OLEH
MAHASISWA KEPERAWATAN POLTEKKES MALANG
oleh :
1. Arfiani Rachmawati
2. Sutriyo Handoko
3. Widia Prafesti
Mengetahui,
Pembimbing Klinik
Latar Belakang
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak
secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas
bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak.
Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang
sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri.
karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk
itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress
efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan
tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).
Tujuan Umum
Setelah mendapat terapi bermain selama 30 menit, anak diharapkan bisa
merasa tenang selama perawatan dirumah sakit dan tidak takut lagi terhadap
perawat sehingga anak bisa merasa nyaman selama dirawat di rumah sakit.
Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan terapi bermain diharapkan :
1. Anak mampu berlatih tentang problem solving
2. Anak merasa tenang selama dirawat
3. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat
4. Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat
5. Anak menjadi kooperatif pada perawat dan tindakan keperawatan
6. Kebutuhan bermain anak dapat terpenuhi
7. Dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal
8. Dapat mengekspresikan keinginan, perasaan dan fantasi anak tentang suatu
permainan
9. Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman bermain yang tepat
10. Agar anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit
11. Anak dapat merasakan suasana yang nyaman dan aman seperti dirumah
sebagai alat komunikasi antara perawat – klien
RENCANA PELAKSANAAN
No Kegiatan Waktu Subjek terapi
1 Persiapan : 5 menit Ruangan, alat, anak dan
1. Menyiapkan ruangan keluarga siap
2. Menyiapkan alat – alat
3. Menyiapkan anak dan
keluarga
2 Proses : 20 menit Menjawab salam,
1. Membuka proses terapi memperkenalkan diri,
dengan mengucapkan salam, memperhatikan
memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pada anak dan
keluarga tentang tujuan dan Bermain bersama dengan
manfaat bermain, menjelaskan antusias dan mengungkapkan
cara permainan perasaannya
3. Mengajak anak bermain
4. Mengevaluasi respon anak
dan keluarga
3 Penutup 5 menit Memperhatikan dan
1. Menutup dan mengucapkan menjawab salam
salam
Leade
r
A B C D E
fasilitator
Observer
Evaluasi
Peserta terapi bermain puzzle mampu :
1. Menyelesaikan puzzle dengan bentuk yang benar
2. Melatih memecahkan masalah
3. Membedakan warna dan bentuk
4. Merasa senang, tenang terkait hospitalisasi
MATERI SATUAN ACARA BERMAIN
A. PENGERTIAN BERMAIN
Menurut Foster (1989) mengatakan bahwa bermain adalah kegiatan yang
dilakukan sesuai dengan keinginan sendiri untuk memperoleh kesenangan.
B. KLASIFIKASI BERMAIN
Menurut isinya, bermain terbagi menjadi;
1. Social affective play
Pada social affectif play, anak belajar memberi respon terhadap respon yang
diberikan lingkungan terhadapnya dalam bentuk permainan, misalnya orang
tua berbicara atau memanjakan dan anak tertawa senang.
2. Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya misalny
bermain air atau pasir.
3. Skill Play
Permainan yang memberikan kesempatan pada anak untuk memperoleh
keterampilan tertentu misalnya mengendarai sepeda..
4. Dramatic play
Anak akan berfantasi menjalankan peran tertentu, misalnya menjadi ibu,
perawat atau guru.
C. FUNGSI BERMAIN
1. Perkembangan Sensory Mototic
Permainan yang aktif dengan menggunakan suatu obyek adalah penting untuk
perkembangan otot-otot gerak.
2. Perkembangan Kognitif
Perkembangan ini diperoleh dengan melakukan eksplorasi dan manipulasi
benda-benda di sekitarnya baik dalam hal warna bentuk, ukuran dan
pentingnya benda tersebut. Anak juga belajar bagaimana menggunakannya,
menghubungkan kata-kata dengan objek atau benda tersebut dan
mengembangkan pengertian tentang konsep yang abstrak misalnya atas,
bawah, di bawah dan di atas.
3. Perkembangan kreativitas
Anak dapat melakukan percobaan tentang ide mereka dalam permainan melalui
semua media. Kreativitas terutama diperoleh sebagai hasil permainan solitary
dan group.
4. Perkembangan social
Dengan bermain anak belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari
peran dalam kelompok.
5. Perkembangan Kesadaran Diri
Anak belajar memahami kemampuan dirinya, kelemahannya dan tingkah
lakunya terhadap orang lain
6. Perkembangan Moral
Dengan bermain, anak akan bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkan,
karenanya anak akan menyesuaikan dengan aturan-aturan kelompok dan
bersikap jujur terhadap kelompok
7. Terapi
Bermain memberikan kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan
yang tidak enak misalnya marah, benci, kesal atau takut.
8. Komunikasi
Bermain merupakan alat komunikasi terutama anak yang belum dapat
menyatakan perasaannya secara verbal misalnya melukis, menggambar atau
bermain peran