Nim :192410001
Mata Kuliah : Hukum Lingkungan (Semester 3)
Jawaban :
Sehingga, pada dasarnya, berdasarkan hukum internasional, atau lebih spesifiknya dalam
Piagam PBB, setiap negara-negara yang terlibat dalam sengketa diberi kebebasan untuk
memilih mekanisme penyelesaian sengketa secara damai sebagaimana yang disebutkan
dalam Pasal 33 Piagam PBB.
Meski demikian, Pasal 36 ayat 3 Piagam PBB menyatakan bahwa sengketa/pertikaian hukum
pada umumnya harus diajukan oleh para pihak ke Mahkamah Internasional, yang merupakan
organ yudisial utama dalam PBB.
5. Perbedaan dari sanksi administrasi dan sanksi perdata dalam masalah lingkungan yaitu :
Sanksi administrasi dalam hukum lingkungan terdiri atas:
1. Teguran tertulis.
2. Paksaan pemerintah.
3. Pembekuan izin lingkungan.
4. Pencabutan izin lingkungan. dan/atau perusakannya.
Sanksi perdata dalam hukum lingkungan terdiri dari :
1). Pasal 109 UUPPLH
Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan tanpa memiliki izin lingkungan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit Rp.
1.000.000.000 (satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp. 3.000.000.000 (tiga miliar rupiah).
2). Pasal 110 UUPPLH
Setiap orang yang menyusun amdal tanpa memiliki sertifikat kompetensi penyusun amdal
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) huruf i, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp. 3.000.000.000 (tiga miliar rupiah).
3). Pasal 111 ayat (1) UUPPLH
Pejabat pemberi izin lingkungan yang menerbitkan izin lingkungan tanpa dilengkapi dengan
amdal atau UKL-UPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (1) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp. 3.000.000.000 (tiga
miliar rupiah).
4). Pasal 111 ayat (2) UUPPLH
Pejabat pemberi izin usaha dan/atau kegiatan yang menerbitkan izin usaha dan/atau kegiatan
tanpa dilengkapi dengan izin lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (1)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp.
3.000.000.000 (tiga miliar rupiah).