T.A 2021/2021
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Untuk itu kami sangat
makalah ini . Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
Banda Aceh, Januari 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................2
BAB I.....................................................................................................................3
PENDAHULUAN................................................................................................3
1. Latar Belakang.........................................................................................3
2. Rumusan Masalah.....................................................................................4
3.Tujuan..........................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................6
BAB III................................................................................................................19
PENUTUP...........................................................................................................19
A. KESIMPULAN......................................................................................19
B. SARAN....................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................21
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Gerakan Reformasi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 demikian dahsyat
masih banyak isu-isu lainnya.Gerakan Reformasi yang gencar dan luas merupakan
akumulasi dari carut-marut pemerintahan yang sudah tidak sesuai dengan harapan
lebih luas.
4
Otonomi daerah sebagai suatu sistim pemerintahan di Indonesia yang
segera dilaksanakan.
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dari latar belakang tersebut adalah :
3.Tujuan
5
6
BAB II
PEMBAHASAN
jawabkan.
3. Syarif Saleh, berpendapat bahwa otonomi daerah adalah hak mengatur dan
memerintah daerah sendiri. Hak mana diperoleh dari pemerintah pusat. Pendapat
7
otoritas yang diserahkan oleh pemerintah guna mengalokasikan sumber sumber
karena dasar pemberian otonomi daerah adalah dapat berbuat sesuai dengan
kebutuhan setempat.
hak dan kewajiban serta kebebasan bagi daerah untuk menyelenggarakan urusan-
8
prakarsa sendiri berdasarkanaspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan
1. Aspek Hak dan Kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya
sendiri.
nasional.
Tahun 2004, makaotonomi daerah mempunyai arti bahwa daerah harus mampu :
kebijaksanaan sendiri.
9
3. Menggali sumber-sumber keuangan sendiri.4. Memiliki alat pelaksana baik
32 Tahun 2004, dengan tidak adanya perubahan struktur daerah otonom, maka
10
Dalam diktum menimbang huruf (b) Undang-undang Nomor 22 tahun
daerah.
ada dan diperlukan serta tumbuh, hidup dan berkembang didaerah. Sedangkan
kewenangan kepada daerah dalam wujud tugas dan kewajiban yang harus dipikul
hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta antar daerah dalamrangka
11
menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.Atas dasar pemikiran di
bertanggung jawab.
12
h. Pelaksanaan azas tugas pembantuan dimungkinkan, tidak hanya dari
13
untuk menumbuh-kembangkan prakarsa setempat, otonomi daerah yang
secara utuh. Idealnya pelaksanaan otonomi yang luas harus disertai pula dengan
Indonesia merdeka .Halini menunjukkan bahwa para pemimpin negara dari jaman
Orde Lama, Orde Baru sampai pemimpinnegara saat ini sudah memikirkan betapa
didaerahnya.
14
Daerah diharapkan sedikit demi sedikit mampu melepaskan
otonomi daerah sejak Orde Lama,Orde Baru dan sampai saat ini tidak pernah
tuntas.
15
Penerapan otonomi daerah melalui Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999
saat ini masih mencari bentuk, karena sikap pemerintah yang masih “ mendua “.
berusaha tetap mengendalikan daerah secara kuat pula. Hal ini terlihat
daerah.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar otonomi daerah dapat
terwujud. Pertama, harus disadari bahwa otonomi daerah harus selalu diletakkan
suatu subsistem dalam satu sistem pemerintahan yang utuh.Kedua, perlu kemauan
politik (political will) dari semua pihak seperti pemerintah pusat, pemerintah
komitmen yang tinggi dari berbagai pihak yang berkepentingan sangat dibutuhkan
16
4. Dampak Pelaksanaan Otonomi Daerah Di Indonesia
cenderung bersifat sentralistis danotoriter . Selain itu pada kedua masa tersebut
banyak terjadi distorsi kebijakan yang terkait denganotonomi daerah. Tentu saja
kita belum dapat melihat dampak dan pengaruh dari pelaksanaan otonomi daerah
daerah secara resmi berlaku sejak tanggal 1 Januari 2001, pada masa
masyarakat yang berbeda pandangan tentang otonomi daerah. Di satu sisi ada
17
daerah, mengingat pengalaman-pengalaman pelaksanaan otonomi daerah pada
Masyarakat dari daerah yang kaya sumber daya alamnya, tetapi tidak
secara intensif. Contoh lain, tidak jarang terjadi sengketa antar daerah
tinggi.
18
Perebutan sumber pendapatan daerah sering juga terjadi antara pemerintah
negatif dari pelaksanaan otonomi daerah seperti tersebut di atas, juga ada
sekarang dapat menjadi potensi andalan dari daerah. Selain itu otonomidaerah
19
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
20
B. SARAN
21
DAFTAR PUSTAKA
Kartasasmita,Ginanjar,1996, Pembangunan Untuk Rakyat : Memadukan Pertum
6/II,Januari
6/II,Januari
22