Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

TERMODINAMIKA MATERIAL

DISUSUN OLEH:

SITI EMA NURMAULIDA

G1B01057

PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS MATARAM

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-
Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah Termodinamika
Material. Penulisan makalah merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Termodinamika Material di jurusan Fisika. Tugas ini dimulai dengan
membahas apa itu termodinamika, hubungan termodinamika material dengan
termodinamika statistik, penjabaran penurunan persamaan Distribusi Maxwel
Boltzman, Distribusi Einstein, dan Distribusi Fermi Dirac.

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis
miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini. Penulis berharap semoga tugas ini
bermanfaat, dan dapat memberikan ilmu yang baik bagi para pembaca. Terima kasih.

Mataram, 22 Agustus 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................... i

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ………................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ... ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 2

1.3 Tujuan …………................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 3

2.1 Konsep Dasar Termodinamika .............................................................................. 3

2.2 Hubungan Termodinamika Material dengan Fisika Statistik................................. 5

2.3 Distribusi Maxwell Boltzmann .............................................................................. 7

2.4 Distribusi Bose Einstein....................................................................................... 10

2.5 Distribusi Fermi Dirac.......................................................................................... 12

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 18

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 18

3.2 Saran …………………………............................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Termodinamika membahas tentang sistem keseimbangan
(equilibrium), yang dapatdigunakan untuk mengetahui besarnya energi yang
diperlukan untuk mengubah suatu sistemkeseimbangan, tetapi tidak dapat
dipakai untuk mengetahui seberapa cepat (laju) perubahan ituterjadi karena
selama proses sistem tidak berada dalam keseimbangan. Suatu sistem
tersebutdapat berubah akibat dari lingkungan yang berada di sekitarnya.
Sementara untuk aplikasi dalammaterialnya, termodinamika membahas
material yang menerima energi panas atau energi dalam bentuk yang berbeda-
beda.
Seperti telah diketahui bahwa energi di dalam alam dapat terwujud
dalam berbagai bentuk, selain energi panas dan kerja, yaitu energi kimia,
energi listrik, energi nuklir, energy gelombang elektromagnet, energi akibat
gaya magnet, dan lain-lain . Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk
lain, baik secara alami maupun hasil rekayasa tegnologi. Selain itu energi di
alam semesta bersifat kekal, tidak dapat dibangkitkan atau dihilangkan, yang
terjadi adalah perubahan energi dari satu bentuk menjadi bentuk lain tanpa
ada pengurangan atau penambahan. Prinsip ini disebut sebagai prinsip
konservasi atau kekekalan energi.
Prinsip termodinamika tersebut sebenarnya telah terjadi secara alami
dalam kehidupan sehari-hari. Bumi setiap hari menerima energi gelombang
elektromagnetik dari matahari, dan di bumi energi tersebut berubah menjadi
energi panas, energi angin, gelombang laut, proses pertumbuhan dan banyak
proses alam lainnya. Proses di dalam diri manusia juga merupakan proses
konversi energy yang kompleks, dari input energi kimia dalam maka menjadi
energi gerak berupa segala kegiatan fisik manusia, dan energi yang
sangat bernilai yaitu energi pikiran kita.

1
Termodinamika material adalah ilmu yang mempelajari tentang
kondisi suatu sistem dari suatu material dan keadaan energi yang diterima atau
yang dikeluarkan oleh sistem material tersebut terhadap lingkungannya
(dalam keadaan setimbang) . Terdapat 3 istilah penting yang selalu disebut di
dalam materi ini, yaitu: Sistem , Lingkungan, dan Pembatas. Sistem adalah
subjek materi yang keadaannya dianalisis. Lingkungan adalah keadaan energi
yang mengelilingi sistem. Pembatas adalah suatu daerah yang membatasi
pertukaran kondisi energi antara system dan lingkungan. Selain istilah,
terdapat juga 5 satuan yang sering digunakan dalam ilmu termodinamika
material, yaitu: P (Tekanan) T (Temperatur) V (Volume) W (Kerja) dan U
(Energi Dalam).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana hubungan termodinamika statistik terhadap termodinamika
material ?
2. Bagaimana penjabaran penurunan persamaan pada ketiga jenis distribusi
termodinamika statistik ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui hubungan termodinamika statistik terhadap termodinamika
material.
2. Mengetahui penjabaran penurunan persamaan pada ketiga jenis distribusi
termodinamika statistik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Termodinamika


Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = panas dan dynamic =
perubahan) adalah fisika energi, panas, kerja, entropi, dan kespontanan proses.
Termodinamika berhubungan dekat dengan mekanika statistik di mana
hubungan termodinamika berasal. Termodinamika merupakan ilmu
pengetahuan antara panas/kalor dan kerja serta sifat substansi yang
menyebabkan perubahan pada suatu zat. Perubahan zat yang dimaksud jika
benda diberi panas (suhunya dinaikan) adalah seperti memuai, termoelemen
membangkit ggl dan perubahan daya tahan. Dalam proses demikian, biasanya
terdapat suatu pengaliran panas dan bekerjanya suatu gaya yang mengalami
perpindaham (panas) yang mengakibatkan terjadinya usaha atau kerja.
Termodinamika memiliki konsep dasar yang berupa istilah seperti
sistem, lingkungan batas sistem atau pembatas. Terdapat juga istilah lain
termodinamika yaitu sistem termodinamika. Sistem termodinamika
merupakan sistem yang memungkinkan terjadinya interaksi energi atau
pertukaran energi dengan lingkungan yang berada dis ekitar sistem. Sistem
termodinamika secara luas bisa didefinisikan sebagai luas atau ruang tertentu
dimana proses termodinamika terjadi.
Rumus yang digunakan dalam persamaan termodinamika adalah PV =
nRT. Dimana “n” adalah jumlah mol materi sistem dan “R” adalah konstanta
boltzman yang bernilai. Selain itu juga terdapat v* yaitu volume jenis molar
dimana v* = V / n atau v* = M . v Energi dalam atau U adalah jumlah total
energi yang dimiliki oleh suatu sistem pada keadaan setimbang. Energi dalam
ini dapat berubah seiring dalam proses termodinamika. Energi dalam
mempunyai rumus Dimana; P adalah tekanan , V adalah volume, dan f adalah
derajat kebebasanatom dari sistem (Monoatomik: f=3, Diatomik: f=5,
Poliatomik f=6). Perubahan energi dalam ini merupakan yang dinamakan

3
proses termodinamika yang dimana energi dalam pada keadaan awal akan
bergerak menuju energi dalam keadaan yang lain, differensial (dU) dari U ini
dapat juga ditulis dengan △U = U2 – U1.
Pada proses termodinamika juga terdapat kerja (W) yang dilakukan
dan panas (q) yang tertukar pada proses yang berjalan. Indikator yang
menandakankeadaan kerja adalah (+W) dimana sistem mendapatkan kerja dan
(-W) dimana sistem melakukan kerja. Indikator yang menandakan pertukaran
panas (q) adalah (+q) jika panas diberikan ke sistem dan (-q) jika panas
diberikan oleh sistem. Dari hubungan panas terhadap termodinamika juga
adanya hubungan kapasitas panas (C) dan kalor spesifik (c) dengan
termodinamika. Kapasitas panas (C) adalah panas (kalor) yang dibutuhkan
untuk menaikkan temperatur sistem sebesar 1oC dimana Sedangkan kalor
spesifik (c) adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk meningkatkan
temperatur 1 gram sistem sebesar 1oC. Dimana Sistem materi yang diamati
juga terbagi menjadi 3, yaitu: terbuka, tertutup, dan terisolasi. Sistem yang
terbuka adalah keadaan dimana sistem dan lingkungan dapat bertukar energi
dan massa secara bebas. Sistem yang tertutup adalah dimana keadaan sistem
hanya dapat bertukar energi dengan lingkungan. Sistem terisolir adalah
keadaan dimana sistem tidak dapat bertukar energi maupun massa dengan
lingkungan.
Proses merupakan suatu keadaan dimana bagaimananya cara
energi pada keadaan setimbang awal menuju ke keadaan setimbang akhir.
Proses dapat dibagi menjadi dua yaitu: Reversibel ( dapat kembali ) dan
Irreversible ( Tidak dapat kembali ). Dari prosesirreversibel dapat dibagi
menjadi dua lagi yaitu: ekspansi dan kompresi, dimana ekspansi P awal< P
akhir dan kompresi P awal > P akhir. Sedangkan ekspansi dan kompresi pada
prosesreversible berlaku P awal = P akhir. Setelah itu terdapat dua fungsi yang
digunakan dalamtermodinamika material yaitu fungsi keadaan dan fungsi
proses. Dimana fungsi keadaan tidak bergantung kepada proses sistem
mencapai keadaan akhir dari awal, fungsi keadaan hanya bergantung terhadap

4
keadaan awal dan akhir pada proses yang dijalankan. Sedangkan fungsi
proses sangat tergantung dari proses yang dijalankan oleh materi dari kondisi
awal mencapai kondisi akhir. Walaupun proses yang berbeda berujung
keadaan awal dan akhir yang sama. Pada termodinamika, terdapat berbagai
persamaan yang digunakan untuk menghitung dan menganalisa proses
termodinamika. Salah satunya yang sering digunakan adalah persamaan PV=
nRT (pada gas ideal). Gas ideal yang dimaksud adalah kondisi gas tersebut
yang tenaga ikat antara molekulnya dapat diabaikan. Pada kondisi gas ideal ini
terdapat 4 perubahan keadaan yang istimewa, yaitu: T konstan (Isothermal), P
konstan (Isobarik), V konstan (Isokhorik), dan Q konstan (Adiabatik).
Isothermal adalah keadaan dimana perubahan keadaan U
dengan proses dimana T sistem konstan pada keadaan awal hingga akhir. Pada
keadaan ini berlaku (pada kondisi reversibel) atau W = P x V dan (pada kondi
si irreversibel) Isokhorik adalah keadaan dimana perubahan keadaan U
dengan proses dimana V sistem konstan pada keadaanawal hingga akhir
sehingga berlaku persamaan W=PxV=0. Isobarik adalah keadaan
dimana perubahan keadaan U dengan proses dimana P sistem konstan pada ke
adaan awal hingga akhir sehingga berlaku persamaan W=PxV. Adiabatic
adalah keadaan dimana hanya kerja yang ditransfer pada proses dari keadaan
awal hingga akhir sehingga Q=0.

2.2 Hubungan Termodinamika Material dengan Mekanika Statistik


Termodinamika adalah cabang fisika termal yang berhubungan dengan
keterkaitan variabel keadaan makroskopik. Ini secara tradisional didasarkan
pada tiga yang disebut hukum (atau sejumlah postulat yang mengarah pada
hasil yang sama). Berdasarkan hukum ini, termodinamika tidak bergantung
pada model rinci yang melibatkan atom dan molekul. Ini menghasilkan
kriteria yang melibatkan variabel keadaan yang harus benar dari system yang
berada dalam ekuilibrium satu sama lain. Ini memungkinkan kita untuk
mengembangkan hubungan antara kuantitas yang dapat diukur (misalnya,

5
ekspansi termal, kapasitas panas, kompresibilitas) yang dapat diwakili oleh
variabel status dan turunannya. Hal tersebut juga mengakibatkan ketidak
setaraan yang harus dipatuhi oleh proses yang terjadi secara alamiah. Namun,
ia tidak memberikan nilai kuantitas yang berhubungan dengannya, hanya
keterkaitannya. Nilai harus disediakan oleh eksperimen atau model yang
didasarkan pada mekanika statistik.
Mekanika statistika didasarkan pada penerapan statistik pada sejumlah
besar atom (atau partikel) yang mematuhi hukum mekanika, tepatnya
mekanika kuantum, tetapi dalam kasus yang terbatas, mekanika klasik. Ini
didasarkan pada dalil-dalil yang menghubungkan tipe-tipe tertentu rata-rata,
yang dikenal sebagai rata-rata ensembel, untuk besaran terukur dan variabel
keadaan termodinamika, seperti entropi yang disebutkan diatas. Mekanika
statistik dapat digunakan untuk merasionalisasi hukum termodinamika,
meskipun ia didasarkan pada dalilnya sendiri yang dimotivasi oleh
termodinamika. Dengan menggunakan mekanika statistik, model tertentu
dapat dianalisis untuk memberikan nilai besaran yang digunakan oleh
termodinamika dan diukur dengan eksperimen. Dalam pengertian ini,
mekanika statistic tampaknya lebih lengkap. Namun, harus diingat bahwa
validitas hasil bergantung pada validitas model. Mekanika statistik,
bagaimanapun, dapat digunakan untuk menjelaskan sistem yang terlalu kecil
untuk termodinamika untuk dapat diterapkan.
Sebuah analogi kasar dengan aspek matematika mungkin dapat
membantu di sini: termodinamika adalah mekanika statistik seperti geometri
Euclidean untuk geometri analitik dan trigonometri. Mengingat beberapa dalil
geometri Euclidean, yang memungkinkan hal-hal seperti panjang dan sudut
untuk dibandingkan tetapi tidak pernah diukur, dapat dibuktikan teorema yang
sangat berguna dan umum yang melibatkan keterkaitan bentuk-bentuk
geometri, misalnya, kongruensi, kesamaan, pembagian, kondisi garis menjadi
parallel atau tegak lurus, dan kondisi untuk garis singgung bersama. Tetapi
seseorang tidak dapa tmemberikan angka pada besaran geometri sini.

6
Geometri analitik dan trigonometri memberikan ukuran kuantitatif dari bahan-
bahan geometri Euclidean. Ukuran ini harus kompatibel dengan geometri
Euclidean tetapi juga memberikan informasi yang tepat tentang hal-hal seperti
panjang garis atau ukuran sudut. Selain itu, identitas trigonometri bisa sangat
rumit dan melampaui konstruksi geometris sederhana.

2.3 Distribusi Maxwell Boltzmann


Distribusi Boltzman dalam kimia, fisika, dan matematika (disebut juga
Distribusi Gibbs) adalah suatu fungsi distribusi atau menyatakan probabilitas
pengukuran untuk distribusi keadaan suatu sistem. Distribusi ini ditemukan
dalam konteks mekanika statistik klasik oleh J.W. Gibbs pada tahun 1901.
Distribusi ini menjadi dasar utama konsepensemble kanonik . Distribusi
Maxwell–Boltzmann merupakan distribusi Boltzmann yang digunakan secara
khusus untuk menggambarkan kecepatan partikel gas. Secara matematis
distribusi Boltzmann lebih umum dikenal sebagai Pengukuran Gibbs.
Distribusi Boltzmann untuk fraksi banyaknya partikel ke i yang memiliki
energi Ei, Ni / N dinyatakan:
𝑁𝑖 𝑔𝑖𝑒 −𝐸𝑖/(𝑘𝐵𝑇)
=
𝑁 𝑍(𝑇)
Dimana kB adalah konstanta Boltzmann, T adalah suhu (tertentu), gi
adalah degenerasi (artinya, banyaknya tingkatan energi Ei ; terkadang, lebih
umum disebut sebagai 'keadaan' yang menyatakan tingkatannya, untuk
menghindari penggunaan degenerasi dalam persamaan), N adalah jumlah
partikel total and Z(T) adalah fungsi partisi.
Dalam distribusi Maxwell Boltzman digunakan penyusunan N buah
partikel ke dalam m tingkatan energi, sebagai berikut :

𝑛 𝑛 𝑛
𝑔1 1 𝑔2 2 𝑔𝑚𝑚
𝑊 = 𝑁! × …
𝑛1 ! 𝑛2 ! 𝑛𝑚 !

7
𝑚 𝑛
𝑔𝑖 𝑚
𝑊 = 𝑁! ∏
𝑛𝑖 !
𝑖=1

Diketahui bahwa nilai N dan nilai U konstan, maka :

𝑁 = ∑ 𝑛𝑖 ; 𝛿𝑁 = 0
𝑖=1

𝑈 = ∑ 𝑛1 𝐸𝑖 ; 𝛿𝑈 = 0
𝑖=1

Cara penyusunan partikel dalam asembel menggunakan pengali lagrange,

𝛿 ln 𝑤 + 𝛼𝛿𝑁 + 𝛽𝛿𝑈 = 0

𝑚 𝑚

𝛿 ln 𝑤 + 𝛼 ∑ 𝛿𝑛𝑖 + 𝛽 ∑ 𝐸𝑖 𝛿𝑛𝑖 = 0
𝑖=1 𝑖=1

𝑚 𝑛
𝑔 𝑚
𝑊 = 𝑁! ∏ 𝑖
𝑛𝑖 !
𝑖=1

𝑚 𝑛
𝑔 𝑖
𝑙𝑛 𝑊 = 𝑙𝑛 𝑁! + 𝑙𝑛 ∏ 𝑖
𝑛𝑖 !
𝑖=1

Diketahui bahwa ln a.b.c = ln a + ln b + ln c, maka :

𝑚 𝑛
𝑔 𝑖
𝑙𝑛 𝑊 = 𝑙𝑛 𝑁! + 𝑙𝑛 ∑ 𝑖
𝑛𝑖 !
𝑖=1

𝑚
𝑛
𝑙𝑛 𝑊 = 𝑙𝑛 𝑁! + 𝑙𝑛 ∑ ln 𝑔𝑖 𝑖 − 𝑙𝑛 𝑛𝑖 !
𝑖=1

𝑙𝑛 𝑊 = 𝑙𝑛 𝑁! + 𝑙𝑛 ∑ 𝑛𝑖 ln 𝑔𝑖 − 𝑙𝑛 𝑛𝑖 !
𝑖=1

8
Dengan pendekatan stirling dimana bila ada :

ln(𝑁!) = 𝑁 ln 𝑁 − 𝑁

ln(𝑛𝑖 ) = 𝑛𝑖 ln 𝑛𝑖 − 𝑛𝑖

Maka :

ln 𝑊 = 𝑁 ln 𝑁 − 𝑁 + ∑ 𝑛𝑖 ln 𝑔𝑖 − 𝑛𝑖 𝑙𝑛 𝑛𝑖 − 𝑛𝑖
𝑖=1

𝑁
𝛿 ln 𝑊 = 𝛿𝑁 ln 𝑁 + 𝛿𝑁 − 𝛿
𝑁
𝑚
𝑛𝑖
+ ∑ {𝛿𝑛𝑖 ln 𝑔𝑖 + 𝑛𝑖 𝛿 𝑙𝑛 𝑔𝑖 − 𝛿𝑛𝑖 ln 𝑛𝑖 + 𝛿𝑛 − 𝛿𝑛𝑖 }
𝑛𝑖 𝑖
𝑖=1

𝑚
𝑙𝑛 𝑔𝑖
𝛿 ln 𝑊 = ∑ { } 𝛿𝑛𝑖
𝑛𝑖
𝑖=1

𝑚
𝑔𝑖
𝛿 ln 𝑊 = ∑ 𝑙𝑛 ( ) 𝛿𝑛𝑖
𝑛𝑖
𝑖=1

𝑚 𝑚

𝛿 ln 𝑊 + 𝛼 ∑ 𝛿𝑛𝑖 + 𝛽 ∑ 𝐸𝑖 𝛿𝑛𝑖 = 0
𝑖=1 𝑖=1

𝑚 𝑚 𝑚
𝑔𝑖
∑ 𝑙𝑛 ( ) 𝛿𝑖 + ∑ 𝛼 𝛿𝑛𝑖 + ∑ 𝛽 𝐸𝑖 𝛿𝑛𝑖 = 0
𝑛𝑖
𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1

𝑚
𝑔𝑖
∑ {ln + 𝛼 + 𝛽𝐸𝑖 } 𝛿𝑛𝑖
𝑛𝑖
𝑖=1

Partikel tidak dapat masuk atau keluar dari asembel tetapi partikel dapat
berpindah dari tingkat energi ke tingkat energi lain sehingga 𝛿𝑛𝑖 ≠ 0, maka :
𝑔𝑖
𝑙𝑛 ( ) + 𝛼 + 𝛽𝐸𝑖 = 0
𝑛𝑖

9
𝑔𝑖
𝑙𝑛 ( ) + 𝛼 + 𝛽𝐸𝑖 = −𝛼 − 𝛽𝐸𝑖
𝑛𝑖
𝑔𝑖
= 𝑒𝑥𝑝{−𝛼 − 𝛽𝐸𝑖 }
𝑛𝑖

Diperoleh distribusi Maxwell Boltzman

𝑔𝑖
𝑛𝑖 =
𝑒𝑥𝑝(−𝛼 − 𝛽𝐸𝑠 )
2.4 Distribusi Bose Einstein

Dasar pembeda antara statistik Maxwell-Boltzmann dan statistik Bose-


Einstein adalah partikelnya. Statistik Maxwell Boltzmann mengatur partikel
identik yang dapat dibedakan dengan suatu cara tertentu, sedangkan statistik
Bose-einstein mengatur partikel identik yang tidak dapat dibedakan, walaupun
partikel tersebut dapat dicacah. Dalam satu keadaan energi dapat diisi oleh
lebih dari satu pertikel. Distribusi Bose-Einstein merupakan distribusi yang
berkaitan pada mekanika kuantum. Pada Distribusi Bose-Einstein, partikel
tidak dapat dibedakan (indistinguishable), namun tidak terikat oleh prinsip
larangan Pauli. Artinya, partikel pada distribusi ini (boson) dapat menempati
tingkat energi manapun, atau semua tingkat energi dapat ditempati oleh
partikel yang jumlahnya lebih dari satu. Namun, syaratnya adalah bahwa
semua partikel harus menempati salah satu dari tingkat energi yang ada, tidak
boleh ada partikel yang tidak menempati tingkat energi. Sehingga banyaknya
cara agar partikel sebanyak ndapat menempati keadaan g adalah

(𝑛 + 𝑔 − 1)!
𝑊=
𝑛! (𝑔 − 1)!

Banyaknya konfigurasi partikel ini hanya berlaku pada tingkat energi


tertentu. Pada tingkat energi lain, keadaan yang boleh ditempati dapat
berbeda. Dengan kata lain, pada tingkat energi Ei memiliki keadaan
sebanyak gi. Namun, jumlah partikel pada tiap tingkat energi dapat berbeda,

10
karena partikel dapat menempati tingkat energi manapun. Dengan demikian,
jumlah total banyaknya cara partikel dapat menempati sistem adalah

(𝑛𝑖 + 𝑔𝑖 − 1)!
∏ 𝑊𝑖 = ∏
𝑛𝑖 ! (𝑔𝑖 − 1)!
𝑖 𝑖

Sehingga apabila kita gunakan logaritma natural, maka

∑ ln 𝑊𝑖 = ∑[ln(𝑛𝑖 + 𝑔𝑖 − 1)! − ln 𝑛𝑖 ! − ln((𝑔𝑖 − 1)!]


𝑖 𝑖

Menggunakan pendekatan Stirling, maka kita peroleh

∑ 𝑊𝑖 = ∑[(𝑛𝑖 + 𝑔𝑖 − 1) ln(𝑛𝑖 + 𝑔𝑖 − 1) − 𝑛𝑖 ln 𝑛𝑖 − (𝑔 − 1) ln(𝑔 − 1)]


𝑖 𝑖

Seperti halnya dengan distribusi lain, kita dapat menggunakan metode


Lagrange untuk mengetahui nilai maksimum dan minimum dengan
menghubungkannya pada relasi Maxwell dengan pengali Lagrange di
dalamnya, yaitu

𝐹(𝑛𝑖 ) = ∑ ln 𝑊𝑖 + 𝛼 ∑ 𝑛𝑖 + 𝛽 ∑ 𝐸𝑖 𝑛𝑖
𝑖 𝑖 𝑖

Sehingga turunannya terhadap ni adalah

𝑑𝐹(𝑛𝑖 ) 𝑑ln 𝑊𝑖
=∑ + 𝛼 + 𝛽 ∑ 𝐸𝑖
𝑑𝑛𝑖 𝑑𝑛𝑖
𝑖 𝑖

Pada suku pertama,

𝑑ln 𝑊𝑖 𝑛𝑖 + 𝑔𝑖 − 1
∑ = ∑ ln
𝑑𝑛𝑖 𝑛𝑖
𝑖 𝑖

Sehingga ketika ruas kiri sama dengan nol dan untuk keadaan i, maka

𝑛𝑖 + 𝑔𝑖 − 1
ln + 𝛼 + 𝛽𝐸𝑖 = 0
𝑛𝑖
dan untuk ni + gi >> 1, maka

11
𝑔𝑖
𝑛𝑖 =
𝑒 −(𝛼+𝛽𝐸 𝑖) −1
Persamaan ini merupakan persamaan distribusi Bose-Einstein. Dibandingkan
dengan distribusi Fermi-Dirac, fungsi distribusi ini dapat menghasilkan nilai
lebih dari satu, namun dapat diatasi apabila kita melakukan normalisasi atau
memasukkan nilai α dengan nilai yang sedemikian sehingga nilai
maksimumnya adalah 1.

2.5 Distribusi Fermi Dirac

Sebelum pengenalan statistik Fermi-Dirac pada tahun 1926,


pemahaman beberapa aspek perilaku elektron sulit karena fenomena yang
tampaknya bertentangan. Sebagai contoh, elektronik kapasitas
panas dari logam pada suhu kamar tampak datang dari 100 kali lebih
sedikit elektron daripada berada di arus listrik. Ini juga sulit untuk memahami
mengapa arus emisi , yang dihasilkan dengan menerapkan medan listrik tinggi
untuk logam pada suhu kamar, hampir tidak tergantung pada suhu.
Kesulitan dihadapi oleh teori elektronik logam pada waktu itu adalah
karena mengingat bahwa elektron yang (menurut statistik teori klasik) setara
semua. Dengan kata lain, diyakini bahwa setiap elektron berkontribusi pada
panas spesifik sejumlah urutan konstanta Boltzmann k. Masalah statistik yang
tetap tak terpecahkan sampai penemuan statistik Fermi-Dirac.
Statistik Fermi-Dirac pertama kali diterbitkan pada tahun 1926
oleh Enrico Fermi dan Paul Dirac . Menurut account, Pascual
Jordan dikembangkan pada tahun 1925 statistik yang sama yang
disebut Pauli statistik, tapi itu tidak dipublikasikan pada waktu yang tepat.
Bahwa menurut Dirac, itu pertama kali dipelajari oleh Fermi, dan Dirac
menyebutnya statistik Fermi dan partikel yang sesuai fermion.
Statistik Fermi Dirac diterapkan pada tahun 1926 oleh Fowler untuk
menggambarkan runtuhnya sebuah bintang ke kerdil putih. Pada tahun
1927 Sommerfeld diterapkan untuk elektron dalam logam dan pada tahun

12
1928 dan Nordheim diterapkan ke lapangan emisi elektron dari logam. Fermi-
Dirac statistik tetap menjadi bagian penting dari fisika.
Dalam mekanika statistik, statistik Fermi-Dirac merupakan kasus
tertentu dalam statistik partikel yang dikembangkan oleh Enrico Fermi dan
Paul Dirac dalam menentukan distribusi statistik keadaan energi fermion dari
sistem kesetimbangan termal. Dengan kata lain distribusi peluang tiap
kemungkinan level-level energi yang diduduki oleh suatu fermion.
Pada umumnya, statistik Fermi-Dirac membahas tentang fungsi
gelombang dari fermion yang antisimetris di bawah pengaruh pertukaran
fermion. Fermion merupakan partikel yang tak dapat dibedakan dan
mengikuti asas larangan Pauli: tidak boleh suatu partikel mepunyai bilangan
kuantum yang sama dalam waktu yang sama. Fermion mempunyai spin
setengah. Statistik termodinamika digunakan untuk mendeskripsikan perilaku
partikel dalam jumlah besar.
Kumpulan dari fermion tanpa interaksi disebut dengan gas fermi.
Mempelajari statistik Fermi-Dirac mengikuti aturan larangan pauli. Namun
ketentuan dalam statistik Fermi-Dirac ini lebih ketat dalam pengisian titik
fase. Misalkan suatu kompartemen bervolume h3 tidak boleh lebih dari dua
titik fase. Implikasinya, prinsip larangan pauli ini mempengaruhi susunan
elektron di dalam atom yang sama yang mempunyai bilangan kuantum yang
sama. Koordinat kompartemen di dalam ruang fase berkorespondensi dengan
bilangan kuantum. Dengan alasan itu, maka boleh terdapat dua titik fase di
dalam kompartemen yakni elektron-elektron yang mana titik representatif
mempunyai arah spin yang berlawanan. Jumlah maksimum titik representatif
mempunyai arah spin yang berlawanan. Jumlah maksimum titik representatif
di dalam sel dua kali jumlah kompartemen (sudah tentu kondisi aktual
mungkin kurang karena mungkin ada kompartemen yang kosong).Untuk
menurunkan fungsi distribusi Fermi-Dirac kita pun akan memulai dengan
membagi keadaan-keadaan atas kelompok-kelompok.satu keadaan maksimum
menampung satu sistem. Kemudian melakukan permutasi, kursi yang

13
dipermutasi adalah g1 kursi sehingga menghasilkan jumlah permutasi
sebanyak g1! cara. Tetapi, karena (g1-n1) buah kursi kosong tidak terbedakan
dan n1 buah kursi yang ditempeli benda juga tidak dapat dibedakan maka
jumah permutasi g1 buah kursi harus dibagi dengan permutasi (g1-n1) buah
kursi kosong dan n1 buah kursi yang ditempeli benda untuk mepenyusunan
yang berbeda. Jadi, jumlah penyusunan yang berbeda hanyalah
𝑔1 !
(𝑔1 − 𝑛1 )! 𝑛1 !

Dengan cara yang keadaan adalah sama kita dapatkan jumlah cara
penyusunan n2 sistem pada g2
𝑔2 !
(𝑔2 − 𝑛2 )! 𝑛1 !

Begitu seterusnya. Akhirnya, jumlah total cara penyusuna secara


bersama-sama n1 sistem pada keadaan g1, keadaan n2, sistem pada g2
keadaan,....,nM sistem pada gM, keadaan adalah
𝑔1 ! 𝑔2 ! 𝑔𝑀 !
𝑥 𝑥…𝑥
(𝑔1 − 𝑛1 )! 𝑛1 ! (𝑔2 − 𝑛2 )! 𝑛2 ! (𝑔𝑀 − 𝑛𝑀 )! 𝑛𝑀 !
𝑀
𝑔𝑠 !
=∏
(𝑔𝑠 − 𝑛𝑠 )! 𝑛𝑠 !
𝑠=1

Selanjutnya menetukan cara membawa N sistem dari luar untuk


didistribusikan ke dalam keadaan-keadaan di dalam assembli. Jumlah
penyusunan fermion untuk konfigurasi di atas adalah
𝑀
𝑔𝑠 !
𝑊=∏
(𝑔𝑠 − 𝑛𝑠 )! 𝑛𝑠 !
𝑠=1

Atau dalam notasi logaritma

𝑀
𝑔𝑠 !
𝑙𝑛𝑊 = ∏ 𝐼𝑛 [ ]
(𝑔𝑠 − 𝑛𝑠 )! 𝑛𝑠 !
𝑠=1

14
Jumlah total sistem dalam assembli dan energi total assembli masing-
masing adalah 𝑁 = ∑𝑀 𝑀
𝑠=1 𝑛𝑠 dan 𝑈 = ∑𝑠=1 𝐸𝑠 𝑛𝑠 . Untuk sistem terisolasi

dimana tidak terjadi pertukaran partikel maupun energi antara assembli dan
lingkungan maka jumlah partikel selalu konstan dan energi total juga konstan.
Dengan demikian diferensial dari N dan U adalah

𝛿𝑁 = ∑ 𝛿𝑛𝑠 = 0
𝑠=1

𝛿𝑈 = ∑ 𝐸𝑠 𝛿𝑛𝑠 = 0
𝑠=1

Konfigurasi dengan probabilitas maksimum diperoleh dengan


memaksimalkan 𝑊 atau 𝑙𝑛𝑊 dengan memperhatikan konstrain pada
persamaan. Sebelum kearah itu kita coba sederhanakan InW pada persamaan

𝑙𝑛𝑊 = ∑ ln 𝑔𝑠 ! − ln(𝑔𝑠 − 𝑛𝑠 )! − 𝑛𝑠 !
𝑠=1

Selanjutnya kita gunakan pendekatan Stirling untuk menyederhanakan


factorial, yaitu:
ln 𝑔𝑠 ! ≅ 𝑔𝑠 ln 𝑔𝑠 − 𝑔𝑠
ln( 𝑔𝑠 − 𝑛𝑠 )! ≅ ( 𝑔𝑠 − 𝑛𝑠 ) ln( 𝑔𝑠 − 𝑛𝑠 ) − ( 𝑔𝑠 − 𝑛𝑠 )
ln 𝑛𝑠 ! ≅ 𝑛𝑠 ln 𝑛𝑠 − 𝑛𝑠
Dengan demikian bentuk lnW dapat diaproksimasi sebagai berikut
𝑀

ln 𝑊 ≅ ∑ 𝑔𝑠 ln 𝑔𝑠 − 𝑔𝑠 − (𝑔𝑠 − 𝑛𝑠 ) ln(𝑔𝑠 − 𝑛𝑠 ) + (𝑔𝑠 − 𝑛𝑠 ) − 𝑛𝑠 ln 𝑛𝑠


𝑠=1

+ 𝑛𝑠
𝑀

ln 𝑊 = ∑ 𝑔𝑠 ln 𝑔𝑠 − (𝑔𝑠 − 𝑛𝑠 ) ln(𝑔𝑠 − 𝑛𝑠 ) − 𝑛𝑠 ln 𝑛𝑠
𝑠=1

Selanjutnya, ambil diferensial ke dua ruas

15
𝑀

δln 𝑊 = ∑ 𝛿 [𝑔𝑠 ln 𝑔𝑠 ] − 𝛿 [(𝑔𝑠 − 𝑛𝑠 ) ln(𝑔𝑠 − 𝑛𝑠 )] − 𝛿 [𝑛𝑠 ln 𝑛𝑠 ]


𝑠=1

Mari kita hitung satu per satu suku dalam persamaan di atas
𝜕
i) 𝛿 [𝑔𝑠 ln 𝑔𝑠 ] = 𝜕𝑛 [𝑔𝑠 ln 𝑔𝑠 ]𝛿𝑛𝑠 = 0
𝑠

𝜕
ii) 𝛿 [(𝑔𝑠 − 𝑛𝑠 ) ln(𝑔𝑠 − 𝑛𝑠 )] = 𝜕𝑛 [(𝑔𝑠 − 𝑛𝑠 ) ln(𝑔𝑠 − 𝑛𝑠 )]𝛿𝑛𝑠
𝑠

1
= [− ln(𝑔𝑠 − 𝑛𝑠 ) + (𝑔𝑠 − 𝑛𝑠 ) × × (−1)] 𝛿𝑛𝑠
(𝑔𝑠 − 𝑛𝑠 )
= [ln(𝑔𝑠 − 𝑛𝑠 ) + 1]𝛿𝑛𝑠
𝜕 1
iii) 𝛿 [𝑛𝑠 ln 𝑛𝑠 ] = [𝑛𝑠 ln 𝑛𝑠 ]𝛿𝑛𝑠 = [ln 𝑛𝑠 + 𝑛𝑠 × × 1] 𝛿𝑛𝑠
𝜕𝑛𝑠 𝑛𝑠

= [ln 𝑛𝑠 + 1]𝛿𝑛𝑠
Dari hasil di atas maka bentuk δln 𝑊 dapat ditulis dalam bentuk lebih
sederhana sebagai berikut
𝑀

δln 𝑊 = ∑ 0 + [ln(𝑔𝑠 − 𝑛𝑠 ) + 1]𝛿𝑛𝑠 − [ln 𝑛𝑠 + 1]𝛿𝑛𝑠


𝑠=1
𝑀

= ∑[ln(𝑔𝑠 − 𝑛𝑠 ) − ln 𝑛𝑠 ] 𝛿𝑛𝑠
𝑠=1
𝑀
𝑔𝑠 − 𝑛𝑠
= ∑ ln [ ] 𝛿𝑛𝑠
𝑛𝑠
𝑠=1

Konfigurasi dengan probabilitas maksimum diperoleh dengan mencari


solusi untuk persamaan δln 𝑊 + 𝛼𝛿𝑁 + 𝛽𝛿𝑈 = 0, atau
𝑀 𝑀 𝑀
𝑔𝑠 − 𝑛𝑠
∑ ln [ ] 𝛿𝑛𝑠 + 𝛼 ∑ 𝛿𝑛𝑠 + 𝛽 ∑ 𝐸𝑠 𝛿𝑛𝑠 = 0
𝑛𝑠
𝑠=1 𝑠=1 𝑠=1
𝑀
𝑔𝑠 − 𝑛𝑠
∑ {ln [ ] + 𝛼 + 𝛽𝐸𝑠 } = 0
𝑛𝑠
𝑠=1

Agar selalu nol untuk variasi 𝛿𝑛𝑠 yang sembarang maka harus terpenuhi
𝑔𝑠 − 𝑛𝑠
ln [ ] + 𝛼 + 𝛽𝐸𝑠 = 0
𝑛𝑠

16
𝑔𝑠 − 𝑛𝑠
= 𝑒𝑥𝑝(−𝛼 − 𝛽𝐸𝑠 )
𝑛𝑠
Yang memberikan ungkapan 𝑛𝑠 sebagai
𝑔𝑠
𝑛𝑠 =
𝑒𝑥𝑝(−𝛼 − 𝛽𝐸𝑠 ) + 1
Berlaku juga padaa fungsi distribusi fermion bahwa parameter 𝛽 memenuhi
𝛽 = −1/𝑘𝑇. Dengan parameter ini maka kita dapat menulis secara lebih
eksplisit sebagai
𝑔𝑠
𝑛𝑠 =
𝑒𝑥𝑝(−𝛼 − 𝐸𝑠 /𝑘𝑇) + 1
Persamaan diatas merupakan bentuk umum fungsi Fermi-Dirac untuk
Fermion.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pembicaraan tentang termodinamika suatu sistem maka dapat
disimpulkan bahwa terjadi hubungan kesamaan antara energi, panas dan usaha
atau kerja yang dilakukan sistem, seperti yang diperlihatkan dalam hukum
termodinamika kesatu. Hukum termodinamika kedua memperlihatkan
hubungan antara besaran entropi atau ketidak teraturan antara sistem dengan
lingkungan.
3.2 Saran
Pembuatan karya tulis denagan sistem diskriptif kuranglah lengkap
untuk itu perlu disarankan lebih paham akan perhitungan termodinamika dan
mencari referensi yang lebih banyak.

18
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikrajuddin. (2007). Pengantar Fisika Statistik untuk Mahasiswa.

Nuryadin, Dr. Bebeh Wahid. (2020). Fisika Termal (Termodinamika dan Fisika
Statistik untuk sains dan Tekhnik).

https://www.academia.edu/8278913/Makalah_Termodinamika_Material

http://p2k.unimus.ac.id/id1/1-3040-2937/Statistical-Mechanics_24492_p2k
unimus.html#Termodinamika_Klasik_dan_Termodinamika_Statistika

http://yusufzamzami-fst16.web.unair.ac.id/artikel_detail-239586-
FISIKA%20STATISTIKA-
Penurunan%20Persamaan%20BoseEinstein.html#:~:text=Distribusi%20Bose%2DEin
stein%20(BE),ini%20disebut%20sebagai%20partikel%20boson

http://putri-sulistyanti-utomo-fst14.web.unair.ac.id/artikel_detail-163457-
Fisika%20Statistik-
Distribusi%20Statistik%20Jumlah%20Keadaan%20Mikroskopik.html

19

Anda mungkin juga menyukai