Anda di halaman 1dari 27

MAKAKALAH LAPORAN PRAKTIK PUSKESMAS

Oleh :

Amrina Rosyada 0432950119021 Hanifah Huwaida 0432950119030


Arifah Nur Islamia 0432950119025 Intan Furtuna D 0432950119034
Astri Annisa Fitri 0432950119016 Saputra Febriyan P 0432950119019
Dicky Ahmad R 0432950119004 Siti Khodijah 0432950119031
Eka Sandra D.S 0432950119005 Tina Suhartina 0432950119006
Ema Hazmanita 0432950119026

Pembimbing Akademik:
Ns. Indah Puspitasari, M.Kep
Pembimbing Lahan:
Ns. Nawiyah Fauziah, S.Kep

JURUSAN DIII KEPERAWATAN


STIKES BANI SALEH
BEKASI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segalarahmat dan hidayah-Nya,
yang telah memberikan petunjuk dan kemudahan bagikami sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan laporan Praktek KerjaLapangan (PKL) di Puskesmas Pekayon Jaya periode 06
sampai 11 Desember 2021dengan lancar dan baik.Laporan Praktek Kerja Lapangan ini diajukan
untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi Program Studi D3-Keperawaran.
Penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan
bantuandari berbagai pihak.Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan
penghargaan dan terimakasih kepada :

1. drg. Ickman Seno Basuki selaku Kepala UPTD PKM Pekayon Jaya.
2. Ns. Indah Puspitasari, M.Kep selaku dosen pembimbing PKL dari Stikes Bani Saleh
Indonesia yang telah memberikan bimbingan, dukungan,pengarahan, dan saran selama
Praktek Kerja Lapangan (PKL).
3. Ns. Nawiyah Fauziah, S.Kep pembimbing PKL yang telah memberikan bimbingan dan
saran kepada kami selama melaksanakan PraktekKerja Lapangan (PKL) dan penyusunan
laporan PKL
4. Seluruh karyawan Puskesmas Pekayon Jaya atas bantuan dan kerja sama selama Praktek
Kerja Lapangan (PKL).
5. Teman-teman sejawat di STIKES Bani Saleh.
6. Kepada seluruh pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan Praktek Kerja
Lapangan ini.Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan Praktek Kerja
Lapangan ini masih banyak kekurangan serta jauh dari sempurna karena keterbatasan
waktu dan kemampuan penulis, oleh karena itu penulis dengan tulus mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sehingga dapat digunakan untuk perbaikan
lebih lanjut. Harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan bagi kami khususnya serta bagi pembaca pada umumnya.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas memegang peran yang sangat penting dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di Indonesia. Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas
bertujuan untuk mewujudkan masyarakat berperilaku sehat yang meliputi kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan
bermutu, hidup dalam lingkungan sehat, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal,
baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Puskesmas sesuai dengan fungsinya berkewajiban mengupayakan, menyediakan,
dan menyelenggarakan pelayanan yang bermutu dalam memenuhi kebutuhan masyarakat
akan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Fungsi Puskesmas antara lain untuk
penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama, dan
penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah
kerjanya.
Perbaikan mutu dilakukan dengan peningkatan kinerja dan penerapan manajemen
risiko dilaksanakan secara berkesinambungan di puskesmas yang dapat diketahui dari
hasil akreditasi. Akreditasi sangat perlu karena dilakukan oleh pihak eksternal dengan
menggunakan standar yang ditetapkan sesuai mekanisme akreditasi. Puskesmas wajib
untuk diakreditasi secara berkala paling sedikit tiga tahun sekali, demikian juga akreditasi
merupakan salah satu persyaratan kredensial sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan.
Undang-undang Republik Indonesia No.36 tahun 2009 tentang kesehatan
menyebutkan bahwa penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara
bertanggung jawab, aman, bermutu serta merata dan non diskriminatif. Demikian juga
Peraturan Presiden Republik Indonesia No.72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional bahwa dalam penyelenggaraan Jaminan Kesehatan, pelayanan kesehatan kepada
peserta harus memperhatikan mutu layanan, berorientasi pada aspek keamanan pasien,
efektivitas tindakan, kesesuaian dengan kebutuhan pasien serta efisiensi biaya.
Akreditasi Puskesmas disebutkan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, sebagai salah satu arah kebijakan peningkatan
akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas yaitu pengembangan dan penerapan
akreditasi fasilitas pelayanan kesehatan dasar milik pemerintah dan swasta. Ditargetkan
pada tahun 2019 terdapat 5.600 jumlah kecamatan yang memiliki minimal satu
Puskesmas yang tersertifikasi akreditasi.5 Berdasarkan latar belakang yang diuraikan
sebelumnya maka penulisan makalah ini bertujuan untuk mengkaji aspek penting
penyelenggaraan akreditasi Puskesmas dalam mendukung implementasi Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN).
B. Tujuan
Tujuan diadakannya PKL di bidang Puskesmas yaitu:
1.Untuk mengetahui apakah pelayanan di Puskesmas pekayon jaya sudah sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.
C. Manfaat
1. Memberikan pengetahuan kepada Mahasiswa mengenai kegiatan khususnya bagian
perawatan di Puskesmas.
2. Untuk melatih mahasiswa bersikap professional yang diperlukan mahasiswa dalam
memasuki lapangan kerja di bidang keperawatan khususnya di Puskesmas.
3. Mengembangkan dan menerapkan disiplin ilmu pengetahuan yang telah diperoleh
selama kuliah pada unit-unit pelayanan perawatan pada masyarakat sesuai dengan
profesinya.
4. Agar mahasiswa memperoleh pengetahuan yang belum pernah didapatkan selama
proses perkuliahan.
5. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional (dengan tingkat
pengetahuan ketrampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja).
6. Memperkokoh hubungan antara perguruan tinggi dengan instansi dan dunia kerja.
7. Meningkatkan sistem proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas
dan profesional.
8. Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian
dari proses pendidikan.
9. Melatih mahasiswa agar dapat berkomunikasi, bersosialisai danbmengembangkan
mental dengan baik dalam lingkungan kerja.
10. Mengajarkan kepada mahasiswa tentang pentingnya kerjasama dalam dunia kerja.

BAB II
ANALISA SITUASI PUSKESMAS
A. Data Umum Wilayah
Secara Geografis Puskemas Pekayon Jaya merupakan salah satu puskesmas dari
4 puskesmas yang berada di Kelurahan Pekayon Jaya Kecamatan Bekasi Selatan.
Luas wilayah Kelurahan Pekayon Jaya adalah 450 Ha atau 450.000 km2, dan secara
geografis Puskesmas Pekayon Jaya memilki batas-batas sebagai berikut :

- Sebelah utara : Kelurahan Kayuringin Jaya dan Margajaya


- Sebelah selatan : Kelurahan Sepanjang Jaya Bojong Rawalumbu
- Sebelah barat : Kelurahan Jaka Setia
- Sebelah timur : Kelurahan Jaka dan Bojong Rawalumbu

PETA WILAYAH
KERJA UPTD PUSKESMAS PEKAYON JAYA, KECAMATAN BEKASI SELATAN
KOTA BEKASI

B. Data Khusus

1. Derajat kesehatan
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (Nomor
128/MENKES/SK/II/2004).

Fungsi puskesmas adalah suatu wadah instansi pemerintah terdepan dibidang kesehatan
dalam melayani kesehatan secara prefentif, kuratif, rehabilitatif dan promotif dalam
menjalankan program kesehatan dasar puskesmas (Basic Six), program pengembangan
dan program inovatif.
Selain itu fungsi puskesmas adalah:

1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan


pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping
itu Puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan
setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan
kesehatan, upaya yang dilakukan Puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.

2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat

Puskesmas berupaya secara perorangan, maupun dalam bentuk keluarga dan masyarakat
termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri
sendiri untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan
termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan
memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan
masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya
sosial budaya masyarakat setempat.

3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama


secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama
yang menjadi tanggung jawab Puskesmas meliputi :

a. Pelayanan Kesehatan Perorangan


Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi (private
goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan
perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.

b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat public (public


goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi
kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi,
peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta
berbagai program kesehatan lainnya.
Puskesmas Pekayon Jaya juga berupaya menjalankan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan sesuai dengan tujuan dan fungsi Puskesmas seperti yang telah disebutkan
diatas. Terbatasnya fasilitas fisik juga menjadi salah satu kendala pelayanan
kesehatan yang dilakukan di Puskesmas antara lain belum adanya ruang konseling
yang representatif. Selama tahun 2020 Puskesmas Pekayon Jaya telah berupaya
melakukan inovasi untuk kenyamanan dalam pelayanan dengan menata ruang untuk
memperlancar alur pelayanan di puskesmas.

1. KEMATIAN
Pada tahun 2020 tercatat jumlah kematian bayi : 2 orang, jumlah kematian balita : 0
orang, kematian ibu 0 orang , sedangkan pada tahun 2017 di Wilayah Puskesmas
Pekayon Jaya jumlah kematian bayi 2, balita 0 dan ibu 0. Hal ini perlu menjadi perhatian
yang serius bagi puskesmas untuk menekan dan menurunkan angka kematian ibu, bayi
dan balita dengan meningkatkan cakupan kegiatan program kesehatan yang merupakan
indikator derajat kesehatan di wilayah.
2. KESAKITAN
Masalah kesehatan yang paling dominan di Puskesmas Pekayon Jaya adalah masalah
kesehatan yang disebabkan lingkungan yang heterogen dan tingkat kepadatan rumah
penduduk yang tinggi. Hal ini rentan sekali terjadinya ISPA, diare, dan penyakit lainnya
yang di sebabkan oleh faktor tersebut.Salah satu kegiatan Puskesmas adalah
menyelenggarakan upaya kesehatan esensial yang bermutu, merata, dan terjangkau sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dalam meningkatkan status kesehatan dengan membina
peran serta masyarakat yang dapat menunjang berkurangnya angka kesakitan.
GRAFIK 3.1
DATA 10 PENYAKIT TERBANYAK
DI UPTD PUSKESMAS PEKAYON JAYA TAHUN 2020
3,500

3,000 2,890

2,500

2,000
1,458
1,500
996 931
1,000 877
660
504 468 396
500 302

0
t i t ut
ku ol
d ns ku A
ps
ia pa DM ar
e
s A C r te A ISP Ak e Pul Di
giti on pe am A
Di
sp
ny
.
m Hy m ISP
r in m De Pe
Fa Co

Sumber : Data SP3 ,Puskesmas Pekayon Jaya, tahun 2020

Angka kesakitan ( 10 penyakit ) di Wilayah Puskesmas Pekayon Jaya tahun 2017


adalah Faringitis,Common Cold, Hipertensi,Demam Akut ISPA, ISPA Akut yang tidak
diketahui Penyebabnya, Dispepsia, Penyakit Pulpa, Diabetes Militus, dan Diare. Angka kasus
penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat adalah Commond cold, Pharingitis, Demam
dan ISPA hal ini karena tingkat hunian yang cukup padat dan tingkat polusi kendaraan yang
cukup tinggi.

3. STATUS GIZI
Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan sumber daya manusia sekaligus dalam
pengentasan kemiskinan adalah dengan meningkatkan status gizi anak terutama anak Balita
dan status gizi ibu hamil. Keadaan gizi terutama pada masa balita akan sangat mempengaruhi
tingkat kecerdasan manusia dewasa, karena kecukupan gizi sangat diperlukan dalam
pertumbuhan otak terutama pada masa balita, dan nantinya akan menghasilkan manusia
produktif dan berkualitas. Prevalensi balita kurang gizi digunakan sebagai indicator untuk
memonitor status kesehatan penduduk. Salah satu target SDGs adalah Pada tahun 2030,
mengakhiri segala bentuk malnutrisi, termasuk mencapai target internasional 2025 untuk
penurunan stunting dan wasting pada balita.

Grafik 3.2
Kasus Gizi Buruk Di UPTD Puskesmas Pekayon Jaya tahun 2017-2020

5
4.5
4
3.5
3
2.5 Laki-laki
2 Perempuan
1.5
1
0.5
0
2015 2016 2017

Status gizi buruk pada balita tahun 2014 s/d 2016 adalah sama 1 orang balita, dan semua balita
gizi buruk tersebut ditangani. Dengan tidak adanya penurunan gizi buruk, Hal ini menunjukan
kinerja dari petugas Puskesmas dan kader posyandu balita, serta berbagai stake holder terkait
belum maksimal

2. Ketenagaan
DATA KETENAGAAN
UPTD PUSKESMAS PEKAYON JAYA
No KETENAGAAN JUMLAH
ASN TKK HONOR
1 Dokter Umum 4
2 Dokter Gigi 3
3 Perawat 3 4
4 Bidan 3 9 2
5 Apoteker 1
6 Gizi 1
7 Penyuluh Kesehatan 1
masyarakat
8 Kesehatan lingkungan 1
9 Perawat gigi 1
10 Pranata laboratorium 1
11 Tenaga farmasi 1
12 Pengelola data 2
13 Pengelola laporan 1
keuangan
14 Pengadministrasian 12 1
umum
15 Prakarya 2
16 Petugas pengamanan 1
17 Supir 1
Total 17 29 9

3. Sarana kesehatan yang ada


TABEL 5.2
DATA SARANA DAN PRASARANA KESEHATAN SWASTA
DI UPTD PUSKESMAS PEKAYON JAYA
TAHUN 2020

JUMLA
NO JENIS SARANA/PRASARANA KET
H

I Pelayanan Kesehatan :

1 Balai Pengobatan/Klinik 8

2 Bidan praktek swasta 10

3 Apotik 2

4 Laboratorium 1
5 Toko obat 2

6 Optik 1
Sumber : Data SP3 Kesling ,Puskesmas Pekayon Jaya, th 2020

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa sarana kesehatan swasta yang ada bermitra dengan
puskesmas guna menunjang pelayanan di bidang kesehatan bagi masyarakat di wilayah
Pekayon Jaya .Sehingga derajat kesehatan masyarakat bisa optimal.

4. Peran serta masyarakat


1. Peran serta perorangan dan keluarga : dilaksanakan oleh setiap anggota
keluargadan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri dan keluarga untuk
dapat hidupsehat.
2. Peran serta masyarakat umum : meliputi kegiatan untuk menjalin hubungan
yangerat dan dinamis antara pemerintah dan masyarakat dengan cara
mengembangkandan membina komunikasi timbal balik serta
menyebarluaskan informasi kesehatan.
3. Peran serta masyarakat kelompok penyelenggara upaya kesehatan : dilakukan
olehorganisasi-organisasi atau lembaga swadaya yang ada dimasyarakat
(LSM) ataupunperusahan swasta yang peduli terhadap maslah kesehatan.
4. Peran serta masyarakat profesi kesehatan : meliputi kelompok dokter,
perawat,dokter gigi, apoteker, bidan, dan sejenisnya (Depkes RI, 2021)

C. Struktur Serta Masyarakat


Belum

BAB III
KEGIATAN PUSKESMAS
A. Hasil kegiatan puskesmas tahun sebelumnya
Sekolah : Segi Bangunan,ventilasi, toilet sesuai dengan standar dan jumlah siswa
& guru, kantin dapur layak/tidak, kompor dibawah atau diatas, makanan wajib
dicek lab
Keluarga : Bangunannya layak/tidak, ventilasi, toilet sesuai standar dan jumlah
keluarganya, dapur layak/tidak, kompor dibawah atau diatas, jamban dan toren
jaraknya 15 meter.
Depot : Ecoli, ph, besi, kebersihannya
BABS (buang air besar sembarang)
B. Program pokok puskesmas
1. Promosi Kesehatan
Penyuluhan kesehatan masyarakat adalah upaya memberikan pengalaman
belajar atau menciptakan kondisi bagi perorangan, kelompok dan masyarakat
dalam berbagai tatanan dengan membuka jalur komunikasi, menyediakan
informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap
dan prilaku dengan melakukan advokasi, pembinaan suasana dan gerakan
pemberdayaan masyarakat untuk mengenali, menjaga atau
memelihara,meningkatkan dan melindungi kesehatannya.tujuannya untuk
Tercapainya perubahan prilaku individu, keluarga  dan masyarakat dalam
membina dan memelihara prilaku sehat, serta berperan  sdalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Sasaran dari promosi kesehatan adalah :
1. Pelaksanaan posyandu dan pembinaan kader
2. Penyuluhan Kesehatan
3. Prilaku hidup bersih dan sehat
4. Advokasi program dan program prioritas
5. Promosi kesehatan tentang narkoba
6. Promosi tentang kepesertaan jamkesmas
7. Pembinaan dana sehat
2. Kesehatan Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang pengaruhnya paling besar
terhadap status kesehatan masyarakat di samping faktor pelayanan kesehatan,
faktor genetik dan prilaku. Bahaya potensial terhadap kesehatan yang
diakibatkan oleh lingkungan dan bersifat fisik, kimia dan biologi.
Sejalan dengan kebijaksanaan ‘ Paradigma Sehat ‘ yang mengutamakan
upaya-upaya yang bersifat promotif, preventif dan protektif. Maka upaya
kesehatan lingkungan sangat penting. Semua kegiatan kesehatan lingkungan
yang dilakukan oleh para staf puskesmas akan berhasil baik apabila
masyarakat berperan serta dalam pelaksanaannya harus mengikut sertakan
masyarakat sejak perencanaan sampai pemeliharaan.
Kegiatan-kgiatan utama kesehatan lingkungan yang harus dilakukan
Puskesmas meliputi :
1. Penyehatan air
2. Penyehatan makanan dan minumam
3. Pengawasan pembuangan kotoran manusia
4. Pengawasan dan pembuangan sampah dan limbah
5. Penyehatan pemukimam
6. Pengawasan sanitasi tempat umum
7. Pengamanan polusi industry
8. Pengamanan pestisida
9. Klinik sanitasi
3. Pencegahan Pemberatasan Penyakit Menular
Penyakit Menular adalah penyakit yang disebabkan oleh agent infeksi atau
toksiknya yang berasal dari sumber penularan atau reservoir yang ditukarkan
atau di transmisikan kepada penjamu yang rentan. Pengobatan dengan
memberikan pertolongan penderita, membangun pos-pos kesehatan di tempat
kejadian dengan dukungan tenaga dan sarana obat yang memadai termasuk
rujukan. Pemutusan rantai penularan atau upaya pencegahan misalnya :
abatisasi pada KLB, DBD, Kaporisasi pada sumur-sumur yang tercemar pada
KLB diare dsb.
Melakukan kegiatan pendukung yaitu penyuluhan, pengamatan dan logistik.
Program Pencegahan adalah mencegah agar penyakit menular tidak menyebar
didalam masyarakat yang dilakukan antara lain dengan memberikan
kekebalan kepada host melalui kegiatan penyuluhan kesehatan dan imunisasi.
4. Kesehatan Keluarga Dan Reproduksi
Kesehatan keluarga adalah wujud keluarga sehat, kecil bahagia dan sejahtera
dari suami istri, anak dan anggota keluarga lainnya ( UU RI no 23 tahun
1992). Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial
yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit dan kecacatan dalam segala aspek
yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya ( WHO ).
Tujuan Umum untuk Meningkatkan kesadaran kemandirian wanita dan
keluarganya dalam mengatur biologik keluarga termasuk fungsi reproduksi
nya serta berperan aktif dalam mencegah dan menyelesaikan masalah
kesehatan keluarga serta meningkatkan kualitas hidup keluarga.
5. Perbaikan Gizi Masyarakat
Adalah kegiatan mengupayakan peningkatan status gizi masyarakat dengan
pengelilaan terkoordinasi dari berbagai profesi kesehatan serta dukungan
peran serta aktif masyarakat.
Program baik berupa Upaya dan Pencegahan dan penangulangan Perbaikan
Gizi di Puskesmas meliputi :
1. Upaya perbaikan gizi keluarga
2. Upaya perbaikan gizi Institusi
3. Upaya penanggulangan kelainan gizi
4. Pencegahan dan penanggulangan gangguan akibat kekurangan yodium
5. Pencegahan dan penanggulangan anemia besi
6. Pencegahan dan penanggulangan kurang kalori energi protein dan kurang
energi kronis
7. Pencegahan dan penanggulangan kekurangan vitamin A
8. Pencegahan dan penanggulangan masalah kekurangan gizi mikro lain
9. Pencegahan dan penenggulangan masalah gizi lebih
6. Penyembuhan Penyakit Dan Pelayanan Kesehatan

Pelayanan Medik Rawat Jalan Adalah pelayanan medik yang dilakukan oleh
pelaksana pelayanan baik secara sendiri ataupuan atas koordinasi bersama
dengan sesama profesi maupun pelaksana penunjang pelayanan kesehatan lain
sesuai dengan wewenangnya untuk menyelesaikan masalah kesehatan dan
menyembuhkanpenyakit yang ditemukan dari pengguna jasa pelayanan
kesehatan dengan tidak memandang umur dan jenis kelamin yang dapat di
selenggarakan pada ruang praktek.
Tujuan Umum pelayanan medik rawat jalan adalah terwujudnya pengguna
jasa dan keluarganya yang partisipatif, sehat sejahtera, badan, jiwa dan sosial
yang memungkinkan setiap anggota keluarga hidup produktif secara sosial
dan ekonomi dengan baik.
Tujuan Khusus Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat,
keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatannya
sendiri terutama melalui peningkatan kesehatan dasar dan pencegahan
penyakit.
C. Program inovatif
1. Petik Mawe (Periksa Jentik Omahe Dhewe)
Rincian Kegiatan : Kegiatan dimana setiap rumah bertanggungjawab untuk
memeriksa adanya jentik di rumah dan lingkungan sekitarnya, yang
dilakukan setiap hari Jumat.
2. CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) Bersih Tanganku, Sehat Keluargaku, Indah
Tamanku)
Rincian Kegiatan :Kegiatan yang bertujuan untuk memangkas terjadinya
penularan penyakit melalui kegiatan cuci tangan pakai sabun, dengan
menempatkan padasan (tempat cuci tangan) di depan rumah, sehingga
sebelum masuk rumah diharapkan mereka mencuci tangan mereka dengan
sabun dan air mengalir. Kegiatan menanam tanaman yang bermanfaat bagi
keluarga di sekitar padasan
3. Pakai Peniti (Pendampingan Kader Untuk Pemantauan Bayi Resti)
Rincian Kegiatan : Kegiatan yang melibatkan peran serta kader kesehatan
untuk ikut membantu dalam pelaksanaan pemantauan bayi resti di
wilayahnya, dengan cara : Kader melaporkan kepada nakes bila ada bayi resti
di desanya, Nakes menyampaikan kepada kader bila ada persalinan dengan
bayi resti di Puskesmas untuk dipantau dan dilaporkan kepada nakes, Kader
memantau dengan melakukan kunjungan rumah ke sasaran bayi resti dan
penimbangan ke posyandu, Melaporkan hasil pemantauan setiap bulannya.
4. Matuk (Masker Batuk)
Rincian Kegiatan : Kegiatan pemberian masker kepada pasien yang datang ke
Puskesmas, terutama pasien batuk yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
penularan
5. Ngemil Berkad (Nginceng Ibu Hamil Bersama Kader)
Rincian Kegiatan : Kegiatan yang melibatkan peran serta kader untuk
melaporkan semua ibu hamil yang ada dan memantau kondisi kesehatan ibu
hamil, serta mendampingi apabila ditemukan ada ibu hamil resiko tinggi
6. Persalinan Kandangan Sayang Ibu
Rincian Kegiatan : Pasien memperoleh pelayanan persalinan 24 jam di
Puskesmas
7. APELKES (AYO PEDULI KESEHATAN)
Rincian Kegiatan : Memberikan Penyuluhan kepada masyarakat tentang
kesehatan terutama masalah Hipertensi, TB Paru, Jamban sehat, ASI eksklusif
dan Rokok. Nakes bekerjasama dengan Kader melakukan Pemeriksaan runtin
ke semua desa seperti Posyandu lansia atau pengaktifan posbindu setiap bulan
di semua desa. Bekerjasama dengan Linsek untuk membuat area merokok dan
menyusui di area publik dan perkantoran
D. Analisa masalah
1. Program Promosi Kesehatan Permasalahan yang ada adalah :
a) Pondok Pesantren yang memenuhi 16-18 indikator PHBS Pondok Pesantren
(Klasifikasi IV) belum mencapai target (-29%)
b) Kegiatan intervensi pada Institusi Kesehatan belum mencapai target 100
(10%).
c) Kegiatan intervensi pada TTU belum mencapai target 100% (-50 %).
d) Kegiatan intervensi pada Tempat Kerja belum mencapai target 100% (-50%)
e) Kegiatan intervensi pada Ponpes belum mencapai target (-50%).
2. Program Kesehatan Lingkungan Masalah yang ada :
a) Pembinaan sarana TTU belum mencapai target (-2,3%).
b) Konseling Sanitasi masih kurang (-6,9% dari target 10%).
c) Intervensi terhadap pasien PBL yang di IS belum terlaksana.
d) Pelaksanaan Kegiatan STBM di Puskesmas belum mencapai target
(32,1%).
3. Program KIA KB Permasalahan :
a) Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil (K1) belum mencapai target (0,4%).
b) Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil (K4) belum mencapai target (-0,44%)
c) Pelayanan Persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn) belum mencapai target
(2%).
d) Pelayanan Persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan belum
mencapai target (-2,2%).
e) Pelayanan kesehatan bayi 29 hari - 11 bulan belum mencapai target (-4%).
f) PUS dengan 4 T ber KB belum mencapai target (-33,5%)
g) KB pasca persalinan belum mencapai target (-5,3%)
4. Program Gizi Permsalahan yang ada :
a) Pemberian Tablet Besi (90 tab) pada Bumil belum mencapai target (0,2%).
b) Pemberian Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri belum mencapai target
(-18,8%).
c) Masih banyak Ibu Hamil KEK (82 orang).
5. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Permasalahan :
a) Pelayanan Diare Balita belum mencapai target (-46,1%).
b) Pelaksanaan kegiatan Layanan Rehidrasi Oral Aktif (LROA) masih dibawah
target (-25%).
c) Cakupan Penemuan penderita Pneumonia balita masih dibawah target
(44,3%).
d) Kader kesehatan Kusta tersosialisasi belum mencapai target (-79,7%).
e) SD/MI telah dilakukan screening Kusta belum mencapai target (-100%)
f) Penemuan terduga kasus TB masih dibawah target (-68,9%).
g) Anak sekolah (SMP & SMA/sederajat) sudah dijangkau penyuluhan
HIV/AIDS masih dibawah target (-91%).
h) Orang yang beresiko terinfeksi HIV mendapatkan pemeriksaan HIV masih
dibawah target (-10%).
i) Angka Bebas Jentik (ABJ) masih dibawah target (-14,8%).
j) UCI Desa masih dibawah target (-9,3%)
k) Imunisasi TT5 pada WUS (15-49 th) masih dibawah target (-65,9%).

E. Pelayanan kesehatan ibu dan anak

GRAFIK KIA TAHUN 2020

1 K1 K4 BULIN KN LENGKAP
2 JANUARI 0,7 4,7 5,9 5,6
3 FEBUARI 13,8 8,2 11,5 11
4 MARET 20 131 15,3 15,4
5 APRIL 26,5 20 20,6 20,5
6 MEI 32,4 26,4 30 25,3
7 JUNI 42,1 33 34 33
8 JULI 49 39,5 39 37,3
9 AGUSTUS 56,7 45,2 46 44,5
10 SEPTEMBER 62,2 50,1 53 51,4
11 OKTOBER 68,3 57 61 60
12 NOVEMBER 77 65,3 68 66,3
13 DESEMBER 84 71 74 72

DI UPTD Puskesmas Pekayon Jaya


Tahun 2020

PROGRAM PERBAIKAN GIZI


1. CAKUPAN DISTRIBUSI VITAMIN A
Masalah lain yang menjadi prioritas adalah pemberian Vitamin A. Pencegahan
terhadap terjadinya masalah kekurangan Vitamin A pada balita adalah dengan
pemberian Vitamin A .Kepada anak usia 6-11 bulan dengan Vitamin A berwarna biru
dengan dosis 100.000 IU cakupannya 100% (riil) sedangkan proyeksi 61,35% dari
target 90%, dan anak usia 12-59 bulan dengan Vitamin A berwarna merah dengan
dosis 200.000 IU cakupannya 94,45% (riil) sedangkan proyeksi 53,35% dari target
80%. Sudah mencapai target secara riil karena dilakukan sweeping pemberian
vitamin A pada bayi dan balita yang tidak datang ke posyandu tetapi belum mencapai
target jika dengan sasaran proyeksi. Selain kepada balita distribusi Vitamin A
diberikan pada seluruh ibu nifas (73,82%).
2. CAKUPAN FE1 DAN FE 3
Untuk pencegahan anemia pada ibu hamil di berikan tablet tambah darah ( FE)
minimal 90 tablet selama kehamilan.. Tahun 2017 jumlah ibu hamil yang mendapat
Fe1 adalah 1.184 bumil ( 86,74% ) target 90%, Fe 3 sebanyak 1.016 bumil ( 74,43% )
dari target 90%. Belum mencapai target, hal ini dikarenakan ibu hamil belum sadar
tentang pentingnya minum tablet tambah darah pd saat kehamilan.
3. GIZI ANAK SEKOLAH
Pemantauan kesehatan kelas I SD, kelas I SMP, dan kelas I SMA dilakukan melalui
kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) melalui penjaringan kesehatan pada Anak
sekolah.
Jumlah murid kelas I SD 923 siswa, jumlah murid yang diperiksa 923 siswa (100%)
murid dengan gizi baik 831 siswa ( 90% ), gizi kurang 34 siswa ( 3,6% ), dan gizi
lebih 58 siswa ( 6,3% ). Selain penjaringan terdapat pemberian tablet tambah darah
dan pemeriksaan haemoglobin pada remaja putri kelas 3 SMP dan kelas 1 SMA.
Siswi SMP sebanyak 207 yang di periksa haemoglobin terdapat 89 siswi anemia
sedangkan dari 203 siswi SMA terdapt 57 siswi anemia. Hal ini dapat disebabkan
oleh asupan makanan yang kurang mengandung sumber zat besi.
4. KUNJUNGAN POSYANDU

Posyandu merupakan institusi yang banyak memberikan kontribusi pada pelaksanaan


program kesehatan secara langsung di masyarakat, hasil kunjungan ke Posyandu
nampak pada cakupan kesehatan yaitu K/S, D/S, N/D dan N/S yang merupakan
indikator untuk mengukur keberhasilan program.
Pada tahun 2020 Jumlah sasaran balita sebanyak 6.116 balita, dari jumlah tersebut
sudah semua tercakup dalam pelayanan posyandu (K/S = 100%) target yang harus
dicapai 80%. Partisipasi masyarakat dan kesadaran ibu untuk datang dalam kegiatan
penimbangan di posyandu belum maksimal ,karena kurangnya pengetahuan tentang
pentingnya kunjungan ke posyandu dan kesibukan orang tua yang bekerja diluar
rumah, hal ini dapat dilihat cakupan D/S yang belum mencapai target. Sebagai
dampak dari kegiatan penimbangan balita adalah naiknya berat badan balita (N/D)
yaitu sebesar 70,11% dan belum mencapai target dari 80 %.
Posyandu yang ada di wilayah Puskesmas Pekayon Jaya sebanyak 31 buah yang
dapat dibagi ke dalam Posyandu dengan strata pratama 0 posyandu (0 %), Posyandu
Madya 19 posyandu (61,3%), Posyandu Purnama 10 posyandu (32,2%) posyandu
mandiri 2 posyandu (6,5%) ( dengan rata-rata kader adalah sekitar 10 orang per
Posyandu).

F. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

1. PENYAKIT TB PARU
Penyakit infeksi dan penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan di
Indonesia. Infeksi terjadi karena adanya interaksi antara mikroorganisme dengan
tubuh yang rentan. Infeksi silang (infeksi naosokomial) dapat terjadi melalui
penularan dari pasien kepada petugas, dari pasien ke pasien lain, dari pasien kepada
pengunjung atau dari keluarga maupun dari petugas kepada pasien melalui kontak
langsung atau melalui peralatan atau bahan yang sudah terkontaminasi dengan darah
atau dengan cairan tubuh lainnya.
GRAFIK 4.6
Presentase Cakupan TB Paru
Di UPTD Puskesmas Pekayon Jaya
90
80
85 Tahun 2020
80

70

60

50 44.1
38.7
40 Sumber : Data
30

20
Target P2M-TB Paru,
cakupa
10 n
Puskesmas
0

BTA + Sembuh
Pekayon Jaya,
tahun 2020

Dari Grafik 4.1.5.1.Pencapaian penemuan pasien TB BTA + masih kurang, dan


jauh dr target yang diharapkan. hal ini karena penemuan suspect TB sebesar 380 masih
kurang. Cakupan angka kesembuhan TB 44,1%, target 85% ( belum mencapai target).
Msama dengan lintas sektor dan tokoh masyarakat

2. PENYAKIT KUSTA
GRAFIK 4.7
Presentase Cakupan Penyakit Kusta
Di UPTD Puskesmas Pekayon Jaya
Tahun 2020
14 13
12

10 9 9
8

target
4 3 Cakupa
n
2
0 0
0

PB MB SEMBUH CACAT

Sumber : Data SP3 –P2P,Puskesmas Pekayon Jaya, tahun 2020

Dari grafik 4..Penemuan baru penyakit kusta 2017 untuk jenis multi basiller (MB)
sebanyak 3 kasus, sedangkan untuk pausi basiller (PB) 0 kasus. Dari 3 yang diobati belum
ada yang sembuh masih dalam proses pengobatan.

Adapun target penemuan kasus penderita adalah 1 per 10.000 jumlah penduduk
(target 13 ), target belum tercapai. Untuk menekan kasus baru perlu ditingkatkan
penyuluhan kelompok masyarakat dan individu serta penjaringan kasus baru disekitar
penderita.

3. PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)


JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE
DI UPTD PUSKESMAS PEKAYON JAYA
TAHUN 2017 s/d 2020
140

120

100

80

60

40

20

0
2015 2016 2017

Sumber : Data SP3 –P2P,Puskesmas Pekayon Jaya, tahun 2020

Dari grafik 4.8 jumlah kasus di tahun 2017 dibandingkan dengan tahun 2020 ada
peningkatan. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor penyebab antara lain faktor perilaku
masyarakat, faktor iklim atau cuaca, faktor dukungan sektor terkait serta tokoh masyarakat.
Sedangkan di tahun 2020 sendiri mengalami penurunan kembali menjadi 24 kasus.
Peran kader jumantik sangat penting dengan harapan Angka Bebas Jentik ( ABJ )
di wilayah puskesmas bisa mencapai 99% - 100%. Kader yang telah dilatih mampu melapkukan
pemeriksaan jentik di rumah warga sekitar, TTU, kantor, sarana ibadah yang dilakukan secara
berkesinambungan. Jumlah kader jumantik yang terlatih masih sangat terbatas, oleh sebab itu
perlu dilakukan pelatihan kader jumantik baru.

4. PNEUMONIA
Cakupan kasus pneumonia yang ada diwilayah kerja Puskesmas Pekayon Jaya tahun
2020 sebesar 590 kasus (90 %) dari target penemuan sebesar 10% dari jumlah balita yang
ada di wilayah kerja. Hal ini dilakukan penjaringan di puskesmas dan di posyandu dengan
cara hitung nafas bagi balita yang sakit terutama batuk dan pilek.

5. PENANGGULANGAN DIARE
Cakupan penemuan kasus diare yang ada di puskesmas pada tahun 2020 sebanyak 1.856
penderita ( 20%) dari target 4% dari jumlah penduduk ( 68.733 ). Dari kasus yang ditemukan
semuanya tertangani 100%). Masih rendahnya cakupan disebabkan laporan DBS ke
puskesmas belum berjalan berkesinambungan, laporan kasus diare yang ditemukan oleh
kader/ masyarakat belum seluruhnya masuk ke puskesmas. Banyak masyarakat yang
langsung berobat ke rumah sakit atau dokter swasta yang ada di luar wilayah kerja.
6. IMUNISASI

GRAFIK 4.9
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI
DI UPTD PUSKESMAS PEKAYON JAYA
TAHUN 2020
99.6 111.2 109.4
100
98
98
96.4
96 95 95

94 93 93 93.04

92

90
Target
88 2016

86

84

82

80
BCG DPT1 HB1 DPT 3 HB3 POLIO IV CAMPAK

Sumber : Data SP3- Imunisasi, Puskesmas Pekayon Jaya, tahun 2020

Pada grafik 14.Menunjukkan bahwa cakupan bayi yang terjaring dengan


immunisasi BCG sebanyak 1.245 ( 99,6%) target 98%, DPT1HB1 sebanyak 1.389 bayi
(111,12%) target 93%, DPTHB3 sebanyak 1.367 bayi (109,4%) target 93%, polio 4
sebanyak 1.233 bayi (96,4%) target 95%, campak sebanyak 1163 bayi (93,04%) target
93%. Semua imunisasi sudah mencapai UCI karena ada sweeping dan jemput bola untuk
laporan DBS.
BAB IV
KEGIATAN SELAMA PRAKTIK PUSKESMAS
A. Kegiatan di dalam gedung
1. Pendaftaran ( Gedung 3 Lantai 1 )

2. Laboratorium ( Gedung 3 Lantai 1)


Laboratorium untuk cek darah lengkap

3. Penyuluhan Dalam Gedung

4. Ruang Pelayanan KIA dan KB


Yaitu ibu-ibu yang memeriksakan kehamilannya atau hendak bersalin, atau
mereka yang memerlukan pelayanan kontrasepsi.
5. BP Gigi
6. Pelayanan IGD
7. Screening BP umum

8. Kegiatan Vaksin Covid-19

9. Pelayanan Swab Antigen

B. Kegiatan di Luar Gedung


1. Posyandu Balita dan Batita
Pendaftaran, Mengukur berat badan dan tinggi badan, dan Imunisasi
2. Penyuluhan Luar Gedung

BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat ternyata masih
menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak dikeluhkan oleh
masyarakat. Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan prasarana yang kurang
memadai, tetapi juga dari segi tenaga medis yang demikian pula adanya. Oleh
karena itu, diperlukan perhatian khusus dari pemerintah dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta komitmen untuk merubah sistem
pelayanan Puskesmas yang dinilai buruk oleh masyarakat. Selain itu, Puskesmas
juga harus memiliki standar pelayanan yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan
masyarakat untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
B. SARAN
1. Puskesmas harus lebih memfokuskan pada peningkatan mutu pelayanan
kesehatan dan pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh
2. Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi
terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu
3. Merestrukturisasikan peran Puskesmas
4. Pemerintah harus memberikan otonomi kepada Puskesmas dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
5. Mensosialisasikan program-program Puskesmas kepada masyarakat untuk
mengubah citra Puskesmas yang sudah dinilai buruk oleh masyarakat

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai