(KELOMPOK 6 MAN 19 B) - MATKUL TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN (Recovered)
(KELOMPOK 6 MAN 19 B) - MATKUL TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN (Recovered)
1. Zurachmad ( 105721106919 )
2. Amirah ( 105721105919 )
ANGKATAN 2021-2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehaditat ALLAH SWT yang mana atas berkat dan rahmatnya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “METODE KEPUTUSAN ANALITIK / AHP”
Ucapan terimakasih kami kepada Dosen, serta teman-teman dan semua pihak yang terlibat dalam
pembuatan makalah “METODE KEPUTUSAN ANALITIK / AHP”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh sebab itu kritik
dan saran sangat kami harapkan. Atas kritik dan saran yang diberikan kami ucapkan terimakasih.
Berikut yang dapat kami tuliskan. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin.
DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
BAB 1 ............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
A. LATAR BELAKANG ......................................................................................................... 4
BAB 2 ............................................................................................................................................. 5
PEMABAHASAN .......................................................................................................................... 5
A. PENGERTIAN AHP ........................................................................................................... 5
B. KONSEP ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP ) ............................................ 5
C. PROSEDUR ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) ....................................... 6
D. AKSIOMA SAATY............................................................................................................. 7
E. LANGKAH-LANGKAH PROSES HIERARKI ANALITIK ............................................. 7
F. PRINSIP-PRINSIP DASAR PROSES HIERARKI ANALITIK ........................................ 8
BAB 3 ............................................................................................................................................. 8
PENUTUP....................................................................................................................................... 8
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 9
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) dapat digunakan dalam pengambilan
keputusan dengan situasi yang kompleks.Metode ini dianggap lebih mempermudah peneliti
dalam mengambil keputusan dibandingkan dengan metode yang sudah ada.Metode AHP
(Analytical Hierarchy Proces) pertama kali dikemukakan oleh Saaty (1980).Metode AHP
digunakan untuk menentukan alternatif terbaik dari suatu permasalahan berdasarkan kriteria-
kriteria tertentu.Metode ini dianggap sangat efektif untuk membandingkan alternatif yang
ada.Metode AHP (Analytical Hierarchy Proces) biasanya menggunakan matriks pairwise
comparison untuk menentukan alternatif yang dilakukan secara berkelompok.Pairwise
Comparison dalam AHP merupakan kegiatan pembobotan kriteria dan alternatif. Hasil
pembobotan tersebut kemudian akan dibandingkan antara satu dengan yang lainnya untuk
mendapatkan solusi terbaik. Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melakukan
pengambilan keputusan adalah dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel.
Menurut Permadi (1992), AHP adalah sebuah metode pengambilan keputusan yang
berusaha menutupi kelemahan dari metode pembuat keputusan sebelumnya dengan input
utama persepsi manusia. Hal unik dari AHP adalah data yang bersifat kualitatif dan
kuantitatif.
BAB 2
PEMABAHASAN
A. PENGERTIAN AHP
AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh
Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor
atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, hirarki didefinisikan sebagai suatu
representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level
dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan
seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah
yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur
menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan
sistematis.
AHP sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding dengan
metode yang lain karena alasan-alasan sebagai berikut :
1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang dipilih, sampai pada
subkriteria yang paling dalam.
2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai
kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan.
3. Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.
3. Synthesis of priority (menentukan prioritas) Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu
dilakaukan perbandngan berpasangan (pairwise comparison). Nilai-nilai perbandinngan
relatif dari seluruh alternatif kriteri bisa disesuaikan dengan judgement yang telah
ditentukan untuk menghasilan bobot dan prioritas.Bobot danprioritas dihitung dengan
memanipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematika.
4. Logical consistency (konsistensi logis) Konsistensi memiliki dua makna. Pertama,
objek-objek yang serupa bisa dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan
relevansi.Kedua, menyangkut tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria
tertentu.
D. AKSIOMA SAATY
Ada beberapa landasan aksiomatik dalam metode AHP yang terdiri dari :
1. Reciprocal comparison artinya matriks perbandingan berpasangan yang
terbentuk harus bersifat berkebalikan. Misalnya, jika A adalah k kali lebih
penting dari pada B maka B adalah 1/k lebih penting dari pada A.
2. Homogenity artinya kesamaan dalam melakukan perbandingan. Misalnya, tidak
dimungkinkan membandingkan semangka dengan bola basket dalam hal rasa,
akan tetapi lebih relevan jika membandingkan dalam hal berat.
3. Dependence, artinya setiap level mempunyai kaitan ( complete hierarchy )
walaupun mungkin saja terjadi hubungan yang tidak sempurna ( incomplete
hierarchy ).
4. Expectation, artinya menonjolkan penilaian yang bersifat ekspektasi dan
preferensi dari pengambilan keputusan. Penilaian dapat merupakan data
kuantitatif maupun yangbersifat kualitatif.
BAB 3
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
[1] Henry, S., 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi III. Unit Penerbitan dan
Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta
[2] O’brien, A., James, 2005, Pengantar Sistem Informasi, Alih Bahasa oleh Dewi
Fitriasari,S.S,M.Si, Denny Arnos Kwary, S.S., M.Hum, Jakarta, Salemba Empat
[3] Saaty, Thomas L., 1990, Analytical Hierarchy Process, Theory, Methodology, Process and
Application. Upper Sadle River : Prentice Hall
[4] Saaty, Thomas L., 386 PP., RWS Publ., 2001, ISBN 0-9620317-9-8 Decision Making For
Leader Vol. II of the AHP Series
[5] Turban, Efraim, Aronson, Jay E, and Liang, Ting Peng. Decision Support System and
Intelligent Agent.7th Edition. Upper Saddle River : Prentice-Hall, 2005