Anda di halaman 1dari 8

Nama : Puput Niawati

Kelas : AK_2

Prodi : Akuntansi

1. PARADIGMA EKONOMI ISLAM


 CARA PANDANG HIDUP ISLAM
a. Pandangan Hidup /Worldview
b. Worldview berperan penting dalam masyarakat tertentu
c. Worldview berfungsi sebagai dasar bagi keseluruhan bangunan pengetahuan
d. Worldview adalah persepsi atau paradigma tentang kehidupan di dunia,
dengan worldview ini manusia dapat menjawab pertanyaan tentang hakikat
kehidupan di dunia sehingga menjadi basis atau prinsip dalam menjalani
hidup
e. Worldview dapat bersumber dari kitab suci, filsafat, adat istiadat, dan
sumber-sumber lain yang dianggap mempengaruhi cara pandang masyarakat
tertentu. Terdapat orang-orang yang berpengaruh besar dalam membangun
worldview mereka, seperti nabi, filsuf, pahlawan, negarawan, dan
sebagainya.
f. Worldview Islam sejatinya bersifat menyeluruh berupa rasionalitas dan
relijiusitas dengan bimbingan wahyu Tuhan yang paling utama.
 SUMBER-SUMBER HUKUM ISLAM
Al-Qur’an, Sunnah, Ijmak, Qiyas
 PARADIGMA EKONOMI ISLAM
Gambaran komprehensif dan esensial tentang ekonomi Islam yang bertujuan untuk
menjelaskan konsep dengan benar dan teliti sehingga menjadi dasar untuk semua
pengadaan, penggunaan atau kegiatan manajemen sumber

Proses pembentukan pola pemikiran ekonomi Islam ini terdiri dari dua aliran utama, yakni:

Aliran pemikiran yang akomodatif-modifikasi dengan sifat eklektisme-metodologis, yakni


menggabungkan pendekatan ekonomi neo-klasik dengan fikih.
Aliran pemikiran yang berpegang bahwa ekonomi Islam itu harus lahir dari tasahur itu
sendiri

Tampa di campur adukan dengan ekonomi pada umumnya

 Paradigma ekonomi Islam didasarkan pada paradigma Islam dengan elemen-elemen


asas dalam tashawwur Islam, yaitu Allah SWT. Sebagai pencipta, manusia sebagai
makhluk dan sumber daya alam juga sebagai makhluk.
 Paradigma ekonomi Islam lahir dan dibentuk dari dua sumber utama, yaitu naqli
(wahyu) dan‘aqli (ijtihad).
 Sumber naqli adalah Alquran atau al-wahy al-matlu (wahyu yang dibaca) dan al-
sunnah atau al-wahy ghayr al-matlu (wahyu yang tidak dibaca).

 POLA PARADIGMA EKONOMI ISLAM


o Tauhid (Keesaan Allah SWT.)
o Al-’Ubudiyyah (berbakti/beribadah kepada Allah SWT.)
o Manusia sebagai hamba dan khalifah sebagai pelaku ekonomi Islam
o Mawarid al-tabi’i (sumber daya alam) sebagai alat pembangunan ekonomi
o Al-Tawazun (keseimbangan) antara dunia dan akhirat
o Mencapai mardat Allah SWT (rida Allah SWT.)
Di dalam perspektif ekonomi Islam, aktivitas ekonomi tidak hanya sekadar untuk memenuhi
naluri dan hasrat kebutuhan material, tetapi mengutamakan pendekatan maqashid syariah
atau menjaga kemaslahatan dalam setiap masalah. Dan Maqashid al-syariah adalah tujuan-
tujuan akhir yang harus terealisasi dengan diaplikasikannya syariat.
 Pendekatan utama yang digunakan untuk mengembangkan ilmu ekonomi Islam
adalah:
Pendekatan Induktif yang diartikan sebagai metode penarikan hukum yang berangkat dari
problem kontemporer yang kemudian ditarik status hukum syariatnya. Tahapannya
adalahmemahami fakta (fahmul waqi’), memahami nas (fahmun nushush), serta melakukan
penelitian dan pengamatan.
Pendekatan deduktif yaPendekatan utama yang digunakan untuk mengembangkan ilmu
ekonomi Islam adalah:
Pendekatan Induktif yang diartikan sebagai metode penarikan hukum yang berangkat dari
problem kontemporer yang kemudian ditarik status hukum syariatnya. Tahapannya
adalahmemahami fakta (fahmul waqi’), memahami nas (fahmun nushush), serta melakukan
penelitian dan pengamatan.
Pendekatan deduktif yakni metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih
dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Dengan kata
lain, metode ini digunakan untuk menghasilkan hukum syariat Islam yang diturunkan
langsung dari nas-nas Alquran dan sunah. Metode penarikan hukumnya adalah:
Menentukan jenis khithob atau seruan. Apakah mengandung perintah atau larangan;
Mencari qarinah/tanda. Apakah bersifat jazm atau ghairu jazm;
Menentukan status hukum syariatnya. Apakah wajib, sunah, mubah, makruh, atau haram.
Kni metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya
dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Dengan kata lain, metode ini digunakan
untuk menghasilkan hukum syariat Islam yang diturunkan langsung dari nas-nas Alquran
dan sunah. Metode penarikan hukumnya adalah:
Menentukan jenis khithob atau seruan. Apakah mengandung perintah atau larangan;
Mencari qarinah/tanda. Apakah bersifat jazm atau ghairu jazm;
Menentukan status hukum syariatnya. Apakah wajib, sunah, mubah, makruh, atau haram.
 Aktivitas ekonomi dalam bingkai syariah (menurut aturan Allah SWT) termasuk ke
dalam
muamalah.
Muamalah mengatur hubungan perbuatan manusia dengan manusia lain atau alam
sekitarnya. Muamalah didefinisikan sebagai hukum atau peraturan-peraturan yang
berkaitan dengan tindakan manusia dalam persoalan-persoalan keduniaan (horizontal)
seperti hukum yang mengatur masalah ekonomi, politik, sosial, budaya, dll. Terlepas dari
semua bentuknya, muamalah sejatinya merupakan bagian integral dari sistem Islam yang
sempurna dan berkaitan dengan syariah dalam rangka ibadah dan ketaatanKepada Allah
SWT.
 Prinsip umum muamalah, di antaranya:
I. Muamalah padadasarnya boleh (mubah);
II. Tujuannya untuk mewujudkan kemaslahatan;
III. Dilaksanakan dengan memelihara nilai keseimbangan (tawaazun) dan keadilan.
Sementara itu, prinsip khususnya adalah objek transaksi mesti halal, keridaan antara pihak,
amanah dalam mengelola dana, dan adanya pencatatan proses transaksi.
2.Definisi konsep Dan Ruang Lingkup Ekonomi Islam
EKONOMI
Ekonomi adalah ilmu sosial yang mempelajari aktifitas manusia yang berhubungan dengan
produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa. Istilah “ekonomi” sendiri
berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos yang berarti “keluarga, rumah tangga” dan nomos
yang berarti “peraturan, aturan, hukum”. Secara garis besar,ekonomi diartikan sebagai
“aturan rumah tangga” atau “manajemen rumah tangga”.
EKONOMI ISLAM
Ekonomi Islam dalam bahasa Arab diistilahkan dengan al-iqtishad al-Islami. Iqtishad
(ekonomi) didefinisikan sebagai pengetahuan tentang aturan yang berkaitan dengan
produksi kekayaan, mendistribusikan dan mengonsumsinya. Ekonomi Islam merupakan
ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang perilakunya diatur berdasarkan
aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman
dan rukun Islam.

Terdapat perbedaan penafsiran, pendekatan, dan metodologi yang digunakan oleh para
ekonom muslim dalam membentuk konsep ekonomi Islam. Hal ini disebabkan adanya
perbedaan latarbelakang pendidikan, keahlian, dan pengalaman yang dimiliki. Merujuk
pendapat Aslem Haneef, pemikir ekonomi Islam Malaysia, para pemikir muslim bidang
ekonomi dikelompokkan dalam tiga yakni :
 Kelompok jurist atau pakar bidang fikih atau hukum Islam sehingga pendekatan yang
dilakukan adalah legalistik dan normatif.
 Kelompok modernis yang lebih berani memberikan interpretasi terhadap ajaran
Islam untuk menjawab persoalan yang dihadapi masyarakat terkini.
 Kelompok western-trained moslem economist, yaitu para praktisi atau ekonom
muslim yang berlatar belakang pendidikan Barat. Mereka mencoba menggabungkan
pendekatan fikih dan ekonomi sehingga ekonomi Islam terkonseptualisasi secara
integrated. Dengan kata lain, mereka berusaha mengonstruksi ekonomi Islam seperti
ekonomi konvensional, tetapi dengan mereduksi nilai yang tidak sejalan dengan
Islam dan memberikan nilai Islam pada analisis ekonominya.
 M.M Metwally (1993) mendefinisikan, “Islamic economics may be defined as the
study of the economic behavior of the true Muslim in a society which adheres to the
Islamic doctrine from the Holy Qur’an, the Sunna of The Holy Prophet Muhammad
(or the Hadith, or tradition), the consensus (ijma’) and the analogy (qiyas)
 Menurut Monzer Kahf dalam bukunya The Islamic Economy menjelaskan bahwa
ekonomi Islam adalah bagian dari ilmu ekonomi yang bersifat interdisipliner dalam
arti kajian ekonomi syariah tidak dapat berdiri sendiri, tetapi perlu penguasaan yang
baik dan mendalam terhadap ilmu-ilmu syariah dan ilmu-ilmu pendukungnya juga
terhadap ilmu-ilmu yang berfungsi sebagai tool of analysis seperti matematika,
statistik, logika, dan ushul fiqih.
 Muhammad Abdullah al-Arabi, ekonomi syariah merupakan sekumpulan dasar
umum ekonomi yang kita simpulkan dari Alquran dan sunah, dan merupakan
bangunan perekonomian yang kita dirikan di atas landasan dasar-dasar tersebut
sesuai dengan tiap lingkungan dan masa
Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari tata kehidupan masyarakat dalam
melakukan kegiatan ekonomi yang meliputi alokasi dan distribusi sumber daya alam yang
diimplementasikan berdasarkan Alquran, hadis, ijmak, dan qiyas. Sesuai prinsip syariat Islam
dalam mewujudkan kesejahteraan umat.
Bidang ekonomi menjadi salah satu bahasan di dalam pemahaman Islam terhadap
fenomena ekonomi akan membentuk sebuah worldview berdasarkan tiga tahap berikut:
 Pembentukan fondasi, aksioma dan premis.
 Sistematika konsep.
 Subject-matter, body of knowledge (mikro-makro), cakupan, dan batasan.
Hadd adalah membangun definisi berdasarkan subject-matter atau masalah utama yang
ingin dibahas dalam suatu disiplin.
 Sebuah studi menerjemahkan dan mengaplikasikan prinsip Islam dalam ekonomi
 Sebuah studi tentang bagaimana manusia dapat mengaktualisasikan dan
merealisasikan objek ekonomi Islam.
 Sebuah studi permasalahan ekonomi dalam sudut pandang Islam dan mencoba
untuk menyelesaikannya dalam pendekatan kerangka nilai Islam dan kelembagaan.
Perbedaan Beberapa Konsep Ekonomi Konvensional Vs Islam
 Konsep Harta
 Konsep Uang
 Konsep Bungan dan Riba
 Konsep Time Value of Money
 Konsep Modal
 Konsep Kelembagaan

Tujuan yang ingin dicapai dalam suatu sistem ekonomi Islam berdasarkan konsep dasar
dalam Islam, yaitu tauhid dan berdasarkan rujukan pada Alquran dan sunah:
 Memenuhi kebutuhan dasar manusia, meliputi pangan, sandang, papan, kesehatan,
dan pendidikan untuk setiap lapisan masyarakat;
 Memastikan kesetaraan kesempatan untuk semua orang;
 Mencegah terjadinya pemusatan kekayaan dan meminimalkan ketimpangan dana
distribusi pendapatan dan kekayaan di masyarakat;
 Memastikan kepada setiap orang kebebasan untuk mematuhi nilai-nilai moral;
 Memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.

Masalah pokok dari ekonomi konvensional adalah kelangkaan (scarcity) dan keinginan
manusia yang tidak terbatas. Karena kelangkaan inilah, maka manusia dihadapkan pada
pilihan-pilihan tentang apa yang harus diproduksi, bagaimana memproduksi, untuk siapa,
bagaimana membagi produksi dari waktu ke waktu serta bagaimana mempertahankan dan
menjaga tingkat pertumbuhan produksi tersebut.
Menurut Baqir As-Sadr, sumber daya pada hakikatnya tidak terbatas dan sangat melimpah.
Hal ini didasarkan pada dalil yang menyatakan bahwa Allah SWT menciptakan alam semesta
ini dengan ukuran yang setepat-tepatnya. Allah SWT juga telah memberikan sumber daya
yang cukup untuk umat manusia Baqir As-Sadr juga menolak pendapat yang menyebutkan
bahwa keinginan manusia tidak terbatas. Ia berpendapat bahwa manusia akan berhenti
mengonsumsi suatu barang atau jasa apabila tingkat kepuasan terhadap barang tersebut
menurun atau nol. Menurutnya, yang menjadi masalah utama dari ekonomi adalah tidak
meratanya distribusi sumber daya di antara manusia.
Muhammad Rawas Qal’ah-ji serta pakar hukum dan ahli ekonomi Islam lainnya
menyebutkan ada 13 ciri utama ekonomi Islam yang menjadikannya berbeda dengan sistem
ekonomi konvensional. Ketiga belas prinsip ekonomi yang dimaksud adalah sebagai berikut:

 Pengaturannya bersifat ketuhanan/ilahiah (nizhamun rabbaniyyun)


 Ekonomi hanya satu titik bagian dari Islam secara keseluruhan ( juz’un min al-Islam
as-syamil)
 Berdimensikan aqidah/ keakidahan (iqtishaun ‘aqidatun)
 Berkarakter ta’abudi (thabi’iyyun ta’abbudiyun)
 Terkait erat dengan akhlak (murtabithun bil-akhlaq)
 Elastis (al-murunah)
 Objektif (al-maudhu’iyyah)
 Memiliki target/sasaran yang lebih tinggi (al-hadaf as-sami)
 Perekonomian yang stabil/kokoh (iqtishadun bina’un)
 Perekonomian yang berimbang (iqtishad mutawazin)
 Realistis (al-waqi’iyyah)
 Harta kekayaan itu hakikatnya adalah milik Allah SWT.
 Memiliki kecakapan dalam mengelola harta kekayaan (tarsyid istikhdam al-mal)
AKSIOMA EKONOMI ISLAM
 Keesaan Allah SWT (Tauhid);
 Equilibrium (Al-‘Adl wa Al-Ihsan);
 Free Will (Ikhtiyar); dan
 Responsibility (Fard)
3.Filosofi Ilmu Pengetahuan
FILSAFAT ILMU adalah seperti landasan disiplin dan filosofis bagi ilmu
METODOLOGI
Metodologi pada dasarnya merupakan sebuah standarisasi pada cara manusia dalam
membentuk ilmu pengetahuan. Untuk membentuk sebuah metodologi, setidaknya
dibutuhkan unsur-unsur berikut; worldview, sumber rujukan, objek, metode serta prosedur
yang digunakan.
METODE PEMBENTUKAN EKONOMI ISLAM
 Pendekatan islamisasi
Dibangun dari akar sampai ujung sebuah bangunan ekonomi sehingga
Ia bersifat sistematis dan terstruktur dalam prosesnya
 basis legal Fiqih
Dibangun dengan pendekatan sejarah, praktik, dan ide-ide
Yang termaktub dalam Alquran dan hadis Nabi Muhammad SAW
METODOLOGI EKONOMI ISLAM
 Terbukti
 Terbangun
 Dan menghasilkan metologi kehidupan ekonomi di masyarakat
TUGAS POKOK METODOLOGI EKONOMI ISLAM DALAM MEMBENTUK TEORI EKONOMI
ISLAM
 Menghasilkan teori ekonomi yang bisa “menghubungkan” kondisi ideal dan realitas.
 Menghasilkan teori ekonomi yang mampu “menjelaskan” realitas
 Dan hubungannya secara menyeluruh
 Menghasilkan teori ekonomi yang dapat “merealisasikan tujuan”.

Anda mungkin juga menyukai