Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah ini
tepat waktu. Makalah ini yang berjudul “Pancasila Dalam Ketatanegaraan Indonesia”
. Sholawat serta salam tidak lupa kami sampaikan kepada Nabi kita Muhammad
SAW, karena dengan berkat kegigihan dan kesabaran beliaulah kita dapat menuntut
ilmu pengetahuan seperti sekarang ini. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas perkuliahan dari dosen pengampu.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan
bagi kami sebagai penulis dan bagi para pembaca. Khususnya dalam hal manfaat
pelaksanaan bimbingan kelompok sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa.
Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Heny Mulyani, M.Pd. dan Herni Yuniarli Suhendi, M.Pd. Selaku dosen pengampu.
Tidak lupa bagi rekan-rekan mahasiswa lain yang telah mendukung penyusunan
makalah ini kami juga mengucapkan terima kasih.
Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sepenuhnya
sempurna. Maka dari itu kami terbuka terhadap kritik dan saran yang bisa membangun
kemampuan kami, agar pada tugas berikutnya bisa menulis makalah dengan lebih baik
lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan para pembaca.
Penulis
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila merupakan landasan dan dasar negara Indonesia yang mengatur
seluruh struktur ketatanegaraan Republik Indonesia. Dalam pemerintahan Indonesia,
masih banyak bahkan sangat benyak anggota-anggotanya dan juga sistem
pemerintahannya yang tidak sesuai dengan nila-nilai yang ada dalam setiap sila
Pancasila. Padahal jika membahas negara dan ketatanegaraan Indonesia mengharuskan
ingatan kita meninjau dan memahami kembali sejarah perumusan dan penetapan
Pancasila, Pembukaan UUD, dan UUD 1945 oleh para pendiri dan pembetuk negara
Republik Indonesia. Dalam perumusan ketatanegaraan Indonesia tidak boleh
melenceng dari nilai-nilai Pancasila, pembentukan karakter bangsa dilihat dari sistem
ketatanegaraan Indonesia harus mencerminkan nilai-nilai dari ideologi bangsa yaitu
Pancasila. Namun jika dalam suatu pemerintahan terdapat banyak penyimpangan dan
kesalahan yang merugikan bangsa Indonesia, itu akan membuat sistem ketatanegaraan
Indonesia berantakan dan begitupun dengan bangsanya sendiri.
B. Rumusan Masalah
1.Apa Pengertian Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan?
2. Bagaimana Kedudukan Pancasila Dalam Ketatanegaraan Republik Indonesia ?
3. Bagaimana Dinamika Pelaksanaan Pancasila Dalam Ketatanegaraan Republik
Indonesia ?
C. Tujuan
1.Untuk Mengetahui Pengertian Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan
2.Untuk Mengetahui Kedudukan Pancasila Dalam Ketatanegaraan Republik
Indonesia
1
3.Untuk Mengetahui Dinamika Pelaksanaan Pancasila Dalam Ketatanegaraan
Republik Indonesia
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan RI. Dalam beberapa tahun ini Indonesia
mengalami perubahan yang sangat mendasar mengenai system ketatanegaraan. Dalam
hal perubahan tersebut Secara umum dapat kita katakan bahwa perubahan mendasar
setelah empat kali amandemen UUD 1945 ialah komposisi dari UUD tersebut, yang
semula terdiri atas Pembukaan, Batang Tubuh dan Penjelasannya, berubah menjadi
hanya terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal. Penjelasan UUD 1945, yang semula ada
dan kedudukannya mengandung kontroversi karena tidak turut disahkan oleh PPKI
tanggal 18 Agustus 1945, dihapuskan. Materi yang dikandungnya, sebagian
dimasukkan, diubah dan ada pula yang dirumuskan kembali ke dalam pasal-pasal
amandemen. Perubahan mendasar UUD 1945 setelah empat kali amandemen, juga
berkaitan dengan pelaksana kedaulatan rakyat, dan penjelmaannya ke dalam lembaga-
lembaga negara. Sebelum amandemen, kedaulatan yang berada di tangan rakyat,
dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat. Majelis yang terdiri
atas anggota-anggota DPR ditambah dengan utusan dari daerah-daerah dan golongan-
golongan itu, demikian besar dan luas kewenangannya. Antara lain mengangkat dan
memberhentikan Presiden, menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara, serta
mengubah Undang-Undang Dasar.
Rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggaraan negara belum cukup
didukung ketentuan konstitusi yang memuat aturan dasar tentang kehidupan yang
demokratis, supremasi hukum, pemberdayaan rakyat, penghormatan hak asasi manusia
dan otonomi daerah. Hal ini membuka peluang bagi berkembangnya praktek
penyelengaraan negara yang tidak sesuai dengan Pembukaan UUD 1945, antara lain
sebagai berikut:
1. Tidak adanya check and balances antar lembaga negara dan kekuasaan terpusat pada
presiden.
2. Infra struktur yang dibentuk, antara lain partai politik dan organisasi masyarakat.
3. Pemilihan Umum (Pemilu) diselenggarakan untuk memenuhi persyaratan demokrasi
formal karena seluruh proses tahapan pelaksanaannya dikuasai oleh pemerintah.
4
4. Kesejahteraan sosial berdasarkan Pasal 33 UUD 1945 tidak tercapai, justru yang
berkembang adalah sistem monopoli dan oligopoli.
5
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. konsep negara yang
digunakan di Indonesia popular dengan nama rechtsstaat, Sementara itu untuk
memberikan ciri “ ke Indonesianya”, juga dikenal dengan istilah Negara hukum dengan
menambah atribut “pancasila’ sehingga menjadi “negara hukum Pancasila”. Pancasila
sebagai dasar negara menunjukkan bahwa Pancasila itu sebagai sumber dari segala
sumber hukum atau sumber dari seluruh tertib hukum yang ada di negara RI. Berarti
semua sumber hukum atau peraturan-peraturan mulai dari UUD`45, Tap MPR,
UndangUndang, Perpu (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang), PP
(Peraturan Pemerintah), Keppres (Keputusan Presiden), dan seluruh peraturan
pelaksanaan yang lainnya, harus berpijak pada Pancasila sebagai landasan hukumnya.
Semua produk hukum harus sesuai dengan Pancasila dan tidak boleh bertentangan
dengannya. Oleh sebab itu, bila Pancasila diubah, maka seluruh produk hukum yang
ada di negara RI sejak tahun 1945 sampai sekarang, secara otomatis produk hukum itu
tidak berlaku lagi. Atau dengan kata lain, semua produk hukum sejak awal sampai
akhir, semuanya, ‘Batal Demi Hukum’. Karena sumber dari segala sumber hukum
yaitu Pancasila, telah dianulir. Oleh sebab itu Pancasila tidak bisa diubah dan tidak
boleh diubah. Nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi atau falsafah terlahir dan telah
membudaya di dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Nilai-nilai itu tertanam
dalam hati, tercermin dalam sikap dan perilaku serta kegiatan lembaga-lembaga
masyarakat. Dengan perkataan lain, Pancasila telah menjadi cita-cita moral bangsa
Indonesia, yang mengikat seluruh warga masyarakat baik sebagai perorangan maupun
sebagai kesatuan bangsa. Namun demikian, nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara
harus diimplementasikan sebagai sumber dari semua sumber hukum dalam negara dan
menjadi landasan bagi penyelenggaraan negara. Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar
negara ditunjukkan pada alinea keempat Pembukaan UUD 1945, yang secara nyata
merupakan lima sila Pancasila. Hal itu merupakan dasar negara yang ditetapkan pada
tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang
dapat dianggap sebagai penjelmaan kehendak seluruh rakyat Indonesia yang merdeka.
Lebih spesifik lagi Pancasila sebagai sumber hukum dinyatakan dalam Ketetapan
6
No.XX/MPRS/1966 Ketetapan MPR No.V/MPR/1973 dan Ketetapan MPR
No.IX/MPR/1978 yang menegaskan kedudukan Pancasila sebagai sumber dari segala
sumber hukum atau sumber dari tertib hukum di Indonesia. Lebih lanjut, Pancasila
sebagai sumber dari segala sumber hukum negara dinyatakan dalam pasal 2 Undang-
Undang (UU) No. 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan
Perundangundangan. Pengertian pembentukan peraturan perundang- undangan adalah
proses pembuatan peraturan perundang-undangan yang pada dasarnya dimulai dari
perencanaan, persiapan, teknik penyusunan, perumusan, pembahasan, pengesahan,
pengundangan, penyebarluasan. Rumusan UU tersebut selain memenuhi pertimbangan
dan salah satu syarat dalam rangka pembangunan hukum nasional, juga sekaligus
menunjukkan bahwa implementasi nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara telah
memiliki landasan aturan formal. Dalam pasal 7 dinyatakan ruang lingkup hirarki
peraturan perundang-undangan meliputi (i) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945; (ii) UndangUndang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang; (iii) Peraturan Pemerintah; (iv) Peraturan Presiden; dan (v) Peraturan Daerah.
Upaya mengurai nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara memiliki cakupan yang luas
sekaligus dinamis. Luas dalam arti mencakup seluruh aspek kehidupan sosial, ekonomi
dan lingkungan.Dinamik mengandung arti memberi ruang reaksi terhadap perubahan
lingkungan strategis. Dengan kata lain, upaya mengurai nilai-nilai Pancasila adalah hal
yang tidak pernah selesai sejalan dengan perjalanan bangsa Indonesia mencapai tujuan
nasional. Keluasan dan kedinamikan tersebut dapat ditarik melalui pancaran nilai dari
kelima sila Pancasila. Implementasi nilai-nilai tersebut ditunjukkan dengan perilaku
dan kualitas SDM di dalam menjalankan kehidupan nasional menuju tercapainya
tujuan negara.
2. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup
Nilai-nilai Pancasila yang telah diwariskan oleh pendiri bangsa Indonesia
merupakan intisari dan puncak dari sosoial budaya yang senantiasa melandasi tata
kehidupan sehari-hari. Tata nilai budaya yang telah berkembang dan dianggap baik,
serta diyakini kebenarannya ini dijadikan sebagai pandangan hidup dan sumber nilai
7
bagi bangsa Indonesia. Sumber nilai tersebut antara lain adalah: 1. Ketuhanan yang
maha esa 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan 5.
Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Dari nilai-nilai inilah kemudian lahir
adanya sikap yang mengutamakan persatuan, kerukunan, keharmonisan, dan
kesejahteraan yang sebenarnya sudah lama dipraktekkan jauh sebelum Indonesia
merdeka. Pandangan hidup bagi suatu bangsa seperti pancasila sangat penting artinya
karena merupakan pegangan yang mantap, agar tidak terombang ambing oleh keadaan
apapun, bahkan dalam era globalisasi. Pancasila sebagai penyaring budaya yang masuk
ke Indonesia. Jadi, Pancasila menyaring dan memilah mana yang sesuai dengan
karakter masyarakat Indonesia dan sesuai dengan norma yang ada dan hidup sejak lama
di Indonesia. Pancasila sebagai tembok kokoh penghalang pelindung bangsa dan
Pancasila sebagai tiang kokoh penyangga negara untuk berdiri melawan segala
ancaman dan bahaya dari luar lingkup Indonesia. Pancasila juga sebagai jalan
kehidupan dan kelangsungan ketatanegaraan bangsa Indonesia.
3. Pancasila Sebagai Dasar Negara
Dasar negara adalah hal yang paling utama bagi sebuah negara, dikarenakan
dasar negara adalah pondasi, landasan cita-cita harapan dan hal pokok bagi sebuah
bangsa. Di setiap negara memiliki dasar negaranya masing-masing, Pancasila sebagai
dasar negara Indonesia yang tercantum pada alinea IV pembukaan UUD 1945 yang
merupakan landasan yuridis konstitusional dan dapat disebut sebagai ideologi negara.
Sebagai dasar negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum
sehingga semua peraturan hukum / ketatanegaraan yang bertentangan dengan pancasila
harus dicabut. Perwujudan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara, dalam bentuk
peraturan perundang undangan bersifat imperative (mengikat) bagi : a)
Penyelenggaraan negara b) Lembaga kenegaraan c) Lembaga kemasyarakatan d)
Warga negara Indonesia dimana pun berada, dan e) Penduduk di seluruh wilayah
negara kesatuan republik Indonesia Dalam tinjauan yuridis konstituisi, Pancasila
sebagai dasar negara berkedudukan sebagai norma objektif dan norma tertinggi dalam
8
negara, ketetapan MPRS No.XX/MPRS/ 1966,jo. Tap. MPR No. V/MPR/ 1973,jo.
Tap. MPR No.IX/ MPR / 1978. Penegasan kembali Pancasila sebagai dasar negara,
tercantum dalam Tap.MPR No.XVIII / MPR / 1998. Sebagai dasar negara Pancasila
dipergunakan untuk mengatur seluruh tatanan kehidupan bangsa dan negara Indonesia,
artinya segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan sistem ketatanegaraan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harus berdasarkan Pancasila. Hal ini
berarti juga bahwa semua peraturan yang berlaku di negara Republik Indonesia harus
bersumberkan kepada Pancasila. Hal ini tidak serta-merta memutuskan pancasila
sebagai dasar negara. Pemilihan pancasila didapati oleh pendiri negara dengan cara
yang istimewa dan dengan perjuangan yang luar biasa. Ada beberapa aspek yang
mendasari pendiri bangsa menetapkan Pancasila sebagai dasar negara. Aspek yang
mendasari dipilihnya pancasilah adalah sebagai berikut: 1. Aspek pluralisme
kehidupan masyarakat Indonesia 2. Aspek alamiah ketahanan nasional 3. Aspek
budaya 4. Aspek agama 5. Aspek persamaan nasib Maka Pancasila merupakan
intelligent choice karena mengatasi keanekaragaman dalam masyarakat Indonesia
dengan tetap toleran terhadap adanya perbedaan. Penetapan Pancasila sebagai dasar
negara tak hendak menghapuskan perbedaan (indifferentism), tetapi merangkum
semuanya dalam satu semboyan empiris khas Indonesia yang dinyatakan dalam seloka
“Bhinneka Tunggal Ika”.
9
menjadi tuntutan yang harus dipenuhi oleh Negara. Katub kebebasan / kemerdekaan
yang pada masa lalu terbelenggu telah terbuka sehingga semua orang berpeluang untuk
memanifestasikan kebebasan / kemerdekaan sesuai dengan logika subyektif masing-
masing yang sifatnya temporary. Perasaan senang karena tidak ada halangan/ belenggu
untuk menikmati kebebasan diekspresikan secara spontan yang sering kali tidak
disertai dengan kajian atau perenungan yang mendalam (euforia). pelaksanaan
pancasila dalam ketatanegaraan pancasila ssalah satunya ada dalam undang – undang
dasar 1945, konstitusi RIS dan undang – undang semesntara.
10
2. Konstitusi RIS
Hasil dari KMB pada 27 Desember 1945 mengharuskan pada Indonesia untuk
menerima berdirinya negara RIS. Secara otomatis UUD yang digunakan pun berganti,
dan yang digunakan adalah Konstitusi RIS. Pada masa ini seluruh wilayah Indonesia
tunduk pada Konstitusi RIS. Sedangkan UUD 1945 hanya berlaku untuk negara bagian
Indonesia yang meliputi sebagian jawa dan sumatera dengan ibukota Yogyakarta.
Sistem pemerintahannya adalah Parlementer yang berdasarkan Demokrasi Liberal.
Bentuk Negara RIS adalah federasi (serikat) dan pemerintahanya bersifat demokrasi.
Negara Federasi RIS tidak berlangsung lama. Berkat kesadaran para pemimpin kita
maka pada tanggal 17 Agustus 1950 RIS kembali lagi menjadi NKRI dengan Undang-
Undang yang lain yang disebut Undang-Undang Dasar Sementara 1950.
11
Kenyataan ini yang membuat RIS dan Republik Indonesia untuk mengadakan
perundingan dan menghasilkan kesepakatan untuk membuat negara kesatuan.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kedudukan Pancasila dalam ketatanegaraan Republik Indonesia sebagai
sumber hukum yang berarti segala hukum yang mengatur kehudupan berbangsa dan
bernegara harus sesuai dan selaras dengan Pancasila. Sein sebagai dasar negara
Pancasila juga sebagai pandangan hidup dan dasar negara. Masing masing berarti
Pancasila sebagai penyaring, yang menyaring semua rencana yang menjadi pandangan
langkah kedepan agar sesuai dengan pandangan pancasila dan Pancasila pondasi dasar
dari bangunan bangsa Indonesia yang menopang kehidupan dan keberlansungan
bangsa Indonesia. Pelaksanaan dinamika Pancasila dalam menegakan ketatanegaraan
bukan semata mata dilihat dengan mata awam pancasila, tetapi pancasila di uraikan
menjadi undang-undang yang terperinci yang sesuai dengan aspek dan tuju bangsa.
B. Saran
Kita sebagai bangsa Indonesia, supaya mampu mencermati nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila. Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara,
sebagai masyarakat madani. Kita harus menjalankan dan melaksanakn ketatanegaraan
yang sesuai dengan Pancasila. Penyimpangan-penyimpangan terhadap nilai-nilai
hukum, baik itu yang sudah tertulis dan tertuang dalam kitab perundang-undangan
maupun yang sudah mengalir dalam konvensi, perlu adanya suatu evaluasi untuk
menciptakan suasana masyaakat yang kondusif. Yang menghargai dinamika dan
menaati pelaksanan proses ketatanegaraan yang di tetapkan serta memberi sangsi bagi
yang melanggar, dengan sangsi yang berat untuk memberi efek jera terhadap pelaku.
13
DAFTAR PUSTAKA
14