Anda di halaman 1dari 21

BADAN PANGAN NASIONAL (NATIONAL FOOD AGENCY )

Gedung E Jalan Harsono RM Nomor 3 Ragunan, Pasar Minggu Jakarta 12550


Telepon (021) 7804476, 7807377, 7802619, 7804367 Faksimili (021) 7802619;
Website: http://badanpangan.go.id/ ; Email: nfa_official@badanpangan.go.id

SURAT PENUGASAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Rus Kurniawati, SP,MSi.M
NIP : 197306091998032002
Pangkat/golongan ruang/TMT : Pembina /IVA/ 1 April 2014
Jabatan : Subkoordinator Data dan Informasi
Unit Kerja : Subkelompok Data dan Informasi
Sekretariat Badan Ketahanan Pangan,
Kementerian Pertanian
Dengan ini memberikan tugas kepada
Nama : Yanti Nurhayanti SSi, MSE
NIP : 198202012009122002
Pangkat/golongan ruang/TMT : Penata Tk I /IIId/1 Oktober 2020
Jabatan : Statistisi Ahli Muda
Unit Kerja : Subkelompok Data dan Informasi
Sekretariat Badan Ketahanan Pangan,
Kementerian Pertanian
Untuk melaksanakan kegiatan Analisis Data Statistik pada kegiatan lingkup Badan Pangan
Nasional.

Jakarta, Januari 2022


Pejabat Pemberi tugas
Subkoordinator Kelompok
Bagian data dan Informasi

Rus Kurniawati ,SP.MSi.M


NIP 197306091998032002

Badan Pangan Nasional


ANALISIS HARGA PANGAN TERHADAP KEBIJAKAN HARGA PANGAN
Yanti Nurhayanti SSi MSE1
Email : ynurhayanti@gmail.com

Abstrak
Tulisan ini bertujuan untuk membandingkan kondisi harga pangan strategis tingkat konsumen
periode tahum 2018-2021 terhadap kebijakan harga pangan yang telah ditetapkan pemerintah
melalui penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) dan Harga Acuan Penjualan (HAP) tingkat
konsumen. Dengan menggunakan data harga bulanan dan menggunakan metode analisis statistik
sederhana, menunjukan bahwa selama periode tahun 2018-2021 tidak terdapat harga suatu
komoditas pangan yang berada konsisten di bawah HET/HAP komoditas pangan. Rata-rata harga
pangan berada diatas HET/HAP atau berfluktuasi di sekitar HET/HAP. Dengan melihat situasi
tersebut evaluasi besaran HET/HAP yang ditetapkan perlu untuk dilakukan.

Kata Kunci : harga pangan, HET, HAP


I. LATAR BELAKANG
Stabilitas harga pangan produk pertanian merupakan bagian terpenting dari kebijakan pertanian di
negara-negara berkembang. Hal ini mengingat stabilitas harga pangan merupakan indicator dari
dinamika pasokan pangan dan akses pangan masyarakat. Berbagai kebijakan stabilitas harga
pangan telah dilakukan oleh negara-negara berkembang antara lain penetapan buffer stock,
penetapan harga batas atas atau bawah, buffer fund, pajak ekpor/impor dan subsidi (Ferto , 1995).
Di Indonesia kebijakan stabilitas harga pangan yang telah digunakan adalah penetapan kebijakan
harga melalui penetapan harga batas atas atau bawah. Diantaranya penetapan Harga Eceran
Tertinggi (HET) beras melalui Permendag Nomor 57/M-DAG/PER/8/2017 dan penetapan harga
acuan pembelian di tingkat petani dan penetapan harga acuan penjualan di tingkat konsumen
melalui Permendag Nomor 7 Tahun 2020.
Pertimbangan pemerintah dalam menetapkan Permendag Nomor 57/M-DAG/PER/8/2017 adalah
untuk menjaga stabilitas, kepastian harga beras, serta keterjangkauan harga beras di konsumen.
HET beras yang ditetapkan berdasarkan jenis beras (premium dan medium) dan wilayah penjualan.
Dimana penetapan harga HET Beras dimaksud sebagaimana dalam tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Penetapan HET Beras


No Wilayah HET Beras Medium (Rp/Kg) HET Beras Premium (Rp/Kg)
1 Jawa, Lampung dan Rp 9.450/kg Rp 12.800/kg
Sumatera Selatan
2 Sumtera (kecuali Rp 9.950/kg Rp 13.300/kg
Lampung dan Sumsel)
3 Bali dan NTB Rp 9.450/kg Rp 12.800/kg
4 NTT Rp 9.950/kg Rp 13.300/kg
5 Sulawesi Rp 9.450/kg Rp 12.800/kg
6 Kalimantan Rp 9.950/kg Rp 13.300/kg
7 Maluku Rp 10.250/kg Rp 13.600/kg
8 Papua Rp 10.250/kg Rp 13.600/kg
Sumber: Permendag Nomor 57/M-DAG/PER/8/2017

1
Statistisi Ahli Muda Badan Ketahanan Pangan
Sementara itu untuk Permendag Nomor 7 Tahun 2020, harga acuan yang ditetapkan pemerintah
mencakup 8 komoditas antara lain jagung, kedelai, gula, minyak goreng, bawang merah, daging
sapi, daging ayam ras, dan telur ayam ras baik di tingkat petani maupun di tingkat konsumen.
Harapan dari Permendag ini adalah pelaku usahan distribusi barang kebutuhan pokok dalam
melakukan pembelian dan penjualan komoditas tersebut mengacu pada HAP yang telah ditetapkan
ini. Penetapan harga HAP dimaksud sebagaimana dalam tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Harga Acuan Pembelian tingkat Petani dan Harga Acuan Penjualan Di Tingkat Konsumen
HAP
No Komoditi HAP tingkat Konsumen
tingkat Petani
Jagung
- Kadar Air 15% 3.150 4.500*
- Kadar Air 20% 3.050
1
- Kadar Air 25% 2.850
- Kadar Air 30% - 2.750
- Kadar Air 35% 2.500
Kedelai
2 -Lokal 8.500 9.200**
- Impor 6.550 6.800**
3 Gula 9.100 12.500
Minyak Goreng
4
- Kemasan Sederhana - 11000/Liter
Bawang Merah
- Konde Basah 15000 -
5
- Konde Askip 18300 -
- Rogol Askip 22500 32.000
a. Daging beku (daging beku kerbau dan daging sapi
paha depan beku) - 80.000
b. Daging Sapi Segar
6 1) Paha Depan - 80.000
2) Paha Belakang (penutup, - 105.000
3) Sandung Lamur - 80.000
4) Tetelan - 50.000
a. DagingAyamRas 19.000***** 35.000
21.000******
7
b. BibitDay Old Chick Ayam Ras Pedaging (Broller) 5.000/ekor***
6.000/ekor****
a. TelurAyamRas 19.000***** 24.000
21.000******
8 8.000/ekor***
b. BibitDay Old Chick Ayam Petelur (Layer)
10.000/ekor****
c. Bibit Pullet/AyamRemaja (20 minggu) - 90.000/ekor*
Sumber: Permendag Nomor 7 Tahun 2020

*)Harga penjualan kepengguna (sebagai pakan ternak di industripakanternakdan/ ataupetemak).


**)Harga penjualan ke pengguna (pengrajin tahu/tempe).
***)Harga batas bawahpenjualan ke pengguna (peternak).
****)Harga batas atas penjualan ke pengguna (peternak).
*****)Harga batas bawah pembelian dipeternak (Final Stock).
******)Harga batas atas pembelian dipeternak (Final Stock).
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui dampak kebijakan harga HET dan HAP
terhadap stabilitas harga pangan di Indonesia. Salah satunya yang dilakukan oleh Nyak Ilham&
dkk (2006) untuk menganalisis efektivitas kebijakan harga pangan yang dilakukan pemerintah
terhadap ketahanan pangan nasional. Dengan mengunakan model Error Correction Model (ECM),
kebijakan harga pangan akan efektif apabila didukung oleh kebijakan lain antara lain kebijakan
penyediaan infrastruktur, peningkatan pendapatan masyarakat, dan membenahi kebocoran-
kebocoran dana yang berkaitan dengan program pangan. Dengan kata lain secara langsung tidak
ada bukti bahwa kebijakan harga pangan efektif terhadap ketahanan pangan nasional.
Sementara itu Yati Nuryati &dkk (2018), melakukan penelitian dampak HAP Gula terhadap
stabilitas harga gula. Hasilnya menunjukan bahwa HAP gula cukup efektif dalam menjaga
stabilitas harga gula. Namun demikian pada hasil penelitiannya direkomendasikan bahwa besaran
HAP yang ditetapkan untuk dievaluasi secara berkala. Pemerintah dapat mempertahankan harga
HAP Gula Rp 12.500/kg dengan tetap menerapkan kebijakan lainnya seperti penerapan PPN gula
petani, pengawasan pasar gula dan satgas pangan.
Preciosa, Sariyoga, & Sari, (2019), menganalisis volatilitas dan dampak penentuan harga referensi
terhadap tingkat pembelian petani dan penjualan konsumen pada cabai merah keriting dan cabai
merah besar. Hasilnya menunjukan bahwa volatilitas harga dari cabai merah keriting lebih
dipengaruhi oleh volatilitas satu periode sebelumnya dan varian satu periode sebelumnya.
Penerapan kebijakan penentuan harga referensi untuk pembelian petani dan harga referensi untuk
penjualan terhadap konsumen menyebabkan volatilitas harga dari cabai merah keriting dan cabai
merah besar menjadi lebih konstan sampai akhir periode analisis.
Apabila dilihat dari dinamika harga pangan saat ini, dengan adanya penetapan kebijakan harga
pangan apakah berpengaruh pada stabilitas harga pangan periode tahun 2018-2021. Untuk itu
penulis akan mengkaji kebijakan harga pangan yang telah ditetapkan pemerintah melalui HAP dan
HET terhadap kondisi harg apangan di Indonesia. Tujuan kajian ini untuk melihat gambaran
disparitas harga pangan yang terjadi di lapangan dengan harga acuan yang telah ditetapkan
pemerintah.

2.1. Pendekatan Metode Analisis


Pendekatan metode analisis yang dilakukan dalam kajian ini menggunakan analisis statistika
deskriptif dan peta tematik. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran
mengenai distribusi dan perilaku data harga pangan dengan melihat nilai minimum, nilai maximum,
rata – rata (mean), dan standar deviasi dari masing-masing variabel. Sementara itu metode untuk
mengetahui tingkat fluktuasi harga pangan digunakan perhitungan koefesien variasi (CV) untuk
setiap komoditas pangan.
Selanjutnya data harga pangan disajikan dalam bentuk peta tematik. Peta tematik yang disajikan
adala persentase selisih harga antara harga yang sebenarnya dengan besaran HET dan HAP.
Pewarnaan kriteria pada peta tematik untuk setiap komoditas berbeda beda mengikuti indikator
stabilisasi harga pangan yang digunakan Badan Pangan Nasional dalam melaksanakan intervensi
stabilisasi harga pangan (Badan Pangan Nasional, 2022). Indikator stabilisasi harga pangan
sebagai berikut :
Tabel 3. Indikator Stabilisasi Harga Pangan

Stabilitas Harga Pangan


HET/HAP
No Komoditas Segera Keterangan
Waspada (Rp/Kg)
Aman (Hijau) Diintervensi
(Kuning )
(Merah)
Sumsel. Lampung , Jawa,
1 Beras Premium <= Harga HET max 5% dari HET > 5% dari HET 12.800 Sulawesi dan NTB
Sumatera (Kecuali
Lampung, Sumsel ) , NTT
13.300 dan Kalimantan
13.600 Maluku dan Papua
Sumsel. Lampung , Jawa,
2 Beras Medium <= 5% HET 5-20% >=20% 9.450 Sulawesi dan NTB
Sumatera (Kecuali
Lampung, Sumsel ) , NTT
9.950 dan Kalimantan
10.250 Maluku dan Papua
3 Bawang Merah <=10% 10-25% >25% 32.000 Rogol Asip
4 Bawang Puth <=10% 10-25% >25% 32.000 Bonggol
5 Cabai Merah Keriting <=20% 20-50% >50% 32.000
6 Cabai Rawit <=20% 20-50% >50% 32.000
7 Daging Sapi <=10% 10-25% >25% 105.000
8 Daging ayam Ras <=10% 10-25% >25% 35.000
9 Gula Pasir <=5% 5-15% >15% 12.500
10 Telur ayam ras <=10% 10-25% >25% 24.000
Sumber : Petunjuk Teknis Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan

2.2. Data dan Sumber Data


Data-data yang digunakan dalam analisis ini berasal dari desk study hasil literatur review dan data
sekunder harga pangan bulanan yang dikumpulkan oleh Badan Ketahanan Pangan, melalui
Aplikasi Panel Harga Pangan selama periode tahun 2018-2020. Data-data tersebut kemudian
dikelompokkan, diolah dan disajikan dalam berupa gambar, grafik, dan tabulasi. Adapun cakupan
komoditas pangan yang akan dikaji antara lain harga beras medium, bawang merah, bawang putih,
cabai merah keriting, cabai rawit, daging sapi murni, daging ayam ras, telur ayam, gula pasir untuk
34 provinsi di Indonesia.

III. PEMBAHASAN
3.1. Dinamika Pergerakan Harga Pangan
Beras Medium
Pergerakan harga beras medium secara umum untuk periode tahun 2018-2021 cenderung
mengalami penurunan dengan tingkat fluktuasi2 relatif kecil antara 0,5-0,8 untuk setiap tahunnya.
Rata-rata harga beras medium secara nasional pada tahun 2018 adalah Rp11.090/kg dan harga
tahun 2021 Rp10.976/Kg. Dibandingkan dengan HET Beras medium, rata-rata harga beras
medium nasional selama periode tahun 2018-2021 selalu berada diatas HET antara 12,9%- 14,79%.

2
Tingkat fluktuasi dihitung dari koefesien variasi
Sumber : BKP(diolah penulis)
Grafik 1. Pergerakan harga beras medium periode Tahun 2018-2021

Begitu juga apabila dicermati per wilayah, selama periode tahun 2018-2021 harga beras medium
umumnya berada di area waspada atau berada diatas harga HET antara 5-20%. Berdasarkan
pengelompokan indikator stabilisasi harga beras medium, pada tahun 2018 dan 2019, dari 34
provinsi 4 provinsi berada pada level aman. Sedangkan pada tahun 2020, dari 34 provinsi 3
provinsi berada pada level aman dan tahun 2021 naik menjadi 8 provinsi yang berada pada level
aman.

Sumber : BKP(diolah penulis)


Grafik 2. Jumlah Provinsi Berdasarkan Indikator Stabilisasi Harga Beras Medium

Sementara itu pada periode tahun 2018-2021, jumlah provinsi yang berada pada level intervensi
stabilitas harga pangan >20%, berkisar antara 9-11provinsi. Dimana pada tahun 2018, dari 34
provinsi, 9 provinsi pada level intervensi stabilitas harga pangan sedangkan tahun 2019, 10
provinsi pada level intervensi stabilitas harga pangan. Pada tahun 2020, dari 34 provinsi, 10
provinsi pada level intervensi stabilitas harga pangan dan tahun 2021 sebanyak 9 provinsi. Berikut
peta tematik kondisi harga beras medium Tahun 2021 terhadap HET Beras Medium.
Kriteria Daerah3
>20% dari harga HET
Diantara 5-20% dari harga HET
< 5% dari harga HET

Sumber : BKP(diolah penulis)


Grafik 3. Kondisi Harga Beras Medium Terhadap HET Beras Medium Periode Tahun 2021

Bawang Merah
Pergerakan harga bawang merah secara umum untuk periode tahun 2018-2021cenderung
mengalami fluktuasi4 antara 6,9%-18,4% untuk setiap tahunnya. Dimana tingkat fluktuasi harga
bawang merah pada tahun 2021 lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 6,9%
dan tahun 2020 tingkat fluktuasi paling tinggi mencapai 18,4%. Namun rata-rata harga bawang
merah secara nasional pada tahun 2020 Rp38.691/kg lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2021
Rp31.411/kg. Dibandingkan dengan HAP Bawang Merah, rata-rata harga bawang merah nasional
selama periode tahun 2018-2021, tahun 2018 dan 2021 berada di bawah HAP sedangkan tahun
2019 dan 2020 berada di atas HAP bawang merah.
Begitu juga apabila dicermati per wilayah, selama periode tahun 2018-2021 harga bawang merah
umumnya berada di area aman atau berada pada kelompok harga HAP <10%. Namun berdasarkan
pengelompokan indikator stabilisasi harga bawang merah, pada tahun 2020 merupakan periode
yang terbanyak jumlah provinsi yang masuk ke kedalam kategori tidak aman atau dengan kata lain
berada pada area intervensi stabilsasi harga pangan.

3 Dihitung berdasarkan perbandingan rata-rata harga di lapanganan terhadap HET Beras Medium untuk Sumsel , Lampung ,
Jawa, Bali NTB dan Sulawesi Rp 9.450/Kg, HET untuk wilayah Sumatera (kecuali Sumsel dan Lampung), NTT dan Kalimantan Rp
9.950/kg dan Maluku dan Papua Rp10.250/kg
4
Tingkat fluktuasi dihitung dari koefesien variasi
Sumber : BKP(diolah penulis)
Grafik.4. Pergerakan Harga Bawang Merah periode Tahun 2018-2021

35 Aman Waspada Intervensi


30
30 28
26
Jumlah provinsi

25

20

15 13
11 10
10
3 4 4 3 3
5
1
0
1 2 3 4
Tahun

Sumber : BKP(diolah penulis)


Grafik.5. Jumlah Provinsi Berdasarkan Indikator Stabilisasi Harga Bawang Merah
2018-2021

Pada periode tahun 2018-2021, jumlah provinsi yang berada pada level intervensi stabilitas harga
pangan >25%, berkisar antara 3-13 provinsi. Dimana pada tahun 2018, dari 34 provinsi, 3 provinsi
pada level intervensi stabilitas harga pangan sedangkan tahun 2019, 4 provinsi pada level
intervensi stabilitas harga pangan. Pada tahun 2020, dari 34 provinsi, 13 provinsi pada level
intervensi stabilitas harga pangan dan tahun 2021 sebanyak 3 provinsi. Berikut peta tematik
kondisi harga bawang merah Tahun 2021 terhadap HAP Bawang merah. Berikut peta tematik
kondisi harga Bawang merah Tahun 2021 terhadap HAP Bawang merah.
Kriteria Daerah5
>25% dari harga HET
Diantara 10-25% dari harga HET
< 10% dari harga HET

Sumber : BKP(diolah penulis)


Grafik 6. Kondisi Harga Bawang Merah Terhadap HAP Bawang Merah Periode Tahun 2021

Bawang Putih
Pergerakan harga bawang putih secara umum untuk periode tahun 2018-2021cenderung
mengalami fluktuasi6 antara 2,9%-27,4% untuk setiap tahunnya. Dimana tingkat fluktuasi harga
bawang putih pada tahun 2021 lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 2,9%
dan tahun 2020 tingkat fluktuasi paling tinggi mencapai 27,4%. Begitu juga rata-rata harga bawang
putih secara nasional pada tahun 2021 Rp29.215/kg lebih rendah dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Dibandingkan dengan HAP Bawang Putih, rata-rata harga bawang putih nasional
selama periode tahun 2018-2021, tahun 2018, 2020 dan 2021 berada di bawah HAP sedangkan
tahun 2019 berada di atas HAP bawang putih.
Begitu juga apabila dicermati per wilayah, selama periode tahun 2018-2021 harga bawang putih
umumnya berada di area aman atau berada pada kelompok harga HAP <10%. Namun berdasarkan
pengelompokan indikator stabilisasi harga bawang putih, periode tahun 2020 merupakan periode
yang terbanyak jumlah provinsi yang masuk ke kedalam kategori tidak aman atau dengan kata lain
berada pada area intervensi stabilsasi harga pangan.

5 Dihitung berdasarkan perbandingan rata-rata harga di lapanganan terhadap HAP Bawang Merah Rp32.000/kg
6
Tingkat fluktuasi dihitung dari koefesien variasi
Sumber : BKP(diolah penulis)
Grafik.7.Pergerakan Harga Bawang Putih Periode Periode Tahun 2018-2021

Sumber : BKP(diolah penulis)


Grafik 8. Jumlah Provinsi Berdasarkan Indikator Stabilisasi Harga Bawang Putih

Pada periode tahun 2018-2021, jumlah provinsi yang berada pada level intervensi stabilitas harga
pangan >25%, berkisar antara 3-5 provinsi. Dimana pada tahun 2018, dari 34 provinsi, 3 provinsi
pada level intervensi stabilitas harga pangan sedangkan tahun 2019, 5 provinsi pada level
intervensi stabilitas harga pangan. Pada tahun 2020, dari 34 provinsi, 3 provinsi pada level
intervensi stabilitas harga pangan dan tahun 2021 sebanyak 2 provinsi. Berikut peta tematik
kondisi harga bawang putih Tahun 2021 terhadap HAP Bawang putih. Berikut peta tematik kondisi
harga bawang putih Tahun 2021 terhadap HAP bawang putih.
Kriteria Daerah7
>25% dari harga HET
Diantara 10-25% dari harga HET
< 10% dari harga HET
Sumber : BKP(diolah penulis)
Grafik 9. Kondisi Harga Bawang Putih Terhadap HAP Bawang Putih Periode Tahun 2021

Cabai Merah Keriting


Pergerakan harga cabai merah keriting secara umum untuk periode tahun 2018-2021cenderung
mengalami fluktuasi8 antara 9,4%-27,9% untuk setiap tahunnya. Dimana tingkat fluktuasi harga
cabai merah keriting tertinggi pada tahun 2019 dan terendah pada tahun 2018. Begitu juga rata-
rata harga cabai merah keriting tertinggi pada tahun 2019 Rp42.064/kg dan terendah pada tahun
2021 Rp36.553/kg. Dibandingkan dengan HAP Cabai merah keriting, rata-rata harga cabai merah
keriting pada tahun 2018-2021 umumnya berada di atas HAP.

Sumber : Penulis (Diolah)


Grafik.10. Pergerakan Harga Cabai Merah Keriting Periode Tahun 2018-2021

7 Dihitung berdasarkan perbandingan rata-rata harga di lapanganan terhadap HAP Bawang Putih Rp32.000/kg
8
Tingkat fluktuasi dihitung dari koefesien variasi
Begitu juga apabila dicermati per wilayah berdasarkan kriteria intervensi stabilisasi harga pangan,
selama periode tahun 2018-2021 harga cabai merah keriting umumnya berada di area yang
bervariasi untuk setiap tahunnya. Pada tahun 2018, secara umum berada pada kriteria aman, tahun
2019 secara umum berada pada kriteria intervensi stabilisasi harga pangan, tahun 2020 secara
umum berada di kriteria aman dan tahun 2021 secara umum berada di kriteria intervensi stabilitas
harga pangan.

19 19
20 17
18 15
Jumlah provinsi

16
14 11
12 10
10 7 8 7 7 8 8
8
6
4
2
0
1 2 3 4
Tahun

Aman Waspada Intervensi

Sumber : BKP(diolah penulis)


Grafik 11. Jumlah Provinsi Berdasarkan Indikator Stabilisasi Harga Cabai Merah Keriting

Berikut peta tematik kondisi harga cabai merah keriting Tahun 2021 terhadap HAP harga cabai
merah keriting.

Kriteria Daerah9
>50% dari harga HET
Diantara 20-50% dari harga HET

9 Dihitung berdasarkan perbandingan rata-rata harga di lapanganan terhadap HAP Cabai Merah Keriting Rp32.000/kg
< 20% dari harga HET
Sumber : BKP(diolah penulis)
Grafik 11. Kondisi Harga Cabai Merah Keriting Terhadap HAP Cabai Merah Keriting Periode
Tahun 2021

Cabai Rawit
Pergerakan harga cabai rawit merah secara umum untuk periode tahun 2018-2021cenderung
mengalami fluktuasi10 antara 12,7%-27,2% untuk setiap tahunnya. Dimana tingkat fluktuasi harga
cabai rawit merah tertinggi pada tahun 2019 dan terendah pada tahun 2018. Begitu juga rata-rata
harga cabai merah keriting tertinggi pada tahun 2019 Rp42.064/kg dan terendah pada tahun 2021
Rp36.553/kg. Dibandingkan dengan HAP Cabai merah keriting, rata-rata harga cabai merah
keriting pada tahun 2018-2021 umumnya berada di atas HAP.

Sumber : Penulis (Diolah)


Grafik.12. Pergerakan Harga Cabai Rawit periode Tahun 2018-2021

Begitu juga apabila dicermati per wilayah, berdasarkan kriteria intervensi stabilisasi harga pangan,
selama periode tahun 2018-2021 harga cabai rawit umumnya berada di area intervensi stabilitas
harga pangan untuk setiap tahunnya. Dengan rincian antaranya pada tahun 2018, dari 34 provinsi,
16 provinsi berada di area intervensi stabilitas harga pangan, tahun 2019 21 provinsi berada di area
intervensi stabilitas harga pangan, tahun 2020 13 provinsi berada di area intervensi stabilitas harga
pangan dan tahun 2021 32 provinsi berada di area intervensi stabilitas harga pangan.

10
Tingkat fluktuasi dihitung dari koefesien variasi
Sumber : BKP(diolah penulis)
Grafik 13. Jumlah Provinsi Berdasarkan Indikator Stabilisasi Harga Cabai Rawit

Berikut peta tematik kondisi harga cabai rawit Tahun 2021 terhadap HAP harga cabai rawit.

Kriteria Daerah11
>50% dari harga HET
Diantara 20-50% dari harga HET
< 20% dari harga HET
Sumber : Penulis (Diolah)
Grafik 11. Kondisi Harga Cabai Rawit Terhadap HAP Cabai Rawit Periode Tahun 2021

Daging Sapi Murni


Pergerakan harga daging sapi murni secara umum untuk periode tahun 2018-2021cenderung
mengalami kenaikan dengan tingkat fluktuasi12 yang relatif kecil antara 0,4%-1,4% untuk setiap
tahunnya. Dimana tingkat fluktuasi harga daging sapi murni pada tahun 2019 merupakan tingkat

11 Dihitung berdasarkan perbandingan rata-rata harga di lapanganan terhadap HAP Cabai Rawit Rp32.000/kg
12
Tingkat fluktuasi dihitung dari koefesien variasi
fluktuasi terendah dan tahun 2021 dengan tingkat fluktuasi tertinggi. Begitu juga rata-rata harga
daging sapi tertinggi pada tahun 2020 Rp125.369/kg dan terendah pada tahun 2018 Rp118.637/kg.
Dibandingkan dengan HAP daging sapi murni, rata-rata harga daging sapi murni pada tahun 2018-
2021 umumnya berada di atas HAP.

133000.0
128000.0
123000.0
118000.0
113000.0
108000.0
103000.0
98000.0
93000.0
88000.0
Jan
Mar

Sep

Jan
Mar

Sep

Jan
Mar

Sep

Jan
Nov

Mar

Sep
Nov

Nov

Nov
Jul

Jul

Jul

Jul
Mei

Mei

Mei

Mei
2018 2019 2020 2021
Harga Daging Sapi HAP Daging Sapi

Sumber : Penulis (Diolah)


Grafik.12. Pergerakan Harga Daging Sapi Murni

Begitu juga apabila dicermati per wilayah, berdasarkan kriteria intervensi stabilisasi harga pangan,
selama periode tahun 2018-2021 harga daging sapi umumnya berada di area waspada untuk setiap
tahunnya. Dengan rincian antaranya pada tahun 2018, dari 34 provinsi, 14 provinsi berada di area
waspada, tahun 2019 19 provinsi berada di area waspada, tahun 2020 22 provinsi berada di area
waspada dan tahun 2021 22 provinsi berada di area waspada.

Sumber : BKP(diolah penulis)


Grafik 13. Jumlah Provinsi Berdasarkan Indikator Stabilisasi Harga Daging Sapi
Berikut peta tematik kondisi harga daging sapi Tahun 2021 terhadap HAP harga daging sapi.

Kriteria Daerah13
>25% dari harga HET
Diantara 25-10% dari harga HET
< 10% dari harga HET
Sumber : Penulis (Diolah)
Grafik 14. Kondisi Harga Daging Sapi Terhadap HAP Daging Sapi Periode Tahun 2021

Daging Ayam Ras


Pergerakan harga daging ayam ras secara umum untuk periode tahun 2018-2021cenderung
mengalami kenaikan dengan tingkat fluktuasi14 yang relatif kecil antara 2,8%-5,2% untuk setiap
tahunnya. Dimana tingkat fluktuasi harga daging ayam ras pada tahun 2019 merupakan tingkat
fluktuasi terendah dan tahun 2018 dengan tingkat fluktuasi tertinggi. Begitu juga rata-rata harga
daging ayam ras tertinggi pada tahun 2021 Rp36.031/kg dan terendah pada tahun 2020
Rp34.660/kg. Dibandingkan dengan HAP daging ayam ras, rata-rata harga daging ayam ras pada
tahun 2018-2021 umumnya berfluktuasi di atas HAP.

Sumber : Penulis (Diolah)


Grafik.15. Pergerakan Harga Daging Ayam Ras

13 Dihitung berdasarkan perbandingan rata-rata harga di lapanganan terhadap HAP Daging Ayam Sapi Rp105.000/kg
14
Tingkat fluktuasi dihitung dari koefesien variasi
Begitu juga apabila dicermati per wilayah, berdasarkan kriteria intervensi stabilisasi harga pangan,
selama periode tahun 2018-2021 harga daging ayam ras umumnya berada di area aman untuk
setiap tahunnya. Dengan rincian antaranya pada tahun 2018, dari 34 provinsi, 26 provinsi berada
di area waspada, tahun 2019 24 provinsi berada di area waspada, tahun 2020 26 provinsi berada
di area waspada dan tahun 2021 24 provinsi berada di area waspada.

Sumber : BKP(diolah penulis)


Grafik 16. Jumlah Provinsi Berdasarkan Indikator Stabilisasi Harga Daging Ayam

Berikut peta tematik kondisi harga daging ayam ras Tahun 2021 terhadap HAP harga daging ayam
ras.

Kriteria Daerah15
>20% dari harga HET
Diantara 20-10% dari harga HET
< 10% dari harga HET
Sumber : Penulis (Diolah)
Grafik 17. Kondisi Harga Daging Ayam Terhadap HAP Daging Ayam Periode Tahun 2021

15 Dihitung berdasarkan perbandingan rata-rata harga di lapanganan terhadap HAP Daging Ayam Ras Rp35.000/kg
Telur Ayam Ras
Pergerakan harga telur ayam ras secara umum untuk periode tahun 2018-2021cenderung
mengalami fluktuasi dengan tingkat fluktuasi16 yang relatif kecil antara 2,6%-4,0% untuk setiap
tahunnya. Dimana tingkat fluktuasi harga telur ayam ras pada tahun 2019 merupakan tingkat
fluktuasi terendah dan tahun 2018 dengan tingkat fluktuasi tertinggi. Begitu juga rata-rata harga
telur ayam ras tertinggi pada tahun 2021 Rp25.363/kg dan terendah pada tahun 2020 Rp25.779/kg.
Dibandingkan dengan HAP telur ayam ras, rata-rata harga telur Ayam Ras pada tahun 2018-2021
umumnya berada di atas HAP.

Sumber : Penulis (Diolah)


Grafik.18. Pergerakan Harga Daging Telur Ayam Ras

Begitu juga apabila dicermati per wilayah, berdasarkan kriteria intervensi stabilisasi harga pangan,
selama periode tahun 2018-2021 harga telur ayam ras umumnya berada di area aman untuk setiap
tahunnya. Dengan rincian antaranya pada tahun 2018, dari 34 provinsi, 27 provinsi berada di area
aman, tahun 2019 24 provinsi berada di area aman, tahun 2020 22 provinsi berada di area aman
dan tahun 2021 23 provinsi berada di area aman.

30 27
24 23
25 22
Jumlah provinsi

20
15 11
10 6 7 7
3 4
5 1 1
0
1 2 3 4
Tahun
Aman Waspada Intervensi

Sumber : BKP(diolah penulis)


Grafik 19. Jumlah Provinsi Berdasarkan Indikator Stabilisasi Harga

16
Tingkat fluktuasi dihitung dari koefesien variasi
Berikut peta tematik kondisi harga telur ayam ras Tahun 2021 terhadap HAP harga telur ayam ras.

Kriteria Daerah17
>20% dari harga HET
Diantara 10-20% dari harga HET
< 10% dari harga HET
Sumber : Penulis (Diolah)
Grafik 20. Kondisi Harga Telur Ayam Ras Terhadap HAP Telur Ayam Ras Periode Tahun 2021

Gula Pasir
Pergerakan harga gula pasir secara umum untuk periode tahun 2018-2021cenderung mengalami
fluktuasi dengan tingkat fluktuasi 18 antara 0,7%-11,8% untuk setiap tahunnya. Dimana tingkat
fluktuasi harga gula pasir pada tahun 2020 merupakan tingkat fluktuasi tertinggi dan tahun 2021
dengan tingkat fluktuasi terendah. Begitu juga rata-rata harga gula pasir tertinggi pada tahun 2021
Rp25.363/kg dan terendah pada tahun 2020 Rp25.779/kg. Dibandingkan dengan HAP Daging
telur ayam ras, rata-rata harga Daging Ayam Ras pada tahun 2018-2021 umumnya berada di atas
HAP.

20000.0
18000.0
16000.0
14000.0
12000.0
10000.0
8000.0
Jan

Jan
Mar

Sep
Nov

Mar

Sep
Nov
Jan
Mar

Sep

Jan
Nov

Mar

Sep
Nov
Jul

Jul

Jul

Jul
Mei

Mei

Mei

Mei

2018 2019 2020 2021


Harga Gula Pasir HET Gula Pasir

Sumber : Penulis (Diolah)


Grafik.21. Pergerakan Harga Gula Pasir

17 Dihitung berdasarkan perbandingan rata-rata harga di lapanganan terhadap HAP Telur Ayam Ras Rp24.000/kg
18
Tingkat fluktuasi dihitung dari koefesien variasi
Begitu juga apabila dicermati per wilayah, berdasarkan kriteria intervensi stabilisasi harga pangan,
selama periode tahun 2018-2021 harga telur ayam ras umumnya berada di area aman untuk setiap
tahunnya. Dengan rincian antaranya pada tahun 2018, dari 34 provinsi, 27 provinsi berada di area
aman, tahun 2019 24 provinsi berada di area aman, tahun 2020 22 provinsi berada di area aman
dan tahun 2021 23 provinsi berada di area aman.

30 27 26 25
Jumlah provinsi

23
25
20
15 11
8 8
10 6
5 1 0 1 0
0
1 2 3 4
Tahun
Aman Waspada Intervensi

Sumber : BKP(diolah penulis)


Grafik 22. Jumlah Provinsi Berdasarkan Indikator Stabilisasi Harga

Berikut peta tematik kondisi harga gula pasir Tahun 2021 terhadap HAP harga gula pasir.

Kriteria Daerah19
>20% dari harga HET
Diantara 10-20% dari harga HET
< 10% dari harga HET

Sumber : Penulis (Diolah)


Grafik 23. Kondisi Harga Gulas Pasir Terhadap HAP Gula Pasir Periode Tahun 2021

19 Dihitung berdasarkan perbandingan rata-rata harga di lapanganan terhadap HAP Gula Pasir Ras Rp24.000/kg
IV.KESIMPULAN
Pada periode tahun 2018-2021 terdapat beberapa harga pangan yang berada di atas HET/HAP dan
cenderung berfluktuasi sekitar HAP. Diantaranya rata-rata harga beras medium, cabai merah
keriting, cabai rawit, daging sapi, telur ayam ras, daging ayam ras berada di atas HET/HAP.
Sedangkan untuk komoditas bawang merah, bawang putih dan daging ayam cenderung
berfluktuasi. Dimana rata-rata harga bawang merah, tahun 2018 dan 2021 berada di bawah HAP
sedangkan tahun 2019 dan 2020 berada di atas HAP bawang merah. Rata-rata harga bawang putih
tahun 2018, 2020 dan 2021 berada di bawah HAP sedangkan tahun 2019 berada di atas HAP
bawang putih. Dari komoditas pangan yang dipantau tidak terdapat, harga pangan yang konsisten
berada di bawah HET/HAP.

V. DAFTAR PUSTAKA
Agustian , A., Perdana , R. P., & Rachman , B. (n.d.). Strategi Stabilisasi Harga pangan Pokok
Pada Era Pendemik Covid-19.
Badan Ketahanan Pangan . (2018). Buku Statistik Harga Pangan Pokok/Strategis Konsumen.
Jakarta: Kementerian Pertanian.
Badan Ketahanan Pangan . (2019). Buku Statistik Harga Pangan Pokok/Strategis Konsumen.
Jakarta : Kementerian Pertanian.
Badan Ketahanan Pangan . (2020). Buku Statistik Harga Pangan Pokok/Strategis Konsumen.
Jakarta : Kementerian Pertanian .
Badan Ketahanan Pangan. (2021). Buku Statistik Harga Pangan Pokok/Strategis Konsumen.
Jakarta: Kementerian Pertanian.
Ferto , I. (1995). Methods For Stabilizing Agricultural Prices in Developing Countries. Acta
Oeconomica, Vol 47, No 1/2 (1995), pp 155-169.
Gilbert , C. L., & Morgan, C. W. (2010). Food Price Volatility . Phil. Trans. R. Soc. B 365,
3023–3034.
Huchot , M., & Bourdon . (2011). Agriculture Commodity Price Volatility. In a. a. OECD Food.
Ilham , N., Siregar , H., & Priyarsono, D. S. (2006). Efektivitas Kebijakan HArga Pangan
Terhadap Ketahanan Pangan. Jurnal Agro Ekonomi, 157-177.
Lepetit, I. P., M'Barek, R., & Editors. (2011). Methods to Analyse Agriculture Commodity Price
Volatility. Spanyol : Springer.
Modelina, A. A., Roe, T. L., & Shaney, M. (2004). Measuring commodity price volatility and the
welfare consequences of eliminating volatility. Department of EconomicsThe College of
Wooster, Morgan Hall, Wooster, Ohio, 44691.
Nuryati, Y., Wicaksena, B., & Prabowo, D. W. (2019). Dampak Penerapan Harga Acuan
Pemerintah (HAP) Gula di Tingkat Eceran Terhadap Harga Gula Petani dan Satabilitas
Harga . Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan Vol.13 No 1, 137-162.
Preciosa, Y. N., Sariyoga, S., & Sari , R. M. (2019). Dampak Kebijakan Penetapan Harga Acuan
Terhadap Voaltilitas Harga Cabai Besar di Indonesia . Jurnal Agribisnis Terpadu, 59.

Anda mungkin juga menyukai