Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA BERMAIN (SAB)

PUZZLE PADA ANAK USIA PRESCHOOL

OLEH
MAHASISWA KEPERAWATAN POLTEKKES MALANG

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM (PKRS)


RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
OKTOBER 2015
SATUAN ACARA BERMAIN
PUZZLE PADA ANAK USIA PRESCHOOL)

oleh :
1. Arfiani Rachmawati
2. Sutriyo Handoko
3. Widia Prafesti

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGAM STUDI D-IV KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2015
LEMBAR PENGESAHAN

Satuan Acara Bermain (SAB)


Puzzle Pada Anak Usia Preschool
telah disetujui dan disahkan pada :

Tanggal : Oktober 2015

Mengetahui,
Pembimbing Klinik

(Rossdiana, Amd. Kep.)


NIP.
SATUAN ACARA BERMAIN

Tema : Terapi bermain pada anak di rumah sakit


Pokok bahasan : Terapi bermain anak usia preschool
Sasaran : Anak usia preschool tahun yang idrawat di ruang 7
Hari/ Tanggal : Oktober 2015
Tempat : Ruang 7b RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
Alokasi waktu : 30 menit

Latar Belakang

       Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak

secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas

bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak.

Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang

sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri.

Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak

karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk

itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress

yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat

mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui

kesenangannya melakukan permainan. Tujuan bermain di rumah sakit pada

prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan

secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih

efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan

kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain

tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).
 Tujuan Umum
Setelah mendapat terapi bermain selama 30 menit, anak diharapkan bisa
merasa tenang selama perawatan dirumah sakit dan tidak takut lagi terhadap
perawat sehingga anak bisa merasa nyaman selama dirawat di rumah sakit.

 Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan terapi bermain diharapkan :
1. Anak mampu berlatih tentang problem solving
2. Anak merasa tenang selama dirawat
3. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat
4. Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat
5. Anak menjadi kooperatif pada perawat dan tindakan keperawatan
6. Kebutuhan bermain anak dapat terpenuhi
7. Dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal
8. Dapat mengekspresikan keinginan, perasaan dan fantasi anak tentang suatu
permainan
9. Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman bermain yang tepat
10. Agar anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit
11. Anak dapat merasakan suasana yang nyaman dan aman seperti dirumah
sebagai alat komunikasi antara perawat – klien
RENCANA PELAKSANAAN
No Kegiatan Waktu Subjek terapi
1 Persiapan : 5 menit Ruangan, alat, anak dan
1.      Menyiapkan ruangan keluarga siap
2.      Menyiapkan alat – alat
3.      Menyiapkan anak dan
keluarga
2 Proses : 20 menit Menjawab salam,
1.      Membuka proses terapi memperkenalkan diri,
dengan mengucapkan salam, memperhatikan
memperkenalkan diri
2.      Menjelaskan pada anak dan
keluarga tentang tujuan dan Bermain bersama dengan
manfaat bermain, menjelaskan antusias dan mengungkapkan
cara permainan perasaannya
3.      Mengajak anak bermain
4.      Mengevaluasi respon anak
dan keluarga
3 Penutup 5 menit Memperhatikan dan
1.      Menutup dan mengucapkan menjawab salam
salam

Metode : bermain bersama


Media : puzzle (bongkar pasang)
Materi : terlampir
Pembagian tugas :
Leader : Arfiani Rachmawati
Observer : Sutriyo Handoko
Fasilitator : Widia Prafesti
SETTING TEMPAT

Leade
r

A B C D E

fasilitator

Observer
 

 Evaluasi
Peserta terapi bermain puzzle mampu :
1. Menyelesaikan puzzle dengan bentuk yang benar
2. Melatih memecahkan masalah
3. Membedakan warna dan bentuk
4. Merasa senang, tenang terkait hospitalisasi
MATERI SATUAN ACARA BERMAIN

A. PENGERTIAN BERMAIN
Menurut Foster (1989) mengatakan bahwa bermain adalah kegiatan yang
dilakukan sesuai dengan keinginan sendiri untuk memperoleh kesenangan.
B. KLASIFIKASI BERMAIN
 Menurut isinya, bermain terbagi menjadi;
1. Social affective play
Pada social affectif play, anak belajar memberi respon terhadap respon yang
diberikan lingkungan terhadapnya dalam bentuk permainan, misalnya orang
tua berbicara atau memanjakan dan anak tertawa senang.
2. Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya misalny
bermain air atau pasir.
3. Skill Play
Permainan yang memberikan kesempatan pada anak untuk memperoleh
keterampilan tertentu misalnya mengendarai sepeda..
4. Dramatic play
Anak akan berfantasi menjalankan peran tertentu, misalnya menjadi ibu,
perawat atau guru.

 Menurut Karakter Sosial, bermain terdiri dari:


1. Solitary Play
Dilakukan anak usia toddler dimana anak bermain sendiri walaupun ada orang
lain yang berada di sekitarnya.
2. Parallel Play
Permainan sejenis dilakukan oleh satu kelompok anak toddler atau preschool
yang masing-masing mempunyai mainan yang sama tetapi antara satu dengan
yang lain tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung.
3. Assosiative Play
Anak bermain dalam kelompok dengan aktivitas yang sama, tetapi belum
terorganisasi dengan baik jadi belum ada pembagian tugas dan mereka bermain
sesuai dengan keinginannya.
4. Cooperative Paly
Anak bermain bersama dengan jenis permainan yang terorganisasi, terencana,
dan ada aturan-aturan tertentu yang dilakukan oleh anak usia sekolah atau
adolescence.

C. FUNGSI BERMAIN
1. Perkembangan Sensory Mototic
Permainan yang aktif dengan menggunakan suatu obyek adalah penting untuk
perkembangan otot-otot gerak.
2. Perkembangan Kognitif
Perkembangan ini diperoleh dengan melakukan eksplorasi dan manipulasi
benda-benda di sekitarnya baik dalam hal warna bentuk, ukuran dan
pentingnya benda tersebut. Anak juga belajar bagaimana menggunakannya,
menghubungkan kata-kata dengan objek atau benda tersebut dan
mengembangkan pengertian tentang konsep yang abstrak misalnya atas,
bawah, di bawah dan di atas.
3. Perkembangan kreativitas
Anak dapat melakukan percobaan tentang ide mereka dalam permainan melalui
semua media. Kreativitas terutama diperoleh sebagai hasil permainan solitary
dan group.
4. Perkembangan social
Dengan bermain anak belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari
peran dalam kelompok.
5. Perkembangan Kesadaran Diri
Anak belajar memahami kemampuan dirinya, kelemahannya dan tingkah
lakunya terhadap orang lain
6. Perkembangan Moral
Dengan bermain, anak akan bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkan,
karenanya anak akan menyesuaikan dengan aturan-aturan kelompok dan
bersikap jujur terhadap kelompok

7. Terapi
Bermain memberikan kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan
yang tidak enak misalnya marah, benci, kesal atau takut.
8. Komunikasi
Bermain merupakan alat komunikasi terutama anak yang belum dapat
menyatakan perasaannya secara verbal misalnya melukis, menggambar atau
bermain peran

D. KARAKTERISTIK BERMAIN SESUAI TAHAP


PERKEMBANGAN
Adapun jenis permainan yang dapat diberikan kepada anak berdasarkan
tingkat usia adalah sebagai berikut;
1.       Bayi (1 bulan)
Permainan yang dapat dilihat dalam jarak dekat misalnya dengan benda
yang terang/menyolok. Berbicara dengan bayi, menyanyi, atau bercanda dapat
merangsang pendengaran. Secara tactile dilakukan denagn memeluk dan
menggendong (memberi kehangatan). Secara kinetic permainan dapat
dilakukan dengan mengajak atau naik kereta untuk jalan-jalan.
2.       Bayi (2 – 3 bulan)
Permainan visual dapat dilakukan dengan memasang gambar-gambar di
dinding. Untuk merangsang auditori dapat dilakukan berbicara dengan bayi,
mainan bunyi-bunyian atau mengikutsertakan bayi dalam pertemuan keluarga.
Secara tactile permainan dapat dilakukan dengan membelai pada waktu
memandikan, mengganti pakaian atau menyisir rambut. Sedangkan secara
kinetic yaitu dengan mengajak naik kereta atau gerakan-gerakan berenang pada
saat mandi.
3.       Bayi (4 – 6 bulan)
Permainan visual dapat dilakukan dengan memberi cermin, mengajak
nonton tv, atau mainan yang berwarna terang. Permainan auditori dengan
mengajak bicara, mengulangi suara-suara yang dibuatnya atau memanggil
nama. Secara tactile anak bdiberi mainan dengan berbagai teksture baik
lembut maupun lancer. Secara kinetic dilakukan dengan membantu anak untuk
tengkurap dan menyokong waktu duduk.
4.       Bayi (6 – 9 bulan)
Permanan visual dengan bermain warna gelap, berbicara sendiri di depan
kaca, permainan cilukba atau merobek-robek kertas. Permainan auditori dapat
dilakukan dengan mengajari anak memanggil nama, diajarkan tepuk tangan.
Tactile permainan dapat dilakukan dengan cara meraba bermacam-macam
teksture dan ukuran, main air yang mengalir atau berenang.
5.       Bayi (9 – 12 bulan)
Permainan visual anak diperlihatkan gambar-gambar dalam buku atau
mengajak jalan-jalan. Permainan auditori dengan menunjukkan bagian-bagian
tubuh atau memperkenalkan suara-suara binatang. Secara tactile dengan
memberi makanan yang dapat dipegang atau memperkenalakan benda dingin
atau panas. Secara kinetic dapat diberikan mainan yang dapat ditarik atau
didorong.
6.       Toddler (2 – 3 tahun)
Karekteristik bermain anak usia ini yaitu paralel play, sering kali
bertengkar memperebutkan mainan. Pada usia ini anak mulai menyenangi
musik atau irama , melempar, mendorong atau mengambil sesuatu.
7.       Preschool (3 – 5 tahun )
Karekteristik permaiana preschool adalah assosiatif play, dramatic play
dan skill play. Anak sudah dapat melompat, berlari atau main sepeda.
8.       Usia Sekolah (6 – 12 tahun)
Anak dapat bermain dengan kelompok yang berjenis kelamin sama dan
dapat belajar untuk independent, kooperatif, bersaing atau menerima orang lain
dan tingkah laku yang diterima. Karekteristik permaianannya adalah kooperatif
play dan anak laki-laki sifatnya mechanical sedangkan anak wanita mothers
rool.
9.       Adolescent (3 – 18 tahun)
Anak bermain dalam kelompok misalnya sepak bola, basket, badminton,
mendengar musik, nonton tv serta membaca buku.
Daftar Pustaka

Yudiernawati, Atty. 2006. Peran Bermain Dalam Perkembangan Psikososial Anak.


Malang; Politeknik Kesehatan Malang
Erlita, dr. (2006). Pengaruh Permainan pada Perkembangan Anak. Terdapat pada :

http://info. balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 21 Desember 2009

Soetjiningsih. 2008. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai

  • Sap PKM Wagir Kanker Serviks
    Sap PKM Wagir Kanker Serviks
    Dokumen14 halaman
    Sap PKM Wagir Kanker Serviks
    sutriyo handoko
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan SLE
    Asuhan Keperawatan SLE
    Dokumen2 halaman
    Asuhan Keperawatan SLE
    sutriyo handoko
    Belum ada peringkat
  • Anak
    Anak
    Dokumen8 halaman
    Anak
    sutriyo handoko
    Belum ada peringkat
  • Sab r.7B
    Sab r.7B
    Dokumen13 halaman
    Sab r.7B
    sutriyo handoko
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    sutriyo handoko
    Belum ada peringkat
  • Daftar Rujukan
    Daftar Rujukan
    Dokumen1 halaman
    Daftar Rujukan
    sutriyo handoko
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen7 halaman
    Bab Ii
    sutriyo handoko
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    Nizzar Tettap Semangatt
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    sutriyo handoko
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    sutriyo handoko
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen7 halaman
    Bab Ii
    sutriyo handoko
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen7 halaman
    Bab Ii
    sutriyo handoko
    Belum ada peringkat
  • Bab 12345
    Bab 12345
    Dokumen17 halaman
    Bab 12345
    sutriyo handoko
    Belum ada peringkat