Anda di halaman 1dari 13

TEKNOBUGA Volume 5 No.

2 – Desember 2017

Model Pendampingan Lanjut Usia Berbasis Home Care dalam


Implementasi Pendidikan Vokasional

Tati, Nenden Rani Rinekasari, dan Yoyoh Jubaedah


Program Studi PKK FPTK UPI

Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan layanan kesejahteraan sosial bagi
lanjut usia di dalam kehidupan keluarga untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan
dalam kehidupan lanjut usia atau lansia. Penelitian ini bertujuan mengembangkan Model
Pendampingan Lanjut Usia Berbasis Home Care dalam Implementasi Pendidikan
Vokasional. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan Research and
Development, melalui tahapan: Studi Pendahuluan, Pengembangan Model dan Validasi
Model. Temuan dari penelitian ini, yaitu Model Pendampingan Lanjut Usia Berbasis Home
Care dalam Implementasi Pendidikan Vokasional dirancang dalam bentuk program
pendampingan berbasis Home Care bagi lansia tidak potensial, meliputi: aspek fisik, sosial,
mental dan spiritual. Aspek fisik: a) Penyelenggaraan makanan lansia, b) Pakaian lansia, c)
Kebersihan diri lansia, d) Mobilisasi lansia, e) Kebersihan kamar tidur lansia, dan f)
Kesehatan lansia. Aspek Sosial: a) Komunikasi sosial lansia, b) Keikutsertaan atau
partisipasi lansia dalam kegiatan masyarakat, dan c) Rekreasi lansia. Aspek Mental:
a) Kecerdasan intelektual, b) Kecerdasan emosional, serta c) Kecerdasan moral. Aspek
Spiritual: Bimbingan Keagamaan. Program pendampingan lanjut usia berbasis Home Care
dirancang terdiri dari komponen: tujuan, sasaran, bentuk pendampingan, dan pelaksana
program pendampingan; yang memiliki keunggulan pada peningkatan layanan sesuai
kebutuhan lansia untuk mencapai kesejahteraan keluarga.

Kata Kunci : Model; Pendampingan; Lanjut Usia; Home Care; Vokasional

PENDAHULUAN (2014), bahwa: Lansia potensial adalah


lansia yang masih mempunyai
Kesejahteraan dan kebahagiaan
kemampuan untuk memenuhi
merupakan dambaan setiap individu di
kebutuhannya sendiri, seperti dengan
dalam menjalani kehidupannya termasuk
bekerja dan biasanya tidak bergantung
lanjut usia yang dalam kehidupannya masih
pada kepada orang lain. Kondisinya
membutuhkan pelayanan kesejahteraan.
berbeda dengan lansia tidak potensial,
Pelayanan kesejahteraan bagi lanjut usia
karena lansia tidak potensial itu sudah
dapat dalam bentuk pendampingan yang
tidak memiliki kemampuan untuk
harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan
memenuhi kebutuhannya sendiri dan
fisik, sosial, mental dan spritual, karena
biasanya bergantung kepada orang lain.
lansia di Indonesia terdiri dari lansia
Kondisi lansia tidak potensial tersebut,
potensial dan lasia tidak potensial.
sering menghadapi berbagai masalah dalam
Sebagaimana disarikan dari Bagian
kehidupannya, sehingga membutuhkan
Peraturan Perundang- undangan Biro
pelayanan kesejahteraan sosial. Pelayanan
Hukum & Humas BPKP
yang dibutuhkan

1
lansia pada umumnya menginginkan adanya kesejahteraan sosialnya serta dapat
pendampingan yang dilakukan oleh membantu lansia tidak terlantar ataupun
keluarganya sendiri dalam kehidupan yang mampu dalam rangka memenuhi
keluarga, namun banyak lansia yang kebutuhan dan perawatan diri sendiri.
layanannya digantikan oleh pendamping Home care bagi lansia ini
lansia di lembaga sosial atau panti werdha. merupakan program yang dapat
Fenomena yang dihadapi saat ini di dikembangkan pada pembelajaran keilmuan
Indonesia belum mampu memenuhi dan keahlian pilihan program studi terutama
kebutuhan lansia di dalam pendampingan, pada Pelayanan Sosial. Mahasiswa perlu
sehingga perlu adanya kerjasama dengan diberikan pengalaman belajar secara teori
keluarga untuk memenuhi kebutuhan lansia dan praktik, terkait dengan pelayanan lansia
tersebut melalui Home care. dalam implementasi pendidikan vokasional.
Home care bagi lansia merupakan Pendidikan vokasional merupakan
pelayanan yang lengkap dan berguna serta penggabungan antara teori dan praktik
sangat mendukung pemerintah dalam secara seimbang dengan orientasi pada
pelayanan terhadap lansia yang belum kesiapan kerja lulusannya. Mahasiswa dapat
mendapat pelayanan kesejahteraan sosialnya dikondisikan pada saat praktik Penyuluhan
dari model pelayanan yang lain. Pelayanan Keluarga, praktik Pelayanan Lansia dan
ini diperuntukkan bagi lansia yang tidak Praktik Industri melalui kerja sama dengan
potensial (tidak mampu) dan potensial institusi pasangan tempat pelaksanaan
(mampu) yang berada di lingkungan Praktik Industri yang ada di Kota dan
keluarga maupun lansia yang telah hidup Kabupaten Bandung. Praktik Industri ini
sendiri. Pelayanan yang diberikan berupa merupakan peningkatan keterampilan dan
kegiatan pemberian bantuan pangan, wawasan industri yang dilaksanakan di
bantuan kebersihan, perawatan kesehatan, industri-industri yang sesuai dengan bidang
pendampingan, konseling, dan rujukan keahlian di bidang Pelayanan Sosial,
dengan melibatkan anggota keluarga dan diantaranya Panti Werdha.
masyarakat yang berada di sekitar tempat Dengan program yang dilaksanaan
tinggal lansia. Dirujuk dari Dinas Sosial tersebut, diharapkan dapat meningkatkan
(2007), bahwa: “Tujuan dari Home care capaian kompetensi lulusan sesuai dengan
adalah untuk membantu keluarga yang bidang keahlian yang telah dirumuskan
mempunyai lansia dalam rangka memenuhi dalam Kerangka Kualifikasi Nasional
kebutuhan dan perawatan lansia yang belum Indonesia atau KKNI sebagai pendidikan
terjangkau pelayanan vokasional. Pada KKNI tersebut progam
studi PKK
dalam implementasi pendidikan vokasional Penelitian dilakukan pada
diantaranya bertujuan untuk menghasilkan pendamping Lansia (Caregiver) yang
lulusan sebagai calon guru SMK dan tenaga memberikan pendampingan kepada lansia
ahli di bidang keilmuan dan keahlian dalam kehidupan keluarga di Posbindu
Pelayanan Sosial. Sebagaimana dirumuskan Gegerkalong Kota Bandung.
dalam KKNI, bahwa profil lulusan program
studi PKK sebagai berikut: (1) Calon
Pendidik pada jalur pendidikan formal, yaitu
guru SMK Bidang Keahlian Pekerjaan Pengumpulan data penelitian
Sosial. (2) Pendidik pada jalur pendidikan dikelompokkan dalam tiga tahap, yaitu:
nonformal, yaitu instruktur pada Lembaga a. Studi Pendahuluan
Pelatihan Pelayanan Lansia. (3) Penyuluh Pada studi pendahuluan
Asisten Pekerja Sosial. menggunakan teknik wawancara, observasi,
Dari fenomena di atas, maka dan studi dokumentasi untuk merancang
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian desain Model
yang berkaitan dengan pengembangan Pendampingan Lanjut Usia Berbasis Home
Model Pendampingan Lanjut Usia Berbasis Care.
Home care dalam implementasi pendidikan b. Pengembangan Model
vokasional. Masalah ini sangar erat Pada tahap pengembangan model,
kaitannya dengan pengembangan dilakukan analisis teoritis sampai
Pendidikan Kesejahteraan Keluarga pada menghasilkan model yang siap untuk
bidang keilmuan dan keahlian Pelayanan dilakukan validasi.
Sosial. c. Uji Model (Validasi Model)
Pada tahap validasi dilakukan uji
METODE PENELITIAN validasi ahli dan praktisi untuk
Pendekatan penelitian yang menghasilkan Model Pendampingan Lanjut
digunakan dalam penelitian ini adalah Usia Berbasis Home Care.
Research and Development (R&D). Teknik analisis data pada tahap
Langkah penelitian Research and studi pendahuluan, pengembangan dan
Development dalam penelitian ini meliputi validasi; temuan penelitian
tiga tahap, yaitu : (1) Studi Pendahuluan, (2) dideskripsikan dalam bentuk sajian data
Pengembangan Model dan (3) Uji Model naratif, kemudian dianalisis secara kualitatif.
(Validasi Model).

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Studi Pendahuluan
Pada tahap studi pendahuluan pendampingan kepada lansia didasarkan
dilakukan identifikasi kebutuhan atas kasih sayang, selain itu, kader juga
perancangan model pendampingan lansia memiliki tanggungjawab untuk ditugaskan
berbasis Home Care melalui wawancara dalam memberikan pendampingan kepada
kepada perwakilan kader Posbindu dan lansia, meskipun menjadi seorang kader
keluarga sebagai pendamping lansia di adalah pekerjaan sukarelawan.
Kelurahan Geger Kalong. Hasil studi 2. Sasaran Pendampingan Lansia
pendahuluan ini dideskripsikan sebagai Sasaran langsung dalam pendampingan
berikut: berbasis Home Care adalah keluarga
1. Tujuan Pendampingan Lansia sebagai pendamping lansia dan lansia
Tujuan keluarga sebagai sebagai anggota Posbindu di Kelurahan
pendamping lansia dalam melakukan Geger Kalong.
pendampingan adalah didasarkan pada kasih Sasaran tidak langsung dalam
sayang dan tanggung jawab terhadap orang pendampingan lansia berbasis Home Care
tua. Wawancara yang dilakukan kepada adalah kader Posbindu yang memberikan
keluarga sebagai pendamping lansia, pendampingan kepada lansia.
diperoleh temuan bahwa keluarga menyadari 3. Bentuk Pendampingan Lansia
betapa pentingnya peran keluarga dalam Bentuk pendampingan lansia terdiri
memberikan pendampingan kepada lansia. dari aspek fisik, sosial, mental dan spiritual.
Pendamping menyadari bahwa Bentuk pendampingan lansia dapat diuraikan
mendampingi lansia merupakan suatu sebagai berikut:
kewajiban yang harus dilakukan kepada a. Aspek Fisik
lansia, apalagi lansia itu sendiri merupakan Data terkait bentuk pendampingan
orang tua bagi pendamping, sehingga tujuan lansia dalam aspek fisik dapat diuraikan
pendampingan lansia didasarkan atas balas sebagai berikut:
budi dan kasih sayang. Temuan tersebut 1) Makanan lansia yaitu
sejalan dengan pengertian home care a) Menyiapkan makanan lansia;
service menurut Depsos (2007), adalah b) Pendampingan saat lansia
bentuk pelayanan pendampingan dan makan;
perawatan sosial lansia di rumah sebagai c) Jenis makanan;
wujud perhatian terhadap lansia dengan d) Makanan pokok yang disukai
mengutamakan masyarakat berbasis lansia;
keluarga. e) Makanan protein hewani dan
Tujuan kader atau pendamping di nabati yang disukai lansia;
Posbindu dalam memberikan
f) Sayuran dan buah-buahan yang 3) Mendampingi lansia ketika
disukai lansia; dan berpartisipasi dalam kegiatan
g) Susu yang disukai lansia. masyarakat.
2) Pakaian lansia yaitu c. Aspek Mental
a) Menyiapkan pakaian lansia; Aspek mental terbagi menjadi tiga
b) Pendampingan saat lansia bagian, yaitu kecerdasan intelektual,
menggunakan pakaian. kecerdasan emosional dan kecerdasan moral.
3) Badan/kulit lansia yaitu Data terkait bentuk pendampingan lansia
a) Menyiapkan alat dan bahan dalam aspek mental dapat diuraikan sebagai
mandi lansia; berikut:
b) Pendampingan saat lansia 1) Membantu lansia mengingat kegiatan
mandi; sehari-hari;
c) Merawat gigi lansia; 2) Membantu lansia mengingat momen
d) Merawat rambut lansia; dan peristiwa penting;
e) Merawat kuku lansia. 3) Melibatkan lansia ketika terjadi
4) Pendampingan untuk kamar tidur peristiwa penting dalam keluarga;
lansia; 4) Membantu lansia agar tidak cepat
5) Pendampingan untuk membantu marah;
membersihkan BAK dan BAB 5) Membantu lansia agar tidak memiliki
lansia; sifat iri hati terhadap orang lain;
6) Pendampingan mobilisasi lansia; 6) Membantu lansia agar bersikap jujur;
7) Pendampingan gerak badan lansia; dan
8) Pendampingan mencegah bahaya 7) Membantu lansia mengingat barang
jatuh pada lansia; sendiri dan barang orang lain.
9) Merawat kesehatan lansia; d. Aspek Spiritual
10) Memberikan pertolongan pada sakit Data terkait bentuk pendampingan
atau luka ringan lansia lansia dalam aspek spiritual dapat diuraikan
b. Aspek Sosial sebagai berikut:
Data terkait bentuk pendampingan 1) Membantu mengingatkan lansia
lansia dalam aspek sosial dapat diuraikan untuk shalat
sebagai berikut: 2) Pendampingan lansia
1) Mengajak lansia berbicara atau melaksanakan ibadah puasa
berkomunikasi; 3) Pendampingan agar lansia terbiasa
2) Mengajak lansia melakukan untuk mengaji di rumah
rekreasi; dan 4) Pendampingan agar lansia
mengikuti pengajian di sekitar
rumah
1. Tujuan Program Pendampingan
B. Model Pendampingan Lanjut Usia berbasis Home Care
Berbasis Home Care Tujuan program pendampingan
Model Pendampingan Lanjut Usia dirumuskan bukan hanya untuk memenuhi
Berbasis Home Care dirancang dalam kebutuhan lansia pada saat tertentu, namun
bentuk program pendampingan berbasis yang terpenting dapat menciptakan
Home Care bagi lansia tidak potensial, suasana yang
meliputi aspek fisik, sosial, mental dan menyenangkan seperti rasa aman, nyaman
spiritual. Program pendampingan berbasis dan tentram bagi lansia, sehingga lansia
Home Care dirancang setelah dapat menjalankan kehidupannya secara
mengidentifikasi kebutuhan perancangan wajar.
program yang telah dilakukan melalui Penelitian yang dilakukan
wawancara kepada perwakilan kader dan Setyaningrum (2012), menyimpulkan
keluarga sebagai pendamping lansia yang sebagai berikut:
tersebar di Kelurahan Geger Kalong. a. Upaya peningkatan pelayanan sosial bagi
Hasil expert judgement yang lansia melalui home care service
telah dilakukan oleh akademisi dan praktisi yang diselenggarakan oleh PSTW
Lembaga Pelayanan Lansia meliputi Yogyakarta Unit Budhi Luhur adalah
komponen perancangan program dengan memberikan sarana kebutuhan
pendampingan lansia, berbasis Home Care, pokok, memberikan sarana kesehatan,
yaitu: tujuan, sasaran, bentuk memberikan sarana spiritual/rohani,
pendampingan, dan pelaksana program. memberikan sarana bimbingan psikologi.
Revisi dan pengembangan desain Selain itu upaya peningkatan pelayanan
perancangan program pendampingan lansia sosial juga dilakukan dengan
berbasis Home Care dilakukan setelah memberikan motivasi kepada
mendapatkan hasil expert judgement dari keluarga/masyarakat sekitar lansia agar
akademisi dan praktisi lembaga pelayanan mereka merawat lansia dengan baik;
lansia. Hasil expert judgement ini b. Faktor pendukung dari program upaya
dijadikan rujukan untuk pengembangan peningkatan pelayanan sosial bagi lansia
rancangan program pendampingan lansia melalui home care service anatara
berbasis Home Care dalam implementasi lain: adanya SDM yang berkemampuan,
pendidikan vokasional. tersedianya dana dari pemerintah, dan
Program pendampingan lansia adanya dukungan dari keluarga lansia.
berbasis Home Care mencakup komponen
sebagai berikut:
Tujuan program pendampingan 2. Sasaran Program Pendampingan
lansia berbasis Home Care dalam berbasis Home Care
implementasi pendidikan vokasional, Sasaran program
sebagai berikut: pendampingan lansia berbasis Home Care,
a. Meningkatkan peran serta keluarga dan diantaranya sebagai berikut:
masyarakat dalam upaya meningkatkan a. Sasaran langsung, yaitu lansia sebagai
kesejahteraan lansia di lingkungan anggota Posbindu Miana VIII Kelurahan
keluarga lansia itu sendiri; Geger Kalong yang tinggal sendiri atau
b. Meningkatkan kerjasama dan partisipasi dengan keluarga, baik keluarganya
aktif Posbindu dan keluarga dalam sendiri atau pun dengan keluarga
pelayanan pendampingan lansia di pengganti.
keluarga; b. Sasaran tidak langsung, yaitu:
c. Memberikan pendampingan terhadap 1) Keluarga sebagai pendamping lansia;
lansia yang mempunyai hambatan fisik, 2) Kader Posbindu sebagai pendamping
mental, sosial, ekonomi dan spiritual, lansia di Posbindu Miana VIII
sehingga lansia dapat mengatasi Kelurahan Geger Kalong;
masalahnya dan dapat hidup secara 3) Masyarakat di lingkungan sekitar
wajar; RW. 08 Kelurahan Geger Kalong.
d. Meningkatkan kemampuan lansia untuk 3. Bentuk Program Pendampingan
menyesuaikan diri dengan lingkungan berbasis Home Care
keluarga dan masyarakat dimana ia Bentuk program pendampingan
tinggal; serta berbasis Home Care bagi lansia, terdiri dari
e. Menciptakan suasana yang aspek fisik, sosial, mental dan spiritual.
menyenangkan seperti rasa aman, Pelaksanaan bentuk program pendampingan
nyaman dan tentram bagi lansia dalam berbasis Home Care dapat diuraikan
kehidupan keluarga sehari- hari. sebagai berikut.

Bentuk Jenis
No. Operasional Prosedur
Pendampingan Pendampingan
1. Aspek Fisik a. Penyelenggaraan 1) Pendamping menyiapkan makanan
Makanan lansia sesuai kebutuhan gizi dan kondisi
lansia.
2) Menghidangkan makanan setiap waktu
makan.
3) Pendamping membimbing lansia saat
makan.
b. Pakaian lansia
1) Pendamping mencuci, menyetrika dan
menyimpan pakaian dan lenan
tidur lansia.
2) Pendamping menyiapkan pakaian lansia
yang akan digunakan.
3) Pendamping membantu
mengenakan pakaian.
4) Pendamping mengganti lenan tidur
c. Kebersihan diri seminggu sekali.
lansia
 Mandi 1) Pendamping menyiapkan alat dan obat-
obatan mandi lansia.
2) Pendamping memandikan lansia dengan
sentuhan kasih sayang.
3) Pendamping memberi obat penghangat
 Kebersihan badan sambil di- massage.
mulut lansia
4) Pendamping membimbing lansia untuk
membersihkan mulut (menggosok
gigi/gigi palsu dan lidah).
5) Pendamping menyiapkan air garam
hangat kuku untuk membersihkan lendir
dengan menggurah mulut lansia
 Kebersihan (dilakukan 1 minggu sekali).
kepala lansia
6) Pendamping membantu keramas
(dilakukan seminggu sekali).
7) Pendamping memberikan vitamin pada
rambut lansia dan
menyisirnya.
8) Pendamping memberikan obat tetes
 Kebersihan mata kepada lansia.
kuku lansia 9) Pendamping membersihkan telinga
lansia.

d. Mobilisasi lansia 10) Pendamping memotong kuku tangan


 Olah Raga dan kuku kaki lansia (dilakukan 1 bulan
sekali).

1) Pendamping membimbing lansia untuk


menggerakkan badan sambil duduk di
kursi roda/kursi biasa (menggerakan
kepala ke kiri – ke kanan, ke atas – ke
bawah, mengangkat tangan, memutar,
mengangkat kaki, memutar mutar
pergelangan kaki).
2) Aktivitas no. 1 dapat dilakukan sambil
berdiri berpegangan pada kursi atau
tempat tidur.
 Alat bantu 3) Pendamping membimbing lansia
lansia melakukan olah napas.
4) Pendamping mendampingi lansia saat
mengikuti olah raga yang

 Posisi duduk
diselenggarakan Posbindu.

 Posisi tidur 5) Pendamping mendampingi / membantu


lansia saat berjalan-jalan atau mau ke
kamar mandi dengan menggunakan
 Posisi tongkat, kursi roda, kruk dan walker.
berjalan

6) Pendamping mengkondisikan agar lansia


duduk dengan posisi tegak namun santai
dan tidak membungkuk.
 Posisi berdiri

7) Pendamping mengarahkan agar lansia


tidur dengan posisi yang benar.

e. Kebersihan
kamar tidur 8) Pendamping mengarahkan agar lansia
lansia berjalan dengan posisi tegak dan
melihat ke depan.
9) Pendamping mendampingi lansia ketika
berjalan, terutama saat menaiki tangga.

f. Kesehatan lansia 10) Pendamping membantu lansia dari


 Obat-obatan posisi duduk ke posisi berdiri secara
perlahan. Pendamping
mengarahkan agar lansia berdiri dengan
posisi tegak dan tidak membungkuk.

1) Pendamping mengganti lenan tidur


seminggu sekali.
2) Pendamping menyapu dan mengepel
lantai kamar tidur lansia setiap hari.
Pendamping menjemur kasur, bantal,
dan guling tidur lansia sebanyak satu
bulan sekali.

1) Pendamping menyiapkan alat dan obat-


obatan:
 Menjaga a) alat mandi (handuk besar, handuk
kebersihan kecil, sikat gigi, gunting kuku, sisir
kamar mandi rambut).
b) obat-obatan non medis (sabun mandi,
pasta gigi non detergen, shampoo,
vitamin rambut, kayu putih/minyak
telon, minyak massage, cream,
 Pertolongan pada sabun cuci muka, minyak but-but,
gejala sakit ringan inhaler, dll).
c) obat medis yang diberikan dokter
(sesuai kondisi sakit lansia)..
d) pakaian hangat, syal.
2) Pendamping memberikan obat
sesuai petunjuk dokter.
3) Pendamping membawa lansia untuk
mengecek kesehatannya di Posbidu (1
bulan sekali).

4) Pendamping menjaga kebersihan kamar


mandi dengan cara menyikatnya setiap
hari dgn menggunakn obat anti septik
dan lantai kamar mandi harus selalu
kering.
5) Pendamping memasang pewangi kamar
mandi.

6) Pendamping memberikan
pertolongan pertama atau melakukan
P3K apabila ada luka pada lansia.
7) Pendamping memberikan
pertolongan pada gejala sakit ringan
yang dialami lansia, seperti sakit panas
dan sesak nafas.

2. Aspek Sosial a. Komunikasi 1) Pendamping mengajak lansia berbicara


sosial lansia atau berkomunikasi.
 Keluarga 2) Pendamping mendengarkan dan
lansia menanggapi pembicaraan lansia.
 Teman 3) Pendamping mengajak lansia untuk
sebaya lansia bergaul dengan lingkungan sekitar
 Masyarakat lansia.
lingkungan 4) Pendamping mendampingi lansia
sekitar lansia melakukan hubungan sosial secara
b. Keikutsertaan interpersonal dalam keluarga,
atau partisipasi kelompok sebaya dan masyarakat
lansia dalam lingkungan dimana lansia tinggal.
kegiatan 5) Melibatkan lansia ketika terjadi
masyarakat peristiwa penting, baik dalam
c. Rekreasi lansia lingkungan keluarga dan lingkungan
masyarakat
6) Pendamping meminta nasihat lansia,
baik untuk kepentingan keluarga dan
kepentingan masyarakat
7) Pendamping mendampingi lansia ketika
berpartisipasi dalam kegiatan
masyarakat
8) Pendamping mengajak lansia untuk
melakukan rekreasi. Rekreasi di rumah
dalam bentuk makan bersama, olahraga
bersama, berbelanja, mengunjungi
rumah
sanak saudara, mengunjungi tempat
wisata, rekreasi ke luar rumah.

3. Aspek Mental a. Kecerdasan 1) Pendamping mengingatkan lansia terkait


intelektual kegiatan sehari-hari, seperti mandi,
makan, solat dan mengingat
jadwal pergi ke Posbindu.

2) Pendamping membantu lansia


mengingat momen / peristiwa penting
yang dialaminya.
3) Pendamping membantu lansia
mengingat barang sendiri dan barang
orang lain.
b. Kecerdasan
emosional 1) Pendamping mambantu
menenangkan emosi lansia dengan
selalu ber-istigfar, mengingat Allah
SWT.
2) Pendamping membantu lansia supaya
c. Kecerdasan lebih sabar.
moral
1) Pendamping mengingatkan lansia untuk
bersikap jujur dalam kehidupan sehari-
hari.
2) Pendamping mengingatkan lansia
untuk bisa membedakan yang baik dan
buruk.
4. Aspek Spiritual/ Bimbingan 1) Pendamping membimbing/
keagamaan Keagamaan mengingatkan lansia untuk selalu ber-
tasbih, tahmid, membaca Asmaul
husna.
2) Pendamping membimbing lansia
membaca Al-quran, mendengarkan
lantunan ayat suci Al-quran dan artinya.
3) Pendamping mengingatkan,
memotivasi / membimbing lansia
melaksanakan salat 5 waktu, membaca
Al-Qur’an, puasa wajib, puasa sunah,
zakat, sedekah, dan infak.
3) Pendamping membimbing,
mengingatkan, memberi contoh tentang
cara beribadah sesuai syariat agama,
seperti salat, membaca Al-Qur’an,
puasa wajib, puasa sunah, zakat,
sedekah, dan infak.
4) Pendamping mengajak,
mengingatkan lansia untuk selalu
bersyukur, bertaubat, bersabar, tawakal
dan ikhlas pada ketentuan Alloh SWT
serta mengikuti perintah- Nya dan
menjauhi larangan-Nya.
5) Pendamping meminta nasehat lansia
untuk menciptakan suasana saling
membina rasa cinta dan kasih sayang
dalam kehidupan keluarga, saling
menunaikan hak dan
kewajiban, saling menghormati serta
menghargai antara sesama anggota
keluarga.
6) Pendamping mengajak,
mengingatkan lansia untuk berbuat baik
kepada orang lain, menjaga tali
persaudaraan, saling menghormati dan
menghargai serta menghormati nilai dan
norma yang berlaku di lingkungan
masyarakat.
7) Pendamping mengajak,
mengingatkan dan mendampingi lansia
untuk tidak membuang sampah
sembarangan dan menjaga lingkungan.

Bentuk pendampingan ini sejalan dengan mempersiapkan diri untuk kondisi yang
pendapat Taviyanda dan Siswanto (2016), menurun, mempersipkan diri untuk pensiun,
bahwa peran keluarga dalam perawatan membina hubungan baik dengan sesama
lanjut usia antara lain menjaga atau merawat lansia dan masyarakat dengan keadaan
lansia, mempertahankan dan meningkatkan nyaman, mempersiapkan
status mental, mengantisipasi perubahan kehidupan baru sebagai lansia dan
status sosial ekonomi serta memberikan mempersiapkan untuk kematian pasangan
motivasi dan memfasilitasi kebutuhan maupun kematian diri sendiri.
spiritual bagi lansia. Pelaksana utama
program pendampingan KESIMPULAN
lansia berbasis Home Care adalah keluarga 1. Perancangan model pendampingan
lansia, karena keluarga memiliki peran Lanjut Usia berbasis Home Care
penting dalam memberikan pendampingan dalam implementasi pendidikan
kepada lansia. Sebagaimana yang vokasional dirancang dalam bentuk
dikemukakan oleh Harris (Baroroh, 2015), program pendampingan yang diawali
bahwa keluarga merupakan orang terdekat dengan melakukan diidentifikasi
yang secara spontan akan mengambil bagian kebutuhan.
menjadi care giver, ketika keluarga yang 2. Program pendampingan Lanjut Usia
dicintainya berbasis Home Care dalam
membutuhkannya. Keluarga perlu implementasi pendidikan
membantu lansia untuk menyesuaikan vokasional dirancang terdiri dari
dirinya terhadap tugas perkembangan yang komponen: tujuan, sasaran, bentuk
harus dilakukan, seperti: pendampingan, dan pelaksana program
pendampingan.
3. Bentuk program pendampingan Dinas Sosial (2007). Petunjuk Teknis
meliputi aspek fisik, sosial, mental dan Pelaksanaan Pelayanan Home
spiritual; yang dapat care. Yogyakarta: Dinas Sosial.
diimplementasikan dalam Setyaningrum, N. (2012). Upaya
kehidupan keluarga oleh caregiver Peningkatan Pelayanan Sosial Bagi
atau anggota keluarga sebagai Lansia Melalui Home Care Service
pendamping lansia. di Panti Sosial Tresna Werdha
(PSTW) Yogyakarta Unit Budhi
Luhur. Yogyakarta: Program Studi
DAFTAR PUSTAKA Pendidikan Luar Sekolah, Jurusan
Bagian Peraturan Perundang-undangan Biro Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas
Hukum & Humas BPKP. (2014). Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri
Peraturan Pemerintah Republik Yogyakarta.
Indonesia Nomor 43 Tahun 2004
Taviyanda, D. dan Siswanto, A. (2016).
tentang Pelaksanaan Upaya
Penerapan Fungsi Afektif Keluarga
Peningkatan Kesejahteraan Sosial
pada Lansia dalam Pemenuhan
Lanjut Usia. Diakses dari
Activity Daily Living. Jurnal Penelitian
http://www.bpkp.go.id/uu/filedownlo
Keperawatan, 2, hlm. 144-149.
ad/4/61/968.bpkp. pada tgl 5 Maret
Tim Pengembang Kurikulum UPI. (2012).
2016.
Rambu-
Rambu Pengembangan Kurikulum
Baroroh, D. B. (2015). Peran Keluarga
UPI. Bandung: UPI.
Sebagai Care Giver Terhadap
Pengelolaan Aktifitas pada Lansia
dengan Pendekatan NIC (Nursing
Intervention Classification) dan
NOC (Nursing
Outcome Classification).
3, hlm. 141-151.
Depsos RI (2007). Kepmensos RI Nomor:
4/PRS-
3/KPTS/2007 tentang Pedoman
Pelayanan Sosial Lansia dalam
Panti. Jakarta: Depsos RI.
(2009). Standarisasi
Pelayanan Sosial Lansia
Luar Panti. Jakarta:
Depsos RI.

Anda mungkin juga menyukai