3
Journal of Tropical Animal Production OPEN ACCES Freely Available Online
Vol 19, No. 1 pp. 22-26, Juni 2018
ABSTRAK
Tujuan dari studi ini yaitu untuk mengetahui apakah Total Solid (TS) susu peternak
Tawang Argo telah memenuhi standar SNI. Materi yang digunakan yaitu Susu Segar Sapi
Perah Peranakan Friesian Holstein. Variabel yang dicatat yaitu Berat Jenis (BJ) dan Kadar
Lemak kemudian digunakan Rumus Fleishcman untuk mendapatkan TS. TS responden
kemudian dibandingkan dengan SNI menggunakan uji t berpasangan dengan bantuan SPSS
16. Sementara itu, BJ dan kadar lemak akan dianalisis secara deskriptif untuk menjelaskan
bagaimana TS bisa diperoleh. Hasil investigasi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
sangat nyata (P<0,01) antara TS Susu Peternak dengan TS standar SNI dimana TS Susu
Peternak berada 0,92757±0,37647 % di atas standar SNI. Kontribusi terbesar disumbang oleh
kadar lemak sebesar 148±26% di atas standar SNI sementara BJ berkontribusi negatif yaitu -
0,0035±0,0008%. Kesimpulan dari studi ini yaitu TS susu peternak Tawang Argo memenuhi
standar SNI.
How to cite : Saputra, F.S. 2018. Evaluasi Total Solid Susu Segar Peternak Tawang Argo Berdasarkan
Standard Nasional Indonesia. TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol
19, No 1 (22-26)
ABSTRACT
The purpose of this studi is to know whether Milk Total Solid (TS) from Tawang Argo
Farmer has already met with Indonesian National Standard (SNI) or not. Material used is
local farmer milk. Variables gathered were Fat and Milk Density then calculated using
Fleischman equation to get TS value. TS from Respondent compared with SNI using paired t-
test in SPSS 16. Meanwhile, Milk Density and Fat is analized descriptively in order to know
how TS value formed. Investigation result shows that there is a very significant difference
(P<0.01) between TS from Tawang Argo Farmer with SNI which shows berada
0.92757±0.37647 % higher. The bighest contribution of TS come from fat with 148±26%
above standard, while Milk Density contribute negatively as much as -0.0035±0.0008%. In
conclusion, TS milk from Tawang Argo Farmer met SNI.
PENDAHULUAN
Susu merupakan salah satu bahan 30% kebutuhan konsumsi susu domestik
pangan ternak serta bermanfaat bagi hingga saat ini. Bakri dan Saparinto (2015)
masyarakat, termasuk sebagai penyedia menjelaskan bahwa kebutuhan susu
berbagai macam nutrisi dan sumber domestik berdasarkan konsumsi susu per
kalsium bagi tubuh. Bahan pangan kapita Indonesia 3,4 juta ton/tahun. Lebih
kebutuhan paling dasar bagi manusia, lanjut, menurut Firman (2010) dunia kini
sehingga perannya sangat vital dihadapkan oleh krisis pangan dunia serta
(Dirhamsyah dkk, 2016). Sears et.al. terjadinya kesalahan dalam penanganan,
(2006) menjelaskan bahwa susu murni kesalahanan pemanenan, distribusi serta
berasal dari sapi dan memiliki kandungan pengolahan ditengarai menurunkan
lemak 3,25%-4% serta energi sebesar 24 ketersediaan susu dunia. Dirhamsyah dkk.
kalori untuk setiap ons susu. Definisi susu (2016) menjelaskan bahwa krisis pangan
sendiri merujuk pada ternak sapi perah ini juga terjadi di dalam negeri dimana
dengan alasan penghasil susu terbesar secara makro pengolahan bahan pangan
dunia berasal dari sapi perah dimana 80% lokal masih terkendala kemampuan
produksi susu dunia dihasilkan oleh sapi mengolahnyadan secara mikro dihadapkan
perah (Murti, 2014). Lebih lanjut, pada proporsi penduduk yang tidak
Susilorini dan Sawitri (2006) menjelaskan seimbang dengan kebutuhan pangan akibat
bahwa susu murni tersebut masih belum bencana alam, dan kemiskinan.
diolah maupun dimanipulasi Terkait dengan kualitas susu, Total
komponennya. solid (TS) merupakan penentu susu
Susu sapi di Indonesia umumnya diterima dan ataukah tidak serta penentu
berasal dari Peranakan Friesian Holstein harga susu. Marwah dkk. (2010)
(PFH) yang merupakan sapi Friesian mendefinisikan bahwa TS merupakan
Holstein (FH) dengan sapi lokal (Zainudin komponen susu yang terdiri dari solid non
dkk., 2014). Lebih lanjut Zainudin dkk. fat dan kadar lemak sehingga kandungan
(2014) menjelaskan bahwa Sapi PFH TS tergantung dari komponen tersebut.
mewarisi sifat bobot badan sedang dan Berdasarkan hal ini TS susu yang bagus
adaptif dengan lingkungan tropis. akan berimbas pada harga susu yang baik
Masalah kemudian timbul ketika untuk peternak. Utami dkk. (2014)
produktivitas susu yang dihasilkan sapi menjelaskan bahwa TS dengan kadar
perah domestik relatif rendah, kurang dari 11% akan ditolak koperasi, TS
diindikasikan termasuk pada kuantitas dengan rentang 11% hingga 11,2% akan
maupun kualitasnya. Susilorini dkk. diberi peringatan sementara di atas 11, 2%
(2008) menjelaskan bahwa produksi sapi akan mendapatkan bonus. Hal ini
perah domestik yaitu 3.660 liter/laktasi didasarkan dari Standar Nasional
yaitu setengah dari produksi sapi FH asli Indonesia dimana aturan TS tidak
belanda yang mencapai 6.350 liter/laktasi. langsung disebutkan melainkan secara
Basri dkk. (2008) melaporkan bahwa implisit terlihat pada standar minimum
Peternak Sapi Perah di Selupu Rejang, Berat Jenis (BJ) 1,027 g/ml dan Lemak 3%
Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu yang atau setara dengan TS 10,815% (BSN,
memiliki produksi rata-rata yang 2011). Standar nasional ini masih terhitung
cenderung rendah yaitu 10 liter/ekor/hari dibawah standar susu yang diterapkan
dihadapkan dalam beberapa kesulitan yaitu organisasi Food and Agriculture
distribusi rantai pemasaran, perbaikan Organization (FAO) dimana BJ susu
pakan, penyerapan pasar. Firman (2010) standar antara 1,028 g/ml hingga 1,033
menjelaskan bahwa 90% kebutuhan susu g/ml sementara kadar lemak 3%. TS
dalam negeri dihasilkan oleh peternakan merupakan penentu harga susu, tetapi
rakyat dimana hanya mampu menyumbang masih belum ada informasi lebih lanjut TS
susu peternak Tawang Argo telah Nurdin (2007), Adhani dkk. (2012), dan
memenuhi standar ataukah belum. Oleh Wanniatie dkk. (2015). TS yang diperoleh
karena itu, tujuan dari studi ini yaitu untuk dibandingkan dan dianalisis secara terpisah
mengetahui apakah TS susu peternak menggunakan uji test berpasangan melaluli
Tawang Argo telah memenuhi standar SPSS 16. Sementara itu, BJ dan kadar
SNI. Minimnya informasi kondisi kualitas lemak akan dianalisis secara deskriptif
susu khususnya TS perlu diinvestigasi untuk menjelaskan bagaimana TS bisa
mengingat komponen tersebut merupakan diperoleh.
penentu harga susu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
MATERI DAN METODE Total Solid merupakan salah satu
Studi kasus dilakukan pada 70 faktor penentu pendapatan peternak dari
responden di Desa Tawang Argo pada susu yang diperoleh selain dari volume
Februari 2017. Materi yang digunakan susu (Yeamkong et.al., 2010, Hartono,
yaitu Susu Segar Sapi Perah Peranakan 2011 dan Firman, 2010). Lebih lanjut, TS
Friesian Holstein. Variabel yang dicatat yang diperoleh nilainya dipengaruhi oleh
yaitu Berat Jenis (BJ) dan Kadar Lemak musim, lokasi tempat peternakan, dan
kemudian digunakan Rumus Fleishcman faktor intern dari peternakan sapi perah
untuk mendapatkan TS sebagaimana (Yeamkong et.al., 2010).
Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui atas TS standar SNI. Dengan kata lain susu
bahwa terdapat perbedaan yang sangat peternak Desa Tawang Argo memenuhi
nyata (P<0,01) yaitu pada nilai Sig. (2- standar. Hal ini selaras dengan investigasi
tailed) antara TS Susu Peternak dengan TS Martindah dkk (2014) dimana TS susu
standar SNI. Lebih lanjut, TS Susu peternak di Lembang dan Tandangsari
Peternak berada 0,92757±0.37647 % di 11,06% dan 12,26%.