Anda di halaman 1dari 5

JURNAL TERNAK TROPIKA DOI: 10.21776/ub.jtapro.2018.019.01.

3
Journal of Tropical Animal Production OPEN ACCES Freely Available Online
Vol 19, No. 1 pp. 22-26, Juni 2018

EVALUASI TOTAL SOLID SUSU SEGAR PETERNAK TAWANG


ARGO BERDASARKAN STANDARD NASIONAL INDONESIA

Milk total solid evaluation of local farmer in tawang argo based


on indonesian national standard

Firmansyah Tri Saputra


Bagian Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya
Email : firmasnyahtrisp@yahoo.com

Submitted 20 May 2018 , Accepted 28 June 2018

ABSTRAK

Tujuan dari studi ini yaitu untuk mengetahui apakah Total Solid (TS) susu peternak
Tawang Argo telah memenuhi standar SNI. Materi yang digunakan yaitu Susu Segar Sapi
Perah Peranakan Friesian Holstein. Variabel yang dicatat yaitu Berat Jenis (BJ) dan Kadar
Lemak kemudian digunakan Rumus Fleishcman untuk mendapatkan TS. TS responden
kemudian dibandingkan dengan SNI menggunakan uji t berpasangan dengan bantuan SPSS
16. Sementara itu, BJ dan kadar lemak akan dianalisis secara deskriptif untuk menjelaskan
bagaimana TS bisa diperoleh. Hasil investigasi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
sangat nyata (P<0,01) antara TS Susu Peternak dengan TS standar SNI dimana TS Susu
Peternak berada 0,92757±0,37647 % di atas standar SNI. Kontribusi terbesar disumbang oleh
kadar lemak sebesar 148±26% di atas standar SNI sementara BJ berkontribusi negatif yaitu -
0,0035±0,0008%. Kesimpulan dari studi ini yaitu TS susu peternak Tawang Argo memenuhi
standar SNI.

Kata kunci: Berat jenis, lemak, susu, Standar Nasional Indonesia

How to cite : Saputra, F.S. 2018. Evaluasi Total Solid Susu Segar Peternak Tawang Argo Berdasarkan
Standard Nasional Indonesia. TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol
19, No 1 (22-26)

ABSTRACT

The purpose of this studi is to know whether Milk Total Solid (TS) from Tawang Argo
Farmer has already met with Indonesian National Standard (SNI) or not. Material used is
local farmer milk. Variables gathered were Fat and Milk Density then calculated using
Fleischman equation to get TS value. TS from Respondent compared with SNI using paired t-
test in SPSS 16. Meanwhile, Milk Density and Fat is analized descriptively in order to know
how TS value formed. Investigation result shows that there is a very significant difference
(P<0.01) between TS from Tawang Argo Farmer with SNI which shows berada
0.92757±0.37647 % higher. The bighest contribution of TS come from fat with 148±26%
above standard, while Milk Density contribute negatively as much as -0.0035±0.0008%. In
conclusion, TS milk from Tawang Argo Farmer met SNI.

Keywords: Fat, density, milk, Indonesian National Standard

J. Ternak Tropika Vol 19, No 1: 22-26, 2018 22


Evaluasi Total Solid Susu Segar Peternak Firmansyah Tri Saputra. 2018
Tawang Argo

PENDAHULUAN
Susu merupakan salah satu bahan 30% kebutuhan konsumsi susu domestik
pangan ternak serta bermanfaat bagi hingga saat ini. Bakri dan Saparinto (2015)
masyarakat, termasuk sebagai penyedia menjelaskan bahwa kebutuhan susu
berbagai macam nutrisi dan sumber domestik berdasarkan konsumsi susu per
kalsium bagi tubuh. Bahan pangan kapita Indonesia 3,4 juta ton/tahun. Lebih
kebutuhan paling dasar bagi manusia, lanjut, menurut Firman (2010) dunia kini
sehingga perannya sangat vital dihadapkan oleh krisis pangan dunia serta
(Dirhamsyah dkk, 2016). Sears et.al. terjadinya kesalahan dalam penanganan,
(2006) menjelaskan bahwa susu murni kesalahanan pemanenan, distribusi serta
berasal dari sapi dan memiliki kandungan pengolahan ditengarai menurunkan
lemak 3,25%-4% serta energi sebesar 24 ketersediaan susu dunia. Dirhamsyah dkk.
kalori untuk setiap ons susu. Definisi susu (2016) menjelaskan bahwa krisis pangan
sendiri merujuk pada ternak sapi perah ini juga terjadi di dalam negeri dimana
dengan alasan penghasil susu terbesar secara makro pengolahan bahan pangan
dunia berasal dari sapi perah dimana 80% lokal masih terkendala kemampuan
produksi susu dunia dihasilkan oleh sapi mengolahnyadan secara mikro dihadapkan
perah (Murti, 2014). Lebih lanjut, pada proporsi penduduk yang tidak
Susilorini dan Sawitri (2006) menjelaskan seimbang dengan kebutuhan pangan akibat
bahwa susu murni tersebut masih belum bencana alam, dan kemiskinan.
diolah maupun dimanipulasi Terkait dengan kualitas susu, Total
komponennya. solid (TS) merupakan penentu susu
Susu sapi di Indonesia umumnya diterima dan ataukah tidak serta penentu
berasal dari Peranakan Friesian Holstein harga susu. Marwah dkk. (2010)
(PFH) yang merupakan sapi Friesian mendefinisikan bahwa TS merupakan
Holstein (FH) dengan sapi lokal (Zainudin komponen susu yang terdiri dari solid non
dkk., 2014). Lebih lanjut Zainudin dkk. fat dan kadar lemak sehingga kandungan
(2014) menjelaskan bahwa Sapi PFH TS tergantung dari komponen tersebut.
mewarisi sifat bobot badan sedang dan Berdasarkan hal ini TS susu yang bagus
adaptif dengan lingkungan tropis. akan berimbas pada harga susu yang baik
Masalah kemudian timbul ketika untuk peternak. Utami dkk. (2014)
produktivitas susu yang dihasilkan sapi menjelaskan bahwa TS dengan kadar
perah domestik relatif rendah, kurang dari 11% akan ditolak koperasi, TS
diindikasikan termasuk pada kuantitas dengan rentang 11% hingga 11,2% akan
maupun kualitasnya. Susilorini dkk. diberi peringatan sementara di atas 11, 2%
(2008) menjelaskan bahwa produksi sapi akan mendapatkan bonus. Hal ini
perah domestik yaitu 3.660 liter/laktasi didasarkan dari Standar Nasional
yaitu setengah dari produksi sapi FH asli Indonesia dimana aturan TS tidak
belanda yang mencapai 6.350 liter/laktasi. langsung disebutkan melainkan secara
Basri dkk. (2008) melaporkan bahwa implisit terlihat pada standar minimum
Peternak Sapi Perah di Selupu Rejang, Berat Jenis (BJ) 1,027 g/ml dan Lemak 3%
Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu yang atau setara dengan TS 10,815% (BSN,
memiliki produksi rata-rata yang 2011). Standar nasional ini masih terhitung
cenderung rendah yaitu 10 liter/ekor/hari dibawah standar susu yang diterapkan
dihadapkan dalam beberapa kesulitan yaitu organisasi Food and Agriculture
distribusi rantai pemasaran, perbaikan Organization (FAO) dimana BJ susu
pakan, penyerapan pasar. Firman (2010) standar antara 1,028 g/ml hingga 1,033
menjelaskan bahwa 90% kebutuhan susu g/ml sementara kadar lemak 3%. TS
dalam negeri dihasilkan oleh peternakan merupakan penentu harga susu, tetapi
rakyat dimana hanya mampu menyumbang masih belum ada informasi lebih lanjut TS

J. Ternak Tropika Vol 19, No 1: 22-26, 2018 23


Evaluasi Total Solid Susu Segar Peternak Firmansyah Tri Saputra. 2018
Tawang Argo

susu peternak Tawang Argo telah Nurdin (2007), Adhani dkk. (2012), dan
memenuhi standar ataukah belum. Oleh Wanniatie dkk. (2015). TS yang diperoleh
karena itu, tujuan dari studi ini yaitu untuk dibandingkan dan dianalisis secara terpisah
mengetahui apakah TS susu peternak menggunakan uji test berpasangan melaluli
Tawang Argo telah memenuhi standar SPSS 16. Sementara itu, BJ dan kadar
SNI. Minimnya informasi kondisi kualitas lemak akan dianalisis secara deskriptif
susu khususnya TS perlu diinvestigasi untuk menjelaskan bagaimana TS bisa
mengingat komponen tersebut merupakan diperoleh.
penentu harga susu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
MATERI DAN METODE Total Solid merupakan salah satu
Studi kasus dilakukan pada 70 faktor penentu pendapatan peternak dari
responden di Desa Tawang Argo pada susu yang diperoleh selain dari volume
Februari 2017. Materi yang digunakan susu (Yeamkong et.al., 2010, Hartono,
yaitu Susu Segar Sapi Perah Peranakan 2011 dan Firman, 2010). Lebih lanjut, TS
Friesian Holstein. Variabel yang dicatat yang diperoleh nilainya dipengaruhi oleh
yaitu Berat Jenis (BJ) dan Kadar Lemak musim, lokasi tempat peternakan, dan
kemudian digunakan Rumus Fleishcman faktor intern dari peternakan sapi perah
untuk mendapatkan TS sebagaimana (Yeamkong et.al., 2010).

Tabel 1. Ringkasan Statistik TS Peternak dan TS Standar SNI


Jumlah Rataan Standar
Rataan Responden Standar Deviasi Error *
Pair 1 TS standar SNI 10,8100 70 0,00000 0,00000
TS Susu Peternak 11,7376 70 0,37647 0,04500
Sumber: Data diproses SPSS
Tabel 1 menerangkan tentang menurut Utami dkk. (2014) tidak boleh
ringkasan statistik deskriptif dari TS Susu kurang dari 11% atau akan ditolak
Peternak dengan TS standar SNI. Dapat koperasi. Selanjutnya, Utami dkk (2014)
diketahui bahwa dari 70 susu responden menjelaskan bahwa TS dengan rentang
diperoleh rataan TS susu peternak 11% hingga 11,2% akan diberi peringatan
(11,7376±0,37647) berada 8,58% di atas sementara di atas 11, 2% akan
TS Standar SNI (10,81). Sementara itu mendapatkan bonus.
kondisi riil TS yang diterima koperasi

Tabel 2. Uji t berpasangan TS Peternak dan TS Standar


Paired Differences
95% interval konfidensi
Std. Rataan Std. diferensiasi Sig.
Rataan Deviasi Error Batas Bawah Batas Atas t df (2-tailed)
Pair TS standar-TS responden (%) -0,92757 0,37647 0,04500 -1,01734 -0,83781 -20,614 69 0,000

Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui atas TS standar SNI. Dengan kata lain susu
bahwa terdapat perbedaan yang sangat peternak Desa Tawang Argo memenuhi
nyata (P<0,01) yaitu pada nilai Sig. (2- standar. Hal ini selaras dengan investigasi
tailed) antara TS Susu Peternak dengan TS Martindah dkk (2014) dimana TS susu
standar SNI. Lebih lanjut, TS Susu peternak di Lembang dan Tandangsari
Peternak berada 0,92757±0.37647 % di 11,06% dan 12,26%.

J. Ternak Tropika Vol 19, No 1: 22-26, 2018 24


Evaluasi Total Solid Susu Segar Peternak Firmansyah Tri Saputra. 2018
Tawang Argo

Tabel 3. Selisih TS, BJ dan Lemak Susu Peternak dengan SNI


Komponen Rataan dari Responden Standar Selisih*
Nilai (%)
TS 11,737±0,37647 10,81% 0,9229 ±0,3767% 8,53±3,48
BJ 1,023469±0,000846 1,027 -0,0035±0,0008 -0,35±0,08
Lemak 4,490±0,233 3% 1,4906 ±0,2330% 148±26
*dihitung dari masing-masing responden
Tabel 3 menginformasikan bahwa studi kasus dibengkulu. bengkulu:
nilai TS sebagian besar mendapatkan Balai Pengkajian Teknologi
kontribusi dari lemak susu. Lemak susu Pertanian.
(4,490±0,233%) berada di atas standar SNI BSN. (2011). Susu Segar Bagaian 1. SNI
sebesar 148±26% atau hampir dua kali 3141.1: 2011.
lipat. Sementara itu, justru BJ susu Chaidir Bakri, & Cahyo Saparinto. (2015).
memberikan kontribusi negatif yaitu Sukses bisnis dan beternak sapi
sebesar -0,0035±0,0008%. perah. Yogyakarta: Lily Publisher.
Berdasarkan hal ini, komponen lemak Dirhamsyah, T., Mulyo, J., Derwanto, D.,
berkontribusi utama dari nilai TS susu. Di & Hartono, S. (2016). Ketahanan
saat yang sama, dapat dilihat bahwa BJ pangan kemandirian pangan dan
susu responden masih berada di bawah kesejahteraan masyarakat daerah
standar. Yeamkong et.al. (2010) rawan pangan di jawa. Yogyakarta:
berpendapat bahwa TS merupakan Plantaxia.
gabungan dari lemak dan Solid non Fat Firman, A. (2010). Agribisnis sapi perah
yang berisikan protein, laktosa, dan dari hulu sampai hilir. Bandung:
elemen lainnya. Hal ini menggambarkan Widya Padjadjaran.
bahwa protein, laktosa, dan elemen selain Hartono, B. (2011). Upaya peningkatan
lemak masih berada di bawah nutrisi yang ekonomi rumah tangga peternak
diharapkan oleh SNI. sapi perah. Malang: UB Press.
Martindah, E., & Saptati, R. A. Peran dan
KESIMPULAN upaya koperasi peternak sapi perah
Total Solid dari susu peternak dalam meningkatkan kualitas susu
Tawang Argo sebesar 11,737±0,3764% di jawa barat. semiloka nasional
telah memenuhi standar minimal SNI yaitu prospek industri sapi perah menuju
10,81% dimana terdapat perbedaan yang perdagangan bebas – 2020. Bogor:
sangat nyata antara Total Solid susu Pusat Penelitian dan
peternak dengan SNI. Kontribusi terbesar Pengembangan Peternakan.
dari nilai Total Solid berasal dari Marwah, M. P., Suranindyah, Y. Y., &
persentase lemak susu sementara itu Berat Murti, T. W. (2012). Produksi dan
Jenis masih berada di bawah standar. komposisi susu kambing peranakan
ettawa yang diberi suplemen daun
DAFTAR PUSTAKA katu (sauropus androgynus (l.)
A.T. Soelih Estoepangestie, Tri Nurhajati, merr) pada awal masa laktasi (milk
& Nisma Adhani D.A.C. (2018). production and milk composition
Potensi pemberian formula pakan of ettawa crossbred goat, fed katu
konsentrat komersial terhadap leaves (sauropus androgynus (l.)
konsumsi dan kadar bahan kering merr) as. Buletin Peternakan,
tanpa lemak susu. Jurnal Agro 34(2), 94.
Veteriner, 1(1), 11–16. https://doi.org/10.21059/buletinpet
Basri, I. H. U. ., Astuti, & Hamdan. ernak.v34i2.95
(2008). Kendala dan peluang Murti, T. W. . (2014). Ilmu manajemen
pengembangan usaha sapi perah: dan industri ternak perah.

J. Ternak Tropika Vol 19, No 1: 22-26, 2018 25


Evaluasi Total Solid Susu Segar Peternak Firmansyah Tri Saputra. 2018
Tawang Argo

Bandung: Pustaka Reka Cipta. ternak potensial. Jakarta: Penerbit


Nurdin, E. (2007). The effect of Swadaya.
sunflowers receptalum (helianthus Utami, K. B., Radiati, L. E., &
annuus l.) and probiotic on Surjowardojo, P. (2014). Kajian
decreasing the degree of subclinical kualitas susu sapi perah PFH (studi
mastitis in fries holland dairy kasus pada anggota Koperasi Agro
cattle. Animal Production, 9(2), Niaga di Kecamatan Jabung
79–81. Kabupaten Malang). Jurnal Ilmu-
Sears, W., Sears, M., Sears, R., & Sears, J. Ilmu Peternakan, 24(2), 58–66.
(2006). The baby book: segala hal Wanniatie, V., & Zuraida Hanum, D.
yang perlu anda ketahui tentang (2015). Kualitas susu pasteurisasi
bayi anda sejak lahir hingga usia komersil (the quality of
dua tahun. Jakarta: Serambi Ilmu commercial pasteurized milk).
Semesta. Agripet, 15(2).
Suphawadee Yaemkong, M A Elzo, Skorn https://doi.org/10.17969/agripet.v1
Koonawootrittriron, & Thanathip 5i2.2724
Suwanasopee. (2010). Milk Zainudin, M., Ihsan, M. N., & Suyadi, S.
quantity, quality and revenue in (2014). Efisiensi reproduksi sapi
dairy farms supported by a private perah pfh pada berbagai umur di
organization in central thailand. cv. milkindo berka abadi desa
Livestock Research for Rural tegalsari kecamatan kepanjen
Development, 22(2). kabupaten malang. Jurnal Ilmu-
Susilorini, T. E., & Sawitri, M. E. (2006). Ilmu Peternakan (Vol. 24). Malang
Produk olahan susu. Jakarta: : Fakultas Peternakan Universitas
Penerbit Swadaya. Brawijaya.
Susilorini, T. E., Sawitri, M. E., &
Muharlien. (2008). Budidaya 22

J. Ternak Tropika Vol 19, No 1: 22-26, 2018 26

Anda mungkin juga menyukai