Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

METODE KEPUTUSAN ANALITIK / AHP

Disusun Oleh Kelompok 6:

1. Zurachmad ( 105721106919 )

2. Amirah ( 105721105919 )

3. M khaerul nisar ( 105721104719 )

4. Syarah monika ( 105721113319 )

5. M.irsan al-qautsar ( 105721121017 )

PRODI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

ANGKATAN 2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehaditat ALLAH SWT yang mana atas berkat dan rahmatnya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “METODE KEPUTUSAN ANALITIK / AHP”

Ucapan terimakasih kami kepada Dosen, serta teman-teman dan semua pihak yang terlibat dalam
pembuatan makalah “METODE KEPUTUSAN ANALITIK / AHP”.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh sebab itu kritik
dan saran sangat kami harapkan. Atas kritik dan saran yang diberikan kami ucapkan terimakasih.

Berikut yang dapat kami tuliskan. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Gowa, 2 Desember 2021


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
BAB 1 ............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
A. LATAR BELAKANG ......................................................................................................... 4
BAB 2 ............................................................................................................................................. 5
PEMABAHASAN .......................................................................................................................... 5
A. PENGERTIAN AHP ........................................................................................................... 5
B. KONSEP ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP ) ............................................ 5
C. PROSEDUR ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) ....................................... 6
D. AKSIOMA SAATY............................................................................................................. 7
E. LANGKAH-LANGKAH PROSES HIERARKI ANALITIK ............................................. 7
F. PRINSIP-PRINSIP DASAR PROSES HIERARKI ANALITIK ........................................ 8
BAB 3 ............................................................................................................................................. 8
PENUTUP....................................................................................................................................... 8
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 9
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) dapat digunakan dalam pengambilan
keputusan dengan situasi yang kompleks.Metode ini dianggap lebih mempermudah peneliti
dalam mengambil keputusan dibandingkan dengan metode yang sudah ada.Metode AHP
(Analytical Hierarchy Proces) pertama kali dikemukakan oleh Saaty (1980).Metode AHP
digunakan untuk menentukan alternatif terbaik dari suatu permasalahan berdasarkan kriteria-
kriteria tertentu.Metode ini dianggap sangat efektif untuk membandingkan alternatif yang
ada.Metode AHP (Analytical Hierarchy Proces) biasanya menggunakan matriks pairwise
comparison untuk menentukan alternatif yang dilakukan secara berkelompok.Pairwise
Comparison dalam AHP merupakan kegiatan pembobotan kriteria dan alternatif. Hasil
pembobotan tersebut kemudian akan dibandingkan antara satu dengan yang lainnya untuk
mendapatkan solusi terbaik. Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melakukan
pengambilan keputusan adalah dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel.
Menurut Permadi (1992), AHP adalah sebuah metode pengambilan keputusan yang
berusaha menutupi kelemahan dari metode pembuat keputusan sebelumnya dengan input
utama persepsi manusia. Hal unik dari AHP adalah data yang bersifat kualitatif dan
kuantitatif.
BAB 2
PEMABAHASAN

A. PENGERTIAN AHP
AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh
Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor
atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, hirarki didefinisikan sebagai suatu
representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level
dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan
seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah
yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur
menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan
sistematis.
AHP sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding dengan
metode yang lain karena alasan-alasan sebagai berikut :
1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang dipilih, sampai pada
subkriteria yang paling dalam.
2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai
kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan.
3. Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.

B. KONSEP ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP )


Pada dasarnya, proses pengambilan keputusan adalah memilih suatu alternatif.
Peralatan utama AHP adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya persepsi
manusia. Keberadaan hierarki memungkinkan dipecahnya masalah kompleks atau tidak
terstruktur dalam sub-sub masalah, lalu menyusunnya menjadi suatu bentuk hierarki. AHP
memiliki banyak keunggulan dalam menjelaskan proses pengambilan keputusan. Salah
satunya adalah dapat digambarkan secara grafis sehingga mudah di pahami oleh semua pihak
yang terlibat dalam pengambilan keputusan. Prinsip Dasar AHP dalam menyelesaikan
permasalahan dengan AHP ada beberapa prinsip yang harus di pahami, di antaranya adalah:
1. Membuat hierarki Sistem yang kompleks bisa di pahami dengan memecahnya
menjadi elemenelemen pendukung, menyusun elemen secara hierarki, dan
menggabungkannya atau mensintesisnya.
2. Penilain kriteria dan alternatif Kriteria dan alternatif dilakukan dengan
perbandingan berpasangan. Untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala
terbaik untuk mengekspresikan pendapat.Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari
skala perbandingan Saat bisa diukur menggunakan tabel.

Tabel analisis skala perbandingan


Intensitas kepentingan Keterangan
1 Kedua elemen sama pentingnya
3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dari
pada elemen yang lainnya.
5 Elemen yang satu lebih penting dari elemen
yang lainnya.
7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting dari
pada elemen lainnya
9 Satu elemen mutlak pentig dari pada elemen
lainnya.
2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan
yang berdekatan.
Kebaikan Jika aktivitas mendapat satu angka
dibandingkan dengan aktivitas j, maka j
memiliki nilai kebaikannya dibandingkan
dengan i.

3. Synthesis of priority (menentukan prioritas) Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu
dilakaukan perbandngan berpasangan (pairwise comparison). Nilai-nilai perbandinngan
relatif dari seluruh alternatif kriteri bisa disesuaikan dengan judgement yang telah
ditentukan untuk menghasilan bobot dan prioritas.Bobot danprioritas dihitung dengan
memanipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematika.
4. Logical consistency (konsistensi logis) Konsistensi memiliki dua makna. Pertama,
objek-objek yang serupa bisa dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan
relevansi.Kedua, menyangkut tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria
tertentu.

C. PROSEDUR ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)


Pada dasarnya, prosedur atau langkah-langkah dalam metode AHP meliputi:
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu menyusun
hierarki dari permasalahan yang dihadapi. Menyusun hierarki adalah dengan
menetapkan tujuan yang merupakan sasaran sistem secara keseluruhan pada level
teratas.
2. Menentukan prioritas elemen
- Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah mem buat
perbandingan pasangan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai
kriteria yang diberikan. - Matriks perbandingn berpasangan diisi menggunakan
bilangan untuk mempresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap
elemen yang lainnya.
3. Sintesis, Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis
untuk memperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini
adalah:
- Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks.
- Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk
memperoleh normalisasi matriks.
- Menumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen
untuk mendapatkan nilai rata-rata .
4. Mengukur konsistensi Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui
sebeapa baik konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan
berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Hal-hal yang dilakukan
dalam langkah ini adalah:
- kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif elemen pertama,
nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua, dan seterusnya. -
Jumlahkan setiap baris.
- Hasi dari pejumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relatif yang
bersangkutan.
- Jumlahkan hasil bagi di atas dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnya disebut λ
maks.
5. Hitung Consistency Index (CI) dengan rumus :
CI = ( λ maks-n)/n
Di mana n = banyaknya elemen
6. Hitung Rasio Konsistensi / Consistency Ratio (CR) dengan rumus : CR=CI/IR
Di mana CR=Consistency Ratio
CI=Consistency Index
IR=Indeks Random Consistency
7. Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data
judgment harus diperbaiki. Namun jika ratio konsistensi (CI/IR) kurang atau sama
denga 0,1. maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar.

D. AKSIOMA SAATY
Ada beberapa landasan aksiomatik dalam metode AHP yang terdiri dari :
1. Reciprocal comparison artinya matriks perbandingan berpasangan yang
terbentuk harus bersifat berkebalikan. Misalnya, jika A adalah k kali lebih
penting dari pada B maka B adalah 1/k lebih penting dari pada A.
2. Homogenity artinya kesamaan dalam melakukan perbandingan. Misalnya, tidak
dimungkinkan membandingkan semangka dengan bola basket dalam hal rasa,
akan tetapi lebih relevan jika membandingkan dalam hal berat.
3. Dependence, artinya setiap level mempunyai kaitan ( complete hierarchy )
walaupun mungkin saja terjadi hubungan yang tidak sempurna ( incomplete
hierarchy ).
4. Expectation, artinya menonjolkan penilaian yang bersifat ekspektasi dan
preferensi dari pengambilan keputusan. Penilaian dapat merupakan data
kuantitatif maupun yangbersifat kualitatif.

E. LANGKAH-LANGKAH PROSES HIERARKI ANALITIK


Secara umum pengambilan keputusan dengan metode PHA didasarkan pada
langkah-langkah berikut :
a. Mendefinisikan persoalan/masalah dan merinci pemecahan/solusi yang diinginkan.
b. Membuat struktur hierarki dari tingkat puncak sampai ke tingkat dimana
dimungkinkan campur tangan untuk memecahkan persoalan.
c. Membuat sebuah matriks perbandingan berpasangan untuk kontribusi atau pengaruh
setiap elemen yang relevan terhadap setiap kriteria yang berada setingkat di atasnya.
d. Menormalkan data yaitu dengan membagi nilai dari setiap elemen di dalam matriks
dengan nilai total dari setiap kolom.
e. Menghitung nilai eigen vector dan menguji konsistennya, jika tidak konsisten maka
pengambilan data perlu diulangi. Nilai eigen vector yang dimaksud adalah nilai eigen
vector maksimum yang diperoleh dengan perhitungan manual.
f. Mengulangi langkah c, d, dan e untuk seluruh tingkat hierarki.
g. Menghitung eigen vector dari setiap matriks perbandingan berpasangan nilai eigen
vector merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintesis pilihan dalam
penentuan prioritas elemen-elemen pada tingkat hierarki terendah sampai pencapaian
tujuan.
h. Menguji konsistensi hierarki jika tidak memenuhi syarat dengan nilai CR<0, 100,
Maka penilaian harus diulang kembali.

F. PRINSIP-PRINSIP DASAR PROSES HIERARKI ANALITIK


Dalam memecahkan persoalan, metode PHA didasarkan pada beberapa
prinsip dasar yaitu :
a. Dekomposisi ( Decomposition ), Jika ingin mendapatkan hasil yang akurat,
pemecahan juga dilakukakan terhadap unsur-unsur sampai tidak mungkin dilakukan
pemecahan lebih lanjut, sehingga didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan
tadi. Karena alasan ini, maka proses analisis ini dinamakan hierarki ( hierarchy ).
Ada dua jenis hierarki, yaitu lengkap dan tak lengkap. Dalam hierarki lengkap,
semua elemen pada suatu tingkat memiliki semua elemen yang ada pada tingkat
berikutnya .
b. Penilaian Perbandingan ( Comparative Judgement ), Penilaian ini merupakan inti
dari AHP, karena ia akan berpengaruh terhadap prioritas elemen-elemen. Hasil
dari penilaian ini akan tampak lebih mudah bila disajikan dalam bentuk matriks
yang dinamakan matriks pairwise comparison yaitu matriks perbandingan
berpasangan memuat preferensi beberapa alternatif untuk tiap kriteria.
c. Sintesis Prioritas (Syinthesis of Priority ), Syinthesis of Priority dilakukan dengan
menggunakan eigen vector method untuk mendapatkan bobot relative bagi unsur-
unsur pengambilan keputusan.
d. Konsistensi Logis ( Logical Consistency ), pemikiran/objek yang serupa
dikelompokkan menurut homogenitas dan relevansinya.

BAB 3
PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN


AHP menyelesaikan masalah dengan sudut pandang objektif dan subjektif, kemudian
dapat memberikan alternatif evaluasi perbaikan dan memeriksa tingkat konsistensi
alternatif.Dapat menghitung pengambilan keputusan berkelompok dengan cara menghitung
geometrik mean pada pairwise comparison (Zahir 1999).Fleksibilitas yang tinggi pada
hierarki membuat AHP dapat menangkap beberapa tujuan dan beberapa kriteria sekaligus
dalam sebuah model meskipun tujuan tersebut saling bertentangan satu sama lain.

kekurangan AHP adalah metode tersebut tidak mampu menyelesaikan permasalahan


ketika terdapat nilai kosong dalam matriks pairwise comparison. Nilai yang kosong tersebut
dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang disengaja maupun tidak disengaja.Permadi
(1992) menjelaskan bahwa ketidaktahuan atau keragu-raguan narasumber dalam
memberikan informasi dapat mengakibatkan pertanyaan tidak terjawab.Pada kondisi
tertentu, pertanyaan juga tidak terjawab karena narasumber yang terlalu sibuk dan sulit
untuk ditemui.Nilai kosong pada kejadian tersebut tergolong dalam kejadian tidak
disengaja.Adapula kejadian yang dilakukan secara disengaja ketika narasumber tidak ingin
menjawab terlalu banyak pertanyaan.Pengurangan pertanyaan kemudian harus dilakukan
untuk mengatasi hal tersebut.Hal itu mengakibatkan munculnya nilai kosong pada matriks
pairwise comparison.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Henry, S., 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi III. Unit Penerbitan dan
Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta

[2] O’brien, A., James, 2005, Pengantar Sistem Informasi, Alih Bahasa oleh Dewi
Fitriasari,S.S,M.Si, Denny Arnos Kwary, S.S., M.Hum, Jakarta, Salemba Empat

[3] Saaty, Thomas L., 1990, Analytical Hierarchy Process, Theory, Methodology, Process and
Application. Upper Sadle River : Prentice Hall

[4] Saaty, Thomas L., 386 PP., RWS Publ., 2001, ISBN 0-9620317-9-8 Decision Making For
Leader Vol. II of the AHP Series

[5] Turban, Efraim, Aronson, Jay E, and Liang, Ting Peng. Decision Support System and
Intelligent Agent.7th Edition. Upper Saddle River : Prentice-Hall, 2005

Anda mungkin juga menyukai