Anda di halaman 1dari 10

1 Pengembangan Media Audio Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar Menanggapi

Cerita

PENGEMBANGAN MEDIA AUDIO PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN BAHASA


INDONESIA KOMPETENSI DASAR MENANGGAPI CERITA UNTUK SISWA KELAS V SD
MUHAMMADIYAH 16 SURABAYA

Megaocvi Akhira Prahasari


Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
megaocvi@gmail.com

Abstrak

Tujuan pengembangan media audio pembelajaran adalah untuk menghasilkan sebuah produk yang layak
dan efektif berupa media audio pembelajaran. Media audio pembelajaran ini diuji cobakan kepada siswa
kelas V SD Muhammadiyah 16 Surabaya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Model pengembangan
yang digunakan adalah model pengembangan Research and Development (R&D). Pengumpulan data
dilakukan melalui instrumen angket yang disebarkan untuk para ahli (ahli materi, ahli media dan ahli
pembelajaran), sedangkan instrumen tes disebarkan untuk siswa. Analisis data yang digunakan untuk
mengolah data hasil angket ahli materi, ahli media, dan ahli pembelajaran adalah perhitungan semua
aspek. Analisis data untuk hasil tes menggunakan bentuk penelitian dengan jenis one group pretest-
posttest design, dimana membandingkan hasil belajar siswa sebelum menggunakan media audio
pembelajaran dan sesudah menggunakan media audio pembelajaran. Jenis data yang diperoleh adalah
berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Analisis data yang digunakan untuk mengolah hasil angket
dengan menggunakan skala penilaian maka untuk ahli materi adalah 100% (sangat baik), untuk ahli
media adalah 83,33% (sangat baik), dan untuk ahli pembelajaran adalah 77,78% (baik). Untuk uji coba
produk dengan membandingkan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media audio
pembelajaran diperoleh hasil thitung (7,046) > ttabel (2,074). Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa kelas V Al-Thobari SD Muhammadiyah 16 Surabaya terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar menanggapi cerita mengalami peningkatan setelah memanfaatkan media audio
pembelajaran dan media tersebut dinyatakan efektif.
Kata Kunci : Pengembangan, Media Audio, Bahasa Indonesia, Menanggapi cerita

Abstract
Instructional of media audio aims to produce a product that is viable and effective such as instructional
media audio. Instructional media audio tested to 5th grade students from SD muhammadiyah 16 Surabaya
in Indonesian subject. Model of development is used Research and Development (R&D).Data collected
questionnaire that is distributed to the experts (material experts, media experts, instructional experts),
while the test instrument distributed to students. Data analyze that used the process questionnaires result
matter experts media specialists and instructional experts are all experts of the calculation. Data analyze
for the test results using research type of one group pretest-posttest design, which compared the results of
student learning before and after using the instructional media audio. The type of data obtained in the
form of qualitative data and quantitative data. Data analyze used to process the questionnaire result using
the grading scale for the matter experts is 100% (very good), for media experts is 83,33%, (very good)
and for instructional expert is 77,78% (good). For the product test by compare the result of student
learning before and after to use the instructional media audio is obtained result tcount (7,046) > ttable
(2,074). This indicates that Al Thobari 5th grade student from SD Muhammadiyah 16 Surabaya on the
Indonesian subjects basic competence respond that story increased after use instructional media audio and
the media is declared effective.
Keywords : Development, Media Audio, Indonesian Subject, Responding The Stories
2: Pengembangan Media Audio Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar Menanggapi
Cerita. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2014, 0 - 216

maka proses pemilihan media menjadi penting. Menurut


PENDAHULUAN
Sudjana & Rivai (2009:4),
1. Permasalahan Penelitian Kriteria pemilihan media untuk pengajaran harus
Menurut Susilana&Riyana (2007), Pembelajaran berdasarkan (1) ketepatan dengan tujuan pengajaran
merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang artinya media pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan
dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan, instruksional yang telah ditetapkan (2) Dukungan
dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai terhadap isi bahan pelajaran artinya bahan pelajaran yang
sumber untuk belajar. Pembelajaran dikatakan sebagai sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi sangat
sistem karena didalamnya mengandung komponen yang memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami
saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan yang telah siswa (3) Kemudahan memperoleh media artinya media
ditentukan. Komponen-komponen tersebut meliputi : yang diperlukan mudah diperoleh (4) Keterampilan guru
tujuan, materi, metode, media, dan evaluasi. dalam menggunakannya artinya apa pun jenis media yang
Pembelajaran melibatkan dua pihak, yaitu sumber diperlukan syarat utama adalah guru dapat
belajar dan penerima pesan (siswa). Faktor utama yang menggunakannya dalam proses pembelajaran (5)
menjadi keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran Tersedianya waktu untuk menggunakannya artinya media
adalah terjadinya proses belajar (learning process) dan dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran
perubahan tingkah laku siswa. Oleh sebab itu strategi berlangsung (6) Sesuai taraf berpikir siswa artinya
pembelajaran perlu diperhatikan dan dikembangkan memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus
supaya komponen-komponen pembelajaran dapat sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang
berjalan secara optimal. Strategi pembelajaran yang tepat terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh para siswa.
adalah yang dapat menciptakan kondisi pembelajaran Berdasarkan kriteria pemilihan media di atas, perlu
yang menyenangkan dan memotivasi siswa dalam diadakan suatu analisis untuk memilih media
belajar. pembelajaran. Dari analisis dokumen RPP, indikator
SD Muhammadiyah 16 Surabaya merupakan salah pencapaian kompetensi menghendaki bahwa siswa harus
satu sekolah berbasis Islam yang mengusung tema dapat menanggapi keseluruhan cerita yang telah di
Sekolah Kreatif. Pengembang tertarik meneliti di sekolah dengarkan dengan bahasa yang santun. Saat indikator
tersebut karena sekolah tersebut merupakan salah satu tersebut dicapai dengan strategi pembelajaran pembacaan
sekolah favorit di kawasan sekitar. Berdasarkan studi cerita secara klasikal, maka kegiatan pembelajaran
pendahuluan yang dilakukan di SD Muhammadiyah 16 terkesan datar karena penekanan/intonasi suara yang dapat
Surabaya, terdapat suatu permasalahan belajar pada mata menimbulkan stimulus pemahaman cerita tidak dengan
pelajaran Bahasa Indonesia kompetensi dasar mudah diberikan guru kepada siswa.
menanggapi cerita tentang peristiwa yang terjadi di Dari hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa
sekitar yang disampaikan secara lisan. Ketuntasan hasil strategi pembelajaran tersebut kurang sesuai diterapkan
belajar siswa untuk mencapai kompetensi dasar tersebut untuk mencapai kompetensi dasar menanggapi cerita.
yaitu nilai 40% dari 25 siswa masih di bawah 70. Selain Strategi pembelajaran perlu didukung oleh media
itu, siswa tidak dapat menceritakan kembali isi cerita pembelajaran. “Penggunaan media akan meningkatkan
yang telah didengarnya. Hal terlihat pada hasil lembar kebermaknaan (meaningfull learning) hasil belajar”
kerja siswa yang hanya menuliskan satu kalimat saja (Susilana & Riyana, 2007:62). Beberapa alternatif media
untuk menjawab pertanyaan tersebut. Kurangnya hasil yang sesuai yaitu, flashcard, audio, dan video.
belajar yang didapatkan siswa disebabkan oleh guru Sebelum memilih salah satu dari beberapa media yang
belum menggunakan media yang sesuai dengan telah disebutkan, perlu dianalisis faktor utama supaya
karakteristik materi dan tujuan pembelajaran yang media tepat dan sesuai untuk kebutuhan pembelajaran.
diinginkan. Pembelajaran masih menggunakan cara Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk
klasikal pada materi tersebut. Sedangkan menurut hasil meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi
wawancara dengan siswa, 80% siswa senang belajar dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik
dengan menggunakan media. secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi
terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Ruang
2. Wawasan dan Rencana Pemecahan Masalah lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup
Dari masalah yang telah dipaparkan, solusi yang tepat komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan
adalah pemanfaatan media yang mendukung belajar siswa bersastra yang meliputi aspek-aspek seperti
sesuai dengan karakter dan kebutuhan siswa. Agar media mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Dari
tersebut menjadi strategis untuk kebutuhan pembelajaran, hasil analisis dokumen RPP, kompetensi dasar
menanggapi cerita tentang peristiwa yang terjadi di sekitar
1 Pengembangan Media Audio Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar Menanggapi
Cerita

yang disampaikan secara lisan, termasuk ke dalam standar bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan media
kompetensi, Mendengarkan : Memahami cerita tentang pembelajaran akan menarik perhatian siswa. Media audio
suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang disampaikan pembelajaran yang dikembangkan, di dalamnya telah ada
secara lisan. Sehingga, penekanan tingkat pencapaian evaluasi yang dapat membantu pencapaian kompetensi
siswa pada standar kompetensi ini adalah saat siswa menanggapi cerita. Oleh karena itu, pengembang akan
mendengarkan. Model pembelajaran yang digunakan membahas pengembangan media audio pembelajaran
yaitu model pembelajaran langsung dengan metode tanya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kompetensi dasar
jawab dan penugasan. Menurut hasil wawancara dengan menanggapi cerita siswa kelas V di SD Muhammadiyah
guru kelas V, sebanyak 40% siswa memiliki gaya belajar 16 Surabaya.
auditori, 35% siswa memiliki gaya belajar kinestetik, dan
25% siswa memiliki gaya belajar kinestetik. Gaya belajar 3. Rumusan Tujuan Penelitian
tersebut terbentuk karena setiap pagi SD Muhammadiyah Berdasarkan permasalahan belajar yang telah
16 Surabaya memutarkan lagu dan syair dari kaset untuk diuraikan pada latar belakang masalah, maka diperlukan
seluruh siswanya. pengembangan media audio pembelajaran pada mata
Dari analisis faktor karakteristik materi dan pelajaran Bahasa Indonesia kompetensi dasar menanggapi
karakteristik siswa yang telah dipaparkan, maka media cerita yang layak dan efektif untuk siswa kelas V di SD
yang sesuai adalah media audio pembelajaran. Karena Muhammadiyah 16 Surabaya.
belum adanya pemanfaatan media audio pada materi
tersebut, maka langkah selanjutnya adalah melakukan 4. Kajian Teoritik
perencanaan untuk pengembangan dan produksi media Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
audio pembelajaran. Menurut Sudjana & Rivai dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
(2009:129), “Media audio untuk pengajaran, dimaksudkan pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
sebagai bahan yang mengandung pesan dalam bentuk pikiran, perasaan, dan minat serta perhatian siswa
auditif, yang dapat merangsang pikiran, perasaan, sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar
perhatian dan kemauan siswa, sehingga terjadi proses terjadi. (Sadiman, 2007:7).
belajar mengajar”. Materi yang digunakan dalam media Media pembelajaran juga mempunyai beberapa
audio sudah tetap dan memungkinkan setiap siswa manfaat dalam proses belajar mengajar, yaitu :
menggunakan berulang kali sesuai dengan kecepatan/daya a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa
tangkap masing-masing. Menurut Susilana & Riyana, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
(2007:19) media audio pembelajaran sangat efektif b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya
digunakan untuk pembelajaran bahasa. Produksi media sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa
audio sangat ekonomis, dan mudah didistribusikan. dan memungkinkan siswa menguasai tujuan
Karakteristik media audio umumnya digunakan untuk pengajaran lebih baik.
segala kegiatan melatih keterampilan yang berhubungan c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak
dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan. semata-mata komunikasi verbal melalui
Kelebihan media audio pembelajaran adalah dapat penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa
mempengaruhi suasana dan perilaku siswa melalui tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga,
penggunaan musik latar-belakang dan efek suara. Dari apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam
kelebihan tersebut, siswa dapat meningkatkan aspek- pelajaran.
aspek keterampilan mendengarkan seperti pemusatan d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar,
perhatian, mengikuti pengarahan, melatih daya analisis, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru,
menentukan arti dari konteks, memilah-milah informasi, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
dan merangkum. melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.
Pengembangan dan produksi media audio Menurut Susilana & Riyana (2007:68) ada
pembelajaran ini di dukung oleh sarana dan prasarana di beberapa faktor yang mempengaruhi kesesuaian
SD Muhammadiyah 16 Surabaya seperti speaker dan media pembelajaran, antara lain :
komputer yang telah terpasang dan siap digunakan. Guru a. Kesesuaian dengan tujuan
telah mempunyai keterampilan untuk mengoperasikan Perlu dikaji tujuan pembelajaran yang ingin
media audio pembelajaran baik yang berupa kaset maupun dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran.
kepingan CD, karena menurut Arsyad (2011:46) Dapat diarahkan pada taksonomi tujuan dari
pengoperasian media audio dikenal relatif mudah. Bloom, dkk, tujuan kognitif, afektif, dan
Media audio pembelajaran berfungsi sebagai media psikomotorik. Dapat juga diarahkan pada
pembelajaran yang dikembangkan atas dasar asumsi, Kurikulum berbasis kompetensi (2006),
2: Pengembangan Media Audio Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar Menanggapi
Cerita. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2014, 0 - 216

pemilihan media didasarkan atas kesesuaian b. Mengikuti pengarahan.


dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, c. Digunakan untuk melatih daya analisis siswa
dan terutama indikator. dari apa yang mereka dengar.
b. Kesesuaian dengan materi pembelajaran d. Perolehan arti dari suatu konteks.
Bahan atau kajian yang akan digunakan dalam e. Memisahkan kata atau informasi yang
pembelajaran. Pertimbangan lain yaitu sejauh relevan dan yang tidak relevan.
mana siswa memahami bahan tersebut. Dengan f. Mengingat dan mengemukakan kembali ide
demikian, pemilihan media dapat atau bagian-bagian dari cerita yang mereka
dipertimbangkan untuk menyampaikan bahan dengar.
tersebut. Media audio juga memiliki beberapa kelebihan
c. Kesesuaian dengan karakteristik siswa dan keterbatasan, yaitu :
Dalam hal ini media harus familiar dengan a. Kelebihan Media Audio
karakteristik guru/siswa. Yaitu mengkaji sifat- Menurut Anderson (1994:130) Kelebihan
sifat dan ciri media yang akan digunakan. Hal yang dimiliki oleh media audio, antara lain :
lainnya yaitu karakteristik siswa, baik secara 1) Materi pelajaran yang diaudiokan sudah
kualitatif maupun kuantitatif terhadap media tetap, dan jika direproduksi tetap sama
yang akan digunakan. pula.
d. Kesesuaian dengan teori 2) Produksi dan reproduksi sangat
Pemilihan media harus didasarkan atas ekonomis, dan mudah didistribusikan.
kesesuaian dengan teori. Media yang dipilih 3) Peralatan program audio termasuk yang
bukan karena fanatisme guru terhadap suatu paling murah dibandingkan dengan
media yang dianggap paling disukai dan paling media audio-visual lainnya.
bagus, namun didasarkan atas teori yang 4) Dengan berbagai teknik perekaman
diangkat dari penelitian dan riset sehingga telah audio, bentuk-bentuk pengajaran
teruji validitasnya. terprogram dapat digunakan untuk
e. Kesesuaian dengan gaya belajar siswa pengajaran mandiri, memungkinkan
Faktor ini didasarkan atas kondisi psikologis setiap siswa belajar sesuai kecepatan
siswa, bahwa siswa belajar dipengaruhi oleh masing-masing, memberikan penguatan
gaya belajar. Gaya belajar tersebut meliputi, tipe dan pengetahuan dengan penampilan
visual, auditorial, dan kinestetik. langsung.
f. Kesesuaian dengan kondisi lingkungan, fasilitas 5) Suasana dan perilaku siswa dapat
pendukung, dan waktu yang tersedia Media akan dipengaruhi melalui penggunaan musik
efektif apabila didukung oleh fasilitas dan waktu latar-belakang dan efek suara.
yang tersedia. Media juga terkait dengan user b. Keterbatasan Media Audio
atau pengguna yang dalam hal ini guru, jika Menurut Anderson (1994:130), keterbatasan
guru tidak memiliki kemampuan untuk yang paling menonjol yang dimiliki oleh
menggunakan media tersebut dengan baik, maka media audio yaitu, media audio dapat
akan sia-sia. menimbulkan kebosanan siswa apabila hanya
Menurut Sudjana & Rivai (2009:129) media media audio yang digunakan dalam proses
audio untuk pengajaran dimaksudkan sebagai bahan pembelajaran tanpa memberikan rangsangan
yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita visual, terlebih jika media audio tersebut
suara atau piringan suara) yang dapat merangsang memiliki durasi waktu yang cukup lama. Hal
pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, tersebut dapat diatasi dengan pengambilan
sehingga terjadi proses belajar-mengajar. durasi yang tidak cukup lama yaitu
Menurut Sudjana & Rivai (2009:130) mengambil sekitar maksimal 20 menit dari
Karakteristik media audio umumnya berhubungan proses pembelajaran.
dengan segala kegiatan melatih keterampilan yang Menurut Susilana & Riyana (2007:48) unsur-unsur
berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan yang ada dalam media audio, adalah sebagai
mendengarkan. Klasifikasi kecakapan-kecakapan berikut :
a. Naratif
yang dapat dapat dicapai meliputi hal-hal sebagai
Naratif atau suara yang dihasilkan dari suara
berikut :
manusia, baik dalam bentuk sajian informasi
a. Pemusatan perhatian dan mempertahankan
oleh narator, dialog antar pemain ataupun
pemusatan perhatian.
1 Pengembangan Media Audio Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar Menanggapi
Cerita

monolog/bicara sendiri. Dalam unsur naratif 3) MUSIK : musik perlu dituliskan di


yang perlu diperhatikan adalah penggunaan dalam naskah, yang menunjukkan
bahasa. Bahasa yang digunakan pada bahwa pada adegan tersebut perlu
program audio adalah bahasa percakapan, disisipkan musik yang sesuai.
bahasa lisan, dan bukan bahasa buku atau 4) SOUND EFFECT (FX) : suara-suara
bahasa tulisan. Pemilihan kata yang tepat, yang terdapat dalam program audio
menggunakan kalimat pendek, dan bahasa untuk mendukung terciptanya suasana
lingkungan yang bersifat akrab dan tidak atau situasi tertentu. Sound effect dapat
menggurui, akan meningkatkan keefektifan berupa suara alamiah, atau sengaja
media. Dalam menyajikan sebuah informasi dibuat dengan manipulasi tertentu.
diperlukan kalimat yang sederhana supaya 5) FADE IN DAN FADE OUT : adalah
mudah untuk dicerna. simbol yang artinya bahwa pada adegan
b. Musik tersebut musik masuk secara perlahan
Musik merupakan bagian penting dalam (fade in) dan jika musik sedang berjalan
program audio setelah narasi. Musik maka hilangnya juga secara perlahan
memiliki fungsi untuk menimbulkan suasana (fade out).
yang mendorong siswa untuk memudahkan 6) OFF MIKE : situasi dimana suara yang
mencerna informasi. Selain itu, musik juga ditimbulkan seolah-olah dari kejauhan.
menimbulkan ketertarikan siswa dan Untuk menimbulkan efek ini sumber
mengurangi kebosanan. Musik juga dapat suara harus menjauhi mike.
memperngaruhi kejiwaan pendengar. 7) IN-UP-DOWN-UNDER-OUT : simbol
Beberapa macam musik dalam program ini menjelaskan bahwa musik masuk
audio, antara lain : secara perlahan (IN), kemudian naik
1) Musik Tema : musik yang (UP) setelah musik naik secara optimal
menggambarkan watak atau situasi maka diperlukan untuk kembali turun
tertentu sesuai dengan program sajian. secara tepat (DOWN), kemudian musik
2) Musik Transisi : digunakan untuk perlahan rendah dan terus bertahan
menghubungkan dua adegan, durasi rendah selama beberapa menit
musik ini tidak terlalu panjang, antara (UNDER), sampai akhirnya musik
15 – 20 detik. perlahan hilang (OUT).
3) Musik Jembatan : digunakan untuk
Menurut Sulistiowati (2010:18) ada berbagai
menandai perpindahan antar adegan
format penyajian program audio. Berikut
yang situasinya berbeda.
penjelasan dari masing-masing format tersebut :
4) Musik Latar Belakang : jenis musik ini
a. Format program uraian
disebut juga “background music”
Uraian merupakan pembicaraan yang
digunakan untuk memperkuat sebuah
bermaksud memberi penjelasan atau
situasi tertentu. Musik ini mengiringi
penerangan. Uraian merupakan pengutaraan
sajian utama misalnya dialog, drama,
suatu informasi yang diberikan secara
narator.
langsung.
c. Peristilahan Teknis
b. Format program dialog
Beberapa peristilahan teknis yang digunakan
Dialog merupakan format penyajian program
untuk membuat naskah audio, antara lain :
yang menampilkan dua orang yang sedang
1) ANNOUNCER (ANNC) : pihak yang
membicarakan permasalahan. Ditinjau dari
memberi informasi tentang suatu acara
pengalaman, pengetahuan, atau keahlian,
yang akan disampaikan. Dapat juga
kedua orang tersebut mempunyai kedudukan
dikatakan bahwa announcer berfungsi
yang sama.
untuk membuka dan menutup sebuah
c. Format program wawancara
program audio.
Format program wawancara menampilkan
2) NARATOR (NAR) : pihak yang
dua pihak yang melakukan pembicaraan.
menginformasikan sajian materi.
Berbeda dengan dialog, pihak-pihak yang
Narator sudah menjadi bagian dari isi
mengadakan pembicaraan tersebut
program audio.
mempunyai kedudukan berbeda. Yang satu
2: Pengembangan Media Audio Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar Menanggapi
Cerita. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2014, 0 - 216

kedudukannya lebih penting dari yang 2. Model tersebut dapat menguji kefektifan sebuah
lainnya. Satu pihak adalah orang yang produk.
bertindak sebagai pewawancara, yaitu orang 3. Tahapan pengembangan pada model tersebut
yang mengajukan pertanyaan dan berusaha sistematis diikuti dengan revisi sehingga
memperoleh informasi dari orang yang kelayakan produk dapat diuji.
diwawancarai. Model pengembangan R&D dapat dilihat pada
d. Format program diskusi gambar dibawah ini:
Program audio dalam format diskusi Bagan 1. Model Pengembangan R&D yang telah
menampilkan pembicaraan antara orang- dimodifikasi
orang yang mempunyai gagasan atau
pandangan yang berbeda tentang suatu
masalah.
e. Format program feature
Program audio dengan format penyajian
feature, menyajikan suatu kupasan masalah
yang sedang hangat dibicarakan masyarakat
dengan menggunakan berbagai format sajian
yang dikemas menjadi satu program.
f. Format program majalah udara (magazine
program)
Magazine program pada program Langkah-langkah pengembangan media menurut
audio/radio, merupakan suatu program flowchart R&D diatas, sebagai berikut:
dengan bermacam-macam topik dalam 1. Potensi dan masalah
bentuk penyajian yang bermacam-macam 2. Mengumpulkan informasi
pula. 3. Desain produk
g. Format program drama 4. Validasi desain
Drama audio pada hakekatnya adalah bentuk 5. Perbaikan desain
percakapan atau dialog antar pelaku yang 6. Ujicoba produk
menggambarkan konflik atau pertentangan 7. Revisi produk
dalam kehidupan. Drama audio dipaparkan
dalam bentuk dialog yang dikuatkan dengan 2. Sasaran Penelitian
musik atau sound effect. a. Ahli materi merupakan seseorang yang mahir dan
Format program yang akan pengembang gunakan dipercaya mempunyai pengetahuan khusus
adalah format program drama. Pemilihan format tentang materi yang akan disajikan. Ahli materi
program drama karena format program tersebut yaitu dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah
mempunyai kesamaan karakteristik dengan materi Dasar dan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia
yang akan pengembang audiokan. Materi tersebut kelas V SD Muhammadiyah 16 Surabaya.
merupakan percakapan atau dialog antar pelaku yang b. Ahli media merupakan seseorang yang mahir dan
menggambarkan konflik yang semua adegan dipercaya mempunyai pengetahuan khusus dalam
diciptakan dalam bentuk suara. bidang media pembelajaran, baik dari segi desain,
tampilan dan juga dari segi teknis. Ahli media
METODE yaitu dosen media audio program studi Teknologi
1. Rancangan Penelitian Pendidikan UNESA.
Dalam mengembangkan media audio sebagai c. Ahli pembelajaran merupakan seseorang yang
media pembelajaran, pengembang menggunakan mahir dan dipercaya mempunyai pengetahuan
model pengembangan research and development khusus dalam bidang desain pembelajaran. Ahli
(R&D). Model R&D ialah model dengan metode pembelajaran yaitu dosen pengembangan sistem
penelitian dan pengembangan yang digunakan untuk pembelajaran program studi Teknologi Pendidikan
menghasilkan produk tertentu, dan menguji UNESA.
keefektifitasan produk tersebut. model ini dipilih d. Siswa kelas V Al-Thobari SD Muhammadiyah 16
karena pertimbangan: Surabaya yang berjumlah 23 siswa.
1. Model tersebut digunakan untuk menghasilkan 3. Teknik Pengumpulan Data
sebuah produk
1 Pengembangan Media Audio Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar Menanggapi
Cerita

a. Wawancara Analisis isi digunakan untuk menganalisis data


Menurut Arikunto (2010:198) wawancara adalah yang bersifat kualitatif yang diperoleh dari
sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara masukan, tanggapan, saran dan juga kritik. Hasil
(interviewer) untuk memperoleh informasi dari analisis isi digunakan untuk merevisi
terwawancara (responden). Dalam pengembangan pengembangan media audio pembelajaran.
ini, jenis wawancara yang digunakan adalah b. Analisis deskriptif
wawancara tidak terstruktur. Menurut Sugiyono Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis
(2012:140) wawancara tidak terstruktur adalah data yang bersifat kuantitatif. Analisis ini
wawancara yang bebas dimana pedoman diperoleh dari hasil angket penilaian dan
wawancara yang digunakan hanya berupa garis- tanggapan melalui uji ahli pada tahapan validasi
garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. desain.
Wawancara tidak terstruktur digunakan untuk Analisis data hasil penelitian pengembangan
mengetahui informasi tentang potensi dan masalah media audio pembelajaran ini diperoleh dari
yang digunakan untuk mengembangkan media. rumus sebagai berikut:
b. Angket
Menurut Arikunto (2010:194) angket adalah ∑ ℎ
PSA = × 100

sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden (Arthana & Dewi, 2005:80)
dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal Setelah dilakukan perhitungan PSA (Perhitungan
yang ia ketahui. Bentuk angket yang disebarkan Setiap Aspek), selanjutnya dilakukan perhitungan
dalam pengembangan media ini adalah angket PSP untuk menghitung semua aspek yang
tertutup dengan bentuk check list (√). Karena mempunyai kesamaan yang akhirnya menjadi
tujuan angket adalah untuk memperbaiki, maka suatu penilaian. Penilaian tersebut mengacu pada
skala pengukuran yang digunakan adalah Skala kriteria penilaian yang telah ditentukan. Berikut
Guttman. Menurut Sugiyono (2012:96) skala rumus teknik perhitungan PSP (Perhitungan Setiap
pengukuran Guttman akan mendapat jawaban Program) :
yang tegas. Pilihan jawaban terdiri dari dua ∑ ℎ
PSP =
pilihan yaitu “ya-tidak”. Sehingga ketika ∑
pengembang menganalisis data, jawaban tidak
beragam dari responden melainkan responden (Arthana & Dewi, 2005:80)
Kriteria penilaian yang digunakan adalah sebagai
memilih jawaban yang pasti, yaitu apabila
berikut :
jawaban “ya” maka tidak perlu dilakukan tidak 81 – 100 = Sangat baik
lanjut, sebaliknya apabila jawaban “tidak” maka 61 – 80 = Baik
perlu dilakukan tindak lanjut. Angket disebarkan 41 – 60 = Kurang baik
secara bertahap mulai dari ahli materi, ahli media, 21 – 40 = Tidak baik
dan ahli pembelajaran. Data yang terkumpul 0 - 20 = Sangat tidak baik
digunakan sebagai validitas desain. (Arikunto, dalam Arthana & Dewi, 2005:80)
c. Analisis hasil tes
c. Tes
Analisis data hasil tes bertujuan untuk melihat
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta
perbedaan hasil belajar siswa sebelum
alat lain yang digunakan untuk mengukur
menggunakan media dan sesudah menggunakan
ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan
media. Analisis data hasil tes menggunakan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
bentuk penelitian dengan jenis one group pretest-
kelompok (Arikunto, 2010:193). Dalam
posttest design (Sugiyono, 2012:74) dimana untuk
pengembangan media audio pembelajaran ini
melihat perbedaan hasil pretest dan posttest siswa
pengembang menggunakan metode tes yang
digunakan rumus sebagai berikut:
berbentuk one group pretest-posttest design. Tes
tersebut digunakan untuk melihat perbedaan hasil

belajar siswa sebelum menggunakan media dan =
sesudah menggunakan media dalam menanggapi
cerita. (Arikunto, 2010 : 350)
4. Teknik Analisis Data
a. Analisis isi Kemudian dimasukkan ke dalam rumus t-test
sebagai berikut :
2: Pengembangan Media Audio Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar Menanggapi
Cerita. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2014, 0 - 216

g. Standar Teknis memperoleh nilai 41,67 yang


= berarti kurang baik dan memerlukan revisi.
Berdasarkan data hasil angket dari ahli pembelajaran,

( − 1) maka dapat diuraikan:
a. Kondisi Pembelajaran memperoleh nilai 100 yang
berarti sangat baik dan tidak memerlukan revisi.
(Arikunto, 2010 : 349)
b. Metode Pembelajaran memperoleh nilai 66,67
Berdasarkan perhitungan rumus di atas dengan yang berarti baik dan tidak memerlukan revisi.
taraf signifikan 5% maka db=jumlah siswa – 1 = X c. Hasil Pembelajaran memperoleh nilai 66,67 yang
kemudian diperoleh ttabel = Y. Jika ternyata thitung berarti baik dan tidak memerlukan revisi.
lebih besar dari ttabel maka hal ini menunjukkan Berdasarkan data hasil tes siswa dengan menggunakan
bahwa hasil belajar siswa kelas V Al-Thobari SD
jenis penelitian one group pretest-posttest, maka dapat
Muhammadiyah 16 Surabaya terhadap mata
pelajaran Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar diuraikan:
menanggapi cerita mengalami peningkatan setelah Tabel 1. Analisis data Hasil Tes
memanfaatkan media audio pembelajaran dan (subjek uji coba 23 orang)
media tersebut dinyatakan efektif. Sebaliknya, Pre test Post test D xd x2d
thitung lebih kecil dari ttabel maka hal ini Jumlah 1490 1840 350 -0,06 2373,95
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas V
Al-Thobari SD Muhammadiyah 16 Surabaya ∑
terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia = = = 15,22
Kompetensi Dasar menanggapi cerita mengalami Kemudian dimasukkan ke dalam rumus t-test sebagai
penurunan setelah memanfaatkan media audio
berikut :
pembelajaran dan media tersebut dinyatakan tidak
efektif. =

HASIL DAN PEMBAHASAN ( − 1)
Berdasarkan data hasil angket dari ahli materi, maka
15,22
dapat diuraikan: =
a. Pengertian yang menyeluruh memperoleh nilai 2373,95
23(23 − 1)
100 yang berarti sangat baik dan tidak
15,22
memerlukan revisi. =
b. Kesesuaian usia memperoleh nilai 100 yang √4,69
15,22
berarti sangat baik dan tidak memerlukan revisi. =
c. Nilai memperoleh nilai 100 yang berarti sangat 2,16
= 7,046
baik dan tidak memerlukan revisi.
d. Keakuratan isi memperoleh nilai 100 yang berarti
Berdasarkan perhitungan di atas dengan taraf signifikansi
sangat baik dan tidak memerlukan revisi.
5 % dan d.b = N - 1 = 23 – 1 = 22, sehingga diperoleh
e. Efektivitas memperoleh nilai 100 yang berarti
ttabel yaitu 2,074, ternyata thitung lebih besar dari ttabel yaitu
sangat baik dan tidak memerlukan revisi.
7,046 > 2,074. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar
Berdasarkan data hasil angket dari ahli media, maka
siswa kelas V Al-Thobari SD Muhammadiyah 16
dapat diuraikan:
Surabaya terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia
a. Daya tarik memperoleh nilai 75 yang berarti baik
Kompetensi Dasar menanggapi cerita mengalami
dan tidak memerlukan revisi.
peningkatan setelah memanfaatkan media audio
b. Pengertian yang menyeluruh memperoleh nilai
pembelajaran dan media tersebut dinyatakan efektif.
100 yang berarti sangat baik dan tidak
memerlukan revisi.
PENUTUP
c. Keterpercayaan memperoleh nilai 66,67 yang
berarti baik dan tidak memerlukan revisi. Kajian Produk yang Dihasilkan
d. Persepsi karakter memperoleh nilai 100 yang a. Kajian Teoritik
berarti sangat baik dan tidak memerlukan revisi. Pengembangan ini menghasilkan media audio
e. Kesesuaian desain memperoleh nilai 100 yang pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
berarti sangat baik dan tidak memerlukan revisi. Kompetensi Dasar Menanggapi Cerita untuk siswa kelas
f. Keakuratan isi memperoleh nilai 100 yang berarti V SD Muhammadiyah 16 Surabaya, berdasarkan pada
sangat baik dan tidak memerlukan revisi. teori bahwa media audio pembelajaran sebagai sumber
1 Pengembangan Media Audio Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar Menanggapi
Cerita

bahan ajaran yang ekonomis, menyenangkan dan mudah dalam proses pembelajaran, sehinga guru
disiapkan untuk digunakan oleh siswa. (Anderson, dengan media dapat bersama-sama membantu
1994:125). mengoptimalisasikan indera-indera yang
Menurut Sadiman dkk (2010:49) media audio berfungsi sebagai strategi pembelajaran yang
berkaitan dengan indera pendengaran. Penjelasan tersebut efektif.
sesuai dengan materi yang diangkat yang termasuk ke b. Bagi Siswa
dalam aspek mendengarkan. Siswa diharapkan mempunyai pendengaran
Menurut Susilana & Riyana (2007:19) media audio yang optimal agar proses pembelajaran dengan
pembelajaran sangat efektif digunakan untuk menggunakan media audio pembelajaran dapat
pembelajaran bahasa. Penjelasan tersebut sesuai dengan berjalan secara efektif. Apabila ada yang kurang
mata pelajaran yang diangkat yaitu Bahasa Indonesia. mengerti dengan materi yang telah disajikan
Menurut Sulistiowati (2010:18), salah satu format dalam media audio pembelajaran tersebut,
audio adalah format drama. Format drama pada hendaklah siswa bertanya kepada guru yang
hakekatnya adalah bentuk percakapan atau dialog antar bersangkutan.
pelaku yang menggambarkan konflik atau pertentangan 2. Saran Diseminasi
dalam kehidupan. Penjelasan tersebut sesuai dengan Pengembangan media audio pembelajaran ini
Kompetensi Dasar yang diangkat yaitu menanggapi cerita. diperuntukkan bagi siswa kelas V SD
b. Kajian Empirik Muhammadiyah 16 Surabaya. Dalam
Hasil kajian data empirik secara keseluruhan memperkenalkan dan menyebarluaskan produk
terhadap pengembangan media audio pembelajaran yang kepada guru Bahasa Indonesia dan siswa kelas V SD
telah direvisi dari setiap hasil uji coba, sebagai berikut : Muhammadiyah 16 Surabaya, sebaiknya perlu
1. Validasi desain media audio pembelajaran oleh ahli diamankan dengan hak cipta agar pengguna tidak
materi menunjukkan rata-rata setiap variabel media menyebarluaskan secara sewenang-wenang.
audio pembelajaran dikategorikan sangat baik 3. Saran Pengembangan Produk Lebih Lanjut
sebesar 100, oleh ahli media menunjukkan rata-rata a. Untuk mengembangkan lebih lanjut sebaiknya
setiap variabel dikategorikan sangat baik sebesar lebih memperhatikan kualitas suara, pemilihan
83,33 sedangkan oleh ahli pembelajaran musik, pemilihan kalimat yang mudah dipahami
menunjukkan rata-rata setiap variabel dikategorikan oleh siswa, pemilihan suara dan editing, serta
baik sebesar 77,78. lebih banyak berkonsultasi dengan ahli materi,
2. Uji coba produk terhadap media audio pembelajaran ahli media, dan ahli pembelajaran untuk
yang dilakukan dengan menggunakan jenis kesempurnaan.
penelitian one group pretest-pottest design yaitu b. Penguasaan teknik editing juga berpengaruh
membandingkan hasil belajar siswa sebelum dan pada hasil akhir produk, jadi proses editing
sesudah menggunakan media audio pembelajaran harus dilakukan dengan cermat dan teliti.
yang dikembangkan menunjukkan menunjukkan c. Materi yang dikembangkan sebaiknya diperluas
adanya perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan pada materi-materi lainnya.
antara sebeum menggunakan media audio dan
sesudah menggunakan media audio. Hal tersebut DAFTAR PUSTAKA
diperoleh dari hasil thitung lebih besar dari ttabel yaitu AECT. 1977. The Definition of Educational Technology.
7,046 > 2,074. Sehingga, media audio pembelajaran Washington DC : AECT.
efektif digunakan dalam proses pembelajaran Anderson, Ronald H. 1994. Pemilihan dan
khususnya siswa kelas V SD Muhammadiyah 16 Pengembangan Media Untuk Pembelajaran.
Surabaya. Jakarta : RajaGrafindo Persada.
Saran Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu
1. Saran Pemanfaatan Pendekatan Teori dan Praktik. Jakarta : Rineka
a. Bagi Guru
Cipta.
Guru sebaiknya mendampingi siswa saat
________________. 2010. Evaluasi Program Pendidikan
mendengarkan media audio pembelajaran
: Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan
sebagai fasilitator dan pembimbing dalam
Praktisi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
kegiatan pembelajaran. Guru juga bertugas
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta :
memberikan pengarahan dan membimbing
RajaGrafindo Persada.
siswa dalam kegiatan pembelajaran. Media
audio pembelajaran juga dapat membantu siswa
2: Pengembangan Media Audio Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar Menanggapi
Cerita. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2014, 0 - 216

Arthana, I ketut Pegig dan Damajanti Kusuma Dewi. Wiryana. 2009. Teori Belajar Gagne (online).
2005. Evaluasi Media Instruksional. Surabaya. (http://www.smantiara.sch.id/artikel/57-teori-belajar-
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Isi gagne, diakses pukul 11:55 AM, 15-12-12)
Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
: Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
SD/MI. Jakarta.
Baginda, Jano, dkk. 2009. Gemar Berbahasa Indonesia
5B : Kelas 5 SD Semester Kedua. Bogor :
Yudhistira.
Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswan Zain. 2002. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Tim Forum Bahasa. 2009. Gemar Berbahasa Indonesia
5B untuk siswa kelas 5 Sekolah Dasar. Bogor :
Yudhistira.
Tim Penyusun. 2006. Panduan Penulisan dan Penilaian
Skripsi. Universitas Negeri Surabaya.
Molenda & Januszewski. 2008. Educational Technology
: A Definition With Commentary. New York :
Lawrence Erlbaum Associates.
Mufit, dkk. 2010. Panduan Belajar Siswa ANTARA :
Bahasa Indonesia Sekolah Dasar/MI Kelas 5
Semester 2. Surabaya : CV MIA.
Mustaji, dan Lamijan Hadi Susarno. 2010. Panduan
Seminar : Bidang Teknologi Pendidikan.
Surabaya : Unesa University Press.
Nasution, S. 2008. Asas-Asas Kurikulum. Jakarta : Bumi
Aksara.
Sadiman, Arief, dkk. 2010. Media Pendidikan :
Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta : RajaGrafindo
Persada.
Seels, Barbara, dan Rita Richey. 1994. Teknologi
Pembelajaran : Definisi dan Kawasannya.
Jakarta : Unit Percetakan Universitas Negeri
Jakarta.
Soekamto, Toeti. 1993. Perancangan dan
Pengembangan Sistem Instruksional. Jakarta.
Sudjana, Nana, dan Ahmad Rivai. 2007. Media
pengajaran Penggunaan dan Pembuatannya.
Bandung : Sinar Baru Algensindo
___________________________. 2009. Media
Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sulistiowati. 2010. Modul Konsep Dasar Penulisan
Naskah Audio. Surabaya.
Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. 2007. Media
Pembelajaran. Bandung : Wacana Prima.
Waldopo. 2003. Pemanfaatan Media Audio dan Radio
Untuk Pendidikan. Jakarta: Pusat Teknologi
Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai