladder di PLC terdapat pembagi nila, nilai yang di bagi ada 2
bagian atau batasan. Ke 2 nilai bagian tersebut adalah batas bawah dan juga batas
atas. Fungsi dari batas bawah dan batas atas ini untuk membatasi ketinggian air
dari 0cm sampai 25cm. Memori yang digumakan adalah %MW2 untuk batas
bawah yang berarti batasan bawah pada ketinggian air, dan memori untuk batas
atas adalah %MW3 yang berarti batasan atas pada ketinggian pada air. Dapat
dilihat juga terdapat %M7 sebagai alamat pompa bak 1 pada HMI bak 1 dan %M8
sebagai alamat valve pada bak 2 pada HMI bak 1. Dapat dilihat pada gambar 4.39
terdapat program ladder dari ladder pembagian nilai.
Dapat dilihat pada gambar 4.39 terdapat %M17 yang berfungsi sebagai
pemicu nyala atau aktifnya pompa. Pengaktifan tersebut dapat diatur dari pilihan
ketinggian air yang terdapat pada kontrol HMI bak 1. Untuk pilihan tersebut dapat
dilihat pada gambar 4.40 yang jika salah satu tombol ketinggian ditekan akan
memicu aktifnya %M17.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lihat pada ladder sebelumnya pada gambar 4.38 terdapat %MW2 dan
%MW3 sebagai pembagian batasan untuk ketinggian 0cm sampai 25cm untuk
ladder dapat dilihat pada gambar 4.41 terdapat %MW2:=25 dan %MW3:=0 yang
dimaksud adalah pengaturan batasan dari 0cm sampai dengan ketinggian air 25cm.
Untuk HMI pada bak 2 tidak terdapat pilihan tombol seperti bak 1. pada
HMI bak 2 ini hanya mampu menampilkan berapakah ketinggian air yang
terdapat pada bak 2. Pada bak 2 juga terdapat pompa air dan solenoid valve
sendiri. Untuk pengaktif pompa dan valve pada bak 2 terdapat masing-masing
tombol yang berbeda dapat dilihat pada gambar 4.42. Tombol yang bewarna
merah adalah untuk menyalakan dan juga mematikan pompa pada bak 2. Tombol
yang bewarna hijau adalah untuk menyalakan dan juga mematikan valve pada bak
2. Jenis tombol pada 2 tombol tersebut adalah tombol yang jika ditekan maka
akan mengunci posisi. Ladder untuk tombol pompa pada bak 2 dapat dilihat pada
gambar 4.43. Ladder untuk tombol valve pada bak 2 dapat dilihat pada gambar
4.44.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Dapat dilihat pada gambar 4.43 ladder untuk pompa bak 2 yang digunakan
untuk mengaktifkan adalah %I0.0 akan mengaktifkan %Q0.2 dan %M50. Pada
%M50 adalah sebagai alamat untuk memori pada HMI dan %Q0.2 untuk
pengaktif dari pompa pada bak 2 itu sendiri. Pada gambar 4.44 terdapat ladder
untuk valve bak 2 yang digunakan untuk mengaktifkan adalah %I0.1 akan
mengaktifkan Q0.3 dan %M60. Pada %M60 adalah sebagai alamat untuk memori
pada HMI dan %Q0.3 untuk pengaktif dari valve bak 2 itu sendiri.
Pada bagian pembagian ini berfungsi sama pada bak 1 yaitu untuk mengatur
keluaran tengangan dari mikro yang telah di bagi. Keluaran analog maksimal yang
diterima oleh analog PLC adalah 488 lalu ketinggian maksimal yang di inginkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
adalah 25. Jadi 488 yang diterima oleh PLC dibagi dengan 19 agar menjadi 25
dapat ladder dapat dilihat pada gambar 4.45.
Untuk bagian pembatasan atas dan bawah pada bak 2 ini berbeda dengan
bak 1. Bak 2 ini tidak terdapat pilihan jenis ketinggian air yang di inginkan,
namun pada bak 2 ini hanya mampu menampilkan ketinggian air saja. Ladder dari
bagian pembatasan atas dan bawah bak 2 dapat dilihat pada gambar 4.45. Ketika
ketinggian air mencapai 25cm maka %M80 akan aktif yang akan memutus
masukan pompa pada bak 2 yang artinya pompa akan mati. Selanjutnya jika
ketinggian air mencapai 0cm maka %M90 akan aktif yang akan memutus
masukan valve bak 2 yang artinya valve akan menutup kembali, dapat dilihat pada
ladder yang terdapat pada gambar 4.46.
81
Memasukkan library
82
83
84
85
Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil komunikasi antara PLC
dengan HMI melalui ethernet.
86
Setelah memilih menu ETH1 pada gambar 2.28, kemudian pilih opsi Fixed
IP address dan isikan alamat ip sesuai dengan yang diinginkan jika sudah selesai
klik Apply maka alamat ip PLC otomatis terganti dengan yang baru. Dapat dilihat
pada gambar 4.48.
87
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Kontrol bak 1 pada HMI untuk pilihan push button 5cm, 10cm, 15cm,
20cm, dan 25cm ketinggian air yang diterima sesuai dengan pilihan push
button yang telah dipilih untuk pengrontrolan pada bak 1.
2. Masih terjadi error atau kesalahan saat pengurangan ketinggian air jika
data sebelumnya lebih besar dari data push button yang di masukkan,
ketinggian air yang dihasilkan tidak dapat sesuai dengan masukkan pada
push button. Yang terjadi adalah ketinggian air akan lebih 1cm di atasnya.
3. HMI pada bak 2 dapat menampilkan ketinggian air dari ketinggian 0cm
sampai dengan 25cm.
4. Data tegangan yang dikirim dari mikro dapat diterima pada analog PLC.
5. Pada input analog yang diterima dari mikro kurang stabil mengakibatkan
ketinggian air naik turun sekitar 1cm.
5.2. Saran
Saran yang diajukan untuk memperbaiki sistem ini adalah sebagai berikut:
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
2. Pemograman ladder untuk error 1cm yang terjadi pada sistem bak 1.
4. Menstabilkan input analog dari mikro agar lebih stabil dengan rangkaian
low-pass filter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
DAFTAR PUSTAKA
[1] Rudy Susanto., Yohannes Kristanto., Sonny Ridwanto., Diptyo Hisnuaji.,
2007., Perancangan dan Implementasi Sensor Parkir Pada Mobil Menggunakan
Sensor Ultrasonik, CommIT, Vol. 1 No. 1 Mei 2007, hlm. 18-29. Jurusan Sistem
Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara.
http://journal.binus.ac.id/index.php/commit/article/viewFile/464/442 , diakses 7
November 2018
[2] Slamet Hani., 2010, Sensor Ultrasonic SRF05 Sebagai Memantau Kecepatan
Kendaraan Bermotor, Jurnal Teknologi, Volume 3 Nomor 2, hal 120-128. IST
AKPRIND Yogyakarta.
http://jurtek.akprind.ac.id/sites/default/files/120_128_slamet_hani.pdf , diakses 7
November 2018
[3] Ulfah Mediaty Arief., 2011., Pengujian Sensor Ultrasonik PING untuk
Pengukuran Level Ketinggian dan Volume Air, Jurnal Ilmiah “Elektrikal
Enjiniring” UNHAS.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eduel/issue/view/260 , diakses 25
Oktober 2018
[7] Schneider Electric, Modicon M221 Logic Controller Hardware Guide, pp.
186-187, 2017.
91
[10] Heri Haryanto., Sarif Hidayat., 2012., Perancangan HMI (Human Machine
Interface) Untuk Pengendalian Kecepatan Motor DC, SETRUM – Volume 1, No. 2
[11] Desember 2012. Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa , diakses 17 Januari 2019
LAMPIRAN
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-1
// Declare your global variables here unsigned int count=0; int jarak; unsigned
char strjarak[16],strjarakit[16],strjarakitem[16]; unsigned int counton=0; int
jarakl,jaraklk,jarakm,jarakit,jarakmk,jarakitem; float jarakk; unsigned char
strjarakl[16]; void main( void ) { DDRB.0=1; DDRB.1=0; DDRB.2=1;
DDRB.3=0; // Declare your local variables here
L-2
//--------------------------------------------------------------------- jarakl=counton*0.34/2;
//rumus mencari jarak if (jarak<=6){ jarakm=255; jarakmk=25;} else if
((jarak>=6)&&(jarak<=31)){ jarakmk=25-(jarak-6); jarakm=jarakmk*10.2;} else
{ jarakm=0; jarakmk=0;} if (jarakl<=6){ jarakk=255; jaraklk=25;} else if
((jarakl>=6)&&(jarakl<=31)){ jaraklk=25-(jarakl-6); jarakk=jaraklk*10.2;} else
{ jarakk=0; jaraklk=0;} jarakit = jarakk; jarakitem = jarakm; lcd_gotoxy(10,0);
itoa(jarakmk,strjarak); lcd_puts(strjarak); lcd_gotoxy(13,0); lcd_puts("cm");
lcd_gotoxy(10,1); itoa(jaraklk,strjarakl); lcd_puts(strjarakl); lcd_gotoxy(13,1);
lcd_puts("cm");
L-3
L-4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-8