Data jumlah penduduk Kecamatan Arut Selatan dari Badan Pusat Statistik
(BPS) tahun 2019 Kotawaringin Barat berjumlah 124.864 jiwa. Kecamatan Arut
Selatan terdiri dari 7 kelurahan yaitu Mendawai, Raja, Sidorejo, Madurejo,
Baru, dan Raja Seberang. Serta 13 (tiga belas) desa yaitu Tanjung Putri, Kumpai
Batu bawah, Kumpai Batu Atas, Pasir Panjang, Rangda, Kenambui, Runtu,
Umpang, Natai Raya, Medang Sari, Natai Baru,Tanjung Terantang, dan Sulung.
Data dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM menjelaskan
bahwa jumlah kebutuhan konsumsi masyarakat di Kecamatan Arut Selatan
terhadap gula kristal putih sebesar 490,467 ton/bulan. Di wilayah Arut Selatan
Kabupaten Kotawaringin Barat ketersediaan gula kristal putih masih dapat
dikatakan mencukupi kebutuhan masyarakat di Pangkalan Bun. Ketersediaan
gula kristal putih di Kecamatan Arut Selatan dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Data Ketersediaan Gula Kristal Putih Januari – Mei 2020
Bulan Jumlah (Ton)
Januari -
Februari 731
Maret 197
April 843
Mei 356
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM 2020
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa ketersediaan gula kristal
putih di Kecamatan Arut Selatan pada bulan Februari sebesar 731 ton, bulan
Maret ketersediaan gula 197 ton, di bulan April ketersediaan gula mencapai
843 ton, dan pada bulan Mei ketersediaan mengalami penurunan menjadi 356
ton. Harga gula di Kabupaten Kotawaringin sering mengalami fluktuasi kondisi
ini terjadi karena ketersediaan gula kristal putih tidak cukup memenuhi
kebutuhan masyarakat sehingga terjadilah kelangkaan gula kristal putih. Harga
gula kristal putih dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
Tabel 2. Harga Rata - Rata Gula Kristal Putih Pada Tahun 2015 – 2020
Komoditas Tahun Harga ( Rp)
2015 12.667
2016 14.715
Gula Kristal Putih 2017 14.100
2018 12.377
2019 12.538
2020 17.118
Sumber : Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kotawaringin Barat, 2020.
Berdasarkan data di atas menunjukkan adanya perubahan harga setiap
tahunnya. Salah satu yang mengindikasikan fluktuasinya harga adalah
ketersediaan. Hal ini menyebabkan terjadinya kenaikan harga di tahun 2016
jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sedangkan di tahun 2017 dan
2018 mengalami penurunan yaitu mencapai Rp.14.100 dan Rp.12.377, tahun
2019 harga gula kristal putih adalah Rp. 12.538, pada bulan Mei 2020 harga
mencapai Rp. 17.118. Rata-rata permintaan gula kristal putih di Kecamatan
Arut Selatan mencapai 490,467 ton/bulan sedangkan melihat dari tabel data
ketersediaan hingga bulan Mei 2020 sebesar 365 ton, adanya perbedaan
antara ketersediaan dan permintaan gula kristal putih menunjukkan bahwa
penelitian ini penting dilakukan.
Alat analisis yang digunakan untuk mengolah data adalah analisis regresi
liner berganda. Regresi linear berganda adalah model prediksi atau peramalan
dengan menggunakan data berskala interval atau rasio serta terdapat lebih
dari satu prediktor. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan gula kristal putih dianalisis dengan menggunakan analisis regresi
linier berganda dengan persamaan sebagai berikut.
Y = α + β1 X2 + β2 X2 + βn Xn + e
Keterangan :
Y = variabel terikat atau response.
α = konstanta.
β = slope atau koefisien estimate.
X1 : harga gula kristal putih (Rp/kg)
X2 : harga barang gula aren (Rp/kg)
X3 : jumlah anggota keluarga (jiwa)
X4 : pendapatan (Rp/kapita)
Y : permintaan gula kristal putih (kg)
Untuk memvalidasi bentuk persamaan regresi linier berganda di atas
perlu dilakukan uji statistik, yaitu uji determinasi (R2), uji t, dan uji F.
DAFTAR PUSTAKA
Noor Rizkiyah dan Dewi Ramadan Saputri. Elastisitas Permintaan Gula Kristal
Putih. 2021. Jurnal Ilmiah Ekonomi, Manajemen dan Agribisnis : Vol. 9 No.1, Juli
2021